Anda di halaman 1dari 29

Sub Komite Keselamatan Pasien

DEFINISI BUDAYA KESELAMATAN


Budaya keselamatan di rumah sakit dapat diartikan sebuah lingkungan
kolaboratif yang menekankan pada prilaku semua staf yang menekankan
pada keselamatan pasien, petugas, sarana prasarana dan lingkungan
Budaya keselamatan adalah produk dari nilai, sikap, persepsi,
kompetensi, dan pola perilaku, dari individu dan kelompok yang
menentukan komitmen RS (organisasi) terhadap mutu dan keselamatan
pasien
TUJUAN MEMBANGUN BUDAYA KESELAMATAN DI RS
1. Tujuan Umum : Tercapainya keselamatan pasien dan keluarga, petugas, sarana
prasarana dan lingkungan didalam rumah sakit
2. Tujuan Khusus :
a. Tercapainya keselamatan pasien yang dilayani
b. Tercapainya keselamatan petugas
c. Tercapainya keselamatan sarana prasarana yang digunakan untuk pelayanan
kesehatan
d. Tercapainya keselamatan lingkungan di rumah sakit dan di luar rumah sakit
REGULASI
1. UNDANG UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN
2. UNDANG UNDANG NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT
3. PMK NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG KESELAMATAN PASIEN
4. KEPMEN NO HK.01.07/MENKES/503/2020 TENTANG KOMITE NASIONAL
KESELAMATAN PASIEN
5. PERATURAN DIREKTUR RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL NOMOR 50
TAHUN 2022 TENTANG MEMBANGUN BUDAYA KESELAMATAN
KOMPONEN BUDAYA KESELAMATAN
1. INFORMED CULTURE ( BUDAYA TERINFORMASI )
2. REPORTING CULTURE ( BUDAYA PELAPORAN)
3. JUST CULTURE ( BUDAYA ADIL )
4. FLEXIBLE CULTURE ( BUDAYA FLEKSIBEL )
5. LEARNING CULTURE ( BUDAYA BELAJAR )
Penyusunan Program Budaya Keselamatan
Penyusunan regulasi
Pembentukan tim budaya keselamatan
Diklat budaya keselamatan
Penyusunan system pelaporan budaya keselamatan
Penegakan perilaku professional dalam peningkatan budaya keselamatan
Pengukuran, Analisa dan tindak lanjut untuk peningkatan budaya keselamatan
PROGRAM BUDAYA KESELAMATAN
 Membangun kesadaran akan nilai keselamatan
 Memimpin dan mendukung staf
 Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko
 Mengembangkan system pelaporan
 Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
 Belajar dan berbagi pengalaman tentang insiden keselamatan
 Mencegah cedera melalui implementasi system keselamatan
KEBIJAKAN DALAM MEMBANGUN BUDAYA KESELAMATAN
1. Direktur RS menciptakan dan mendukung budaya keselamatan di seluruh area di RS
2. Direktur RS mendorong staf klinis pemberi asuhan bekerja sama dalam tim yang efektif dan mendukung
proses kolaborasi interprofesional dalam asuhan berfokus pada pasien.
3. Keselamatan dan mutu berkembang dalam suatu lingkungan yang mendukung kerja sama dan rasa
hormat terhadap sesama, tanpa melihat jabatan DI RS
4. Direktur RS menunjukkan komitmennya tentang budaya keselamatan dan medorong budaya
keselamatan untuk seluruh staf RS
5. Seluruh staf bertanggung jawab mendukung budaya keselamatan dan menghindari perilaku yang tidak
mendukung budaya keselamatan
Perilaku yang tidak mendukung budaya keselamatan
Perilaku yg tidak layak (inappropriate) : mengumpat dan memaki
Perilaku yang mengganggu (disruptive): misalnya mengomentari negatif hasil
tindakan atau pengobatan staf lain di depan pasien, memarahi staf klinis lainnya di
depan pasien, kemarahan yang ditunjukkan dengan melempar peralatan/barang,
serta membuang rekam medis
Perilaku yang melecehkan (harassment): misalnya terkait ras, agama, dan suku
termasuk gender
Pelecehan seksual
Perilaku intimidatif dan disruptive
1. Menurunnya kepuasan pasien dan outcome pasien
2. Meningkatkan biaya pelayanan
3. Menurunkan efektivitas tim
4. Keluarnya staf yang berkinerja baik
FAKTOR YG BERKONTRIBUSI
INDIVIDU SISTEM

• Stres dalam menghadapi tekanan pekerjaan • Tuntutan pekerjaan yang meningkat


yang berat
• Hirarki
• Situasi emosi yang tinggi misalnya akibat
• Rasa takut atau stres
kelelahan
• Dinamika dalam komunikasi interprofesi
• Karakteristik seperti mementingkan diri
• Anggapan bahwa "dokter yang menghasilkan
sendiri, ketidakmatangan atau pembelaan diri,
pendapatan besar diperlakukan lebih ringan
serta kekurangan keterampilan interpersonal,
ketika ada masalah perilaku daripada mereka
coping atau manajemen konflik.
yang lebih sedikit"
Hal penting yang mendorong budaya keselamatan

a. Perilaku memberikan pelayanan yang aman secara konsisten untuk mencegah terjadinya
kesalahan pada pelayanan yang berisiko tinggi
b. Perilaku dimana para individu dapat melaporkan kesalahan dan insiden tanpa takut
dikenakan sanksi atau teguran dan diperlakukan secara adil ( just culture )
c. Kerjasama tim dan koordinasi untuk menyelesaikan masalah keselamatan pasien
d. Komitmen pimpinan rumah sakit dalam mendukung staf seperti waktu kerja para staf,
Pendidikan, metode yang aman untuk melaporkan masalah tanpa takut diadili
e. Identifikasi dan mengenali masalah akibat perilaku yang tidak diinginkan ( perilaku
sembrono)
f. Evaluasi budaya secara berkala dengan metode kelompok focus diskusi ( FGD),
wawancara dengan staf dan analisis data
g. Mendorong kerjasama dan membangun system dalam mengembangkan budaya
perilaku yang aman
h. Menanggapi perilaku yang tidak diinginkan pada semua staf pada semua jenjang di
rumah sakit, termasuk manajemen, staf administrasi, staf klinis dan non klinis,
dokter, representasi pemilik dan anggota Dewan Pengawas
Pengukuran budaya keselamatan
Pengukuran budaya keselamatan perlu dilakukan oleh Fasyankes.
Budaya keselamatan adalah sebuah budaya organisasi yang mendorong setiap
staf (klinis atau administratif) melaporkan hal-hal yang menguatirkan tentang
keselamatan atau mutu pelayanan tanpa adanya imbal jasa dari Fasyankes
Diukur sebelum intervensi keselamatan pasien (sebagai baseline), lalu secara
periodik, setiap tahun
Tujuan Penilaian Budaya
Mengidentifikasi area dari budaya yang butuh diperbaiki: Identifikasi kelemahan
dalam organizational learning
Meningkatkan kepedulian dari konsep keselamatan pasien
Mengevaluasi keefektifan dari intervensi keselamatan pasien dari waktu ke waktu
Kaji banding (benchmarking) internal dan eksternal
Memenuhi persyaratan peraturan (akreditasi)
Identifikasi kesenjangan antara kepercayaan (beliefs) & perilaku (behaviors)
KEGUNAAN HASIL PENGUKURAN BUDAYA KESELAMATAN
Sumber informasi untuk menentukan kebutuhan pendidikan staf
Evaluasi praktik professional berkelanjutan/OPPE
Acuan dalam menyusun program peningkatan budaya keselamatan RS
Dasar perbaikan penerapan budaya keselamatan pasien
INSTRUMEN PENGUKURAN BUDAYA KESELAMATAN

Hospital Survei on Patient Safety ( HSO PS - AHRQ )


S a fety Attitude Quisioner( S AQ)
Manchester Patient Survey Assesment Framework ( MaPSaf )
Integrated Safety Culture in Hospital Assesment (ISCHA- RSUI)
Tool
• AHRQ – Hospital Survey on Patient Safety versi 1 dikembangkan mulai tahun 2004
• versi 2 yg dikembangkan oleh The Agency for Healthcare Research and Quality
Care (AHRQ) yang dirilis pada tahun 2019 ( Rencana mulai tahun depan)

HSOPS :
Hospital Survey on Patient
Safety Culture

(AHRQ Hospital Survey on Patient Safety Culture


Version 2.0: User’s Guide)
Mengapa RS harus melakukan survei budaya keselamatan ?

Jawaban: Survei budaya keselamatan berguna untuk mengukur kondisi organisasi yang dapat menyebabkan kejadian buruk dan
membahayakanpasien di RS. Organisasi yangingin menilai budayakeselamatan pasien yg adaharus mempertimbangkan untuk
melakukan survei budaya keselamatan.

Survei budaya keselamatan dapat digunakan untuk:


a. Meningkatkan kesadaran staf tentang keselamatan pasien.
b. Kaji status budaya keselamatan pasien saat ini.
c. Identifikasi kekuatan dan area untuk peningkatan budaya keselamatan pasien.
d. Memeriksa tren perubahan budaya keselamatan pasien dari waktu ke waktu.
e. Mengevaluasi dampak budaya pada kegiatan pelayanan terkait intervensi keselamatan pasien.
Tingkat dan Dimensi yang Diukur
Tingkat Unit Tingkat Fasyankes

• Dukungan kepala unit untuk keselamatan • Dukungan pengelola fasyankes terhadap


pasien upaya keselamatan pasien
• Pembelajaran organisasi • Kerja sama antar unit di fasyankes
• Kerja sama dalam unit di fasyankes • Hands off/perpindahan dan transisi pasien
• Komunikasi terbuka
• Umpan balik dan komunikasi mengenai Output
kesalahan • Persepsi keseluruhan staf di RS terkait
• Respon tidak menyalahkan terhadap keselamatan pasien
kesalahan • Frekuensi pelaporan kejadian
• Pengelolaan staf
HSOPS :
Hospital Survey on Patient
Safety Culture Versi 1

Terdiri dari :
42 pernyataan gabungan
9 pernyataan tunggal
No Komposit Budaya Keselamatan Nomor Pernyataan Total
Pasien Positif Negatif HSOPS :
1 Kerja tim A1, A8 A9 3 Hospital Survey on Patient
2 Pengelolaan staf dan beban kerja A2 A3, A5, A11 4 Safety Culture Versi 2
3 Pembelajaran organisasi dan A4, A12 A14 3
peningkatan berkesinambungan Terdiri dari :
32 pernyataan gabungan
4 Respon terhadap kesalahan A7, A10 A6 A13 4
8 pernyataan tunggal
5 Supervisor, manajer atau clinical B1, B3 B2 3 (berapa kali melaporkan insiden,
leader mendukung keselamatan level keselamatan pasien, posisi
staf, unit/wilayah kerja, masa kerja,
pasien
jam kerja, interaksi/tidak dgn
6 Komunikasi tentang kesalahan C1, C2, C3 3 pasien)
7 Keterbukaan Komunikasi C4, C5, C6 C7 4
8 Melaporkan kejadian keselamatan D1, D2 2
pasien

9 Dukungan manajemen rumah sakit F1, F2, F3 3


terhadap keselamatan pasien

10 Serah terima dan pertukaran F6 F4, F5 3


informasi
Total Pernyataan 32
Proses Survei
 Menentukan tool survei yang sesuai
 Menyusun SK Direktur untuk pelaksanaan survei
 Menentukan jumlah responden (sampel atau keseluruhan)
 Metode sampel : symple random vs systematic random)
 Menentukan metode survei (wawancara-penyebaran kuesioner-google form?)
 Menentukan deadline pengumpulan data
 Collecting data
 Pengolahan data
 Analisis data (budaya keselamatan pasien dikatakan KUAT (respon positif ≥ 75%), (SEDANG
respon positif 50% - 75%) dan dikatakan LEMAH (repon positif < 50%)
 Penyusunan laporan hasil survei dan rekomendasi/RTL
Upaya perbaikan
• Berdasarkan hasil pengukuran budaya keselamatan, misalnya dengan
menggunakan tool AHRQ- Hospital Survey on Patient Safety diketahui hasil tiap
dimensi dengan kekuatan budaya keselamatan Kuat, Sedang dan Lemah, data
tersebut dapat dianalisa dan digunakan untuk memprioritaskan area
perbaikan/peningkatan budaya keselamatan
• Tim membuat rekomendasi perbaikan yang diajukan kepada direktur
Contoh Hasil Survey
100
90
80
70
60
50 97.04 91.93
89.53 84.34 90.03 86.56
40 74.84 74.17 72.67
66.65 68.26
30
20 36.91
10
0

Anda mungkin juga menyukai