PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSTAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN DEFINISI Endometrium tempat menempel ovum yang telah dibuahi Lapisan ini tumbuh dan menebal tiap bulan mempersiapkan diri terjadi kehamilan jd hasil konsepsi bisa tertanam Hormon estrogen merangsang pertumbuhan Hormon progesteron mempertahankan • Endometrium terdiri dari 2 zona 1. Zona basal diperdarahi arteri basal dan tidak terpengaruh oleh hormon 2. Zona fungsional berada dibawah pengaruh hormon ovarium (estrogen, progesteron) • Terjadi perubahan siklus yang berkaitan dengan aktivitas ovarium, 4 fase : 1. Fase menstruasi 2. Fase regeneratif 3. Fase proliferasi 4. Fase sekresi Fase menstruasi • Berlangsung 3 – 4 hari
• Terjadi perlepasan endometrium dari dinding uterus sel
epitel dan stroma mengalami disintergasi dan otolisis dengan startum basal yg masih utuh disertai darah dari vena dan arteri yang mengalami aglutinasi dan hemolisi Fase regeneratif • Berlangsung 4 hari (hari 1 – 4 siklus haid) • Terjadi regenerasi epitel mengganti sel endometrium yang luruh Fase proliferasi • Endometrium menebal hingga 3,5mm • Berlangsung selama 10 hari (hari ke 5 – 14) • Perubahan proliferasi terjadi karena peningkatan tingkat estrogen ovarium • Proliferasi awal • Proliferasi pertengahan • Proliferasi lanjut Fase sekresi • Terjadi setelah ovulasi (hari 14 – 28) • Ketebalan endometrium masih sama, yang berbeda bentuk kelenjar yang jd berlekuk, panjang, dan mengeluarkan sekret yang semakin nyata • Fase sekresi dini (stratum basal, stratm spongiosum, stratum kompaktum) • Fase sekresi lanjut Hiperplasia endometrium adalah kondisi abnormal berupa pertumbuhan berlebih pada endometrium • Suatu masalah dimana terjadi penebalan atau pertumbuhan berlebihan dari lapisan dinding dalam rahim (endometrium), biasa terjadi akibat rangsangan atau stimulasi hormone estrogen yang tidak diimbangi oleh progesterone Etiologi • Hyperplasia endometrium adalah hasil dari stimulasi estrogen secara kontinyu tanpa dihambat oleh progesterone. Sumber estrogen dapat berasal dari endogen maupun eksogen. Klasifikasi Manifestasi klinis • Perdarahan uterus abnormal merupakan gejala yang paling sering muncul pada hyperplasia endometrium. Efek estrogen yang tidak terlawan dari penggunaan eksogen atau siklus anovulatori mengasilkan hyperplasia endometrim dengan perdarahan yang banyak. Manifestasi klinis • Pasien yang lebih muda pada usia produktif biasanya muncul hyperplasia endometrium sekunder akibat Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS). PCOS menghasilkan stimulasi estrogen yang tidak terlawan secara sekunder ke siklus anovulatori. • Bisa juga terdapat peningkatan estrogen secara sekunder dari konversi perifer dari androstenedione pada jaringan adipose (pasien yang obesitas) atau tumor ovarium yang mensekresikan estrogen. Pemeriksaan 1. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) Pada wanita pasca menopause, ketebalan endometrium <4mm tapi bisa bervariasi pada wanita pramenopause selama siklus menstruasi (bisa bersifat fisiologis) 2. Biopsi Metode ini juga dapat menegakkan diagnose keganasan uterus
3. Dilatasi dan kuretase
Sudah jarang digunakan, tapi cara ini masih dibutuhkan untuk mendapat sampel endometrium 4. Histeroskopi Teknik yang dipakai untuk melihat endometrium dengan pembesaran. Daerah endometrium yang tidak normal dapat dilihat dan target biopsi bisa dilakukan - Media distensi dapat berupa cairan : larutan garam atau dekstrosa Diagnosa banding Hyperplasia mempunyai gejala perdarahan abnormal oleh sebab itu dapat dipikirkan kemungkinan : • Karsinoma endometrium • Abortus inkomplit • Leiomyoma • Polip Penatalaksanaan 1. Terapi progesteron 2. Histerektomi 1. Terapi progesteron untuk menyeimbangkan kadar hormon di dalam tubuh. Namun perlu diketahui kemungkinan efek samping yang bisa terjadi, diantaranya mual, muntah, pusing, dan sebagainya.
untuk 14hari setiap bulan) atau terapi continuous progestin (megestrol asetat 20 – 40mg/hari) merupakan terapi yang efektif untuk pasien dengan hyperplasia endometrial tanpa atipik
• Terapi continuous progestin dengan megestrol asetat (40- 160mg/hari)
kemungkinan merupakan terapi yang paling dapat diandalkan untuk pasien dengan hyperplasia atipikal 2. Histerektomi Khusus bagi penderita hyperplasia kategori atipik, jika memang terdeteksi ada kanker, maka jalan satu – satunya dalah menjalani operasi pengangkatan rahim. Histerektomi adalah terapi yang terbaik untuk penderita hyperplasia endometrium kategori atipik Pencegahan Langkah – langkah yang bisa disarankan untuk pencegahan, seperti : • Melakukan pemeriksaan USG dan atau pemeriksaan secara rutin untuk deteksi dini ada kista yang bisa menyebabkan terjadinya penebalan dinding rahim • Penggunaan estrogen pada masa pasca menopause harus disertai dengan pemberian progestin untuk mencegah karsinoma endometrium. • Bila menstruasi tidak terjadi setiap bulan maka harus diberikan terapi progesterone untuk mencegah pertumbuhan endometrium berlebihan. Terapi terbaik adalah memberikan kontrasepsi oral kombinasi • Rubah gaya hidup untuk menurunkan berat badan TERIMA KASIH