NIM : P17240201008
TINGKAT : 2A
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM
KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
2022
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM
KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
- Kampus Pusat : Jl. Besar Ijen No. 77 C Malang, 65112 Telp (0341) 566075, 571388 Fax (0341)
556746
- Kampus I : Jl. Srikoyo No. 106 Jember Telp (0331) 486613
- Kampus II : Jl. A. Yani Sumberporong Lawang Telp (0341) 427847
- Kampus III : Jl. Dr. Soetomo No. 46 Blitar Telp (0342) 801043
- Kampus IV : Jl. KH Wakhid Hasyim No. 64B Kediri Telp (0354) 773095
- Kampus V : Jl. Dr. Soetomo No. 5 Trenggalek Telp (0355) 791293
- Kampus VI : Jl. Dr. Cipto Mangunkusomo No. 82A Ponorogo Telp (0352) 461792
Website : Http://www.poltekkes-malang.ac.id Email : direktorat@poltekkes-malang.ac.id
LAPORAN PENDAHULUAN
MASALAH KESEHATAN :
Cerebrovascular Accident (CVA)
I. DEFINISI KASUS
CVA (Cerebrovascular Accident) merupakan penyakit pembuluh darah otak.
klinis yang berkembang cepat berupa defisit neurologik fokal dan global yang
dapat memberat dan berlangsung lama selama 24 jam atau lebih dan dapat
CVA merupakan kelainan fungsi otak yang dapat terjadi pada siapa dan kapan
saja, penyakit ini lebih dikenal dengan istilah Stroke oleh masyarakat umum.
II. PATOFISIOLOGI
A. SKEMA Faktor-faktor yang mempengaruhi CVA : Hipertensi, Diabetes mellitus, Penyakit jantung,
Kolesterol tinggi, Obesitas, Merokok, Gaya hidup tidak sehat, Usia, Jenis kelamin, Keturunan
CVA Infark CVA Hemoragik
Aterosklerosis
Kelainan pembuluh darah, ancurisme, Hipertensi
Trombus Serebral
Pembuluh darah tidak dapat menahan tekanan darah
Defisit Neurologis
TIK meningkat Kehilangan control volunter Disfagia/kesulitan menelan Disfungsi Bahasa dan Disfungsi persepsi visual Disfungsi kandung
Komunikasi dan kehilangan sensori kemih dan saluran
pencernaan
Desak ruang Himiplegi dan Hemiparesis Anoreksia
Foramen otak Disatria, Disfagia/Afasia, Perubahan
Apraksia Persepsi sensori Gangguan
Gangguan Intake nutrisi tidak adekuat eliminasi urine dan
Peningkatan tekanan
Vascular Cerebral Mobilitas Fisik alvi
Gangguan
Komunikasi
Defisit Nutrisi Verbal
Gangguan Kelemahan fisik umum
Nyeri
perfusi jaringan
serebral
Defisit Perawatan
Diri
B. URAIAN
obesitas, Merokok, Gaya hidup tidak sehat, Usia, Jenis kelamin, Keturunan.
CVA ada dua jenis yaitu CVA infark dan CVA Hemoragic Faktor terjandinya
sel-sel di dalam otak mati. Kedua factor tersebut dapat menimbulkan deficit
darah ke otak dan penurunan suplai darah dan oksigen sehingga muncul
gangguan perfusi jaringan serebral (Dewi, 2013). Salah satu akibatnya yaitu
otot tubuh sehingga menimbulkan hemiplegi dan hemiparesis akibat lesi pada
pada sisi otak yang berlawanan dan menyebabkan kelumpuhan pada sisi tubuh
tersebut, baik kelemahan pada wajah, lengan ataupun kaki. Jika terjadi
kelemahan fsik secara total akan menimbulkan masalah deficit perawatan diri,
mengalami gangguan eliminasi alvi dan terjadi disfungsi pada kandung kemih
eliminasi urine.
III. ETIOLOGI
Beberapa faktor penyebab stroke menurut Nurarif dan Kusuma (2015) :
dibandingkan wanita.
b) Usia : makin tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena stroke
a) Hipertensi
b) Penyakit jantung
c) Kolesterol tinggi
d) Obesitas
e) Diabetes Melitus
f) Polisetemia
g) Stress emosional
1) Kebiasaan hidup
a) Merokok
b) Peminum alcohol
c) Obat-obatan terlarang
berkolesterol.
Menurut Oktavianus (2014) etiologi dari stroke iskemik atau stroke non
sebagai berikut :
a) Timbulnya Thrombosis
b) Timbulnya Emboli
V. PENGKAJIAN FOKUS
1) Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS,
2) Keluhan utama
gerak sebelah badan, bicara pelo, dan tidak dapat berkomunikasi, nyeri
Serangan stroke infark biasanya didahului dengan serangan awal yang tidak
disadari oleh pasien, biasanya ditemukan gejala awal sering kesemutan, rasa
lemah pada salah satu anggota gerak. Pada serangan stroke hemoragik
melitus.
6) Riwayat psikososial
Adanya perubahan hubungan dan peran karena klien mengalami kesulitan
untuk berkomunikasi akibat gangguan bicara. Pola persepsi dan konsep diri
menunjukkan klien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan, mudah marah,
biasanya jarang melakukkan ibadah spiritual karena tingkah laku yang tidak
stabil dan kelemahan pada salah satu sisi tubuh (Muttaqin, 2008)
7) Pola Nutrisi
8) Pola eliminasi
BAK apakah ada kesulitan, warna, bau, berapa jumlahnya, karena pada
waktu, akibat faktor eksternal, klien akan mengalami istirahat yang tidak
beraturan
c) Pemeriksaan integumen :
(1) Kulit : jika kekurangan oksigen kulit akan tamak pucat dan jika
e) Pemeriksaan dada
Pada pernafasan kadang didapatkan suara nafas yang terdengar rounchi,
f) Pemeriksaan abdomen
h) Pemeriksaan ekstermitas
i) Pemeriksaan neurologis
(2) Nervus optikus (klien mampu membuka mata secara spontan dan
mampu melihat )
(4) Nervus toklear (klien mampu menggerakan bola mata ke atas dan
ke bawah)
ke samping )
wajah, tangan.
ekstremitas bawah
kondisi dirinya.
r) Tingkat kesadaran.
3) Tes diagnostik
a) Hasil rontgen kepala dan medula
b) Electro encephalografi
c) Lumbal pungsi
1) Fase akut
b) Edema serebri
atau iskemik maka tubuh akan meningkatkan aliran darah pada lokasi
d) Aspirasi
rentan terhadap adanya inspirasi karena tidak adanya reflek batuk dan
menelan.
bowel.
otak.
yang spesifik.
Diagnosa Keperawatan
No. Tujuan Keperawatan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan
DX (SDKI)
(SLKI) (SIKI)
serebral b.d peningkatan keperawatan selama 2 x 24 jam perfusi -Periksa sirkulasi perifer
tekanan vascular cerebral jaringan otak dapat tercapai secara -Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi
-Lakukan hidrasi
Edukasi
penyekat beta
tepat
-Anjurkan program rehabilitasi vaskuler
sirkulasi
harus di laporkan
penurunan kekuatan selama 2 x 24 jam klien mampu -Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
Terapeutik
-Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat
bantu
Edukasi
dilakukan
psikologis (keengganan untuk selama 2 x 24 jam diharapkan nafsu -Identifikasi status nutrisi
makan) makan membaik dengan kriteria hasil : -Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
8. Stimulasi untuk makan membaik -Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
yang sesuai
mencegah konstipasi
protein
ditoleransi
Edukasi
Kolaborasi
makan
b.d penurunan sirkulasi selama 2 x 24 jam diharapkan - Monitor kecepatan, tekanan, kuantitas ,
kebutuhan
bantuan
Edukasi
- Anjurkan berbicara perlahan
Kolaborasi
Bibliography
Mendonsa, J. D. (2019). Asuhan Keperawatan kepada Sdr P.P dengan Cidera Kepala Sedang di Ruang
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Prof. DR .W.Z. Johannes Kupang. Kupang: repository.
Muhammad, I. (2020). Asuhan Keperawatan pada Anak "A" dengan Diagnosa Medis Cedera Otak
Ringan (COR) di ruang Melati RSUD Bangil Pasuruhan . Pasuruhan: eprints.
http://eprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/195/1/KTI%20INDRA%20M
%20.pdf
http://repository.poltekeskupang.ac.id/1919/1/KARYA%20TULIS%20ILMIAH.pdf