Pengertian
Pola napas tidak efektif adalah inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak
memeberikan ventilasi adekuat.(PPNI,2016)
Penyebab
1. Depresi pusat pernapasan
2. Hambatan upaya napas ( misalnya nyeri saat bernapas, kelemahan
otot pernapasan )
3. Deformitas dinding dada
4. Deformitas tulang dada
5. Gangguan neuromuskular
6. Gangguan neurologis (mis.elektroensefalogram (EEG) positif,cedera
kepala,gangguan kejang)
7. Imaturitas Neurologis
8. Penurunan energi
9. Obesitas
10. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
11. Sindrom hipoventilasi
12. Kerusakan inervasi diafragma ( kerusakan saraf C5 keatas)
13. Cedera pada medula spinalis
14. Efek agen farmakologis
15. Kecemasan
Lingkungan (Ketinggian, Polusi Udara, Allergen, Suhu), Gaya Hidup dan kebiasaan
(Merokok, Nutrisi, Obat-obatan dan Alkohol) Emosi, Trauma atau cedera
a. Pada pasien
Dispnea 1 2 3 4 5
(mis,gurgling,mengi,wheezing,ronchi kering)
Penggunaan 1 2 3 4 5 3) Monitor sputum (jumlah,warna,aroma)
otot bantu
pernapasan Terapetik
Pemanjangan 1 2 3 4 5
fase ekspirasi 1) Pertahankan kepatenan jalan napas dengan
Frekuensi Memb Cukup Sedang Cukup Memb
napas uruk membur (3) membaik aik(5) head-tilt dan chin-lift (jaw thrust jika curiga
(1) uk (2) (4)
Kedalaman Memb Cukup Sedang Cukup Memb
trauma cervical)
napas uruk membur (3) membaik aik(5) 2) Posisikan semifowler atau fowler
(1) uk (2) (4)
3) Lakukan fisioterapi dada bila perlu
4) Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15
detik
5) Berikan oksigen , jika perlu
Edukasi
1) Anjurkan asupan cairan 2 L/hr jika tidak ada
kontraindikasi
2) Anjurkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolborasi pemberian
bronkodilator,ekspetorant,mukolitik jika perlu
2.Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan
Observasi
Identifikasi kepatuhan menjalani program
pengobatan
Terapeutik
1) Buat komitmen menjalani program pengobatan
dengan baik
2) Buat jadwal pendampingan keluarga untuk
bergantian menemani pasien selama
menjalankan program pengobatan, jika perlu
3) Dokumentasikan aktivitas selama menjalani
proses pengobatan.
4) Diskusikan hal2 yang mendukung atau
menghambat berjalannya program
pengobatan
5) Libatkan keluarga untuk mendukung program
pengobatan yang dijalani.
Edukasi
1) Informasikan program pengobatan yang harus
dijalani
2) Informasikan manfaat yang akan diperoleh
jika teratur menjalani program pengobatan.
3) Anjurkan keluarga untuk mendampingi dan
merawat pasien selama menjalani program
pengobatan.
b. Pada keluarga
1. Manajemen jalan nafas
Buang secret dengan cara keluarga dapat memotivasi pasien untuk melakukan
batuk atau menyedot lendir
Keluarga dapat memotivasi pasien untuk bernafas pelan, dalam, berputar dan
batuk
Instuksikan bagaimana agar bisa melakukan batuk efektif
Ajarkan pasien bagaimana menggunakan inheler sesuai resep, dan
sebagaimana mestinya
2. Monitor pernafasan
Monitor tingkat kelelahan, kecemasan dan kekurangan udara pada paien
Monitor kemampuan batuk efektif pasien
Monitor keluhan sesak nafas pasien termaksuk kegiatan yang meningkatkan
atau memperburuk sesak nafas tersebut
Berikan bantuan terafi nafas jika diperlukan (misal nebulizer)
3. Pengaturan posisi
Minimalisir gesekan dan cedera ketika memposisikan dan membalikkan
pasien
Gunakan papan untuk kaki/footboard bagi pasien menuju tempat tidur
Tempatkan barang secara berkala dalam jangkauan pasien
Tempatkan perubahan posisi tempat tidur dalam jangkauan pasien
Tempatkan lampu pemanggil dalam jangkauan pasien
4. Bantuan ventilasi
Bantu dalam hal perubahan posisi dengan sering dan tepat
Bantu dengan menggunakan dorongan spinometer yang sesuai
Posisikan untuk Minimalkan upaya bernafas (misalnya mengangkat kepala
tempat tidur dan memberikan over bed table bagi pasien untuk bersandar
5. Manajemen pengobatan
Kembangkan strategi bersama pasien untuk meningkatkan kepatuhan mengenai
regimen obat yang diresepkan
Ajarkan pasien/anggota keluarga mengenai metode pemberian obat yang sesuai
Ajarkan pasien/keluarga mengenai tindakan dan efek samping yang diharapkan
dari obat
Berikan pasien/anggota keluarga mengenai informasi tertulis dan visual untuk
meningkatkan pemahaman diri mengenai pemberian obat yang tepat
Bantu pasien/keluarga dalam membuat penyesuaian gaya hidup yang diperlukan
terkait dengan pemakaian obat-obatan tertentu dengan cara yang tepat.
1.7 Tindakan Kolaborasi
Mempertahankan Terbukanya Jalan Napas
Pemasangan ventilasi mekanik merupakan alat yang berfungsi sebagai
pengganti tindakan pengaliran / penghembusan udara ke ruang thoraks dan
diafragma. Alat ini dapat mempertahankan ventilasi secara otomatis dalam
periode yang lama.
Pengisapan lendir (suctioning)
Sactionning merupakan suatu metode untuk melepaskan sekresi yang
berlebihan pada jalan napas, suction dapat dilakukan pada oral, nasopharingeal,
trakheal, endotrakheal atau trakheostomi tube.
Pemberian obat bronchodilator
Bronchodilator merupakan terapi untuk melebarkan jalan napas dengan
melawan oedema mukosa bronkhus dan spasme otot dan mengurangi obstruksi
dan meningkatkan pertukaran udara.
Mengurangi / mengoreksi hipoksia dan kompensasi tubuh akibat hipoksia
dengan pemberian O2 dapat melalui :
-Nasal canule
-Bronkhopharingeal khateter
-Simple mask
-Aerosol mask / trakheostomy collars
-ETT (endo trakheal tube)
Meningkatkan transportasi gas dan Cardiac Output dengan resusitasi jantung
paru (RJP).
Perencanaan Pulang
1. Edukasi pasien dan keluarga penyebab dan gejala gangguan pola napas
2. Aturan diet, cairan dan nutrisi sesuai dengan penyebab gangguan pola napas
3. Obat – obatan yang diminum, aturan minum, dosis, manfaat dan efek samping
obat
4. Aktivitas dan istirahat untuk mengurangi kebutuhan metabolik, keletihan dan kerja
pernapasan, meningkatkan pola napas yang lebih efektif
5. Memotivasi untuk latihan napas (misalnya meniup balon)
6. Ajarkan napas abdomen perlahan – lahan, ini dapat membantu ekspansi paru
7. Hindari merokok dan asap rokok, serta lakukan gaya hidup yang sehat
8. Istirahat yang cukup serta rutin berolahraga
Evaluasi
Evaluasi keperawatan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan keperawatan
dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang
diberikan. Semua evaluasi keperawatan dilakukan dengan membandingkan respon
actual pasien terhadap hasil yang diharapkan dari rencana keperawatan yang telah
dilakukan.
1. Pengertian
Ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk
mempertahankan jalan napas tetap paten
2. Penyebab
a. Fisiologis
- Spasme jalan napas
- Hipersekresi jalan napas
- Disfungsi neuromuskuler
- Benda asing dalam jalan napas
- Adanya jalan napas buatan
- Sekresi yang tertahan
- Hiperplasia dinding jalan napas
- Proses infeksi
- Respon alergi
- Efek agen farmakologis (misalnya: anastesi)
b. Situasional
- Merokok aktif
- Merokok pasif
- Terpajan polutan
3. Tanda dan Gejala
a. Tanda dan Gejala mayor
- Subjektif: -
- Objektif: Batuk tidak efektif, Tidak mampu batuk, Sputum berlebih, Mengi,
wheezing dan/atau ronkhi kering, Mekonium di jalan napas (pada neonatus)
b. Tanda dan Gejala minor
- Subjektif: Dispnea, Sulit bicara, Ortopnea
- Objektif: Gelisah, Sianosis, Bunyi napas menurun, Frekuensi napas berubah,
Pola napas berubah
4. Kondisi klinis terkait (Patofisiologi sampai dengan Diagnosis Keperawatan)
a. Gullian Barre Syndromne
b. Myasthenia Gravis
c. Sklerosis Multipel
d. Prosedur diagnostik (misalnya: bronkoskopi, transesophageal echocardiography
[TEE])
e. Depresi sistem saraf pusat
f. Cedera kepala
g. Stroke
h. Kuadriplegia
i. Sindrom aspirasi mekonium
j. Infeksi saluran napas
Alergen
Hipersensitivitas
Melepaskan histamin
Merangsang batuk
Ketidakefektifan
bersihan jalan napas
5. Tujuan Asuhan Keperawatan
a. Kognitif
- Produksi sputum (skala 5; menurun)
- Mengi (skala 5; menurun)
- Wheezing (skala 5; menurun)
- Dyspnea (skala 5; menurun)
- Orthopnea (skala 5; menurun)
- Sianosis (skala 5; menurun)
b. Psikomotor
- Batuk efektif (skala 5; meningkat)
- Sulit bicara (skala 5; menurun)
- Frekuensi napas (skala 5; membaik)
- Pola napas (skala 5; membaik)
c. Afektif
- Gelisah (skala 5; menurun)
6. Tindakan Keperawatan
a. Tindakan pada klien (Latihan batuk efektif [1.01006])
- Observasi:
a) Identifikasi kemampuan untuk batuk
b) Monitor adanya retensi sputum
c) Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas
d) Monitor input dan output saluran napas
- Terapeutik:
a) Atur posisi fowler atau semi fowler
b) Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
c) Buang sekret pada tempat sputum
- Edukasi:
a) Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
b) Anjurkan tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan
selama 2 detik, kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir dibulatkan
selama 8 detik
c) Anjurkan mengulangi tarik napas dalam sebanyak 3 kali
d) Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tari napas dalam yang ke 3
b. Tindakan pada keluarga
- Ajarkan penggunaan nebulizer
- Keluarga perlu memahami tentang pengobatan, nama obat, dosis, efek
samping, waktu pemberian.
7. Tindakan Kolaborasi
Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran, jika perlu
8. Perencanaan pulang (Discharge Planning)
a. Jelaskan proses penyakit dengan menggunakan gambar gambar
b. Fokuskan pada perawatan mandiri di rumah
c. Hindari factor pemicu : Kebersihan lantai rumah, debu debu, karpet, bulu
binatang dsb
d. Jelaskan tanda tanda bahaya yang akan muncul
e. Ajarkan penggunaan nebulizer
f. Keluarga perlu memahami tentang pengobatan, nama obat, dosis, efek samping,
waktu pemberian.
g. Ajarkan strategi kontrol kecemasan, takut, stress
h. Jelaskan pentingnya istirahat dan latihan, termasuk latihan nafas
9. Evaluasi
Tubuh mampu membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk
mempertahankan jalan napas tetap paten
DEFISIT NUTRISI
Pengertian
Penyebab
Asupan diet kurang yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Ketidakmampuan makan
b. Gaya hidup dan kebiasaan terkait kurangnya pengetahuan/informasi akan
pentingnya nutrisi yang adekuat
c. Adanya anoreksia, nausea dan vomitus.
d. Ketidakmampuan mencerna dan mengabsorbsi nutrien karena penyakit seperti
adanya obstruksi saluran cerna, Diabetes Melitus maupun peningkatan kebutuhan
metabolisme seperti pada kasus kanker
e. Gangguan psikososial : stres, cemas, kebudayaan/kepercayaan
f. Faktor ekonomi : ketidakmampuan memperoleh makanan kaya nutrisi
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala Mayor
Subjektif
tidak ada
Objektif
Subjektif
Cepat kenyang setelah makan
Kram/nyeri abdomen
Nafsu makan menurun
Objektif
1. Stroke
2. Parkinson
3. Mobius syndrome
4. Cerebral palsy
5. Cleft lip
6. Cleft palate
7. Amyotropic lateral sclerosis
8. Kerusakan neuromuscular
9. Luka bakar
10. Kanker
11. Infeksi
12. Aids
13. Penyakit crohn’s
14. Enterocolitis
15. Fibrosis kistik
Kondisi Klinis Terkait (Patofisiologi sampai dengan Diagnosis Keperawatan)
Defisit nutrisi
Patofisiologi
Penyakit saluran cerna yang dapat bermacam-macam seperti infeksi, trauma, dan
neoplastik yang mungkin terjadi pada sebagian atau keseluruhan saluran cerna
menyebabkan penurunan peristaltik lambung berdampak pada refluks duodenum ke
lambung merangsang mual dan muntah serta perasaan cepat kenyang sesaat seterlah
makan.
Gangguan psikososial seperti stres dan kecemasan menyebabkan keluhan berupa
indigesti, anoreksia, gangguan motorik usus/peristaltik, konstipasi, maupun diare.
Adanya kepercayaan atau budaya yang hanya mengkonsumsi makanan tertentu
dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan nutrisi jika diikuti dengan keterbatasan
pengetahuan dan informasi terkait makanan lain dengan kandungan nutrisi serupa
sebagai pengganti.
Faktor ekonomi mempengaruhi intake makanan dari segi porsi maupun
komposisi/kandungan nutrisi yang menyebabkan defisit nutrisi
1. Observasi
2. Terapeutik
3. Edukasi
4. Kolaborasi
1. Observasi
2. Terapeutik
3. Edukasi
OUTCOME
Evaluasi
Hari/ No
Tanda
Tanggal/ Dx Evaluasi
tangan
Jam Kep
1. S: Pasien mengatakan kram dan nyeri perut, mual dan
muntah berkurang dan nafsu makan mulai meningkat
Daftar Pustaka