Disusun Oleh :
2023
A. Pengertian
Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan
melalui insisi pada dinding depan perut dan dinding Rahim dengan syarat Rahim
dalam keadaan untuh serta berat janin diatas 500 gram (Sagita, 2019)
Sectio caesarea merupakan suatu tindakan pengeluaran janin dan plasenta melalui
tindakan insisi pada dinding perut dan dinding rahim dalam keadaan utuh (Ratnawati,
2016).
Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada
dinding uterus melalui dinding perut (Hartanti, 2014). Sectio caesarea adalah suatu
pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada pada dinding abdomen dan
uterus (Hartanti, 2014).
Sectio caesarea
Intoleransi syaraf
Aktivitas
Terdapat luka post operasi Keluarnya histamin
Post dee entry dan prostaglandin
F. Penatalaksanaan
Menurut Ramadanty (2019), penatalaksanaan Sectio caesarea adalah sebagai berikut :
1. Pemberian cairan
Karena 24 jam pertama penderita puasa pasca operasi, maka pemberian cairan per
intravena harus cukup banyak dan mengandung elektrolit agar tidak terjadi
hipotermi, dehidrasi atau komplikasi pada organ tubuh lainnya. Cairan yang
diberikan biasanya DS 10%, garam fisiologi dan RL secara bergantian dan jumlah
tetesan tergantung kebutuhan. Nola kadar Hb rendah, diberikan tranfusi darah
sesuai kebutuhan.
2. Diet
Pemberian cairan per infus biasanya dihentikan setelah penderita flatus lalu
dimulailah pemberian minuman dan makanan per oral. Pemberian minuman
dengan jumlah yang sedikit sudah boleh dilakukan pada 6 sampai 8 jam pasca
operasi, berupa air putih dan air the.
3. Mobilisasi
Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi: miring kanan dan kiri dapat
dimulai sejak 6 sampai 10 jam setelah operasi, latihan pernafasan dapat dilakukan
penderita sambil tidur terlentang sedini mungkin setelah sadar. Hari kedua post
operasi, penderita dapat didudukkan selama 5 menit dan diminta untuk bernafas
dalam lalu menghembuskannya. Kemudian posisi tidur terlentang dapat diubah
menjadi posisi semifowler. Selanjtnya selama berturut-turut, pasien dianjurkan
belajar duduk, berjalan dan kemudian berjalan sendiri pada hari ke-3 sampai hari
ke-5 pasca operasi.
4. Katerisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan rasa tidak enak pada
penderita, menghalangi involusi uterus dan menyebabkan perdarahan. Kateter
biasanya terpasang 24-48 jam leboh lama lagi tergantung dengan jenis operasi dan
keadaan pasien.
5. Pemberian obat-obatan
Obat yang dapat diberikan melalui supositoria, obat yang diberikan ketopropen
sup 2x24 jam, melalui oral obat yang dapat diberikan tramadol atau paracetamol
tiap 6 jam, melalui injeksi ranitidine setiap 6jam bila perlu.
6. Perawatan luka
Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila badah dan berdarah
harus dibuka dan diganti.
I. Diagnosa Keperawatan
1. (D.0077) Nyeri akut b.d agen pencedera fisik (prosedur operasi: SC)
2. (D.0142) Risiko infeksi b.d efek prosedur invasive
3. (D.0056) Intoleransi aktivitas b.d imobilitas
J. Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
- Untuk
memberikan
penjelasan
kepada pasien
bahwa tirah
baring perlu
dilakukan agar
tubuh tidak
merasakan kaku
- Memberikan
penjelasan
kepada pasien
untuk
beraktivitas
secara bertahap
agar nyeri tidak
semakin
A. Daftar Pustaka
Dian Nurani, Femmy Keintjem, dan Fredrika Nancy Losu (2015). “Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan Proses Penyembuhan Luka Post Sectio
Caesarea”. Jurnal Ilmiah Bidan Volume 3 Nomo 1. Januari-Juni 2015 ISSN :
2339-1731
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan
Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan
Tindakan Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan
Kreteria Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI
Ratnawati, Agustina Dwi. 2016. Analisis Asuhan Keperawatan Pemberian Teknik
Relaksasi Benson Pada Ibu Post Sectio Caesarea Dengan Masalah Nyeri
Akut Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Prof. Margono Soekarjo
Purwokerto. Karya Ilmiah Akhir Ners. Diakses tanggal 11 April 2018.
<http:// http://elib.stikesmuhgombong.ac.id/36/1/AGUSTINA%20DWI
%20RATNAWATI%20NIM.%20A31500816.compressed.pdf>
Susilo Rini dan Indri Heri Susanti. (2018). “Penurunan Nyeri Pasa Ibu Post Sectio
Caesaria Pasca Intervensi Biologic Nurturing Baby Led Feeding”.
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmi-ilmu Kesehatan, Vol 16 No 2, Agustus
2018
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.M
Disusun Oleh :
2023
B. Keluhan Utama
Pasien post SC G2P1A0 hari ke-1 mengatakan nyeri dibagian perut bagian bawah
kuadran 3,4, nyeri seperti tersayat-sayat, skala nyeri 4 dan nyeri yang dirasa hilang
timbul akibat luka jahitan setelah post operasi section caesarea.
G. Riwayat Imunisasi
Pasien mengatakan sudah melakukan imunisasi TT sebanyak 1 kali.
H. Riwayat KB
Pasien mengatakan sebelumnya menggunakan alat KB IUD.
I. Riwayat Kesehatan Reproduksi
Menarche : 14 tahun
Lama haid : 7 hari
Siklus haid : 28 hari
Dismenorhoe :-
J. Riwayat Pernikahan, Kehamilan, Persalinan
1. Riwayat Pernikahan
Menikah : 1x
Dengan suami sekarang : 8 tahun
2. Riwayat Kehamilan
HPHT : 20 Maret 2022
HPL : 27 Desember 2022
Usia Kehamilan : 40 minggu 1 hari
Keluhan : Trimester 1 : mual muntah
Trimester 2 : -
Trimester 3 : -
Periksa : Bidan Desa
Kontraksi sering : -
Pergerakan janin 24 jam terakhir : ada
3. Riwayat Persalinan
Jenis Persalinan : Sectio Caesarea
Anak : Ke 2
BB/PB : 3500 gram/48 cm
Apgar Score :8
Perdarahan : Tidak ada
K. Riwayat Sosial, Ekonomi, Spiritual
1. Keadaan emosi : Tenang
2. Ekspresi emosi : Datar
3. Kontak mata : Ya
4. Hubungan pasien dengan anggota keluarga : Baik
5. Tinggal bersama : Suami
6. Suku : Jawa
7. Agama : Islam
8. Penghasilan : >2 juta
L. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)
Kesadaran : Compos Mentis
BB/TB : 60 kg/155cm
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Suhu : 36,4oC
Nadi : 82x/menit
RR : 20x/menit
SpO2 : 99%
1. Kepala
a. Rambut : berwarna hitam keputihan, tidak ada rambut rontok, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada benjolan.
b. Mata : simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis, tidak ada
nyeri tekan, sclera tidak ikterik.
c. Telinga : simetris kiri dan kanan, pendengaran baik, tidak ada nyeri
tekan, telinga bersih.
d. Hidung : simetris kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan, tampak bersih.
e. Mulut dan Gigi : tidak ada caries gigi, tidak ada perdarahan pada gusi, mukosa
bibir lembab, lidah tampak bersih.
2. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan, tidak ada luka.
3. Thorak
a. Payudara : simetris kiri dan kanan, tampak bersih, areola
hiperpigmentasi, tidak ada nyeri tekan, asi keluar sedikit, putting susu
menonjol, tidak ada pembendungan pada payudara.
b. Paru-Paru
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, ictus cordis tidak teraba
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : sonor dikedua lapang paru
Auskultasi : suara nafas vesikuler
c. Jantung
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak ada pembesaran jantung
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : redup
Auskultasi : suara irama jantung teratur
4. Abdomen
Inspeksi : ada luka bekas operasi sectio caesarea di perut bagian bawah
kuadran 3,4 sepanjang ±10 cm, tidak ada pus yang keluar
Auskultasi : bising usus normal yaitu 25x/menit
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada luka post operasi sectio caesarea
TFU : 33 cm
5. Ekstremitas
Atas : terpasang infus ditangan kiri, simetris kiri dan kanan
Bawah : simetris kiri dan kanan, adanya edema pada kedua kaki
ditandai dengan piting edema > 2detik, tidak ada kelainan
6. Genetalia
a. Lochea : rubra
Jumlah : 100 cc
Warna : merah
Bau : amis
b. Perineum : utuh
7. Integument
Kulit berwarna kuning langsat, terpasang infus di tangan sebelah kiri.
M. Hasil pemeriksaan Penunjang
Hasil laboratorium pada tanggal 28 Desember 2022
NILAI
PEMERIKSAAN HASIL TES SATUAN
NORMAL
HEMATOLOGI
HEMA 2
KIMIA KLINIK
mg/Dl
Glukosa Sewaktu 103 <140
N. Terapi
Jenis Obat Dosis Kegunaan Rute Frekuensi
O. Analisa Data
Masalah
No Data Etiologi
Keperawatan
P. Diagnosa Keperawatan
1. (D.0077) Nyeri akut b.d agen pencedera fisik (prosedur operasi: SC)
2. (D.0142) Risiko infeksi b.d efek prosedur invasive
3. (D.0056) Intoleransi aktivitas b.d imobilitas
Q. Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosa
No Keperawata Tujuan Intervensi Rasional
n
- Untuk
memberikan
penjelasan
kepada pasien
bahwa tirah
baring perlu
dilakukan agar
tubuh tidak
merasakan kaku
- Memberikan
penjelasan
kepada pasien
untuk
beraktivitas
secara bertahap
agar nyeri tidak
semakin
R. Catatan Perkembangan
Tanggal/ No. TTd & Nama
Dx Implementasi Evaluasi
jam Terang
Kep
28/12/20 1 - Mengidentifikasi S:
Pukul lokasi, karakteristik, - pasien mengatakan masih
16.00 durasi, frekuensi, merasakan nyeri pada
kualitas dan area jahitan post operasi Salsab
WIB
intensitas nyeri sectio caesarea
- Memonitor kondisi - Pengkajian nyeri : ila
pasien P : nyeri saat bergerak
- Memberikan teknik Q: seperti tertusuk-tusuk
nonfarmakologis
R: area sekitar tempat
untuk mengurangi
rasa nyeri (relaksasi operasi
nafas dalam) S: skala nyeri berkurang
- Memberikan terapi dari 4 ke 3
injeksi santagesic T: hilang timbul
O:
- Pasien nampak menahan
nyeri
- Pasien nampak
memegangi perut sekitar
area post operasi sectio
caesarea
- TD: 130/80 mmHg
- Suhu : 36,2oC
- Nadi : 82x/menit
- RR: 20x/menit
- SpO2 : 99%
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
(Kolaborasi pemberian
analgetik)
P: lanjutkan intervensi
(Ajarkan cuci tangan dengan
benar)
28/12/20 3 - Memonitor keadaan S:
22 Pukul umum pasien - pasien mengatakan masih
19.00 - Memonitor lokasi takut untuk bergerak
dan sifat - pasien mengatakan dalam Salsab
WIB
ketidaknyamanan beraktivitas masih terbatas ila
selama bergerak atau karena masih merasakan
beraktivitas nyeri
- Melakukan latihan O:
rentang gerak pasif
atau aktif - keadaan umum pasien
masih lemah
- pasien tampak menahan
nyeri ketika akan bergerak
atau beraktivitas
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
(latihan rentang gerak pasif
atau aktif)
P : lanjutkan intervensi
S. Discharge Planning
Dx Kep Discharge Planning
Nyeri akut b.d agen pencedera fisik Edukasi Manajemen Nyeri (I.12391)
(prosedur operasi: SC) 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
(D.0077) 2. Jelaskan penyebab, periode, dan strategi
meredakan nyeri
3. Ajarkan teknik non-farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Risiko infeksi b.d efek prosedur Edukasi Pencegahan Infeksi (I.12406)
invasive 1. Periksa kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
(D.0142) 2. Siapkan materi, media tentang faktor-faktor
penyebab, cara identifikasi dan pencegahan
risiko infeksi di rumah sakit maupun dirumah
3. Ajarkan cara mencuci tangan benar sebelum
atau sesudah melakukan kegiatan
4. Ajarkan cara memeriksa tanda tanda infeksi
Intoleransi aktivitas b.d imobilitas Edukasi Mobilisasi (I. 12394)
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
(D.0056) menerima informasi
2. Monitor kemajuan pasien/keluarga dalam
melakukan mobilisasi
3. Ajarkan cara mengidentifikasi kemampuan
mobilisiasi (rentang gerak)