TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Keluarga
makna dua kata yaitu Kula dan Warga, sehingga di gabungkan menjadi
c. Keluarga sebagai dua orang atau lebih yang hidup bersama sejak lahir,
menikah atau melalui proses adopsi. Definisi keluarga juga mengacu pada
dua atau lebih individu yang bergantung satu sama lain untuk
2. Bentuk Keluarga
a. Keluarga Tradisional
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang
Keluarga yang teridiri daru suami dan istri yang sudah tua dengan
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam
satu rumah seperti nuclear fsmily disertai paman, tante, orang tua
(kakek-nenek), keponakan.
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan
6) Commuter Family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu
orang tua tersebut dijadikan sebagai tempat tinggal dan orang tua
7) Multigeneration Family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
lain-lain.
9) Blended Family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
ditiggal mati.
Keluarga yang teriri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak
3) Commune Family
melalui pernikahan.
6) Chabiating Family
anaknya.
8) Foster Family
9) Homeless Family
sebagai berikut:
a. Struktur Komunikasi
valid.
Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila tertutup,
adanya isu dan berita negatif, tidak berfokus pada satu hal, dan selalu
b. Struktur peran
sosial yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal atau
c. Struktur kekuatan
Fungsi keluarga (Ferry & Makhfudi, 2019 dalam Fadillah, dkk, 2021)
a. Fungsi Afektif
saling mengasuh dan memberi cinta kasih serta saling menerima dan
mendukung. Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi
respon dari keluarga terhadap kondisi dan situasi yang dialami tiap
b. Fungsi Sosialisasi
diyakini anak, memeberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh
c. Fungsi Reproduksi
d. Fungsi Ekonomi
e. Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam memberirikan pengetahuan,
f. Fungsi Psikologis
identitas keluarga.
keluarga.
4. Peran Keluarga
Peran keluarga (Efendi, dkk, 2010 dalam Fadillah, dkk, 2021) meliputi :
Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, peindung, dan pemberi rasa aman. juga
5. Tugas Keluarga
fungsi dan tugas dalam bidang kesehatan. Dengan demikian keluarga mampu
keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Dalam
sebagai:
a. Pendidik/Educator
sehat dan sakit. Hal ini bertujuan agar keluarga dapat melakukan program
keluarga.
f. Penemu Kasus
j. Sebagai Fasilitator
k. Sebagai Peneliti
1) Pencegahan Primer
datangnya sakit.
2) Pencegahan Sekunder
3) Pencegahan Tersier
1. Definisi
Hipertensi berkaitan dengan kenaikan tekanan sistolik atau tekanan diastolik atau
tekanan keduanya. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten
dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg.
Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan
seseorang memiliki hipertensi bila memiliki tekanan darah sistolik ≤ 140 mmHg dan
atau tekanan darah diastolik 90 mmHg, pada pemeriksaan yang berulang. Tekanan darah
sistolik merupakan pengukur utama yang menjadi dasar utama penentuan diagnosis
Hastuti 2022
2. Klasifikasi
a. Hipertensi berdasarkan Etiologi
Merupakan 90% dari kasus penderita hipertensi. Dimana sampai saat ini
komplikasi pada organ target seperti ginjal, mata, otak dan jantung.
2) Hipertensi sekunder
(mmHg) (mmHg)
mmHg Diastolik
mmHg
derajat I
derajat II
derajat III
Sistolik terisolasi
3. Etiologi
Hipertensi tergantung pada kecepatan denyut jantung, volume sekuncup dan Total
Peripheral Resistance (TPR). Peningkatan kecepatan denyut jantung dapat terjadi akibat
rangsangan abnormal saraf atau hormon pada nodus SA. Peningkatan kecepatan denyut
Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama dapat terjadi apabila terdapat
dan air oleh ginjal atau konsumsi garam yang berlebihan. Peningkatan pelepasan rennin
atau aldosteron maupun penurunan aliran darah ke ginjal dapat mengubah penanganan
air dan garam oleh ginjal. peningkatan volume plasma akan menyebabkan peningkatan
volume diastolik akhir sehingga terjadi peningkatan volume sekuncup dan tekanan
Peningkatan TPR yang berlangsung lama dapat terjadi pada peningkatan rangsangan
saraf atau hormon pada arteriol, atau responsivitas yang berlebihan dari arteriol terdapat
darah.
Pada peningkatan TPR, Jantung harus memompa secara lebih kuat dan dengan demikian
menghasilkan tekanan yang lebih besar, untuk mendorong darah melintasi pembuluh
darah yang menyempit. Hal ini disebabkan peningkatan dalam afterload jantung dan
berlangsung lama, maka ventrikel kiri mungkin mulai mengalami hipertroff (membesar).
ventrikel harus mampu memompa darah secara lebih keras lagi untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Pada hipertrofi, sarat-sarat otot jantung juga mulai tegang melebihi
volume sekuncup.
4. Patofisiologi
kecil pasien (antara 2% dan 5%) memiliki penyakit dasar ginjal atau adrenal yang
menyebabkan peningkatan tekanan darah. Namun, masih belum ada penyebab tunggal
yang dapat diidentifikasi dan kondisi inilah yang disebut sebagai "hipertensi esensial".
Sejumlah mekanisme fisiologis terlibat dalam pengaturan tekanan darah normal, yang
peningkatan tekanan darah pada pasien hipertensif, dan peran mereka berbeda pada
setiap individu. Di antara faktor-faktor yang telah dipelajari secara intensif adalah
asupan garam, obesitas dan resistensi insulin, sistem renin-angiotensin, dan sistem saraf
simpatis. Pada beberapa tahun belakangan, faktor lainnya telah dievaluasi, termasuk
genetik, disfungsi endotel (yang tampak pada perubahan endotelin dan nitrat oksida).
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat
vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis,
yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke
dalam bentuk Impuls yang bergerak ke bawah melalui saraf simaptis ke ganglia simaptis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
vasokonstriksi. Korteks adrenal mengsekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon in! menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung
Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer bertanggung
jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut usia. Perubahan tersebut
relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan
distensi dan daya regang pembuluh darah, konsekuensinya, aorta dan arteri besar
tahanan perifer.
5. Pathway
6. Manifestasi Klinis
Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang
tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat
(kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat, edema pupil
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakan gejala sampai bertahun-
tahun. Gejala bila ada menunjukkan adanya kerusakan vaskuler, dengan manifestasi
yang khas sesual sistem organ yang divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan.
urinasi pada malam hari) dan azetoma (peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan
kreatinin). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan
iskemik transien yang bermanifestasi sebagai paralysis sementara pada satu sisi
c. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Nonfarmakologi:
dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak dapat
dengan membagi berat badan anda dengan tinggi badan anda yang telah
garam yaitu tidak lebih dari 100 mmol/hari (kira-kira 6 gr NaCl atau 2,4
asupan garam sampai kurang dari 2300 mg (1 sendok teh) setiap hari.
risiko mengalami hipertensi empat kali lebih besar dari pada mereka yang
cara konsumsi diet tinggi buah dan sayur dan diet rendah lemak dengan
cara mengurangi asupan lemak jenuh dan lemak total. Kalium dapat
buahan sebanyak 3-5 kali dalam sehari, seseorang bisa mencapai asupan
5) Menghindari merokok.
6) Penurunan stress
metode relaksasi seperti yoga atau meditasi yang dapat mengontrol sistem
semua jalur energi terbuka dan aliran energi tidak lagi terhalang oleh
ketegangan otot dan hambatan lain maka risiko hipertensi dapat ditekan.
b. Penatalaksanaan Farmakologi
1) Diuretik (Hidroklorotiazid) mengeluarkan cairan tubuh sehingga volume
hipoglikemia
jantung. mempering.
jantung (kontraktilitas).
8. Komplikasi
Tekanan darah tinggi apabila tidak diobati dan ditanggulangi, maka dalam jangk panjang
akan menyebabkan kerusakan arteri didalam tubuh sampat organ yang mendapat suplal
darah dari arteri tersebut. Komplikasi hipertensi dapat terjadi pada organ-organ sebagai
berikut:
a. Jantung
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung dan penyakit
jantung koroner. Pada penderita hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat,
cairan tertahan diparu maupun jaringan tubuh lain yang dapat menyebabkan
b. Otak
c. Ginjal
Tekanan darah tinggi juga menyababkan kerusakan ginjal, tekanan darah tinggi
lambat laun ginjal tidak mampu membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh
yang masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan di dalam tubuh.
d. Mata
kehidupan sehari-hari yang cukup untuk memenuhi tujuan kesehatan dan dapat
1. Data dasar
a) KK
b) Komposisi Keluarga
c) Genogram
Harus memuat tiga generasi sesuai dengan kasus yang ada. Petunjuk kode
pengisian:
: Laki-laki
: Perempuan
penyebab)
: Sakit
Umur 25 tahun
Hamil
Keeguguran/aborsi
: Kembar/zygote
: Cerai
: Tinggal serumah
: Adopsi
: Pernikahan
: Pisah
d) Tipe Keluarga
1) Identifikasi latar belakang keluarga atau duku yang ada pada ibu/ayah
modern
f) Indentifikasi Agama
anggota keluarga
mempengaruhi keluarga.
g) Rekreasi Keluarga
1) Identifikasi tipe kebiasaan dengan frekuensi rekreasi yang dilakukan oleh
keluarga
b) Pemeriksaan Fisik
1) Isi sesuai dengan kolom meliputi : statu , umur dan pe meriksaan fisik Head
2) Pemeriksaan fisik dilakukan menggunakan alat yang sesuai dengan kasus dan
identifikasi keluarga saat ini sesuai pada tahap apa (contoh keluarga dengan masa
Identifikasi tugas perkembangan keluarga saat ini yang belum terpenuhi, jelaskan
alasannya.
keluarga (atas dasar suka sama suka, dijodohkan, kawin lari, dll) dan sebagainya.
d) Riwayat keluarga sebelumnya dari kedua orang tua termasuk riwayat kesehatan
4. Lingkungan
2) Tipe rumah,
3) Luas rumah,
4) Jumlah ruangan,
5) Jumlah jendela,
6) Pemanfaatan ruangan ,
7) Kebersihan ruangan,
5. Struktur Keluarga
(terbuka/tertutup),
c) Struktur Peran
menjalankan peran)
Aturan atau kesepakatan dalam keluarga yang men pengaruhi kesehatan dan
perilaku hidup bersih sehat keluarga (mis Kebiasaan mencuci tangan, memakai
6. Fungsi Keluarga
a) Fungsi Afektif
anggota keluarga,
3) Apakah kebutuhan anggota keluarga yang diakui dapat dipenuhi,
menghargai.
b) Fungsi Sosialisasi
c) Fungsi Ekonomi
2) Apakah keluarga memiliki sumber lain yang dapat dimanfa atkan untuk
meningkatkan pendapatan,
d) Fungsi Reproduksi
e) Fungsi Pendidikan
masa dewasa.
kesehatan
yang dibutuhkan
kesehatan,
petugas
a) Keluarga Berencana
a) Ibu Hamil
Riwayat GPA,
Usia kehamilan,
jelaskan alasannya),
berhubungan involusi.
Keadaan gizi,
Bila ya jelaskan.
Apakah bayi, anak, dan balita ibu sudah mendapatkan kapsul Vit A dan
Yodium.
d) Remaja ( 13-20 th )
orang tua,
(negatif/positif).
tanggung jawabnya.
e) Usia Lanjut
pasangannya
Program apa saja yang diikuti lansia yang dilaksanakan oleh puskesmas
(KMS lansia)
8. Analisa Data
2) Risiko (Ancaman)
3) Aktual (nyata) (Suyanto Agus, 2014)
9. Diagnosa keperawatan
1) Problem / masalah
2) Etiologi / penyebab
1) Aktual
2) Resiko tinggi
3) Potensial
Masalah ini memberikan gambaran berupa tanda dan gejala yang jelas
Masalah ini sudah ditunjang dengan data yang akan mengarah pada
optimal
f. Menetapkan Etiologi
keperawatan dengan model single diagnosis diangkat dari 5 tugas antara lain:
g. Diagnosa Keperawatan
3) Intoleransi aktivitas
4) Ketidakefektifan koping
a. Definisi Intervensi
b. Indikasi Intervensi
lainnya.
anggotalainnya
c. Klasifikasi Intervensi
antara lain :
1) Tujuan umum
Merupakan tujuan yang lebih menekankan pada pencapaian akhir sebuah
masalah. Tujuan umum ini lebih mengarah pada kemandirian klien dan
2) Tujuan khusus
e. Menetapkan Intervensi
masalah.
keluarga.
f. Domain Intervensi
Ada tiga domain yang bisa digunakan dalam menyusun intervensi (Calgary).
Yaitu :
1) Domain kognitif
keperawatan keluarga.
2) Domain afektif
dihadapi.
3) Domain psikomotor
Intervensi ini ditujukan untuk membantu keluarga dalam perubahan
dihadapi
masalah
sumber-sumber pendukung.
Evaluasi keperawatan merupakan proses terus menerus yang terjadi setiap saat
ditinjau oleh perawat dan keluarga untuk memutuskan apakah tindakan tersebut
keluarga:
evaluasi
serta akurat