Anda di halaman 1dari 31

dr. Ali Haedar, Sp.

Em, FAHA

Clinical Lecturer & Emergency Medicine Specialist

Faculty of Medicine – University of Brawijaya


Saiful Anwar General Hospital
Malang – Indonesia
2
Prinsip Penangan Pasien di IGD
1. Immediate & timely
2. Adequate and accurate
assessment
3. Assessment based
decisions
4. Interventions
according to acuity
5. Patient satisfaction
6. Complete
documentation
3
Tujuan
Nilai ekonomis karena
efektifitas dan efisiensi

Keselamatan pasien

Penurunan angka
kecacatan dan
kematian

Ketepatan diagnostic

Kecepatan penanganan
pasien

4
Indikator Kerja di IGD
— Response times
— Kematian yang dapat
dicegah
— Waktu yang diberikan
untuk memberikan
tatalaksana yang vital
— Waktu untuk sampai ke
ruang operasi
5
Alur Pasien

MRS/KRS/
Pasien Tatalaksana Tatalaksana
Triage Observasi/
datang IGD lebih lanjut
Poliklinis

6
Service Standardization at the ED;
Can it be an Added Value?

7
Based on Saiful Anwar General Hospital Experiences
Triage
— Suatu proses yg mana pasien digolongkan menurut
tipe dan tingkat kegawatan kondisinya
— Hal itu di atur untuk mendapatkan:
— pasien yang benar ke
— tempat yang benar pada
— waktu yang benar dengan
— tersedianya perawatan yang benar
Contoh Kasus
— PUSING (DIZZINESS)
Vertigo
— Suatu halusinasi dari gerakan
— Adalah suatu perasaan ber-putar-putar atau perasaan
dari hilangnya kesadaran
— Berhubungan dengan mual, muntah & diaphoresis
— Mengindikasikan disfungsi vestibular

11
Assessment Vertigo
Central Vertigo
— Onset onset gradual dan cepat
— Terus-menerus
— Mual/muntah ringan
— Sedikit meningkat dengan gerakan kepala
— Tinnitus & hilang pendengaran
— Pemeriksaan nervus cranial - abnormal
— Karena vertebrobasilar insufficiency, tumor,
perdarahan cerebelar
12
Assessment Vertigo
Peripheral Vertigo
— Onset mendadak
— Hilang timbul
— Nausea/vomiting berat
— Diperberat oleh pergerakan kepala
— Mengalami tinnitus & hilang pendengaran
— Pemeriksaan nervus cranialis - normal
— Kemungkinan disebabkan vestibular neuritis, benign
positional vertigo, Meniere’s disease, otitis media
13
Light-headedness
— Perasaan dari ancaman hilangnya kesadaran yang
disebabkan oleh penurunan aliran darah ke otak
secara sementara
— Disertai dgn penglihatan buram, diaphoresis, mual
dan hilangnya keseimbangan

14
Penyebab Light-headedness
1. Neurovascular - vertebrobasilar insufficiency, infarct,
tumor, Parkinsonism
2. Cardiac - arrhythmias, valvular heart disease, CCF
3. Metabolic - hypoxia, hypoglycemia dll.
4. Haematologi - anaemia
5. Pyschogenic - anxiety, stress
6. Lain-lain - shock, sepsis
7. Idiopathic - 20-30%

15
Based on Saiful Anwar General Hospital Experiences
Get the right patient . . .

. . . to the right place

10
. . . in the right amount of time.
17
Trauma Center vs Closest Hospital
Closest Hospital Trauma Center

— CRASH! — CRASH!
— 8 minute EMS response — 8 minute EMS response
— 10 min scene time — 10 min scene time
— 5 min transport time — 15 min transport time
— 10 min ED evaluation — 10 min ED evaluation
— 30 min surgeon call-in — 5 min transfer to OR
— 30 min OR call-in
Total Time, injury to OR= 48 mins
— 5 min transfer to OR
Total Time, injury to OR= 98 mins

18
Effect of Trauma-Center Care on
Mortality
— In-hospital mortality :
— Trauma center: 7.6%; relative risk 0.80
— Non-trauma center: 9.5%
— One year mortality rate:
— Trauma center 10.4%, relative risk 0.75
— Non-trauma center: 13.8%

Lilja, C. P. (2004). Emergency Medical Services. In J. Tintinalli, Emergency Medicine a Comprehensive


Study Guide (pp. 1-14). Chicago: McGraw-Hill.
19
Our Goal: To increase Probability of Survival for
Trauma Patients
Trauma and Injury Severity Scoring (TRISS) and Patients’ Outcome
(mean = 0,86482; standard deviation = 0,32259)
Probability of Survived Died Total
survival (Ps)
10745 97.97% 223 2.03%
> 0.5 10968 100%
Expected survivals Unexpected deaths
1471 92.28% 123 7.72%
< 0.5 1594 100%
Unexpected survivals Expected deaths
12216 97.25% 346 2.75%
Total 12562
Actual number of Actual number of deaths
survivals
The actual mortality was lower than what was predicted based on TRISS norms – that is, W score of 9.93,
the number of excess survivals per 100 patients

Haedar, 2005. Probability of Survival for Trauma Patients at IGD RSSA. 21


Based on Saiful Anwar General Hospital Experiences
Pasien
— Masuk RS (admitted)
— Keluar RS (discharge)
— Observasi (observed)
— Keluar dengan perjanjian ke Poliklinik (outpatient)

MRS/KRS/
Pasien Tatalaksana Tatalaksana
Triage Observasi/
datang IGD lebih lanjut
Poliklinis

23
Emergency Observation Ward
— Latar belakang:
— Tidak perlu dirawat inap
— Belum dapat dipulangkan,
karena keadaan emergensi
belum terselesaikan dengan
baik
— Memiliki resiko kegawatan
namun tanda dan gejala
mungkin belum muncul
— Tidak dapat diobservasi lebih
lanjut di IGD keterbatasan

24
Contoh Kasus
— Seorang laki-laki 60 tahun mengeluh ‘tidak enak’ pada
epigastrium sejak 1 jam yang lalu saat beristirahat, seperti
terasa penuh. Tidak menjalar, tidak berkeringat dingin.
Memiliki riwayat merokok, dyslipidemia, dan orang tua
meninggal mendadak karena sakit jantung.
— Gula darah: 200 mg/dL
— ECG: normal
— Cardiac enzymes: normal

Assessment triage: Atypical Chest Pain


Plan: Rawat inap di CVCU? Rawat inap di bangsal? Pulang?
25
Chest Pain Protocol
Kriteria inklusi:

Protokol nyeri dada adalah


nyeri dada sugestif angina
atau angina ekuivalen
dengan EKG 12-lead awal
non-diagnostik untuk
miokardial iskemia dan
infark miokard akut, tetapi
memiliki factor resiko.

26
Chest Pain Protocol
Dokter senior harus mengeksklusikan kondisi berikut sebelum menempatkan
pasien pada protokol nyeri dada:
a) <25 tahun
b) Terdapat penyakit penyerta lainnya yang memerlukan perawatan
c) Myocarditis/pericarditis berdasarkan juga hasil EKG, Troponin dan riwayat
medis
d) Penyakit katup (Aortic Stenosis) dan Hypertrophic Myocardiopathy
berdasarkan tanda-tanda fisik dan murmur
e) Diseksi aorta berdasarkan riwayat (hipertensi, Sindrom Marfan), pemeriksaan
fisik (tekanan darah, denyut), rontgen dada (mediastinum yang melebar)
f) Emboli paru berdasarkan riwayat (kondisi predisposisi), pemeriksaan fisik
(trombosis vena dalam, takikardia, dyspnoea), EKG, analisis gas darah, D-
dimer, dan tes lainnya.

27
Chest Pain Protocol
Guidelines:

— Rekam ECG 12-lead dan periksa Troponin T pada


interval ini:
— 0 jam (waktu pertama 12 lead ECG dan Troponin T
dilakukan di Area Perawatan Kritis)
— 3 jam dari waktu masuk IGD (EKG 12-lead saja; tes
darah Troponin T tidak dilakukan lagi)
— 6 jam dari waktu pendaftaran gawat darurat

28
Chest Pain Protocol
Dipulangkan bilamana:
— Non-diabetes
— Tidak ada riwayat coronary artery disease dan usia ≤ 50
tahun
— Riwayat atypical, nyeri berhubungan dengan gerak
tubuh
— Nyeri tekan terlokalisasi

29
Kesimpulan
— Keselamatan pasien
— Penurunan angka kecacatan dan kematian
— Ketepatan diagnostic
— Kecepatan penanganan pasien
— Pada akhirnya pun dapat meningkatkan nilai
ekonomis di IGD karena efektifitas dan efisiensi

30
31

Anda mungkin juga menyukai