Anda di halaman 1dari 25

BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DAN EVALUASI

KEPUASAN PASIEN DAN KELUARGA DI RUMAH SAKIT


ABDURRAHMAN SYAMSURI
Budaya organisasi
O Budaya organisasi adalah suatu pola
keyakinan, nilai-nilai perilaku, norma-norma
yang disepakati/diterima dan melingkupi
semua proses sehingga membentuk bagaimana
seseorang berperilaku dan bekerja bersama.
Budaya keselamatan memiliki 4 pengertian utama:

O kesadaran (awareness) yang aktif dan konstan


tentang potensi terjadinya kesalahan,
O terbuka dan adil,
O pendekatan sistem,
O pembelanjaran dari pelaporan insiden.
Kebijakan Budaya Keselamatan
O Rumah Sakit menggerakkan budaya lapor jika terjadi insiden, dengan tanpa
menyalahkan (No Blame), tanpa membuat malu petugas (No.Shame), dan
tanpa menyebut nama (No. Name);
O Direktur RS Abdurrahman Syamsuri menciptakan dan mendukung budaya
keselamatan diseluruh area rumah sakit sesuai peraturan perundang-undangan
O Direktur RS Abdurrahman Syamsuri melakukan monitoring dan mengambil
tindakan untuk memperbaiki program budaya keselamatan diseluruh area
rumah sakit.
O Direktur RS Abdurrahman Syamsuri mendukung terciptanya budaya
keterbukaan yang dilandasi akuntabilitas (open disclosure)
O Peraturan budaya keselamatan di RS Abdurrahman Syamsuri dilakukan secara
berkala minimal 1 (satu) tahun sekali.
O Rumah sakit menjaga system pelaporan budaya keselamatan rumah sakit yang
bersifat rahasia, sederhana dan muda diakses oleh pihak yang mempunyai
kewenangan.
Tahap-Tahap Membangun Budaya
Keselamatan
Tahap 1
O Melakukan assesmen awal
Meliputi assesmen sarana prasarana, sumber daya,
serta lingkungan keselamatan di rumah sakit
O Melakukan pengukuran budaya keselamatan
melalui survey budaya keselamataan. Bila
berdasarkan pengukuran rumah sakit belum siap,
maka dilakukan pengembangan iklim
keselamatan dan kemabli ke survey budaya awal.
Tahap 2
O Meliputi kegiatan perencanaan, pelatihan dan
implementasi budaya keselamatan. Pelatihan
diselenggarakan untuk mendukung
pelaksanaan intervensi. Intervensi termasuk
uji coba.
Tahap 3
O Tahap ini meliputi kegiatan mengintergrasikan
monitoring perencanaan (dengan survey
ulang) dan pengembangan berkelanjutan.
Salah satu bentuk pengembangan
berkelanjutan adalah kegiatan pelatihan
kembali untuk mewujutkan perubahan budaya
keselamatan yang lebih baik.
Pengukuran Budaya Keselamatan

1. Budaya keselamatan tingkat unit, meliputi:


O Pembelajaran berkelanjutan
O Upaay atasan dalam meningkatkan keselamatan
dirumah sakit
O Sumber daya manusia yang tersedia
O Persepsi keseluruhan mengenai keselamatan
O Komunikasi dan umpan balik mengenai insiden
keselamatan
O Keterbukaan komunikasi
O Kerja tim dan unit
2. Budaya keselamatan tingkat menajemen
O Dukungan manajemen terhadap keselamatan
dirumah sakit
O Kerja tim antar unit
O Komunikasi saat pergantian shift jaga dan
teranfer antar unit
3. Outcome keselamatan dirumah sakait

O Respon tanpa hukuman terhadap keselahan


O Frekuensi pelaporan insiden
Proses pengukuran budaya keselamatan:

Komite PMKP menyusun from kuesioner budaya keselamatan di rumah


sakit

Form kuiesoner budaya keselamatan disebarkan kepada staf melalui sub


bagian SDI

Komite PMKP merekap hasil pengisian koesoner

Komite PMKP Mengevaluasi dan menganalisis hasilnya

Hasil analisis dan rekomendasi pengukuran budaya keselamatan


dilaporkan kepada direktur RS untuk kemudian ditindaklanjuti
Perilaku Yang Tidak Mendukung Budaya Kesalamatan
No Jenis Perilaku Contoh
A. Perilaku yang tidak layak (inappropriate)
1 Kata-kata yang merendahkan atau menyinggung perasaan sesame Mengumpat atau memaki
staf
2 Bahasa tubuh yang merendahkan atau menyinggung perasaan Tidak mau tanggung jawab
sesame staf
B. Perilaku yang mengganggu (distruptive)
1 Perilaku tidak layak dilakukan secara berulang Membentak-bentak staf yang
melakukan kesalahan didepan orang
banyak
2 Tindakan verbal atau non verbal yang membahayakan atau “awas kamu kalau berani laporke
mengintimidasi staff lain kepala/atasan’’
3 Celatukan maut adalah komonter semberono di depan pasien yang “harusnya tidak diberi terapi atau
dampak menurunkan kredibilitas staf klinis lain obat seperti ini”

4 Melarang perawat untuk membuat laporan tentang kejadian tidak “begini saja kok dilaporkan! Ini gak
diharapkan usah dicatat, gak usah dilaporkan”
5 Memarahi staf klins lainnya di depan pasien “ kalau kamu memberi obat ini
maka pasien akan mati…tahu!”

6 Kemarahan yang ditunjukkan dengan melempar alat bedah dikamar Melempar alat yang menimbulkan
operasi suara yang keras

7 Membung rekam medis diruang rawat Melempar status atau bekas


rekammedis dirung rawat inap

C Perilaku yang melecehkan (Harassment)

1 Terkait dengan ras, agama dan suku Kamu/dia itu orang (menyebut
suku/ras/agama/gender) pantesan

2. Berkata yang mengarah pada pelecehan seksual Kometar atau ucapan bernuansa
seksual

3. Melakukan tindakan pelecehab seksual Dengan sengaja memeggang/ meraba


bagian tubuh sensitive tanpa indikasi
medis
Pelaporan Budaya Keselamatan

O Pelaporan menjadi awal proses pembelajaran


untuk mencegah kejadian yang sama terulang
kembali.
O Pelaporan juga berfungsi sebagai alat
monitoring pencegahan terjadinya error.
O Setiap karyawan yang mengetahui, menyaksikan, atau
mendengar langsung adanya perilaku yang tidak mendukung
budaya keselamatan rumah sakit wajib melaporkan kepada
komite PMKP dengan megisi from yang telah disediakandi
masing-masing instasi. Laporan disampaikan dalam waktu
1x24 jam.
O Komite PMKP menindaklanjuti laporan tersebut sesuai
dengan katagori perilaku dalam waktu 2x 24 jam.
O Bila masalah tidak dapat terselesaikam pada taingkat komite
PMKP, maka momite PMKP meneruskan laporan tersebut
kepada direktur.
O Setiap 3 bulan sekali komite PMKP membuat rekapitulasi
kejadian perilaku tidak mendukung budaya keselamatan
rumah sakit dan melaporkan kepada direktur.
O Selain alur pelaporan sebagai mana tersebut
diatas, rumah sakit memfasilitasi pelaporan
keselamatan dengan menyediakan kotak
“Curhat keselamatan” yang dipasang pada
tempat-tempat tertentu untuk dimanfaatkan
karyawan bilamana kurang nyaman dengan
mekanisme pelaporan yang ada.
O Komite PMKP bertugas melakukan pengecekean
dan pengembilan isi kota “Curhat
Keselamatan” dan melakukan tindaklanjut serta
membuat laporan rekapitulasi kejadian perilaku
tidak mendukung keelamatan rumah sakit dan
melaporkan kepada direktur.
Pemberdayaan dan Keterlibatan Seluruh Komponen di Rumah Sakit

O Membangun budaya keselamatan bukan hanya


tanggung jawab tim k3 ataupun komite KPRS.
O Budaya keselamatan bisa menjadi lebih
efesien jika prinsip menajemen dikerakan
dengan riil serta ada keterlibatan langsung dari
pekerja.
Keterlibatan pekerja dalam membangun
budaya keselamatan bisa dikerjakan dengan
beberapa cara, antara lain:

O Keaktifan pekerja dalam kegiatan K3


O Memberikan masukan tentang adanya kondisi
berbahaya dilingkungan kerja
O Menjalankan serta melakukan pekerjaan
dengan cara yang aman
O Memberikan masukan dalam pengaturan
prosedur serta langkah kerja aman
O Mempertimbangkan pekerja lainnya tentang
bahaya K3.
Contoh :Lampiran :
KUESIONER SURVEY BUDAYA KESELAMATAN PASIEN
RS KH. ABDURRAHMAN SYAMSURI
O INSTRUKSI
Survey ini dilakukan untuk mengetahui persepsi anda mengenai patient
safety, medical error dan pelaporan insiden di rumah sakit anda.
O Isi kuesioner ini dalam waktu 15 menit.
O Isilah kuesioner ini dengan jujur sesuai keadaan/suasana kerja di unit
dan RS anda

O ”Kejadian” (Event) : semua jenis ”error”, kesalahan, insiden,


kecelakaan atau penyimpangan baik yang menyebabkan cedera
ataupun yang tidak menyebabkan cedera pada pasien
O “Keselamatan Pasien” (Patient Safety) : menghindari dan mencegah
cedera pasien atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) pada pasien
yang diakibatkan oleh proses pemberiaan pelayanan kesehatan.
 
Karakteristik Responden

 
O Dokter
O Perawat
O Staff Penunjang Medis
O Staff Non Medis

O Unit kerja

Jawaban anda
O Masa Kerja *
O < 1 Tahun
O 1-3 Tahun
O 3-5 Tahun
O 5-10 Tahun
O > 10 Tahun
Apakah sudah pernah mengikuti
orientasi/sosialisasi/pertemuan tentang budaya aman &
keselamatan rumah sakit?
a. Ya
b. Tidak
c. Mungkin 
Apakah staf di unit kerja saling mendukung, bekerjasama, dan
menghargai satu sama lain?
d. Ya
e. Tidak
f. Mungkin
Apakah atasan langsung anda mendukung perilaku stafnya
dalam meningkatkan budaya aman & keselamatan pasien?
a. Ya
b. Tidak
c. Mungkin
Apakah anda ikut aktif berpartisipasi dalam pelaksanaan
budaya aman & keselamatan pasien?
d. Ya
e. Tidak
f. Mungkin
Apakah di unit kerja anda terbangun sistem pembelajaran atas
insiden yang terjadi dan BUKAN menyalahkan?
a. Ya
b. Tidak
c. Mungkin
 
Apakah RS ARSY mendukung dan memprioritaskan budaya
aman & keselamatan pasien ?
d. Ya
e. Tidak
f. Mungkin
SILAHKAN
KUESIONER SURVEY BUDAYA KESELAMATAN PASIEN
RS KH. ABDURRAHMAN SYAMSURI

ttd
Direktur RS ARSY

https://forms.gle/ARy5rs8cVNgGqp7x5
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai