Anda di halaman 1dari 24

COMMUNITY MENTAL HEALTH NURSING

TENTANG KONSEP BENCANA DAN TINDAKAN KRISIS

Disusun oleh kelompok 8 :


1. Sindy Lidya ( 1710105034 )
2. Messy ratna sari ( 17101050
3. Nukhalid hashabi ( 1710105023 )
4. Indri okmariza ( 17101050

Dosen Pembimbing :
Ns. Amelia Susanti, M,Kep. Sp. Kep, J

KEPERAWATAN VIA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG

1
TAHUN AJARAN 2020-2021

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dengan baik yang berjudul “Makalah Tentang Konsep Bencana Dan
Tindakan Krisis”
” makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dan diajukan untuk memenuhi standar
proses pembelajaran pada mata kuliah CMHN.
Meskipun telah berusaha segenap kemampuan, namun penulis menyadari bahwa
makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik dari semua pihak demi perbaikan di hari kemudian.
Akhir kata, penyusun berharap makalah semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam
proses pembelajaran di Fakultas Ilmu Keperawatan.

Padang, 4 april 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR...................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................4
B. Tujuan Penulisan ...............................................................................................4

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Asuhan keperawatan kesehatan ....................................................................5
B. Starategi pelaksanaan keperawatan............................................................18
C. Konsep dasar ...................................................................................................21
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................27
B. Saran .............................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................28

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan jiwa merupakan suatu kebutuhan tiap individu yang sangat penting.
Oleh karena itu kesehatan jiwa harus juga diperhatikan. Selain hal ini merupakan peran
petugas kesehatan, tetapi merupakan hal yang menuntut adanya keselarasan dan kerja
sama dari berbagai pihak selain individu itu sendiri, keluarga maupun lingkungan.

Dari berbagai masalah kesehatan jiwa, gangguan konsep diri dengan harga diri
rendah banyak mengiringi penyakit-penyakit gangguan jiwa. Bila hal ini terjadi,
terkadang dapat menimbulkan dampak yang buruk pada diri pasien sendiri maupun
orang lain di sekitarnya. Oleh karena itu kami mencoba untuk melakukan Asuhan
Keperawatan Pada Tn. Y Dengan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah agar
mengalami perubahan yang di harapkan

B. Tujuan Penulisan
a. Tujuan khusus
Tujuan utama dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas individu mata
kuliah Keperawatan jiwa
b. Tujuan umum
 Menerapkan teori dan lebih menekankan dalam mempraktekan proses
keperawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, tindakan dan evaluasi
 Dapat mengetahui cara merawat klien dengan isolasi social

4
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA PADA KLIEN “Ny. M” DENGAN


GANGGUAN CITRA TUBUH PASCA BENCANA

A. Pengkajian

1. Identitas Klien
Inisial : Ny. M
Umur : 21 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Suku Bangsa : Tanjung
Status : Mahasiswa
Alamat Lengkap : Jln. Pasir Jambak Kecematan Padang Utara

B. Keluhan Utama

Klien mengatakan disuruh ibunya untuk melanjutkan berobat, sering menyendiri


dikamar, bicara sedikit, sulit komunikasi.

C. Alasan Masuk
2 bulan sebelum masuk RSJ klien sering menyendiri, membakar barang, bicara sedikit,
sulit kominikasi, bicara sendiri dan sulit tidur.
D. Faktor Predisposisi
1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa ±3 tahun yang lalu, pernah rawat jalan di
RSJD.SOEDJARWADI KLATEN.
2. Kontrol tidak rutin, pengobatan kurang berhasil

5
3. Klien mengatakan bahwa didalam keluarganya tidak ada anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa.
4. Klien mempunyai pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan yaitu ia jatuh dari
sepeda.
E. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda – tanda vital :
- Tekanan darah : 130/80 mmHg
- Nadi : 84 x/menit
- Suhu : 36,5 ºC
- Pernafasan : 26 x/menit
b. Ukuran :
- Tinggi badan : 179 cm
- Berat badan : 62 Kg
c. Kondisi Fisik :
Klien tidak mengeluh sakit apa – apa, tidak ada kelainan fisik.
F. Psikososial
a. Genogram

6
b. Konsep Diri
- Citra Tubuh : Klien mengatakan bagian tubuh yang paling disukai adalah mata
karena bisa melihat.
- Identitas : Klien mengatakan anak ke-2 dari 3 bersaudara.
- Peran : Klien mengatakan di dalam keluarganya atau dirumah sebagai
anak.
- Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang, merasa bosan
dan ingin bekerja lagi.
- Harga diri : Klien mengatakan malu berhadapan langsung dengan orang lain
selain ibu dan adiknya,klien merasa tidak pantas jika berada diantara orang lain,
kurang interaksi sosial.
Masalah Keperawatan : harga diri rendah
c. Hubungan Sosial
- Orang yang dekat dengan klien adalah ibu dan adiknya.

7
- Peran serta kelompok / masyarakat : sebelum klien sakit sering mengikuti gotong
royong didesanya.
-
- Hambatan dalam hubungan dengan orang lain: selama klien rawat jalan / berobat
jalan temannya berkurang karena klien malu berkomunikasi.
Masalah Kepeawatan : Menarik diri
d. Spiritual
Klien mengatakan jarang sholat dalam 5x sehari, jika sholat klien shabis sholat
klien berdoa agar cepat sembuh.
G. Status Mental
a. Penampilan : Penampilan klien kurang rapi, rambut jarang disisir, klien
menggunakan baju yang disediakan diRSJ.
b. Pembicaraan : Klien berbicara lambat tetapi dapat tercapai dan dapat dipahami.
c. Aktivitas Motorik : Klien labih banyak menunduk, aktivitas klien menyesuaikan.
d. Alam perasaan : Klien mengatakan bosan diRSJ ingin cepat sembuh dan pulang,
klien sedih belum bisa bertemu ibu.Afek : Klien tidak sesuai dalam berfikir, bicara
klien lambat
e. Interaksi selama wawancara : Kontak mata kurang karena menunduk,sesekali klien
menengadah,selalu menjawab jika ditanya.
f. Persepsi : Halusinasi saat pengkajian tidak ditemukan.
g. Pola Fikir : Tidak ada waham.
h. Tingkat kesadaran : Klien sadar hari, tanggal dan waktu saat pengkajian, hari jum’at
tanggal 11 januari 2013 jam 16.30 WIB,hari berikutnya juga klien sadar hari sabtu
tanggal 12 januari 2013.
i. Memori : Daya ingat jangka panjang klien masih ingat masa lalunya.
j. Tingkat konsentrasi dan berhitung : Klien berhitung lancar, contoh 20 – 15=
5
k. Kemampuan Penilaian : Klien mampu menilai antara masuk kamar setelah
makan atau membiarkan kursi tidak rapi, klien memilih membereskan kursi. Daya
Tilik Diri : Klien tahu dan sadar bahwa dirinya dirumah sakit jiwa.

8
H. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
Klien makan 3x sehari, pagi, siang, sore, minum ± 6 gelas / hari, mandiri.
BAB / BAK
2. Klien BAB 1x sehari, BAK ± 4x sehari, mandiri.
3. Mandi
Klien mandi 2x sehari, pagi dan sore, gosok gigi setiap kali mandi, mandiri.
4. Berpakaian / berhias
Klien mampu berpakaian sendiri tanpa bantuan orang lain.
5. Istirahat dan Tidur
lien lebih banyak tiduran, tidur siang 12.30 WIB15.00 WIB,tidur malam jam
20.00WIB 04.30 WIB.
6. Penggunaan obat
Klien minum obat 3x sehari setelah makan. Haloperidol 2x5 mg, trihexiperidine
2x2 mg.
7. Pemeliharaan Kesehatan
Klien sudah pernah periksa diRSJD SOEDJARWADI KLATEN tetapi rawat jalan.
8. Kegiatan di Dalam Rumah
Klien dirumah membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah
I. Mekanisme Koping
a. Klien mampu berbicara dengan orang lain,terlihat malu.
b. Klien mampu menjaga kebersihan diri sendiri
c. Klien mampu jika ada masalah tidak menceritakan kepada orang lain,lebih suka
diam.
Masalah Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif.

J. Masalah Psikososial Dan Lingkungan


a. Masalah berhubungan dengan lingkungan : Klien menarik diri dari lingkungan
b. Masalah dengan kesehatan (-)

9
c. Masalah dengan perumahan :Klien tinggal dengan kedua orang
tua dan 2 saudaranya.
d. Masalah dengan Ekonomi : Kebutuhan klien dipenuhi oleh ibunya.

K. Aspek Medik
a. Diagnosa Medis
Schizofrenia
b. Terapi
- Haloperidol 2x5 mg
- Trihexiperidine 2x2 mg

L. Masalah Keperawatan
a. Harga Diri Rendah
b. Menarik Diri
c. Koping Individu Tidak Efektif

M. Pohon Masalah

10
N. Diagnosa Keperawatan
a. Menarik Diri b/d Harga Diri Rendah
b. Harga Diri Rendah b/d Koping Individu Tidak Efektif

O. Analisa Data

No Data Etiologi Problem

1. Ds : Harga diri Rendah Menarik Diri

       Klien mengatakan sering


menunduk, kurangnya interaksi
sosial

Do “

Klien tampak menyendiri


       

2. Ds : Koping Individu Harga Diri Rendah


Tidak Efektif
       Klien mengatakan reman
berkurang semenjak sakit

       Klien malu dengan teman karena


klien merasa tidak pantas diantara
mereka

Do :

        Klien tampak malu saat berbicara

XVI.      RENCANA KEPERAWATAN

11
Tgl. Dx.Keperawatan Tujuan Kriteria Intervensi
Hasil
14- Menarik Diri TUM
01- berhubungan Klien dapat
13 dengan harga berhubungan
Diri Rendah dengan orang
lain secara
optimal.
TUK 1
Klien dapat
membina
hubungan saling
percaya
         Klien 1.      Beri salam / panggil
ekspresi nama
wajah 2.      yang disukai
bersahab 3.      Jelaskan BHSP dengan
at. komunikasi terapeutik
         Klien 4.      Memperkenalkan diri
menunju dengan sopan
kan rasa 5.      Tanyakan nama lengkap
senang. dan panggilan tujuan
         Klien 6.      Jujur dan menepati janji
mau 7.      Tunjukan sikap empati
kontak dan menerima klien apa
mata. adanya
         Klien 8.       Lakukan kontak
mau singkat tapi sering
berjabat
tangan.
         Klien
mau
membal
as
salam.
         Klien
mau
  
duduk
berdamp
ingan.
         dengan
perawat.
         Klien
mau
menyeb
ut nama
dan mau
menguta
raka
masalah
yang
12 dihadapi
.
TUK 2          Klien 1.      Diskusikan kemampuan
Klien dapat mampu dan aspek positif yang
mengidentifikasi mengide dimiliki
kemampuan dan 2.      Hindarkan dari
1.      Bina hubungan saling S:
X15 percaya dengan :
Januari          Menyapa klien          Klien menjawab salam dan mengatakan
2013 dengan ramah selamat pagi,menyebutkan nama dan
Jam          Memperkenalkan alamat
12.30 diri dengan sopan
         Menanyakan nama O:
lengkap serta alamat
klien          Klien mau berjabat tangan
         Menunjukan sikap
empati, jujur dan          Klien mau duduk berdampingan dengan
menempati janji perawat
         Menanyakan
masalah yang          Klien mau mengutarakan masalahnya
dihadapi
A : SP 1 tercapai

Pp :
Lanjutkan SP 2 adakan kontrak waktu
pertemuan berikutnya.

Pk :
Anjurkan klien untuk dapat menyapa
perawat jika bertemu dan percaya jika
perawat akan membantu masalah yang
dihadapi
15 2.      Bina hubungan S:
Januari terapeutik dengan
2013 perawat dengan :          Klien mau duduk berdampingan dengan
Jam          Pendekatan dengan perawat
15.30 baik ,menerima klien
apa adanya O:
         Mengidentifikasi
perasaan dan reaksi          Klien mampu berbincang – bincang
perawatan diri dengan perawat
sendiri
         Menyediakan waktu         Klien mampu merespon tindakan
untuk bina hubungan perawat.
yang sopan
         Menberikan A : SP 2 tercapai
kesempatan untuk
merespon Pp :
Lanjutkan SP 3 adakan kontrak waktu
pertemuan berikutnya.

13
Pk :
Anjurkan klien mampu
berkomunikasi,mampu memulai
berbicara dan tidak janggung.

16 3.      Mengidentifikasi S:
Januari kemampuan dan aspek
2013 positif yang dimiliki          Klien mengatakan cara penilaian positif
Jam dengan : tidak boleh berfikir jelek terhadap orang
17.00          Membantu lain,sopan santun dan ramah yang
mengidentifikasi diutamakan.
dengan aspek O:
yang positif
         Mendorong agar         Klien dapat mengungkapkan
berpenilaian perasaannya
positif A : SP 3 teratasi sebagian
         Membantu
mengungkapkan Pp :
perasaannya lanjutkan SP 1 keluarga

Pk :
Anjurkan klien untuk
mempertahankan hubungan saling
percaya berinteraksi secara terarah.

STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Pertemuan : Ke-I (satu)

Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, membantu pasien
menilai kemampuan yang masih dapat digunakan membantu pasien memilih atau
menetapkan kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang telah dipilih dan
menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian.

1. Orientasi :

14
- Salam terapeutik : “Assalamu’alaikum,
- Validasi : bagaimana keadaan Tn. Y, hari ini? Tn. terlihat segar ”
- Kontrak :
Topik :“Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang bagaimana cara membina
hubungan saling percaya? Tn. Bisa menyebutkannya.?nanti setelah itu kita lakukan
bersama.”
Tempat :“Tn. mau kita bicara dimana? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama?
Waktu : “ Bagaimana kalau 15 menit?
2. Kerja :
“Tn. Y, apa saja cara membina hubungan saling percaya Tn.? Bagus, apa lagi? Apa
saja yang Tn. Lakukan selain itu yang biasa Tn. lakukan? Bagaimana dengan berjabat
tangan? Menanyakan nama? Menanyakan alamat……..dst.”. “Wah, bagus sekali ada lima
cara untuk membina hubungan saling percaya yang Tn. lakukan.”
“Tn. Y, dari lima cara ini, yang mana yang Tn. bisa lakukan di rumah sakit? Coba
kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua……sampai yang kelima (misalnya masih
tiga yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali masih ada tiga cara yang masih bisa
lakukan di rumah sakit ini.
“Sekarang, coba Tn. Y pilih satu cara yang bisa dilakukan di rumah sakit ini”. “O,
ya nomor satu,berjabat tangan? Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita berlatih
berjabat tangan Tn.”. Mari kita lakukan dengan saya Tn. Y. coba, sudah bisa kan berjabat
tangan / memperkenalkan diri?”
“Nah kalau kita mau berjabat tangan, mari kita dekati orang yang ingin Tn. ingin
berjabat tangan dan memperkenalkan diri. Bagus! Sekarang duduk berdampingan, ya
Bagus! Nah sekarang kita ucap salam, ya Bagus! Sekarang kita sebut nama dan alamat. ya
bagus!.”
“Tn. Y sudah bisa berjabat tangan dan memperkenalkan diri dengan baik sekali.
Sekarang bedakan dengan sebelum Tn. mengenalinya? Bagus!”
3. Terminasi :
- Evaluasi Subjektif

15
“Bagaimana perasaan Tn. Y setelah bercakap-cakap dan berjabat tangan /
memperkenalkan diri? Yah, Tn. ternyata banyak yang dapat dilakukan di rumah sakit
ini. Salah satuny memperkenalkan diri, yang sudah Tn. praktekan dengan sekali.
- Evaluasi Objektif
“Klien mampu duduk berdampingan,menjawab salam, danmenyebutkan nama.”
- Rencana tindakan lanjut
”Bagaimana kalau kegiatan itu Tn. lakukan selama disini dan nanti kegiatan tersebut
tetap Tn. lakukan dirumah, kalau begitu kita buat jadwalnya saja ya Tn?biar Tn. tidak
lupa.
- Kontrak
Topik : “Besok kita akan membicarakan tentang kemampuan dan aspek positif yang
Tn. miliki.
Tempat : “Tn mau kita berbincang – bincang dimana.?
Waktu : “Mau berapa lama Tn.?”bagaimana kalu 15 menit?setuju?“ sampai jumpa ya”

Strategi Pelaksanaan Keperawatan

Pertemuan : Ke-2 (Dua)

Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan pasien

1. Orientasi :
- Salam theraupetik : “Assalammua’alaikum,
- Validasi :“ Bagaimana perasaan Tn. Y pagi ini? Apakah masih ingat tentang apa
yang kita lakukan kemarin?Bagus! Coba diulang lagi? Bagus sekali!
- Kontrak :
Topik :“Sekarang kita akan lakukan kegiatan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu Tn?
“Ya banar, kita akan membicarakan kemampuan dan aspek positif yang Tn. miliki.”
Tempat :“Bagaimana kalau kita bicara ditaman?.”
Waktu :“Bagaimana kalu 15 menit?.”

16
2. Kerja :
“Tn. Y, tadi telah mengungkapkan hal hal yang dapat Tn. lakukan?, masih ada yang lain?
Sekarang kita coba pilih kemampuan bapak yang dapat Tn. lakukan disini.”.
3. Terminasi :
- Validasi Subjekti :
“Bagaimana perasaan Tn. setelah tahu dan mencoba kegiatan yang dapat Tn. lakukan
disini? Bagus!”
- Validasi Objektif :
“Klien sudah mampu melakukan beberpa aspek positif yang dimiliki”
- Rencana tindakan lanjut :
“Saya harap Tn. mau mencoba melakukan kegiatan selama disini.”
- Kontrak :
Topik :“Tn. pertemuan ini sampai disini dulu, besok kita mengobrol lagi dengan
keluarga apabila datang.”
Tempat : “Bagaimana kalau diruang tamu saja?”
Waktu :“Biasanya keluarga Tn. jenguk jam berapa? Baiklah kita diskusikan nanti ya.
Sampai jumpa.

KONSEP DASAR

A. Masalah Utama
Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah

B. Proses Terjadinya Masalah


1. Pengertian
Haraga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh
dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan diri sendiri
tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan dan kegagalan, tetap
merasa sebagai seseorang yang penting dan berharga.

17
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri sendiri atau
kemampuan diri yangnegatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung
diekspresikan. (Towsend, 1998).
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan
tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupan sendiri, gagal menyesuaikan
tingkah laku dancita – cita. (Fk.UNDIP , 2001 )
Kesimpulan harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri,
hilang percayaan diri, harga diri serta menolak dirinya. Tidak dapat bertanggung
jawab atas kehidupan sendiri serta gagal dalam menyesuaikan tingkah laku dan
cita-cita.
2. Tanda-tanda klien dengan harga diri rendah adalah :
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri adalah akibat penyakit dan akibat
tindakan terhadap penyakit.
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
c. Merendahkan martabat
d. Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri
e. Percaya diri kurang
f. Menciderai diri
(Stuart dan Sudden ; 1998, hal 230)
3. Faktor-faktor
a. Faktor predisposisi
1. Penolakan orang tua
2. Harapan orang tua yang tidak realistis
3. Kegagalan yang berulang kali
4. Kurang mempunyai tanggung jawab personal
5. Ketergantungan kepada orang lain
6. Ideal diri tidak realistis
b. Faktor presipitasi
1. Citra tubuh yang tidak sesuai
2. Keluhan fisik

18
3. Ketegangan peran yang dirasakan
4. Perasaan tidak mampu
5. Penolakan terhadap kemampuan personal
6. Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri
C. Pohon Masalah

D. Masalah Keperawatan
1. Isolasi Sosial : Menarik diri
Data :
a. Apatis (acuh terhadap lingkungan)
b. Komunikasi verbal menurun atau tidak ada. Klien tidak bercakap-cakap
dengan klien lain atau perawat
c. Mengisolasi diri (menyendiri)
d. Tidak atau kurang sadar dengan linkungan sekitarnya
e. Menolak hubungan dengan orang lain
f. Aktifitas menurun

19
g. Harga diri rendah
2. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
Data :
b. Malu terhadap diri sendiri akibat penyakit
c. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
d. Merendahkan martabat
e. Gangguan hubungan sosial : menarik diri
f. Percaya diri kurang
g. Menciderai diri
E. Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial : Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak
efektif
F. Rencana Keperawatan
1. Isolasi sosial : Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
- Tujuan umum
Klien tidak menarik diri dan mampu berhubungan dengan orang lain secara
optimal
- Tujuan khusus
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya
- Kriteria hasil
Ekspresi wajah bersahabat, tidak acuh, ada kontak mata, mau berjabat
tangan, mau menyebutkan nama, mau bercakap-cakap dan mengutarakan
masalah yang dihadapi.
- Intervensi
Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip hubungan
therapeutik
1. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
2. Perkenalkan diri dengan sopan
3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggialan yang disukai klien

20
4. Jelaskan tujuan pertemuan
5. Jujur dan menepati janji
6. Selalu kontak mata selama interaksi
7. Tunjukan sikap empati dan penuh perhatian pada klien
- TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
- Kriteria hasil
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
- Intervensi
1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
2. Bantu klien mengekspresikan dan menggambarkan perasaan serta
pikirannya
3. Tekankan bahwa kekuatan untuk berubah tergantung pada klien sendiri
4. Identifikasi stresor yang relevan dan penilaian klien terhadap stresor
tersebut
5. Dukung kekuatan, ketrampilan dan respon koping yang efektif
6. Utamakan memberi pujian therapeutik
7. Tingkatkan keterlibatan keluarga dan kelompok untuk memberikan
dukungan untuk mempertahankan kemajuan dan perkembangan klien

- TUK 3 : Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan


- Kriteria hasil
Klien menilaim kemampuan yang digunakan
- Intervensi
1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan
2. Dukung kekuatan, ketrampilan dan respon koping yang adaptif
3. Utamakan memberi pujian therapeutik
4. Libatkan keluarga dalam perawatan klien

- TUK 4 : Klien dapat merencanakan kegiatan harian

21
1. Dukung klien untuk merencanakan kegiatan harian
2. Rencanakan kegiatan bersama klien, aktivitas yang dapat dilakukan setiap
hari sesuai kemampuan (kegiatan sendiri, kegiatan dengan bantuan
sebagian, kegiatan dengan bantuan total)
3. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
4. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan
5. Libatkan keluarga dalam perawatan klien

- TUK 5 : Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuannya


- Kriteria hasil
Klien melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya
- Intervensi
1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakan
2. Beri pujian atas keberhasilan klien
3. Beri dukungan yang sesuai dan positif untuk mempertahankan kemajuan
dan pertumbuhannya
4. Libatkan keluarga dalam perawatan klien

- TUK 6 : Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada


- Kriteria hasil
Klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada
- Intervensi
1. Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang cara merawat
klien dengan harga diri rendah
2. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah sesuai dengan keadaan
klien

22
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah penulis melakukan pengkajian dan perawatan pada Tn. Y dengan
gangguan konsep diri : harga diri rendah di Ruang perkasa Rumah Sakit Jiwa Daerah
Klaten selama 2 minggu penulis dapat menarik kesimpulan bahwa dalam malakukan
perawatan jiwa sangat penting sekali membina hubungan saling percaya dan juga
membutuhkan kolaborasi yang baik dengan tenaga medis (dokter dan perawata),
keluarga dan juga lingkungan (tetangga dan masarakat) terapeutik, agar semua maksud
dan tujuan klien dirawat maupun perawat yang merawat tercapai.
B. SARAN
1.      Klien
-          Libatkan klien dalam aktivitas positif
-          Minum obat secara rutin dengan prinsip 5B
-          Memahami aspek positif dan kemampuan yang dimilikinya
-          Berlatih untuk berinteraksi dengan orang lain
2.      Keluarga
-          Mau dan mampu berperan serta dalam pemusatan kemajuan klien
-          Membantu klien dalam pemenuhan aktivitas positif

23
-          Menerima klien apa adanya
-          Hindari pemberian penilaian negatif
3.      Perawat
-          Lebih mengingatkan terapi theraupetik terhadap klien
-          Menyarankan keluarga untuk menyiapkan lingkungan dirumah
-          Meningkatkan pemenuhan kebutuhan dan perawatan klien
-          Memberi reinforcement

DAFTAR PUSATAKA

Stuart, G.W. dan Sudeen, S.J. (2012). “Principles And Practice Of Psychiatric Nursing”.
(6 ed). St. Louis : Mosby year bookTown send, M.C. (2011). “Diagnosa Keperawatan
th

Psikiatri : Pedoman untuk pembuatan rencana keperawatan”. Jakarta : EGC (terjemahan).

24

Anda mungkin juga menyukai