Anda di halaman 1dari 26

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

DALAM PILAR
PROGRAM PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
(PPRA)

PERDALIN BANTEN
Dr. Anti Dharmayanti SpPK(K)
Peran PPI sangat penting di RS
1. Menjalankan Program PPI
- Kewaspadaan isolasi
- Penerapan bundles
- Surveilans (HAIs, MDRO)
- Monitor pemakaian antimikroba bijak
- Diklat PPI seluruh karyawan faskes
- Audit dan ICRA
2. Pemahaman nilai kritis termasuk hasil pemeriksaan mikrobiologi
3. Penempatan pasien sehubungan dengan nilai kritis ( c: Pasien infeksi MDRO)
4. Kejadian Luar Biasa/ KLB:
- Deteksi dini KLB, penempatan pasien secara kohorting, tata laksana KLB &
monitoring
PERAN PPI DALAM PPRA

PPI sebagai pendukung pelaksanaan inti PGA pada PPRA,


dalam hal :
- kendalikan sumber infeksi
- deteksi HAIs
- telusur akurasi hasil mikrobiologi
(terkait efektivitas terapi AB definitif)
- Koordinasi dengan PPRA
PERAN PPI TERKAIT PILAR PPRA
supporting pelaksanaan fungsi PGA
Pencegahan transmisi infeksi
melalui program PPI

1. Melaksanakan Kewaspadaan Isolasi


2. Melaksanakan Bundles Pencegahan Infeksi HAIs
3. Surveilans HAIs, MDRO
4. Diklat
5. Pemakaian Antimikroba bijak/rasional
6. Infection Control Risk Assesment
(Program, Bangunan/ Renovasi)
KEWASPADAAN ISOLASI

 KEWASPADAAN STANDARD
 KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI
Kebersihan Tangan/Hand Hygiene (HH)
 Komponen utama dari Patient Safety
 Sederhana namun efektif mencegah infeksi
 Ciptakan lingkungan aman
 Cuci dengan sabun & air mengalir/
antiseptik (cairan berbasis alkohol)
KEBERSIHAN TANGAN
Kolonisasi vs Infeksi

• Mikroba ada, tidak


Kolonisasi menginvasi & menyebabkan
infeksi
• Tidak perlu terapi

• Mikroba menginvasi, menyebabkan


reaksi respon imun (demam,
Infeksi kemerahan, bengkak, pus)
• Perlu terapi
Beberapa contoh kuman MDR :
MRSA, VRE, ESBL, CRAB, KPC
CDC Management of Multidrug Resistant organism in Healthcare Settings, Healthcare Infection Control Advisory Committee Jane D Siegel et al pg 7 -12
Transmisi MDRO

• Kontak LANGSUNG
tangan petugas kesehatan
langsung kontak dengan mikroba( luka terbuka)
MRSA, VRE, batang Gram negatif

• Kontak TIDAK LANGSUNG


transfer dari permukaan yang
terkontaminasi/lingkungan/reusable peralatan ke pasien
yang rentan
Transmisi MDRO dapat terjadi

Kontak dg permukaan
Memakai sarung tangan dari sering disentuh bersama
Tidak atau jarang HH pasien ke pasien lain; yang terkontaminasi (bed
~Kebersihan Tangan
’gloves hygiene’ rails, pegangan pintu, meja,
sprei)

Dekontaminasi peralatan Kemungkinan lain (jas lab,


bekas pakai yang tidak dasi, Hp, peralatan yang
adekuat (stetoskop,cuff diletakkan di Tempat tidur
tensimeter) pasien)
FAKTOR RISIKO MDROs

• Rawat lama dan alat invasif (kateter, infus)


→ biofilm
• Terapi AB kurang adekuat dan lama
• Pilihan terapi AB kondisional di RS
• Biaya rawat tinggi, dan mortalitas ↗
TATALAKSANA KASUS MDRO

Temuan di Laboratorium
Lapor & investigasi temuan--- > surveilans
Penempatan Cohorting, jalankan kewaspadaan isolasi

SURVEILANS MDRO Alur Pelaporan kasus dengan MDRO


Dokter/Perawat IPCN / IPCLN
LAB

Komite PPI
IPCN

Investigasi
mencari sumber PPI - PPRA- IPCD
patogen
Rekomendasi PPI dan PPRA
14
Program edukasi cegah MDRO
• Semua petugas RS
• mendorong perubahan perilaku dalam: -
Petugas Hand hygiene -
Tatalaksana lingkungan -
Peresepan antimikroba

 Edukasi Pasien dengan kolonisasi / infeksi MDRO :


- cara cegah transmisi ke sekitar & pasien lain
Pasien - HH setelah memakai toilet & sebelum makan
 Edukasi Pengunjung pasien di ruang rawat untuk
melakukan cegah transmisi MDRO ke pasien lain
Yan Mikrobiologi

3
Penempatan pasien

• Pasien terkolonisasi / terinfeksi yang diisolasi,


dan kondisinya (ekskresi dan sekresinya)
memungkinkan transmisi MDRO
Contoh : diare, luka yang basah, inkontinensia
urin feces, pneumonia
• Status pasien diberi tanda flag MDRO positif
• Kohorting pasien, kohorting petugas, penggunaan
TT atau unit terpisah untuk cegah transmisi
BUNDLES MRSA
1. Skrining dan surveilens MRSA pada:
- preop rujukan RS lain,
- riwayat rawat sebelumnya dengan MRSA(+),
- imunokompromis curiga terinfeksi Staphylococcus aureus
2. Dekolonisasi :
- untuk nares (+) : mupirocin 5 hari.
- Inguinal, ketiak (+) : mandi dengan Chlorhexidine 2-4 %
3. Kewaspadaan transmisi kontak :
- petugas diatur tidak berganti2, untuk hindari kontak banyak petugas
- APD: gaun, gloves, masker (jika infeksi sal nafas), dilepas saat keluar
ruangan
- HH sesuai 5 moment
- Dekontaminasi terminal permukaan dan benda sekitar pasien
radius 1,8 m (saat pasien pulang) : Klorin 0.5 % biarkan 10’, atau H2O2
vapour/dry mist 5-6 %
4. Antibiotik : vancomycin (jika mendukung infeksi)
Peralatan Perawatan Pasien
 Peralatan non kritikal :
Peralatan yang hanya dipermukaan tubuh
pasien (dibersihkan atau disinfeksi)
 Peralatan semi kritikal :
Peralatan yang masuk ke dalam mukosa
(disinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi)
 Peralatan kritikal :
Peralatan yang masuk ke dalam pembuluh
darah / jaringan steril (sterilisasi)
Peralatan yang sering terkontaminasi

Stethoscope
Pulse oximeter
EKG leads/ wires
Alat Glucometer
Blood pressure cuffs
 labcoats (69%), gloves (42%), celphones, PC, medical
charts, knobs, pens

Penting:
dibersihkan sebelum dan sesudah dipakai antar pasien, untuk
cegah transmisi
Pembersihan lingkungan: terminal dekontaminasi
Permukaan yang sering disentuh seperti telepon,
pegangan pintu, saklar lampu, tombol, mouse, keyboard,
bed rail dll
Sentuhan berkali kali meningkatkan risiko
terkontaminasi

Patogentransmisi kontak melalui tangan

Perlu pembersihan dan disinfeksi


Penerapan Kewaspadaan Isolasi
KEWASPADAAN STANDAR

• Hand hygiene, APD : MEMUTUS RANTAI PENULARAN


↙ MDRO & AMR
• Tehnik aseptik, pencegahan pajanan jarum
• Dekontaminasi lingkungan & alat bekas pakai
• Tatalaksana limbah, tumpahan darah atau cairan tubuh
KEWASPADAAN TRANSMISI

• Lamanya? Bila 3x kultur negatif MDRO pemberlakuan kewaspadaan


transmisi kontak bisa dihentikan, evaluasi ulang : kultur luka basah, sekresi
sal napas>>
• Pembersihan lingkungan dan berulang, bagian sering disentuh (bedrail,
kartu status pasien dll)
• Monitoring kepatuhan praktek dekontaminasi lingkungan
• Kultur ruangan tidak dianjurkan dilakukan rutin
Dukungan administratif

• Kepatuhan kewaspadaan Isolasi untuk cegah MDRO


• RS memfasilitasi Hand hygiene
• Edukasi petugas tentang kualitas layanan yang dibutuhkan
• Menyusun sistem komunikasi efektif bila teridentifikasi pasien
terinfeksi/kolonisasi dengan MDRO
• Observasi langsung, beri info ke DPJP dan direkomendasi jalankan
Kewaspadaan Standard dan cara transmisi MDRO
• Partisipasi dengan program yang ada untuk MDRO
Langkah2 pelaksanaan PPI
≈ untuk keberhasilan PGA dan MDRO

Tingkatkan PPI dan kendalikan sumber infeksi :


- HH: memutus rantai penularan ↙ HAIs, ↙MDRO & ↙ AMR
- Kenali true infection/ true pathogen? Sampling yang benar
- Kenali tanda infeksi, klinis, laboratorium ≈ infeksi
- Evaluasi terapi AB definitive (relevan &sesuai hasil kultur ?)
- Monitor AB prophylaxis sesuai PPAB
Indikasi, stratifikasi klinis tepat, dosis adekuat, cara pemberian
tepat keberhasilan terapi , cegah resistensi
Pola kuman (minimal 1 tahun sekali)
SIMPULAN
• Peran Komite/Tim PPI dalam PPRA, sebagai pendukung pelaksanaan inti
PGA
• Prinsip PPI terkait PGA
1. Menjalankan Program PPI,termasuk Surveilans: HAIs, MDRO
2. Penanganan KLB: deteksi dini ,investigasi dan tatalaksananya
3. Koordinasi dengan tim PPRA(klinisi, Lab, Farmasi):
- Penyelenggaraan Forkit
- Telusur akurasi hasil mikrobiologi terkait efektivitas terapi AB
definitif, tatalaksana Nilai kritis MDRO, pembuatan pola kuman,
- Penyusunan PPAB

Anda mungkin juga menyukai