Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN REVIEW ARTIKEL

“Pengaruh Posisi Tindakan Suction Terhadap Perubahan


Saturasi Oksigen Pada Pasien Yang Terpasang Ventilasi Mekanik
Di Ruang Intensive Care Unit (Icu)”

Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Stase Keperawatan Gawat Darurat

Disusun Oleh:
Kelompok 9B:
1. Intan Septiana Putri (20902100080)
2. Ugik Rusmantoro (20902100163)
3. Putri Aura Ramadini (20902100125)
4. Ika Febriana (20902100068)
5. Elma Safitri (20902100045)
6. Erna Nur Safitri (20902100049)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Intensive Care Unit (ICU) merupakan ruangan intensif, yang
memberikan perawatan kepada pasien dalam kondisi kritis (Kristiani et al.,
2020). Pasien kritis adalah pasien yang berpotensi terancam kejiwaanya
terutama masalah kesehatan. Semakin kritis kondisinya, menjadi sangat
rentan, tidak stabil dan kompleks. Pasien dengan perubahan tingkat kesadaran
oleh beberapa penyebab beresiko mengalami obstruksi jalan nafas karna
kehilangan tonus-tonus otot. Obstruksi sering terjadi dari faring dan laring
oleh pangkal lidah dan jaringan lunak dari faring, dimana dapat menghambat
aliran udara dari hidung masuk ke paru-paru dan menyebabkan gagal nafas
(Suparti, 2019).
Gagal nafas dapat didefinisikan sebagai kegagalan kapasitas
pertukaran gas yang signifikan pada sistem pernafasan atau sindrom akibat
kegagalan sistem respirasi melaksanakan salah satu atau kedua fungsi
pertukaran gas, yaitu oksigenasi atau eliminasi karbondioksida, dimana nilai
PaO2 kurang dari 60 mmHg atau PaCO2 lebih dari 50mmHg (Wulan &
Huda, 2022). Kegagalan dalam pernafasan dapat dibantu dengan alat bantu
nafas, salah satunya yaitu ventilasi mekanik. Ventilasi mekanik adalah
peralatan untuk memfasilitasi transpor oksigen dan karbondioksida antara
atmosfer dan alveoli untuk meningkatkan pertukaran gas pada paru-paru.
Pasien yang terpasang ventilasi mekanik di ruang ICU juga memerlukan
pemasangan Endotracheal Tube (ETT) yang digunakan sebagai jalan nafas
buatan untuk menghubungkan antara bronchus dengan mesin ventilasi
(Irawati et al., 2021). Salah satu kondisi yang dapat menyebabkan gagal nafas
adalah obstruksi jalan nafas, termasuk obstruksi pada Endotrakeal Tube
(ETT). Obstruksi jalan nafas merupakan kondisi yang tidak normal akibat
ketidak mampuan batuk secara efektif, dapat disebabkan oleh sekresi yang
kental atau berlebihan (Sari et al., 2019).
Penanganan obstruksi jalan napas akibat akumulasi sekresi pada
Endotrakeal Tube adalah dengan melakukan tindakan penghisapan lendir
(suction) dengan memasukkan selang kateter suction melalui
hidung/mulut/Endotrakeal Tube (ETT) yang bertujuan untuk membebaskan
jalan nafas, mengurangi retensi sputum dan mencegah infeksi paru. Terdapat
dua metode suction yaitu suction terbuka dan tertutup, keduanya sama-sama
aman dan bisa digunakan, walaupun suction tertutup lebih direkomendasikan.
Suction endotracheal (ETT) dapat menyebabkan beberapa masalah pada
pasien kritis apabila dilakukan dengan prosedur tidak benar, diantaranya
penurunan saturasi oksigen, infeksi nosocomial, disritmia jantung, dan
hipotensi (Sari et al., 2019). Dampak lainnya apabila tindakan suction tidak
dilakukan pada pasien dengan gangguan bersihan jalan nafas maka pasien
akan mengalami kekurangan suplai O2 (hipoksemia), mengakibatkan suplay
oksigen terganggu keseluruh tubuh dan apabila suplai O2 tidak terpenuhi
dalam waktu 4 menit, maka dapat menyebabkan kerusakan otak yang
permanen. Cara yang mudah untuk mengetahui hipoksemia adalah dengan
pemantauan kadar saturasi oksigen (SPO2) yang dapat mengukur seberapa
banyak persentase O2 yang mampu dibawa oleh hemoglobin (Destiana,
2022).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh posisi tindakan suction terhadap perubahan
saturasi oksigen pada pasien yang terpasang ventilasi mekanik di ruang
Intensive Care Unit (ICU)
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui posisi yang tepat dalam melakukan suction pada
pasien yang terpasang ventilasi mekanik di ICU
b. Untuk mengetahui efektifitas suction terhadap obstruksi jalan napas
akibat akumulasi sekret
c. Untuk mengetahui nilai saturasi oksigen pasien sebelum dan sesudah di
lakukan suction
BAB II
ABSTRAK ARTIKEL

Salah satu kondisi yang menyebabkan kegagalan nafas adalah obstruksi


jalan nafas. Termasuk obstruksi pada Endotracheal Tube (ETT). Endotracheal
Tube (ETT) yang telah terpasang membutuhkan perhatian khusus dalam menjaga
kebersihan dari akumulasi sekret. Oleh karena itu, diperlukan penghisapan lendir
(suction) yang bertujuan untuk menjaga kepatenan jalan nafas akibat penumpukan
sekresi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh posisi
tindakan suction terhadap perubahan saturasi oksigen pada pasien yang terpasang
ventilasi mekanik. Jenis penelitianya adalah quasi experimental dengan desain
penelitian one group pre-post test design. Teknik sampel yang digunakan peneliti
adalah teknik total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 20 responden.
Responden penelitian ini adalah pasien di ruang ICU yang mendapatkan tindakan
suction. Tindakan yang dilakukan adalah pemberian posisi semi fowler dan posisi
supine saat dilakukan suction. Uji statistik yang digunakan adalah uji t dependent.
Rata-rata SpO2 sebelum pemberian suction posisi semi fowler sebesar 97,10 dan
sesudahnya menjadi 90,50. Rata-rata SpO2 sebelum pemberian suction posisi
supine sebesar 97,75 dan sesudahnya menjadi 85,30. Hasil uji komparasi antara
sebelum dan sesudah intervensi didapatkan nilai p sebesar 0,000 (nilai p < 0,05).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh posisi tindakan suction
semifowler dan posisi supine/terlentang terhahap saturasi oksigen pada pasien
yang terpasang ventilasi mekanik.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Judul Penelitian
Pengaruh posisi tindakan suction terhadap perubahan saturasi oksigen pada
pasien yang terpasang ventilasi mekanik di Ruang Intensive Care Unit (ICU)
B. Penulis
Popy Irawati, Fitri Apriana, Roswita Hasan
C. Sumber (link url/doi, jurnal penerbit, halaman jurnal)
http://journal.stikessuryaglobal.ac.id/index.php/hspj Health Sciences and
Pharmacy Journal Vol. 5, No. 1, pp. 32-37 ISSN: 2599-2015
D. Tanggal publikasi
April 2021
E. Tujuan & masalah penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pengaruh posisi tindakan suction
terhadap perubahan saturasi oksigen pada pasien yang terpasang ventilasi
mekanik
Permasalahan dari penelitian adalah presentase kemstian pasien yang dirawat
pdi ICU karena gagal nafas yang masih tinggi, penurunan saturasi oksigen
pada pasien terpasang ventilasi mekanik tindakan suction, penggunaan
ventilasi mekanik karena gagal nafas masih tinggi.
F. Metode penelitian (Desain, Sampel, Variabel, variable,
Instrument,Analysis)
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuasi eksperimental
dengan rancangan prapasca tes (one group pre-post test design). Pengambilan
sampel dilakukan dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Jumlah
sampel yang digunakan sebanyak 20 pasien. Penelitian dilakukan di ruang
ICU salah satu rumah sakit di Tangerang. Variabel bebas adalah pengaruh
posisi tindakan suction. Variable terikat adalah perubahan saturasi oksigen
pada pasien yang terpasnag ventilasi mekanik. Instrument penelitian
menggunakan metode observasi pada pasien kritis dengan pemberian posisi
semi fowler dan supine yang terpasang ventilator mekanik dan akan dilakukan
suction. Analisa data yang digunakan adalah uji t dependen.
G. Kelebihan/kekuatan isi artikel penelitian
1. Pemberian suction pada posisi semi fowler lebih efektif dibandingan posisi
supinasi terhadap saturasi oksigen
2. Pada penelitian ini dijelaskan cara dan metode posisi semo fowler dan
supinasi serta keuntungan dan kerugian menggunakan posisi tersebut
untuk pasien kritis.
H. Kekurangan isi artikel penelitian
Kekurangan dari jurnal ini yaitu penyajian tabel hasil uji t-paired sedikit
berantakan dan kurang rapi, terdapat beberapa Bahasa yang sulit dipahami
khususnya bagi pembaca dari kalangan umum, ada beberapa singkatan yang
tidak mmeiliki penjelasan sehingga pembaca kesulitan mengartikan singkatan
tersebut.
I. Implikasi hasil penelitian bagi keperawatan
Implikasi yang dapat dilakukan oleh perawat yaitu mengatur posisi tidur
pasien semi fowler atau supine ketika dilakukan tindakan suction, sehingga
akan mengurangi sesak nafas pada pasien karena pada posisi tersebut lebih
membantu menurunkan konsumsi oksigen dan meningkatkan ekspansi paru
secara maksimal serta mengatasi kerusakan pertukaran gas yang berhubungan
dengan perubahan membran alveolus.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari jurnal tersebut pembersihan secret yang berlebihan
dengan melakukan sution dapat meningkatkan SPO2 pada pasien kritis di
rauang ICU yang terpasang ventilator mekanik. Pasien pasien kritis pada
setiap terpasangnya ventilator pasti memiliki kelebehihan cairan pada jalan
nafas sehinga perluya pembersiha setiap saat dengan menggunakan suction
dan menunjukan setelah di suction tingkat SPO2 pasien mengalami
peningkatan. Dalam jurnal juga di bahas mengenai posisi pasien pada saat di
saction semi fowler dan supine. Hasil dari intervensi dengan posisi semi
fowler dapat mengurangi penurunanpengenbangan dinding dada dan dapat
mengurangi sesak nafas. Suction dalam posisi supine juga dapat meningkatkan
SPO2 dengan baik dengan kepala pasien di berikan bantal dengan penikatan
SPO2 dengan signifikan dan lebih baik peningkatanya di banding dengan
suction pada posisis semi fowler.

B. Saran
Dalam penelitian ini kurang efektifnya soctiuon dalam posisis semi
fowler karena ketika pasein kritis yang tidak sadar ketika di posisikan dengan
posisi semi fowler badan pasien semakin merosot sendiri karena tidak ada
suatu pertahan posisis seperti pasien yang masih sadar. Dalam pemberian
posisi yang baik untuk pasien kritis yaitu supine.
DAFTAR PUSTAKA

Destiana, R. (2022). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Perawat


Terhadap Pelaksanaan Tindakan Suction Pada Pasien Diruang Icu Rsud Siti
Fatimah Az-Zahra Palembang Tahun 2022. 253–265.

Irawati, P., Apriani, F., & Hasan, R. (2021). Pengaruh posisi tindakan suction
terhadap perubahan saturasi oksigen pada pasien yang terpasang ventilasi
mekanik di Ruang Intensive Care Unit (ICU) The effect of suction position
on oxygen saturation changes in patients with mechanically ventilated in th.
Health Sciences and Pharmacy Journal, 5(1), 32–37.
http://journal.stikessuryaglobal.ac.id/index.php/hspjDOI:https://doi.org/
10.32504/hspj.v%25vi%25i.460

Kristiani, A. H., Riani, S., & Supriyono, M. (2020). Analisis Perubahan Saturasi
Oksigen Dan Frekuensi Pernafasan Pada Pasien Dengan Ventilator Yang
Dilakukan Suction Diruang Icu Rs Mardi Rahayu Kudus. Jurnal Perawat
Indonesia, 4(3), 504–514. https://doi.org/10.32584/jpi.v4i3.811

Sari, R. F., Fauzan, S., & Budiharto, I. (2019). Pengaruh Open Suction Terhadap
Tidal Volume Pada Pasien Yang Menggunakan Ventilator. Jurnal
Keperawatan UNSRAT, I(1), 1–11.

Suparti, S. (2019). Pengaruh Variasi Tekanan Negatif Suction Endotracheal Tube


(ETT) Terhadap Nilai Saturasi Oksigen (SpO2). Herb-Medicine Journal,
2(2), 8. https://doi.org/10.30595/hmj.v2i2.4914

Wulan, E. S., & Huda, N. N. (2022). Pengaruh Tindakan Suction Terhadap


Saturasi Oksigen Pada Pasien Yang di Rawat Diruang Intensive Care Unit
(ICU) RSUD RAA Soewondo Pati. Jurnal Profesi Keperawatan, 9(1), 22–
33.

Anda mungkin juga menyukai