Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN PPOK DIRUANG MADINAH RSUD SMC


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Dasar

Disusun Oleh :

Nazhmi Zaidan Arsalan


P20620522024

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKESTASIKMALAYA
2023
A. Konsep Teoritis
1. Pengertian Penyakit

Penyakit paru obstruktif kronis atau sering disingkat PPOK adalah istilah yang digunakan untuk
sejumlah penyakit yang menyerang paru-paru untuk jangka panjang. Penyakit ini menghambat
aliran udara dari dalam paru-paru sehingga pengidap akan mengalami kesulitan dalam
bernapas, respon radang paru yang tidak normal, dan akibat partikel-partikel yang berbahaya.

2. Etiologi

Secara global, diperkirakan sekitar 3 juta kematian disebabkan karena PPOK pada tahun
2015 yaitu 5% dari semua kematian global pada tahun itu. Lebih dari 90% kematian PPOK terjadi
di negara berkembang. Penyebab utama PPOK adalah paparan asap tembakau (baik merokok
aktif atau perokok pasif. Faktor risiko lain termasuk paparan polusi udara dalam ruangan dan
luar ruangan dan debu dan asap kerja (WHO,2015). Prevalens PPOK diperkirakan akan
meningkat sehubungan dengan peningkatan usia harapan hidup penduduk dunia. Menurut
prediksi WHO, PPOK yang saat ini merupakan penyebab kematian ke-4 di seluruh dunia
diperkirakan pada tahun 2030 akan menjadi penyebab kematian ke-3 di seluruh dunia.

3. Tanda dan Gejala

1. Kebiasaan merokok merupakan satu - satunya penyebab kausal yang terpenting, jauh lebih
penting dari faktor penyebab lainnya.
Dalam pencatatan riwayat merokok perlu diperhatikan :

A. Riwayat merokok

- Perokok aktif

- Perokok pasif

- Bekas perokok

2. Riwayat terpapar polusi udara di lingkungan dan tempat kerja


Gejala ppok :

1. batuk yang berlangsung lama

2. sesak nafas

3. nyeri dada

4. berat badan menurun

4. Patofisiologi (Pathway)

Pada PPOK, hambatan aliran udara merupakan perubahan fisiologi utama yang
diakibatkan oleh adanya perubahan yang khas pada saluran napas paru yang dikarenakan
adanya suatu inflamasi yang kronik dan perubahan struktural pada paru. Terjadinya penebalan
pada saluran napas kecil dengan peningkatan formasi folikel limfoid dan deposisi kolagen dalam
dinding luar saluran napas mengakibatkan restriksi pembukaan jalan napas. Lumen saluran
napas kecil berkurang akibat penebalan mukosa yang mengandung eksudat inflamasi, yang
meningkat sesuai berat sakit.
5. Penatalaksanaan medis

Penatalaksanaan bisa dibedakan berdasarkan derajat tingkat keparahan PPOK.

1. Edukasi pasien agar berhenti merokok

2. berikan terapi farmakologi yaitu pemberian inhaler bronkodilator kerja pendek

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

1. Identitas Klien

Meliputi: nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, pekerjaan, pendidikan, status
perkawinan, alamat, tanggal MRS, dan diagnosa medis.

2. Keluhan Utama

Apa yang paling dirasakan sat in ditanyakan meliputi paliatif, propokatif, kualitas, region/radian,
skala dan time (PORST).

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Dikaji tentang proses penjalaran penyakit sampai dengan timbulnya satu keluhan faktor yang
memperberat dan yang memperingan kualitas dari keluhan dan bagaimana klien menggambarkan
yang dirasakan.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Dikaji penyakit yang perah dialami klien yang berhubungan dengan penyakit sekarang atau penyakit
lain

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Dikaji kemungkinan pada keluarga ada riwayat penyakit gangguan perkemihan, riwayat kesehatan
yang menular atau keturunan.
2. Diognosa Keperawatan

1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan batuk yang tidak efektif

3. Intrvensi (Tujuan kriteria hasil dan rasional) sesuai dengan SDKL


SLKL SKI
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi (SIKI)
Keperawatan (SDKI) Hasil (SLKI)
1. Intoleransi Setelah dilakukan tindakan SIKI: Manajemen Energi
aktivitas keperawatan selama 3x24 Observasi:
berhubungan jam diharapkan Toleransi 1. Identifikasi gangguan
dengan aktivitas Meningkat fungsi
kelemahan ditandai dengan kriteria tubuh yang mengakibatkan
hasil: kelelahan
1. Keluhan lelah menurun 2. Monitor kelelahan fisik
2.Dispnea saat beraktivitas dan
menurun emosional
3. Perasaan lemah 3. Monitor pola jam tidur
menurun 4. Monitor lokasi dan
4.Kekuatan tubuh bagian ketidaknyamanan selama
atas meningkat melakukan aktivitas
5. Kekuatan tubuh bagian Terapeutik:
bawah meningkat 1.Sediakan lingkungan
nyaman
dan rendah stimulus (Misl.
Cahaya, suara, kunjungan)
2. Berikan aktivitas distraksi
yang menenangkan seperti
mengobrol dengan keluarga
Edukasi:
1. Anjurkan melakukan
aktivitas
secara bertahap.
3. Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala
kelelahan tidak berkurang
4. Ajarkan strategi koping
untuk
mengurangi kelelahan
2. Ketidakefektifan Setelah diberikan SIKI : Manajemen jalan
bersihan jalan nafas Intervensi nafas
berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24 1) Lakukan fisioterapi
batuk jam, dada sebagai mana
yang tidak efektif diharapkan manajemen mestinya
diri : penyakit paru 2) Buang secret dengan
obstruktif kronis dengan memotivasi pasien
kriteria hasil : untuk melakukan batuk
1) Secara konsisten atau menyedot lender
mencari informasi 3) Instruksikan bagaimana
tentang cara mecegah agar bias melakukan
komplikasi batuk efektif
2) Secara konsisten 4) Auskultasi suara nafas
menunjukkan 5) Posisikan untuk
menjalankan aturan meringankan sesak
pengobatan sesuai nafas
resep Terapeutik:
3) Secara konsisten 1) Innstruksikan kepada
menunjukkan pasien untuk menarik
berpartisipasi dalam nafas dalam sebelum
aturan berhenti dilakukan suction
merokok 2) Monitor adanya nyeri
3) Monitor status
oksigenasi pasien
4) Monitor dan catat
warna, jumlah dan
konsistensi secret
Edukasi :
1)Kaji perlunya
penyedotan pada jalan
nafas dengan auskultasi
suara nafas ronki di
paru
2) Monitor kemampuan
batuk efektif pasien
3) Berikan bantuan terapi
nafas jika diperlukan
(misalnya nebulizer)
C. Daftar Pustaka

1. World Health Organization. Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD). Global
Strategy for The Diagnosis, Management, and Prevention of Chronic Obstructive Pulmonary Disease.
Update 2014. Geneva: WHO Press; 2014.

2. Harrison S. Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Dalam: Longo DL,

Kasper DL, Jameson JL, Fauci AS, Hauser SL, Loscalzo J, penyunting.

Harrison‟s Principles of Internal Medicine. Edisi ke-18. Amerika Serikat: McGraw-Hill; 2012. hlm. 1547-
54

3. Penatalaksanaan PPOK eksaserbasi Akut. Diakses tanggal 16 desember 2016 di


http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-ppok/konsensus-ppok-isi2.html

Anda mungkin juga menyukai