PASIEN KELOLAAN
ANALISA DATA
(30/5/2022)
No. DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : Ketidakseimbangan Gangguan
“Keluarga mengatakan pasien jatuh ke ventilasi-perfusi pertukaran gas
jurang saat membawa truk”
DO :
Keadaan umum lemah
GCS = 15 (Composmentis)
Pemeriksaan Fisik :
TD : 106/52 mmHg
HR : 55 x/menit
RR : 18 x /menit
SPO2 : 100%
Warna kulit pucat
Akral dingin
Hasil AGD (30/5/2022)
pH : 7,400 mmHg
pCO2 : 58,00 mmHg
pO2 : 480 mmHg
HCO3 : 36,3 mmHg
Total CO2 : 38,1 mmHg
2. DS : Cedera medulla Pola napas tidak
“Keluarga pasien mengatakan pasien spinalis efektif
jatuh ke jurang saat membawa truk”
DO :
Keadaan umum lemah
GCS = 15 (Composmentis)
Pemeriksaan Fisik :
TD : 106/52 mmHg
HR : 55 x/menit
RR : 18 x /menit
SPO2 : 100%
Terpasang oksigen 5 LPM (nasal
kanul)
Terpasang collar neck
Pasien bernapas dengan perut (+)
Tidak ada pergerakan dinding dada
3. DS : Edema Serebral Ketidakefektifan
“Keluarga pasien mengatakan pasien Perfusi Serebral
masih sangat lemas”
DO :
Keadaan umum lemah
GCS = 15 (Composmentis)
Bicara pelo (-)
Pemeriksaan Fisik :
TD : 106/52 mmHg
HR : 55 x/menit
RR : 18 x /menit
SPO2 : 100%
Suhu : 36,9 °C
4. DS : Gangguan Gangguan
“Keluarga pasien mengatakan anggota neuromuskulor Mobilitas Fisik
gerak belum bisa digerakkan”
DO :
Kekuatan Otot menurun 1111|1111
1111|1111
Sendi kaku
Gerakan terbatas
Fisik lemah
Pemeriksaan Fisik :
TD : 106/52 mmHg
HR : 55 x/menit
RR : 18 x /menit
SPO2 : 100%
Suhu : 36,9 °C
5. DS : Penurunan Sirkulasi Gangguan
Serebral Komunikasi
“Keluarga pasien mengatakan pasien
mampu berbicara tetapi kurang jelas” Verbal
DO :
Pasien bicara tidak jelas
Pemeriksaan fisik :
TD : 106/52 mmHg
HR : 55 x/menit
RR : 18 x /menit
SPO2 : 100%
Suhu : 36,9 °C
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
SLKI SIKI
1. Gangguan Setelah dilakukan asuhan Pemantauan Respirasi
pertukaran gas b.d keperawatan selama 3x24 Observasi
ketidakseimbangan jam, diharapkan pertukaran 1. Monitor pola nafas,
ventilasi-perfusi gas efektif, dengan kriteria monitor saturasi oksigen
hasil: 2. Monitor frekuensi, irama,
1. PCO2 membaik kedalaman dan upaya
2. PO2 membaik napas
3. Warna kulit membaik 3. Monitor pola napas
4. Pola napas membaik (seperti bradipnea,
takipnea, hiperventilasi,
kussmaul, Cheyne-
Stokes, Biot, ataksik)
4. Monitor kemampuan
batuk efektif
5. Monitor adanya sumbatan
jalan napas
6. Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
7. Auskultasi bunyi napas
8. Monitor saturasi oksigen
9. Monitor nilai AGD
10. Monitor hasil x-ray
toraks
Terapeutik
1. Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi
pasien
2. Dokumentasi hasil
pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Terapi Oksigen
Observasi
1. Monitor kecepatan aliran
oksigen
2. Monitor posisi alat terapi
oksigen
3. Monitor tanda-tanda
hipoventilasi
4. Monitor integritas
mukosa hidung akibat
pemasangan okigen
Terapeutik
1. Bersihkan secret pada
mulut, hidung dan trakea,
jika perlu
2. Pertahankan kepatenan
jalan napas
3. Berikan oksigen
tambahan, jika perlu
Edukasi
1. Ajarkan keluarga cara
meggunakan O2 di
rumah
Kolaborasi
1. Kolaborasi penenuan
dosis oksigen
2. Pola napas tidak Setelah dilakukan Tindakan Manajemen jalan napas
efektif b.d cedera keperawatan 3x24 jam Observasi
medulla spinalis diharapkan inspirasi dan 1. Monitor pola napas
ekspirasi yang memberikan (frekuensi, kedalaman, usaha
ventilasi adekuat membaik napas)
dengan kriteria hasil : 2. Monitor bunyi napas
1. Diameter thorax tambahan
anterior posterior 3. Monitor sputum (jumlah,
meningkat warna, aroma)
2. Penggunaan otot bantu Terapeutik
napas menurun 1. Pertahankan kepatenan jalan
napas dengan head tilt dan
chin lift
2. Posisikan semi fowler atau
fowler
3. Berikan minum hangat
4. Lakukan fisioterapi dada, jika
perlu
5. Lakukan penghisapan lendir
kurang dari 15 detik
6. Berikan oksigen jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak ada
kontraindikasi
2. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspekoran,
mukolitik, jika perlu
3. Ketidakefektifan Setelah dilakukan Tindakan Observasi
Perfusi Serebral keperawatan 3x24 jam 1. Monitor status neurologis
b.d Edema Serebral diharapkan sirkulasi darah secara kontinu
ke area cerebral meningkat / 2. Monitor tanda-tanda vital
adekuat, dengan kriteria 3. Monitor pupil, ukuran,
hasil: ketajaman, kesimetrisan
1. Tingkat kesadaran dan reaksi terhadap
meningkat cahaya
2. Sakit kepala menurun 4. Monitor status pernafasan
3. Gelisah menurun 5. Monitor tonus otot
4. Tekanan darah pergerakan
membaik (120-80 6. Monitor adanya
mmHg) peningkatakan tekanan
5. Frekuensi nadi intracranial dan respon
membaik (60- neurologis
100x/menit) Terapeutik
6. Frekuensi nafas
1. Lakukan pengkajian
membaik
7. Fungsi status neurologis
motoric/sensorik (Kesadaran/GCS, saraf
meningkat/baik kranial, dan refleks
patologis)
2. Kaji perubahan
penglihatan : diplopia,
pandangan kabur, nyeri
kepala
3. Kaji letak/gerakkan bola
mata (posisi tengah atau
deviasi pada salah satu
sisi atau ke bawah)
4. Pantau adanya
kehilangan refleks
mata “doll eye”
(refleks okulosefalik)
5. Kaji reflex menelan,
batuk, Babinski
(mengidentifikasi area
yang mengalami
gangguan/kerusakan)
Terapeutik
1. Gunakan metode
komunikasi alternatif (mis.
Menulis dan bahasa
isyarat/ gerakan tubuh)
2. Sesuaikan gaya
komunikasi sesuai dengan
kebutuhan (mis. Berdiri di
depan pasien, dengarkan
dengan seksama, bicara
dengan perlahan sambil
menghindari teriakan)
3. Modifikasi lingkungan
untuk meminimalkan
bantuan
4. Ulangi apa yang
disampaikan pasien
5. Berikan dukungan
psikologis
Edukasi
1. Anjurkan bicara perlahan
2. Ajarkan pasien dan
keluarga proses kognitif,
anatomis, dan fisiologis
yang berhubungan dengan
kemampuan berbicara
Kolaborasi
1. Rujuk ke ahli patologi
bicara atau terapis
EVALUASI KEPERAWATAN
HARI/TANGGAL DX EVALUASI
Senin/30 Mei 2022 1. S:
“Keluarga mengatakan pasien jatuh ke jurang saat membawa truk”
O:
Keadaan umum lemah
GCS = 15 (Composmentis)
Pemeriksaan Fisik :
TD : 106/52 mmHg
HR : 55 x/menit
RR : 18 x /menit
SPO2 : 100%
Warna kulit pucat
Akral dingin
Hasil AGD (30/5/2022)
pH : 7,400 mmHg
pCO2 : 58,00 mmHg
pO2 : 480 mmHg
HCO3 : 36,3 mmHg
Total CO2 : 38,1 mmHg
P:
1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
2. Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
kussmaul, Cheyne-Stokes, Biot, ataksik)
3. Monitor kemampuan batuk efektif
4. Monitor adanya sumbatan jalan napas
5. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
6. Auskultasi bunyi napas
7. Monitor saturasi oksigen
8. Monitor nilai AGD
9. Monitor hasil x-ray toraks
10. Monitor kecepatan aliran oksigen
11. Monitor posisi alat terapi oksigen
12. Monitor tanda-tanda hipoventilasi
13. Pertahankan kepatenan jalan napas
2. S:
“Keluarga pasien mengatakan pasien jatuh ke jurang saat membawa
truk”
O:
Keadaan umum lemah
GCS = 15 (Composmentis)
Pemeriksaan Fisik :
TD : 106/52 mmHg
HR : 55 x/menit
RR : 18 x /menit
SPO2 : 100%
Terpasang oksigen 5 LPM (nasal kanul)
Terpasang collar neck
Pasien bernapas dengan perut (+)
Tidak ada pergerakan dinding dada
P:
1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
2. Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gugling, mengi, weezing,
ronkhi kering)
3. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head tilt dan chin lift
(jaw-thrust jika curiga trauma cervical)
3. S:
“Keluarga pasien mengatakan pasien lemas”
O:
Keadaan umum lemah
GCS = 15 (Composmentis)
Pemeriksaan Fisik :
TD : 108/60 mmHg
HR : 62 x/menit
RR : 20 x /menit
SPO2 : 100%
Suhu : 36,7 °C
P:
1. Monitor status neurologis secara kontinu
2. Monitor tanda-tanda vital
3. Monitor pupil, ukuran, ketajaman, kesimetrisan dan reaksi
terhadap cahaya
4. Monitor status pernafasan
5. Monitor tonus otot pergerakan
6. Monitor adanya peningkatakan tekanan intracranial dan respon
neurologis
7. Lakukan pengkajian status neurologis
8. Kaji perubahan penglihatan
9. Kaji letak/gerakan bola mata
10. Pantau adanya kehilangan refleks mata
11. Kaji reflek menelan, batuk, Babinski (apakah mengalami
kerusakan)
4. S:
“Keluarga pasien mengatakan anggota gerak mulai bisa digerakkan
sedikit”
O:
Kekuatan Otot menurun 1111|1111
1111|1111
Sendi kaku
Gerakan terbatas
Fisik lemah
Pemeriksaan Fisik :
TD : 108/60 mmHg
HR : 62 x/menit
RR : 20 x /menit
SPO2 : 100%
Suhu : 36,7 °C
P:
O:
Pasien bicara tidak jelas
Pemeriksaan fisik :
TD : 108/60 mmHg
HR : 62 x/menit
RR : 20 x /menit
SPO2 : 100%
Suhu : 36,7 °C
P:
1. Monitor kecepatan, tekanan, kuantitas, volume dan diksi bicara
2. Monitor proses kognitif, anatomis, dan fisiologis (mis.
Memori, pendengaran, dan bahasa)
3. Monitor frustasi, marah, depresi, atau hal yang lain yang
mengganggu bicara
4. Identifikasi perilaku emosional dan fisik sebagai bentuk
komunikasi
5. Sesuaikan gaya komunikasi sesuai dengan kebutuhan (mis.
Berdiri di depan pasien, dengarkan dengan seksama,bicara
dengan perlahan sambil menghindari teriakan)
6. Gunakan metode komunikasi alternatif (mis. Menulis dan
bahasa isyarat/ gerakan tubuh)
7. Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bantuan
8. Ulangi apa yang disampaikan pasien
9. Berikan dukungan psikologis
10. Anjurkan bicara perlahan
ANALISA DATA
(31/5/2022)
No. DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : - Ketidakseimbangan Gangguan
ventilasi-perfusi
DO : pertukaran gas
K/U : lemah
Kesadaran: compos mentis
TD: 170/117 mmHg
HR: 116 x/i
RR: 46 x/I, T: 36 C
Warna kulit pucat
Akral dingin,CRT > 3 detik
Napas cuping hidung
Pola napas cepat dan dangkal
Hasil AGD (31/5/2022) (13.07):
pH: 7,266 mmHg
pCO2: 16,90 mmHg
pO2: 174 mmHg
HCO3: 7,8 mmHg
Total CO2: 8,3 mmHg
2. DS : Hambatan upaya Pola napas tidak
“Keluarga pasien megatakan pasien
napas efektif
kesulitan bernapas”
DO :
K/U: lemah
Kesadaran: compos mentis
TD: 170/117 mmHg
HR: 116 x/i
RR: 46 x/I, T: 36 C
SpO2: 98% (terpasang nasal kanul
5 LPM
Pengunaan otot bantu pernapasan
(+)
Takipnea (+)
Pernapasan pursed-lip (+)
Pernapasan cuping hidung (+)
3. DS :- Asidosis metabolik Risiko gangguan
DO : sirkulasi spontan
Dipsnea (+)
TD: 170/117 mmHg
HR: 116 x/i
RR: 46 x/i
T: 36 C
Nadi perifer teraba lemah
CRT > 3 detk
Oliguria (+)
Warna kulit pucat (+)
Hasil elektrolit (31/5/2022):
Natrium (Na): 162 mmol/L
Kalium (K): 6,30 mmol/L
Klorida (Cl): 122 mmol/L
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa
No Kriteria Hasil Intervensi
keperawatan
1. Gangguan Setelah dilakukan intervensi Pemantauan Respirasi
pertukaran gas keperawatan 1x24 jam Observasi
diharapkan oksigenasi atau Monitor frekuensi, irama,
eliminasi karbondioksida pada kedalaman, dan upaya napas
membran alveolus kapiler dalam Monitor pola napas (seperti
batas normal dengan kriteria bradipnea, takipnea,
hasil: hiperventilasi, Kussmaul,
1. PCO2 membaik Cheyne-Stokes, Biot, ataksik0
2. PO2 membaik Monitor kemampuan batuk
3. Warna kulit membaik efektif
4. Pola napas membaik Monitor adanya produksi
sputum
Monitor adanya sumbatan
jalan napas
Palpasi kesimetrisan ekspansi
paru
Auskultasi bunyi napas
Monitor saturasi oksigen
Monitor nilai AGD
Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik
Atur interval waktu
pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Terapi Oksigen (I.01026)
Observasi
Monitor kecepatan aliran
oksigen
Monitor posisi alat terapi
oksigen
Monitor aliran oksigen secara
periodic dan pastikan fraksi
yang diberikan cukup
Monitor efektifitas terapi
oksigen (mis. oksimetri,
analisa gas darah ), jika perlu
Monitor kemampuan
melepaskan oksigen saat
makan
Monitor tanda-tanda
hipoventilasi
Monitor tanda dan gejala
toksikasi oksigen dan
atelektasis
Monitor tingkat kecemasan
akibat terapi oksigen
Monitor integritas mukosa
hidung akibat pemasangan
oksigen
Terapeutik
Bersihkan secret pada mulut,
hidung dan trachea, jika perlu
Pertahankan kepatenan jalan
nafas
Berikan oksigen tambahan,
jika perlu
Tetap berikan oksigen saat
pasien ditransportasi
Gunakan perangkat oksigen
yang sesuai dengat tingkat
mobilisasi pasien
Edukasi
Ajarkan pasien dan keluarga
cara menggunakan oksigen
dirumah
Kolaborasi
Kolaborasi penentuan dosis
oksigen
Kolaborasi penggunaan
oksigen saat aktivitas dan/atau
tidur
2. Pola napas tidak Setelah dilakukan intervensi Manajemen Jalan Nafas
efektif keperawatan 1x24 jam Observasi
diharapkan inspirasi dan ekspirasi Monitor pola napas (frekuensi,
yang memberikan ventilasi kedalaman, usaha napas)
adekuat membaik dengan kriteria Monitor bunyi napas tambahan
hasil: (mis. Gurgling, mengi,
1. Diameter thorax anterior weezing, ronkhi kering)
posterior meningkat Monitor sputum (jumlah,
2. Penggunaan otot bantu napas warna, aroma)
menurun Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan
napas dengan head-tilt dan
chin-lift (jaw-thrust jika curiga
trauma cervical)
Posisikan semi-Fowler atau
Fowler
Berikan minum hangat
Lakukan fisioterapi dada, jika
perlu
Lakukan penghisapan lendir
kurang dari 15 detik
Lakukan hiperoksigenasi
sebelum
Penghisapan endotrakeal
Keluarkan sumbatan benda
padat dengan forsepMcGill
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak
kontraindikasi.
Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
3. Risiko gangguan Setelah dilakukan intervensi Manajemen Elektrolit: Hiperkalemia
sirkulasi spontan keperawatan 1x24 jam Observasi
diharapkan kemampuan untuk Identifikasi tanda dan gejala
mempertahankan sirkulasi yang peningkatan kadar kalium (mis.
adekuat untuk menunjang peka rangsang, gelisah, mual,
kehidupan meningkat dengan muntah, takikardi mengarah ke
kriteria hasil: bradikarid, fibrilasi/ takikardi
1. Frekuensi nadi membaik ventrikel
2. Tekanan darah membaik Identifikasi penyebab
3. Frekuensi napas membaik hipernatremia (mis. pemberian
4. Suhu ubuh membaik kalium parenteral cepat atau
5. Saturasi oksigen membaik berlebih, asidosis, katabolesme
6. Produksi urin meningkat sel)
Monitor irama jantung, frekuensi
jantung, dan EKG
Monitor intake dan output cairan
Monitor kadar kalium serum dan
atau urine
Terapeutik
Ambil spesimen darah dan atau
urine untuk pemeriksaan kalium
Pasang akses intravena
Berikan diet rendah kalium
Edukasi
Anjurkan modifikasi diet rendah
kalium
Kolaborasi
Kolaborasi eliminasi kalium
(mis. diuretik, atau Kayexalate)
Kolaborasi pemberian insulin
dan glukosa IV
Kolaborasi pemberian kalsium
glukonat 10% 10 ml
Kolaborasi hemodialisis pada
pasien gagal ginjal
EVALUASI KEPERAWATAN
O:
Keadaan umum: lemah
Kesadaran: compos mentis
TD: 170/117 mmHg
HR: 116 x/I, RR: 46 x/i
Warna kulit pucat
Akral dingin
CRT > 3 detik
Napas cuping hidung
Pola napas cepat dan dangkal
Hasil AGD (31/5/2022) (13.07):
pH: 7,266 mmHg
pCO2: 16,90 mmHg
pO2: 174 mmHg
HCO3: 7,8 mmHg
Total CO2: 8,3 mmHg
P:
Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas
Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea)
Monitor adanya sumbatan jalan napas
Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Auskultasi bunyi napas
Monitor saturasi oksigen
Monitor nilai AGD
Monitor hasil x-ray toraks
Monitor kecepatan aliran oksigen
Monitor efektifitas terapi oksigen (mis. oksimetri, analisa
gas darah)
Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan atelektasis
Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen
Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan
oksigen
Pertahankan kepatenan jalan nafas
Tetap berikan oksigen saat pasien ditransportasi
2. 31/5/2022 S: -
O:
Keadaan umum: lemah
Kesadaran: compos mentis
TD: 170/117 mmHg
HR: 116 x/i
RR: 46 x/i
SpO2: 98% (terpasang nasal kanul 5 LPM
Pengunaan otot bantu pernapasan (+)
Takipnea (+)
Pernapasan pursed-lip (+)
Pernapasan cuping hidung (+)
P:
Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi,
weezing, ronkhi kering)
Posisikan semi-Fowler atau Fowler
3. 31/5/2022 S: -
O:
Dipsnea (+)
TD: 170/117 mmHg
HR: 116 x/i
RR: 46 x/i
T: 36 C
Nadi perifer teraba lemah
CRT > 3 detk
Oliguria (+)
Warna kulit pucat (+)
Hasil elektrolit (31/5/2022):
Natrium (Na): 162 mmol/L
Kalium (K): 6,30 mmol/L
Klorida (Cl): 122 mmol/L
Volume urine post HD: 650 cc
P:
Identifikasi tanda dan gejala peningkatan kadar kalium
(mis. peka rangsang, gelisah, mual, muntah, takikardi
mengarah ke bradikardi, fibrilasi/ takikardi ventrikel
Identifikasi penyebab hipernatremia (mis. pemberian
kalium parenteral cepat atau berlebih, asidosis,
katabolisme sel)
Monitor irama jantung, frekuensi jantung, dan EKG
Monitor intake dan output cairan
Monitor kadar kalium serum dan atau urine
Ambil spesimen darah dan atau urine untuk pemeriksaan
kalium
Pasang akses intravena
Berikan diet rendah kalium
Kolaborasi eliminasi kalium (mis. diuretik, atau
Kayexalate)
Kolaborasi pemberian insulin dan glukosa IV
Kolaborasi pemberian kalsium glukonat 10% 10 ml
Kolaborasi hemodialisis pada pasien gagal ginjal
ANALISA DATA
(1/6/2022)
No Data Etiologi Problem
1. DS : - Penurunan konsentrasi Perfusi perifer tidak
hemoglobin efektif
DO :
Keadaan umum: lemah
Kesadaran: delirium
TD: 152/78 mmHg
HR: 87 x/i
RR: 20 x/i
T: 36 C
Warna kulit pucat
Akral dingin
CRT > 3 detik
Hb: 7,4 g/dL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
EVALUASI KEPERAWATAN
P:
- Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer, edema,
pengisian kalpiler, warna, suhu, angkle brachial index)
- Identifikasi faktor gangguan sirkulasi (mis. Diabetes,
perokok, orang tua, hipertensi dan kadar kolesterol tinggi)
- Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengak pada
ekstremitas
- Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah pada
area keterbatasan perfusi
- Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas
dengan keterbatasan perfusi
- Hindari penekanan dan pemasangan tourniker pada area
yang cedera
- Lakukan pencegahan infeksi
- Anjurkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi
- Anjurkan program rehabilitasi vaskuler
- Anjurkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi (mis.
Rendah lemak jenuh, minyak ikan, omega 3)
2. 1/6/2022 S:-
O:
Keadaan umum: lemah
Kesadaran: delirium
Warna kulit pucat
Akral dingin
CRT > 3 detik
Hb: 7,4 g/dL
Edema anasarka
Oliguria (+)
A : Hipervolemia
P:
Periksa tanda dan gejala hipervolemia
Identifikasi penyebab hipervolemia
Monitor status hemodinamik, tekanan darah, MAP, CVP,
PAP, PCWP, CO jika tersedia
Monitor intake dan output cairan
Monitor tanda hemokonsentrasi (kadar Natrium, BUN,
hematocrit, berat jenis urine)
Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik plasma
Monitor kecepatan infus secara ketat
Monitor efek samping diuretik
Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama
Batasi asupan cairan dan garam
Tinggikan kepala tempat tidur 30-40 derajat
Anjurkan melapor jika haluaran urine <0.5 ml/kg/jam
dalam 6 jam
Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan
haluaran cairan
Ajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi pemberian diuritik
ANALISA DATA
(2/6/2022)
No Data Etiologi Problem
1. DS : - Kelelahan otot Gangguan ventilasi
pernapasan spontan
DO :
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
SLKI SIKI
1. Gangguan Setelah dilakukan intervensi Manajemen Ventilasi Mekanik
ventilasi spontan keperawatan 1x24 jam Observasi
b.d Kelelahan diharapkan kemampuan untuk Periksa indikasi ventilator
otot pernapasan mempertahankan ventilasi yang
mekanik (kelelahan otot
adekuat untuk menunjang
kehidupan meningkat dengan napas, disfungsi neurologis,
kriteria hasil: asidosis respiratorik)
1. Frekuensi nadi membaik Monitor efek ventilator
2. PCO2 membaik terhadap saturasi oksigen
3. PO2 membaik (mis. Bunyi paru, x ray
4. Saturasi oksigen
paru, AGD, SaO2, SvO2,
membaik
ETCO2, respon subjektif
pasien)
Monitor kriteria perlunya
penyapihan ventilator
Monitor efek negatif
ventilator (deviasi trakea,
barotrauma, voltrauma,
penurunan curah jantung,
distensi gaster, emfisema
subkutan)
Monitor gejala peningkatan
pernapasan (mis.
peningkatan denyut
jantung, atau pernapasan,
peningkatan tekanan darah,
diaforesis, perubahan status
mental)
Monitor kondisi yang
meningkatkan konsumsi
oksigen (mis. demam,
mengigil, kejang, nyeri)
Monitor gangguan mukosa
oral, naal trakea, dan laring
Terapeutik
Atur posisi 45-60 derajat
untuk mencegah aspirasi
Reposisi pasien setiap 2
jam
Lakukan perawatan mulut
secara rutin
Lakukan fisioterapi dada
Lakukan penghisapan
lendir jika diperlukan
Ganti sirkuit venilator
sesuat protokol
Siapkan bag valve mask
disamping tempat tidur
untuk antisipasi malfungsi
mesin
Dokumentasi respon
terhadap ventilator
Kolaborasi
Kolaorasi pemilihan mode
venilator (mis. kontrol
volume, kontrol tekanan
atau gabungan)
Kolaborasi pemberian agen
pelumpuh otot, sedatif,
analgesik sesuai kebutuhan
Kolaborasi penggunaan PS
atau PEEP untuk
meminimalkan
hipoventilasi mekanik
Pemantauan Respirasi
Observasi
Monitor frekuensi, irama,
kedalaman, dan upaya
napas
Monitor pola napas
(seperti bradipnea,
takipnea, hiperventilasi,
Kussmaul, Cheyne-
Stokes, Biot, ataksik
Monitor kemampuan
batuk efektif
Monitor adanya produksi
sputum
Monitor adanya
sumbatan jalan napas
Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
Auskultasi bunyi napas
Monitor saturasi oksigen
Monitor nilai AGD
Monitor hasil x-
ray toraks
Terapeutik
Atur interval waktu
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
2. Penurunan Setelah dilakukan intervensi Manajemen Peningkatan TIK
Kapasitas Adaptif keperawatan selama 1x24 jam, Observasi
Intrakranial b.d kapasitas adaptif intrakranial Monitor penyebab
Cedera kepala peningkatan TIK (edema
meningkat dengan kriteria hasil :
bera serebral)
1. Tingkat kesadaran
Monitor tanda dan gejala
membaik peningkatan TIK (TD
2. Sakit kepala menurun menungkat, tekanan nadi
3. Fungsi kognitif membaik meningkat, kesadaran
4. Tekanan darah membaik menurun)
5. Tekanan nadi membaik Monitor MAP, jika perlu
Monitor CVP, jika perlu
Monitor PAWP, jika perlu
Monitor PAP, jika perlu
Monitor ICP, jika tersedia
Monitor CPP
Monitor gelombang ICP
Monitor status pernafasan
Monitor intake dan output
cairan
Terapeutik
Minimalkan stimulus
dengan menyediakan
lingkungan yang tenang
Berikan posisi semi fowler
Pertahankan suhu tubuh
normal
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
sedasi dan anti kovulsan,
jika perlu
Pemberian diuretik
osmosis, jika perlu
3. Gangguan Setelah dilakukan intervensi Pemantauan Cairan
sirkulasi spontan keperawatan 1x24 jam Observasi
b.d Perdarahan diharapkan kemampuan untuk Monitor frekuensi dan
intracranial mempertahankan sirkulasi yang kekuatan nadi
adekuat untuk menunjang Monitor frekuensi nafas
kehidupan meningkat dengan Monitor tekanan darah
kriteria hasil: Monitor berat badan
1. Frekuensi nadi membaik Monitor waktu pengisian
2. Tekanan darah membaik kapiler
3. Frekuensi napas membaik Monitor elastisitas atau
4. Saturasi oksigen membaik turgor kulit
Monitor jumlah, waktu
dan berat jenis urine
Monitor kadar albumin
dan protein total
Monitor hasil
pemeriksaan serum (mis.
Osmolaritas serum,
hematocrit, natrium,
kalium, BUN)
Identifikasi tanda-tanda
hipovolemia (mis.
Frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba
lemah, tekanan darah
menurun, tekanan nadi
menyempit, turgor kulit
menurun, membrane
mukosa kering, volume
urine menurun,
hematocrit meningkat,
haus, lemah, konsentrasi
urine meningkat, berat
badan menurun dalam
waktu singkat)
Identifikasi tanda-tanda
hypervolemia 9mis.
Dyspnea, edema perifer,
edema anasarka, JVP
meningkat, CVP
meningkat, refleks
hepatojogular positif,
berat badan menurun
dalam waktu singkat)
Identifikasi factor resiko
ketidakseimbangan cairan
(mis. Prosedur
pembedahan mayor,
trauma/perdarahan, luka
bakar, apheresis,
obstruksi intestinal,
peradangan pankreas,
penyakit ginjal dan
kelenjar, disfungsi
intestinal)
Terapeutik
Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
Dokumentasi hasil
pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
EVALUASI KEPERAWATAN
Diagnosa Tanggal SOAP
1. 2/6/2022 S: -
O:
Kesadaran: (Coma) on sedasi
Ftot: 28x/i
PEEP: 5.0 cmH2O
FiO2: 35%
Mode: Simv PC
PCO2: 50 mmHg
PO2: 210 mmHg
HCO3: 34,9 mmol/L
pH: 7,44 mmHg
SaO2: 99%
Volume tidal: 300 ml
P:
Monitor efek ventilator terhadap saturasi oksigen (mis.
Bunyi paru, x ray paru, AGD, SaO2, SvO2, ETCO2,
respon subjektif pasien)
Monitor efek negatif ventilator (deviasi trakea, barotrauma,
voltrauma, penurunan curah jantung, distensi gaster,
emfisema subkutan)
Monitor gejala peningkatan pernapasan (mis. peningkatan
denyut jantung, atau pernapasan, peningkatan tekanan
darah, diaforesis, perubahan status mental)
Monitor kondisi yang meningkatkan konsumsi oksigen
(mis. demam, mengigil, kejang, nyeri)
Monitor gangguan mukosa oral, naal trakea, dan laring
Atur posisi 45-60 derajat untuk mencegah aspirasi
Reposisi pasien setiap 2 jam
Lakukan penghisapan lendir jika diperlukan
Siapkan bag valve mask disamping tempat tidur untuk
antisipasi malfungsi mesin
Dokumentasi respon terhadap ventilator
Kolaorasi pemilihan mode venilator (mis. kontrol volume,
kontrol tekanan atau gabungan)
Kolaborasi pemberian agen pelumpuh otot, sedatif,
analgesik sesuai kebutuhan
Kolaborasi penggunaan PS atau PEEP untuk
meminimalkan hipoventilasi mekanik
2. 2/6/2022 S:
O:
Kesadaran: (Coma) on sedasi
TD: 163/71 mmHg
HR: 40x/i
T: 36,5 C
Ftot: 28x/i
SpO2: 99 % on ventilator
Pasien terpasang neck collar
Hasil CT Scan: Intracranial hemorrhage
ANALISA DATA
(4/6/2022)
No Data Problem Etiologi
1. DS: - Gangguan Kelelahan otot
ventilasi spontan pernapasan
DO:
Kesadaran: (Coma) on sedasi
Ftot: 16 x/i
PEEP: 5.0 cmH2O
FiO2: 50%
Mode: AV/CV
PCO2: 29,90 mmHg
Total CO2: 20,7 mmHg
HCO3: 19,8 mmol/L
pH: 7,424 mmHg
SpO2: 99%
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa
No Kriteria Hasil Intervensi
keperawatan
1. Gangguan Setelah dilakukan Manajemen Ventilasi Mekanik
ventilasi intervensi keperawatan
spontan 1x24 jam diharapkan Observasi
kemampuan untuk
Periksa indikasi ventilator mekanik
mempertahankan
ventilasi yang adekuat (kelelahan otot napas, disfungsi
untuk menunjang neurologis, asidosis respiratorik)
kehidupan meningkat Monitor efek ventilator terhadap
saturasi oksigen (mis. Bunyi paru, x
dengan kriteria hasil: ray paru, AGD, SaO2, SvO2, ETCO2,
1. Frekuensi nadi respon subjektif pasien)
membaik Monitor kriteria perlunya penyapihan
2. PCO2 membaik ventilator
3. PO2 membaik Monitor efek negatif ventilator
4. Saturasi oksigen (deviasi trakea, barotrauma,
membaik
voltrauma, penurunan curah jantung,
distensi gaster, emfisema subkutan)
Monitor gejala peningkatan
pernapasan (mis. peningkatan denyut
jantung, atau pernapasan, peningkatan
tekanan darah, diaforesis, perubahan
status mental)
Monitor kondisi yang meningkatkan
konsumsi oksigen (mis. demam,
mengigil, kejang, nyeri)
Monitor gangguan mukosa oral, naal
trakea, dan laring
Terapeutik
Pemantauan Cairan
Observasi
Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
Monitor frekuensi nafas
Monitor tekanan darah
Monitor berat badan
Monitor waktu pengisian kapiler
Monitor elastisitas atau turgor kulit
Monitor jumlah, waktu dan berat
jenis urine
Monitor kadar albumin dan protein
total
Monitor hasil pemeriksaan serum
(mis. Osmolaritas serum,
hematocrit, natrium, kalium, BUN)
Identifikasi tanda-tanda hipovolemia
(mis. Frekuensi nadi meningkat,
nadi teraba lemah, tekanan darah
menurun, tekanan nadi menyempit,
turgor kulit menurun, membrane
mukosa kering, volume urine
menurun, hematocrit meningkat,
haus, lemah, konsentrasi urine
meningkat, berat badan menurun
dalam waktu singkat)
Identifikasi tanda-tanda
hypervolemia 9mis. Dyspnea,
edema perifer, edema anasarka, JVP
meningkat, CVP meningkat, refleks
hepatojogular positif, berat badan
menurun dalam waktu singkat)
Identifikasi factor resiko
ketidakseimbangan cairan (mis.
Prosedur pembedahan mayor,
trauma/perdarahan, luka bakar,
apheresis, obstruksi intestinal,
peradangan pankreas, penyakit
ginjal dan kelenjar, disfungsi
intestinal)
Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan
sesuai dengan kondisi pasien
Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu
3. Risiko syok Setelah dilakukan asuhan Manajemen Syok Hipovolemik
keperawatan selama
4x24 jam diharapkan Observasi
status cairan meningkat, Monitor status kardiopulmonal
kriteria hasil: Monitor status oksigenasi
1. Warna kulit pucat Monitor status cairan
menurun Monitor tingkat kesadaran dan respon
2. Denyut nadi perifer pupil
meningkat Periksa riwayat alergi
3. Turgor kulit Terapeutik
membaik
Berikan oksigen untuk
4. Tekanan darah
mempertahankan saturasi oksigen
sistolik dan diastolik
>94%
membaik
Persiapan intubasi dan ventilasi
mekanik, jika perlu
Pasang jalur IV, jika perlu
Pasang kateter urine untuk menilai
produksi urine
Lakukan skin test untuk mencegah
reaksi alergi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian IV, jika perlu
Kolaborasi pemberian transfusi darah,
jika perlu
Kolaborasi pemberian antiinflamasi,
jika perlu
EVALUASI KEPERAWATAN
Diagnosa Tanggal SOAP
1. 4/6/2022 S: -
O:
Kesadaran: (Coma) on sedasi
Ftot: 16 x/i
PEEP: 5.0 cmH2O, FiO2: 50%
Mode: AV/CV
PCO2: 29,90 mmHg
Total CO2: 20,7 mmHg
HCO3: 19,8 mmol/L
pH: 7,424 mmHg
SpO2: 99%
A: Gangguan ventilasi spontan
P:
Monitor efek ventilator terhadap saturasi oksigen (mis.
Bunyi paru, x ray paru, AGD, SaO2, SvO2, ETCO2,
respon subjektif pasien)
Monitor efek negatif ventilator (deviasi trakea, barotrauma,
voltrauma, penurunan curah jantung, distensi gaster,
emfisema subkutan)
Monitor gejala peningkatan pernapasan (mis. peningkatan
denyut jantung, atau pernapasan, peningkatan tekanan
darah, diaforesis, perubahan status mental)
Monitor kondisi yang meningkatkan konsumsi oksigen
(mis. demam, mengigil, kejang, nyeri)
Monitor gangguan mukosa oral, naal trakea, dan laring
Atur posisi 45-60 derajat untuk mencegah aspirasi
Reposisi pasien setiap 2 jam
Lakukan penghisapan lendir jika diperlukan
Siapkan bag valve mask disamping tempat tidur untuk
antisipasi malfungsi mesin
Dokumentasi respon terhadap ventilator
Kolaorasi pemilihan mode venilator (mis. kontrol volume,
kontrol tekanan atau gabungan)
Kolaborasi pemberian agen pelumpuh otot, sedatif,
analgesik sesuai kebutuhan
Kolaborasi penggunaan PS atau PEEP untuk
meminimalkan hipoventilasi mekanik
2. 4/6/2022 S: -
O:
Kesadaran: (Coma) on sedasi
TD: 123/73 mmHg
HR: 174x/i
T: 36 C
Ftot: 16x/i
SpO2: 99 %
D-dimer: 1600 ug/mL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa
No Kriteria Hasil Intervensi
keperawatan
1. Gangguan Setelah dilakukan Manajemen Ventilasi Mekanik
ventilasi intervensi keperawatan
spontan 3x24 jam diharapkan Observasi
kemampuan untuk
Periksa indikasi ventilator mekanik
mempertahankan
ventilasi yang adekuat (kelelahan otot napas, disfungsi
untuk menunjang neurologis, asidosis respiratorik)
kehidupan meningkat Monitor efek ventilator terhadap
dengan kriteria hasil: saturasi oksigen (mis. Bunyi paru, x
5. Frekuensi nadi ray paru, AGD, SaO2, SvO2, ETCO2,
membaik respon subjektif pasien)
6. PCO2 membaik Monitor kriteria perlunya penyapihan
7. PO2 membaik ventilator
8. Saturasi oksigen
membaik Monitor efek negatif ventilator
(deviasi trakea, barotrauma,
voltrauma, penurunan curah jantung,
distensi gaster, emfisema subkutan)
Monitor gejala peningkatan
pernapasan (mis. Peningkatan denyut
jantung, atau pernapasan, peningkatan
tekanan darah, diaforesis, perubahan
status mental)
Monitor kondisi yang meningkatkan
konsumsi oksigen (mis. Demam,
mengigil, kejang, nyeri)
Monitor gangguan mukosa oral, naal
trakea, dan laring
Terapeutik
Edukasi
EVALUASI KEPERAWATAN
Diagnosa Tanggal SOAP
1. 5/6/2022 S: -
O:
Kesadaran:E1V1M1= (Koma)
TD :144/54 mmHg
MAP : 88 mmHg
HR : 112x/menit
RR: 14x/i on ventilator AC/VC FiO2: 50%, PEEP: 5.0
cmH2O
T: 36,2 C
SpO2 : 98%
Hasil AGD: (5/6/2022)
pH : 7,700 mmHg
PCO2: 54,60 mmHg
PO2: 86 mmHg
HCO3 : 27,1 mmHg
Total O2: 28,8 mmHg
Warna kulit pucat
Akral dingin