Anda di halaman 1dari 4

Tindakan Keperawatan : Pemasangan Kateter Urine

Nomor: Revisi: 01 Halaman: 1dari2

STANDAR Tanggal diterbitkan: Ditetapkan di: LAMONGAN,


PROSEDUR Direktur,
OPERASIONAL
(SPO)

dr. moch. rosidi.


NIK.

PENGERTIAN Kateter adalah selang yang digunakan untuk memasukkan atau


mengeluarkan cairan. Kateterisasi urinarius adalah memasukkan
kateter melalui uretra ke dalam kandung kemih dengan tujuan
mengeluarkan urin. Kateterisasi urine sedapat mungkin tidak
dilakukan kecuali bila sangat diperlukan, karena dapat menyebablkan
infeksi nosokomial
TUJUAN 1. Untuk mengambil sample urine guna pemeriksaan kultur
mikrobiologi dengan menghindari kontaminasi.
2. Pengukuran residual urine dengan cara, melakukan regular
kateterisasi pada klien segera setelah mengakhiri miksinya
dan kemudian diukur jumlah urine yang keluar.
3. Untuk pemeriksaan cystografi, kontras dimasukan dalam
kandung kemih melalui kateter.
4. Untuk pemeriksaan urodinamik yaitu cystometri dan uretral
profil pressure.

KEBIJAKAN 1.  Pasien yang mendapatkan obat yang diberikan secara intra vena (I.V)
2.  Pasien dehidrasi untuk rehidrasi parenteral

HAL YG PERLU1.    Observasi letak meatus uretra


DILAKUKAN 2.    Kaji adanya riwayat penyakit genetalia.
3.    Kaji waktu berkemih terakhir.

Alat yang 1. Bak instrumen steril berisi : pinset anatomis, kasa


dibutuhkan. 2. Kom
3. Kateter sesuai ukutan
4. Sarung tangan steril
5. Sarung tagan bersih
6. Cairan antiseptic
7. Spuit 10 cc atau 20 cc berisi aquadest/NaCl steril
8. KY jelly
9. Urine bag
10. Plaster
11. Gunting verban
12. Selimut mandi
13. Tirai/sampiran
14. Perlak dan pengalas
15. Bengkok/nierbekken
16. Tempat specimen (jika perlu)

Pelaksanaan Tahap Pra Interaksi


1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan
tujuan  tindakan yang akan dilaksanakan.
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis
serta tidak mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan melakukan
tindaka.
9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan
dilakukan)

Tahap Orientasi
1. Memperkenalkan diri
2. Mengucapkan salam terapeutik dan memeprkenalkan diri
3. Validasi data : nama klien dan data lain terikat
4. Meminta persetujuan tindakan
5.   Menyampaikan/menjelaskan tujuan tindakan
6. Menyampaikan/menjelaskan langkah-langkah prosedur
7. Membuat kontrak dan kesepakatan untuk pelaksanaan
tindakan

Tahap Interaksi
1. Memberikan sampiran dan menjaga privacy
2. Mengatur posisi pasien (wanita:posisi dorsal recumbent,
pria:posisi supine dan melepaskan pakaian bawah
3. Memasang perlak, penglas di bawah bokong pasien
4. Menutup  area pinggang dengan selimut pasien serta menutup
bagian ekstremitas bawah dengan selimut mandi sehingga
hanya area perineal yang terpajan
5. Meletakkan nierbekken di antara paha pasien
6. Menyiapkan cairan antiseptic ke dalam kom
7. Gunakan sarung tangan bersih
8. Membersihkan genetalia dengan cairan antiseptic
9. Buka sarung tangan dan simpan nierbekken atau buang ke
kantong plastic yang telah disediakan
10. Buka bungkusan luar set kateter dan urin bag dan kemudian
simpan di alas steril. Jika pemasangan kateter dilakukan
sendiri, maka siapkan KY jelly di dalam bak sterik. Jangan
menyentuh area steril
11. Gunakan sarung tangan steril
12. Buka sebagian bungkusan dalam kateter, pegang kateter dan
berikan jelly pada ujung kateter (dengan meminta bantuan
atau dilakukan sendiri) dengan tetap mempertahankan teknik
steril
Pada laki-laki
13.  Posisikan penis tegak lurus 900 dengan tubuh pasien

Pada wanita
1. Buka labio minora menggunakan ibu jari dan telunjuk atau
telunjuk dengan jari tengah tangan tidak dominan
2. Dengan menggunakan pinset atau tangan dominan, masukkan
kateter perlahan-lahan hingga ujung kateter. Anjurkan pasien
untuk menarik nafas saat kateter dimasukkan. Kaji kelancaran
pemasukan kateter jika ada hambatan berhenti sejenak
kemudian dicoba lagi. Jika masih ada tahanan kateterisasi
dihentikan.
3. Pastikan nierbekken yang telah disiapkan berasa di ujung
kateter agar urine tidak tumpah. Setelah urin mengalir, ambil
specimen urin bila diperlukan. Lalu segera sambungkan
kateter dengan urine bag
4. Kembangkan balon kateter dengan aquadest/NaCl steril
sesuai volume yang tertera pada label spesifikasi kateter yang
dipakai
5. Tarik kateter keluar secara perlahan untuk memastikan balon
kateter sudah terfiksasi dengan baik dalam vesika urinaria.
6. Bersihkan jelly yang tersisa pada kateter dengan kasa
7. Fiksasi kateter:
8. Pada pasien laki-laki difiksasi dengan plester pada abdomen
9. Pada pasien wanita kateter difiksasi dengan plester pada
pangkal paha
10. Menempatkan urine bag di tempat tidur pada posisi yang lebih
rendah dari kandung kemih
11. Lepaskan duk dan pengalas serta bereskan alat
12. Lepaskan sarung tangan
13. Rapihkan kembali pasien

Tahap Terminasi
1. Menginformasikan hasil tersebut kepada klien dan evaluasi
tujuan
2. Kontrak pertemuan selanjutnya dan mengucapkan salam
terminasi
3. Merapikan alat dan mengembalikan ke tempat semula (ruang
penyimpanan).
4. Mencuci tangan

Tahap Evaluasi
1. Mengobservasi respon klien selama dan sesudah prosedur
pemasangan kateter.
2. Mengevaluasi produksi urine     

Tahap Dokumentasi
1. Mencatat prosedur dan respon klien selama prosedur
2. Mencatat waktu tindakan (hari tanggal, jam).
3. Mencatat nama perawat yang melakukan tindakan/tanda
tangan

Anda mungkin juga menyukai