Definisi: Ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas
tetap paten.
Rencana Perawatan / Nursing Care Plan Kondisi Klinis Terkait: Gullian Barre syndrome, Sklerosis multipel, Myasthenia gravis, prosesdur diagnostik (mis.
Bronkoskopi, transesophageal echocardiography /TEE), depresi sistem saraf pusat, cedera kepala, stroke,
kuadriplegia, sindrom aspirasi mekonium, infeksi saluran napas.
Tgl No Diagnosa Keperawatan Luaran Rencana Tindakan Keperawatan Nama & Tgl teratasi
Paraf Nama & paraf
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhuungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Utama :
dengan selama __________ bersihan jalan nafas Manajemen jalan nafas
meningkat Latihan batuk efektif
Fisiologis : Pemantauan respirasi
Spasme jalan nafas Kriteria hasil :
Hipersekresi jalan napas Batuk efektif meningkat Pendukung :
Disfungsi neuromuskuler Produksi sputum menurun Manajemen asma
Benda asing dalam jalan napas Mengi mneurun Manajemen ventilasi mekanik
Adanya jalan napas buatan Wheezing menurun Manajemen jalan nafas buatan
Sekresi yang tertahan Dispnea menurun Pencegahan aspirasi
Hiperplasia dinding jalan napas Orthopnea menurun Perawatan tracheostomi
Proses infeksi Sulit bicara mneurun Terapi oksigen
Respon alergi Sianosis menurun
Efek agen farmakologis (mis. Anastesi) Gelisah menurun Tindakan
Frekuensi nafas membaik Observasi :
Dibuktikan dengan : Pola nafas membaik Monitor tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi dan suhu tubuh)
Gejala dan tanda mayor Bunyi nafas tambahan mneurun Monitor Frekwensi, kedalaman, usaha nafas
Batuk tidak efektif / tidak mampu batuk PaCO2 35 – 45 mmHg Monitor kondisi yang meningkatkan kebutuhan oksigen ( demam,
Sputum berlebih/obstruksi di jalan nafas PaO2 80 – 100 mmHg menggigil, kejang dan nyeri )
Nadi/HR 60 -100 x/mnt Monitor bunyi nafas tambahan ( mis. Gurgling)
Gejala dan tanda minor : pH arteri 7,35 – 7,45 Identifikasi kemampuan batuk efektif
Dispnea Diaphoresis menurun Monitor produksi sputum ( jumlah, warna, konsistensi )
Sulit bicara Nafas cuping hidung mneurun Monitor hasil AGD dan X-Ray toraks
Ortopnea Kadar sel darah putih menurun Identifikasi indikasi ventilator mekanik ( mis, kelelahan otot napas,
Gelisah disfungsi neurologis, acidosis )
Sianosis Monitor efek negatif ventilator ( mis. Deviasi trkhea, barotrauma,
Bunyi nafas menurun volutrauma, penurunan curah jantung, distensi gaster, emfisema
Frekuensi nafas .......... x/mnt subkutan )
Pola nafas berubah 9Bradipnea, Monitor status cairan dan elektrolit
hiperventilasi, kussmaul, cheyne stokes, biot, Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas
ataksik) Identifikasi kepatuhan menjalani program
Identifikasi pasien yang membutuhkan isolasi
Monitor adanya sekresi atau balutan kotor pada daerah stoma
(Tracheostomy tube)
___________________________________________________
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan Head Tilt Chin Lift ( Jaw-thrust
jika curiga trauma servikal
Posisikan semi-Fowler atau Fowler ( 45 - 60° )
Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan ( mis, nasal kanul, masker wajah,
masker rebreathing, non rebreathing, atau bag-valve mask jika perlu)
Berikan minuman hangat
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Lakukan penghisapan lendir di mulut, nasofaring, trakhea (endotracheal
tube ( ETT ), Tracheostomy)
Lakukan perawatan mulut (mis, dengan sikat gigi kasa,pelembab bibir)
Lakukan perawatan stoma trakeostomi
Ganti sirkuit ventilator setiap 24 jam atau sesuai protokol
________________________________________________
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak ada kontraindikasi
Jelaskan tujuan dan Ajarkan prosedur tehnik nafas dalam dan batuk
efektif
Ajarkan kebersihan tangan kepada keluarga dan pengunjung
Jelaskan pasien dan atau keluarga tujuan dan prosedur pemasangan
jalan napas buatan
_________________________________________
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronchodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu
Lakukan kultur dan uji sensitifitas sekret, jika perlu
Kolaborasi pemberian Anti Histamin, jika perlu
Kolaborasi pemilihan mode ventilator ( mis. Kontrol volume, kontrol
tekanan atau gabungan )
Kolaborasi pemberian agen pelumpuh otot, sedatif analgetik, sesuai
kebutuhan
Lakukan kultur dan uji sensitifitas sekret, jika perlu
________________________________________________
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI