DISUSUN OLEH :
IKAFEBRIANA
20902100068
Intervesi
Observasi Observasi
1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas) 1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
2. Monitor bunyi napas tambahan (misalnya: gurgling, mengi, wheezing, ronchi kering) 2. Monitor pola napas (seperti bradypnea, takipnea,
hiperventilasi, kussmaul, Cheyne-stokes, biot, ataksik)
Terapeutik 3. Monitor adanya sumbatan jalan napas
4. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
1. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw thrust jika 5. Auskultasi bunyi napas
curiga trauma fraktur servikal) 6. Monitor saturasi oksigen
2. Posisikan semi-fowler atau fowler 7. Monitor nilai analisa gas darah
3. Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik
Terapeutik
4. Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
5. Berikan oksigen, jika perlu 1. Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
Edukasi 2. Dokumentasikan hasil pemantauan
1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak ada kontraindikasi Edukasi
2. Ajarkan Teknik batuk efektif
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Kolaborasi 2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
1. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
Daftar Pustaka
Doenges M. E. Alih bahasa : I Made Kariasa. (1999) Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta, EGC.
Lewis, Sharon Mantik, (2000), Medical Surgical Nursing, Volume 2, St Louis Mosby Company.
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. DPP PPNI. Jakarta Selatan.
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP . (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. DPP PPNI. Jakarta
Selatan.
PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. DPP PPNI. Jakarta Selatan.