Anda di halaman 1dari 8

STUDI KASUS KEPERAWATAN DASAR (KDP)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

Disusun oleh :

MIA TRIANA

NIM. 433131490120020

PROGRAM STUDI PROFESI NERS REGULAR (KELOMPOK 4)

STIKes KHARISMA KARAWANG

Jln. Pangkal Perjuangan Km. 1 By Pass Karawang 41316

2020/2021
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMASANGAN NGT

1. Pengertian Melakukan pemasangan selang (tube) dari rongga hidung ke lambung


(gaster)
2. Tujuan  Memasukkan makanan cair/obat-obatan, cair/padat yang dicairkan
 Mengeluarkan cairan/isi lambung dan gas yang ada dalam lambung
 Mengirigasi karena perdarahan/keracunan dalam lambung
 Mencegah/mengurangi nausea dan vomiting setelah pembedahan atau
trauma
 Mengambil spesimen dalam lambung untuk studi laboratorium
3. Prosedur/ DILAKUKAN PADA
Langkah-
1. Pasien tidak sadar (koma)
langkah
2. Pasien dengan masalah saluran pencernaan atas : stenosis
esofagus, tumor mulut/faring/esofagus
3. Pasien yang tidak mampu menelan
4. Pasien pasca operasi pada mulut/faring/esofagus

PERSIAPAN ALAT

1. Selang NGT no.14/16 (untuk anak-anak lebih kecil ukurannya)


2. Jelly
3. Spatel lidah
4. Handscoen steril
5. Senter
6. Spuit/alat suntik ukuran 50cc
7. Plester
8. Stetoskop
9. Handuk
10. Tissue
11. bengkok
PROSEDUR

1. Mendekatkan alat ke samping klien


2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya
3. Membantu klien pada posisi fowler/semi fowler
4. Mencuci tangan
5. Periksa kepatenan nasal. Minta pasien untuk bernapas melalui satu
lubang hidung saat lubang yang lain tersumbat, ulangi pada lubang
hidung yang lain, bersihkan mucus dan sekresi dari hidung dengan
kassa/lidi kapas. Periksa adakah infeksi
6. Memasang handuk diatas dada klien
7. Buka kemasan steril NGT dan taruh dalam bak instrumen steril
8. Memakai sarung tangan
9. Mengukur panjang selang yang akan dimasukkan dengan cara
menempatkan ujung selang dari hidung klien ke ujung telinga atas lalu
dilanjutkan sampai processus xipodeus
10. Beri tanda pada selang yang telah diukur dengan plester
11. Beri jelly pada NGT sepanjang 10-20 cm dari ujung selang tersebut
12. Meminta klien untuk rileks dan bernapas normal. Masukkan selang
perlahan sepanjang 5-10cm. Meminta klien untuk menundukkan kepala
(fleksi) sambil menelan.
13. Masukkan selang sampai batas yang ditandai
14. Jangan memasukkan selang secara paksa bila ada tahanan
a. jika klien batuk, bersin, hentikan dahulu lalu ulangi lagi.
Anjurkan klien untuk tarik napas dalam
b. jika tetap ada tahanan, menarik selang perlahan-lahan dan
masukkan ke hidung yang lain kemudian masukkan kembali
secara perlahan
c. jika klien terlihat akan muntah, menarik tube dan menginspeksi
tenggorokan lalu melanjutkan memasukkan selang secara
bertahap.
15. Mengecek kepatenan
a. Masukkan ujung pipa sampai dengan terendam dalam mangkok
berisi air, klem dibuka jika ternyata sonde masuk dalam lambung
maka ditandai dengan tidak adanyagelembung udara yang keluar
b. Masukkan udara denga spuit 2-3 cc ke dalam lambung sambil
mendengarkan dengan stetoskop. Bila terdengar bunyi kemudian
udara dikeluarkan kembali dengan menarik spuit
16. Pasang spuit/corong pada pangkal pipa apabila sudah yakin pipa masuk
lambung
17. Memfiksasi selang pada hidung dengan plester
18. Membantu klien mengatur posisi yang nyaman
19. Merapikan dan membereskan alat
20. Melepas sarung tangan
21. Mencuci tangan
22. Mengevaluasi respon klien
4. Dokumentasi Tanggal dan jam pemasangan
an tindakan
dan hasil
5. Unit terkait 1. UGD
2. Rawat Inap

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


MELEPAS NGT
1. DEFINISI
SOP Melepas selang sonde yang telah terpasang melalui lubang hidung

2. TUJUAN
3. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan tindakan melepas naso
gastric tube (NGT)

4. PROSEDUR PELAKSANAAN

Persiapan Alat
 Perlak dan pengalasnya
 Plastik sampah infeksius
 Tissue
 Spuit 10 cc

Persiapan Pasien
 Jelaskan prosedur akan tindakan yang akan dilakukan
 Atur posisi pasien senyaman mungkin

Persiapan Petugas
 Sarung tangan bersih

Pelaksanaan Tindakan
 Perawat memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga serta menjelaskan
mengenai prosedur yang akan dilakukan
 Perawat meminta persetujuan tindakan secara lisan kepada pasien/keluarganya
 Perawat menjaga privacy pasien dengan cara memasang tirai
 Perawat melakukan identifikasi pasien sesuai dengan prosedur
 Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai dengan prosedur
 Perawat mengenakan APD sesuai dengan prosedur
 Perawat melakukan cek residu dengan spuit 10 cc untuk memastikan selang sonde
sudah kosong dari sisa makanan
 Perawat melepas plester pada hidung
 Perawat menarik secara perlahan NGT keluar sambil melihat respon pasien
 Perawat membuang selang pada sampah infeksius
 Perawat membersihkan sekitar lubang hidung dengan tissue
 Perawat merapikan alat yang telah dipakai dan membuang sampah sesuai dengan
prosedur
 Perawat menjelaskan kepada pasien/keluarga bahwa tindakan selesai dilakukan dan
mohon undur diri
 Perawat melepas APD sesuai dengan prosedur
 Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
 Perawat melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan di dalam catatan
perkembangan terintegrasi

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


MENGHITUNG KEBUTUHAN KALORI

Pengertian Penentuan kebutuhan kalori dewasa (lebih dari 18 tahun) berdasarkan umur, jenis
kelamin, aktifitas fisik dan pasien dengan kondisi khusus yaitu ibu hamil dan ibu
menyusui, dilakukan oleh nutrisionist

Tujuan Mendapatkan angka kebutuhan kalori, protein,lemak dan karbohidrat pasien


dewasa sehingga dapat diberikan diit sesuai kondisi pasien.

Kebijakan a. Bagi pasien rujukan yang sudah diukur berat badan dan tingi badannya dari
bagian yang merujuk, maka pengukuan antropometri diklinik gizi tidak
dilakukan.
b. Bagi pasien dengan kondisi khusus(ibu hamil, ibu menyusui) diberikan
penambahan kalori sesuai dengan kebutuhan.
Prosedur / 1) Melakukan pengukuran antropometri yaitu berat badan, tinggi badan.
Langkah-langkah a) Ukur berat badan pasien dengan menggunakan timbagan injak
b) Ukur tinggi badan pasien degan menggunakan mikrotoice.
2) Menghitung Berat badan Ideal dan IMT pasien:
a) BBI = (TB (Cm) – 100) ± 10%
BB
b) IMT =
TB ( m2 )
< 20 = Under weight
20 – 24 = Berat normal
25 – 30 = Over weight
>30 = Obesitas / kegemukan
3) Menentukan Angka Metobolisme Basal (AMB) menggunakan Rumus Harris
Benedic :
a) Laki – laki = 66 + (13.7 x BB) + (5 x TB) – (6.8 x U)
b) Perempuan = 655 + (9.6 x BB) + (1.8 x TB) – (4.7 x U)
4) Tentukan jumlah kebutuhan kalori sehari dengan mengalikan AMB menurut
aktifitas fisik :
Kebutuhan kalori = AMB x Aktifitas fisik
Tabel aktifitas fisik
Aktifitas Jenis Kelamin
Laki - laki Perempuan
Sangat ringan 1,30 1,30
Ringan 1,65 1,55
Sedang 1,76 1,70
Berat 2,10 2,00

5) Untuk ibu hamil dan menyusui kebutuhan kalori ditambah:


a) Kebutuhan kalori ibu hamil = kalori + 285
b) Kebutuhan ibu menyusui 0 – 6 bln = kalori + 700
c) Kebutuhan ibu menyusui 7 – 12 bln = kalori + 500
6) Menentukan kebutuhan Karbohidrat , lemak dan protein:
a) Karbohidrat : 60 – 75 % dari kebutuhan kalori total dibagi 4.
b) Lemak : 10 – 25 % dari kebutuhan kalori total dibagi 9
c) Protein : 10 – 15 % dari kebutuhan kalori total dibagi 4.
7) Mencatat hasil konsultasi gizi dibuku konsultasi gizi.

Anda mungkin juga menyukai