Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lansia merupakan seseorang yang berusia 60 tahun ke atas dan pada tahap ini

mengalami penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungan

(Amaral, Wiyono & Candawati, 2017). Lansia mengalami penuaan sebagai proses

alami yang menyebabkan perubahan biokimia, anatomis dan fisiologis pada tubuh

sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan

sehingga mudah mengalami hipertensi (Aldriana & Daulay, 2016). Hal ini

membuktikan bahwa lansia yang mengalami hipertensi membutuhkan layanan

kesehatan di posyandu untuk mengetahui kondisi kesehatannya.

Berdasarkan data Kemenkes RI (2018) mengemukakan jumlah lansia di

Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan tahun 2017 sebanyak 23,66 juta jiwa

atau 9,03% dari jumlah penduduk dan meningkat tahun 2018 sebanyak 24,49 juta

jiwa atau 9,27 % dari jumlah penduduk. Berdasarkan BPS Jatim (2019) menjelaskan

bahwa jumlah penduduk lansia di Provinsi Jawa Timur sebanyak 13,06% dan di

Malang Raya sebanyak 10,68% dari jumlah penduduk, peningkatan jumlah lansia

menyebabkan kebutuhan layanan kesehatan juga semakin meningkat. Hal ini

membuktikan bahwa meningkatnya jumlah penduduk lansia akan menimbulkan

masalah terutama dari segi kesehatan dan kesejahteraan lansia pada tahun 2019

sebanyak 61,6% lansia di Indonesia mengalami gangguan penyakit hipertensi

1
2

(InfoDatin, 2019). Lansia yang mengalami hipertensi pentingnya melakukan

pemeriksaan kesehatan ke posyandu secara rutin untuk mengontrol tekanan darahnya.

Kegiatan posyandu lansia ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi

lansia dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, sehingga khualitas hidup lansia

tetap terjaga dengan baik, agar kesehatan para lansia dapat terpelihara dan terpantau

secara optimal (Rusmin, Bujawati & Baso, 2017). Kunjungan lansia untuk mengikuti

posyandu masih rendah, menurut Kemenkes RI (2021) di Indonesia kunjungan lansia

ke Posyandu selama masa pendemi Covid-19 tidak diselengarakan dan lansia

dialihkan melakukan pemeriksaan kesehatan ke puskesmas. Kemenkes RI (2018)

menjelaskan kunjungan lansia ke Posyandu masih rendah dengan rata-rata kunjungan

yaitu 41,76% hal ini masih jauh dari target yang telah di tetapkan oleh dinas

kesehatan yaitu 80%, di Jawa Timur sebanyak 46,61% dan di Kota Malang sebanyak

52,75% tidak aktif (Dinkes Jatim, 2018). Hal ini membuktikan bahwa masih banyak

lansia yang tidak aktif mengikuti kegiatan posyandu padahal sangat penting untuk

mengontrol dan mengetahui status kesehatannya.

Lansia yang tidak aktif mengikuti pelayanan kesehatan di posyandu lansia akan

tidak mengetahui kondisi kesehatannya, sehingga apabila mengalami suatu risiko

penyakit akibat penurunan kondisi tubuh dan proses penuaan dikhawatirkan dapat

berakibat fatal dan mengancam jiwa mereka. Lansia yang tidak melakukan kunjungan

ke posyandu tidak mengetahui status kesehatannya seperti tekanan darah, berat

badan, gula darah dan gejala penyakit lainnya (Amaral, Wiyono & Candawati, 2017).

Hal ini membuktikan bahwa kegiatan posyandu lansia sangat penting diikuti oleh
3

lansia. Adapun upaya untuk meningkatkan kunjungan lansia penderita hipertensi ke

posyandu yaitu adanya dukungan instrumental keluarga.

Dukungan instrumental keluarga menjadi sangat penting karena sebagai

penyemangat lansia untuk melakukan hidup sehat. Dukungan instrumental keluarga

merupakan sumber dukungan sosial yang memiliki ikatan emosional yang paling

besar dengan lansia. Keluarga sebagai bentuk support system utama bagi lansia dalam

mempertahankan kesehatannya (Irani, 2019). Dukungan instrumental keluarga dalam

perawatan lansia antara lain menjaga atau merawat lansia, mempertahankan dan

meningkatkan status mental, memfasilitasi kebutuhan spiritual bagi lansia. Dukungan

instrumental keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia

untuk mengikuti kegiatan posyandu (Arfan & Sunarti, 2017). Keluarga bisa menjadi

motivator kuat bagi lansia apabila selalu bersedia untuk mendampingi atau mengantar

lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu dan berusaha

membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia (Rusmin dkk, 2017).

Penelitian Aldriana & Daulay (2016) membuktikan bahwa ada hubungan dukungan

keluarga dengan berkunjung ke posyandu (p = 0,001), didapatkan sebanyak 97,2%

lansia yang tidak mendapatkan dukungan keluarga untuk mengantar keposyandu

menyebabkan sebanyak 87,3% lansia tidak aktif melakukan kunjungan posyandu.

Didikung oleh penelitian Irani (2019) membuktikan bahwa adanya hubungan antara

dukungan keluarga terhadap kunjungan lansia untuk mengontrol kesehatan, artinya

keluarga sebagai pendorong penting untuk meningkatkan minat lansia secara rutin

memeriksa kesehatan.
4

Dukungan instrumental keluarga juga berperan penting dalam menjaga

kesehatan lansia seperti menyiapkan sayur saat lansia makan (Ningrum, 2012).

Penelitian Pattiwael, Dessy dan Tarigan (2017) menjelaskan menjelaskan bahwa

dukungan instrumental keluarga kepada lansia hipertensi meliputi memenuhi pangan

yang bergizi dengan menyiapkan sayur, buah dan lauk pauk saat makan. Pemenuhan

makanan lansia sebanyak 3 kali sehari yang terdiri dari makan pagi, siang dan malam

hari. Hal ini membuktikan bahwa dukungan instrumental keluarga berperan penting

untuk mengantar lansia mengikuti kegiatan posyandu dan menyediakan sayur saat

lansia makan.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan di Posyandu Anggrek

Mulyoagung Malang pada tanggal 13 Januari 2022 dengan mewawancarai 10 orang

lansia penderita hipertensi didapatkan sebanyak 8 orang mengatakan bahwa jarang

mengikuti kegiatan posyandu karena keluarga tidak menyempatkan diri untuk

mengantar ke puskesmas, keluarga sibuk bekerja dan jarak ke posyandu yang jauh,

sedangkan 2 orang menjelaskan bahwa rutin mengikuti kegiatan posyandu setiap

bulan. Berdasarkan 10 orang lansia penderita hipertensi diketahui 6 orang lansia

kurang mengkonsumsi sayur karena tidak disiapkan oleh keluarga dan 4 orang lansia

selalu makan menggunakan sayur saat makan. Berdasarkan pembahasan maka judul

penelitian ini yaitu hubungan dukungan instrumental keluarga dengan konsumsi sayur

dan kunjungan lansia hipertensi pada masa pandemi Covid-19 di Posyandu Anggrek

Mulyoagung Malang.
5

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, apakah ada hubungan dukungan

instrumental keluarga dengan konsumsi sayur dan kunjungan lansia hipertensi pada

masa pandemi Covid-19 di Posyandu Anggrek Mulyoagung Malang ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan instrumental

keluarga dengan konsumsi sayur dan kunjungan lansia hipertensi pada masa pandemi

Covid-19 di Posyandu Anggrek Mulyoagung Malang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi dukungan instrumental keluarga pada lansia hipertensi

saat masa pandemi Covid-19 di Posyandu Anggrek Mulyoagung Malang

2. Mengidentifikasi konsumsi sayur pada lansia hipertensi saat masa pandemi

Covid-19 di Posyandu Anggrek Mulyoagung Malang

3. Mengidentifikasi kunjungan lansia hipertensi pada masa pandemi Covid-19

di Posyandu Anggrek Mulyoagung Malang

4. Menganalisis hubungan dukungan instrumental keluarga dengan konsumsi

sayur pada lansia hipertensi saat masa pandemi Covid-19 di Posyandu

Anggrek Mulyoagung Malang

5. Menganalisis hubungan dukungan instrumental keluarga dengan kunjungan

lansia hipertensi pada masa pandemi Covid-19 di Posyandu Anggrek

Mulyoagung Malang
6

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan ilmu pengetahuan

dan wawasan tentang pentingnya dukungan instrumental keluarga untuk

meningkatkan kunjungan ke posyandu lansia.

1.4.2 Teoritis

1. Bagi Masyarakat atau Lansia

Dari hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan atau

masukan bagi masyarakat khusunya bagi lansia untuk mengetahui pentingnya

berkunjung ke posyandu untuk mengetahui status kesehatannya.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan atas sumber informasi

serta dasar pengetahuan bagi mahasiswa keperawatan dan dapat dijadikan suatu

materi penyuluhan kepada masyarakat, atau bisa dijadikan suatu materi latihan

dalam mengikuti posyandu.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu bagi peneliti

terkait dengan keperawatan gerontik, sekaligus bekal untuk mendukung lansia

dalam mengikuti posyandu.

Anda mungkin juga menyukai