Anda di halaman 1dari 49

PEMERIKSAAN PENUNJANG TB

TES CEPAT MOLEKULER


dan INDUKSI SPUTUM
Tes Cepat Molekular (TCM)
- Xpert MTB/RIF (genXpert)
• Mengidentifikasi M tuberculosis dan
resistensi terhadap Rifampicin
• Dasar: PCR
• Hasil: dalam 2-3 jam

–Line-probe assays/LPA (eg, Hain GenoType)


• mengidentifikasi resistensi terhadap
Rifampicin dan INH
SENSITIVITAS dan SPESIFISITAS
TCM
SPESIMEN SENSITIVITAS SPESIFISITAS
Sputum 88 98
LCS 80 99
Cairan pleura 44 98
Aspirat lambung 84 98
Jaringan dan aspirat 85 93
kel limfe
Jaringan lain 81 98
Cara mendapatkan spesimen pada anak

DAHAK
• Berdahak langsung
• Bilas lambung
• Induksi sputum
 aman untuk anak semua umur

TB EKSTRA PARU
• Aspirasi KGB
• Cairan serebrospinal
Persiapan Alat & Bahan Induksi Sputum
Hand Rub

Bronchodilator Solution
Nebulizer Mask

Handscoon
Spuit

Sputum Pot Mask

Mucus Extractor Hypertonic Saline Solution


(NaCL 3%)

Suction

Pulse Oximetry
Prosedur Induksi sputum
1. Informed consent: Menerangkan prosedur
tindakan yang akan dilakukan kepada pasien dan
keluarga, indikasi, serta komplikasi yang mungkin
timbul , setuju  tanda tangan informed consent
2. Anak puasa 3-4 jam, jika anak tidak puasa tunda
prosedur hingga saat yang lebih tepat..
3. Prosedur ini dilakukan di ruangan terisolasi yang
memiliki perlindungan yang adekuat terhadap
infeksi
Lanjutan Prosedur Induksi sputum
4. Sebelum tindakan, jika pasien sudah besar/kooperatif
lakukan pembersihan rongga mulut dengan berkumur dan
sikat gigi.
5. Pasien diposisikan dalam kondisi duduk, dengan postur
tubuh yang baik.
6. Cek tanda utama: nadi, respirasi dan saturasi O2
7. Berikan premedikasi nebulisasi ß2 agonis kerja pendek
untuk mencegah bronkokonstriksi yang berlebihan
8. Nebulisasi dengan NaCl hipertonik
9. “Fisioterapi dada”
Lanjutan Prosedur Induksi sputum

10.Pada anak besar: minta pasien menarik napas dalam secara perlahan,
menahan napas selama 2-3 detik, lalu bernapas secara normal
sebanyak 10 napas. Lalu lakukan kembali napas dalam dan ulangi
langkah sebelumnya, selama 15-20 menit.
Bernapas dalam dapat menyebabkan penumpukan CO2 (ditandai
dengan rasa pusing dan melayang), jika hal ini terjadi hentikan
prosedur dan biarkan pasien bernapas secara normal. Jika pasien sudah
merasa baik, lanjutkan prosedur
11.Lakukan penampungan sputum:
 Anak besar: batukkan sputum ke dalam pot
 Anak kecil: isap lendir dengan mucus extractor
Lanjutan Prosedur Induksi sputum

12.Beri label pada tabung penampung sputum: nama, medrek,


tanggal dan jam pengambilan, jenis sampel, dan cara
pengambilan
13.Sertakan formulir permintaan pemeriksaan BTA/TCM
14.Segera kirim ke lab untuk pemeriksaan BTA/kultur
Kontraindikasi Induksi Sputum
• Pasien asma dalam serangan
• Terpasang intubasi
• Gangguan pernapasan berat
• Perdarahan: hitung trombosit rendah, mudah berdarah,
perdarahan hidung yang berat
• Penurunan kesadaran
• Hipoksia
Induksi
sputum

Alat dan bahan:


- Nebulizer
- Masker inhalasi
- NaCl 3%
- Salbutamol & saline
- Pulse oximetry
- Ekstraktor mukus
- Pot dahak
GASTRIC LAVAGE
KONTRA INDIKASI

• ABSOLUT
• Unstable Airway
• Perforasi usus
• Trauma servikal
• Trauma daerah wajah
• RELATIF
• Koagulopati
• Trombositopenia
• Operasi daerah gaster
ALAT DAN BAHAN

• Spuit 5 ml, 10 ml
• Stetoskop
• Oro/Naso Gastric tube no 8
• Pelumas
• NaCl 0,9% hangat
PROSEDUR BILAS LAMBUNG
1. Jelaskan prosedur dan informe consent kepada
keluarga
2. Puasa 3-4 jam sebelum prosedur
3. Posisikan pasien miring kiri dengan ketinggian
kepala 20 derajat (trendelenburg)
4. Ukur panjang tube, dengan menarik tube dari
hidung sejajar ketelinga sampai procesus
xipoideus
5. Beri gel pada tub, Masukkan tube secara
perlahan sampai batas yang telah ditentukan
PROSEDUR BILAS LAMBUNG

6. Setelah masuk lakukan pengambilan sputum dengan cara menarik


isi cairan dalam lambung (Gastric Aspirate) sekaligus melakukan cek
posisi. Jika didapatkan sampel  ambil dan tandai sebagai sampel
Gastric Aspirate
7. Kemudian masukkan NaCl 0,9% hangat sebanyak 10-20 ml kedalam
lambung secara perlahan, tunggu beberapa saat, kemudian alirkan
atau ditarik keluar isi cairan lambung, ambil dan tandai sebagai
sampel Gastric lavage
8. Monitor efek samping, prosedur selesai
Monitoring Paska tindakan
• Evaluasi komplikasi
• Posisikan pasien senyaman mungkin
• Beri penjelasan pada keluarga

KOMPLIKASI
• Perforasi
• Perdarahan
Bukti infeksi TB

IGRA

Uji
Kontak
tuberkulin

Bukti
infeksi
TB
UJI TUBERKULIN
Injeksi Intra-dermal dari PPD
Reaksi hipersensitivitas tipe lambat
Melihat adanya infeksi saat ini atau lampau
Tidak bisa membedakan apakah SAKIT TB atau TIDAK
Indikasi:
– Melengkapi pemeriksaan penunjang utk diagnosis TB
– Skrining untuk anak- anak terpapar kontak TB atau dalam
risiko TB meningkat.
- Anak dengan Infeksi HIV
UJI TUBERKULIN

• 5 TU PPD-S = 2 TU RT23 dgn Tween 80.


• Rekomendasi 2TU PPD RT23, intradermal
• Pembacaan : IDEAL 48 – 72 jam
• Bila pasien telah mendapat vaksinasi virus hidup,
pelaksanaan uji tuberkulin harus menunggu
setelah pemberian vaksinasi 4-6 minggu
Lanjutan Uji Tuberkulin
• HASIL POSITIF:
jika diameter indurasi > 10mm
Anak imunokompromais: diameter indurasi > 5
mm
• Pasien tidak datang tepat waktu????
Jika datang antara 72 jam – 7 hari
NEGATIF  ULANG di lengan yang lain
Masih POSITIF  dianggap POSITIF
Jika datang > 7 hari: TES DIULANG di lengan yang
lain
PROSEDUR UJI TUBERKULIN
Alat yang diperlukan
1. Spuit 1 ml dan jarum steril ukuran G27, panjang ¼ - ½ inchi (½-1
cm), bevel (lubang jarum) pendek
2. Kapas alkohol 70%
3. Reagen PPD (produk Staten Serum Institute Denmark, rebottling
dan labelisasi oleh Biofarma) yang mengandung 5 TU per 0,1 ml (1
vial dapat digunakan 7-8 pasien/dosis).
• Catatan: Reagen PPD dapat digunakan hingga 1 bulan setelah penggunaan
pertama.
4. Bengkok
5. Sarung tangan (kasus infeksius/menular)
PROSEDUR UJI TUBERKULIN
Cara melakukan
1. Edukasi pasien/orang tua/keluarga tentang uji
tuberkulin (tujuan, manfaat, cara pemberian,
pembacaan hasil uji tuberkulin)
2. Mintakan persetujuan tertulis dari pasien/orang
tua/keluarga/wali
3. Cuci tangan
PROSEDUR UJI TUBERKULIN
4. Tentukan dan bersihkan lokasi
suntikan
• Lengan bawah bagian volar, 4-8 cm di
bawah siku
• Posisikan lengan bawah dg telapak
tangan menghadap ke atas,
permukaan jelas
• Pilih area yang bersih dari bekas luka,
radang
• Bersihkan area tsb dengan dengan
kapas alkohol 70%
PROSEDUR UJI TUBERKULIN

•Cek tanggal kadaluwarsa pada vial


dan pastikan vial berisi tuberkulin (5
TU per 0,1 ml)
• Siapkan siring
• Gunakan siring tuberkulin untuk 1
dosis dengan jarum ukuran 27G ,
panjang ¼ - ½ inchi (½–1 cm) dan
bevel (lobang jarum) pendek
• Isi siring dg 0,1 ml tuberculin
PROSEDUR UJI TUBERKULIN
• Injeksi tuberkulin
Tusukkan jarum pelan-pelan, dengan bevel menghadap
ke atas, dan posisi jarum membentuk sudut 5-15o
terhadap permukaan kulit
Komplikasi
Bisa berupa:
- nekrosis
- blistering (timbul bulla, vesikel)
- ulserasi
- syok anafilaksis

Reaksi hipersensitivitas cepat (kemerahan, edema, gatal, panas) dapat


timbul segera setelah penyuntikan dan biasanya menghilang dalam 24
jam  tidak dianggap sebagai hasil yang positif.
Kontraindikasi

• Riwayat reaksi kulit yang hebat (bulla, vesikel) pada uji


tuberkulin sebelumnya

• Luka bakar atau kelainan kulit yang luas

• Infeksi virus berat atau vaksinasi virus hidup satu


bulan terakhir
Perhatian!!!!!
• Larutan tuberkulin dapat rusak jika terkena cahaya atau suhu yang
tinggi
• Simpan larutan ppd di lemari es/refrigerator (bukan freezer),
coolbox/vaccine carrier dengan cool-pack (suhu 2-8º C)
• PPD tidak dapat digunakan jika:
- Beku
- Terpapar sinar matahari jangka lama
• Tulis tanggal saat vial dibuka (maksimal dapat digunakan hingga
30 hari)
JANGAN TULIS HASIL POSITIF atau NEGATIF tapi TULIS INDURASINYA --- mm

 HASIL TUBERKULIN POSITIF MENUNJUKKAN ADANYA BUKTI INFEKSI,


BUKAN SAKIT
 ANAK DENGAN HASIL TUBERKULIN POSITIF TIDAK SELALU SAKIT TB
INTERPRETASI
POSITIF NEGATIF

• Infeksi TB alamiah • Tidak ada infeksi TB


• BCG (infeksi TB buatan)
• Dalam masa inkubasi (2-12 minggu)
• Infeksi M. atipik
• Anergi :
• Positif palsu
 infeksi virus : morbili, varisela
 gizi buruk (bukan gizi kurang)
 sakit TB berat : TB milier, meningitis TB
 infeksi bakteri berat : tifoid, pertusis, difteria
 malignansi
 imunokompromais : terapi steroid, sitostatik,
HIV

35
POSITIF ATAU NEGATIF PALSU??
NEGATIF PALSU POSITIF PALSU
• Kesalahan teknik pemberian atau • Kesalahan teknik interpretasi
interpretasi
• Vaksinasi BCG
• Penyimpanan reagen tidak bagus
• Infeksi Mycobacterium lain
• Imunodefisiensi/imunosupresi
• HIV
• Infeksi
– Viral (campak, varicella)
– Bakterial(Typhoid, leprosy, pertusis)
• Vaksinasi: vaksin virus hidup (dlm 6
minggu)
• Neonatus
• TB berat
IGRAs (Interferon Gamma Release Assays)

• Tes indirek utk deteksi infeksi M. Tuberkulosis.


• Tidak terpengaruh oleh vaksinasi BCG, sebag infeksi mikobakteria
lingkungan (kecuali M. Kansasii, M. Marinum dan M. Szulgai) 
tidak terjadi positif palsu
• IGRA dgn Quantiferon-TB Gold Plus  mengukur respon imun
yang dimediasi oleh sel Limfosit T-helper CD4+ dan peptida baru
yang dapat merangsang produksi interferon oleh sel CD4+ dan
CD8+
• Sampel darah harus segera diproses dalam 8 – 30 jam (lekosit
masih viabel)
IGRA
Prosedur IGRA
NILAI DIAGNOSIS
IGRA & UJI TUBERKULIN
Tes indirek –
Tidak bisa
respon imun
Deteksi membedakan
paparan
infeksi TB INFEKSI TB
basil TB
laten laten dengan
lampau atau
SAKIT TB
sekarang
UJI TUBERKULIN VS IGRA
IGRA UJI TUBERKULIN
In vitro In vivo
Antigen tunggal Antigen multipel
Tidak dipengaruhi oleh BCG Ada pengaruh dari BCG
Kunjungan pasien 1 kali Kunjungan 2 kali
Variabilitas pembacaan hasil Variabilitas pembacaan hasil >
minimal
Mahal Relatif lebih muurah
Pemeriksaan laboratorium
• Pemeriksaan LED dan jumlah limfosit
–Tidak digunakan untuk menegakkan diagnosis TB pada anak
–Tidak digunakan untuk evaluasi terapi
• Pemeriksaan serologi: TB-DOT, IgG TB, PAP TB, ICT TB, Mycodot,
ELISA, A60, 38kD, dsb
–Tidak digunakan untuk menegakkan diagnosis TB pada anak
• Pemeriksaan IGRA bukan pemeriksaan serologis
•Surat Edaran Direktur Jenderal BUK
Kemenkes bulan Februari 2013 tentang
larangan penggunaan metode serologi
untuk penegakan diagnosis TB
FAKTOR RISIKO INFEKSI dan SAKIT TB
Infeksi TB Sakit TB
Kontak dengan kasus indek. Usia muda,usia 0 – 2 tahun
• Kontak erat
Infeksi HIV: risiko infeksi & sakit
• Durasi kontak
Kasus indek
Kondisi imunosupresi lain
• BTA positif
• Malnutrisi
• Kavitas • Pasca Campak
Paparan meningkat Tidak vaksinasi BCG
• Tinggal di daerah endemik TB tinggi • Risiko TB diseminata
• Anak dari keluarga dengan HIV
Pengobatan Pencegahan INH (PPINH)

 Dosis: 10 mg/kg/hari, sekali sehari


 Lama pemberian: 6 bulan (walaupun sumber
penularan meninggal atau BTA telah negatif)
 Dosis disesuaikan dengan berat badan
 Vit B6 ditambahkan pada anak dengan infeksi HIV,
malnutrisi, atau remaja
Regimen lain untuk pengobatan ILTB
Regimen Dosis Dosis maks
INH and Rifampicin, INH: 10 mg/kg BB INH: 300 mg
sekali sehari Rifampicin: 10 Rifampicin: 600
selama 3-4 bulan mg/kgBB mg
INH and Rifapentin, INH: 15 mg/kg BW INH: 900 mg
sekali seminggu, Rifapentine Rifapentine: 900
Selama 3 bulan 10–14 kg: 300 mg mg
> 14 –25 kg: 450 mg
> 25–32 kg: 600 mg
> 32–49 kg :750 mg
> 49 kg: 900 mg

Anda mungkin juga menyukai