1. Data Subjektif : Perfusi perifer tidak efektif berhubungan Intervensi Utama Pasein/keluarga pasien : dengan : Perawatan Sirkulasi Mengeluh sesak nafas Penurunan konsentrasi Manajemen Sensasi Perifer Nyeri ekstremitas (klaudikasi hemoglobin Intervensi Pendukung intermiten) Hiperglikemia Pemantauan cairan Peningktan Tekanan Darah Pemantauan hasil laboratorium ............................. Kekurangan Volume Cairan Pemberian produk darah ............................. Penurunan Aliran Ateri/Vena Kurang terpapar informasi Data Objektif : tentang RR : .....x/menit faktor pemberat Nadi : ......x/menit Kurang terpapar infrmasi tentang TD : ............mmHg proses penyakit Nafas Cepat dan teratur Kurang aktivitas fisik SPO2 : ....... % Pengisian kapiler > 3 detik Tujuan setelah diberikn tindakan asuhan Nadi perifer menurun / tidak teraba keperawatan ......x24 Jam Akral dingin Kekuatan nadi perifer meningkat Pucat Warna kulit pucat menurun Edema Pengisian kapiler membaik Penyebuhan luka lambat Turgor kulit membaik Piting Edema ................ Turgor kulit menurun ................................... 2. Data Subjektif : Nyeri Akut berhubungan dengan : Intervensi Utama Pasein/keluarga pasien : Agen pencedara fisik (inflamasi, Manajemen nyeri Mengeluh nyeri iskemia, neoplasma) Pemberian analgesik ......................... Agen kimiawi (terbakar, bahan Intervensi Pendukung ......................... kimia iritan) Edukasi efek samping obat ......................... Agen pencedera fisik (abses, Pengaturan posisi ......................... terbakar, amputasi, terpotong, prosedur operasi, trauma , Data Objektif latihan fisik berlebihan). Tampak meringis Bersikap protektif (mis. Waspada Tujuan setelah diberikn tindakan asuhan posisi menghindari nyeri) keperawatan ......x24 Jam Gelisah Melaporkan nyeri terkontrol Frekuensi nadi meningkat meningkat Sulit tidur Kemampuan mengenali onset Tekanan darah meningkat pola nafas nyeri meningkat berubah Keluhan nyeri menurun Nafsu makan berubah Dukungan oran terdekat Proses berfikir terganggu meningkat Menarik diri Penggunaan analgesik menurun Berfokus pada diri sendiri Diaforesis
3 Data Subjektif : Bersihan jalan nafas tidak efektif Intervensi Utama
Dispepnia berhubungan dengan : Latihan batuk efektif Sulit bicara Spasme jalan nafas Manajemen jalan napas Orthopnea Hipersekresi jalan nafas Pemantauan respirasi Disfungsi neuromuskuler Intervensi Pendukung Data Objektif Benda asing dalam jalan nafas Edukasi fisioterapi dada Batuk tidak efektif/ tidak mampu Adanya jalan nafas buatan Manajemen isolasi pemberian obat inhalasi batuk Sekresi yang tertahan Pencegahan aspirasi Sputum berlebih/ obstruksi jalan Hiperplasia dinding jalan nafas Pengaturan posisi nafas/mekonium jalan nafas Proses infeksi Penghisapan jalan napas Mengi, wheezing dan atau ronchi Respon alergi Terapi oksigen kering Efek agen farmakologi (anastesi) Gelisah Merokok aktif Sianosis Merokok pasif Bunyi nafas menurun Terpajan polutan Frekuensi nafas berubah Pola nafas berubah Tujuan setelah diberikn tindakan asuhan keperawatan ......x24 Jam Batuk efektif meningkat Produksi sputum menurun Mengi menurun Wheezing menurun Dispena menurun Frekuensi napas membaik Pola napas membaik 4 Data subjektif Pola nafas tidak efektif berhubungan Intervensi Utama Dispnea dengan: Manjemen jalan napas Orthopnea Depresi pusat pernafasan Pemantauan respirasi Data objektif Hambatan upaya nafas (mis. Penggunaan otot bantu Nyeri saat bernafas, kelemahan Intervensi Pendukung pernafasan otot pernafasan). Manajemen Jalan Napas Buatan Fase ekpirasi memanjang Deformitas dinding dada. Pengaturan posisi Pola nafas abnormal ( takipnea, Deformitas tulang dada bradipnea, hiperventilasi, Gangguan neuromuskuler kusmaul, cheyne-stokes Gangguan neurologis Pernafasan pursed-lip elektroensepalogram (EEG), Pernafasan cuping hidung cidera kepala, gangguan kejang) Diameter thorak anterior- Imaturitas neurologis posterior meningkat penurunan energi Ventilasi semenit menurun obesitas Tekanan ekspirasi menurun posisi tubuh yang menghambat Kapasitas vital menurun ekspansi paru Tekanan inspirasi menurun sindrom hipoventilasi Ekskursi dada berubah erusakan inervasi diafragma (kerusakan saraf c5 keatas) cidera pada medula spinalis efek agen farmakologi kecemasan
Tujuan setelah diberikn tindakan asuhan
keperawatan ......x24 Jam dispnea menurun penggunaan otot bantu napas menurun frekuensi napas membaik kedalaman napas membaik 6 Data subjektif Defisit nutrisi berhubungan dengan : Intervensi Utama cepat kenyang setelah makan Ketidakmampuan menelan manajemen nutrisi kram atau nyeri abdomen makanan promosi berat badan nafsu makan menurun Ketidakmampuan mencerna Intervensi Pendukung data objektif makanan pemantauan nutrisi BB menurun minimal 10 % Ketidakmampuan mengabsorsi manajemen diare dibawah rentang ideal nutreant manajemen gg makan Bising usus hiperaktif Peningkatan kebutuhan pemberian makan Otot pengunyah lemah metabolisme terapi menelan Otot menelan lemah Faktor ekonomi (mis. Finansial Membran mukosa pucat tidak mencukupi ) Sariawan Faktor psikologis (mis. Stress, Serum albumin turun keengganan untuk makan) Rambut rontok berlebihan Diare Tujuan setelah diberikn tindakan asuhan keperawatan ......x24 Jam 7 Data subjektif Hipervolemia berhubungan dengan: Intervensi Utama ortpean Gangguan mekanisme regulasi Manajemen hipervolemia dispnea Kelebihan asupan cairan Pemantauan cairan paroxymal nocturnal dyspnea Kelebihan asuhan natrium Intervensi Pendukung (PND) Gangguan aliran balik vena Edukasi hemodialisis Efekagen farmakologis (mis. Manajemen cairan Data objektif Kortikostreroid, chlorpropamide, edema anasarka dan/atau edema tolbutamide,vincristine, perifer tryptilinescarbamazepine) berat badan meningkat dalam watu singkat jugular venous pressure (JVP) dan atau/ central venous pressure (CVP) meningkat refleks hepatojugular positif distensi cena jugular terdengar suara napas tambahan hepatomegali kadar Hb/Ht turun oliguria intake lebih banyak dari output kongesti paru
8 Data subjektif Hipovolemia berhubungan dengan Intervensi Utama
Merasa lemah Kehilangan cairan aktif Manajemen hipovolemia Mengeluh haus Kegagalan mekanisme regulasi Manajamen syok hipovolemik Peningkatan permeabilias Intervensi Pendukung Data objektif kapiler Manajemen diare Frekuensi nadi meningkat Kekurangan intake cairan Manajemen syok Nadi teraba lemah Evapotasi Tekanan darah menurun Turgor kulit menurun Membran mukosa kering Volume urin menurun Hematokrit meningkat Suhu tubuh meningka Bb turun tiba-tiba 9 Data subjektif Resiko perfusi cerebral tidak efektif Intervensi Utama ......................... berhubungan dengan: manajemen peningkatan tekanan ......................... Keabnormalan masa protrombin intrakranial ......................... dan atau tromboplastin parsial pemantauan tekanan intrakranial ......................... Penurunan kinerja ventrikel kiri Intervensi pendukung Aterosklerosis diseksi arteri pemantauan neurologis Data objektif Fibrilasi atrium pemantauan tanda vital ......................... Tumor otak ......................... Stenosisi carotis ......................... Miksoma atrium ......................... Aneurisma cerebri Koagulopati (mis. Anemiia cell sabit) dilatasi kardio miopati koagulasi intra vaskuler diseminata embolisme cidera kepala hiperkolesterolnemia hipertensi endokarditis infektif katup protsetik mekanis stenosis mitral neoplasma otak infark miokard sindrom sick sinus penyalah gunaan zat terapi trombolitik efek samping tindakan (mis. Tindakan operasi by pass) 12. Subjektif : Gangguan integritas kulit/jaringan Interensi Utama .......... berhubungan dengan : Perawatan intergritas kulit .......... Perubahan sirkulasi perubahan Perawata luka .......... status nutrisi (kelebihan atau Intervensi Pendukung .......... kekurangan) Edukasi perawatan kulit .......... Kekuranga/kelebihan volume Pemberian obat kulit Objektif: cairan Kerusakan jaringan dan/atau Penurunan mobilitas lapisan kulit Bahan kimia iritasi Nyeri Suhu lingkungan yang ekstrem Perdarahan Faktor mekanis (mis. Penekanan Kemerahan pada tonjolan tulang, gesekan) hematoma atau faktor elekris (elektrdiatermi, energi listrik bertegangan tinggi) Efek samping terapi radiasi Kelembapan Proses penuaan Neuropati perifer Peruahan pigmentasi Perubahan hormonal Kurang terpapar informasi tetang upaya mempertahankan/melindungi integrias jaringan. 14 Data subjectif Penurunan curah jantung berhubungan Intervensi Utama perubahan irama jantung dengan : identifikasi tanda gejala penurunan crah palpitasi perubahan irama jantung jantung (meliputi dipnea, kelelahan, edema, perubahan preload perubahan frekuensi jantung orthopnea, paraxysmal, nocturnal dipsnea, lelah perubahan kontraktilitas peningkatan CVP perubahan afterload perubahan preload monitor tekanan darah dispnea perubahan afterload monitor saturasi oksigen perubahan kontrasilitas monitor keluhan nyeri dada paroxymal nocturnal monitor EKG dispnea monitor aritmia (kelainan irama dan orthopnea frekuensi batuk edukasi perilaku/emosional anjurkan beraktifitas fisik sesuai toleransi cemas anjurkan aktivitas secara bertahap gelisah kolaborasi Data objectif kolaborasi pemberian antiaritmia perubahan irama jantung rujuk keprogram rehabilitasi jantung bradikardia / takikardi gambaran EKG aritmia /gangguan knduksi perubahan preload edema distensi vena jugularis sentral venous presure atau cvp meningkat atau enurun mur-mur jantung berat badan bertambah pulmoneri artery wedge pulmonary presure menurun perubahan overload tekanan darah meningkat /menurun nadi perifer teraba lemah capilerry refil time > 3dtk oliguria warna kulit pucat/ sianosis pulmonary vaskular resistance systemiic vascular resistence meningkat atau menurun hepatomegali perubahan kontraksilitas terdengar suara jantung S3 dan atau S4 ejection fraction menurun kardiac index menurun left ventricular stroce work index menurun stroke volum index menurun 15 Data subjectif Hipertermia berhubungan dengan Observasi 1. – Dehidrasi Identifikasi penyebab hipertermia Data objectif Terpapar lingkungan tanah (dehidrasi, terpapar lingkungan panas, Suhu tubuh diatas nilai normal Proses penyakit (mis infeksi, penggunaan inkubator) Kulit merah kanker) Monitor suhu tubuh Kejang Ketidaksesuaian pakaian dengan Monitor kadar elektrolit Takikardi suhu lingkungan Monitor haluan urine Takipnea Peningkatan laju mekanisme Monitor komplikasi akibat hipertermia Kulit terasa hangat Respon trauma Terapeutik Aktivitas berlebihan Sediakan lingkungan yang dingin Penggunaan inkubator Longgarkan atau lepaskan pakaian Basahi atau kipasi permukaan tutbuh Ganti linen setiap hari/lebih sering jika mengalami hiperhidrosis (keringat berlebihan) Lakukan pendinginan eksternal misalkan hipotermia atau kompres dingin pada dahi, leher dada, abdomen, aksila Hindari pemberian antipiretik atau aspirin Berikan oksiigen jika perlu Edukasi Anjurkan tirah baring Kolaborasi Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena jika perlu 16 Data subjectif Ketidakstabilan pada glukosa darah Observasi Mengantuk (hipoglikemia) berhubungan dengan : Identifikasi tanda dan gejala hipoglikomia Pusing Penggunaan insulin atau obat Identifikasi kemungkinan hipoglikemia Palpitasi glikemik oral Terappeutik Mengeluh lapar Hiperinselunia (mis insulin Berikan karbohidrat sederhana jika perlu Data objectif noma) Berikan glukagon jika perlu Gangguan koordinasi Endokrinopati (mis. Kerusakan Berikan karbohidrat kompleks dan protein Kadar glukosa dalam darah atau adrenal atau pituitari) sesuai diet urine rendah Disfungsi hati Pertahankan kepatenan jalan nafas Gemetar Disfungsi ginjal kronis Pertahankan akses IV jika perlu Kesadaran menurun Efek agen farmaklogis Hubungi layanan medis darurat jika perlu Perilaku aneh Tindakan pembedahan Edukasi Sulit bicara neoplasma Anjurkan membawa karbohidrat sederhana Berkeringat Gangguan metabolik bawaan setiap hari (mis gangguan penyipanan Anjurkan monitor glukosa darah lisossomal, palaktosemia, Anjurkan memakai identitas yang tepat gangguan penyimpanan glikogen Jelaskan intraksi antara diet, insulin, atau ) agen oral dan olahraga Ajarkan perawatan diri untuk mencegah hipoglikemia (mengurangi insulin/agen oral/meningkatkan asupan makanan dan berolah raga)) Kolaborasi Kolaborasi pemberian dekstrose Kolaborasi pemberian glukagon 17 Data subjectif Ketidakstabilan kadar glukosa darah Observasi Mengantuk (hiperglikemia) berhubungan dengan: Identifikasi penyebab hiperglikemi Lelah Penggunaan insulin atau obat Identifikasi situasi yang menyebabkan Lesu glikemik oral kebutuhan insulin meningkat (mis penyakit Mengeluh lapar Hiperinselunia (mis insulin kambuhan) Mudah haus noma) Monitor kadar glukosa darah jika perlu Data objectif Endokrinopati (mis. Kerusakan Monitor tanda dan gejala hiperglikrmia (mis Gemetar adrenal atau pituitari) poliuria, polidipsia, polifagia, kelemahan, Kesadaran menurun Disfungsi hati malaise, pandangan kabur, sakit kepala) Perilaku aneh Disfungsi ginjal kronis Monitor intake dan output cairan Sulit bicara Efek agen farmaklogis Monitor keton urine, kadar analisa gas Berkeringat Tindakan pembedahan darah, elektrolit, tekanan darah orsostatik neoplasma dan frekuensi nadi Gangguan metabolik bawaan Terapeutik (mis gangguan penyipanan Berikan cairan oral lisossomal, palaktosemia, Konsultasi dengan medis jika tanda dan gangguan penyimpanan glikogen gejala hiperglikemia tetap ada atau ) memburuk Fasilitasi ambulansi jika ada hipotensi orsostatic Edukasi Anjurkan menghindari olahraga saat kadar gula darah lebih dari 250 mg/dl Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian ikatan urine jika perlu Ajarkan pengelolaan diabetes (penggunaan insulin, obat oral, monitor asupan cairan pengganti karbohidrat, bantuan profesional kesehatan) Kolabprasi Pemberian insulin jika perlu Kolaborasi pemberian cairan IV jika perlu Kolaborasi pemberian kalium 18 Data subjectif Resiko cidera berhubungan dengan : Observasi – Terpapar patogen Identifikasi area lingkungan yang berpotensi Data objectif Terpapar zat kimia yang menyebabkan cidera Terpapar agen nosokomial Identifikasi obat yang berpotensi penyebab Ketidak normalan profil darah cidera Perubahan orientasi afektif Terapeutik Perubahan sensasi Sediakan pencahayaan yang memadai Perubahan autoimun Ssialisasikan pasien dengan keluarga dengan Disfungsi biokimia lingkungan ruang rawat (penggunaan Hipoksia jaringan telpon, tempat tidur, penenrangan ruangan, Kegagalan mekanisme dan lokasi kamar mandi) pertahanan tubuh Sediakan pispot atau urinal untuk eliminasi Malnutrisi ditempat tidur Perubahan fungsi psikomotor Berikan bel panggilan dan tempat yang Perubahan fungsi kognitif mudah dijangkau Pastikan barang-barang pribadi mudah dijangkau Pertahankan posisi tempat tidur di posisi terendah saat digunakan Gunakan pengaman tempat tidur sesuai dengan kebijakan fasilitas pelayanan kesehatan Diskusikan mengenai latihan dan terapi fisik yang diperlukan Diskusikan bersama keluarga yang dapat mendampingi pasien Tingkatkan frekuensi observasi pengaman dan pengawasan pasien Edukasi Jelaskan alasan intervensi pencegahan jatuh kepasien dan keluarga Anjurkan berganti posisi secara perlahan dan duduk selama beberapa menit sebelum berdiri 19 Data subjectif Gangguan pola tidur berhubungan Observasi Mengeluh sulit tidur dengan : Identifikasi pola aktivitas dan tidur Mengeluh sering terjaga Nyeri Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik Mengeluh tidak pulas tidur Hipertroidsme dan psikologis) Mengeluh pola tidur berubah Kecemasan Identifikasi makan dan minum yang Mengeluh istirahat tidak cukup Penyakit paru obstruktif kronis menggangu tidur (kopi, teh, alkohol, Mengeluh lemas Periode pasca partum makanan, mendekati waktu idur, minum Data objectif Kondisi pasca operasi banyak sebelum tidur) - Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi Terapeutik Modifikasi lingkungan (pencahayaan, kebisingan, suhu, matras,dan tempat tidur) Batasi waktu tidur siang Terapkan jadwal tidur rutin Sesuaikan jadwal pemberian obat dan tindakan untuk menunjang siklus tidur sampai terjaga Edukasi Jelaskan pentingnya tidur selama sakit Lanjutkan menempati kebiasaan waktu tidr Anjurkanrelaksasi otot autogenik dan cara non farmakologi lainnya
20 Data subjectif Gangguan menellan berhubungan Observasi
Mengeluh sulit menelan dengan: monitor tingkat kesadaran, batuk, muntah, Data objectif stroke dan kemampuan menelan. Batuk sebelum menelan distrofi muskuler Monitor status pernafasan Tersedak poliomileatis Monitor bunyi nafas, terutama setelah Makanan tertinggal cerebral palsy makan/minum ditenggorokan atau dirongga penyakit parkinson Periksa residu graster sebelum memberi malam neoplasma otak asupan oral Bolus massa terlalu cepat kerusakan saraf kranial V, VII, Periksa kepatenan selang nasogastrik refleks nassal tidak mampu IX,X,XII sebelum memberi asupan oral membersihkan rongga mulut esofalagitis Teraupetik makanan jatuh dari mulut miastenia Posisikan semi fowler (30-45 derajat) 30 sulit mengunyah menit sebelum memberi asupan oral muntah sebelum menelan Pertahankan posisi semi fowler 30-45 gelisah derajat pada pasien tidak sadarkan diri waktu makan lama Pertahankan kepatenan jalan nafas (is. mengiler Teknik hadtin chin lift, jawtrust, in line) Pertahankan pengembangan balon endrotrakeal tube (ETT) Lakukan pengispan jalan nafas, jika produksi secret meningkat Sediakan suction diruangan Hindari memberi makan melalu selang gastrointesinal jika residu banyak Berikan makanan dengan ukuran kecil aau lunak Berikan obat oral dalam bentuk cair Anjurkan makan secara perlahan Ajarkan strategi mencegah aspiasi Ajarkan teknik mengunyah atau menelan jika perlu.
N DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN, TUJUAN INTERVENSI
O & KRITERIA HASIL 1. Data Subjektif : Perfusi jaringan perifer tidak efektif Observasi: Pasein/keluarga pasien : berhubungan dengan : Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer, Mengeluh sesak nafas Penurunan konsentrasi hemoglobin edema, pengisian ailer, warna, suhu, Nyeri ekstremitas (klaudikasi Hiperglikemia anklebrachial index). intermiten) Peningktan Tekanan Darah Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi Kekurangan Volume Cairan (mis. Diabetes, merokok, orang tua, ............................. Penurunan Aliran Ateri/Vena hipertensi dan kadar kolestrol tinggi) ............................. Kurang terpapar informasi tentang Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau faktor pemberat bengkak pada ekstermitas Data Objektif : Kurang terpapar infrmasi tentang Teraupetik Ortopneu proses penyakit Hindar pemasangan infus / pengambilan RR : .....x/menit Kurang aktivitas fisik darah di area keterbatasan perfusi. Nadi : ......x/menit Hidari pengukuran tekanan darah pada TD : ............mmHg Tujuan setelah diberikn tindakan asuhan ekstermitas dengan keterbatasan perfusi. Nafas Cepat dan teratur keperawatan ......x24 Jam Hindari penekanan dan pemasangan SPO2 : ....... % torniquet pada area yang cidera. Pengisian kapiler > 3 detik Lakukan pencegahan infeksi Nadi perifer menurun / tidak teraba Lakukan perawatan kaki dan kuku Akral dingin Lakukan hidrasi pucat Edukasi Piting Edema ................ Anjurkan berhenti merokok Turgor kulit menurun Anjurkan berolah raga rutin ................................... Anjurkan mengecek air mandi untuk menghindari kulit terbakar Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah, antikoagulan dan penurunan kolesterol, jika perlu. Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah secara teratur. Anjurkan menghindari penggunaan obat penyekat beta. Anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat (mis. Melembabkan kulit kering pada kaki). Anjurkan program rehabilitasi vaskuler. Ajarkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi (mis. Rendah lemak jenuh, minya ikan omega 3). Infirmasika tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan (mis. Rasa sakit yang tidak hilang saat istirahat, luka tidak sembu, hilangnya rasa). 2. Data Subjektif : Nyeri Akut berhubungan dengan : Observasi Pasein/keluarga pasien : Agen pencedara fisik ( inflamasi, Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, Mengeluh nyeri iskemia, neoplasma ) frekuensi, intensitas nyeri ......................... Agen kimiawi ( terbakar, bahan Identifikasi skala nyeri ......................... kimia iritan) Identifikasi respon nyeri non verbal ......................... Agen pencedera fisik ( abses, Identifikasi faktor yang memperberat dan ......................... terbakar, amputasi, terpotong, memperingan nyeri prosedur operasi, trauma , Identifikasi pengetahuan dan keyakinan Data Objektif latihan fisik berlebihan.) tentang nyeri Tampak meringis Identfikasi pengaruh budaya terhadap Bersikap protektif (mis. Waspada respon nyeri posisi menghindari nyeri) Identifikasi pengaruh nyeri terhadap Gelisah kualitas hidup Frekuensi nadi meningkat Monitor keberhasilan terapi komplementer Sulit tidur yang sudah diberikan Tekanan darah meningkat pola nafas Monitor efek samping kegunaan analgetik berubah Terapeutik Nafsu makan berubah Berikan teknik non farmakologi untuk Proses berfikir terganggu mengurangi rasa nyeri (TENS, hipnosis, Menarik diri akupresure, terapi musik, terapi pijat, Berfokus pada diri sendiri aroma terapi, teknik imaginasi, kompres Diaforesis hangat/dingin, terapi bermain) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan) Fasilitas istirahat dan tidur) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri Edukasi Jelaskan penyebab periode, dan pemicu nyeri Jelaskan strategi meredakan nyeri Anjurkan monitor nyeri secara mandiri Anjurkan mengguankaan analgetik secara tepat Ajarkan teknik non farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri Kolaborasi Kolaborasi pemberian analgetik 3 Data Subjektif Bersihan jalan nafas tidak efektif Observasi Dispepnia berhubungan dengan : Identifikasi kemampuan batuk Sulit bicara Spasme jalan nafas Monitor adanya retensi sputum Orthopnea Hipersekresi jalan nafas Monitor tanda gejala infeksi saluran nafas Disfungsi neuromuskuler Terapeutik Data Objektif Benda asing dalam jalan nafas Atur posisi semi fowler atau fowler Batuk tidak efektif/ tidak mampu Adanya jalan nafas buatan Pasang perlak dan bengkok dipangkuan batuk Sekresi yang tertahan pasien Sputum berlebih/ obstruksi jalan Hiperplasia dinding jalan nafas Buang sekret pada tempat sputum nafas/mekonium jalan nafas Proses infeksi Edukasi Mengi, wheezing dan atau ronchi Respon alergi Jelaskan prosedur batuk efektif kering Efek agen farmakologi (anastesi) anjurkan teknik rileksasi nafas dalam Gelisah Merokok aktif melalui hidung selam 4 detik ditahan selam Sianosis Merokok pasif 2 detik, kemudian keluarkan dari mulut Bunyi nafas menurun Terpajan polutan dengan bibir dibulatkan selama 8 detik Frekuensi nafas berubah anjurkan mengulangi teknik tarik nafas Pola nafas berubah dalam selama 3x anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik nafas dalam ketiga kolaborasi kolaborasi pemberian mukolitik/ekspetoran 4 Data subjektif Gangguan pertukaran gas berhubungan Observasi dispnea dengan: Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan pusing Ketidakseimbangan ventilasi – upaya nafas pengelihatan kabur perfusi Monitor pola nafas (seperti bradipnea, data objektif Perubahan membran alveolus- takipnea, hiperventilasi, kusmaul, cheynes- PCO2 meningkat atau menurun kapiler stokes, biot, ataksik) PO2 menurun Monitor kemampuan batuk efektif Takikardi Monitor adanya produksi sputum PH arteri meningkat/menurun Monitor adanya sumbatan jalan nafas Bunyi nafas tambahan Palpasi kesimetrisan ekspansi paru Sianosis Auskultasi bunyi nafas Diaforesis Monitor saturasi oksigen Gelisah Monitor nilai AGD Nafas cuping hidung Monitor hasil X-ray thorak Pola nafas abnormal Terapeutik (cepat/lambat, reguler/ireguler, Atur interval pemantauan respirasi sesuai dalam atau dangkal) kondisi pasien Warna kulit abnormal (mis. Dokumentasikan hasil pemantauan Pucat, kebiruan) Edukasi Kesadaran menurun Jelakan tujuan dan prosedur pemantauan Informasikan hasil pemantauan, jika perlu 5 Data subjektif Pola nafas tidak efektif berhubungan Observasi Dispnea dengan: monitor pola nafas ( frekuensi, kedalaman, Orthopnea Depresi pusat pernafasan usaha nafas) Data objektif Hambatan upaya nafas (mis. monitor bunyi nafas tambahan (gurging, Penggunaan otot bantu Nyeri saat bernafas, kelemahan mengi, wheezing, ronchi kering) pernafasan otot pernafasan). monitor sputum (jumlah, warna, aroma) Fase ekpirasi memanjang Deformitas dinding dada. terapeutik Pola nafas abnormal ( takipnea, Deformitas tulang dada pertahankan kepatenan jalan nafas dengan bradipnea, hiperventilasi, Gangguan neuromuskuler head-lif chin-lif (jaw trush jika curiga trauma kusmaul, cheyne-stokes Gangguan neurologis cervikal Pernafasan pursed-lip elektroensepalogram (EEG), posisikan semi fowler atau fowler Pernafasan cuping hidung cidera kepala, gangguan kejang) berikan minum hangat Diameter thorak anterior- Imaturitas neurologis lalukan fisioterapi dada bila perlu posterior meningkat penurunan energi lakukan penghisapan lendir < 15 detik Ventilasi semenit menurun obesitas lakukan hiperoksigenisasi sebelum Tekanan ekspirasi menurun posisi tubuh yang menghambat penghisapan endotraceal Kapasitas vital menurun ekspansi paru keluarkan sumbatan benda padat dengan Tekanan inspirasi menurun sindrom hipoventilasi forsep mcgil Ekskursi dada berubah erusakan inervasi diafragma berikan oksigen jika perlu (kerusakan saraf c5 keatas) edukasi cidera pada medula spinalis ajarkan asupan cairan 2 liter/hari, jika tidak efek agen farmakologi kontraindikasi kecemasan ajarkan teknik batuk efektif kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspetoran, mukolitik jika perlu 6 Data subjektif Defisit nutrisi berhubungan dengan : Observasi cepat kenyang setelah makan Ketidakmampuan menelan Identifikasi status nutrisi kram atau nyeri abdomen makanan Identifikasi alergi dan toleransi makanan nafsu makan menurun Ketidakmampuan mencerna Identifikasi makanan yang disukai data objektif makanan Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis BB menurun minimal 10 % Ketidakmampuan mengabsorsi nutrisi dibawah rentang ideal nutreant Identifikasi perlunya penggunaan selang Bising usus hiperaktif Peningkatan kebutuhan NGT Otot pengunyah lemah metabolisme Monitor asupan makanan Otot menelan lemah Faktor ekonomi (mis. Finansial Monitor BB Membran mukosa pucat tidak mencukupi ) Monitor hasil pemeriksaan labolatorium Sariawan Faktor psikologis (mis. Stress, Terapeutik Serum albumin turun keengganan untuk makan) Lakukan oral hygine sebelu makan Rambut rontok berlebihan Fasilitasi penentuan pedoman diet Diare Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein Berika suplemen makan bila perlu Hentikan pemberian makanan melalui selang NGT jika asupan oral dapat ditoleransi Edukasi Anjurkan makan sedikit tapi sering Anjurkan makan dengan posisi duduk jika mampu Ajarkan diet yang diprogram Kolaborasi Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (pereda nyeri, antiemitik jika perlu) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan 7 Data subjektif Intoleransi aktivitas berhubungan Observasi Mengeluh lelah dengan: identifikasi gangguan fungsi tubuh yang Dispnea saat atau setelah ketidakseimbangan antara suplai mengakibatkan kelelahan aktivitas dan kebutuhan oksigen monitor kelelahan fisik dan emosional Merasa tidak nyaman setelah tirah baring monitor pola dan jam tidur beraktivitas kelemahan monitor lokasi ketidak nyamanan selama Merasa lemah imobilitas melakukan aktivitas Data objektif gaya hidup monoton terapeutik Frekuensi jantung meningkat > sediakan lingkungan yang nyaman dan 20% dari kondisi istirahat rendah stimulus mis cahaya, suara, Tekanan darah berubah > 20% kunjungan dari kondisi istirahat lakukan latihan rentang gerak pasif/aktif Gambaran EKG menunjukan berikan aktivitas distraksi yang aritmia saat atau setelah aktivitas menenangkan Gambaran EKG menunjukan fasilitasi duduk disisi tempat tidur, jika tidak iskemia dapat berpindah atau berjalan Sianosis edukasi anjurkan tirah baring anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang kolaborasi kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara menigkatkan asupan makan 8 Data subjektif Ketidakseimbangan cairan berhubungan Observasi dengan moitor status hidasi (frekuensi nadi, prosedur pembedahan mayor kekuatan nadi, akral, pengisian kapiler, trauma atau pendarahan kelembapan mukosa, turgor kulit, tekanan luka bakar darah) aferesis monitor BB harian asites monitor BB sebelum dan sesudah dialisis obstruksi intestinal monitor hasil pemeriksaan labolatorium peradangan prankeas (hematokrit, NA, K, CI, berat jenis urine, penyakit ginjal dan kelenjar BUN) disfungsi intestinal monitor status hemodinamik ( MAP, CVP, PAP, PCWP, jika tersedia) terapeutik catat intake dan output dan hitung balance cairan 24 jam berikan asupan cairan sesuai kebutuhan berikan cairan intravena jika perlu kolaborasi kolaborasi pemberian diuretik jika perlu 9 Data subjektif Resiko perfusi cerebral tidak efektif Observasi – berhubungan dengan: identifikasi kemungkinan penyebab Data objektif Keabnormalan masa protrombin ketidakseimbangan elektrolit - dan atau tromboplastin parsial monitor kadar elektrolit serum Penurunan kinerja ventrikel kiri monitor mual, muntah, diare Aterosklerosis diseksi arteri monitor kehilangan cairan jika perlu Fibrilasi atrium monitor tanda gejala Tumor otak hipokalemia( kelemahan otot, interval qute Stenosisi carotis memanjang, gelombang P dasar atau Miksoma atrium kebalik depresi segmen ST, gelombang U, Aneurisma cerebri kelelahan, parestesia, penurunan refleks, Koagulopati (mis. Anemiia cell anoreksia, konstipasi, motilitas usus sabit) menurun, pusing, depresi pernafasan) dilatasi kardio miopati monitor tanda gejala hiperkalemia (peka koagulasi intra vaskuler rangsang, gelisah, mual, muntah, takikardia diseminata megarah bradikardia, fibrasi/takikardia embolisme ventrikal, gelombang T tinggi, gelombang P cidera kepala datar) hiperkolesterolnemia monitor tanda dan gejala hiponatremia hipertensi (disorientasi, otot berkedut, sakit kepala, endokarditis infektif membran mukosa kering, hippotensi, katup protsetik mekanis kejang, alergi, penurunan kesadaran) stenosis mitral monitor tanda gejala hipernatremia (haus, neoplasma otak demam, mual, muntah, gelisah, peka infark miokard rangsang, membaran muosa kering) sindrom sick sinus monitor tanda gejala hipokalsemia (peka penyalah gunaan zat rangsang tanda chvosteek( spasme otot terapi trombolitik wajah), tanda trouseous (spasme karpal), efek samping tindakan (mis. kram otot) Tindakan operasi by pass) monitor tanda gejala hiperkalsemia (nyeri tulang, hhaus, anoreksia, letargi, kelemahan otot) monitor tanda gejala hipogastemia (depresi pernafasan, apatis, tanda CHVOSTEK, konfusi, disretmia) monitor tanda gejala hipermagnesia (kelemahan otot, hiporefleks, bradikardi, depresi ssp, latergi, koma) terapeutik atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien dokumentasikan hasil pemantauan edukasi jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan informasikan hasil pemantauan 10 Data subjektif Gangguan mobilitas fisik berhubungan Observasi mengeluh sulit menggerakan dengan identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik ekstermitas kerusakan intergritas struktur lain nya nyeri saat bergerk tulang identifikasi toleransi fisik melakukan enggan melakukan pergerakan perubahan metabolisme pergerakan merasa cemas saat bergerak ketidak bugaran fisik monitor frekuensi jantung dan tekanan data objektif penurunan kendali otot darah sebelum memulai mobilitasi kekuatan otot menurun penurunan massa otot monitor kondisi umum selama melakukan rentang gerak (ROM) menurun keterlambatan perkembangan mobilitasi sendi kaku kekakuan sendi Terapeutik gerakan tidak terkoordinasi kontraktur fasiitasi aktifitas mobilisasi dengan alat gerakan terbatas malnutrisi bantu ( pagar tempat tidur) fisik lemah gangguan muskuloskletal, fasilitasi melakukan pergerakan jika perlu gangguan neuro musular, libatkan keluarga untuk membantu pasien indeksmasa tubuh diatas dalam meningkatkan pergerakan tersentil ke-75 sesuai usia edukasi efek agen farmakologis Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi program pembatasan gerak Anjurkan mlakukan mobilisasi dini nyeri Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus di jurang terpapar informasi lakukan ( duduk di tepat tidur, duduk disisi tentang aktifitas fisik tempat tidur dan duduk dari tempat tidur ke kecemasan kursi) gangguan kognitif keengganan melakukan pergerakan gangguan sensori persepsi
11. Subjektif : Hipervolemia berhubungan dengan Obaervasi
Ortopnea Gangguan mekanisme regulasi Periksa tanda dan gejala hipervolemia Dispnea Kelebihan asupan cairan ( ortopnea, dispenea, edema,JVP/CVP Paroxymal nocturnal dyspnea Kelebihan asupan natrium meningkat refleks hepatojugularis positif, (PND) Gangguan aliran balik vena suara nafas tambahan) .......... Efek agen farmakologis (mis. Identivikasi penyebab hipervolemia .......... Kortikosteroid, chorpropamide, Monitor status hemodinamik ( frekuensi .......... tolbulatamide, vincristine, jantung, tekanan darah, .......... tryptilenescabamazepine). MAP,CVP,PAP,PCWP,CO,C) jika ada. Objektif : Monitor intake dan output cairan Edema anassarka dan / edema Monitor tanda hemokonsentrasi ( kadar perifer natrium,BUM, Hemaktrosit, berat jenis Berat badan meningkat dalam urine) waktu singkat Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik Jugular venous pressure (JVP) plasma( kadar protein dan albumin dan/ central venous pressure meningkat (CVP) meningkat. Monitor kecepatan infus secara ketat Refleks hepatojugular positif Monitor efek samping deuritik Distensi vena jugularis ( hipovolemia, hipokalemia, hiponatremia Terdengar suaranafas tambahan Terapeutik Hepatomegali Timbang berat badan setiap hari pada Kadar hb/ht turun waktu yang sama Oliguria Batasi asupn cairan dan garam Intake lebih banyak dari output Tinggikan kepala tempat tidur 30-40 derajat (balance airan positif) Edukasi Kongesti paru Anjurkan melapor jika haluan urin < 0,5 ml/kg/jam dalam 6 jam Anjurkan melapor jika bb bertambah > 1 kg dalam sehari Ajarkan cara membatasi cairab Kolaborasi Kolaborasi pemberian diuritik Kolaborasi penggatian kehilangan kalieum akibat diuritik 12. Subjektif : Gangguan integritas kulit berhubungan Observasi .......... dengan : Identifikasi penyebab gangguan integritas .......... Perubahan sirkulasi perubahan kulit (mis. Perubahan sirkulasi, perubahan .......... status nutrisi (kelebihan atau status nutrisi, penurunan kelembapan, suhu .......... kekurangan) lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas). .......... Kekuranga/kelebihan volume Teraupetik Objektif: cairan Ubah posisi setiap 2 jam jika posisi tirah Kerusakan jaringan dan/atau Penurunan mobilitas baring lapisan kulit Bahan kimia iritasi Lakukan pmijatan pada area penonjolan Nyeri Suhu lingkungan yang ekstrem tulang, jika perlu Perdarahan Faktor mekanis (mis. Penekanan Bersihkan perineal dengan air hangat Kemerahan pada tonjolan tulang, gesekan) Gunakan produk berbahan ringan dan hematoma atau faktor elekris hipoalergenik pada kulit sensitif (elektrdiatermi, energi listrik Hindari produk berbahan dasar alkohol pada bertegangan tinggi) kulit kering Efek samping terapi radiasi Edukasi Kelembapan Ajurkan mengunakan pelembab (mis. Proses penuaan Lotion, serum) Neuropati perifer Anjurkan minum air yang cukup Peruahan pigmentasi Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi Perubahan hormonal Anjurkan meningkatkan asupan buah dan Kurang terpapar informasi sayur tetang upaya Anjurkan menghindari terpapar suhu mempertahankan/melindungi ekstrem integrias jaringan. Anjurkan meggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat berada di luar rumah Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya. 13. Data subjectif Resiko aspirasi berhubungan dengan : Observasi - Penurunan tingkat kesadaran monitor pola nafas ( frekuensi, kedalaman, Data objectif Penurunan refleks muntah dan usaha nafas) - atau batuk monitor bunyi nafas tambahan (gurging, Gangguan menelan mengi, wheezing, ronchi kering) Disfalgia monitor sputum (jumlah, warna, aroma) Kersakan mobilitas fisik terapeutik Peningkatan residu lambung pertahankan kepatenan jalan nafas dengan Peningkatan tekanan intragastrik head-lif chin-lif (jaw trush jika curiga trauma Penurunan motilitas cervikal gastrointestinal posisikan semi fowler atau fowler Sefingter esofagus bawah berikan minum hangat inkompeten lalukan fisioterapi dada bila perlu Perlambatan pengosongan lakukan penghisapan lendir < 15 detik lambung lakukan hiperoksigenisasi sebelum Terpasang selang nasogastrik penghisapan endotraceal Terpasang trakeostomi atau keluarkan sumbatan benda padat dengan endotraceal tube forsep mcgil Trauma atau pembedahan leher, berikan oksigen jika perlu mulut, dan atau wajah edukasi Efek agen fermakologis ajarkan asupan cairan 2 liter/hari, jika tidak Ketidakmatangan koordinasi kontraindikasi menghitam, menelan dan ajarkan teknik batuk efektif bernafas kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspetoran, mukolitik jika perlu 14 Data subjectif Penurunan curah jantung berhubungan Observasi perubahan irama jantung dengan : identifikasi tanda gejala penurunan crah palpitasi perubahan irama jantung jantung (meliputi dipnea, kelelahan, edema, perubahan preload perubahan frekuensi jantung orthopnea, paraxysmal, nocturnal dipsnea, lelah perubahan kontraktilitas peningkatan CVP perubahan afterload perubahan preload monitor tekanan darah dispnea perubahan afterload monitor saturasi oksigen perubahan kontrasilitas monitor keluhan nyeri dada paroxymal nocturnal monitor EKG dispnea monitor aritmia (kelainan irama dan orthopnea frekuensi batuk edukasi perilaku/emosional anjurkan beraktifitas fisik sesuai toleransi cemas anjurkan aktivitas secara bertahap gelisah kolaborasi Data objectif kolaborasi pemberian antiaritmia perubahan irama jantung rujuk keprogram rehabilitasi jantung bradikardia / takikardi gambaran EKG aritmia /gangguan knduksi perubahan preload edema distensi vena jugularis sentral venous presure atau cvp meningkat atau enurun mur-mur jantung berat badan bertambah pulmoneri artery wedge pulmonary presure menurun perubahan overload tekanan darah meningkat /menurun nadi perifer teraba lemah capilerry refil time > 3dtk oliguria warna kulit pucat/ sianosis pulmonary vaskular resistance systemiic vascular resistence meningkat atau menurun hepatomegali perubahan kontraksilitas terdengar suara jantung S3 dan atau S4 ejection fraction menurun kardiac index menurun left ventricular stroce work index menurun stroke volum index menurun 15 Data subjectif Hipertermia berhubungan dengan Observasi 2. – Dehidrasi Identifikasi penyebab hipertermia Data objectif Terpapar lingkungan tanah (dehidrasi, terpapar lingkungan panas, Suhu tubuh diatas nilai normal Proses penyakit (mis infeksi, penggunaan inkubator) Kulit merah kanker) Monitor suhu tubuh Kejang Ketidaksesuaian pakaian dengan Monitor kadar elektrolit Takikardi suhu lingkungan Monitor haluan urine Takipnea Peningkatan laju mekanisme Monitor komplikasi akibat hipertermia Kulit terasa hangat Respon trauma Terapeutik Aktivitas berlebihan Sediakan lingkungan yang dingin Penggunaan inkubator Longgarkan atau lepaskan pakaian Basahi atau kipasi permukaan tutbuh Ganti linen setiap hari/lebih sering jika mengalami hiperhidrosis (keringat berlebihan) Lakukan pendinginan eksternal misalkan hipotermia atau kompres dingin pada dahi, leher dada, abdomen, aksila Hindari pemberian antipiretik atau aspirin Berikan oksiigen jika perlu Edukasi Anjurkan tirah baring Kolaborasi Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena jika perlu 16 Data subjectif Ketidakstabilan pada glukosa darah Observasi Mengantuk (hipoglikemia) berhubungan dengan : Identifikasi tanda dan gejala hipoglikomia Pusing Penggunaan insulin atau obat Identifikasi kemungkinan hipoglikemia Palpitasi glikemik oral Terappeutik Mengeluh lapar Hiperinselunia (mis insulin Berikan karbohidrat sederhana jika perlu Data objectif noma) Berikan glukagon jika perlu Gangguan koordinasi Endokrinopati (mis. Kerusakan Berikan karbohidrat kompleks dan protein Kadar glukosa dalam darah atau adrenal atau pituitari) sesuai diet urine rendah Disfungsi hati Pertahankan kepatenan jalan nafas Gemetar Disfungsi ginjal kronis Pertahankan akses IV jika perlu Kesadaran menurun Efek agen farmaklogis Hubungi layanan medis darurat jika perlu Perilaku aneh Tindakan pembedahan Edukasi Sulit bicara neoplasma Anjurkan membawa karbohidrat sederhana Berkeringat Gangguan metabolik bawaan setiap hari (mis gangguan penyipanan Anjurkan monitor glukosa darah lisossomal, palaktosemia, Anjurkan memakai identitas yang tepat gangguan penyimpanan glikogen Jelaskan intraksi antara diet, insulin, atau ) agen oral dan olahraga Ajarkan perawatan diri untuk mencegah hipoglikemia (mengurangi insulin/agen oral/meningkatkan asupan makanan dan berolah raga)) Kolaborasi Kolaborasi pemberian dekstrose Kolaborasi pemberian glukagon 17 Data subjectif Ketidakstabilan kadar glukosa darah Observasi Mengantuk (hiperglikemia) berhubungan dengan: Identifikasi penyebab hiperglikemi Lelah Penggunaan insulin atau obat Identifikasi situasi yang menyebabkan Lesu glikemik oral kebutuhan insulin meningkat (mis penyakit Mengeluh lapar Hiperinselunia (mis insulin kambuhan) Mudah haus noma) Monitor kadar glukosa darah jika perlu Data objectif Endokrinopati (mis. Kerusakan Monitor tanda dan gejala hiperglikrmia (mis Gemetar adrenal atau pituitari) poliuria, polidipsia, polifagia, kelemahan, Kesadaran menurun Disfungsi hati malaise, pandangan kabur, sakit kepala) Perilaku aneh Disfungsi ginjal kronis Monitor intake dan output cairan Sulit bicara Efek agen farmaklogis Monitor keton urine, kadar analisa gas Berkeringat Tindakan pembedahan darah, elektrolit, tekanan darah orsostatik neoplasma dan frekuensi nadi Gangguan metabolik bawaan Terapeutik (mis gangguan penyipanan Berikan cairan oral lisossomal, palaktosemia, Konsultasi dengan medis jika tanda dan gangguan penyimpanan glikogen gejala hiperglikemia tetap ada atau ) memburuk Fasilitasi ambulansi jika ada hipotensi orsostatic Edukasi Anjurkan menghindari olahraga saat kadar gula darah lebih dari 250 mg/dl Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian ikatan urine jika perlu Ajarkan pengelolaan diabetes (penggunaan insulin, obat oral, monitor asupan cairan pengganti karbohidrat, bantuan profesional kesehatan) Kolabprasi Pemberian insulin jika perlu Kolaborasi pemberian cairan IV jika perlu Kolaborasi pemberian kalium 18 Data subjectif Resiko cidera berhubungan dengan : Observasi – Terpapar patogen Identifikasi area lingkungan yang berpotensi Data objectif Terpapar zat kimia yang menyebabkan cidera Terpapar agen nosokomial Identifikasi obat yang berpotensi penyebab Ketidak normalan profil darah cidera Perubahan orientasi afektif Terapeutik Perubahan sensasi Sediakan pencahayaan yang memadai Perubahan autoimun Ssialisasikan pasien dengan keluarga dengan Disfungsi biokimia lingkungan ruang rawat (penggunaan Hipoksia jaringan telpon, tempat tidur, penenrangan ruangan, Kegagalan mekanisme dan lokasi kamar mandi) pertahanan tubuh Sediakan pispot atau urinal untuk eliminasi Malnutrisi ditempat tidur Perubahan fungsi psikomotor Berikan bel panggilan dan tempat yang Perubahan fungsi kognitif mudah dijangkau Pastikan barang-barang pribadi mudah dijangkau Pertahankan posisi tempat tidur di posisi terendah saat digunakan Gunakan pengaman tempat tidur sesuai dengan kebijakan fasilitas pelayanan kesehatan Diskusikan mengenai latihan dan terapi fisik yang diperlukan Diskusikan bersama keluarga yang dapat mendampingi pasien Tingkatkan frekuensi observasi pengaman dan pengawasan pasien Edukasi Jelaskan alasan intervensi pencegahan jatuh kepasien dan keluarga Anjurkan berganti posisi secara perlahan dan duduk selama beberapa menit sebelum berdiri 19 Data subjectif Gangguan pola tidur berhubungan Observasi Mengeluh sulit tidur dengan : Identifikasi pola aktivitas dan tidur Mengeluh sering terjaga Nyeri Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik Mengeluh tidak pulas tidur Hipertroidsme dan psikologis) Mengeluh pola tidur berubah Kecemasan Identifikasi makan dan minum yang Mengeluh istirahat tidak cukup Penyakit paru obstruktif kronis menggangu tidur (kopi, teh, alkohol, Mengeluh lemas Periode pasca partum makanan, mendekati waktu idur, minum Data objectif Kondisi pasca operasi banyak sebelum tidur) - Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi Terapeutik Modifikasi lingkungan (pencahayaan, kebisingan, suhu, matras,dan tempat tidur) Batasi waktu tidur siang Terapkan jadwal tidur rutin Sesuaikan jadwal pemberian obat dan tindakan untuk menunjang siklus tidur sampai terjaga Edukasi Jelaskan pentingnya tidur selama sakit Lanjutkan menempati kebiasaan waktu tidr Anjurkanrelaksasi otot autogenik dan cara non farmakologi lainnya
20 Data subjectif Gangguan menellan berhubungan Observasi
Mengeluh sulit menelan dengan: monitor tingkat kesadaran, batuk, muntah, Data objectif stroke dan kemampuan menelan. Batuk sebelum menelan distrofi muskuler Monitor status pernafasan Tersedak poliomileatis Monitor bunyi nafas, terutama setelah Makanan tertinggal cerebral palsy makan/minum ditenggorokan atau dirongga penyakit parkinson Periksa residu graster sebelum memberi malam neoplasma otak asupan oral Bolus massa terlalu cepat kerusakan saraf kranial V, VII, Periksa kepatenan selang nasogastrik refleks nassal tidak mampu IX,X,XII sebelum memberi asupan oral membersihkan rongga mulut esofalagitis Teraupetik makanan jatuh dari mulut miastenia Posisikan semi fowler (30-45 derajat) 30 sulit mengunyah menit sebelum memberi asupan oral muntah sebelum menelan Pertahankan posisi semi fowler 30-45 gelisah derajat pada pasien tidak sadarkan diri waktu makan lama Pertahankan kepatenan jalan nafas (is. mengiler Teknik hadtin chin lift, jawtrust, in line) Pertahankan pengembangan balon endrotrakeal tube (ETT) Lakukan pengispan jalan nafas, jika produksi secret meningkat Sediakan suction diruangan Hindari memberi makan melalu selang gastrointesinal jika residu banyak Berikan makanan dengan ukuran kecil aau lunak Berikan obat oral dalam bentuk cair Anjurkan makan secara perlahan Ajarkan strategi mencegah aspiasi Ajarkan teknik mengunyah atau menelan jika perlu.