Anda di halaman 1dari 2

DAFTAR PUSTAKA

1. Widiani, Murwati. PENULISAN DIKTAT


( https://murwatiwidiani.blogspot.com/2018 )
2. Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Pengembangan keprofesian berkelanjutan
(PKB) dan angka kreditnya. Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan
dan Tenaga Kependidikan.
3. Kirnadi, dkk. 2008. “ Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas V”. Arya Duta. Depok.
4. Maryanto.2014 “ Tema 1 Selamatkan Makhluk Hidup. Buku Tematik Terpadu Kurikulum
2013, Buku Guru SD/MI Kelas V”. Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang.
Kemendikbud. Jakarta.
5. Maryanto.2014 “ Selamatkan Makhluk Hidup. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013,
Tema 1 Buku Siswa SD/MI Kelas V ”. Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang.
Kemendikbud. Jakarta.
6. Syamsiyah, Siti, dkk.2008.”IPS Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas V ”. Pusat
Perbukuan Departemen Nasional. Jakarta
7. Widihastuti, Setiati, dkk. 2008. “ Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI kelas V “.
Pusat Perbukuan Departemen Nasional. Jakarta
PENDAHULUAN

Sejak diberlakukannya PermenPan & RB Nomor 16 Tahun 2009, tentang Jabatan


Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, guru yang berstatus PNS dituntut untuk
melaksanakan Pengembangan Keprofesian Berbekanjutan (PKB). Salah satu kegiatan PKB
adalah kegiatan publikasi ilmiah, yang di dalamnya ada kegiatan penulisan diktat.
Jika pada peraturan sebelumnya, guru baru dituntut untuk menulis karya ilmiah sejak
golongan IV/a, dengan aturan baru, kini kegiatan publikasi ilmiah atau karya inovatif sudah
diharuskan bagi guru dengan golongan III/b yang akan naik ke III/c.
Diktat merupakan pilihan kegiatan publikasi ilmiah yang cukup mudah di antara
kegiatan lainnya. Selain untuk keperluan naik pangkat, diktat juga sangat bermanfaat
membantu guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Diktat yang
disusun guru pastilah disesuaikan dengan kondisi peserta didik dan lingkungannya. Oleh
karena itu, guru yang menulis diktat akan memperoleh manfaat ganda.
Diktat dapat dikategorikan sebagai sumber belajar yang disusun guru sebagai
pendamping buku pelajaran.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, (2000: 264), diktat diartikan sebagai buku
pelajaran yang disusun oleh guru berupa stensilan (bukan cetakan).
Dalam Buku Pedoman Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dan
Angka Kreditnya, (2010:33-34) dijelaskan bahwa diktat adalah catatan tertulis suatu mata
pelajaran atau bidang studi yang dipersiapkan guru untuk mempermudah/  memperkaya
materi mata pelajaran/bidang studi yang disampaikan oleh guru dalam proses kegiatan
belajar mengajar. Pada hakikatnya diktat adalah buku pelajaran yang 'masih' mempunyai
keterbatasan, baik dalam jangkauan penggunaannya maupun cakupan isinya.
Dengan demikian kerangka isi diktat yang baik seharusnya tidak berbeda dengan buku
pelajaran, namun karena masih digunakan di kalangan sendiri (terbatas), beberapa bagian
isi seringkali ditiadakan.
Menurut Sapardi (2013: 140) diktat pelajaran berfungsi untuk menambah materi
pelajaran yang dirasakan guru belum lengkap, baik yang tercantum dalam buku pelajaran
ataupun buku paket. Guru yang akan menyusun diktat harus menyesuaikan dengan mata
pelajaran yang diampunya. Guru kelas di sekolah dasar dapat menulis lebih dari satu mata
pelajaran.
Dapat disimpulkan bahwa diktat merupakan jenis karya yang berfungsi untuk
mempermudah guru dan memperkaya bahan ajar yang akan mendukung pelaksanaan
proses pembelajaran di kelas.
Dari bentuknya, format diktat lebih sederhana, dan biasanya cakupan isinya juga
lebih sedikit.

Anda mungkin juga menyukai