Anda di halaman 1dari 20

Respiratory

Distress
Syndrome
KELOMPOK 8

KEPERAWATAN ANAK
S1 KEPERAWATAN ALIH JENJANG
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
Disusun oleh :

Rahmatin Hasanah

Indri Jayanti

Delly Nurul Hidayah


Respiratory Distress Syndrome atau
disingkat RDS adalah istilah yang biasanya
digunakan untuk masalah penyakit
disfungsi pernapasan pada neonatus atau
Definisi
bayi. Gangguan ini merupakan penyakit
yang berhubungan dengan imaturitas paru
sehingga tidak berkembang dengan baik
atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan
dalam paru (Marmi & Rahardjo, 2012).
RDS sering
ditemukan pada bayi •Faktor ibu
prematur. Insidens
berbanding terbalik
Etiologi dengan usia kehamilan •Faktor plasenta
dan berat badan. Artinya
semakin muda usia
kehamilan ibu. Semakin
tinggi kejadian RDS.
•Faktor janin
Sebaliknya semakin tua
usia kehamilan, semakin
rendah kejadian RDS.
•Faktor persalinan
Patofisiologi
Takipnea •Apnea
•Pernapasan Tidak
(>60x/Menit) Teratur
Manifestasi  Pernapasan •Penurunan Suhu
Klinis
Dangkal Tubuh
 Mendengkur •Retraksi Suprasternal
 Sianosis Dan Substernal
•Pernapasan Cuping
 Pucat
Hidung
Kelelahan
•Ketidakseimbangan asam basa
•Kebocoran udara (Pneumothoraks, pneumomediastinum,
pneumoperikardium, pneumoperitonium, emfisema
subkutan, emfisema interstisial pulmonal).
•Perdarahan pulmonal
•Penyakit paru kronis pada bayi 5%-10% Komplikasi
•Apnea
•Hipotensi sistemik
•Anemia
•Infeksi (pneumonia, septikemia, atau nosokomial)
• Perubahan perkembangan bayi dan perilaku orangtua
Komplikasi yang berhubungan dengan
prematuritas
•Paten Duktus Arteriosus (PDA) yang
sering dikaitkan dengan
•hipertensi pulmonal
•Perdarahan intraventrikuler
•Retinopati akibat prematuritas
•Kerusakan neurologis
Pemeriksaan Diagnostik

n fo t o t h o ra k s
•Kajia s ia •Elektrolit, kalsium, natrium, kalium,
a rte r i- h ip o k
•Gas darah to rik d an glukosa serum
re s p ira
dengan asidosis •Tes cairan amnion (lesitin banding
atau metabolik p spingomielin) untuk
d a ra h l e n g k a
•Hitung menentukan maturitas paru
•Oksimetri nadi untuk menentukan
hipoksia
• Perbaiki oksigenasi dan pertahankan volume
paru optimal
• Penggantian surfaktan melalui selang
endotrakeal
• Tekanan jalan napas positif secara kontinu
melalui kanul nasal untuk mencegah Penatalaksanaan
kehilangan volume selama ekspirasi
• Pemantauan transkutan dan oksimetri nadi
medis
• Fisioterapi dada
• Tindakan kardiorespirasi tambahan
• Pertahankan kestabilan suhu
• Berikan asupan cairan, elektrolit, dan nutrisi
yang tepat
• Pantau nilai gas darah arteri, Hb dan Ht serta
bilirubin
• Lakukankan transfusi darah seperlunya Penatalaksanaan
• Hematokrit
oksigenasi
guna mengoptimalkan
medis
• Pertahankan jalur arteri untuk memantau
PaO₂ dan pengambilan sampel darah
• Berikan obat yang diperlukan
Konsep
Asuhan
Keperawatan
• Kaji riwayat kehamilan • Kaji nilai apgar rendah (bila
sekarang (apakah selama rendah di lakukkan tindakan
Pengkajian hamil ibu menderita resustasi pada bayi).
Keperawatan hipotensi atau perdarahan ) • Pada pemeriksaan fisik akan
• Kaji riwayat neonatus ditemukan tanda dan gejala
(lahir afiksia akibat RDS. seperti: takipnea
hipoksia akut, terpajan (>60x/menit), pernapasan
pada keadaan hipotermia) mendengkur, retraksi
• Kaji riwayat keluarga dinding dada, pernapasan
(koping keluarga positif cuping hidung, pucat,
sianosis, apnea.
• Pola napas tidak
Diagnosa efektif b.d hambatan
Keperawatan upaya napas
• Hipervolemia b.d
gangguan mekanisme
regulasi
• Intoleransi aktivitas
b.d ketidak
seimbangan antara dan
kebutuhan oksigen
Tujuan : Setelah dilakukan
tindakan keperawatan Intervensi
selama 1x 8 jam Manajemen jalan napas
diharapkan pola nafas
Pola napas tidak pasien dapat meningkat
( I.01011)
( L.01004). Observasi
efektif b.d hambatan Kriteria hasil :
• Dispnea menurun
1.1 Monitor pola napas
upaya napas • Penggunaan otot bantu 1.2 Monitor bunyi napas
napas menurun Terapeutik
• Pemanangan fase
ekspirasi menurun
1.3 Pertahankan
• Pernafasan cuping kepatenan jalan napas
hidung menurun 1.4 Berikan oksigen
• Frekuensi napas
membaik
Intervensi
Tujuan : Pemantauan Cairan ( I.03121)
Setelah dilakukan tindakan Observasi
Hipervolemia b.d keperawatan selama 2 x 24 2.1 Monitor kekuatan dan
frekuensi nadi
gangguan jam diharapkan 2.2 Monitor frekuensi napas
mekanisme regulasi Keseimbangan cairan 2.3 Monitor berat badan
pasien meningkat 2.4 Monitor intake & output
( L.03020). cairan
Terapeutik
Kriteria Hasil : 2.5 Atur interval waktu
• Output urin meningkat pemantauan sesuai dengan
• Edema menurun kondisi pasien
• Frekuensi nadi membaik 2.6 Dokumentasikan hasil
• Berat badan membaik pemantauan
Edukasi
2.7 Informasikan hasil
pemantauan
Tujuan : Setelah dilakukan Intervensi
Intoleransi aktivitas tindakan keperawatan Manajemen Energi (I.05178)
selama 3 x 4 diharapkan Observasi
b.d ketidak toleransi aktivitas pasien 3.1 Identifikasi gangguan
seimbangan antara meningkat ( L.05047) fungsi tubuh yang
Kriteria Hasil : mengakibatkan kelelahan
suplai dan kebutuhan 3.2 monitor kelelahan fisik
• Kekuatan tubuh bagian
oksigen atas meningkat dan emosional
Terapeutik
• Kekuatan tubuh bagian
3.3 Sediakan lingungan
bawah meningkat nyaman
• Saturasi oksigen Edukasi
membaik 3.4 Anjurkan menghubungi
• Frekuensi napas perawat ika tanda dan geala
membaik kelelahan tidak berkurang
Implementasi merupakan tindakan yang
sudah direncanakan dalam rencana
keperawatan (Wartonah, 2015). Setelah Implementasi
menyusun rencana asuhan berdasarkan Keperawatan
fase pengkajian dan diagnosis, perawat
mengimplementasikan intervensi dan
mengevaluasi hasil yang diharapkan.
Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap
akhir dalam proses
keperawatan untuk dapat
menentukan keberhasilan
dalam asuhan keperawatan
(Wartonah, 2015).

Anda mungkin juga menyukai