Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN KASUS

PERILAKU KEKERASAN PADA KLIEN Tn.


PUSKESMAS WAWONDULA

Disusun oleh :
Adriani
Hendra Irawan
Margaretha Pabara
Naomi kallolangi
Sischa Julyanti

PRESEPTOR LAHAN PRESEPTOR INSTITUSI

( ) ( )

PROGRAM PROFESI NERSSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


(STIKES) BHAKTI PERTIWI LUWU RAYA PALOPO

TAHUN 2016/2017

1
TINJAUAN KASUS

Tanggal Pengkajian : kamis 02 Februari 2017

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. A : Umur : 32 th
II. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan tidak bisa tidur, klie selalu melamun, dan suka mengancam bila ada yang
mengganggu. Klien mengatakan selalu merasa jengkel dan marah jika ada keinginanya tidak
terpenuhi, saat marah atau jengkel pasien mengamuk dan memukul pintu / jendela bahkan
klien pernah mencoba memukul orang lain dan mengancam dengan parang.
Masalah Keperawatan : Perilaku Kekerasan
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Klien mengalami gangguan jiwa sejak 4 tahun yang lalu dan belum pernah di rawat di
RSJ
2. Pengobatan sebelumnya tidak ada
3. Klien tidak pernah mengalami trauma fisik namun di duga klien mengalami trauma psikis
karena sejak kecil klien sudah menjadi yatim piatu dan hidup bersama paman dan
tantenya. Di perkirakan klien jg mungkin merasa tertekan saat bekerja sebagai buruh
bangunan di Sulawesi Tengah
4. Menurut pengakuan keluarga tidak ada anggota keluarga lain yang mengalami gagguan
jiwa.
5. Pengalaman masa lalu yang kurang menyenangkan yaitu klien mengalami trauma psikis
karena sejak kecil klien sdh menjadi yatim piatu dan hidup bersama paman dan tantenya.
Di perkirakan klien jg mungkin merasa tertekan saat bekerja sebagai buruh bangunan di
Sulawesi Tengah

IV. PEMERIKSAAN FISIK


1. Tanda tanda Vital :
Tekanan darah : 120 / 80 mmHg
Nadi : 78 x/menit
Suhu badan : 36.4 0C
Respirasi : 23 x/menit

2. Ukuran

2
Tinggi Badan : 168 cm
Berat badan : 65 Kg
3. Keluhan Fisik
Klien mengatakan kondisi tubuhnya saat ini baik baik saja dan tidak ada keluhan fisik.

VI. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

X X X X

53 6 45
0 X

36

Keterangan :
Laki laki Satu Rumah

Perempuan Garis Perkawinan

Meninggal X Garis Keturunan

Klien

2. Konsep diri
a. Citra tubuh
Klien memandang terhadap dirinya ada bagian tubuh yang paling istimewa atau yang
paling disukainya adalah bagian wajah, karena klien merasa wajahnya tampan..
b. Identitas diri
Klien mempersepsikan dirinya sebagai laki laki dewasa dan belum menikah
c. Peran
Klien mengatakan bahwa dalam keluarganya klien kurang mendapat kasih sayang dari
kedua orang tua kandung karena kedua orang tua klien telah meninggal sejak klien
masih kecil. klien tidak aktif dalam kegiatan bermasyarakat
d. Ideal diri
Klien mengatakan menerima statusnya sebagai keponakan, dan ingin cepat kaya dan
menikah

3
e. Harga diri
Klien mengatakan hubungan yang paling dekat, di sayang dan dapat di percaya adalah
pamannya
Masalah Keperawatan : - Koping Individu Tidak Efektif
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang terdekat
Klien mengatakan mengatakan mempunyai orang yang berarti yaitu paman dan
tantenya, apabila ada masalah klien memilih diam diri dan memendamnya. Didalam
keluarganya paman adalah orang yang dipercaya oleh klien.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masya rakat
Klien tidak aktif dalam kegiatan sosial dan masyarakat
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Kien mengatakan orang selalu menghindar saat mencoba berkomunikasi dengan orang
lain.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Klien mengatakan beragama kristen, tidak rutin beribadah
karena merasa doanya tidak pernah di kabulkan
Masaalah Keperawatan : Distres spiritual

VII. STATUS MENTAL


1. Penampilan
Klien tampak agak rapi, rambutnya jarang disisir, gigi bersih, kulit bersih.
Cara berpakaian sudah rapi, baju dan celana tidak terbalik.
Klien menggunakan sandal.
Masalah Keperawatan :
2. Pembicaraan
Klien ketika bicara nada suara keras, tinggi, tidak meloncat-loncat dari tema yang
dibicarakan dan dapat berkomunikasi dengan lancar.
Masalah Keperawatan : -
3. Aktifitas Motorik
Pada kondisi sekarang klien terlihat tampak tenang, untuk saat ini klien sudah mampu
mengendalikan emosinya yang labil.
Masalah Keperawatan : -
4. Alam Perasaan
Alam perasaan klien sesuai dengan keadaan, saat gembira pasien tampak gembira, saat
sedih klien tampak sedih.
Masalah Keperawatan : -
5. Afek
Afek klien datar mempunyai emosi yang stabil.
Masalah Keperawatan : Resiko Tinggi Cidera
6. Interaksi selama wawancara

4
Saat diwawancara klien kooperatif, cenderung selalu berusaha mempertahankan
pendapat dan kebenaran dirinya.
Masalah Keperawatan : -
7. Persepsi
Sampai saat dikaji klien mengatakan tidak mendengarkan suara-suara.
8. Proses pikir
Pembicaraan klien normal biasa tidak berbelit-belit, tidak meloncat-loncat dan sampai
tujuan karena dapat kooperatif.
Masalah Keperawatan : -

9. Tingkat Kesadaran
Orientasi waktu, tempat dan orang dapat disebutkan dengan benar dan jelas yang
ditandai dengan klien mampu menyebutkan hari, tanggal, tahun yang benar pada
saat wawancara.
Klien dapat mengenali orang-orang yang ada disekitarnya ditunjukkan dengan
klien bisa menyebutkan beberapa nama orang-orang di keluarga dan tetangganya
Masalah Keperawatan : -
10. Memori
Klien tidak dapat mengingat kejadian saat kedua orang tuanya meninggal dunia,
klien hanya mendengar cerita dari pamannya bahwa orang tuanya telah meninggal
dunia saat klien masih kecil. Klien dapat mengingat dengan jelas saat dirinya
bekerja di Sulawesi tengah sebagai buruh bangunan klien mengatakan dirinnya
sangat tertekan karena gaji yang sedikit dan pekerjaan yang cukup banyak.
Masalah Keperawatan : harga diri rendah
11. Tingkat Konsentrasi Berhitung
Klien dapat menghitung dengan baik misalnya 2x5 = 10, 5+5 = 10, Klien dapat
memfokuskan konsentrasi dengan baik
Masalah Keperawatan : -
12. Kemampuan Penilaian
Klien mampu menilai suatu masalah dan dapat mengambil keputusan sesuai tingkat
atau mana yang lebih baik untuk dikerjakan pertama kali.
Masalah Keperawatan : -
13. Daya Tilik Diri
Klien mempersepsikan dirinya layaknya orang seperti pada umumnya, klien merasa
tidak ada hal yang aneh dan berbeda pada dirinya
Masalah Keperawatan : -

5
VIII. KEBIASAAN SEHARI-HARI
1. Makan
Klien mampu makan dengan mandiri dengan cara yang baik seperti biasanya, klien
makan 3x sehari, pagi, siang dan sore, minum 6 gelas sehari.
2. BAB/BAK
Klien BAB 1x sehari, BAK 5x sehari dan mampu melakukan eliminasi dengan baik,
menjaga kebersihan setelah BAB dan BAK dengan baik.
3. Mandi
Klien mengatakan mandi 1x sehari sore hari, menyikat gigi saat mandi, kebersihan
tubuh baik.
4. Berpakaian
Klien mengatakan ganti pakaian 1x sehari dengan pakaian yang disediakan oleh
dirinya sendiri, klien dapat memilih dan mengambil pakaian dengan baik dan sudah
sesuai
5. Pola Istirahat Tidur
Klien mengatakan sulit tidur pada malam hari karena banyak memikirkan tentang
masa depan dan berharap bias segera kaya raya dan menikah
6. Penggunaan Obat
Klien mengatakan tidak rutin mengkonsumsi obat
7. Aktivitas di dalam rumah
Klien bisa membantu pekerjaan rumah seperti mencuci, menyapu, dll.
8. Aktivitas diluar rumah
Klien mengatakan setiap pagi klien keluar rumah untuk bekerja sebagai buruh
bangunan

IX. MEKANISME KOPING


Klien mampu berkomunikasi dengan orang lain.
Klien mampu mengatasi masalah ringan seperti menjaga kebersihan diri dan makan
secara mandiri

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


1. Masalah dengan dukungan kelompok tidak ada
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan klien selalu merasa rendah diri karena belum
mampu hidup secara mandiri, mempunyai temapt tinggal sendiri dan
berkeluarga/menikah
MK : Harga Diri Rendah
3. Masalah dengan kesehatan: tidak ada
4. Masalah dengan perumahan, klien tinggal dengan paman dan tantenya
5. Masalah dengan ekonomi, kebutuhan klien di penuhi oleh paman dan klien sendiri

XI. ASPEK MEDIK


Terapi obat :

6
Diazepam : 2 x 5 mg
triheksipenidryl : 2 x 5 mg
Carbamazephine : 1x 5 mg

XII. MASALAH KEPERAWATAN


1. Prilaku kekerasan
2. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

XIII. ANALISA DATA


NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1 DS : Perilaku Kekerasan Resiko mencederai diri
- Klien mengatakan sendiri, orang lain dan
merasa jengkel saat di lingkungan
tegur oleh orang lain
- Keluarga klien
mengatakan klien sering
mengamuk dan
membawa parang tanpa
di ketahiu dengan pasti
apa penyebabx
DO :
- klien nampak mudah
tersinggung saat di ajak
bicara, tatapan mata
tajam
2 DS : Koping Individu Tidak Perilaku Kekerasan
- Klien mengatakan saat Efektif
mempunyai masalah
dipendam sendiri, tidak
mau bercerita kepada
rang lain.
DO :
- Pasien tidak banyak
bicara, pasien berdiam

7
diri jika tidak di ajak
berbicar

XIV.
POHON MASALAH

Resiko Mencederai Diri Sendiri, Orang Lain, Lingkungan

Perilaku Kekerasan

Koping Individu Tidak Efektif

XV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Resiko Mencederai Diri Sendiri, Orang Lain, Lingkungan berhubungan dengan Perilaku
Kekerasan
2. Perilaku Kekerasan berhubungan dengan Koping Individu Tidak Efektif

XVI. RENCANA KEPERAWATAN


Tujuan Criteria hasil Intervensi
Diagnosa
Resiko TUM: 1. klien mau 1. Bina hubungan saling
menciderai diri Klien tidak membalas salam percaya : salam
sendiri, orang mencederi dengan 2. klien mau menjabat terapeutik, empati, sebut
lain dan melakukan tangan nama perawat dan
lingkungan manejemen 3. klien mau jelaskan tujuan interaksi.
kekerasan. menyebut nama 2. Panggil klien dengan
4. klien mau nama panggilan yang
TUK 1 : tersenyum disukai.
Klien dapat 5. klien mau kontak 3. Bicara dengan sikap
membina mata tenang, rileks dan tidak
hubungan saling 6. klien mau menantang.

8
percaya. mengetahui nama
perawat

TUK 2 : 1. Beri klien kesempatan


1. klien
Klien dapat mengungkapkan
mengungkapkan
mengidentifikasi perasaan.
perasaanya
penyebab perilaku 2. Bantu klien
2. klien dapat
kekerasan. mengungkapkan
mengungkapkan
perasaan jengkel/kesal.
penyebab perasaan
3. Dengarkan ungkapan
marah dari
rasa marah dan perasaan
lingkungan atau
bermusuhan klien
orang lain
dengan sikap tenang.

1. Anjurkan
1. klien mampu
TUK 3 :
klien mengungkapkan
mengungkapkan
Klien dapat
yang dialami dan
perasaan saat
mengidentifikasi
dirasakan saat
marah/jengkel
tanda-tanda
jengkel/kesal.
2. klien dapat
perilaku kekerasan
2. Observasi
menyimpulkan
tanda perilaku
tanda-tanda marah
kekerasan.
yang dialami.
3. Simpulkan
bersama klien
tanda-tanda
jengkel/kesal yang
1. Klien dapat
TUK 4;
dialami klien.
mengungkapkan
Klien dapat
perilaku kekerasan
mengidentifikasi
yang biasa dilakukan
perilaku kekerasan
1. Anjurkan
2. Klien dapat
yang biasa
klien mengungkapkan
mengetahui cara
dilakukan
perilaku kekerasan yang
yang biasa dilakukan
biasa dilakukan.
untuk menyelesaikan
2. Tanyakan

9
masalah "Apakah dengan cara
yang dilakukan
masalahnya selesai ?"
1. Klien dapat
TUK 5:
menjelaskan akibat
Klien dapat
dari cara yang
mengidentikasi
1. Bicarakan
digunakan
akibat perilaku
akibat/kerugian dari cara
kekerasan Akibat pada klien
yang dilakukan.
sendiri
2. Bersama
Akibat pada orang
klien menyimpulkan akibat
lain
dari cara yang digunakan.
akibat pada
3. Tanyakan
lingkungan
apakah ingin mempelajari
cara baru yang sehat.
TUK 6 :
1. klien dapat
Klien dapat
menyebutkan contoh
mengidentifikasi
pencegahan perilaku
cara konstruktif
kekerasan secara :
dalam berespon
- Fisik: Tarik nafas 1. Beri pujian
thd kemarahan.
dalam , olah raga, jika men getahui cara lain

memukul bantal yang sehat.

- Verbal: Mengatakan 2. Diskusikan

secara langsung cara lain yang sehat.Secara

dengan tidak fisik : tarik nafas dalam

menyakiti. jika sedang kesal, berolah

2. klien dapat raga, memukul

mendemonstrasikan bantal/kasur.

cara fisik (memukul 3. Secara verbal

bantal) untuk : katakan bahwa anda

mencegah perilaku sedang marah atau

kekerasan. kesal/tersinggung.
4. Secara
spiritual : berdo'a,
memohon kepada Tuhan

10
TUK 7 : 1. Klien mengetahui untuk diberi kesabaran.
cara mengontrol
Klien dapat
kemarahan
mengidentifika 2. Klien dapat
mendemonstrasika
si cara
n cara untuk
mengontrol mengontrol
perilaku kekerasan
perilaku
kekerasan 1. Bantu
memilih cara yang paling
tepat.
2. Bantu
mengidentifikasi manfaat
cara yang telah dipilih.
3. Bantu
mensimulasikan cara yang
1. Keluarga dapat telah dipilih.
memberikan
4. Beri
dukungn dan
TUK 8 : berperan serta reinforcement positif atas
dalam usaha
Klien mendapat keberhasilan yang dicapai
klien mengontrol
dukungan dari perilku kekerasan dalam simulasi.
keluarga. 5. Anjurkan
menggunakan cara yang
telah dipilih saat
jengkel/marah.
1. Klien dapat
menyebut kan obat
TUK 9 : 1. Beri
obat yang di minum
Klien dapat pendidikan kesehatan
dan kegunaanya
menggunakan tentang cara merawat
( jenis
obat dengan klien melalui pertemuan
,waktu,dosis,dan efek
benar (sesuai keluarga.
)
program). 2. Beri
2. Klien dapat minum
reinforcement positif
obat sesuai program
atas keterlibatan
pengobatan
keluarga.

11
1. Diskusikan
dengan klien tentang
obat (nama, dosis,
frekuensi, efek dan efek
samping).
2. Bantu
klien mengpnakan obat
dengan prinsip 5 benar
(nama klien, obat, dosis,
cara dan waktu).
3. Anjurkan
untuk membicarakan efek
dan efek samping obat
yang dirasakan.

12
XVII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Waktu D SP IMPLEMENTASI EVALUASI
x
Kamis, 1 SP 1. Membina S : Klien mengatakan senang
02-02- 2017 1
hubungan saling percaya : karena di kunjungi oleh
15 :00
salam terapeutik, empati, sebut perawat
nama perawat dan jelaskan O :
tujuan interaksi. Klien mau berjabat tangan
2. Memanggil klien Klien mau bercerita

dengan nama panggilan yang tentang diri nya


Kontak mata cukup
disukai.
A : Klien mampu membina
3. Berbicara dengan
hubungan saling percaya,
sikap tenang, rileks dan tidak
SP 1 tercapai.
menantang.
P : Lanjutkan SP 2,klien dapat
mengidentifikasi penyebab
marah.

S : Klien marah apabila


keinginannya tidak
1. Memberi klien
terpenuhi serta klien merasa
kesempatan mengungkapkan jengkel saat di tegur oleh
SP
orang lain
2 perasaan.
O:
2. Membantu klien Klien dapat mengungkapkan
perasaan marah atau
mengungkapkan perasaan
jengkel.
jengkel/kesal. Klien tampak tegang
tegangan dan tatapan mata
3. Mendengarkan ungkapan
tajam.
rasa marah dan perasaan A : Klien mampu
mengungkapkan penyebab
bermusuhan klien dengan sikap
marah atau jengkel,SP 2
tenang. tercapai.
P : Lanjutkan SP 3, klien dapat
mengidentifikasi tanda-
tanda perilaku kekerasan.

13
jumat SP 1. Menga S : klien saat marah akan
3 berbicara dengan nada
13.30 jurkan klien mengungkapkan
tinggi, tangan mengepal,
yang dialami dan dirasakan matanya menatap tajam,
wajahnya tampak merah.
saat jengkel/kesal.
O : pasien menunjukkan tanda-
2. Meng tanda :
a. Nada suara tinggi
observasi tanda perilaku
b. Mata menatap tajam
kekerasan. c. Tangan mengepal.
A : klien mampu
3. Menyi
mengidentifikasi tanda dan
mpulkan bersama klien gejala saat marah atau
jengkel. SP 3 tercapai.
tanda-tanda jengkel/kesal
K : klien diminta untuk
yang dialami klien. mengidentifikasi perilaku
kekerasan yang sering
dilakukan
P: lanjutkan SP 5 klien dapat
mengidentifikasi perilaku
kekerasan yang dapat di
lakukan
SP 4 1. meng S : klien akan marah-marah
apabila keinginanya tidak
anjurkan klien
dipenuhi dan memukul
mengungkapkan perilaku pintu / jendela.
O : klien tampak :Tegang, tangan
kekerasan yang biasa
mengepal, mata menatap
dilakukan. tajam, wajah memerah.
A : klien mampu
2. mena
mengidentifikasi perilaku
nyakan "Apakah dengan cara kekerasan yang bisa
dilakukan. SP 4 tercapai.
yang dilakukan masalahnya
P : lanjutkan SP 5, klien dapat
selesai ?" mengidentifikasi akibat
perilaku kekerasan

S : klien mengatakan mengerti


SP 5 kerugian dan bahaya dari
perilaku kekerasan ang di
lakukan
1. membicarakan
akibat/kerugian dari cara O : klien Nampak paham
dengan akibat dari tindakannya
yang dilakukan.
aat marah

14
2. Bersama klien A : klien mampu
mengidentifikasi akibat
menyimpulkan akibat dari
perilaku kekerasan yang
cara yang digunakan. bisa dilakukan. SP 5
tercapai.
3. Menanyakan apakah ingin
P : lanjutkan SP 5, klien dapat
mempelajari cara baru yang melakukan cara yang aman
dalam berespon terhadap
sehat.
Sabtu, 04-02- kemarahannya
2017
Pkl 16 :00 S : klien mengetahui cara aman
untuk berespon saat marah
SP.6
O: klien mendemonstrasikan
1. Beri pujian jika men getahui cara yang aman berespon saat
cara lain yang sehat. marau

2. Diskusikan cara lain yang Klien mendemonstrasikan nafas


sehat.Secara fisik : tarik dalam, memukul mukul bantal
saat marah
nafas dalam jika sedang
kesal, berolah raga, memukul A : klien dapat mengidentifikasi
cara yang aman berespon
bantal/kasur. terhadap kemarahan. SP 6
3. Secara verbal : katakan tercapai
P : lanjutkan SP 7, klien dapat
bahwa anda sedang marah dukungan dari keluarga
atau kesal/tersinggung. dalam perawatan

4. Secara spiritual : berdo'a,


memohon kepada Tuhan
untuk diberi kesabaran. S : keluarga paham tentang
pedidikan cara merawat klien
SP.7 yang di ajarkan

1. Memberikan pendidikan O : keluarga mampu


mendemonstrasikan teknik yang
kesehatan tentang cara
di ajarkan oleh perawat
merawat klien
Keluarga klien mengungkapkan
2. memberi reinforcement positif
klein sdh tidak pernah lagi
atas keterlibatan keluarga. melakukan perilaku kekerasan
setelah di lakukan perawatan
sealama 3 hari

A : klien mendapat dukungan


keluarga tetang perawatan
.

15
klien . SP 7 tercapai
P : pertahankan SP

16
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Kes. Wa, 1998, Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I,
Direktorat Kesehatan Jiwa RSJP, Bandung

Keliat B.A, 1998, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, ( Terjemahan ). Penerbit


Buku Kedokteran , EGC, Jakarta.

Maramis, WF. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Press. Surabaya.

Stuart G. W, Sundeen. S. J. 1998 Buku Saku Keperawatan Jiwa. (Terjemahan) Edisi 3, Alih
Bahasa Yasmin Asih, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Stuart G. W, dan Laria M. T, 2001, Erinciple and Practice of Phychitric Nursing.


(Terjemahan) (7 th ed), St. Lois : Mosby

Townsend M. C, 1998, Buku Saku Diagnosa Keperawatan Psikiatri, (terjemahan), Edisi 3,


Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai