Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT : GANGGUAN POLA TIDUR

OLEH

HITA RADHANI

P07120019014

KELAS 2.1

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

D-III JURUSAN KEPERAWATAN

2020
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT:
GANGGUAN POLA TIDUR

A. Pengertian
Makna istirahat dan kebutuhan tidur berbeda pada setiap individu. Istirahat
bermakna ketenangan, relaksasi tanpa stress emosional, dan bebas dari ansietas. Oleh
karena itu istirahat tidak selalu bermakna tidak beraktivitas; pada kenyataannya,
beberapa orang menemukan ketenangan dari beberapa aktivitas tertentu seperti
berjalan di udara segar. Saat istirahat diprogramkan untuk perawatan klien, perawat
dan klien harus sama-sama mengetahui boleh beraktivitas atau inaktivitas. (Kozier,
2011)
Istirahat merupakan keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional, bukan
hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan
ketenangan. Kata istirahat berarti berhenti sebentar untuk melepaskan lelah, bersantai
untuk menyegarkan diri, atau suatu keadaan melepaskan diri dari segala hal yang
membosankan, menyulitkan, bahkan menjengkelkan. (Aziz Alimul, 2015)
Tidur telah dianggap sebagai perubahan status kesadaran yang di dalamnya
persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungannya mengalami penurunan. Tidur
dicirikan dengan aktivitas fisik yang menurun, tingkat kesadaran bervariasi,
perubahan fisiologis pada tubuh, dan penurunan respon terhadap stimulus external.
Beberapa faktor eksternal seperti asap, kebisingan, dan lainnya tak akan
membangunkan.
Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu mengalami atau
berisiko mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola istirahatnya
yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya hidup yang
diinginkannya (Lynda Juall, 2012:522). Gangguan pola tidur adalah gangguan
kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat factor eksternal. (SDKI, 2016:126)
Insomnia adalah gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur yang
menghambat fungsi. Deprivasi tidur adalah periode panjang tanpa tidur (“tidur ayam”
yang periodic dan alami secara terus-menerus). Kesiapan meningkatkan tidur adalah
pola penurunan kesadaran ilmiah dan periodic yang memungkinkan istirahat adekuat,
mempertahankan gaya hidup yang diinginkan dan dapat ditingkatkan. (SDKI,
2016:132)
B. Tanda dan gejala
1. Mayor
Subjektif
1. Mengeluh sulit tidur
2. Mengeluh sulit terjaga
3. Mengeluh tidak puas tidur
4. Mengeluh pola tidur berubah
5. Mengeluh istirahat tidak cukup
2. Minor
Subjektif
1. Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun

C. Pohon Masalah (Patofisiologi)

Hambatan Kurang Kontrol Kuran Restraint fisik


Lingkungan Tidur g
Privasi

Tidak familiar
GANGGUAN POLA dengan peralatan
TIDUR tidur Ketiadaan teman
tidur

D. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis gangguan tidur bisa ditegakkan berdasarkan kriteria dalam PPDGJ-III
atau DSM-5.
1. Kriteria Diagnostik PPDGJ-III
Kriteria diagnostik gangguan tidur dalam PPDGJ-III hanya mencakup
gangguan tidur non-organik dan dikompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Dissomnia : suatu kondisi psikogenik primer dengan ciri gangguan utama
pada jumlah, kualitas, atau waktu tidur yang terkait dengan faktor
emosional. Termasuk dalam golongan ini antara lain adalah insomnia,
hipersomnia, dan gangguan jadwal tidur.
b. Parasomnia : peristiwa episodik abnormal yang terjadi selama masa tidur.
Termasuk dalam golongan ini adalah somnabulisme, teror tidur, dan
mimpi buruk.

2. Kriteria Diagnostik DSM-5


Gangguan tidur dalam DSM-5 mencakup beberapa kelompok gangguan,
yang secara umum mencakup kelompok dissomnia (yang terkait dengan
kualitas, kuantitas tidur, dan irama sirkadian), parasomnia (terkait dengan
perilaku atau kejadian ketika tidur), dan gangguan pernafasan terkait tidur
E. Penatalaksanaan Medis
Penanganan gangguan tidur dibagi menjadi 2 tahap yaitu :
1. Terapi Non Farmakologi
Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat
karena penggunaan obat dapat memberikan efek ketergantungan. Ada pun cara
yang dapat dilakukan antara lain :
a. Terapi Relaksasi
Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau
stress yang dapat mengganggu tidur. Bisa dilakukan dengan
tidak membawa pekerjaan kantor ke rumah, teknik pengaturan
pernapasan, aromaterapi,  peningkatan spiritual dan
pengendalian emosi.
b. Terapi Tidur yang Bersih
Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur
bersih dan nyaman.Dimulai dari kebersihan penderita diikuti
kebersihan tempat tidur dan suasana kamar yang dibuat nyaman
untuk tidur.
c. Terapi Pengaturan Tidur
Terapi ini di tujukan untuk mengatur waktu tidur
perderita mengikuti irama sirkardian tidur normal penderita.
Jadi penderita harus disiplin menjalankan waktu tidurnya.
d. Terapi Psikologi/Psikiatri
Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa
atau stress berat yang menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi
ini dilakukan oleh tenaga ahli atau dokter psikiatri.
2. Mengubah Gaya Hidup
Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, menghindari rokok
danalkohol, mengontrol berat badan dan meluangkan waktu untuk berekreasi
ketempat-tempat terbuka seperti pantai dan gunung.

F. Pengkajiam keperawatan

1. Identitas Pasien

Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS,
nomor register, tanggal pengkajian.

2. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama

Keluhan utama adalah keluhan yang paling sering dirasakan mengganggu


oleh klien pada saat perawat mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat
keluhan utama seharusnya mengandung unsur PQRST ( Paliatif/provokatif,
Quality, Regio, Skala, dan Time). Minta klien menjelaskan keluhan masalah
tidur yang dialami, minta untuk menjelaskan pola tidur (jam berapa berangkat
tidur, bangun tidur, lamanya tidur), kebiasaan menjelang tidur (buang air kecil,
membaca buku, dll), gangguan tidur yang sering dialami dan cara
mengatasinya, kebiasaan tidur siang, observasi lingkungan Tidur ( bising,
gelap, dingin, dll), status emosi dan mental, penampilan wajah (area gelap
disekitar mata, bengkak pada kelopak mata, konjungtiva kemerahan, mata
terlihat cekung, dll), perilaku yang terkait dengan gangguan istirahat dan tidur
(mudah tersinggung, sering menguap, kurang konsentrasi, dll), kelelahan
(tampak lelah, letih, lesu, dll)

3. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan dahulu

b. Riwayat kesehatan sekarang

c. Riwayat kesehatan keluarga

4. Kebutuhan Bio- Psiko- Sosial- Spiritual


Kebutuhan Bio- Psiko- Sosial- Spiritual meliputi: bernapas, makan, minum,
eleminasi, gerak dan aktivitas, istirahat tidur, kebersihan diri, pengaturan suhu,
rasa aman dan nyaman, sosialisasi dan komunikasi, prestasi dan produktivitas,
pengetahuan, rekreasi, dan ibadah.

G. Diagnosa Keperawatan
Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan (mis.
kelembapan lingkungan sekitar, suhu lingkungan, pencahayaan, kebisingan, bau tidak
sedap, jadwal pemantauan/pemeriksaan/tindakan), kurang kontrol tidur, kurang
privasi, restraint fisik, ketiadaan teman tidur, tidak familiar dengan peralatan tidur
dibuktikan dengan mengeluh sulit tidur, mengeluh sering terjaga, mengeluh tidak puas
tidur, mengeluh pola tidur berubah, mengeluh istiraat tidak cukup, mengeluh
kemampuan beraktivitas menurun

H. Perencanaan Keperawatan
N Diagnosa Tujuan & Intervensi Rasional
o kriteria hasil (menurut SIKI)
(menurut
(menurut SLKI)
SDKI)
1 Gangguan Setelah dilakukan Dukungan Tidur Dukungan Tidur
. pola tidur (I. 05174) (I. 05174)
asuhan
berhubunga Obeservasi
n dengan keperawatan Obeservasi
1. Untuk memantau
hambatan selama…x 24 jam 1. Identifikasi pola
lingkungan pola aktivitas dan
(mis. diharapkan Pola aktivitas dan tidur
tidur pasien
kelembapan Tidur (L.05045) 2. Identifikasi faktor
lingkungan 2. Untuk mengetahui
sekitar, membaik dengan pengganggu tidur (fisik dan/
faktor yang
suhu kriteria hasil : psikologis)
lingkungan, menggangu tidur.
pencahayaa 1. Kemampuan 3. Identifikasi makan
3. Untuk mengetahui
n, beraktivitas makan dan minuman yang
kebisingan, makanan dan
bau tidak meningkat mengganggu tidur (mis. kopi,
minuman apa saja
sedap, (skor 5) teh, alcohol, makan mendekati
jadwal yang dapat
pemantauan 2. Keluhan sulit tidur, minum banyak air
mengganggu tidur
/pemeriksaa tidur menurun sebelum tidur)
n/tindakan), 4. Untuk mengetahui
kurang (skor 5) 4. Identifikasi obat tidur
obat tidur yang
kontrol 3. Keluhan sering yang dikonsumsi
tidur, dikonsumsi pasien
kurang terjaga Terapeutik
Terapeutik
privasi, menurun (skor 5. Modifikasi lingkungan
restraint 5. Untuk meningkatkan
fisik, 5) (mis. pencahayaan, kebisingan,
kenyamanan pasien
ketiadaan 4. Keluhan tidak suhu, matras, dan tempat tidur)
teman tidur, untuk beristirahat.
tidak puas tidur 6. Batasi waktu tidur
6. Untuk membiasakan
familiar menurun (skor siang , jika perlu
dengan pola tidur pasien
peralatan 5) 7. Fasilitasi
teratur
tidur 5. Keluhan pola menghilangkan stress sebelum
dibuktikan 7. Agar pasien lebih
dengan tidur berubah tidur
rileks
mengeluh menurun (skor 8. Tetapkan jadwal tidur
sulit tidur, 8. Agar menjadi
mengeluh 5) rutin
kebiasaan pasien
sering 6. Keluhan 9. Lakukan prosedur
terjaga, 9. Agar pasien merasa
mengeluh istirahat tidak untuk meningkatkan
rileks
tidak puas cukup menuru kenyamanan (mis.pijat,
tidur,
mengeluh n (skor 5) pengaturan, posisi, terapi
10. Agar pasien dapat
pola tidur akupresure) tidur tanpa adanya
berubah, 10. Sesuaikan jadwal gangguan
mengeluh
istiraat tidak pemberian obat dan/tindakan Edukasi
cukup, 11. Untuk memberikan
untuk menunjang siklus tidur-
mengeluh edukasi
kemampuan terjaga
beraktivitas 12. Agar pola tidur
Edukasi
menurun pasien terpenuhi
11. Jelaskan pentingnya
dengan teratur
tidur cukup selama sakit
13. Agar tidur
12. Anjurkan menepati
mempengaruhi tidur
kebiasaan waktu tidur
pasien
13. Anjurkan menghindari
14. Agar pasien dapat
makanan/minuman yang
memulai tidur
mengganggu tidur.
dengan tenang
14. Anjurkan penggunaan
15. Agar pasien
obat tidur yang tidak
mengetahui faktor
mengadung supresor terhadap
penyebab gangguan
tidur REM
pola tidur
15. Ajarkan factor-faktor
16. Untuk membantu
yang berkontribusi terhadap
merelaksasikan
gangguan pola tidur (mis.
pasien.
psikologis gaya hidup, sering
berubah shift bekerja)
16. Ajarkan relaksasi otot
autogenic atau cara non
farmakologi lainnya.
REFERENSI

Alimul H, A.Aziz. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia. Surabaya :


Salemba Medika

Doengos.E.Maryln,dkk. 2011. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta:


EGC.

Lippincott dan Williams&Wilkins.2012. Buku Saku Diagnosis


Keperawatan Lynda Juall Carpenito-Moyet Edisi 13. Jakarta:
EGC

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2.


Jakarta : EGC

Supriyanto, Irwan. 2020. Diagnosis Gangguan Tidur.


https://www.alomedika.com/penyakit/psikiatri/gangguan-
tidur/diagnosis. Diakses pada tanggal 04 November 2020

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia. Edisi I. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia. Edisi I. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat persatuan
Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan


Indonesia. Edisi I. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.
Denpasar, 06 November 2020
Mahasiswa

( Hita Radhani )
NIM. P07120019014

Pembimbing/CT

(Ns.I Gusti Ayu Ari Rasdini,S.Kep. M.Pd)


NIP. 195910151986032000

Anda mungkin juga menyukai