PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Pneumonia Dengan
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Di Ruang Oleg RSUD Mangusada Badung Tahun
2018.
1.3 Tujuan Asuhan Keperawatan
Adapun tujuan dalam pemberian asuhan keperawatan antara lain:
a. Membantu individu untuk mandiri
b. Mengajak individu atau masyarakat berpartisipasi dalam bidang kesehatan
c. Membantu individu mengembangkan potensi untuk memelihara kesehatansecara
optimal agar tidak tergantung pada orang lain dalam memelihara kesehatannya
d. Membantu individu memperoleh derajat kesehatan yang optimal
2
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Teori
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Fisiologis :
c. Disfungsi neuoromuskuler
h. Proses infeksi
i. Respon alergi
- Situasinonal :
a. Merokok aktif
b. Merokok pasif
c. Terpajan polutan
3
- Kondisi Klinis Terkait :
b. Sklerosis multiple
c. Myasthenia gravis
[TEE])
f. Cedera kepala
g. Stroke
h. Kuadriplegia
3. Kriteria Masalah
Objektif :
c. Sputum berlebih
4
Objektif :
a. Gelisah
b. Sianosis
c. Bunyi nafas menurun
d. Frekuensi napas berubah
e. Pola napas berubah
2.2 Teori Tahapan Proses Keperawatan
A. Pengkajian
Tahapan-tahapan Pengkajian :
1. Pengumpulan data
a. Tujuan : Diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang
ada pada pasien sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil
untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, mental,
sosial dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Data
tersebut harus akurat dan mudah dianalisis.
5
b. Analisa data
Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan berpikir
rasional sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan.
c. Perumusan masalah
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan.
Masalah kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi dengan Asuhan Keperawatan
(Masalah Keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan lebih memerlukan tindakan
medis. Selanjutnya disusun Diagnosis Keperawatan sesuai dengan prioritas. Prioritas
masalah ditentukan berdasarkan kriteria penting dan segera.
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan menurut
Maslow, yaitu : Keadaan yang mengancam kehidupan, keadaan yang mengancam
kesehatan, persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok
dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi
secara pasti untuk menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan
merubah (Carpenito,2000).
Perumusan diagnosa keperawatan :
1. Actual : Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang
ditemukan.
2. Resiko : Menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak dilakukan
intervensi.
3. Kemungkinan : Menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk
memastikan masalah keperawatan kemungkinan.
4. Wellness : Keputusan klinik tentang keadaan individu, keluarga atau masyarakat
dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat sejahtera yang lebih
tinggi.
5. Syndrom : diagnose yang terdiri dar kelompok diagnosa keperawatan actual dan
resiko tinggi yang diperkirakan muncul/timbul karena suatu kejadian atau situasi
tertentu.
C. Perencanaan keperawatan
Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih dari
status kesehatan saat ini kestatus kesehatan yang di uraikan dalam hasil yang di
harapkan (Gordon,1994). Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana
perawatan terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat mengidentifikasi
tindakan perawatan yang diberikan. Rencana asuhan keperawatan yang di rumuskan
6
dengan tepat memfasilitasi konyinuitas asuhan perawatan dari satu perawat ke perawat
lainnya. Sebagai hasil, semua perawat mempunyai kesempatan untuk memberikan
asuhan yang berkualitas tinggi dan konsisten.
D. Implementasi keperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.
Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan
pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh
karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.
Adapun tahap-tahap dalam tindakan keperawatan adalah sebagai berikut :
1. Tahap 1 : persiapan
a. Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk
mengevaluasi yang diindentifikasi pada tahap perencanaan.
2. Tahap 2 : intervensi
a. Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan
pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik
dan emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan :
independen,dependen,dan interdependen.
3. Tahap 3 : dokumentasi
a. Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang
lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.
E. Evaluasi
Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan keberhasilan
tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan
antara proses dengan pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan
tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah
di rumuskan sebelumnya.
Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut:
7
2. Tujuan tercapai sebagian,apabila tujuan itu tidak tercapai secara
maksimal, sehingga perlu di cari penyebab dan cara mengatasinya.
3. Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukan
perubahan/kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah baru.dalam hal
ini perawat perlu untuk mengkaji secara lebih mendalam apakah terdapat
data, analisis, diagnosa, tindakan, dan faktor-faktor lain yang tidak sesuai
yang menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.
8
BAB III
PEMBAHASAN
TAHUN 2018
Oleh
NIM. P07120015009
3.1 kasus
Seorang ibu berusia 57 tahun dengan keluhan sesak dan batuk berdahak datang
kerumah sakit pukul 09.30 wita tampak menggunakan O2 3 liter/menit dengan nasal
canule .
A. Pengkajian
Pengkajian Dokumentasi
Nama Ny. WL
Jeniskelamin Perempuan
Umur 57 tahun
DS Sesak dan batuk
DO Tampak menggunakanO2 3liter/menit dengan
nasal canule
9
Klasifikasi
- Data Subyektif : Pasien sesak dan batuk
- Data objektif : Tampak menggunakan O2 3 liter/menit
dengan nasal canule .
Analisa Data
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasma jalan napas
ditandai dengan pasien mengeluh sesak dan batuk, pasien tampak menggunakan
10
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
11
Posisikan semi
fowler dan fowler
Berikan minum
hangat
Lakukan
fisioterapi dada,
jika perlu Untuk
Berikan oksigen, memudahkan
jika perlu pasien untuk
Edukasi bernapas
Ajarkan teknik
batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika Agar pasien
perlu. mengetahui
cara
LATIHAN BATUK mengeluarkan
EFEKTIF (I.01006) secret
Observasi
Identifikasi
kemampuan batuk
12
Monitor input dan
output cairan Untuk
mengetahui
Terapeutik kemampuan
Atur posisi semi- batuk pasien
fowler atau fowler Untuk
mengetahui
tanda dan
Pasang perlak dan gejala infeksi
bengkok saluran
dipangkuan pasien pernafasan
yang di alami
pasien
Edukasi
Jelaskan tujuan
dan prosedur batuk
efektif Untuk
anjurkan tarik memudahkan
napas dalam pasien dalam
melalui hidung melakukan
selama 4 detik, inspirasi dan
ditahan selama 2 ekspirasi
detik, kemudian Agar pasien
dikeluarkan dari dan bed pasien
mulut dengan bibir tidak terkena
mencucu cairan dan
(dibulatkan) untuk
selama 8 detik menampung
Anjurkan bekas cairan
mengulangi tarik
13
nafas dalam Agar pasien
hingga 3 kali mengerti cara
Anjurkan batuk mudah
dengan kuat mengeluarkan
langsung setelah secret
tarik nafas dalam Agar pola
yang ke-3 nafas pasien
Kolaborasi kembali
pemberian normal
mukolitik atau
ekspektoran
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
14
Gurgling, retraksiotot
mengi, dada.
wheezing, 3. Pesien
ronkhi kering ) mengatakan
Memonitor merasa lebih
sputum (jumlah, nyaman dengan
warna, aroma) posisi yang
telah diberikan
Terapeutik .
Mempertahanka 4. Pasien sudah
n kepatenan mengeluarkan
jalan nafas secret.
dengan head-tilt
dan chin-lift
(jaw-thrust jika
curiga trauma
servikal
Memposisikan
semi fowler dan
fowler
Memberikan
minum hangat
Melakukan
fisioterapi dada,
jika perlu
Memberikan
oksigen, jika
perlu
Edukasi
Mengajarkan
15
teknik batuk
efektif
Kolaborasi
Berkolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika
perlu.
LATIHAN BATUK
EFEKTIF (I.01006)
Observasi
Mengidentifikas
i kemampuan
batuk
Memonitor
tanda dan gejala
infeksi saluran
nafas
Memonitor
input dan output
cairan
Terapeutik
Mengatur posisi
semi-fowler
atau fowler
Mepasang
perlak dan
16
bengkok
dipangkuan
pasien
Edukasi
Menjelaskan
tujuan dan
prosedur batuk
efektif
Menganjurkan
tarik napas
dalam melalui
hidung selama 4
detik, ditahan
selama 2 detik,
kemudian
dikeluarkan dari
mulut dengan
bibir mencucu
(dibulatkan)
selama 8 detik
Menganjurkan
mengulangi
tarik nafas
dalam hingga 3
kali
Menganjurkan
batuk dengan
kuat langsung
setelah tarik
nafas dalam
17
yang ke-3
Kolaborasi
Memberikan
mukolitik atau
ekspektoran
5. Evaluasi Keperawatan
18
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
19
DAFTAR PUSTAKA
20