Anda di halaman 1dari 10

PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN KLINIS UNTUK

KULTUR DAN UJI SENSITIVITAS ANTIBIOTIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1133/PPRA/IV/2022 0 1 / 8
RSUD
SANJIWANI
KABUPATEN
GIANYAR
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur RSUD
STANDAR 27 April 2022 Sanjiwani
PROSEDUR Kabupaten Gianyar
OPERASIONAL

dr. Nyoman Bayu Widhiartha, MM

Pembina
NIP. 19741230 200604 1 001
Pengertian Pengambilan dan pengiriman spesimen klinis untuk kultur dan
uji sensitivitas antibiotik adalah Proses pengambilan spesimen
klinis (darah, urin, sputum, swab luka, pus, jaringan dan lainnya)
dari pasien sesuai dengan fokus infeksi dengan menggunakan
teknik aseptik, penggunaan media transport yang tepat, suhu
penyimpanan yang tepat dan pengiriman yang sesuai.
Tujuan Sebagai acuan dalam proses preanalitik (penentuan site of infection,
pengambilan spesimen, penyimpanan dan pengiriman spesimen
klinis) untuk pemeriksaan mikrobiologi yang baik sehingga
hasilnya valid dan terpercaya.
Kebijakan 1. SK Direktur RSUD Sanjiwani Nomor 188/9080/RSU
tentang Kebijakan Pelayanan Pada Rumah Sakit
Umum Daerah Sanjiwani Kabupaten Gianyar tanggal
5 April 2022.
2. SK Direktur RSUD Sanjiwani Nomor 188/ /RSU
tentang Pelaksanaan ProgramPengendalian Resistensi
Antimikroba di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani
Kabupaten Gianyar tanggal 22 April 2022.
Prosedur .Pengambilan Spesimen
1. Pengambilan spesimen pada penyakit infeksi kulit dan
jaringan lunak
• Spesimen dari kulit dan jaringan lunak meliputi :
1. Swabbing: pada lesi ulkus, sulkus, pus supuratif, infeksi
luka bakar (lesi superfisial)
2. Aspirat : pada abses, lesi infeksi luka bakar (deep lesion)
3. Kerokan kulit : pada infeksi jamur superficial
• Pengambilan specimen dilakukan pada kulit dan jaringan
lunak wajib dilakukan dengan teknik aseptik untuk
menghindari kontaminasi atau kolonisasi.
PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN KLINIS UNTUK
KULTUR DAN UJI SENSITIVITAS ANTIBIOTIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1133/PPRA/IV/2022 0 2/ 8
RSUD
SANJIWANI
KABUPATEN
GIANYAR
• Untuk spesimen jaringan, jaringan yang akan diperiksa tidak
boleh direndam dengan formalin atau alkohol (jaringan segar)
1. Pengambilan specimen saluran kencing
• Tehnik pengambilan spesimen urin porsi tengah :
A. Wanita
1. Pasien mencuci tangannya dengan sabun dan air, bilas.
2. Lebarkan labia dengan satu tangan, bersihkan meatus
uretra dan vestibulum vagina dengan sabun cair dengan arah
depan ke belakang.
3. Bilas area tersebut dengan air.
4. Selama proses berlangsung, labia harus tetap terbuka lebar
dan jari tangan jangan menyentuh daerah yang sudah
dibersihkan
5. Biarkan urin keluar beberapa cc (jangan hentikan aliran
urin).
6. Tampung urin porsi tengah dalam wadah steril bertutup ulir
B. Laki-laki
1. Pasien mencuci tangannya dengan sabun dan air, bilas.
2. Bersihkan penis dengan sabun cair, jika tak disirkumsisi
tarik foreskin (kulit bagian depan) terlebih dahulu, dan cuci
dengan sabun cair.
3. Bilas area tersebut dengan air.
4. Jaga foreskin tetap tertarik, biarkan urin keluar beberapa
cc. Hindari urin mengenai lapisan tepi wadah
5. Tampung urin porsi tengah dalam wadah steril.
6. Pot ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium
• Tehnik pengambilan urin kateter :
1. Klem distal kateter (+ 5 cm dari port).
2. Bersihkan area kateter yang akan di-punksi (proksimal dari
klem) : alkohol 70%
3. Secara aseptis, punksi urin dengan spuit pada area tersebut
ke arah proximal
4. Tempatkan sampel urin dalam wadah steril.
5. Khusus untuk bayi, menggunakan urin kolektor
• Tehnik pengambilan urin kateter :
1. Klem distal kateter (+ 5 cm dari port).
2. Bersihkan area kateter yang akan di-punksi (proksimal dari
klem) : alkohol 70%
PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN KLINIS UNTUK
KULTUR DAN UJI SENSITIVITAS ANTIBIOTIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1133/PPRA/IV/2022 0 3 / 8
RSUD
SANJIWANI
KABUPATEN
GIANYAR
3. Secara aseptis, punksi urin dengan spuit pada area tersebut
ke arah proximal
4. Tempatkan sampel urin dalam wadah steril.
5. Khusus untuk bayi, menggunakan urin kolektor
1. Pengambilan spesimen saluran pernafasan
• Spesimen saluran nafas dapat berupa swab nasofaring,
orofaring, sputum spontan/ induksi, selang ETT pada
pasien yang mengggunakan ventilator, BAL, usapan
bronchus.
• Pengambilan swabing nasofaring, dorsofaring dan tonsil
Prinsip: swabbing nasofaring dilakukan secara lege artis.
Langkah :
a.Pasien di beripenjelasan maksud dan tujuan
pemeriksaan, teknis pemeriksaan dan cara pemeriksaan.
b. Pasien di posisikan kepala pronasi sedemikian rupa
sehingga pemeriksa mudah menjangkau naso faring.
c. Masukkan nasal speculum kedalam lubang nasal yang
di curigai.
d. Masukkan catton swab kedalam lubang nasal secara
sejajar.
e. Lakukan swabbing secara lege artis di kedua nasofaring.
Prinsip: pengambilan spesimen dorsofaring dan tonsil
dilakukan secara bersamaan. Hindarkan bersentuhan
pada lidah dan gigi.
2. Pengambilan spesimen saluran pernafasan
• Spesimen saluran nafas dapat berupa swab nasofaring,
orofaring, sputum spontan/ induksi, selang ETT pada
pasien yang mengggunakan ventilator, BAL, usapan
bronchus.
• Pengambilan swabing nasofaring, dorsofaring dan tonsil
Prinsip: swabbing nasofaring dilakukan secara lege artis.
Langkah :
a.Pasien di beripenjelasan maksud dan tujuan
pemeriksaan, teknis pemeriksaan dan cara pemeriksaan.
b. Pasien di posisikan kepala pronasi sedemikian rupa
sehingga pemeriksa mudah menjangkau naso faring.
c. Masukkan nasal speculum kedalam lubang nasal yang
di curigai.
PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN KLINIS UNTUK
KULTUR DAN UJI SENSITIVITAS ANTIBIOTIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1133/PPRA/IV/2022 0 4 / 8
RSUD
SANJIWANI
KABUPATEN
GIANYAR
d. Masukkan catton swab kedalam lubang nasal secara
sejajar.
e. Lakukan swabbing secara lege artis di kedua nasofaring.
Prinsip: pengambilan spesimen dorsofaring dan tonsil
dilakukan secara bersamaan. Hindarkan bersentuhan
pada lidah dan gigi.
3. Pengambilan spesimen saluran pernafasan
• Spesimen saluran nafas dapat berupa swab nasofaring,
orofaring, sputum spontan/ induksi, selang ETT pada
pasien yang mengggunakan ventilator, BAL, usapan
bronchus.
• Pengambilan swabing nasofaring, dorsofaring dan tonsil
Prinsip: swabbing nasofaring dilakukan secara lege artis.
Langkah :
a.Pasien di beripenjelasan maksud dan tujuan
pemeriksaan, teknis pemeriksaan dan cara pemeriksaan.
b. Pasien di posisikan kepala pronasi sedemikian rupa
sehingga pemeriksa mudah menjangkau naso faring.
c. Masukkan nasal speculum kedalam lubang nasal yang
di curigai.
d. Masukkan catton swab kedalam lubang nasal secara
sejajar.
e. Lakukan swabbing secara lege artis di kedua nasofaring.
Prinsip: pengambilan spesimen dorsofaring dan tonsil
dilakukan secara bersamaan. Hindarkan bersentuhan
pada lidah dan gigi.
Langkah:
a. Siapkan alat dan bahan.
b. Jelaskan kepada pasien tentang tatacara tindakan yang
akan dilakukan.
c. Pasien di suruh berkumur
d. Pasien diposisikan duduk tegak dan di suruh membuka
mulut.
PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN KLINIS UNTUK
KULTUR DAN UJI SENSITIVITAS ANTIBIOTIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1133/PPRA/IV/2022 0 5/ 8
RSUD
SANJIWANI
KABUPATEN
GIANYAR
e. Pasien di Dengan tongue spatel tekan lidah kebawah
secara legal artis
f. Lakukan swabbing berturut-turut dari tonsil kiri, laring,
uvula, dan tonsil kanan.
g. Hasil swabbing di masukkan ke dalam media transport.
(media transport Amies)
• Pengambilan sputum spontan
Prinsip: batuk dalam dan tampung dalam pot bermulut
lebar (6-10 cm) dengan tutup ulir, pot disposable.
a. Siapkan alat dan bahan
b. Pasien di suruh berkumur
c. Pasien di suruh batuk dalam dan masukkan ke dalam
pot sputum
• Pengambilan sputum Induksi (Nebulizer)
Prinsip : Pasien dilakukan nebulizer terlebih dahulu
sehingga sputum menjadi lebih encer sehingga mudah
dikeluarkan.
• Pengambilan sputum aspirat (Endotracheal tube, BAL,
Bronchial Brushing)
Pengambilan sputum aspirat dilakukan oleh dokter
interna/paru
dengan menggunakan teknik asetik untuk menghindari
kontaminasi atau kolonisasi pada rongga mulut dan
saluran nafas.
4. Pengambilan spesimen saluran genetalia
• Pengambilan spesimen saluran genetalia dilakukan oleh
dokter OBGYN
• Spesimen dari saluran genetalia meliputi sekret dari
saluran genetalia
• Tehnik pengambilan swab urethra (Urethritis)
1. Pengambilan bahan minimal satu jam setelah pasien
buang air kecil.
2. Buat rangsangan pengeluaran sekret dengan masase
urethra ke arah simfi sis pubis.
3. Kumpulkan sekret memakai swab steril
4. Bila sekret sangat sedikit, maka cukup tempelkan gelas
objek pada ujung urethra yang mengeluarkan sekret
(untuk pewarnaan Gram).
5. Bila tidak didapatkan sekret, cucilah urethra bagian
PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN KLINIS UNTUK
KULTUR DAN UJI SENSITIVITAS ANTIBIOTIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1133/PPRA/IV/2022 0 6/ 8
RSUD
SANJIWANI
KABUPATEN
GIANYAR
luar dengan sabun betadine dan air; masukkan swab
yang sangat halus kedalam endourethra sejauh 2 sampai
4 cm, putar perlahan dan hati-hati selama I - 2 detik. Tarik
swab keluar dan masukkan media transpor (untuk
pewarnaan Gram dan kultur)
• Tehnik pengambilan swab vagina pada Cervicitis
1. Hindari penggunaan antiseptik, analgetik dan lubrikan
(menghambat gonococci).
2. Vagina dibuka memakai spekulum yang telah dibasahi/
direndam dalam air hangat.
3. Exocervix dibersihkan dari lendir/sekret vagina
menggunakan kasa steril yang dijepit dengan forceps. 4.
Swab steril dimasukkan untuk mendapatkan eksudat dari
endocervix.
5. Bila tidak ada eksudat, swab dimasukkan lebih dalam
(± 2 cm), sepanjang kanalis servikalis, diputar sambil
digerakkan perlahan dari sisi yang satu ke sisi yang lain
selama 5 - 10 detik untuk memberi kesempatan eksudat
yang ada, meresap pada kapas tersebut.
• Tehnik pengambilan spesimen swab vagina dugaan infeksi
Bakterial vaginosis
1. Sekret dapat diambil dengan/tanpa spekulum.
2. Ambil sekret vagina pada fornix posterior memakai pipet
atau swab steril. Usahakan menghindari kontak dengan
sekret vagina normal (yang bukan mukopurulen).
3. Swab kemudian ditarik dan dibuat hapusan pada gelas
objek
4. Putar (rolling) swab dari vaginal discharge di atas
permukaan gelas objek.
5. Biarkan hapusan kering di udara, lalu dilakukan fi ksasi
(dengan methanol/pemanasan)
5. Pengambilan spesimen untuk kultur darah
• Prinsip pengambilan spesimen untuk kultur darah
a. Gunakan sarung tangan sesuai dengan standard
precautions
b. Kultur harus diambil sebelum pemberian antibiotik,
jika memungkinkan , namun bila tidak dapat
dilakukan pengambilan sesaat sebelum pemberian
PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN KLINIS UNTUK
KULTUR DAN UJI SENSITIVITAS ANTIBIOTIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1133/PPRA/IV/2022 0 7/ 8
RSUD
SANJIWANI
KABUPATEN
GIANYAR
c. jika memungkinkan , namun bila tidak dapat
dilakukan pengambilan sesaat sebelum pemberian
antibiotik berikutnya
d. Sebaiknya kultur darah tidak diambil dari line infus,
tetapi harus diambil lewat pungsi vena
(venipuncture)
e. Jumlah volume yang diambil sesuai dengan usia dan
berat badan pasien. Pada bayi 1 ml, anak anak 1-3
ml, pada dewasa 8-10 ml, yang dimasukkan ke setiap
tabung botol kultur darah.
f. Umumnya darah yang ada dalam botol media kultur
diletakkan pada suhu kamar sampai diproses,
maksimum dalam waktu 24 jam
• Pengambilan spesimen tip kateter vena
1.Kulit disekitar kateter dibersihkan dengan larutan
antiseptic
2. Kateter dilepaskan secara aseptic lalu dipotong dengan
steril 5 cm dibagian ujung kateter dan dimasukkan ke
dalam tabung atau wadah steril
3.Kateter segera dikirim ke laboratorium dalam waktu <
30 menit untuk menghindari spesiemen kering
• Pengambilan spesimen darah dari hub kateter
1.Bersihkan hub kateter dengan larutan anti septik dan
dibiarkan kering diudara
2.Ambil darah sesuai dengan volume yang diperlukan
3.Spesiemen darah dimasukkan ke dalam botol medium
secara
Aseptik.
6. Pengambilan Spesimen LCS
• Prinsip pengambilan specimen LCS :
1. Pengambilan sampel LCS dilakukan secara aseptic yang
dilakukan oleh DPJP untuk pemeriksaan kultur LCS,
2.Sampel yang diperiksa untuk kultur adalah sampel yang
ditampung pada botol steril yang kedua (botol pertama untuk
pemeriksaan analisa LCS).
3.Volume LCS yang disarankan minimal 2-5cc.
7. Pengambilan specimen cairan tubuh steril selain
darah dan cairan LCS
PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN KLINIS UNTUK
KULTUR DAN UJI SENSITIVITAS ANTIBIOTIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1133/PPRA/IV/2022 0 8/ 8
RSUD
SANJIWANI
KABUPATEN
GIANYAR
• Prinsip pengambilan specimen cairan tubuh steril selain
darah dan cairan LCS :
1.Pengambilan sampel dilakukan secara aseptic yang dilakukan
oleh DPJP
2.Volume cairan yang diperlukan 5-10 cc dan dimasukkan
kedalam botol medium cair (bila tidak memakai botol cair steril,
maka specimen ditampung dalam botol steril)
8. Pengambilan specimen saluran cerna
• Prinsip pengambikan specimen feses:
1.Untuk penderita yang terbaring sakit dapat digunakan bedpan
steril atau dilakukan usap rectum ( feses tidak boleh diambil dari
pampers atau celana dalam)
2.Feses diambil sebanyak 10 gram atau 1 sendok the secara
aeptik dari tinja yang berlendir atar berdarah dan dimasukkan
ke pot feses.
3.Feses jangan sampai terkontaminasi dengan urin dan air
kloset
4.Untuk penderita kolera, tinja langsung dikirim ke laboratorium
atau dapat diberi pengawet buffer gliserol
5.Beri label dan segera dikirim ke laboratorium.
• Pengambilan usap rectum
1.Informasikan ke pasien rencana tindakan yang akan
dikerjakan
2.Pasien dalam posisi miring, usap kapas steril dimasukkan
hingga mencapai rectum, putar searah jarum jam kemudian
Tarik keluar
3.Masukkan ke dalam tabung berisi medium transport, ujung
usap kapas, dipatahkan lalu tabung ditutup kembali
4.Beri label dan segera dikirim ke lab
9. Pengambilan spesimen mata
• Pengambilan specimen pada mata dilakukan oleh
DPJP/klinisi mata.
• Prinsip pengambilan spesiemen konjungtiva
1.Gunakan usap kapas atau kalsium alginate yang dibasahi
dengan air garam fisiologis steril, usap, dengan cara memutar
pada konjungtiva
2.Gores usap kapas pada permukaan medium yang sesuai
(BA,MC, Choclat agar) setelah pengambilan specimen atau
PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN KLINIS UNTUK
KULTUR DAN UJI SENSITIVITAS ANTIBIOTIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1133/PPRA/IV/2022 0 9/ 8
RSUD
SANJIWANI
KABUPATEN
GIANYAR
dimasukkan kedalam medium transport
3.Pengambilan usapan dilakukan sekali lagi menggunakan usap
kapas steril yang baru untuk pembuatan preparat pada kaca
objek.
4.Pengiriman dalam waktu < 2 jam pada suhu ruang, bila tidak
dikirimkan segera specimen dalam medium transport dapat
disimpan < 24 jam pada suhu ruang.
5.Bila memungkinkan kedua mata diusap dengan usap kapas
yang berbeda meskipun hanya satu mata yang terinfeksi.Hal ini
dapat digunakan untuk menetukan bakteri yang diisolasi adalah
flora normal atau pathogen.
• Pengambilan specimen kornea
1.Spesimen kerokan kornea diinokulasi langsung pada medium
2.Lakukan apusan langsung sebanyak 2 sediaan untuk
pemeriksaan mikroskopis.
3.Pengiriman dalam waktu kurang dari 15 menit pada suhu
ruang, bila tidak dapat dikirimkan segera, sampel dalam medium
transport dapat disimpan < 24 jam pada suhu ruang.
3. Pengambilan spesiemen telinga-sinonasal
• Pengambilan spesimen dapat dilakukan sewaktu, saat
penyakit aktif, sebelum pemberian antibiotik.
• Pengambilan spesimen telingan dilakukan oleh
DPJP/klinis THT
• Prinsip pengambilan spesimen telinga dalam
1.Pada gendang telinga yang masih utuh, lakukan pembersihan
liang telinga dengan larutan antispetik (povidone iodine dan
alcohol 70%), setelah dibersihkan, dibiarkan kering 2-3 menit.
Kemudian spesimen diambil dengan cara aspirasi cairan eksudat
yang berada di telinga tengah
2.Hasil aspirat kemudian dimasukkan ke dalam botol steril atau
medium traspor
3.Pada gendang telinga yang sudah rupture, cairan diambil
menggunakan usapkapas yang lentur melalui speculum telinga.
Spesiemn dimasukkan ke dalam wadah steril atau usap kapas
dimasukkan ke medium tranpor (amies)
4.Untuk specimen berupa aspirasi dan biopsy dirimkan segera
dalam waktu 2 jam
PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN KLINIS UNTUK
KULTUR DAN UJI SENSITIVITAS ANTIBIOTIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1133/PPRA/IV/2022 0 10 / 8
RSUD
SANJIWANI
KABUPATEN
GIANYAR
• Prinsip pengambilan spesimen telinga luar
1.Basahi usap kapas dengan air garam fisiologis steril dan
bersihkan debris atau krusta dari liang telinga
2.Dengan usap kapas steril yang baru, usap liang telinga luar
secara perlahan searah jarum jam
3.Masukkan kedalam medium transport
4.Pengiriman < 2 jam pada suhu ruang, namun bila tidak dapat
dikirim dalam waktu tersebut disimpan pada suhu 40 C
maksimal dalam 24 jam
B. Pengiriman Spesimen
Secara umum semua specimen klinis untuk pemeriksaan
mikrobiologi idealnya dikirim segera ke laboratorium dalam
waktu < 2 jam, namun bila kondisi tidak memungkinkan,
specimen klinis untuk kultur darah yang berada dalam media
transport, swab luka pada media amies, LCS disimpan dalam
suhu ruang, sedangkan untuk specimen urin, jaringan, sputum,
feses dan specimen yang tidak disimpan dalam media transport
disimpan pada suhu 40C.

Unit Terkait Unit Perawatan ntensif, Unit Perawatan Rawat Inap, Unit
Gawat Darurat, Unit Rawat Jalan

Anda mungkin juga menyukai