GETA
Supervisor Pembimbing:
dr. Kartika Handayani, Sp.An
Oleh:
Nur Fadhila Jaharuddin (70700119005)
Alifia Nurdani Darmawan (70700119014)
Andi Eka Purnamasari (70700119016)
DEPARTEMEN ANESTESI
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
LAPORAN KASUS
Nama : Tn.M
Umur : 66 tahun
Berat badan : 65kg
Tinggi badan : -
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Pengayoman
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Tanggal masuk RS : 20 November 2021
II. ANAMNESIS
RENCANA ANESTESI
GETA
DIAGNOSIS KLINIS
• Diagnosis pra operasi: Pneumoperitoneum etc Suspek
Perforasi Gaster
RENCANA TINDAKAN
Laparatomi
PENATALAKSANAAN ANASTESI
Premedikasi :
Medikasi Intra Operatif:
- Fentanyl 65 mg
- Propofol 130 mg
- Miloz 3.25 mg
- Atrracurium sulfat 32.5 mg
- Efedrin 6.5 mg
Medikasi kontrol nyeri post operasi:
- Ketorolac 30 mg/8jam/IV
VII. TINDAKAN
HIPNOTIK RELAKSAN
(tidur)
Pentothal
Dipergunakan dalam larutan 2,5% atau
5% dengan dosis permulaan 4-6 mg/kg
Parenteral BB danselanjutnya dapat ditambah
sampai 1 gram.
Ketalar
Metode Perektal (Ketamine) Diberikan IV atau IM berbentuk larutan 10
pemberian mg/cc dan 50 mg/cc.Dosis: IV 1-3
anestesi Induksi mg/kgBB,IM 8-13 mg/kgBB1-3 menit
umum halotan setelah penyuntikan operasi dapat dimulai.
Faktor respirasi
Faktor obat
(untuk obat Faktor sirkulasi Faktor jaringan.
anestesI
inhalasi)
Pemeriksaan gigi-geligi, tindakan buka mulut, lidah relatif besar sangat penting untuk diketahui apakah
akan menyulitkan tindakan laringoskopi intubasi. Leher pendek dan kaku juga akan menyulitkan
laringoskopi intubasi.Pemeriksaan rutin secara sistemik tentang keadaan umum tentu tidak boleh
dilewatkan seperti inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi semua system organ tubuh pasien.
Pemeriksaan laboratorium
Uji laboratorium hendaknya atas indikasi yang tepat sesuai dengan dugaan penyakit yang sedang
dicurigai. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan darah kecil (Hb, lekosit, masa perdarahan
dan masa pembekuan) dan urinalisis. Pada usia pasien diatas 50 tahun ada anjuran pemeriksaan EKG dan
foto thoraks.
Klasifikasi status fisik
Klasifikasi yang lazim digunakan untuk menilai kebugaran fisik seseorang adalah yang berasal dari
The American Society of Anesthesiologists (ASA). Klasifikasi fisik ini bukan alat prakiraan resiko
anestesia, karena dampaksamping anestesia tidak dapat dipisahkan dari dampak samping pembedahan.
ASA I : Pasien sehat organik, fisiologik, psikiatrik, biokimia.
ASA II : Pasien dengan penyakit sistemik ringan atau sedang.
ASA III : Pasien dengan penyakit sistemik berat, sehingga aktivitas rutin terbatas.
ASA IV : Pasien dengan penyakit sistemik berat tak dapat melakukan aktivitas rutin dan penyakitnya
merupakan ancaman kehidupannya setiap saat.
ASA V : Pasien sekarat yang diperkirakan dengan atau tanpa pembedahan hidupnya tidak akan lebih dari
24 jam
Masukan oral
Diazepam/valium/stesol
id ( amp 2cc = 10mg),
dosis 0,1 mg/kgBB
Petidin ( amp 2cc =
100 mg), dosis 1-2 Midazolam/dormicum
Ketamin ( fl 10cc =
mg/kgBB (amp 5cc/3cc = 15
100 mg), dosis 1-2
Morfin ( amp 2cc = Ponstan mg),dosis 0,1mg/kgBB
mg/kgBB
10 mg), dosis 0,1 Tramol
Pentotal (amp 1cc = Propofol/recofol/dipriva
mg/kgBB Toradon
1000 mg), dosis 4-6 n (amp 20cc = 200 mg),
Fentanyl ( fl 10cc =
mg/kgBB dosis 2,5 mg/kgBB
500 mg), dosis 1-
3µgr/kgBB
Dehydrobenzperidon/D
BP (amp 2cc = 5 mg),
dosis 0,1 mg/kgBB
OBAT ANESTESI
Obat Anestetika gas
a. Propofol
Propofol digunakan untuk induksi dan
pemeliharaan dalam anastesia umum
Obat ini dikemas dalam cairan emulsi lemak
berwarna putih susu bersifat isotonik dengan
kepekatan 1 % (1 ml = 10 mg).
Dosis induksi adalah 2,0-2.5 mg/kg IV, untuk
sedasi 25-75 µg/kg/min dengan I.V infuse.
Dapat dilarutkan dengan Dextrosa 5 % untuk
mendapatkan konsentrasi yang minimal 0,2%.
b.Tiopental
• Merupakan obat anestesi umum barbiturat
short acting
• Dapat mencapai otak dengan cepat dan
memiliki onset yang cepat (30-45 detik).
• Dosis yang banyak atau dengan
menggunakan infus akan menghasilkan efek
sedasi dan hilangnya kesadaran.
• Dosis 3-5 mg/kg.
c.Ketamin
• Ketamin hidroklorida adalah golongan fenil
sikloheksilamin, merupakan “rapid acting non
barbiturate”.
• Ketamin kurang digemari untuk induksi
anastesia, karena sering menimbulkan
takikardi, hipertensi , nyeri kepala, muntah –
muntah , pandangan kabur dan mimpi buruk.
• Ketamin diberikan secara I.V atau I.M.
• Dosis induksi adalah 1 – 2 mg/KgBB secara I.V
atau 5 – 10 mg/Kgbb I.M
• Dosis sedatif lebih rendah yaitu 0,2 mg/KgBB
Obat pelumpuh otot
T : Tube Pipa trakea.pilih sesuai usia. Usia < 5 tahun tanpa balon (cuffed) dan > 5 tahun dengan balon (cuffed).
A : Airway Pipa mulut faring (Guedel, orotracheal airway) atau pipa hidung-faring (naso-tracheal airway). Pipa ini untuk menahan
lidah saat pasien tidak sadar untuk menjaga supaya lidah tidak menyumbat jalan napas.
II. persiapan
induksi anestesi
T : Tape Plester untuk fiksasi pipa supaya tidak terdorong atau tercabut.
I : Introducer Mandrin atau stilet dari kawat dibungkus plastic (kabel) yang mudah dibengkokan untuk pemandu supaya pipa
trakea mudah dimasukkan.
Terdiri dari:
oksipital.
angulus mandibula
3. Mulut dibuka
B. Jalan napas faring
Intubasi trakea ialah tindakan memasukkan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima
glottis, sehingga ujung distalnya berada kira-kira dipertengahan trakea antara pita suara dan
bifurkasio trakea. Indikasi sangat bervariasi dan umumnya digolongkan sebagai berikut:
●
Laserasi bibir, gusi, laring
●
Mandibula menonjol ●
Intubasi kembali akan
Merangsang saraf simpatis
Maksila/gigi depan
●
●
●
Intubasi bronkus menimbulkan kesulitan
●
Intubasi esophagus menonjol ●
Pasca ekstubasi ada risiko aspirasi
●
Aspirasi ●
Ekstubasi dikerjakan pada
●
Spasme bronkus
●
Uvula tak terlihat umumnya pada anestesi sudah
●
Setelah ekstubasi ●
Gerak sendi temporo- ringan dengan catatan tak akan
●
Spasme laring
mandibular terbatas terjadi spasme laring.
●
Aspirasi
Gangguan fonasi
●
Sebelum ekstubasi bersihkan
Gerak vertebra servikal
●
●
●
Edema glottis-subglotis rongga mulut laring faring dari
●
Infeksi laring, faring, trakea terbatas sekret dan cairan lainnya.
Respirasi
spontan yaitu
penderita
bernafas
sendiri secara
spontan.
Respirasi
kendali/respirasi
terkontrol /balance berdasar respirasinya, anestesi
anestesi:
pernafasanpenderi umum dibedakan dalam 3
ta sepenuhnya
tergantung
bantuan kita.
macam
Assisted Respirasi:
penderita
bernafas spontan
tetapi masih kita
berikan sedikit
bantuan.
Berdasarkan sistem aliran udara pernapasan dalam rangkaian alat anestesi, anestesi
dibedakan menjadi 4 sistem, yaitu :
System Rebreathing Reservoir bag Sodalime Tingkat polusi Tingkat
kamar operasi keborosan obat
Semi closed + + + ++ +
Closed + + + + -
Hal yang dinilai Nilai
Kesadaran:
score nya, nilai 8-10 bisa Sirkulasi: perbedaan dengan tekanan preanestesi
Perbedaan +- 20 2
5-8 observasi secara ketat, Aktivitas: dapat menggerakkan ekstremitas atas perintah:
4 ekstremitas 2
kurang dari 5 pindahkan ke ICU 2 ekstremitas 1
Tidak dapat 0
Warna kulit
Normal 2
Pucat, gelap, kuning atau berbintik-bintik 1
Cyanotic 0
Steward score
TERIMAKASIH