CARDIAC/RESPIRATORY
ARREST
3
4
5
Permasalahan :
• Banyak pasien rawat inap yg mengalami kegawatan
(actually many ICU’s patient outside the ICU)
• Mayoritas pasien-pasien yang mengalami henti jantung
tiba-tiba (“sudden” cardiac arrest) sebelumnya
menderita gangguan yang sebenarnya bisa dikenali
seperti hipotensi, takikardia, hipertermia atau takipnea
• Kurang lebih sepertiga pasien yang dirawat di ICU
menerima pelayanan yg sub-optimal di ruangan atau
emergency room
6
1. TANDA-TANDA VITAL TIDAK DIEVALUASI
Evaluasi dari tanda-tanda vital tidak konsisten dijalankan pada semua pasien dan
2. PENEMUAN
semakin jauhKLINIS
pasienTIDAK DAPAT DIINTEPRETASI
dari unit-unit intensif, semakin jauh dari penilaian sistematik akan
Evaluasi klinisvital
tanda-tanda sudahnya.dilakukan namun interpretasinya tidak benar, hal ini terjadi karena
1.TANDA-TANDA VITAL TIDAK DIEVALUASI
adanya KURANGNYA PENGETAHUAN KEDOKTERAN SAKIT KRITIS DAN ADANYA
KETERBATASAN PENGALAMAN dari tenaga medis dalam menilai keadaan yang
2.PENEMUAN KLINIS TIDAK DAPAT DIINTEPRETASI
POTENSIAL KRITIS
3.PENCARIAN DIAGNOSIS MENGGANTIKAN
3. PENCARAN DIAGNOSIS MENGGANTIKAN PENILAIAN TANDA VITAL
Banyaknya pelayanan kesehatan yg high specialized sehingga fokus hanya tertuju pada
PENILAIAN TANDA VITAL
4. diagnosa
ADANYA KETIDAK
spesifik ygSESUAIAN ANTARA
pada akhirnya
EVOLUSI NYA TIDAK TERCATAT
WORKING DIANOSA
mengaburkan penilaianDAN STATUS
fungsi vital. KLINIS SEHINGGA
5.TEKS
5. TEKS BOOKBOOK
MENUTUPIMENUTUPI KEPENTINGAN
KEPENTINGAN EVALUASI EVALUASI
DAN BANTUAN TANDA VITAL
Teksbook sangat membantu dalam membuat diagnosa dan strategi terapi, namun pada
DAN
unit-unitBANTUAN TANDA
intensif maka dapat VITALdengan masalah klinis yg kompleks jika
terjadi konfrontasi
tidak ditangani oleh tenaga yg kompeten dan pengalaman
(Rose, 2010) 7
Deteksi dini dan pelaporan perubahan TTV
adalah tindakan yang sangat penting, karena
penundaan dalam memulai tindakan yang tepat
dapat berdampak buruk terhadap hasil keluaran
perawatan pasien.
(Chalfin et al, 2007)
8
EWS
• Pertama kali dikembangkan oleh Morgan dan
kawan-kawan pada tahun 1997
• Dinilai berdasarkan 5 parameter fisiologis:
– Tekanan darah Sistolik
– Laju Nadi
– Laju Napas
– Suhu
– Kesadaran (AVPU)
9
DEFINISI
• EWSS adalah sebuah sistem skoring yang
digunakan sebelum pasien mengalami kondisi
kegawatan.
• Skoring EWSS disertai dengan algoritme tindakan
berdasarkan hasil skoring dari pengkajian pasien.
• EWSS digunakan sebagai komponen untuk Tim
Medik Reaksi Cepat dalam menangani kondisi
kegawatan pada pasien di RS.
• EWSS lebih berfokus kepada mendeteksi
kegawatan sebelum hal tersebut terjadi.
(Duncan & McMullan, 2012)
10
DEFINISI
• EWS adalah suatu metode untuk mendeteksi perburukan
kondisi pasien, sebelum mengalami kegawatan
11
12
SNARS
STANDAR PAP 3.1
Staf klinis dilatih untuk mendeteksi (mengenali)
perubahan kondisi pasien memburuk dan mampu
melakukan tindakan
• Ada regulasi pelaksanaan Early Warning System
(EWS) (R)
• Ada bukti staf klinis dilatih menggunakan EWS (D,W)
• Ada bukti staf klinis mampu melaksanakan EWS
(D,W,S)
• Tersedia pencatatan hasil EWS (D,W)
13
• Penanganan resusitasi pasien harus seragam
dan terdapat di seluruh bagian rumah sakit
• (Pelayanan Pasien 3.2, Komite Akreditasi
Rumah Sakit)
14
Manfaat sistem skoring pada EWS
15
Prinsip Dasar EWS
• Identifikasi perubahan dan respon pasien terhadap
perburukan kondisi fisiologis selama dalam perawatan
• EWS tidak menggantikan parameter pemanggilan
code blue/ kegawatan (single parameter) tetapi
melengkapi
• Terdapat sistem aktivasi tim responder yang kompeten
dan responsif
– Kuning: Perawat Primer/KaTim/PJ Shift (<45 menit)
– Orange: DPJP/ Dr. Jaga Konsulen (<30 menit)
– Merah: Tim Medis Reaksi Cepat/Tim Code Blue/ MET (<5
menit)
16
Who, When and Where
EWS digunakan oleh :
• Perawat EWS digunakan ketika :
• Dokter • Assesment awal
• Peserta didik • Pemantauan setiap
shift
EWS digunakan di : • Sebelum transfers
• Rawat inap non ICU
• Sebelum pulang
• Rawat jalan
• Ruang persiapan
• Ruang pemulihan
17
Adanya Pertimbangan
terapi yang efektif fisiologis dalam
jika terdeteksi kondisi
gawat.
mencegah perburukan pasien di RS
• Contoh: beta bloker untuk iskemik myocardial,
terapiPrinsip 1. Time
cairan pada forhypovolemia,
syok interventionmesin
Pentingnya pengenalan dini pada pasien kritis
bantu napas (non invasive) dan oksigen untuk
Prinsip 2. Warning signs
gagal napas
• Pada umumnya intervensitreatment
Prinsip 3. Effective EWS tidak mahal,
Intervensi
relative
Semua dini akan meningkatkan
sederhana
paramedis hasil akhir
dan nonmengaktifkan
mampu invasive EWS
Kehadiran
Contoh dokter
Prinsip spesialis
4. Staff
intervensi dinican dan perawat khusus
activate
yang menyelamatkan
Dokter
• jiwa intensivis
terlihat padadan perawat khusus
pertolongan sangat
pada pasien
Prinsip
terampil 5.
dalam Early intervention
melakukan
trauma dan juga pada pasien resusitasi
syok sepsis
• Evaluasi yang cepat dan tepat terhadap kondisi
kritis Prinsip 6. The expert
sangat diperlukan
De Vita M.A, Hilman K, Bellomo R, eds.
18
Medical Emergency Teams Implementation and Outcome Measurement. Springer New York 2006
JENIS EWS
• EWS (Early Warning System)
• NEWS (National Early Warning Score)
• MEWS (Modified Early Warning System)
• PEWS (Pediatric Early Warning Signs)
• OEWS (Obstetric Early Warning Score)
19
20
21
22
23
ALGORITMA DEWASA
Hijau • Kondisi pasien stabil
0-1 • Lakukan pemantauan dan kaji skor EWS 1x/ shift
25
HAL-HAL KHUSUS
AIRWAY + BREATHING (distress napas)
Perhatian khusus:
• Jalan napas
• Hipoksia
• Asidosis
Tindakan:
• Segera diperiksa ulang
• Bebaskan jalan napas bila ada sumbatan
• Beri Oksigen > 96% (90% pada pasien PPOK)
• Bila ada asidosis respiratorik lapor ke DPJP
26
HAL-HAL KHUSUS
CIRCULATION (hipertensi)
Perhatian khusus:
• Nyeri
• Hipercapnea
Tindakan:
• Berikan anti nyeri bila nyeri
• Bebaskan jalan napas bila ada sumbatan
• ECG 12 lead
27
HAL-HAL KHUSUS
CIRCULATION (hipotensi)
Perhatian khusus:
• Perdarahan
• Infark myocard
• Sepsis
Tindakan:
• Cari ada tidak nya perdarahn
• Cek tekanan darah manual
• ECG 12 lead
• Jika tidak ada gagal jantung, berikan cairan infus extra 500cc
• Bila tidak ada perbaikan setelah diberi cairan 20cc/kgBB,
konsul ke dokter
• Bila sistolik < 70, lapor DPJP
28
HAL-HAL KHUSUS
CIRCULATION (takikardia)
Perhatian khusus:
• Penurunan kesadaran
• Iskemik myocard
• Jika terdapat gagal jantung, segera akifkan Kode Biru
Tindakan:
• ECG 12 lead
• Perksa ada tidak nya sumbatan jalan napas
29
HAL-HAL KHUSUS
CIRCULATION (bradikardia)
Perhatian khusus:
• Gangguan elektrolit
• Efek samping obat
• Blok total
Tindakan:
• EKG 12 lead
• Periksa ada tidaknya aritmia
• Bila nadi < 40, aktifkan Kode Biru
30
HAL-HAL KHUSUS
DISABILITY (gangguan neurologis)
Perhatian khusus:
• Hipoglikemia
• Cedera kepala
Tindakan:
• Cek gula darah
• Cek respon pupil
• Bila penurunan kesadarannya terjadi cepat, segera aktifkan
Kode Biru
31
HAL-HAL KHUSUS
ENVIRONMENT (panas atau hipotermia)
Perhatian khusus:
• Sepsis
Tindakan:
• Segera diperiksa ulang
• Cari tanda sepsis yang lain
32
33
34
Salam : Selamat pagi
35
Saya menelepon tentang pasien :
• Nama pasien : Dani, 50 tahun
• Diagnosa : Ca Buli
• Keluhan : saat ini pasien hematuria
• TTV : A: bebas
B: RR 25x/ menit
SpO2 95 dgn nasal kanul 3 lpm
C: Nadi 100x/menit
TD 100/50. Suhu: 37.0 C
Akral hangat kering merah
D: Somnolen. GCS 10
36
Pasien mengalami :
• Peningkatan napas dan dangkal
• Saturasi mulai menurun
• Terdapat hematuria
• Tekanan darah mulai turun
• Laju nadi meningkat
• Penurunan kesadaran sejak 30 menit
yang lalu
• Nilai NEWSS ada yang 3
37
Saya rasa pasien saat ini mulai
menunjukkan tanda-tanda kekurangan
cairan akibat hematuria
38
RECOMMENDATION
Rencana saya:
• Memberikan terapi shock hemoragic
• Cek darah lengkap
• Konsul ICU
Apakah ada terapi lain dari DPJP?
Kapan saya harus memberi laporan ulang?
39
40