Anda di halaman 1dari 14

“Retensio Plasenta”

Oleh:
Andi Eka Purnama Sari (7070019016)

Kepaniteraan Klinik Departemen Obstetri & Ginekologi


Program Pendidikan Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Alauddin Makassar
2022
Definisi
Bila plasenta tetap tinggal dalam uterus setengah jam setelah
anak lahir disebut sebagai retensio plasenta. Disebut juga
plasenta akreta jika implantasi menembus desidua basalis dan
Nitabuch layer, disebut plasenta inkreta bila plasenta menembus
miometrium dan disebut plasenta perkreta bila vili korialis
sampai menembus perimetrium.

2
Klasifikasi

3
Etiologi
Plasenta yang sukar dilepaskan dengan pertolongan aktif kala
tiga bisa disebabkan oleh adhesi yang kuat antara plasenta dan
uterus. Perlengketan plasenta (retensio placenta) disebabkan
karena plasenta belum lepas dari dinding uterus, atau placenta
sudah lepas akan tetapi belum dilahirkan.
Faktor resiko:
Usia, paritas, jarak kehamilan terlalu pendek, sosial ekonomi.

4
Diagnosis
Retensio plasenta terdiagnosa klinis ketika plasenta gagal untuk
terlepas secara spontan pada kala III persalinan, dengan atau tanpa
manajemen aktif, atau adanya perdarahan berat dengan plasenta yang
belum lahir. Perdarahan umumnya terjadi pada pasien retensio
plasenta sehingga evaluasi syok harus dilakukan bersamaan dengan
pemeriksaan vagina dan uterus. Diagnosis trapped placenta,
adherens, dan akreta juga dapat ditentukan melalui pemeriksaan fisik.
◉Evaluasi syok
◉Pemeriksaan vagina dan uterus

5
Diagnosis
Membedakan trapped placenta dengan plasenta adherens dan akreta
adalah melalui terdapatnya tanda-tanda pelepasan plasenta, yaitu:
◉ Korda umbilikal yang memanjang
◉ Semburan darah mendadak dan singkat
◉ Perubahan tinggi dan dan bentuk uterus dari diskoid menjadi
globular
◉ Meningginya tinggi fundus uterus
◉ Kontraksi fundus
Tanda plasenta lepas (+) tetapi tidak dapat dikeluarkantrapped
placenta

6
Tatalaksana
Kala III plasenta belum lahirmanual plasenta. Tatalaksananya yaitu:
◉ Informed consent
◉ Kosongkan kandung kemih
◉ Drips 20 IU oksitosin dalam cairan kristaloid
◉ Berikan sedatif diazepam 10 mg IM/IV bukan syarat mutlak, resiko henti napas akibat vagal refleks
◉ Antibiotik profilaksis :
◉ Ampisilin 2gr IV + metronidazole 500 mg IV
◉ Cefazolin 1gr IV + metronidazol 500 mg IV
◉ Pasang sarung tangan DTT
◉ Secara obstetrik masukkan satu tangan (punggung tangan kebawah) kedalam vagina dengan
menelusuri tali pusat bagian bawah.
◉ Setelah tangan mencapai pembukaan serviks, minta asisten untuk memegang koher, kemudian tangan
lain penolong menahan fundus uteri.

7
Tatalaksana
◉ Tahan fundus uteri, masukkan tangan kedalam kavum uteri sehingga mencapai
tempat implantasi plasenta.
◉ Buka tangan obstetri menjadi seperti memberi salam (ibu jari merapat kepangkal
jari telunjuk).
◉ Gerakkan tangan kiri dan kanan sambil bergeser ke kranial
◉ Eksplorasi ulang bagian plasenta yang tertinggal
◉ Tekan suprasimfisis untuk menahan uterus
◉ Tarik plasenta keluar, hindari percikan darah, letakkan di tempat yang disediakan
◉ Dorong uterus ke arah dorsocranial, evaluasi kontraksi dan perdarahan

8
Pasca Manual Plasenta
◉ Berikan oksitosin 10 unit dalam 500 mL cairan IV (NaCl atau Ringer
Laktat) 60 tetes/menit + masase fundus uteri untuk perangsangan
kontraksi.
◉ Bersihkan dan rapikan tempat dan alat
◉ Baca hamdalah
◉ Lakukan cuci tangan
◉ Informasikan kondisi pasien pada keluarga
◉ Dokumentasikan tindakan di rekam medis pasien
◉ Resiko infeksi dan retensio urin pasca manual plasenta
◉ USG untuk memastikan tidak ada plasenta yang tersisa

9
Prinsip Transfusi
◉ Pertahankan Hb 10-12 g/dL: (transfusi PRC 4 ml/kg atau WB 6
ml/kg dapat menaikkan Hb 1 g/dL atau Ht 3-4%), sebaiknya darah
segar <3 hari
◉ Trombosit dan FFP diberikan 10 ml/Kg jika umlah trombosit atau
faktor koagulasi abnormal
◉ Kasus obgyn PRC, karena pada ibu hamil terjadi hipervolume

10
Diagnosa Banding
Atonia uteri, rest placenta,
trapped placenta

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499988/

11
Komplikasi
◉ Perdarahan masif
◉ Syok hipovolemik
◉ Acute kidney injury
◉ Sheehan syndrome (postpartum hypopituitarism)
◉ Edema paru
◉ Infeksi
◉ Reaksi hemolitik pasca transfusi

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499988/

12
Prognosis
Resiko berulang pada persalinan
selanjutnya.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499988/

13
Thank You
14

Anda mungkin juga menyukai