Oleh
Reza Widianto Sudjud
Meitha Roosmeilany
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
1
DATA NDR • Menurut Data
Kementrian
Kesehatan Tahun
2015, angka
NDR( Net Death
Rate) di beberapa RS
vertikal cukup tinggi
• Data Balitbangkes
(2014) Kementerian
kesehatan
Tahun 2 0 2 0 WHO menyebutkan menyebutkan stroke
penyakit jantung iskemia, dan jantung koroner
Alzheimer dan stroke merupakan
penyebab kematian terbanyak merupakan penyebab
kematian tertinggi di
Indonesia
AP
LI
KA
SI
E W
S
PERIODE
4 s.d 24 Jam
PERBURUKAN
KONDISI
HEMODINAMIK Perubahan
1
0
2
0
3
0
STABIL kondisi
hemodinamik
pasien sampai
Pasien dalam dengan
kondisi perburukan,
hemodinamik bahkan
yang stabil kematian
MicroscopeEarly Warning Scoring
System???? Shape for PowerPoint
PROAKTIF
B D
TRIAGE TRC MORTALITAS
Menentukan Sistem Kematian
dg cepat respon PAsien
prioritas cepat
pasien yang EWS terhadap CODE BLUE
harus dilihat aktivasi
per i n g at an kegawatan Sistem
d in i dan pasien aktivasi thd
pem i cu pasien henti
t er h adap jantung
kewaspadaan
Aplikasi EWS
• Tidak ada pasien yang henti jantung dengan
tiba tiba, semua akan diawali dengan adanya
gejala dan perubahan fisiologisnya
7
Hal Yang Penting
8
• Early Warning System EWS pada prakteknya
meliputi penetapan skoring parameter
fisiologis yang sederhana, dengan
menggunakan pendekatan asesmen dan
parameter.
• EWS yang baik bisa menggambarkan adanya
kualitas pelayanan yang terbaik dari pihak
rumah sakit.
9
Tujuan EWS
10
Manfaat EWS
11
Latar Belakang
Pengenalan Perubahan
Kondisi pasien
12
KEBIJAKAN DAN STANDAR PELAKSANAAN
EWS
Pelayanan dan Asesmen
Asuhan Pasien Pasien
FMS/MFK SQE/KPS
Facility Management and Safety/ Staff Qualification and
Manajemen dan Keamanan c Education / Kualifikasi dan
Fasilitas Pendidikan Staf
Standar 3.2 COP : Pengenalan Perubahan Kondisi
Pasien
1. Rumah sakit menyusun dan menerapkan proses sistematik untuk
pengenalan dan respons staf terhadap pasien yang tampak
mengalami perburukan kondisi.
2. Rumah sakit menyusun dan menerapkan kriteria tertulis yang
mendeskripsikan tanda bahaya dini dari perubahan atau perburukan
kondisi pasien, dan kapan perlu mencari bantuan lebih lanjut.
3. Berdasarkan pada kriteria bahaya dini yang ditetapkan rumah sakit,
staf akan mencari bantuan tambahan jika mereka memiliki
kekhawatiran terhadap kondisi pasien.
4. Rumah sakit menginformasikan kepada pasien dan keluarga
mengenai cara mencari bantuan jika mereka memiliki kekhawatiran
mengenai kondisi pasien.
14
Latar Belakang
• Standar AOP.2 : Pengkajian Ulang Kondisi Pasien
a) Pasien dikaji ulang untuk menentukan respons
mereka terhadap tata laksana dan untuk
merencanakan kelanjutan tata laksana dan/atau
pemulangan.
b) Pasien dikaji ulang pada interval tertentu berdasarkan
kondisi mereka dan ketika terdapat perubahan
bermakna pada kondisi mereka, pada rencana
perawatan, atau pada kebutuhan individual.
c) Didokumentasikan dalam rekam medik
15
Latar Belakang
• Standar SQE.3 : RS memastikan pengetahuan
dan keterampilan staf klinis sesuai dengan
kebutuhan (perubahan kondisi) pasien.
a. Staf dilatih dan dievaluasi keterampilan
kliniknya secara berkala (dari awal masuk dan
dari waktu ke waktu sesuai kebutuhan pasien).
b. RS menetapkan proses untuk evaluasi
kemampuan staf dan frekuensi evaluasi
tersebut secara berkesinambungan.
16
SCORING KONDISI FISIOLOGIS PASIEN
digunakan pada pasien dewasa sebelum
pasien mengalami kondisi kegawatan
disertai dengan algoritme tindakan
AP
LI
KA
Area Pelayanan
SI
W E
S
EWS MEWS PEWS
Maternal Pe
di
ning Early E a
Wa
r W ar tric
y a l
l
Ea Score
r Warning Sc r n i y
asa Score or ng
w e
De
PEMANTAUAN DALAM EWS
4. TEMPERATUR 1. KESADARAN
Peningkatan suhu Respon spontan atau
tubuh tidak
KA
SI
W E
S
Dukungan SDM Yang
Manajemen terlatih
Penetapan kebijakan
Mampu melakukan
dan standar dan
penanganan
dukungan penuh
perburukan kondisi
terhadap pelaksanaan
pasien sesuai SPO alur
program EWS di
EWS
lapangan termasuk Sistem Informasi Yang
monev berkala baik
Alur Pelaporan, Sarana
Komunikasi
LI
KA
MANAJEMEN
SI
W E
S
KEBIJAKAN
Penetapan kebijakan
pelaksanaan sistem
diperlukan untuk
memulai pelaksanaan
EWS di rumah sakit /
FasKes
STANDAR SISTEM
Prosedur Alur
operasional EWS pelaksanaan,
harus dibuat sumber daya
untuk menjaga yang diperlukan
pelayanan yang harus dibangun
seragam dan untuk menunjang
berkelanjutan pelaksanaan
sistem.
AP
SDM Yang Terlatih
LI
KA
SI
W E
S
Asesmen Monev
Kompetensi Berkala
Data : Evaluasi
Pengumpulan bukti CPD Pelaksanaan EWS secara
tentang pelaksanaan Pendidikan dan pelatihan periodik, membuat kajian
EWS pada setiap level berkelanjutan yang dan rencana tindak
Perawat Klinik melalui dilakukan untuk lanjutnya.
asesmen mandiri dan mempertahankan dan
asesmen kompetensi meningkatkan
kemampuan staf dalam
melakukan tata laksana
EWS
AP
LI
Asesmen Kompetensi
KA
SI
W E
S
Evaluasi kompetensi
perawat dalam
melakukan skoring dan
analisa EWS
AP
LI
Continues Professional Development
KA
SI
W E
S
Peningkatan kompetensi
penggunaan EWS
melalui pelatihan
AP
LI
PROGRAM2 PELATIHAN DAN SOSIALISASI BERKALA
KA
SI
E
• PROGRAM – PROGRAM YANG DIKEMBANGKAN
W
S
SOSIALISASI EWS UTK
NURSE CSTN PITSTOP
KA
SI
E
• PROGRAM – PROGRAM YANG DIKEMBANGKAN
W
S
ORIENTASI
PELATIHAN CPD CSTN
PEGAWAI
DIABETIC LIFE
SOSIALISASI
COACH
AP
SISTEM
LI
KA
INFORMASI
SI
W E
S
Sistem dan alur Dokumentasi Yang
pelaporan Baik
W E
Obat-obatan
Medis Habis
S
Pakai
Peralatan Ketersediaan
Medis dan Ruangan
Keperawatan Rujukan
90
79
77
76
80 50
70
70 61 63
57
56 37 EWS 6
56 56
60 57 EWS 7
EWS 8
EWS 9
50 29 EWS 10
39 39
36 EWS 11
36
40 EWS 12
EWS 13
28
EWS 14
30 21
23 EWS 15
21 16
12 19 18
20 11
13 13 11
6 8
10 4 7
2 4 4 2 1 4
1 11 3 2 1 1
0
Mei-16 Juni-16 Juli-16 Agust-16 Sep-16 Okt-16
37
Indikator Mutu
38
AP
LI
Kekuatan Penerapan Early Warning System
KA
SI
W E
S
Muda Cepat Jelas Praktis
h
Input Output
• Sistem
• Kegagalan
informasi
sistem pelaporan
• Peralatan
secara tekhnis
• Staf gagal melakukan • Obat-obatan
• Perlu komitmen
penilaian secara tepat PPA
• Staf tidak mampu
menganalisa perubahan skor
AP
LI
KA
SI
E
Roadmap Pelaksanaan EWSystem
W
S
Keberhasilan pelaksanaan Monev EWS
Sosialisasi EWS
Penyusunan
Kebijakan Penyusunan SOP
EWS
dan
Panduan Pengembangan
Tools
Kesimpulan
• Pengawasan dan pengenalan dini kondisi kriti s
pasien dapat mengurangi kejadian henti
jantung.
• Penerapan Early warning system dan Tim Reaksi
Cepat dapat menurunkan kejadian henti
jantung dan mortalitas
• Untuk menerapkan EWS dan TimReaksiCepat
dibutuhkan penyesuaian di masing masing RS,
mengingat karakteristi k masing masing RS yang
berbeda
42