Seorang perempuan berusia 19 tahun P1AO postpartum spontan melahirkan bayi
lakilaki dengan berat: 3000 gram beberapa jam yang lalu, nilai Apgar 8/9. Kemudian Pasien dirawat di ruang nifas untuk dilakukan pemulihan kondisi. Setelah stabil, bayi pasien dibawa ke ibunya yang mengatakan sangat berharap untuk menyusui. Perawat membantu untuk posisi menyusui yang benar. Beberapa menit setelah perawat meninggalkan ruangan dan saat kembali lagi, Bayi pasien menangis dan pasien menyatakan ia ingin sebotol susu formula untuk bayinya.
Kata Kunci
1. Ibu berusia 19 tahun sehingga kemungkinan kurangnya pengetahuan
tentang cara menyusui dan perawatan pada bayi baru lahir. 2. P1A0 yang artinya seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kalinya atau dapat disebut juga dengan primipara dan belum pernah mempunyai riwayat aborsi. 3. Perawat membantu untuk posisi menyusui yang benar namun perawat belum memberikan langkah-langkah atau teknik menyusui yang benar sehingga kemungkinan perlekatan bayi tidak benar saat menyusu maupun air susu tidak keluar dan membuat bayi menangis, karena pada dasarnya tehnik menyusui dengan benar dapat merangsang pengeluaran hormon oksitosin sehingga ASI dapat keluar lebih banyak. 4. Pasien menyatakan ia ingin sebotol susu formula untuk bayinya kemungkinan sang ibu menghawatirkan jumlah asi yang keluar yang terlalu sedikit sehingga membuat bayi kelaparan dan menangis, hal tersebut menunjukan kurangnya pengetahuan ibu mengenai asi ekslusif. MAPPING KONSEP
ASKEP POST PARTUM DAN INISIASI
DEFINISI MENYUSUI DEFINISI Primipara merupakan wanita yang pertama kali mengalami satu kali ASI merupakan makanan utama dan paling persalinan pada masa gestasi lebih sempurna bagi bayi. IMD adalah proses bayi Perubahan Perubahan menyusu segera setelah dilahirkan, di mana bayi dari minggu ke-20. Masa post partum Psikologis dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri atau disebut juga puerperium adalah Fisiologis (tidak disodorkan ke puting susu). Inisiasi masa 6 minggu sejak bayi dilahirkan Menyusu Dini akan sangat membantu dalam sampai organ-organ reproduksi keberlangsungan pemberian ASI eksklusif (ASI kembali ke keadaan normal Sistem Sistem endokrin Kelahiran Bayi saja) dan lama menyusui. ASI eksklusif adalah (Kurniawati, et.al 2021). reproduksi pemberian ASI secara eksklusif di mana bayi Esterogen dan hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan Fase taking in progresteron ataupun minuman lainnya sampai bayi berusia 0-6 Involusi menuurun bulan dan dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun Sistem Vulva vagina Fase taking hold (WHO, 2018). kardiovaskuler Servik Peningkatan Luka pada Fase letting go vagina prolaktin dan Faktor – Faktor yang Berhubungan Pendarahan jalan lahir perineum oksitosin dengan Pemberian ASI Eksklusif post partum Penambahan anggota Nyeri 1. Trauma Duktus dan Kehilangan baru Eksternal 2. Edema alveoli vaskuler Internal 3. Luka berpoliverasi 1. Dukungan Suami berlebih Resiko Infeksi 4. Jahitan Kurang Pencapaian 1. Umur 2. Dukungan informasi peran 2. Pendidikan Keluarga Kekurangan Gangguan Efektif Tidak menjadi 3. Pengetahuan 3. Dukungan Tenaga volume cairan istirahat efektif orang tua 4. Psikologis Kesehatan Defisit tidur ASI 4. Pengaruh pengetahuan keluar Budaya/Kebiasaan Bendungan 5. Status Pekerjaan ASI Respon Antara Ibu dan Bayi Setelah Persalinan Ibu tidak Hambatan petugas kesehatan dalam Resiko mendampingi ibu primipara dalam menyusui tahu cara 1. Sentuhan (Touch) Infeksi menyusui 1. Kendala ibu ibu sering kali kecapekan, 2. Kontak Mata (Eye To Eye Contact) 3. Bau Badan (Odor) kelelahan, payudara terasa sakit, lecet, 4. Kehangatan Tubuh (Body Warm) Defisit bengkak, ibu belum mengerti, asi ibu belum 5. Suara (Voice) pengetahuan lancar dan ibu belum bisa mobilisasi yang 6. Gaya Bahasa (Entrainment) dapat membuat pemberian ASI eksklusif 7. Irama Kehidupan (Biorhytmic) (Srimiyati, pada anak tidak berjalan dengan lancar. Upaya dalam menghadapi hambatan et, al. 2021). 2. Kendala keluarga Suami yang tidak ada Dengan mengistirahatkan dahulu ibu yang baru saja disamping pasien ketika menyusui karena melahirkan, tetap terus memberikan ASI eksklusif, jauh dan kurangnya dukungan dari orang tua mengajarkan ibu bagaimana caranya menyusui dan pasien yang sudah tidak ada mengajarkan ibu primipara untuk mengompres payudara 3. Kendala Bayi yakni bayi tidak mau ngecup Nutrisi Ibu Menyusui sebagai salah satu perawatan payudara yang dapat dilakukan dan menghisap ketika anak menyusui. oleh ibu menyusui, memberikan pendidikan kesehatan 4. Kendala petugas jumlah tenaga petugas mengenai ASI Eksklusif, memberikan ibu menyusui posisi yang kesehatan yang kurang selama shif (Srimiyati, (Mufdlilah, 2017). nyaman pada saat memberikan ASI Eksklusif pada anak, et, al. 2021). Makan : memompa payudara agar ASI yang diproduksi tidak terbuang sehingga ASI dapat diberikan pada anak menggunakan sendok 1. Nasi jika anak tidak ingin menyusu langsung pada ibu, memasase PERBEDAAN ASI DAN FORMULA 2. Lauk pauk – ikan tuna, salmon, lele, payudara agar tidak bengkak, terus mengontrol ibu menyusui daging tiap 2 jam agar ibu tetap selalu menempelkan puting ke mulut 3. Sayur – bayam, selada, brokoli, labu siam bayi untuk melatih bayi menghisap, dan tetap memotivasi ibu 4. Buah – banyak mengandung vit C primipara untuk menyusui anaknya (Srimiyati, 2021).
Minum : 1. Air putih 2. Jus buah 3. Susu 4. Sari kacang hijau 5. Sari kedelai 6. Dll (kurangi Teh, Kopi, hindari minuman beralkohol dan merokok DAFTAR PUSTAKA LANGKAH MENYUSUI YANG BENAR
1. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir.
2. Keluarkan sedikit asi dan oleskan pada puting dan areola sekitarnya. 3. Letakkan bayi menghadap perut ibu atau payudara, mulailah menyusui dari payudara yang terakhir belum dikosongkan 4. Jika payudara besar, pegang payudara dengan ibu jari dan jari lainnya menopang bagian payudara. 5. Rangsang bayi menggunakan jari yang didekatkan ke sisi mulut bayi (bisa menggunakan kelingking). 6. Dekatkan dengan cepat kepala bayi ke payudara ibu, kemudian masukkan puting dan areola ke mulut bayi. 7. Setelah payudara yang dihisap terasa kosong, lepaskan isapan bayi dengan menekan dagu ke bawah atau jari kelingking ibu ditempelkan ke mulut bayi. Susui berikutnya mulai dari payudara yang belum terkosongkan. 8. Keluarkan sedikit ASI dan oleskan pada puting dan areola sekitarnya, kemudian biarkan kering dengan sendirinya (jangan dilap) (Mufdlilah, 2017).