KEPERAWATAN
DENGAN KASUS SEPSIS DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
BAMBANG MAULANA 1610913310005
D E V Y AY U K A RY M 1610913320007
HENNI DEVIONI 1610913120006
ILHAM BUDI PRAWIRA 1610913310014
M I F TA K H U L J A N N A H 1 6 1 0 9 1 3 3 2 0 0 1 9
R I S M AYA N T I M A I M U N A H 1610913220018
R I Z K I T H AY I B A H 1610913220019
Y U L I A R A H AY U 1610913120017
DEFINISI DAN ETIOLOGI
Definisi
Sepsis merupakan suatu kondisi kerusakan sistem imun akibat infeksi. Syok
septic adalah shock yang disebabkan adanya infeksi yang menyebar luas
sehingga merupakan bentuk paling umum terjadinya shock distribute
Etiologi
Penyebab terbesar terjadinya syok sepsis adalah bakteri gram negative. Produk
yang berperan penting terhadap sepsis adalah lipopolisakarida (LPS) yang
merupakan komponen terluar dari bakteri gram negative. LPS merupakan
penyebab sepsis terbanyak , dapat langsung mengaktifkan imun seluler dan
humoral, yang dapat menimbulkan gejala septicemia. LPS tidak toksis, namun
merangsang pengeluaran mediator inflamasi yang bertanggung jawab terhadap
sepsis. Bakteri gram positif , jamur, dan virus dapat juga menyebabkan sepsis
dengan presentaseyang lebih sedikit. Peptidoglikan yang merupakan komponen
dinding sel dari semua kuman dapat menyebabkan agregasi trombosit.
Eksotoksin dapat merusak integritas membrane sel imun secara langsung.
NURSING PATHWAY
MANIFESTASI KLINIS
Tanda-tanda dari sepsis sangat bervariasi. Berdasarkan studi, demam
(70%), syok (40%), hipotermia (4%), ruam makulopapular, petekie,
nodular, vesikular dengan nekrosis sentral (70% dengan
meningococcemia), dan artritis (8%). Demam terjadi pada <60% dari
bayi dibawah 3 bulan dan pada orang dewasa diatas 65 tahun, Infeksi
menjadi keluhan utama pada pasien. Adanya tanda dan gejala
disseminated intravascular coagulation (DIC) meningkatkankan angka
mortalitas. Pada sepsis berat muncul dampak dari penurunan perfusi
mempengaruhi setidaknya satu organ dengan gangguan kesadaran,
hipoksemia (PO2 <75 mmHg),. Peningkatan laktat plasma, atau
oliguria (≤30 ml / jam meskipun sudah diberikan cairan). Sekitar satu
perempat dari pasien mengalami sindrom gangguan pernapasan akut
(ARDS) dengan infiltrat paru bilateral, hipoksemia (PO2 <70 mmHg,
FiO2 >0,4), dan kapiler paru tekanan <18 mmHg.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
1. Hitung leukosit Leukositosis atau leukopenia Endotoxemia menyebabkan
leukopenia
2.Hitung trombosit Trombositosis atau trombositopenia. Peningkatan jumlahnya
diawal menunjukkan respon fase akut; penurunan jumlah trombosit menunjukkan
DIC
3. Kaskade koagulasi. Defisiensi protein C; defisiensi antitrombin; peningkatan D-
dimer; pemanjangan PT dan PTT Abnormalitas dapat diamati sebelum kegagalan
organ dan tanpa pendarahan
4. Kreatinin Peningkatan kreatinin Indikasi gagal ginjal akut
5.Asam laktat As.laktat>4mmol/L(36mg/dl) Hipoksia jaringan
6. Enzim hati Peningkatan alkaline phosphatase, AST
7. Serum fosfat Hipofosfatemia Berhubungan dengan level cytokin proinflammatory
8. C-reaktif protein (CRP). Meningkat Respon fase akut
9.Procalcitonin Meningkat Membedakan SIRS dengan
PENATALAKSANAAN SEPSIS
Penatalaksanaan Sepsis/Syok Septik karena kerusakan
endotel pembuluh darah pada sepsis merupakan proses
inflamasi imunologi, maka penatalaksanaan sepsis adalah
dengan
1. pengobatan dasar (basic support),
2. pemberian antibiotika
3. serta terapi suportif lainnya (misalkan : mempertahankan
sirkulasi dan hemodinamik/perfusi jaringan agar
didapatkan oksigenasi jaringan yang cukup).
No Batasan karakteristik Etiologi Diagnosis
1 DS :
Agen cedera biologis Nyeri Akut (00132)
Pasien mengeluhkan nyeri
perut sejak 4 hari sebelum
masuk RS
Nyeri muncul mendadak
seperti diremas
Nyeri dirasakan dibawah
perut
DO :
2 DODiagnosa
: Peritonitis Disfungsi Motilitas
Skor CPOT
Distensi 5
abdomen Gastrointstinal (00196)
Bising usus 1x/menit
DS :
Pasien mengeluh fesesnya
bentuk bulat warna hitam
Pasien mengeluh nyeri
perut
3 DS : - Ketidakseimbangan ventilasi Gangguan Pertukaran Gas
DO : perfusi (00030)
PH 7,25 (rendah)
PCO2 63,7 (tinggi)
Pola nafas abnormal RR
27x/menit
an