Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGI HOLISTIK NIFAS DAN MENYUSUI: NY.

R USIA 28 TAHUN P1AB0AH1 DENGAN


POSTPARTUM SPONTAN NORMAL 4 JAM
DI RSUD DR. TJITROWARDOJO

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Fisiologis Holistik pada Nifas dan Menyusui

NEYYGRAN VION ZEVIKA


P07124523213
Profesi Bidan
LATAR BELAKANG

Perawatan kesehatan selama


Masa Nifas (postpartum periode ini sangat
atau puerperium) berasal Pada masa ini adalah
dibutuhkan oleh ibu dan
dari bahasa latin yaitu merupakan masa yang
bayi baru lahir agar dapat
“Puer” yang artinya bayi kritis bagi ibu nifas
terhindar dari risiko
dan “Parous” yang karena 50% kematian
kesakitan dan kematian.
melahirkan merupakan terjadi pada masa nifas
WHO menganjurkan agar
masa setelah lahirnya terutama pada 24 jam
pelayanan kesehatan masa
plasenta dan berakhir pasca persalinan
nifas (postnatal care) bagi
ketika alat-alat kandungan (Kasmiati, 2023)
ibu mulai diberikan
kembali seperti keadaan dalam kurun waktu 24
semula ini berlangsung jam setelah melahirkan
selama 6 minggu. oleh tenaga kesehatan
(Kasmiati, 2023) yang kompeten, misalnya
dokter, bidan atau
perawat (SDKI, 2017)
TUJUAN
Umum:
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan
secara holistik pada Ibu Nifas dan
Menyusui RUANG
Secara khusus mahasiswa dapat:
LINGKUP
1. Pengakajian secara subjektif dan
objektif Pelaksanaan pelayanan
2. Menentukan diagnosa, masalah, kebidanan yang berfokus
kebutuhan pada ibu nifas dan MANFAAT
3. Melakukan analisa menyusui.
4. Melakukan antisipasi kebutuhan dan
tindakan segera Bagi Bidan
5. Melakukan penyususnan rencana Bagi Mahasiswa
asuhan kebidanan Bagi Keluarga Pasien
6. Melakukan asuhan kebidanan
7. Melakukan evaluasi
8. Melakukan dokumentasi
KAJIAN KASUS DAN TEORI

KASUS
Subjektif Objektif
Responden 1. Mengeluh kadang mulas, nyeri 1. Pemeriksaan Fisik: Kesadaran composmentis,
merupakan Ny. R usia di luka jahitan, ibu cemas TD: 124/71 mmHg, nadi: 85 x/menit, suhu
28 Tahun P1Ab0Ah1 dengan keadaan bayi dan ASI tubuh: 36,4º, pernafasan 21x/menit.
Postpartum spontan keluar sedikit Pemeriksaan fisik head to toe dalam batas
normal 4 jam rujukan 2. HPHT: 5 Februari 2023, HPL 12 normal (tidak ada cacat bawaan, kontraksi kuat,
dari Puskesmas B atas November 2023 tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat,
indikasi Detak 3. Kesehatan: Terdapat riwayat pemeriksaan vulva luka jahitan masih basah,
Jantung Janin (DJJ) TBC (sudah selesai pengobatan) tidak ada pembengkakan, perdarahan warna
irregular atau Fetal 4. Keluarga mendukung merah dengan volume dbm dan ASI masih
Compromise 5. Tinggal di lingkungan perokok keluar sedikit).
Bersalin: 7 november 2. Pemeriksaan penunjang (Laboratorium (urine &
pukul 04.20 WIB di darah) menunjukkan bahwa hasil normal
IGD
R. Nifas: pukul 06.45
WIB
KAJIAN KASUS DAN TEORI

TEORI
Nifas

Masa Nifas Proses Adaptasi Psikologi Masa Nifas Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas meliputi:
Masa Nifas (postpartum/puerperium)
berasal dari bahasa latin yaitu “Puer” 1. Periode Taking in 1) Menanyakan kondisi ibu nifas secara umum
yang artinya bayi dan “Parous” yang 2. Periode Taking hold 2) Pwngukuran tekanan darah, suhu tubuh,
melahirkan merupakan masa setelah 3. Periode Letting Go (Kasmiati, 2023) pernafasan dan nadi
lahirnya plasenta dan berakhir ketika 3) Pemeriksaan lochia dan perdarahan
alat-alat kandungan kembali seperti Perubahan Fisiologi Masa Nifas 4) Pemeriksaan kondisi jalan lahir dan tanda infeksi
keadaan semula ini berlansung selama 5) Pemeriksaan kontraksi rahim dan tinggi fundus
6 minggu. (Kasmiati, 2023) 4. Perubahan Sistem reproduksi (uterus, uteri
lochia, endometrium, serviks, vagina, 6) Pemeriksaan payudara dan anjuran pemberian
Tahapan Masa Nifas payudara) ASI Eksklusif
1. Periode intermediate Post Partum 5. Sistem pencernaan 7) Pemberian kapsul vitamin A (2 kapsul)
2. Periode Early Post Partum (24 6. Sistem perkemihan 8) Pelayanan kontrasepsi persalinan
jam - 1 minggu) 7. Sistem muskolokeletal 9) Konseling
3. Periode Late Post Partum (1 8. Sistem hematologi (Kasmiati, 2023) 10) Tatalaksana pada ibu nifas sakit atau ibu nifas
minggu – 5 minggu) (Fitriani dengan komplikasi (Kemenkes, 2020)
dan Lina, 2021)
KAJIAN KASUS DAN TEORI
TEORI
Pengertian ASI Teknik Menyusui yang Benar

Air Susu Ibu (ASI) merupakan Indikator dalam proses menyusui yang efektif meliputi posisi ibu dan bayi yang
cairan khusus yang kompleks, unik, benar (body position), perlekatan bayi yang tepat (latch), keefektifan hisapan bayi
serta dihasilkan oleh kelenjar kedua pada payudara (effective sucking). Teknik perlekatan yang benar saat menyusui
payudara. ASI merupakan cairan adalah dengan rumus AMUBIDA, yaitu:
yang terbaik bagi bayi baru lahir 1) A: Aerola. Perlu diperhatikan Aerola bagian bawah ke mulut bayi.
hingga umur enam bulan 2) Mu: Mulut terbuka lebar. Ketika ibu memasukkan puting dan aerola kedalam
dikarenakan komponen ASI yang mulut bayi, pastikan mulut harus terbuka lebar, bukan mengatupkan mulut ke
mudah dicerna dan diabsorbsi arah dalam atau merapatkan ke arah dalam.
tubuh bayi baru lahir, dan memiliki 3) Bi: Bibir harus 'dower’. Saat menghisap puting, bibir bayi harus terbuka
kandungan nutrient terbaik dower ke bawah, sehingga Aerola sebagian besar bagian bawahnya masuk ke
dibandingkan dengan susu formula dalam mulut bayi.
(Nurul Azizah, 2019) 4) Da: Dagu menempel ke payudara. Dagu menempel ke payudara ibu agar
hidung bayi tidak tertutup. jika posisi dan perlekatan sudah benar produksi
ASI tetap banyak dan kebutuhan gizi anak akan terpenuhi dengan maksimal.
(Kemenkes, 2022)
KAJIAN KASUS DAN TEORI
EVIDENCE BASED
Terdapat hubungan antara Penelitian di Turki terdeteksi bahwa Suplementasi Vitamin A untuk Ibu Nifas
kadar serum vitamin D dan efikasi diri menyusui pada ibu nifas
meningkat seiring dengan menurunnya Rekomendasi WHO menunjukkan bahwa
depresi suplementasi vitamin A pada ibu nifas
tingkat depresi, peningkatan dukungan
sosial dan sikap ibu menyusui. untuk mencegah kesakitan dan kematian
ibu dan bayi tidak dianjurkan. Hasil
Hubungan negatif ditemukan antara skor systematic Review yang dipublikasikan oleh
BSES-SF dan skor EPDS (β = −0,178, 95% John Wiley & Sons dengan 14 percobaan
CI:-0,349, -0,006), dan hubungan positif dengan risiko bias yang rendag atau tidak
antara skor BAES (β = 0,194, 95% CI: jelas dengan melibatkan 25.758 pasangan
0,163, 0,226) dan skor MSPSS (β = 0,114, wanita dan bayi pada tahun 2016
95% CI: 0,037, 0,191) menunjukkan tidak ada manfaat
suoementasi vitamin A dengan dosis
berbeda pada ibu nifas terhadap mortalitas
dan morbiditas ibu dan bayi dibandingkan
dengan dosis lain atau placebo

(Mahmood I, Owens CT, Hoover RM, 2015) (Id YM, Selcuk KT, 2021) (WHO, 2023 dan Oliveira JM, Allert R, East
CE, 2016)
KAJIAN KASUS DAN TEORI
TEORI
Wewenang Bidan

Area Kompetensi 5 pada keterampilan klinis dalam praktik kebidanan masa nifas meliputi
perubahan fisik dan psikologis pada ibu nufas, masa laktasi, asuhan kebidanan pada masa nifas,
deteksi dini, komplikasi dan penyulitan masa nifas dan tatalaksana kegawatdaruratan pada masa
nifas (Kepmenkes, 2020)
PEMBAHASAN
TEORI
Penatalaksanan
Pengkajian: Subjektif dan
Objektif
Pengkajian: Analisa 1. Memberitahu hasil pemeriksaan
secara umum
Mengeluh kadang mulas, nyeri di luka jahitan, ibu cemas dengan keadaan bayi (BB < 2500
2. Menjelaskan fisiologis ibu nifas
gram) dan ASI keluar sedikit.
3. Mengajarkan ibu cara
Periode Taking in terjadi 1-2 hari sesudah kelahiran ibu pasif dan tergantung, dia khawatir Diagnosa : Ny. R usia 28 tahun P1Ab0Ah1 pencegahan perdarahan secara
akan tubuhnya. (1). Bounding Attachment Rawat gabung atau perawatan bayi dalam kamar dengan nifas postpartum Normal 4 mandiri
yang sama dengan ibu pada hari pertama setelah persalinan dapat mendukung keberhasilan jam 4. Memberi support mental
ASI eksklusif bayi, mencegah berat badan yang berlebihan dan mengurangi risiko depresi Diagnosa : Tidak ada 5. Memberi KIE untuk menjahga
pada ibu pasca persalinan serta meningkatkan rasa percaya diri untuk merawat bayi.25,26 Potensial
nutrisi
Masalah : Ibu cemas
6. Memberi KIE pijat oksitosin dan
Kesadaran: composmentis, TD: 124/71 mmHg, nadi: 85 x/menit, suhu tubuh: 36,4º,
Masalah : Depresi postpartum perawatan payudara
pernafasan 21x/menit. Pemeriksaan fisik head to toe dalam batas normal (tidak ada cacat
Potensial (demonstrasi)
bawaan, kontraksi kuat, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat.
Kebutuhan : Asuhan Nifas Normal 7. Memberi KIE mobilisasi dini
Pada usia 6 jam atau bayi setelah lahir, tinggi fundus uteri setinggi pusat sampai 2 jari
8. Memberi KIE personal hygiene
dibawah pusat.1 Pemeriksaan vulva luka jahitan masih basah, tidak ada pembengkakan,
(khususnya perawatan jalan
perdarahan warna merah dengan volume dbm dan ASI masih keluar sedikit). Pada hari ke 1-3
lahir)
lochia berwarna merah (rubra) yang berisi Darah segar, sisa selaput ketuban. Set-set desidua,
9. Memberi KIE istirahat cukup
verniks, caseosa, lanugo dan meconium. (Kasmiati, 2023).
10. Menganjurkan menyusui bayi ke
ruang peristi
Ditemukan beberapa kesenjangan teori saat dilakukan pengkajian (subjektif dan objektif)
11. Melibatkan keluarga saat
pada lahan. Rawat gabung dianjurkan dilakukan 24 jam pertama setelah bayi lahir, namun
melakukan asuhan
dalam hal ini tidak dilakukan rawat gabung. Pada kasus tersebut dilakukan rawat gabung 12
12. Memberikan pengobatan
jam setelah lahir karena dianggap kondisi bayi stabil.
lanjutan sesuai dengan
Kerjasama advice dokter
PEMBAHASAN
TEORI Penatalaksanan

Perawatan pada ibu nifas sesuai dengan standar Kemenkes tahun 2023 meliputi pemantauan kondisi
ibu nifas secara umum, pengukuran tekanan darah, suhu tubuh, pernafasan dan nadi, pemeriksaan
lokia dan perdarahan, pemeriksaan kondisi jalan lahir dan tanda infeksi, pemeriksaan kontraksi rahim
dan tinggi fundus uteri, pemeriksaan payudara dan anjuran pemberian ASI Eksklusif, pemberian
kapsul vitamin A (2 kapsul), pelayanan kontrasepsi persalinan, melakukan konseling, talaksana pada
ibu nifas sakit atau ibu nifas dengan komplikasi, dan pemberian nasihat.

Dalam hal ini ditemukan satu kesenjangan teori dengan praktik dilahan pada penetalaksanaan yang
diberikan pada ibu nifas postpartum spontan 6 jam normal yaitu pada pembeerian kapsul vitamin A (2
Kapsul). Namun menurut rekomendasi WHO pada tahun 2023 dan systematic review yang dilakukan
oleh Oliveira dalam 14 percobaan (Perpustakaan Cochrane: National Library of Medicine)
menunjukkan bahwa suplemen vitamin A tidak dianjurkann untuk Ibu nifas. Selain itu tidak ada bukti
manfaat suplementasi vitamin A dengan dosis berbeda untuk ibu nifas terhadap mortalitas dan
morbiditas ibu dan bayi.31,32
JOURNAL READING

“Association Between Postpartum Depression Level, Social Support Level And


Breastfeeding Attitude And Breastfeeding Self-Efficacy In Early Postpartum
Women
Hubungan Antara Tingkat Depresi Pasca Melahirkan, Tingkat Dukungan Sosial
dan Sikap Menyusui dengan Efikasi Diri Menyusui pada Ibu Nifas Awal”

Yeliz MercanID1☯*, Kevser Tari Selcuk2☯ 1 Department of Health Management, School of Health
Kirklareli University, Kirklareli, Turkey, 2 Department of Nurition and Dietetics, Faculty of Health
Sciences, Bandirma Onyedi Eylul University, Balikesir, Turkey
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0249538
Hubungan Antara Tingkat Depresi Pasca Melahirkan, Tingkat Dukungan Sosial dan
Sikap Menyusui dengan Efikasi Diri Menyusui pada Ibu Nifas Awal

• Pemberian ASI merupakan salah satu tindakan yang efektif tidak hanya terhadap
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Menyusui memberikan yang terbaik bayi dengan
LATAR
nutrisi yang mereka butuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat. Tingkat
menyusui pada perempuan dipengaruhi oleh banyak hal faktor seperti ciri sosiodemografi,
BELAK
ANG faktor psikososial, sikap menyusui, pengetahuan menyusui dan efikasi diri menyusui.

• Mengetahui hubungan antara tingkat efikasi diri menyusui pada ibu nifas dengan tingkat
depresi, tingkat dukungan sosial, dan sikap menyusui pada awal masa nifas.
Tujuan

• Cross-sectional dilakukan di Kirklareli di Turki. Populasi penelitian terdiri dari 398 wanita
berusia 15-49 tahun pada 42 hari pertama masa nifas yang datang ke delapan puskesmas
Metod keluarga.
e
Telaah Jurnal
Deskriptif Bukti
Paparan: Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat efikasi diri menyusui pada ibu nifas dengan tingkat depresi, tingkat
dukungan sosial, dan sikap menyusui pada awal masa nifas.
• Outcome:
a. Variabel dependen: Self-efficacy dalam menyusui.
b. Variabel independent : Tingkat depresi, tingkat dukungan sosial, dan sikap menyusui.
c. Variabel perancu atau pengganggu: Karakteriatik sosiodemografi (Usia, status pendidikan, status pernikahan, Status pekerjaan,
tingkat pendapatan dan jumlah anak yang masih hidup).
• Desain: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional.
• Populasi: jumlah perempuan usia 15–49 tahun sebanyak 26.297 jiwa, jumlah kelahiran sebanyak 1.035 jiwa. Ukuran sampel mninimum
ditemukan 280 (N = 1,035, P = 0,50, ÿ = 0,05 dan d = 0,05)
• Temuan utama:. ketika tingkat depresi wanita meningkat pada masa nifas, maka tingkat efikasi diri menyusui menurun. Efikasi diri menyusui
meningkat seiring dengan meningkatnya level dukungan sosial meningkat dan seiring dengan perubahan sikap yang mendorong perilaku
menyusui secara positif. Asosiasi negatif terdeteksi antara BSES-SF dan Skor EPDS (β = −0,178, 9% CI: −0,349, −0,006), ada positif yang
signifikan secara statistik hubungan antara skor BAES (β = 0,194, 95% CI: 0,163, 0,226) dan skor MSPSS (β = 0,114, 95% CI: 0,037, 0,191).
Validitas internal – Pertimbangan mengenai penjelasan non-kausal
• Dalam penelitian ini, kemungkinan ada bias observasi karena kesalahan dalam wawancara
• Penelitian ini tidak dipengaruhi confounding, karena terdapat kontrol variabel.
• Chance atau Random Error yang merupakan bagian dari penelitian yang tidak dapat diprediksi. Chance merupakan suatu variabilitas dalam
pemilihan sampel. Penelitian dalam jumlah variasi yang sedikit.
Telaah Jurnal

Validitas internal – Pertimbangan gambaran positif hubungan kausal


• Hubungan waktu pada penelitian ini dapat dibuktikan. Untuk menilai adanya hubungan waktu, Dalam penelitian ini dijelaskan
bahwa penyebab tingkat depresi, dukungan social dan sikap menyusui dengan efikasi diri pada menyusui dengan dalam waktu
42 hari pertama dan memberikan data tentang kemanjuran menyusui pada periode ini. Sehingga terdapat hubungan waktu
yang tepat.
• Kekuatan hubungan ditunjukkan dengan adanya Konfiden interval (CI) atau tingkat kepercayaan 95%.
• Dalam penelitian ini Dalam penelitian ini, tidak terdapat hubungan dosis respon
• Konsistensi pada studi ini diketahui
• Dalam studi ini kurangnya spesifisitas karena efikasi diri menyusui dipengaruhi oleh beberapa variabel (bukan hanya satu
penyebab saja).

Validitas eksternal – Generalisasi hasil ke populasi


• Populasi pada penelitian ini dapat diaplikasikan ke populasi eligible
• Penelitian ini dapat diaplikasikan ke populasi sumber
• Penelitian ini dilakukan pada wanita dalam 42 hari pertama masa nifas yang datang ke delapan FHC, hasilnya dapat
digeneralisasikan pada kelompok ini saja.

Perbandingan hasil studi dengan bukti lain


• Hasil studi ini konsisten dengan peneltian lain.
• Hasil studi tidak menunjukkan spesifisitas karena satu kasus banyak dipengaruhi oleh variabel lain
• Adanya plausibilitas dalam penelitian ini dengan masalah psikologis. Namun mekanisme tersebut tidak dijelaskan.
• Jika ada data/penelitian berskala besar yang sesuai dengan hasil studi ini, maka efek koheren dapat di buktikan.
Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan Saran
Hasil penelitian ini terbukti menunjukkan bahwa efikasi
diri menyusui pada ibu nifas meningkat seiring dengan Agar jurnal dapat dijadikan sumber informasi dan
menurunnya tingkat depresi, peningkatan tingkat referensi yang memenuhi kriteria sebagai sumber yang
dukungan sosial, dan peningkatan sikap menyusui. valid dan menyeluruh maka dapat dilakukan penelitian
Direkomendasikan agar petugas layanan kesehatan memiliki hubungan sebab-akibat yang dapat
melakukan penilaian terhadap efikasi diri menyusui dan diungkapkan secara lengkap dan yang bukan hanya
kapasitas menyusui secara rutin untuk mendeteksi melihat dalam satu waktu saja.
masalah menyusui lebih awal. Tidak hanya pada masa
nifas, namun juga pada masa pranatal, perempuan
harus menjalani pemeriksaan rutin di FHC untuk
mengetahui adanya depresi selama masa tindak lanjut,
dan dirujuk ke pusat layanan kesehatan sekunder untuk
mendapatkan dukungan psikiatris bila diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai