Anda di halaman 1dari 25

PERAN DAN FUNGSI

KOMITE KEPERAWATAN
DALAM MENJAGA MUTU
DAN KESELAMATAN PASIEN
KELOMPOK 3
1. Amalia Cahya ( 1806170290 )
2. Dina Warashati ( 1806170385 )
3. Neni Triana ( 1806256364 )
4. Sri Herni Wigiarti ( 1806170896 )
5. Teresa ( 1806256452 )
6. Wahyu K.R ( 1706096613 )
OUTLINE

PENGERTIAN KOMITE KEPERAWATAN

STRUKTUR ORGANISASI KOMITE KEPERWATAN

TUGAS DAN WEWENANG

PERAN DAN FUNGSI KOMITE KEPERAWATAN

PEMBAHASAN DAN REKOMENDASI


PENGERTIAN

• Komite Keperawatan adalah wadah non-struktural


rumah sakit yang mempunyai fungsi utama
mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme
tenaga keperawatan melalui mekanisme kredensial,
penjagaan mutu profesi, dan pemeliharaan etika dan
disiplin profesi. (PMK No. 49 tahun 2013)
STRUKTUR ORGANISASI
PMK No 49 Tahun 2013
Tugas Komite Keperawatan
• Penyelenggaraan Komite Keperawatan
bertujuan untuk meningkatkan
profesionalisme tenaga keperawatan
serta mengatur tata kelola klinis yang
baik agar mutu pelayanan keperawatan
dan pelayanan kebidanan yang
berorientasi pada keselamatan pasien di
Rumah Sakit lebih terjamin dan
terlindungi PMK No 49 Tahun 2013
Wewenang Komite Keperawatan
(PMK No 49 Tahun 2013 pasal 12)
1. Memberikan rekomendasi 5. Memberikan rekomendasi
RKK tindak lanjut audit
2. Memberikan rekomendasi keperawatan & kebidanan
perubahan RKK 6. Memberikan rekomendasi
3. Memberikan rekomendasi pendidikan keperawatan dan
penolakan kewenangan pendidikan kebidanan
klinis tertentu berkelanjutan
4. Memberikan rekomendasi 7. Memberikan rekomendasi
surat penugasan klinis pendampingan dan
memberikan rekomendasi
pemberian tindakan disipllin.
Kepmenkes no. 1239/Menkes/SK/XI/2001
Tentang Registrasi dan Praktik Perawat
Pasal 16 Pasal 17
• Dalam melaksanakan kewenangan • Perawat dalam melakukan praktik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal keperawatan harus sesuai dengan
15 perawat berkewajiban untuk : kewenangan yang diberikan,
– menghormati hak pasien; berdasarkan pendidikan dan
– merujuk kasus yang tidak dapat pengalaman serta dalam
ditangani; memberikan pelayanan berkewajiban
– menyimpan rahasia sesuai dengan mematuhi standar profesi.
peraturan perundangundangan yang Pasal 18
berlaku;
– memberikan informasi; • Perawat dalam menjalankan praktik
– meminta persetujuan tindakan yang harus membantu program
akan dilakukan; pemerintah dalam meningkatkan
– melakukan catatan perawatan dengan derajat kesehatan masyarakat.
baik.
Pasal 19
• Perawat dalam menjalankan praktik
keperawatan harus senantiasa
meningkatkan mutu pelayanan
profesinya, dengan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi melalui pendidikan dan
pelatihan sesuai dengan bidang
tugasnya, baik diselenggarakan oleh
pemerintah maupun organisasi
profesi.
PERAN DAN FUNGSI KOMITE KEPERAWATAN
PLANNING Swasburgs. (2000).

CONTROLING Peran Peran ORGANIZING


Decision interpers
al onal

Peran
Informational

ACTUATING STAFFING
PERAN KOMITE KEPERAWATAN
Axley (2008) menyebutkan ada 5. Penerima informasi
12 peran yang harus 6. Penerima opini
dilaksanakan oleh komite, 7. Pemberi informasi
yaitu:
8. Orienter
1. Inisiator – contributor
9. Memberikan opini
2. Elaborator
10. Evaluator
3. Koordinator
11. Fasilitator teknik prosedur
4. Energizer
12. Pendokumentasian.
PERAN INTERPERSONAL
• Menjamin tersedianya norma-norma;
standar praktek keperawatan sesuai lingkup
asuhan dan pelayanan serta aspek penting
asuhan area keperawatan
• Menjamin kompetensi tenaga keperawatan
dengan memberikan assessment,
mempertahankan dan mengembangkan
kompetensinya
• Menjaga kualitas asuhan dengan
merumusan rencana peningkatan mutu
keperawatan di tingkat rumah sakit.
PERAN INTERPERSONAL
• Membangun dan membina hubungan kerja tim
di dalam rumah sakit
• Merancang mengimplementasikan serta
memantau dan menilai ide-ide baru
• Memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan
profesi keperawatan dengan kegiatan
teroganisasi
• Mempertahankan pelayanan keperawatan yang
berkualitas dan aman bagi pasien dan keluarga
• Melakukan kajian berbagai aspek keperawatan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan
Peran Interpersonal dikaitkan
dengan Akreditasi SNARS 2018
• TKRS 6 EP2, RS mempunyai regulasi
tentang perjanjian kerja meliputi
kredensial, rekredensial dan penilaian
kinerja
• TKRS 8 EP 2, ada penetapan struktur
organisasi dan tata hubungan kerjasama
antara komite keperawatan dengan para
pimpinan RS
PERAN INFORMATIONAL
• Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga
keperawatan.
• Mengkomunikasikan dan menginformasikan hasil
telaah mutu keperawatan kepada semua bidang yang
terkait
• Memberi masukan/saran-saran solusi kepada
manajemen tentang sistem pemberian asuhan dan
pengembangan SDM keperawatan
• Mengkomunikasikan, mendidik, negosiasi dan
merekomendasikan hasil kinerja perawat dan bidan
untuk pengembangan karirnya
• Menjadi mediator, menyeleraskan dan mengelola
konflik.
• Meningkatkan komunikasi terbuka dan memudahkan
partisipasi untuk melibatkan semua anggota komite
Peran Informational dikaitkan
dengan Akreditasi SNARS 2018
• TKRS 3.2 EP 4 , ada bukti komunikasi
efektif antara PPA,
unit/instalasi/departemen dengan
komite keperawatan
• TKRS 4.1 EP 3, ada informasi tentang
program PMKP melibatkan komite
PERAN DESICIONAL MAKING
• Menetapkan lingkup praktik, kompetensi dan
kewenangan fungsional tenaga keperawatan,
merumuskan norma-norma; harapan dan pedoman
perilaku serta alat ukur pantau kinerja tenaga
keperawatan
• Memantau pelaksanaan kegiatan peningkatan mutu
dan evaluasi mutu keperawatan dan kebidanan
• Mengintegrasikan proses peningkatan mutu
keperawatan dan kebidanan dengan rencana strategis
rumah sakit
• Menjamin diterapkannya standar praktek, asuhan dan
prosedur keperawatan.
• Menyelesaikan masalah tenaga keperawatan yang
berhubungan dengan disiplin etik serta moral perawat .
Peran Decisional dikaitkan dengan
Akreditasi SNARS 2018
• TKRS 11 EP 1, RS memiliki regulasi
tentang kriteria pemilihan indikator
mutu
• TKRS 11.1 EP 2, Kepala unit
menyediakan data yang digunakan
untuk melakukan evaluasi terhadap
kinerja staf perawat
• TKRS 12 Rumah sakit menetapkan tata
kelola untuk manajemen etik seluruh
pegawainya
Pelaksanaan Tugas

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Komite Keperawatan dapat


dibantu oleh panitia adhoc
1. Ditetapkan oleh kepala/direktur RS berdasarkan usulan ketua
Komite Keperawatan.
2. Berasal dari tenaga keperawatan yang tergolong sebagai Mitra
Bestari.
3. Tenaga keperawatan yang tergolong sebagai Mitra Bestari
sebagaimana dimaksud pada ayat dapat berasal dari RS lain,
organisasi profesi perawat, organisasi profesi bidan, dan/atau
institusi pendidikan keperawatan dan institusi pendidikan
kebidanan.
Pembahasan dan Rekomendasi

Setiap organisasi memiliki persepektif yang berbeda-beda tentang tujuan


kredensial. Tujuan kredensial menurut American Nurses Credentialing Center
(ANCC) Research Committee :
• Meningkatkan keamanan pemberian perawatan
• Meningkatkan kualitas pemberian layanan kesehatan
• Meningkatkan proses pemberian layanan kesehatan
• Mengklarifikasi dan mendefinisikan peran perawat dan anggota tim
kesehatan lainnya
• Memberikan dukungan profesional
• Meningkatkan kepuasan kerja
(Lundmark et al, 2012)
Pembahasan dan Rekomendasi

Setiap organisasi memiliki persepektif yang berbeda-beda tentang tujuan


kredensial. Tujuan kredensial menurut American Nurses Credentialing Center
(ANCC) Research Committee :
• Meningkatkan keamanan pemberian perawatan
• Meningkatkan kualitas pemberian layanan kesehatan
• Meningkatkan proses pemberian layanan kesehatan
• Mengklarifikasi dan mendefinisikan peran perawat dan anggota tim
kesehatan lainnya
• Memberikan dukungan profesional
• Meningkatkan kepuasan kerja
(Lundmark et al, 2012)
• ANCC Research Council menemukan literatur
substansial yang menilai hubungan kredensial
terhadap institusi fasilitas kesehatan dengan pasient
outcome dan lingkungan kerja perawat.
• Penelitian McHugh et al., (2013) menemukan
hubungan antara kredensial terhadap institusi
fasilitas kesehatan dengan angka mortalitas, failure
to rescue, angka jatuh, angka HAIs, dan hasil lainnya.
American Nurses Credentialing Center , 2014
• Interaksi antara kinerja individu, lingkungan kerja dan tim, serta budaya
dan kepemimpinan melatar belakangi kebutuhan terhadap kredensial.
• Penelitian untuk memahami dampak kredensial diperlukan tidak hanya
efek langsung pada kinerja individu perawat, tetapi juga dampak pada
organisasi kerja dan lingkungan, serta budaya dan kepemimpinan, juga
dampak langsung dan tidak langsung pada pasien.
• Hampir dapat dipastikan bahwa masing-masing area memiliki peran dalam
hasil, tetapi kekuatan dan arti-penting masing-masing area perlu dinilai
(Needleman et al (2014)
Hasil Penelitian Peran komite keperawatan
dalam pelayanan keperawatan di RSUD
ULIN Banjarmasin
• Peran komite keperawatan dalam pelayanan
keperawatan di RSUD ULIN Banjarmasin menunjukkan
bahwa 79 responden atau 85,9% dikategorikan perannya
optimal. Mutu Pelayanan Keperawatan di rawat inap
RSUD Banjarmasin sebanyak 70 responden atau
76,1%,dikategorikan baik. Terdapat hubungan
optimalisasi peran komite keperawatan terhadap
peningkatan mutu pelayanan keperawatan di RSUD ULIN
Banjarmasin Pertiwiwati, Endang., Alfianur (2018)
Hasil Penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah
Aceh Tamiang
• Menganalisa pengaruh variabel komite keperawatan
terhadap peningkatan profesionalisme tenaga
keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Aceh
Tamiang Tahun 2016.
• Hasilnya didapatkan peningkatan yang signifikan
terhadap profesionalisme tenaga perawat dengan
adanya pelaksanaan peran dan fungsi dari komite
keperawatan
Khairurrozi, M. (2016).
REFERENSI
• Axley, L. (2008). Competency : A Concept analysis Nursing Forum. The University of Memphis. Memphis
• Lundmark, V., J. Hickey, K. Haller, R. Hughes, M. Johantgen, M. Koithan, R. P. Newhouse, and L. Unruh.
(2012). A National Agenda for Credentialing Research in Nursing. www.nursecredentialing.org/2012-
CredentialingResearchReport.aspx (accessed August 6, 2014).
• KARS. (2018). Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1. Jakarta. KARS
• Khairurrozi, M. (2016). Pengaruh Peran Komite Keperawatan Terhadap Peningkatan Profesionalisme
Tenaga Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Aceh Tamiang.
• McHugh, M. D., L. A. Kelly, H. L. Smith, E. S. Wu, J. M. Vanak, and L. H. Aiken, (2013). Lower mortality in
magnet hospitals. Medical Care 51(5):382–388.
• Needleman et al (2014). Nurse Credentialing Research Frameworks and Perspectives for Assessing a
Research Agenda
• Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 49 tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit, tahun 2013
• Pertiwiwati, Endang., Alfianur (2018). Peran komite keperawatan terhadap peningkatan mutu pelayanan
keperawatan. Dunia Keperawatan, Volume 6, Nomor 1, Maret 2018: 57 – 62
• Suarli, S., (2013). Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis. Jakarta. Erlangga.
• Swasburgs. (2000). Management and Leadership for Nurse Manager. Boston. Jones and Barlett Publishers

Anda mungkin juga menyukai