Anda di halaman 1dari 5

JAWABAN SOAL-SOAL UTS

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

DIKERJAKAN OLEH :
RUDIYANTO
NIM : CKX0210009

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN


KAMPUS 2 RS. CIREMAI
Jalan Kesambi No.237 Drajat Kota Cirebon
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
Jl. Lingkar Kadugede No. 2 Kuningan Jawa Barat Indonesia 45561
Telp: (0232) 875-847 Fax: (0232) 875123
Homepage: http://stikku.ac.id Email: info@stikeskuningan.ac.id

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) S I KEPERAWATAN NON REGULER


M.K KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DOSEN : ROHEMAN, S.Kep., Ners., M.Kep
Waktu : 100 menit

Jawablah pertanyaan – pertanyaan dibawah ini dengan jelas !

1. Jelaskan tentang penyebab terjadinya acut respiratory distress syndroma


(ARDS)!

2. Sebutkan 5 diagnosa keperawatan berdasarkan SDKI pada pasien dengan

gangguan astma bronchiale !

3. Sebutkan 5 intervensi keperawatan berdasarkan SIKI pada pasien dengan

gangguan sistem kardiovaskuler akibat congestive heart failure (CHF) !

4. Jelaskan tentang penyebab terjadinya sindroma koroner akut (SKA) !

5. Sebutkan 5 diagnosa keperawatan berdasarkan SDKI pada pasien dengan

gangguan sistem neurologi akibat penyakit stroke !

# SELAMAT MENGERJAKAN #
JAWABAN

1. Penyebab terjadinya acut respiratory distress syndroma (ARDS) karena


cairan menumpuk di kantung udara kecil yang elastis (alveoli) di paru-paru. Cairan
tersebut membuat paru-paru tidak terisi dengan udara yang cukup, yang berarti lebih
sedikit oksigen yang mencapai aliran darah

2. Sebutkan 5 diagnosa keperawatan berdasarkan SDKI pada pasien dengan


gangguan astma bronchiale :

a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan


sekresi yang tertahan.

b. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan


upaya napas (kelemahan otot bantu napas).

c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan


perubahan membrane alveolus-kapiler

d. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan


peningkatan tekanan darah.

e. Risiko cedera yang ditandai dengan faktor risiko internal


hipoksia jaringan.

3. Sebutkan 5 intervensi keperawatan berdasarkan SIKI pada pasien dengan


gangguan sistem kardiovaskuler akibat congestive heart failure (CHF)

Dx. Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi


hasil

1. Gangguan Tujuan : (Pemantauan Respirasi


pertukaran gas b.d Setelah dilakukan I.01014)
perubahan membran tindakan keperawatan 1.1 Monitor frekuensi irama,
alveolus-kapiler diharapkan pertukaran kedalaman dan
gas upaya nafas
meningkat. 1.2 Monitor pola nafas
Kriterian hasil : 1.3 Monitor kemampuan
(Pertukaran gas L.01003) batuk efektif
1.Dipsnea menurun 1.4 Monitor nilai AGD
2.bunyi nafas tambahan 1.5 Monitor saturasi oksigen
menurun 1.6 Auskultasi bunyi nafas
3.pola nafas membaik 1.7 Dokumentasikan hasil
4. PCO2 dan O2 membaik pemantauan
1.8 Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
1.9 Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
1.10 Kolaborasi penggunaan
oksigen saat
aktifitas dan/atau tidur

2. Pola nafas tidak Tujuan : (Manajemen jalan nafas


efektif b.d hambatan Setelah dilakukan I.01011)
upaya nafas (mis: tindakan keperawatan 2.1 Monitor pola nafas
nyeri saat bernafas) diharapkan pola nafas (frekuensi, kedalaman,
membaik. usaha nafas)
Kriteria hasil : 2.2 Monitor bunyi nafas
(pola nafas L.01004) tambahan (mis:
1. Frekuensi nafas dalam gagling, mengi, Wheezing,
rentang normal ronkhi)
2. Tidak ada pengguanaan 2.3 Monitor sputum (jumlah,
otot bantu pernafasan warna, aroma)
3. Pasien tidak 2.4 Posisikan semi fowler
menunjukkan tanda atau fowler
dipsnea 2.5 Ajarkan teknik batuk
efektif
2.6 Kolaborasi pemberian
bronkodilato,
ekspetoran, mukolitik, jika
perlu.

3. Penurunan curah Tujuan : (Perawatan jantung I.02075)


jantung b.d setelah dilakukan 3.1 Identifikasi tanda/gejala
perubahan preload / tindakan keperawatan primer
perubahan afterload diharapkan curah jantung penurunan curah jantung
/ perubahan meningkat. 3.2 Identifikasi tanda/gejala
kontraktilitas Kriteria hasil : sekunder
(curah jantung L.02008) penurunan curah jantung
1.Tanda vital dalam 3.3 Monitor intake dan
rentang normal output cairan
2.Kekuatan nadi perifer 3.4Monitor keluhan nyeri
meningkat dada
3. Tidak ada edema 3.5 Berikan terapi terapi
relaksasi untuk
mengurangi strees, jika perlu
3.6Anjurkan beraktifitas fisik
sesuai toleransi
3.7Anjurkan berakitifitas fisik
secara bertahap
3.8Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika
perlu

4. Bersihan jalan Tujuan : setelah (Latihan batuk efektif)


napas tidak efektif dilakukan 4.1 Identifikasi kemampuan
b.d sekret yang tindakan keperawatan batuk
tertahan diharapkan tingkat 4.2 Monitor adanya retensi
bersihan jalan napas sputum
meningkat . 4.3 Monitor tanda dan gejala
Kriteria hasil : infeksi saluran
Bersihan Jalan Napas napas
(L.01001) 4.4 Monitor input dan
1. produksi sputum output cairan (mis:
menurun jumlah dan karakteristik)
2.pasien tidak gelisah 4.5 Atur posisi semi-fowler
3.pasien bernapas dengan atau Fowler
baik 4.6 Anjurkan tarik napas
4. frekuensi napas dalam melalui hiung
membaik selama 4detik ,ditahan
selama 2detik
,kemudian keluarkan dari
mulut denga
bibir mencucu selama 8detik
4.7 Anjurkan mengulangi
tarik napas dalam
sebanyak 3kali
4.8 Anjurkan batuk dengan
kuat langsung
setelah tarik napas dalam
yang ke-3
4.9 Kolaborasi pemberian
mukolik atau
ekspektor (jika perlu)

5. Hipervolemia b.d Tujuan : (Manajemen hipervolemia


gangguan setelah dilakukan I.03114)
mekanisme regulasi tindakan keperawatan 5.1 Periksa tanda dan gejala
diharapkan hipervolemia
keseimbangan cairan (mis:
meningkat. ortopnes,dipsnea,edema,
Kriterian hasil : JVP/CVP
(keseimbangan ciran L. meningkat,suara nafas
03020) tambahan)
1.Tererbebas dari edema 5.2 Monitor intake dan
2.Haluaran urin output cairan
meningkat 5.3 Monitor efek samping
3. Mampu mengontrol diuretik (mis :
asupan cairan hipotensi ortortostatik,
hipovolemia,
hipokalemia, hiponatremia)
5.4 Batasi asupan cairan dan
garam
5.5 Anjurkan melapor
haluaran urin <0,5
mL/kg/jam dalam 6 jam
5.6 Ajarkan cara membatasi
cairan
5.7 Kolaborasi pemberian
diuretik

4. Jelaskan tentang penyebab terjadinya sindroma koroner akut (SKA)! : akibat


adanya penyempitan pembuluh darah koroner yang berperan dalam mengalirkan
darah yang kaya oksigen ke otot jantung. Kondisi ini disebabkan oleh aterosklerosis,
yaitu suatu plak kolesterol yang terbentuk pada dinding bagian dalam arteri koroner,
yang dapat menyumbat aliran darah

5. Sebutkan 5 diagnosa keperawatan berdasarkan SDKI pada pasien dengan


gangguan sistem neurologi akibat penyakit stroke :

a. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan


infark jaringan otak.
b. Gangguan
mobilitas fisik berhubungan dengan
neuromuskuler.
c. Defisit perawatan diri
berhubungan dengan kelemahan neuromuskuler.
d. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan saraf cranial
e. Gangguan menelan berhubungan dengan gangguan saraf
cranial.

Anda mungkin juga menyukai