Anda di halaman 1dari 3

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF (D.

0005)

munifrsml | April 18, 2022 | Fisiologis, Respirasi | 7 Comments

DEFINISI

Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.

PENYEBAB

 Depresi pusat pernapasan

 Hambatan upaya napas (mis. Nyeri saat bernapas, kelemahan otot pernapasan)

 Deformitas dinding dada

 Deformitas tulang dada

 Gangguan neuro muskular

 Gangguan neurologis (mis. Elektroensefalogram (EEG) positif, cedera kepala, gangguan


kejang)

 Imaturitas neurologis

 Penurunan energi

 Obesitas

 Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru

 Sindrom hipoventilasi

 Kerusakan inervasi diafragma (kerusakan saraf C5 ke atas)

 Cedera pada medulla spinalis

 Efek agen farmakologis

 Kecemasan

OUTCOME

POLA NAFAS MEMBAIK (L.01004)

INTERVENSI KEPERAWATAN

A. PEMANTAUAN RESPIRASI (I.01014)

1. Observasi

 Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas

 Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, Kussmaul, Cheyne-


Stokes, Biot,  ataksik0

 Monitor kemampuan batuk efektif

 Monitor adanya produksi sputum

 Monitor adanya sumbatan jalan napas


 Palpasi kesimetrisan ekspansi paru

 Auskultasi bunyi napas

 Monitor saturasi oksigen

 Monitor nilai AGD

 Monitor hasil x-ray  toraks

2. Terapeutik

 Atur interval waktu pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien

 Dokumentasikan hasil pemantauan

3. Edukasi

 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan

 Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

B. MENEJEMEN JALAN NAPAS (I. 01011)

1. Observasi

 Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)

 Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi, weezing, ronkhi kering)

 Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)

2. Terapeutik

 Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika
curiga trauma cervical)

 Posisikan semi-Fowler atau Fowler

 Berikan minum hangat

 Lakukan fisioterapi dada, jika perlu

 Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik

 Lakukan hiperoksigenasi sebelum

 Penghisapan endotrakeal

 Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsepMcGill

 Berikan oksigen, jika perlu

3. Edukasi

 Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi.

 Ajarkan teknik batuk efektif

4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu.

DAFTAR PUSTAKA

 Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds). (2014). NANDA international Nursing Diagnoses:


Definitions & classification, 2015-2017.  Oxford : Wiley Blackwell.

 Lewis, SL., Dirksen, SR., Heitkemper, MM, and Bucher, L.(2014).Medical surgical Nursing.
Mosby: ELSIVER

 Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),  Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

 Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),  Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

 Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),  Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai