Anda di halaman 1dari 24

TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA TAHAP 4

( KELUARGA DENGAN ANAK SEKOLAH)

DISUSUN OLEH

KELOMPOK IV :

1 HERLENA 6 WIWIEK DESTU NARSI


2 ICA MIFTAHUL JANNAH 7 NOVITA SARI
3 HUMAINI 8 WINDI WIDIARTINI
4 M. SUHENDRI WIJAYA 9 ZAENUL PAJRI
5 M. FAHRUL 10 NUR HIKMAH

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDY PENDIDIKAN NERS
JENJANG S1 ILMU KEPERAWATAN
MATARAM 2022
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Program Indonesia Sehat merupakan rencana strategis Kementrian Kesehatan
tahun 2015-2019 yang dilakukan melalui pendekatan keluarga, disingkat PIS-PK. Pada
program PIS-PK, pendekatan keluarga menjadi salah satu cara puskesmas meningkatkan
jangkauan dan sasaran dengan meningkatkan akses yankes di wilayahnya (mendatangi
keluarga). Tujuan pendekatan keluarga salah satunya adalah untuk meningkatkan akses
keluarga pada pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu. PIS-PK
dilaksanakan dengan ciri sasaran utama adalah keluarga,mengutamakan upaya promotif-
preventif, disertai penguatan upaya kesehatan berbasis masyarakat, kunjungan rumah
dilakukan secara aktif dan melalui pendekatan siklus kehidupan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja tipe keluarga dari pendataan tugas perkembangan tahap IV?
2. Apa saja struktur dari pendataan tugas perkembangan tahap IV?
3. Apakah fungsi keluarga dari tugas perkembangan tahap IV berjalan atau tidak?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tipe keluarga dari pendataan tugas perkembangan tahap IV
2. Untuk mengetahui apa saja struktur dari pendataan tugas perkembangan tahap IV
3. Untuk mengetahui apakah fungsi keluarga dari tugas perkembangan tahap IV berjalan
atau tidak
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 KONSEP DASAR KELUARGA
2.1.1 Definisi
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
kebersamaan dan ikatan emosional dan mengidentifikasian diri mereka sebagai
bagian dari keluarga (Zakaria, 2017). .
Sedangkan menurut Depkes RI tahun 2000, keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan
tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling kebergantungan.
Duval dan Logan (1986 dalam Zakaria, 2017)mengatakan keluarga adalah
sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan
menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan pertumbuhan fisik, mental,
emosional serta sosial dari tiap anggota keluarganya.Dari hasil analisa Walls, 1986
(dalam Zakaria, 2017) keluarga sebagai unit yang perlu dirawat, boleh jadi tidak
diikat oleh hubungan darah atau hukum, tetapi berfungsi sedemikian rupa sehingga
mereka menganggap diri mereka sebagai suatu keluarga.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang
disatukan oleh ikatan perkawinan, kelahiran, adopsi dan boleh jadi tidak diikat oleh
hubungan darah dan hukum yang tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dengan
keadaan saling ketergantungan dan memiliki kedekatan emosional yang memiliki
tujuan mempertahankan budaya, meingkatkan pertumbuhan fisik, mental, emosional
serta sosial sehingga menganggap diri mereka sebagai suatu keluarga.
2.1.2 Tipe Keluarga
Menurut Nadirawati (2018) pembagian tipe keluarga adalah:
1. Keluarga Tradisional
a. Keluarga Inti (The Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari suami,
istri, dan anak baik dari sebab biologis maupun adopsi yang tinggal bersama
dalam satu rumah. Tipe keluarga inti diantaranya:
1) Keluarga Tanpa Anak (The Dyad Family) yaitu keluarga dengan suami dan
istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.
2) The Childless Family yaitu keluarga tanpa anak dikarenakan terlambat
menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya disebabkan
mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita.
3) Keluarga Adopsi yaitu keluarga yang mengambil tanggung jawab secara sah
dari orang tua kandung ke keluarga yang menginginkan anak.
b. Keluarga Besar (The Extended Fmily) yaitu keluarga yang terdiri dari tiga
generasi yang hidup bersama dalam satu rumah, contohnya seperti nuclear
family disertai paman, tante, kakek dan nenek.
c. Keluarga Orang Tua Tunggal (The Single-Parent Family) yaitu keluarga yang
terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak. Hal ini biasanya terjadi
karena perceraian, kematian atau karena ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan).
d. Commuter Family yaitu kedua orang tua (suami-istri) bekerja di kota yang
berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan yang bekerja
di luar kota bisa berkumpul dengan anggota keluarga pada saat akhir minggu,
bulan atau pada waktuwaktu tertentu.
e. Multigeneration Family yaitu kelurga dengan beberapa generasi atau kelompok
umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
f. Kin-Network Family yaitu beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu
tumah atau berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan
yang sama. Contohnya seperti kamar mandi, dapur, televise dan lain-lain.
g. Keluarga Campuran (Blended Family) yaitu duda atau janda (karena
perceraian) yang menikah kembali dan membesarkan anak dari hasil
perkawinan atau dari perkawinan sebelumnya.
h. Dewasa Lajang yang Tinggal Sendiri (The Single Adult Living Alone), yaitu
keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya
atau perpisahan (separasi), seperti perceraian atau ditinggal mati.
i. Foster Familyyaitu pelayanan untuk suatu keluarga dimana anak ditempatkan
di rumah terpisah dari orang tua aslinya jika orang tua dinyatakan tidak
merawat anak-anak mereka dengan baik. Anak tersebut akan dikembalikan
kepada orang tuanya jika orang tuanya sudah mampu untuk merawat.
j. Keluarga Binuklir yaitu bentuk keluarga setela cerai di mana anak menjadi
anggota dari suatu sistem yang terdiri dari dua rumah tangga inti.
2. Keluarga Non Tradisional
a. The Unmarried Teenage Motheryaitu keluarga yang terdiri dari orang tua
(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
b. The Step Parent Family yaitu keluarga dengan orang tua tiri.
c. Commune Family yaitu beberapa keluarga (dengan anak) yang tidak ada
hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber, dan fasilitas
yang sama, pengalaman yang sama; serta sosialisasi anak melalui aktivitas
kelompok/membesarkan anak bersama.
d. Keluarga Kumpul Kebo Heteroseksual (The Nonmarital Heterosexual
Cohabiting Family), keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan
tanpa melakukan pernikahan.
e. Gay and Lesbian Families, yaitu seseorang yang mempunyai persamaan seks
hidup bersama sebagaimana ‘marital partners’.
f. Cohabitating Family yaitu orang dewasa yang tinggal bersama diluar hubungan
perkawinan melainkan dengan alasan tertentu.
g. Group-Marriage Family, yaitu beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-
alat rumah tangga bersama yang saling merasa menikah satu dengan lainnya,
berbagi sesuatu termasuk seksual dan membesarkan anak.
h. Group Network Family, keluarga inti yang dibatasi aturan/nilainilai, hidup
berdekatan satu sama lain, dan saling menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
i. Foster Family, keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut
perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga aslinya.
j. Homeless Family, yaitu keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan
keadaan ekonomi dan atau masalah kesehatan mental.
k. Gang, bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam
kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
2.1.3 Struktur Keluarga
Beberapa ahli meletakkan struktur pada bentu/tipe keluarga, namun ada juga
yang menggambarkan subsitem-subsistemnya sebagai dimensi struktural. Struktur
keluarga menurut Friedman (2009) dalam Nadirawati (2018) sebagai berikut :
1. Pola dan Proses
Komunikasi keluarga merupakan suatu proses simbolik, transaksional untuk
menciptakan mengungkapkan pengertian dalam keluarga.
2. Struktur Kekuatan
Struktur keluarga dapat diperluas dan dipersempit tergantung pada kemampuan
keluarga untuk merespon stressor yang ada dalam keluarga.Struktur kekuatan
keluarga merupakan kemampuan (potensial/aktual) dari individu untuk
mengontrol atau memengaruhi perilaku anggota keluarga. Beberapa macam
struktur keluarga:
a. Legimate power/authority (hak untuk mengontrol) seperti orang tua terhadap
anak.
b. Referent power (seseorang yang ditiru) dalam hal ini orang tua adalah sesorang
yang dapat ditiru oleh anak.
c. Resource or expert power (pendapat, ahli, dan lain).
d. Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan
diterima).
e. Coercive power (pengaruh yang dipaksa sesuai dengan keinginannya).
f. Informational power (pengaruh yang dilalui melalui pesuasi)
g. Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi cinta kasih,
misalnya hubungan seksual).

Sedangkan sifat struktural di dalam keluarga sebagai berikut:


a. Struktur egilasi (demokrasi), yaitu dimana masing-masing anggota keluarga
memiliki hak yang sama dalam menyampaikan pendapat.
b. Struktur yang hangat, menerima, dan toleransi.
c. Struktur yang terbuka dan anggota yang terbuka (honesty dan authenticity),
struktur keluarga ini mendorong kejujuran dan kebenaran.
d. Struktur yang kaku, yaitu suka melawan dan bergantun pada peraturan.
e. Struktur yang bebas (permissiveness), pada struktur ini tidak adanya peraturan
yang memaksa.
f. Struktur yang kasar (abuse); penyiksaan, kejam dan kasar.
g. Suasana emosi yang dingin; isolasi dan sukar berteman.
h. Disorganisasi keluarga; disfungsi individu, stres emosional.
3. Struktur Peran
Peran biasanya meyangkut posisi dan posisi mengidentifikasi status atau tempat
sementara dalam suatu sistem sosial tertentu.
a. Peran-peran formal dalam keluarga
Peran formal dalam keluarga dalah posisi formal pada keluarga, seperti
ayah, ibu dan anak Setiap anggota keluarga memiliki peran masing-masing.
Ayah sebagai pemimpin keluarga memiliki peran sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, pemberi rasa aman bagi seluruh anggota keluarga, dan
sebagai anggota masyarakat atau kelompok sosial tertentu. Ibu berperan
sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak, pelidung
keluarga, sebagai pencari nafkah tambahan keluarga, serta sebagai anggota
masyarakat atau kelompok sosial tertentu. Sedangkan anak berperan sebagai
pelaku psikosoal sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial dan
spiritual.
b. Peran Informal kelauarga
Peran informal atau peran tertutup biasanya bersifat implisit, tidak
tampak ke permukaan, dan dimainkan untuk memenuhi kebutuhan emosional
atau untuk menjaga keseimbangan keluarga.
4. Struktur Nilai
Sistem nilai dalam keluarga sangat memengaruhi nilai-nilai masyarakat.
Nilai keluarga akan membentuk pola dan tingkah laku dalam menghadapi masalah
yang dialami keluarga. Nilai keluarga ini akan menentukan bagaimana keluarga
menghadapi masalah kesehatan dan stressor-stressor lain.
2.1.4 Fungsi Keluarga
Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu:

a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan
kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Komponen yang perlu dipenuhi oleh
keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al.,2010) :
1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan, saling menerima,
saling mendukung antar anggota keluarga.
2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui
keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim
positif maka fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan sepakat
memulai hidup baru.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan
menatap ayah, ibu dan orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam hal ini keluarga
dapat Membina hubungan sosial pada anak, Membentuk norma-norma tingkah
laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai budaya
keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber
daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk
memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga
adalah meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota
keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian,dan tempat tinggal.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan keperawatan,
yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau merawat anggota keluarga yang
sakit. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup
menyelesaikan masalah kesehatan.
Fungsi keluarga menurut Friedman (2003) dalam Nadirawati (2018) sebagai berikut:
1. Fungsi afektif dan koping; dimana keluarga memberikan kenyamanan emosional
anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas, dan mempertahankan
saat terjadi stres.
2. Fungsi sosialisasi; keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap,
dan mekanisme koping, memberikan feedback dan saran dalam penyelesaian
masalah.
3. Fungsi reproduksi; dimana keluarga melanjutkan garis keturunannya dengan
melahirkan anak.
4. Fungsi ekonomi; keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarga dan
kepentingan di masyarakat.
5. Fungsi pemeliharaan kesehatan; keluarga memberikan keamanan dan kenyamanan
lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat juga
penyembuhan dari sakit.
2.1.5 Tugas Keluarga
Tugas kesehatan keluarga menurut Bsilon dan Maglalaya (2009) :
1. Mengenal masalah kesehatan
Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahanperubahan yang
dialami anggota keluarga.Dan sejauh mana keluarga mengenal dan mengetahui
fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala,
faktor penyebab dan yang mempengaruhinya, serta persepsi keluarga terhadap
masalah kesehatan.
2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Hal ini meliputi sejauh mana kemampuan keluarga mengenal sifat dan
luasnya masalah. Apakah keluarga merasakan adanya masalah kesehatan,
menyerah terhadap masalah yang dialami, adakah perasaan takut akan akibat
penyakit, adalah sikap negatif terhadap masalah kesehatan, apakah keluarga dapat
menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, kepercayaan keluarga terhadap tenaga
kesehatan, dan apakah keluarga mendapat informasi yang benar atau salah dalam
tindakan mengatasi masalah kesehatan
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarganya yang sakit,
keluarga harus mengetahui beberapa hal seperti keadaan penyakit, sifat dan
perkembangan perawatan yang dibutuhkan, keberadaan fasilitas yang diperlukan,
sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang bertanggung
jawab, finansial, fasilitas fisik, psikososial), dan sikap keluarga terhadap yang
sakit.
4. Memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
Hal-hal yang harus diketahui oleh keluarga untuk memodifikasi lingkungan
atau menciptakan suasana rumah yang sehat yaitu sumbersumber keluarga yang
dimiliki, manfaat dan keuntungan memelihara lingkungan, pentingnya dan sikap
keluarga terhadap hygiene sanitasi, upaya pencegahan penyakit.
5. Merujuk pada fasilitas kesehatan masyarakat
Hal-hal yang harus diketahui keluarga untuk merujuk anggota keluarga ke
fasilitas kesehatan yaitu keberadaan fasilitas keluarga, keuntungankeuntungan
yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan keluarga dan
adanya pengalaman yang kurang baik terhadap petugas dan fasilitas kesehatan,
fasilitas yang ada terjangkau oleh keluarga.
2.1.6 Teori Perkembangan Keluarga
Salah satu teori perkembangan keluarga adalah keluarga berkembang dari
waktu-kewaktu dengan pola secara umum dan dapat diprediksi (Zakaria, 2017).
Paradigma siklus kehidupan ialah menggunakan tingkat usia, tingkat sekolah dan
anak paling tua sebagai tonggak untuk interval siklus kehidupan (Duvall dan Miller,
1987 dalam Zakaria, 2017)
Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan keluarga dibagi
menjadi 8 :
a. Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan
keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu membina hubungan intim yang
memuaskan, menetapkan tujuan bersama, membina hubungan dengan keluarga lain,
mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB, persiapan menjadi orangtua dan
memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orangtua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing)
Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan menimbulkan krisis
keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain yaitu adaptasi
perubahan anggota keluarga, mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan
pasangan, membagi peran dan tanggung jawab, bimbingan orangtua tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak, serta konseling KB post partum 6 minggu.
c. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan kebutuhan pada
anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial)
dan merencanakan kelahiran berikutnya.
d. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)
Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan keluarga
seperti membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, mendorong
anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual, dan menyediakan aktifitas
anak.
e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan terhadap
remaja, memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkan perubahan sistem peran
dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang
anggota keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan
menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam
keluarganya.
g. Keluarga usia pertengahan (middle age family)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih banyak
waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan waktu santai, memulihkan
hubungan antara generasi muda-tua,serta persiapan masa tua.
h. Keluarga lanjut usia
Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti penyesuaian tahap
masa pensiun dengan cara merubah cara hidup, menerima kematian pasangan, dan
mempersiapkan kematian, serta melakukan life review masa lalu.
2.1.7 Tahapan Tugas Perkembangan Keluarga
1. Tahap dan perkembangan keluarga
a. Tahap keempat keluarga dengan anak usia sekolah (families with children)
Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah pada
usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini keluarga mencapai
jumlah anggota keluarga maksimal, sehngga keluarga sangat sibuk. Selain
aktifitas di sekolah, masing-masing anak memiliki aktifitas dan minat sendiri
demikian pula orang tua yang mempunyai aktifitas berbeda dengan anak.
Untuk itu, keluarga perlu bekerja sama untuk mencapai tugas perkembangan.
Pada tahap ini keluarga (orang tua) perlu belajar berpisah dengan anak,
memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi, baik aktifitas di sekolah
maupun di luar sekolah.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah sebagai berikut :

1) Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak, pendidikan dan


semangat belajar
2) Tetap mempertahanan hubungan yang harmonis dalam perkawinan
3) Mendorong anak unuk mencapai pengembangan daya intelektual
4) Menyediakan aktifitas untuk anak
5) Manyesuaikan pada aktifitas komunitas dengan mengikutsertakan
anak.
BAB III

HASIL PENGUMPULAN DATA

A. STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA


1. Distribusi penduduk berdasarkan usia

No USIA JUMLAH PERSENTASE


1 0-12 Bulan - -
2 1-5 Tahun 4 11%
3 6-12 Tahun 10 28%
4 13-21 Tahun 2 6%
5 22-45 Tahun 17 49%
6 46-60 Tahun 2 6%
JUMLAH 35 100%

2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

No PEKERJAAN JUMLAH PERSENTASE


1 Pegawai Negeri 3 8,5%
2 Buruh lepas 6 17%
3 Karyawan Swasta - -
4 Pengusaha - -
5 IRT 9 26%
6 Pelajar/Mahasiswa 14 40%
7 Tidak sekolah 3 8,5%
JUMLAH 35 100%
3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan

No PENDIDIKAN JUMLAH PERSENTASE


1 Perguruan Tinggi 3 8,5%
2 SMA/SMK/MA 10 28%
3 SMP/MTs 2 6%
4 SD 16 46%
5 TK 3 8,5%
6 Tidak Sekolah 1 3%
JUMLAH 35 100%

4. Pendidikan Kepala Keluarga

No Pendidikan Jumlah persentase


1 Perguruan Tinggi 3 30
2 SMA/SMK/MA 3 30
3 SMP/MTs 1 10
4 SD 3 30
Jumlah 10 100%

5. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No JENIS KELAMIN JUMLAH PERSENTASE


1 Laki-laki 16 46%
2 Perempuan 19 54%
JUMLAH 35 100%
6. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama

No AGAMA JUMLAH PERSENTASE


1 Islam 35 100%
2 Kristen 0 0
3 Katolik 0 0
4 Hindu 0 0
5 Budha 0 0
JUMLAH 35 100%

7. Tipe Keluarga

No Tipe keluarga Jumlah Persentase


1 Nuclear Family 10 100%
2 Extended Family - -
3 Dyad - -
4 Single Parent - -
5 Single Adhul - -
Jumlah 10 100 %

8. Persentase Kuesioner
a. Table 3.1 Data Umum

No Pertanyaan Ya Tidak % %
1 Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial
anak, pendidikan , dan semangat belajar.
a) Apakah keluarga menyedikan waktu
untuk anak bermain? 8 2 16 % 4%
b) Apakah anda dan keluarga mengikutkan 9 1 18 % 2%
anak dalam lomba yang berkaitan dengan
pendidikan, seperti olimpiade ?
c) apakah anda mengikutsertakan anak anda 7 3 14 % 6%
dalam kegiatan meningkatkan
kemampuan belajar anak seperti les
privat?
d) Apakah anda selalu memantau 9 1 18 % 2%
perkembangan anak anda di sekolah
seperti menanyakan pada gurunya?
e) Apakah anda selalu memotivasi anak 8 2 16 % 4%
anda dalam meningkatkan prestasi / lebih
giat belajar?
Jumlah 82% 16 %
2 Tahap mempertahankan hubungan harmonis
dalam perkawinan
a) Apakah anda dan keluarga meluangkan
waktu untuk liburan bersama keluarga? 8 2 20 % 5%
b) Apakah anda selalu meluangkan waktu 9 1 22,5 % 2,5%
untuk makan bersama keluarga?
c) Apakah anda memiliki cukup waktu 7 3 17,5 % 7,5 %
bersama pasangan setelah bekerja ?
d) Apakah anda dan keluarga selalu
melaksanakan ibadah bersama seperti
shalat berjama’ah? 6 4 15 % 10 %
Jumlah 75 % 25 %
3 Mendorong anak untuk mencapai
perkembangan intelektual 8 2 20% 5%
a) Apakah keluarga sering mengajarkan
anak untuk bertutur kata yang baik dan
sopan kepada orang lain? 9 1 22,5 % 2,5 %
b) Apakah anak tertarik dengan pemberian
tarbiah ruhiyah (pendidikan agama) yang
di berikan? 9 1 22,5 % 2,5 %
c) Apakah keluarga melatih anak untuk
memahami cara bertukar pandang dengan
orang lain? 8 2 20% 5%
d) Apakah anda melakukan pendekatan
rohani dengan anak?
Jumlah 85 % 15 %
4 Menyediakan aktivitas pada anak
a) Apakah keluarga menyiapkan waktu 7 3 17,5 % 7,5 %
khusus untuk anak melakukan aktivitas
bermain ?
b) Apakah keluarga menyiapkan waktu untuk 9 1 22,5% 2,5%
anak melakukan aktivitas belajar?
c) Apakah keluarga menyediakan waktu
untuk anak melaksanakan ibadah seperti 8 2 20 % 5%
shalat, mengaji dll?
d) Apakah anak sering dilibatkan dalam
membantu pekerjaan rumah (menyapu, 6 4 15 % 10 %
cuci piring, dll)?
Jumlah 75 % 25 %
5 Menyesuaikan pada aktivitas komunitas
dalam mengikutsertakan anak
a) Apakah anak di libatkan dalam aktivitas
komunitas, seperti melibatkan anak 8 2 20% 5%
pembagian makanan di bulan puasa?
b) Apakah anak anda sering berpatisipasi
dalam kegiatan yang di adakan 8 2 20% 5%
dilingkungan, seperti acara 17-an?
c) Apakah anak diikutsertakan berpartisipasi
8 2 20% 5%
dalam melaksanakan maulid nabi?
d) Apakah anak diikutksertakan dalam bakti 9 1 22,5% 2,5%
sosial (gotong royong) ?
Jumlah 82,5 % 17,5 %
Kesimpulan: Hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa sebagian besar KK
menjalankan tugas perkembangan keluarga dengan jumlah 8 KK (80%) sudah
menjalankan tugas perkembangan keluarga dan sebagian kecil dari Kepala Keluarga
yaitu sejumlah 2 KK tidak menjalankan tugas perkembangan keluarga tahap IV.
Table 3.1 diatas menunjukkan bahwa sebagain besar KK menjalankan tugas
perkembangan keluarga dengan persentase dengan jumlah 8 KK (80%) dan sebagain
kecil KK tidak menjalankan tugas perkembangan keluarga sejumlah 2 KK (20%).

Data Berdasarkan Indikator


b. Table 3.2 Ditribusi frekuensi tugas perkembangan keluarga berdasarkan indikator I

No Pertanyaan Ya Tidak % %
1 Apakah keluarga menyedikan waktu 8 2 16 4
untuk anak bermain?
2 Apakah anda dan keluarga mengikutkan 9 1 18 2
anak dalam lomba yang berkaitan dengan
pendidikan, seperti olimpiade ?
3 apakah anda mengikutsertakan anak anda 7 3 14 6
dalam kegiatan meningkatkan
kemampuan belajar anak seperti les
privat?
4 Apakah anda selalu memantau 9 1 18 2
perkembangan anak anda di sekolah
seperti menanyakan pada gurunya?
5 Apakah anda selalu memotivasi anak 8 2 16 4
anda dalam meningkatkan prestasi / lebih
giat belajar?
Jumlah 82% 16%
Kesimpulan:
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa untuk tugas perkembangan
keluarga indicator I sebagian besar KK sudah menjalankan fungsi dengan jumlah
82% dan sebagian kecil tidak menjalankan fungsi dengan jumlah 16% pada indicator
perta ma.
c. Table 3.3 Distribusi tugas perkembangan keluarga berdasarkan indikator ke II

No Pertanyaan Ya Tidak % %
1 Apakah anda dan keluarg a meluangkan 8 2 20 5
waktu untuk liburan bersama keluarga?
2 Apakah anda selalu meluangkan waktu 9 1 22,5 2,5
untuk makan bersama keluarga?
3 Apakah anda memiliki cukup waktu 7 3 17,5 7,5
bersama pasangan setelah bekerja ?
4 Apakah anda dan keluarga selalu 6 4 15 10
melaksanakan ibadah bersama seperti
shalat berjama’ah?
Jumlah 75 25
Kesimpulan:

Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar KK menjalankan


tugas perkembangan keluarga indicator ke II dengan jumlah 75% dan sebagian kecil
tidak menjalankan fungsi dengan jumlah 25%.
d. Table 3.4 Distribusi tugas perkembangan keluarga berdasarkan indikator ke III

No Pertanyaan Ya Tidak % %
1 Apakah keluarga sering mengajarkan anak 8 2 20 5
untuk bertutur kata yang baik dan sopan
kepada orang lain?
2 Apakah anak tertarik dengan pemberian 9 1 22,5 2,5
tarbiah ruhiyah (pendidikan agama) yang
di berikan?
3 Apakah keluarga melatih anak untuk 9 1 22,5 2,5
memahami cara bertukar pandang dengan
orang lain?
4 Apakah anda melakukan pendekatan 8 2 20 5
rohani dengan anak?
Jumlah 85 15
Kesimpulan:
Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar KK menjalankan
tugas perkembangan keluarga indicator ke III dengan jumlah 85% dan sebagian kecil
tidak menjalankan fungsi dengan jumlah 15%.
e. Table 3.5 Distribusi tugas perkembangan keluarga berdasarkan indikator ke IV

No Pertanyaan Ya Tidak % %
1 Apakah keluarga menyiapkan waktu 7 3 17,5 7,5
khusus untuk anak melakukan aktivitas
bermain ?
2 Apakah keluarga menyiapkan waktu untuk 9 1 22,5 2,5
anak melakukan aktivitas belajar?
3 Apakah keluarga menyediakan waktu 8 2 20 5
untuk anak melaksanakan ibadah seperti
shalat, mengaji dll?
4 Apakah anak sering dilibatkan dalam 6 4 15 10
membantu pekerjaan rumah (menyapu,
cuci piring, dll)?
Jumlah 75 25

Kesimpulan:

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar KK menjalankan


tugas perkembangan keluarga indicator ke IV dengan jumlah 75% dan sebagian kecil
tidak menjalankan fungsi dengan jumlah 25%.
a. Table 3.6 Distribusi tugas perkembangan keluarga berdasarkan indikator ke V

No Pertanyaan Ya Tidak % %
1 Apakah anak di libatkan dalam aktivitas 8 2 20 5
komunitas, seperti melibatkan anak
pembagian makanan
2 Apakah anak anda sering berpatisipasi 8 2 20 5
dalam kegiatan yang di adakan
dilingkungan, seperti acara 17-an?
3 Apakah anak diikutsertakan berpartisipasi 8 2 20 5
dalam melaksanakan maulid nabi?
4 Apakah anak diikutksertakan dalam bakti 9 1 22,5 2,5
sosial (gotong royong) ?
Jumlah 82,5 17,5
Kesimpulan:
Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar KK menjalankan
tugas perkembangan keluarga indicator ke V dengan jumlah 82,5% dan sebagian
kecil tidak menjalankan fungsi dengan jumlah 17,5%.
BAB IV

PEMBAHASAN

3.1 Hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa sebagian besar KK menjalankan tugas
perkembangan keluarga dengan jumlah 8 KK (80%), kondisi ini kemungkinan disebabkan
karena latar belakang pendidikan dari kepala keluarga (KK) yang ditunjukkan bahwa dari 8
orang KK ini memamng sebagian besar berpendidikan SD. Sehingga mereka tidak menerti/
kurang memahami tentang tugas fungsi perkembangan keluarga.
3.2 Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan jenis kelamin
Dari 10 kk terdapat 46% berjenis kelamin laki – laki dan 54% berjenis kelamin perempuan
3.3 Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan agama
Dari 10 KK 100% penduduk beragama islam
3.4 Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan tipe Keluarga
Dari 10 KK 100% merupakan The Nuclear Family
3.5 Distribusi frekuensi penduduk berdasarakan struktur keluarga
a. Struktur peran :
dari 10 KK rata – rata menjalankan perannya masing masing seperti ayah sebagai
kepala rumah tangga berberan melindungi, mencari nafkah untuk keluargannya.Ibu
berperan sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak, sebagai pencari
nafkah tambahan keluarga, serta sebagai anggota masyarakat atau kelompok sosial
tertentu dan anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan
fisik, mental, sosial dan spiritual.
b. Nilai & Norma Keluarga : berdasarkan pengkajian yang kita lakukan untuk struktur
keluarga nilai & norma keluarga, dari 10 KK sebagian besar KK dengan jumlah 9 KK
(90%) sudah menjalankan struktur keluarga dengan dibuktikan keluarga selalu
meluangkan waktu untuk makan bersama. Dan sebagian kecil belum menjalankan tugas
tersebut dengan jumlah 1 KK (10%) karena kesibukan masing – masing.
c. Pola Komunikasi Keluarga: dari 10 KK pola komunikasi yang digunakan dalam sehari –
hari yaitu pola komunikasi Terbuka
d. Struktur Kekuasan Keluarga: dari 10 KK sebagian besar bentuk struktur kekuasaan
keluarga adalah legimate power/ authoty dengan jumlah 9 KK (90%) yang dibuktikan
orang tua selalu memantau perkembangan anaknya di sekolah seperti menanyakan pada
guru. Dan sebagi an kecil tidak menjalankan struktur kekuasan keluarga sejumlah 1 KK
(10%) yang dibuktikan dengan tingkat pendidikan nya
3.6 Fungsi Keluarga
a. Fungsi apektif : dari 10 KK sebagian besar fungsi afektif sudah berjalan dengan baik hal
ini dibuktikan dengan orang tua selalu memotivasi anaknya dalam meningkatkan
prestasi / memberi semangat untuk lebih giat belajar, menyediakan aktivitas bermain
untuk anak dan keluarga selalu meluangkan waktu untuk liburan bersama, makan
bersama dan shalat berjamaah. dan ada sekitar 2 KK (2%) yang tidak menjalankan
fungsi afektif yang disebabkan karena kurang perhatian kepada anak terkait
perkembangan anaknya dan kurang rasa saling memberikan dukungan antara anggota
kelurga.
b. Fungsi sosialisasi : dari 10 KK tersebut sebagian besar sudah menjalankan fungsi
sosialisasi yang dibuktikan dengan orang tua melakukan pendekatan rohani dengan
anak, dan keluarga sering mengajarkan anak untuk bertutur kata yang baik dan sopan
kepada orang lain. Dan sebagian kecil ada yang tidak menjalankan fungsi sosialisasi
dengan jumlah 3 KK (30%) yang disebabkan karena latar belakang pendidikan dari
kepala keluarga (KK) memang berpendidikan SD. Sehingga mereka tidak mengerti/
kurang memahami tentang tugas fungsi sosialisasi.
c. Fungsi reproduksi: dari 10 KK sudah menjalankan fungsi reproduksi dengan baik
alasan saling memenuhi kebutuhan biologis (meneruskan keturunan )
d. Fungsi ekonomi:dari 10 KK fungsi ekonomi terpenuhi berdasarkan kebutuhan anggota
keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian dan tempat tinggal dan apabila
ada keluarga yang sakit langsung bawa ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan
pengobatan.
e. Fungsi perawatan kesehatan: berdasarkan dari 10 KK fungsi perawatan kesehatan sudah
berjalan dengan baik seperti jika ada keluarga yang sakit , keluarga akan berusaha untuk
memberi rasa nyaman pada anggota keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA

Devika Aprilia, D. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN TAHAP ANAK


USIA PRASEKOLAH (Doctoral dissertation, Universitas Kusuma Husada Surakarta.

Meylia Intan Pratiwi, M. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP


PERKEMBANGAN KELUARGA USIA PERTENGAHAN (Doctoral dissertation,
Universitas Kusuma Husada Surakarta.

SUSANTO, T. Buku Ajar Praktikum Keperawatan Keluarga Aplikasi Teori pada Praktik Asuhan
Keperawatan Keluarga.

http://repository.ump.ac.id/5784/3/NIKEN%20SYUKUR%20NIKMAH%20BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai