Anda di halaman 1dari 22

Hiperplasia

Endometrium
Andi Eka Purnama Sari
(70700119016)

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU
KESEHATAN
UNIVERSTAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
DEFINISI
 Endometrium  tempat menempel ovum yang
telah dibuahi
 Lapisan ini tumbuh dan menebal tiap bulan 
mempersiapkan diri terjadi kehamilan jd hasil
konsepsi bisa tertanam
 Hormon estrogen  merangsang
pertumbuhan
 Hormon progesteron  mempertahankan
• Endometrium terdiri dari 2 zona
1. Zona basal  diperdarahi arteri basal dan tidak terpengaruh
oleh hormon
2. Zona fungsional  berada dibawah pengaruh hormon
ovarium (estrogen, progesteron)
• Terjadi perubahan siklus yang berkaitan dengan aktivitas
ovarium, 4 fase :
1. Fase menstruasi
2. Fase regeneratif
3. Fase proliferasi
4. Fase sekresi
Fase menstruasi
• Berlangsung 3 – 4 hari

• Terjadi perlepasan endometrium dari dinding uterus  sel


epitel dan stroma mengalami disintergasi dan otolisis dengan
startum basal yg masih utuh disertai darah dari vena dan
arteri yang mengalami aglutinasi dan hemolisi
Fase regeneratif
• Berlangsung 4 hari (hari 1 – 4 siklus haid)
• Terjadi regenerasi epitel mengganti sel endometrium yang luruh
Fase proliferasi
• Endometrium menebal hingga 3,5mm
• Berlangsung selama 10 hari (hari ke 5 – 14)
• Perubahan proliferasi terjadi karena peningkatan tingkat
estrogen ovarium
• Proliferasi awal
• Proliferasi pertengahan
• Proliferasi lanjut
Fase sekresi
• Terjadi setelah ovulasi (hari 14 – 28)
• Ketebalan endometrium masih sama, yang berbeda  bentuk
kelenjar yang jd berlekuk, panjang, dan mengeluarkan sekret
yang semakin nyata
• Fase sekresi dini (stratum basal, stratm spongiosum, stratum
kompaktum)
• Fase sekresi lanjut
 Hiperplasia endometrium adalah kondisi abnormal berupa
pertumbuhan berlebih pada endometrium
• Suatu masalah dimana terjadi penebalan atau pertumbuhan
berlebihan dari lapisan dinding dalam rahim (endometrium),
biasa terjadi akibat rangsangan atau stimulasi hormone
estrogen yang tidak diimbangi oleh progesterone
Etiologi
• Hyperplasia endometrium adalah hasil dari stimulasi estrogen
secara kontinyu tanpa dihambat oleh progesterone. Sumber
estrogen dapat berasal dari endogen maupun eksogen.
Klasifikasi
Manifestasi klinis
• Perdarahan uterus abnormal merupakan gejala yang paling
sering muncul pada hyperplasia endometrium. Efek estrogen
yang tidak terlawan dari penggunaan eksogen atau siklus
anovulatori mengasilkan hyperplasia endometrim dengan
perdarahan yang banyak.
Manifestasi klinis
• Pasien yang lebih muda pada usia produktif biasanya
muncul hyperplasia endometrium sekunder akibat
Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS). PCOS menghasilkan
stimulasi estrogen yang tidak terlawan secara sekunder
ke siklus anovulatori.
• Bisa juga terdapat peningkatan estrogen secara sekunder
dari konversi perifer dari androstenedione pada jaringan
adipose (pasien yang obesitas) atau tumor ovarium yang
mensekresikan estrogen.
Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
Pada wanita pasca menopause, ketebalan endometrium <4mm
tapi bisa bervariasi pada wanita pramenopause selama siklus
menstruasi (bisa bersifat fisiologis)
2. Biopsi
Metode ini juga dapat menegakkan
diagnose keganasan uterus

3. Dilatasi dan kuretase


Sudah jarang digunakan, tapi cara ini
masih dibutuhkan untuk mendapat
sampel endometrium
4. Histeroskopi
Teknik yang dipakai untuk melihat endometrium dengan pembesaran.
Daerah endometrium yang tidak normal dapat dilihat dan target biopsi
bisa dilakukan
- Media distensi dapat berupa cairan : larutan garam atau dekstrosa
Diagnosa banding
Hyperplasia mempunyai gejala perdarahan abnormal oleh sebab
itu dapat dipikirkan kemungkinan :
• Karsinoma endometrium
• Abortus inkomplit
• Leiomyoma
• Polip
Penatalaksanaan
1. Terapi progesteron
2. Histerektomi
1. Terapi progesteron
untuk menyeimbangkan kadar hormon di dalam tubuh. Namun perlu
diketahui kemungkinan efek samping yang bisa terjadi, diantaranya
mual, muntah, pusing, dan sebagainya.

• Terapi cylical progestin (medroxyprogesterone asetat 10 – 20mg/hari


untuk 14hari setiap bulan) atau terapi continuous progestin (megestrol
asetat 20 – 40mg/hari) merupakan terapi yang efektif untuk pasien
dengan hyperplasia endometrial tanpa atipik

• Terapi continuous progestin dengan megestrol asetat (40- 160mg/hari)


kemungkinan merupakan terapi yang paling dapat diandalkan untuk pasien
dengan hyperplasia atipikal
2. Histerektomi
Khusus bagi penderita hyperplasia kategori atipik, jika memang
terdeteksi ada kanker, maka jalan satu – satunya dalah menjalani
operasi pengangkatan rahim. Histerektomi adalah terapi yang
terbaik untuk penderita hyperplasia endometrium kategori atipik
Pencegahan
Langkah – langkah yang bisa disarankan untuk pencegahan,
seperti :
• Melakukan pemeriksaan USG dan atau pemeriksaan secara
rutin untuk deteksi dini ada kista yang bisa menyebabkan
terjadinya penebalan dinding rahim
• Penggunaan estrogen pada masa pasca menopause harus
disertai dengan pemberian progestin untuk mencegah
karsinoma endometrium.
• Bila menstruasi tidak terjadi setiap bulan maka harus
diberikan terapi progesterone untuk mencegah pertumbuhan
endometrium berlebihan. Terapi terbaik adalah memberikan
kontrasepsi oral kombinasi
• Rubah gaya hidup untuk menurunkan berat badan
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai