Anda di halaman 1dari 1

DAFTAR PUSTAKA

Norhimawat. 2016. Asuhan Keperawatan Post Partum Spontan


dengan ruptur perineum di ruang Al-Ikhlas PKU
CREATED BY : RESSY AMALIA A| 22020115120030| A.15.1
Muhammadiyah Gubug. Diakses pada tanggal 6 juni
2018 pada: jtptunimus-gdl-nonikwulan-6278-2- KELOMPOK 5 PUSKESMAS NGESREP
babii.pdf
KLASIFIKASI ADAPTASI PSIKOLOGIS
Saleha, Siti. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas.
Jakarta: Salemba Medika a. Fase taking in / ketergantungan
1. Periode Immediate Postpartum: masa segera setelah plasenta lahir sampai
Fase ini dimuai hari pertama dan hari kedua setelah melahirkan
Suherni. (2009). Perawatan Masa Nifas. Yogyakart: Penerbit dengan 24 jam.
dimana ibu membutuhkan perlindungandan pelayanan.
Fitramaya 2. Periode Early Postpartum: berlangsung 24 jam-1 minggu
3. Periose Late Postpartum: berlangsung 1-5 minggu (Siti Saleha, 2009). b. Fase taking hold / ketergantungan tidak ketergantungan
Fase ini dimulai pada hari ketiga setelah melahirkan dan berakhir
DEFINISI pada minggu keempat sampai kelima. Sampai hari ketiga ibu siap
untuk menerima peran barunya dan belajar tentang semua hal-hal
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa baru. Selama fase ini sistem pendukung menjadi sangat bernilai
nifas (puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan bagi ibu muda yang membutuhkan sumber informasi dan
untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu penyembuhan fisik sehingga ia dapat istirahat dengan baik
(Bobak, 2010 dalam Norhimawat, 2016). c. Fase letting go / saling ketergantungan
Dimulai sekitar minggu kelima sampai keenam setelah kelahiran.
(Norhimawat, 2016)

ADAPTASI FISIOLOGI TANDA BAHAYA KUNJUNGAN FASKES


1. Sistem reproduksi : Proses involusi,Kontraksi,Tempat
1. Perdarahan pervaginam yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak (lebih 1. 6-8 jam post partum: mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri,
plasenta,Lochea,Serviks,Vagina dan perineum dari perdarahan haid biasa atau bila memerlukan pergantian pembalut-pembalut mendetaksi dan merawat penyebab lain perdarahan, memberikan konseling pada ibu
2. Sistem endokrin : Hormon plasenta, Hormon hipofisis 2 kali dalam setengah jam). atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan karena atonia
3. Abdomen 2. Pengeluaran cairan vagina yang berbau busuk. uteri, pemberian ASI awal, membina hubungan antara ibu dan bayinya, menjaga bayi
4. Sistem urinarius 3. Rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung. tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia
5. Sistem cerna : Nafsu makan, Mortilitas, Defekasi 4. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri ulu hati, atau masalah penglihatan. 2. 6 hari post partum: memastikan involusi uteri berjalan normal: uterus berkontraksi,
5. Pembengkakan diwajah atau ditangan. fundus di bawah pusat, tak ada perdarahan abnormal, tak ada bau, menilai adanya
6. Payu dara : Ibu tidak menyusui, Ibu yang menyusui
6. Demam, muntah, rasa sakit sewaktu BAK atau jika merasa tidak enak badan. tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal, memastikan ibu mendapatkan
7. Sistem kardiovaskuler : Volume darah, Curah jantung, Tanda-tanda 7. Payudara yang bertambah atau berubah menjadi merah panas dan atau terasa makanan, cairan dan cukup istirahat, memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
vital sakit. memperlihatkan tanda-tanda penyulit., memberikan konseling pada ibu mengenai
8. Sistem neurologi 8. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama. asuhan bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
9. Sistem muskuluskeletal 9. Rasa sakit merah, lunak dan atau pembengkakan dikaki. 3. 2 minggu post partum: sama seperti di atas ( 6 hari post partum)
10. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya atau dirinya 4. 6 minggu post partum: menanyakan kepada ibu tentang penyulit-penyulit yang
10. Sistem integument (Norhimawat, 2016)
sendiri. dialami pada ibu maupun pada bayinya dan enberikan konseling untuk KB (Suherni,
11. Merasa sangat letih dan nafas terengah-engah. (Siti Saleha, 2009) 2009).

PENGKAJIAN DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI


Identitas klien 1. Nyeri berhubungan dengan involusi uterus, nyeri setelah melahirkan. 1. Nyeri: Kaji karakteristik nyeri, faktor penyebab bertambahnya nyeri, berikan
Keluhan utama 2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan laserasi dan proses posisi yang nyaman, biarkan klien memilih aktivitas yang disukai, kolaborasi
Pemeriksaan fisik persalinan pemberian analgesik
(keadaan umum, tingkat enenrgy, kesadaran, harga diri, BB, TB, LILA, 3. Resiko menyusui tidak efektif berhubungan dengan kurang 2. Risiko tinggi infeksi: monitor TTV, kaji perineum dan vulva, berikan
TTV, Kepala sampai ujung kaki pengetahuan cara perawatan payudara bagi ibu menyusui. perawatan vulva, kaji pengetahuan tentang perawatan postpartum, anjurkan
Pemeriksaan lab: (Hb, Hematokrit, Eritrosit, Leukosit, trombosit) selalu mencuci tangan sebelum memegang area vulva
4. Gangguan pola eliminasi bowel berhubungan dengan adanya
Konsep diri ibu 3. Resiko menyusui tidak efektif : Kaji pengetahuan menyusui,breast care,
konstipasi.
Hubungan seksual pendkes manfaat menyusui,gizi ibu menyusui, dan cara menyusui dg benar
Pola nutrisi, eliminasi, dan hygine sehari-hari 5. Resiko tinggi kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan
4. Gangguan pola eliminasi bowel: auskultasi bising usus, observasi nyeri pada
Riwayat kesehatan keluarga (Siti Saleha, 2009) dengan kehilangan darah dan intake ke oral. abdomen, anjurkan makan makanan tinggi serat, anjurkan minum banyak air
6. Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon hormonal psikologis, putih (hangat)
proses persalinan dan proses melelahkan. 5. Risiko tinggi kekurangan volume cariran: kaji TTV, observasi tanda-tanda
syok berikan cairan yang mencukupi
6. Gangguan pola tidur: Kaji tingkat kelelahan dan kebutuhan istirahat, kaji
faktor yang mempengaruhi istirahat, berikan informasi tentang kebutuhan
istirahat dan tidur

Anda mungkin juga menyukai