Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN

OLEH :

I GUSTI AYU TULUS SETYADEWI

NIM : P07120019053

TINGKAT : 2.2

DIII KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2020


LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

CAIRAN DAN ELEKTROLIT

A. Pengertian

Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme
tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stresor fisiologis dan
lingkungan. Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh
tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan salah satu
bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan
komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri
dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang
mengjasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan.
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
intervena (IV) dan distribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elktrolit
berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh
bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lain.
Dalam keadaan normal kebutuhan cairan adalah 35 cc/KgBB/hr. namun bila dirata-ratakan,
kebutuhan intake (masukan) air pada orang dewasa adalah ingesti liquid 1500 cc, dari
makanan 700 cc, air dari oksidasi 200 cc sehingga totalnya menjadi 2400 cc/hari. Berikut
merupakan kebutuhan air berdasarkan umur dan berat badan (Aziz Alimul, 2015)

Umur Jumlah air dalam 24 jam ml/kg berat badan

3hari 250-300 80-100

1tahun 1150-1300 120-135

2tahun 1350-1500 115-125

4 tahun 1600-1800 100-110


10 tahun 2000-2500 70-85

14 tahun 2200-2700 50-60

18 tahun 2200-2700 40-50

Dewasa 2400-2600 20-30

Dalam tubuh air menempati posisi yang besar dalam tubuh dimana terbagi menjadi dua :
1. Cairan Intraseluler (CIS) adalah cairan yang terdapat di dalam sel tubuh dan
menyusun sekitar 70% total cairan tubuh (TBW) CIS merupakan tempat terjadinya
aktivitas sel kimia.
2. Cairan Ekstraseluler (CES) merupakan cairan yang terdapat diluar sel dan menyusun
sekitar 30% dari total cairan tubuh. CES meliputi cairan intravaskuler, cairan
interstitial (terdapat dalam ruang antar sel, plasma darah dan cairan serebrospinal,
limfe serta cairan rongga serosa serta sendi), dan cairan transeluler.

Fungsi cairan tubuh :

1. Sebagai sarana transportasi dalam tubuh


2. Sebagai pelarut elektrolit dan non elektrolit
3. Sebagai bahan dalam metabolisme
4. Untuk membentuk struktur tubuh
5. Memelihara suhu tubuh
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit diantaranya:
Hipervolemia
Hipervolemia adalah peningkatan volume cairan intravaskular, interstisial, dan
intraseluler (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017a). Kelebihan volume cairan ekstraselular
(ECF) dapat terjadi jika natrium dan udara kedua-duanya tertahan dengan proporsi yang
lebih kurang sama. Seiring dengan terkumpulnya cairan isotonik yang berlebihan, maka
cairan akan berpindah ke kompartemen cairan interstisial sehingga menyebabkan edema.
Kelebihan volume cairan selalu terjadi akibat peningkatan kadar natrium tubuh total yang
akan menyebabkan terjadinya retensi udara (Price & Wilson, 2008).
Hipervolemi adalah penambahan atau kelebihan volume CES dapat terjadi pada saat :
 Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air
 Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan eksresi natrium dan air
 Kelebihan pemberian cairan
 Perpindahan cairan interstitial ke plasma
Kelebihan volume cairan disebabkan oleh penurunan fungsi rumah tangga. Gagal
jantung kongestif, jantung sirosis, dan gagal ginjal merupakan faktor penyebab kelebihan
volume cairan (Brunner & Suddrat, 2002). Jika kelebihan volume cairan berlebihan pada
jantung akan menyebabkan edema perifer. Edema perifer akan timbul masalah nokturia
dimana vasokontriksi ginjal berkurang pada waktu istirahat dan retrisbusi cairan dan
absorbsi pada waktu berbaring (Kasron, 2012).

Hipovolemia

Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler


(CES), dan dapat terjadi karena kehilangan cairan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal,
perdarahan sehingga dapat menimbulkan syok hipovolemia (Tarwoto & Wartonah, 2015).
Hipovolemia merupakan penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/ atau
intraselular (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).

B. Tanda dan Gejala

1. Hipervolemia
Data Mayor
a. Ortopnea
b. Dispnea
c. Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND)
d. Edema anasarka dan/atau edema perifer
e. Berat badan meningkat dalam waktu singkat
f. Jugular Venous Pressure (JVP) dan/ atau Cental Venous Pressure (CVP)
meningkat
g. Refleks hepatojugular positif
Data Minor
a. Distensi vena jugularis
b. Terdengar suara napas tambahan
c. Hepatomegali
d. Kadar Hb/Ht turun
e. Oliguria
f. Intake lebih banyak dari output (belans cairan positif )
g. Kongesti paru
2. Hipovolemia

Data mayor

a. Frekuensi nadi meningkat


b. Nadi teraba lemah
c. Tekanan darah menurun
d. Tekanan nadi menyempit
e. Turgor kulit menurun
f. Membran mukosa kering
g. Volume urin menurun
h. Hematokrit meningkat
Data Minor
a. Merasa lemah
b. Mengeluh haus
c. Pengisian vena menurun
d. Status mental berubah
e. Suhu tubuh meningkat
f. Konsentrasi urin meningkat
g. Berat badan turun tiba-tiba
C. Pohon Masalah
1. Hipervolemia/ Kelebihan volume cairan

Glomerulonefritis,
Pielonefritis,
Virus Alkohol Hidronefrosis, Sindroma
Nefrotik, Tumor ginjal

Kerusakan pada liver GFR menurun

Gagal ginjal kronik

Penurunan Tahanan aliran


Kemampuan ke vena
Pembentukan Retensi natrium
meningkat
Albumin

Tekanan CES
Penurunan serum
albumin hidrostatik
kapiler
meningkat
Penurunan tekanan Tekanan kapiler
osmotic koloid meningkat

Volume interstisial
meningkat

Penumpukan Cairan

Edema

Asites

Kelebihan volume cairan


(HIPERVOLEMIA)
2. Hipovolemia/ Kekurangan Volume Cairan

Muntah Infeksi (Virus, bakteri, Luka bakar


parasit)

Alkalosis metabolik Reaksi inflamasi Peningkatan


permeabilitas

HCL naik Peningkatan sekresi Protein plasma


cairan dan elektrolit

Hipotoni ekstraseluler
Volume ECF (natrium Isi rongga usus Tekanan osmotic plasma
dan air)

Sodium depletion Diare Volume intravaskuler


(kematian dan air)

Hipotoni ekstraseluler Frekuensi Bab Air keluar bersama protein


meningkat plasma

Terhambatnya Frekuensi Bab


pengeluaran hormone meningkat
antideuretik

Ginjal mengeluarkan air


berlebih

Cairan plasma dan cairan


interstisium

Berkurangnya volume
cairan dan elektrolit
dalam tubuh
Dehidrasi

Ginjal Penurunan volume darah


Kekurangan volume
cairan/Hipovolemia

Pembagian darah tidak Peningkatan filtrasi jaringan


merata

Deursis osmotik
Gangguan Sirkulasi

Perkusi jaringan Stimulasi otot Poliuria


meningkat

Syok hipovolemik Rangsangan haus

Hipotensi, BB menurun
Polidipsi

Kekurangan volume
cairan/Hipovolemia

Kekurangan volume
cairan/Hipovolemia
D. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan darah
Darah perifer lengkap, gas darah dan elektrolit
2. Pemeriksaan feses
Makrokospis dan mikrokospis, pH dan kadar gula
Jika diduga ada intoleransi glukosa
1. Pemeriksaan kadar urenum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal
2. Dan pemeriksaan lain pemeriksaan elektrolit, darah lengkap, pH, berat jenis urine
dan analisis gas darah, Hct, Hb, BUN, CVP, darah vena ( sodium, potassium, klorida,
kalsium, magnesium, pospat, osmolalitas serum), pH urine.

E. Penatalaksanaan Medis
1. Pemberian cairan intravena untuk yang kehilangan cairan akut/berat
2. Pengkajian masalah yang berat, bunyi nafas dan warna kulit
3. Imobilisasi cairan dengan memposisikan pasien pada posisi Supine
4. Menghentikan infus bila pemberian natrium cairan berlebihan
5. Frekuensi pemberian cairan didasarkan keparahan, kekurangan dan respon
kemodinamik pasien terhadap penggantian cairan
6. Pemberian deuretik jika pembatasan diet natrium tidak cukup untuk mengurangi
odema dengan mencegah reabsorpsi natrium dan air oleh ginjal
F. Pengkajian Keperawatan
1. Riwayat Keperawatan
a. Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral, parental).
b. Tanda umum masalah elektrolit.
c. Tanda kekurangan dan kelebihan cairan.
d. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostasis cairan dan elektrolit.
e. Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu status cairan.
f. Status perkembangan seperti usia dan situasi sosial.
g. Faktor psikologis seperti perilaku emosional yang mengganggu pengobatan.
2. Pengukuran klinik
a. Berat badan
Kehilangan/bertambahnya berat badan menunjukkan adanya masalah
keseimbangan cairan :

 ± 2 % : ringan
 ± 5 % : sedang
 ± 10 % : berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama

b. Keadaan umum
 Pengukuran tanda vital seperti suhu, tekanan darah, nadi, dan pernapasan.
 Tingkat kesadaran.
c. Pengukuran pemasukan cairan
 Cairan oral : NGT dan oral.
 Cairan parenteral termasuk obat-obatan IV.
 Makanan yang cenderung mengandung air.
 Irigasi kateter atau NGT.
d. Pengukuran pengeluaran cairan
 Urine : volume, kejernihan/ kepekatan.
 Feses : jumlah dan konsistensi.
 Muntah.
 Tube drainage.
 IWL.
e. Ukur keseimbangan cairan dengan akurat: normalnya sekitar ± 200 CC.
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit difokuskan pada :
a. Integumen : Keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot, tetani, dan
sensasi rasa.
b. Kardiovaskuler: Distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin, dan bunyi
jantung.
c. Mata: Cekung, air mata kering.
d. Neurologi : Refleks, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.
e. Gastrointestinal: Keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-muntah, dan
bising usus.
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan elektrolit, darah lengkap, PH, berat jenis urine, dan analisis gas darah.

G. Diagnosa Keperawatan

a. Hipervolemia
Hipervolemia pada pasien gagal ginjal kronis berhubungan dengan Gangguan mekanisme
regulasi yang ditandai dengan. Subjektif: Ortopnea, Dispnea, Paroxymal nocturnal
dyspnea. Objektif: Edema anasarka dan/ atau edema perifer, Berat badan meningkat
dalam waktu singkat, JugularVenous Pressure (JVP) dan/atau Venous Pressure (CVP)
meningkat, Refleks hepatojugular positif
b. Hipovolemia
Hipovolemia pada pasien diare berhubungan dengan Kehilangan cairan aktif ditandai
dengan merasa lemah, mengeluh haus, Frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah,
tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membran
mukosa kering, volume urin menurun, hematokrit meningkat Pengisian vena menurun,
status mental berubah, suhu tubuh meningkat, konsentrasi urin meningkat, berat badan
turun tiba-tiba
H. Perencanaan Keperawatan
1. Hipervolemia

Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


(menurut Kriteria hasil
SDKI)
Hipervolemia Setelah dilakukan Intervensi Utama:
asuhan Manajemen
keperawatan Hipervolemia
selama…x24 jam Observasi Observasi
maka 1. Periksa tanda dan 1. Peningkatan
Hipervolemia gejala hipervolemia menunjukkan adanya
membaik dengan (mis.Ortopnea, hipervolemia. Kaji
Kriteria hasil: dispnea, edema, bunyi jantung dan
1. Asupan cairan JVP / CVP napas. perhatikan S3
Meningkat meningkat, refieks dan/atau gemericik,
(Skor 5) hepatojugular ronchi. Kelebihan
2. Haluaran urin positif, suara napas volume cairan
Meningkat tambahan) berpotensi gagal
(Skor 5) 2. Identifikasi jantung kongestif/
3. Kelembaban penyebab edema paru
membrane hipervolemia 2. Beberapa kondisi yang
mukosa 3. Monitor status dapat menyebabkan
Meningkat hemodinamik (mis. hipervolemia yaitu
(skor 5) Frekuensi jantung, gagal jantung
4. Edema tekanan darah, kongestif, infark
Menurun (Skor MAP, CVP, PAP, miokard, penyakit
5) PCWP, CO, CI), katup jantung, sirosis
5. Dehidrasi jika tersedia hati, dan gagal ginjal.
Menurun (Skor 3. Takikardia dan
5) 4. Monitor intake dan hipertensi terjadi
6. Asites Menurun output cairan. karena (1) kegagalan
(skor 5) 5. Monitor tanda ginjal untuk
7. Konfusi hemokonsentrasi mengeluarkan urine,
Menurun (Skor (mis. kadar natrium, (2) pembatasan cairan
5) BUN, hematokrit, berlebihan selama
8. Tekanan darah berat jenis urin. mengobati
Membaik (Skor 6. Monitor tanda hipervolemia atau
5) peningkatan perubahan fase oliguria
9. Berat badan tekanan onkotik gagal ginjal, (3)
Membaik (Skor plasma (mis. kadar perubahan pada system
5) protein dan renin-angiotensin.
meningkat) Catatan : pengawasan
7. Monitor kecepatan invasive diperlukan
infus secara ketat untuk mengkaji
8. Monitor efek volume intravascular.
samping diuretik khususnya pada pasien
(mis. hipotensi dengan fungsi jantung
ortortostatik, buruk.
hipovolemia, 4. Pada kebanyakan
hioolei kasus, jumlah aliran
hiponatremia) harus sama atau Jebih
dari jumlah yang
dimasukkan.
Keseimbangan positif
menunjukkan
kebutuhan evaluasi
lebih lanjut.
5. Kadar natrium tinggi
dihubungkan dengan
kelebihan cairan,
Terapeutik edema, hipertensi, dan
1. Timbang berat komplikasi jantung.
badan setiap hari Ketidakseimbangan
pada wakłu yang dapat mengganggu
sama konduksi elektrikal dan
2. Batasi asupan fungsi jantung.
cairan dan garam 6. Terjadinya
3. Tinggikan kepala peningkatan tekanan
tempat tidur 30-40° onkotik plasma
Edukasi mengakibatkan
1. Anjurkan melapor terjadinya edema.
jika haluaran urin 7. Mencegah terjadinya
<0,5 mL/kg/jam intake cairan
dalam 6 jam berlebihan sehingga
2. Anjurkan melapor memperparah keadaan
jika BB bertambah kelebihan volume
>1 kg dalam sehari cairan.
3. Ajarkan cara 8. Diuretik berfungsi
mengukur dan membuang kelebihan
mencatat asupan garam dan air dari
dan haluaran cairan dalam tubuh melalui
4. Ajarkan cara urine. Jumlah garam,
membatasi cairan terutama natrium yang
Kolaborasi diserap kembali oleh
1. Kolaborasi ginjal akan dikurangi.
pemberian Natrium tersebut akan
diueretik ikut membawa cairan
2. Kolaborasi yang ada didalam
penggantian darah, sehingga
kehilangan kalium produksi urin
akibat diuretik bertambah. Akibatnya,
3. Kolaborasi cairan tubuh akan
pemberian berkurang dan tekanan
continuous renal darah akan turun.
replacemet therapy
(CRRT)

Intervensi Pendukung
Dukungan Kepatuhan
Program Pengobatan Observasi
Observasi : 1. Membantu
mengevaluasi status
1. Identifikasi
cairan khususnya bila
kepatuhan
dibandingkan dengan
menjalani program
berat badan.
pengobatan
Peningkatan berat
Terapeutik : badan antara
pengobatan harus tidak
1.Buat komitmen
lebih dari 0,5 kg/hari,
menjalani program
2. Menjaga agar
pengobatan dengan
kelebihan cairan tidak
baik
bertambah parah.
2. Buat jadwal
Garam dapat
pendampingan
mengikat air sehingga
keluarga untuk
akan memperparah
bergantian menemani
kelebihan cairan.
pasien selama
3. Klien dengan
menjalani program
kelebihan volume
pengobatan, jika perlu
cairan juga mengalami
3. Dokumentasikan
gangguan pernafasan
aktivitas selama
seperti Takipnea,
menjalani proses
Dispnea,
pengobatan
4.Diskusikan hal-hal peningkatakan
yang dapat frekuensi/kedalaman
mendukung atau (pernapasan
menghamat Kussmaul).
berjalannya program Edukasi :
pengobatan 1. Ini menandakan
5.Libatkan keluarga terjadi retensi sisa
untuk mendukung metabolik
program pengobatan 2.Peningkatan BB >1
yang dijalani kgsehari
Edukasi : mengindikasikan
kelebihan volume cairan
1. Informasikan
dalam tubuh
program
3.Pentingnya
pengobatan yang
pengukuran intake dan
harus dijalani
output cairan agar
2. Informasikan
terdokumentasi
manfaat yang akan
sepenuhnya.
diperoleh jika
4.Pembatasan cairan
teratur menjalani
membutuhkan
program
kerjasama dari
pengobatan
berbagai pihak
3. Anjurkan keluarga
termasuk pasien dan
untuk
keluarga
mendampingi dan
Kolaborasi
merawat pasien
1.Diuretik dapat
selama menjalani
meningkatkan laju
program
aliran urine sehingga
pengobatan
produksi urine
4. Anjurkan pasien
meninggkat guna
dan keluarga
mengurangi kelebihan
melakukan
konsultasi ke volume cairan dalam
pelayanan tubuh.
kesehatan terdekat, 2. Hanya 10% kalium
jika perlu yang mencapai tubulus
konvolutus distal.
Peningkatan aliran urin
dan natrium ditubulus
distal, meningkatkan
sekresi kalium di
tubulus distal sehingga
dapat menyebabkan
hipokalemia.
3. Merupakan terapi
yang menggantikan
fungsi penyaringan
darah normal dari
ginjal.
Observasi
1.Untuk mengetahui
kesiapan pasien menjalani
program pengobatan
Terapeutik
1.Agar pasien mematuhi
program pengobatan
dengan baik
2.Agar pasien tetap
didampingi saat
melakukan mobilisasi
3. Sebagai bukti bahwa
pasien sudah melakukan
mobilisasi
4.Untuk kelancaran
program yang diberikan
5.Agar pasien terdukung
melakukan mobilisasi
Edukasi:
1. Agar pasien
mengetahui program
yang akan dijalani
2. Agar pasien terdorong
melakukan mobilisasi
3. Agar pasien tetap
didampingi selama
mobilisasi
4. Agar pasien dan
keluarga mengetahui
tindakan pengobatan
apa yang tepat untuk
kesembuhan pasien

1. Hipovolemia
. Intervensi Keperawatan

NO DDiagnosis TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


Keperawata
n
(Problem/P)
1 Kekurangan Setelah dilakukan Intervensi Utama:
volume cairan asuhan keperawatan Manajemen
/ selama … x 24 jam Hipovolemia
Hipovolemia
diharapkan Observasi Observasi
keseimbangan 1. periksa tanda dan 1. Untuk
cairan meningkat gejala hipovolemia mengetahui tanda
dengan Kriteria (mis. frekuensi nadi tanda kekurangan
Hasil : meningkat, nadi cairan
a. asupan cairan teraba lemah, tekanan 2. Untuk
meningkat (Skor darah menurun, mengumpulkan
5) tekanan nadi dan menganalisis
b. haluaran urin menyempit, turgor data pasien untuk
meningkat (Skor kulit menurun, mengatur
5) membrane mukosa keseimbangan
c. Kelembapan kering,volume urin cairan
membrane menurun, hematokrit Terapeutik
mukosa meningkat, haus 1. Untuk
meningkat (Skor lemah) mengetahui
5) 2. monitor intake dan kehilangan dan
d. asupan makanan output cairan kebutuhan cairan
meningkat (Skor Terapeutik 2. Memberikan
5) 1. hitung kebutuhan posisi nyaman
e. edema menurun cairan pada pasien
(Skor 5) 2. berikanposisi 3. Memiliki asupan
f. dehidrasi modified cairan oral dan
menurun (Skor 5) trendelenburg atau intravena
g. asites menurun 3. berikan asupan cairan yang adekuat
(Skor 5) oral Edukasi
h. konfusi menurun Edukasi 1. Untuk
(Skor 5) 1. Anjurkan mempertahankan
i. tekanan darah memperbanyak cairan
membaik (Skor asupan cair oral 2. Untuk mencegah
5) 2. Anjurkan kesalah posisi
j. denyut nadi radial menghindari pasien
membaik (Skor perubahan posisi Kolaborasi
5) mendadak 1. Untuk membantu
k. tekanan arteri rata mempercepat
rata membaik dalam
(Skor 5) pemenuhan
l. membrane Kolaborasi kebutuhan cairan
mukosa membaik 1. Kolaborasi pemberian 2. Untuk membantu
(Skor 5) cairan IV isotonis mempercepat
m. mata cekung (mis. NaCl,RL) dalam
membaik (skor 5) 2. Kolaborasi pemberian pemenuhan
n. turgor kulit cairan IV kebutuhan cairan
membaik (Skor hipotonis(mis. 3. Untuk membantu
5) glukosa 2,5% ,Nacl mempercepat
o. berat badan 2,4 %) dalam
membaik (Skor 3. Kolaborasi pemberian pemenuhan
5) cairan koloid (mis. kebutuhan cairan
albumin,plasmanate 4. Untuk membantu
4. Kolaborasi pemberian mempercepat
produk darah dalam
pemenuhan
kebutuhan cairan

Intervensi Pendukung
Manajemen Diare
Observasi:
Observasi :
1. Untuk dapat
1. Identifikasi penyebab
menentukan
diare (mis. inflamasi
intervensi yang
gastrointestinal, iritasi
tepat
gastrointertinal,
2. Untuk
infeksi, malabsorpsi,
mengetahui
ansietas, stres, efek
riwayat
obat-cbatan,
pemberian
pemberian botol susu) makanan
2. Identifikasi riwayat 3. Untuk
pemberian makanan mengetahui apa
3. Identifikasi gejala saja gejala
invaginasi (mis. invaginasi
tangisan keras, 4. Untuk
kepucatan pada bayi) mengetahui dan
4. Monitor warna, memantau
volume, frekuensi, warna, volume,
dan konsistensi tinja frekuensi dan
5. Monitor tanda dan konsistensi tinja
gejala hypovolemia 5. Untuk
(mis. takikardia, nadi mengetahui
teraba lemah, tekanan gejala-gejala
darah turun, turgor hipovolemia
kulit turun, mukosa seperti tekanan
mulut kering, CRT darah turun,
melambat, BB mukosa mulut
menurun) kering, turgor
6. Monitor iritasi dan kulit turun
ulserasi kulit di 6. Untuk
daerah perianal mengetahui iritasi
7. Monitor jumlah dan ulserasi kulit
pengeluaran diare yang terjadi di
8. Monitor keamanan daerah perianal
penyiapan makanan 7. Untuk mengukur
Terapeutik jumlah
1. Berikan asupan cairan pengeluaran diare
oral (mis. larutan 8. Untuk mencegah
garam gula, oralit, makanan
pedialyte, renalyte) terinfeksi bakteri
2. Pasang jalur intravena
Terapeutik
1. Untuk
3. Berikan cairan mempertahankan
intravena (mis. ringer cairan
asetat, ringer laktat), 2. Untuk
jika pertu memasukan
4. Ambil sampel darah cairan intravena
untuk pemeriksaan 3. Pemberian cairan
darah lengkap dan intravena sebagai
elektrolit pengganti cairan
5. Ambil sampel feses yang hilang
untuk kultur, jika 4. Untuk memeriksa
perlu kadar elektrolit
Edukasi 5. Untuk
1. Anjurkan makanan menemukan
porsi kecil dan sering pertumbuhan
secara bertahap bakteri yang tidak
2. makanan pembentuk normal
gas, pedas dan Edukasi
mengandung laktosa 1. Untuk menjaga
3. Anjurkan melanjutkan asupan makanan
pemberian ASI yang dibutuhkan
Kolaborasi tubuh
1. Kolaborasi pemberian 2. Untuk
obat antimotilitas menghindari
(mis. loperamide, diare berlanjut
difenoksilat) 3. Karena tidak
2. Kolaborasi pemberian berpengaruh pada
obat diare
antispasmodic/spasm
olitik (mis. papaverin,
ekstak belladonna. Kolaborasi
mebeverine) 1. Sebagai
3. Kolaborasi tambahan terapi
pemberian-obat pada diare akut
pengeras feses (mis. 2. Sebagai
atapulgit, smektit, pengobatan
kaolin-pektin) tambahan pada
saluran cerna
yang ditandai
oleh spasmus otot
polos.
3. Agar feses yang
keluar tidak cair

Denpasar, 6 Novemberr 2020

Nama Mahasiswa

I Gusti Ayu Tulus Setyadewi

NIM : P07120019053

Nama Pembimbing/CT

Ns. I Gusti Ayu Ari Rasdini,S.Kep.M.Pd

NIP.195910151986032000
I. REFERENSI

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : definisi dan
indikator diagnostik. Jakarta Selatan : DPP PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI 2018 Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta Selatan: DPP PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI 2018 Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta Selatan : DPP PPNI

http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/1125/23/151210034_Yola%20Narolita_KTI.pdf

http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/385/3/BAB%20II.pdf

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2282/3/BAB%20II.pdf

http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/385/3/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai