Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah,


taufik, dan inayah-Nya kepada kita semua. Sehingga kami bisa menjalani
kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Syukur Alhamdulillah kami dapat
menyelesaikan makalah ini sesuai dengan rencana. Makalah ini kami beri judul
Tindakan Suction Dengan Sistem Terbuka dan Tertutup dengan tujuan untuk
menambah pengetahuan kita.
Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Keperawatan Kritis yang telah memberikan bimbingan kepada kami dalam
pembuatan makalah ini hingga selesai. Tidak lupa kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kesalahan didalamnya. Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun
demi tercapainya kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi semua. Atas perhatiannya, kami ucapkan terimakasih.

Semarang, 12 Mei 2017

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar1
Daftar Isi2
BAB I
A; Latar Belakang3

B; Rumusan Masalah3

C; Tujuan 3
BAB II

A; Definisi Suction 5
B; Prinsip Suction 6
C; Tekanan Saat Melakukan Suction 8
D; Indikasi Suction 8
E; Kontra Indikasi Suction 9
F; Persiapan Alat 9
G; Persiapan Pasien 9
H; Langkah Prosedur Melakukan Suction 10
I; Hal Yang Perlu Diperhatikan 15

BAB III

A; Kesimpulan 16
B; Saran 16

DAFTAR PUSTAKA17

BAB I

PENDAHULUAN

2
A; Latar Belakang

Suctioning atau penghisapan merupakan tindakan untuk mempertahankan


jalan nafas sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang
adekuat dengan cara mengeluarkan secret pada klien yang tidak mampu
mengeluarkannya sendiri. ( Ignativicius, 1999 ). Sebagian pasien mempunyai
permasalahan di pernafasan yang memerlukan bantuan ventilator mekanik dan
pemasangan ETT (Endo Trakeal Tube), dimana pemasangan ETT (Endo Trakeal
Tube) masuk sampai percabangan bronkus pada saluran nafas. Pasien yang
terpasang ETT (Endo Trakeal Tube) dan ventilator maka respon tubuh pasien
untuk mengeluarkan benda asing adalah mengeluarkan sekret yang mana perlu
dilakukan tindakan suction. Suction adalah suatu tindakan untuk membersihkan
jalan nafas dengan memakai kateter penghisap melalui nasotrakeal tube (NTT),
orotraceal tube (OTT), traceostomy tube (TT) pada saluran pernafasa bagian atas.
Bertujuan untuk membebaskan jalan nafas, mengurangi retensi sputum,
merangsang batuk, mencegah terjadinya infeksi paru. Prosedur ini
dikontraindikasikan pada klien yang mengalami kelainan yang dapat
menimbulkan spasme laring terutama sebagai akibat penghisapan melalui trakea
gangguan perdarahan, edema laring, varises esophagus, perdarahan gaster, infark
miokard (Elly, 2000).

Penggunaan ventilasi mekanik menimbulkan efek samping dan


komplikasi, salah satunya adalah infeksi jalan nafas. Infeksi jalan nafas yang
berhubungan dengan pemakaian ventilator dikenal dengan Ventilator Assisted
Pneumonia (VAP) (Jones, 2009). Ventilator Associated Pneumonia (VAP)
merupakan pneumonia yang terjadi 48 jam atau lebih setelah ventilator mekanik
diberikan. Ventilator Asociated Pneumonia (VAP) merupakan bentuk infeksi
nosokomial yang paling sering ditemui diruang perawatan intensif (ICU),
khususnya pada pasien yang menggunakan ventilator mekanik (Wiryana,2007).
Ventilator Assosiated Pneumonia (VAP) merupakan komplikasi sebanyak 28%
dari pasien yang menerima ventilasi mekanik. Kejadiannya meningkat seiring

3
dengan peningkatan durasi penggunaan ventilasi mekanik. Estimasi insiden adalah
sebanyak 3% per hari selama 5 hari pertama, 2% per hari selama 6-10 hari, dan
1% per hari setelah 10 hari (Amanullah & Posner,2010). Insiden Ventilator
Assosiated Pneumonia (VAP) pada pasien yang mendapat ventilasi meknik
sebanyak 22,8% dan pada pasien yang mendapat ventilasi mekanik menyumbang
sebanyak 86% dari kasus infeksi nosokomial. Selanjutnya resiko terjadinya
pneumonia meningkat 3 sampai 10 kali lipat pada pasien yang mendapat ventilasi
mekanik (Agustyn,2007).

Ventilator Assosiated Pneumonia (VAP) mempunyai banyak resiko. Akan


tetapi, banyak intervensi keperawatan yang dapat menurunkan insiden VAP.
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah VAP diantaranya cuci tangan dan
pemakaian sarung tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan,
dekontaminasi oral, intervensi farmakologis oral, stres ulser prophilaksis,
penghisapan sekret endotrakheal, perubahan posisi klien, posisi semi-fowler,
penghisapan sekret orofaringdan pemeliharaan sirkuit ventilator (Agustyn,2007).

B; Rumusan Masalah
1; Apa yang dimaksud dengan suction ?
2; Sebutkan apa saja indikasi dan kontraindikasi dari tindakan suction ?
3; Apa saja alat yang harus dipersiapkan untuk melakukan tindakan
suction ?
4; Apa saja persiapan pasien sebelum dilakukan tindakan suction ?
5; Bagaimana langkah prosedur dalam melakukan tindakan suction ?
6; Apa saja hal yang perlu diperhatikan setelah dilakukan tindakan
suction ?

C; Tujuan
1; Menjelaskan definisi dan perbedaan suction terbuka dan tertutup
2; Menyebutkan indikasi dan kontraindikasi tindakan suction
3; Menjelaskan alat yang harus dipersiapkan sebelum dilakukan tindakan
suction
4; Menjelaskan persiapan pasien yang harus dilakukan sebelum tindakan
suction

4
5; Mendiskripsikan langkah prosedur tindakan suction terbuka dan
tertutup
6; Menyebutkan hal-hal yang harus diperhatikan setelah dilakukan
tindakan suction.

BAB II

PEMBAHASAN

A; PENGERTIAN

5
Suction (Pengisapan Lendir) merupakan tindakan pengisapan yang
bertujuan untuk mempertahankan jalan napas, sehingga memungkinkan
terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara mengeluarkan
secret dari jalan nafas, pada klien yang tidak mampu mengeluarkannya
sendiri. Suction merupakan suatu metode untuk mengeluarkan secret jalan
nafas dengan menggunakan alat via mulut, nasofaring atau trakeal.

B; PRINSIP SUCTION
Dalam melakukan tindakan suction, ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan diantaranya :
1; Aseptik : Segala upaya yang dilakukan untuk mencegah
masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan
mengakibatkan infeksi.
2; Asianotik : Tindakan yang tidak boleh menimbulkan sianosis.
3; Afektif : Tindakan yang dilandaskan gaya atau makna yang
menunjukan perasaan dan emosi.
4; Atraumatik : Tindakan yang mencegah terjadinya trauma.

C; MACAM SELANG SUCTION


a; Closed Suction System (CSS)
Close Suction merupakan kanul dengan sistem tertutup yang selalu
terhubung dengan sirkuit ventilator dan penggunaanya tidak perlu
membuka konektor sehingga aliran udara yang masuk tidak terinterupsi.
CSS digunakan pada pasien yang terpasang endotracheal atau
ventilator, terutama dalam pencegahan hipoxemia dan infeksi
nosokomial VAP. Closed Suction System digunakan untuk mencegah
kontaminasi udara luar, kontaminasi pada petugas dan pasien, mencegah
kehilangan suplai udara paru, mencegah terjadinya hipoksemia,
mencegah penurunan saturasi oksigen selama dan sesudah melakukan
suction, menjaga tekanan positive pressure ventilasi dan PEEP, terutama
pasien yang sensitif bila lepas dari ventilator seperti pasien apneu atau
pasien yang butuh PEEP tinggi.
Closed Suction System merupakan salah satu penggunaan ventilasi
mekanik yang menimbulkan efek samping dan komplikasi, salah
satunya adalah infeksi jalan nafas. Infeksi jalan nafas yang berhubungan

6
dengan pemakaian ventilator dikenal dengan Ventilator Assisted
Pneumonia. Hal ini diakibatkan salah satunya karena tindakan suction
yang dilakukan untuk mempertahankan efektifnya jalan nafas,
merangsang batuk, membersihkan sekret pada pasien yang terpasang
endotracheal tub.
Namun dengan menggunakan CSS, pasien dapat mempertahanakan
volume tidal, konsentrasi oksigen, dan Positive End Expiratory Pressure
(PEEP) disampaikan oleh ventilator saat dilakukan suction. Pada
akhirnya, hal ini akan mengurangi terjadinya hipoksemia pada induced
suction.
Keuntungan lain dalam penggunaan CSS adalah dapat menurunkan
resiko infeksi, bahkan ketika selang suction yang sama digunakan
berkali-kali. Hal ini disebabkan karena selang suction berada dalam
kantong plastik / catheter sleeve. Sehingga perawat tidak perlu
menyentuh selang suction dan sirkuit ventilator dapat tertutup
b; Open Suction System (OSS)
Closed Suction System (CSS) lebih efektif dari Open Suction
System (OSS) karena tidak memerlukan dua tenaga, tidak menggunakan
glove steril dan tidak sering menganti kateter suction.

D; TEKANAN SAAT MELAKUKAN SUCTION


Tekanan Negatif untuk Pengisapan

Pengesetan Vakum- dinding

Bayi 60-100 mmHg

Anak-anak 100-120 mmHg

Dewasa 120-150 mmHg

Pengesetan Vakum-portabel

Bayi 3-5 incHg atau no 5

Anak-anak 5-8 incHg atau no 8-10

7
Dewasa 7-15 incHg atau no 18

E; INDIKASI
Dalam melakukan suction kepada pasien harus di pastikan bahwa pasien
tersebut memang diindikasikan untuk dilakukan tindakan suction. Indikasi
pasien harus dilakukan tindakan suction adalah :
1; Pasien yang pita suaranya tidak dapat tertutup karena kelemahan otot
epiglotis.
2; Pasien yang koma dengan produksi sputum meningkat.
3; Pasien yang tidak bisa batuk karena kelumpuhan dari otot pernafasan.
4; Bayi atau anak dibawah umur 2 tahun dengan produksi sputum
meningkat.
5; Pasien yang sekretnya sangat banyak dan kental, dimana dia sendiri sulit
untuk mengeluarkannya.
Penggunaan closed suction system digunakan pada pasien yang terpasang
endotracheal atau ventilator, terutama dalam pencegahan hipoxemia dan
infeksi nosokomial VAP ( Ozcan, 2006). Closed Suction System digunakan
untuk mencegah kontaminasi udara luar, kontaminasi pada petugas dan
pasien, mencegah kehilangan suplai udara paru, mencegah terjadinya
hipoksemia, mencegah penurunan saturasi oksigen selama dan sesudah
melakukan suction, menjaga tekanan positive pressure ventilasi dan PEEP,
terutama pasien yang sensitif bila lepas dari ventilator seperti pasien apnoe
atau pasien yang butuh PEEP tinggi (Masry, 2005). Secara unit cost
menggunakan Closed Suction System (CSS) lebih efektif dibanding Open
Suction System (OSS) karena tidak memerlukan dua tenaga, tidak
menggunakan glove steril, dan tidak sering menganti kateter suction.
(Rabitsch, 2004).

F; KONTRA INDIKASI
1; Hipoksia.
2; Trauma jaringan.
3; Meningkatkan resiko infeksi.
4; Stimulasi vagal (menurunkan heart rate) dan bronkospasme.

G; PERSIAPAN ALAT

8
1; Regulator vakum set
2; Kateter penghiap steril sesuai ukuran
3; Air steril/ normal salin
4; Hanscoon steril
5; Pelumas larut dalam air
6; Selimut/ handuk
7; Masker wajah
8; Tong spatel k/p

H; PERSIAPAN PASIEN
1; Penjelasan terhadap tindakan yang akan dilakukan
2; Atur posisi klien :
a; Klien sadar : posisi semi fowler kepala miring ke satu sisi (oral
suction) dan posisi fowler dengan leher ekstensi (nasal suction)
b; Klien tidak sadar : baringkan klien dengan posisi lateral menghadap
pelaksana tindakan (oral/nasal suction)

I; LANGKAH PROSEDUR
1; Melakukan pengisapan endotrakea
a; Jelaskan prosedur kepada klien
Rasional : Menurunkan kecemasan
b; Cuci tangan dan atur alat-alat
Rasional : Mengurangi transfer mikroorganisme; meningkatkan
efisiensi
c; Lakukan semua prosedur yang dapat mengencerkan sekret (mis:
drainase postural, perkusi, nebulisasi)
Rasional : Mengeluarkan sekret dari semua lobus

Sistem terbuka

a; Jika mengganti slang ET, siapkan plester


Rasional : Mempertahankan letak slang yang benar
b; Tentukan panjang kateter yang akan dimasukan :
1; Untuk nasal trakea :
Ukur panjang kateter dari ujung hidung ke daun telinga dan
sepanjang sisi samping leher ke kartilago tiroid (Adams Apple)

9
2; Untuk oral trakea :
Ukur panjang kateter dari mulut ke midsternum
Rasional : Memastikan ukuran slang
c; Pasang sarung tangan steril, kaca mata pelindung, gown, dan masker
Rasional : Melindungi perawat dari kontak dengan sekret
d; Posisikan klien miring ke samping atau telentang dengan bagian
kepala tempat tidur ditinggikan
Rasional : Memaksimalkan pernapasan selama prosedur
e; Aktifkan mesin pengisap dan posisikan jari menutup ujung slang yang
tersambung dengan mesin pengisap. Tekanan yang digunakan harus
berkisar dari 50 mmHg untuk bayi sampai 120 mmHg untuk orang
dewasa
Rasional : Menguji tekanan pengisapan
f; Buka larutan irigasisteril dan tuangkan ke dalam mangkuk steril. Buka
sarung tangan steril dan kemasan kateter pengisap
Rasional : Untuk membilas kateter dengan larutan steril;
mempertahankan sterilitas selama melakukan prosedur
g; Letakan handuk di bawah dagu klien
Rasional : Mencegah pakaian terkena kotoran
h; Pasang sarung tangan steril di tangan yang dominan(dapat juga
digunakan tanpa membuka sarung tangan tidak steril)
Rasional : Mempertahankan teknik yang steril
i; Gulung sebagian slang pengisap mengelilingi tangan dominan. Pegang
port pengendali kateter pengisap dengan tangan yang steril dan slang
yang tersambung dengan mesin pengisap di tangan non dominan,
sambungkan port slang kateter pengisap dengan slang yang
tersambung pada mesin
Rasional : Mempertahankan sterilitas, memastikan kateter
tersambung dengan benar
j; Geser tangan steril dari port pengendali ke slang kateter pengisap
Rasional : Mengendalikan slang
k; Lumasi ujung kateter 7.5-10 cm dengan larutan irigasi
Rasional : Memfasilitasi kateter masuk ke dalam slang ET

10
l; Dengan tangan nonsteril, buka sambungan slang penyedia oksigen dari
slang ET dan sambungkan dengan Ambubag. Atur oksigen pada
Ambubag hingga 100 % dan aktifkan aliran penuh
Rasional : Memberikan sumber oksigen tambahan
m; Minta bantuan asisten untuk memberikan ventilasi, beri 3-55 ventilasi
dalam, dan kemudian lepas Ambubag. Jika klien mampu, minta dia
untuk mengambil napas dalam 3-5 kali
Rasional : Memberikan oksigen tambahan ke jaringan tubuh sebelum
prosedur pengisapan
n; Lakukan pengisapan : Masukkan kateter ke dalam slang ET dengan
melakukan gerakan memutar ke arah bawah. pastikan jari tidak
menutuplubang port kateter pengisap.
Rasional : Mencegah trauma pada membran akibat pengisapan oleh
slang kateter
o; Lanjutkan memasukan slang sampai ada tahanan ataubatuk
terstimulasi. Jika kateter menemui tahanan setelah dimasukan pada
jarak yang diperkirakan, mungkin menyentuh karina. Jika demikian,
tarik 1 cm sebelum memasukan lebih jauh atau melakukan pengisapan
Rasional : Melakukan pengisapan
p; Posisikan ibu jari menutup port kateter pengisap
q; Tarik kateter dengan gerakan sirkular, gulung di antara ibu jari dan jari
lainnya. jangan melakukan prosedur pengisapan lebih dari 10 detik

Rasional : Melepaskan dan mengeluarkan sekret, meningkatkan


pembersihan pada sisi lumen slang kateter dan menghindari hipoxia
r; Letakan ujung slang kateter pengisap dalam larutan steril selama 1-2
detik
Rasional : Membersihkan sumbatan pada slang dan kateter pengisap
s; Ulangi langkah 14 sekali lagi. Minta klien bernapas sebanyak 5 kali
saat Anda mengauskultasi bunyi napas bronkus dan kaji status sekret.
Ulangi langkah ini satu atau dua kali jika saat pengkajian ditemukan
bahwa sekret masih tersisa
Rasional : Menentukan kebutuhan untuk mengulangi kembali
pengisapan

11
t; Kempiskan balon slang ET dan ulangi pengisapan. Kembangkan
kembali balon dengan tekanan yang sesuai
Rasional : Mengeluarkan sekret yang mengumpul di atas balon
slang; mencegah taruma pada jaringan trakea akibat tekanan yang
berlebihan

Sistem tertutup

a; Atur posisi klien miring atau berbaring dengan bagian kepala tempat
tidur ditinggikan
Rasional : Memaksimalkan pernapasaan saat prosedur
b; Buka kemasan steril alat pengisap
Rasional : Mempersiapkan alat
c; Pasang sarung tangan steril (atau sarung tangan steril di tangan
dominan dan sarung tangan bersih di tangan nondominan)
Rasional : Mengurangi tranfers mikroorganisme
d; Siapkan 1 unit spuit 10 ml yang berisi salin
Rasional : Mempersiapkan untuk pembilasan jalur pengisapan
e; Sambungkan slang pengisap ke port kateter pengisap jika belum
tersambung
Rasional : Mempersiapkan pengisapan dan pengeluaran sekret
f; Aktifkan mesin pengisapan dengan tekanan 15%-20% lebih tinggi dari
biasanya(120 mmHg)
Rasional : Untuk menguji tekanan mesin pengisap
g; Masukan kateter 2.5-5 cm ke dalam slang trakea atau 5-7.5 cm ke
dalam slang ET
Rasional : Sesuai dengan perawatan slang kateter trakea yang sangat
panjang
h; Posisikan ibu jari menutup port kateter pengisap
Rasional : Melakukan pengisapan
i; Stabilisasi slang ET dengan tangan nondominan sementara
memasukan kateter sejauh 5 cm sampai mencapai karina (pada titik
pengukuran sebelumnya untuk anak)
Rasional : Mencegah slang ET bergerak saat memasukan slang
kateter

12
j; Tarik 1 cm dan mulai menarik kateter secara perlahan, lakukan
pengisapan secara kontinu dan gulung slang kateter di antara jari-jari
anda. Ulangi prosedur jika perlu
Rasional : Mencegah trauma pada membran akibat pengisapan oleh
kateter
k; Tarik kateter sampai garis hitam terlihat di kantung
l; Tutup port dengan ibu jari dan tahan sementara membilas slang
dengan larutan salin dari spuit unit dosis
Rasional : Membilas kateter
m; Kunci port
Rasional : Menutup jalan masuk port ke dalam kateter
n; Tutup port pembilas
Rasional : Mencegah pengisapan yang tidak hati-hati
o; Posisikan kateter di dalam tempat penyimpanan
Rasional : Efisiensi penggunaan
p; Lakukan pengisapan jalan napas oral dan perawatan mulut

Rasional : Mengeluarkan sekret yang terkumpul


q; Buka sambungan slang kateter dari slang pengisap yang tersambung
dengan mesin, matikan mesin
Rasional : Efisiensi peralatan
r; Kaji drainase pada insisi dan luka dan proses penyembuhan luka
Rasional : Memfasilitasi deteksi dini komplikasi atau perdarahan di
daerah dari area luka dan insisi
s; Buang alat dan sarung tangan kotor dengan tepat
Rasional : Mengurangi tranfer mikroorganisme
t; Cuci tangan
Rasional : Mengurangi transmisi mikroorganisme
u; Atur posisi klien dengan kepala tempat tidur dielevasikan 45 derajat ,
pagar pengaman tempat tidur dipasang, dan lampu pemanggil dalam
jangkauan (pasang restarin, jika diprogramkan atau diperlukan)
Rasional : Memaksimalkan ekspansi paru; mencegah jatuh

J; HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


1; Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur oral suctioning adalah :
a; Posisikan klien dengan kepala lebih rendah.

13
b; Setiap periode suctioning tidak boleh lebih dari 10 detik. Jeda antara
periode suctioning sekitar 1-3 menit.
c; Bila suction telah dilakukan namun masih terdapat sekret maka
prosedur dapat di ulangi 1-4 kali sesuai yang dibutuhkan.
2; Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur endotracheal suctioning
adalah :
a; Lepaskan ventilator pada klien lalu beri oksigen melalui ambu bag
sebanyak 4-5 kali disesuaikan dengan volume tidal klien.
b; Lumasi ujung kateter dengan jelly dan masukan kateter suction ke
dalam jalan napas buatan tanpa melakukan pengisapan.
c; batasi waktu suction 10-15 detik dan hentikan proses suction apabila
denyut jantung klien meningkat sampai 40 kali/menit.
d; Ventilasikan klien dengan ambu bag setelah suction tiap periodenya.
e; Jika sekresi sangat pekat, maka dicairkan dengan memasukkan NaCl
steril 3-5 cc ke dalam jalan napas buatan.
f; Bilas kateter di antara setiap pelaksanaan suction.

BAB III

PENUTUP

A; Kesimpulan
Suction (Pengisapan Lendir) merupakan tindakan pengisapan yang
bertujuan untuk mempertahankan jalan napas, sehingga memungkinkan
terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara mengeluarkan
secret dari jalan nafas, pada klien yang tidak mampu mengeluarkannya

14
sendiri. Suction merupakan suatu metode untuk mengeluarkan secret jalan
nafas dengan menggunakan alat via mulut, nasofaring, atau trakeal.

B; Saran
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan yang diharapkan, karena masih terbatasnya pengetahuan
penyusun. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun.

DAFTAR PUSTAKA

Potter,P.A. dan Perry,A.G. (1997). Fundamental keperawatan : konsep,


proses, dan praktik. (Ed ke-4) vol 2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Price,S.A. (2003). Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. (Ed ke-


6). Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Sherwood, L. (1996). Fisiologi manusia: dari sel ke sistem (Terj. Brahm. U.


Pendit). Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

15
http://repository.unri.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/1916/JURNAL.
pdf?sequence=1

16

Anda mungkin juga menyukai