OLEH:
KELOMPOK I
1. ADRIANUS TOPU
2. ALFRIDUS CEUNFIN
3. LIDIA ROHI NAWA
4. MARIA TRIFONIA NONING
5. ROSIANA BETTE
6. MELKIANUS SERAN
1
DAFTAR ISI
Halaman
2.3 2.2 Family centre care pada pasien dengan HIV AIDS... 7
2.42.2.2.1 2.2.1 Konsep dari Family Centered Care pada ODHA ……. 7
DAFTAR PUSTAKA………………………………… 11
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
3
sepuluh orang tidak selalu menggunakan kondom, dan angka ini merupakan
yang terendah di bandingkan dengan negara Asia lainnya. Dengan perilaku
berisiko ini laki-laki dapat tertular ataupun menularkan HIV kepada
pasangannya, isterinya selanjutnya kepada bayinya. Angka kejadian infeksi
HIV pada ibu hamil dari survei di propinsi Riau dan Papua adalah 0,35% dan
0,25 %. Namun dari hasil testing sukarela pada ibu hamil di DKI Jakarta
ditemukan infeksi HIV sebesar 2,86%. Dalam kelompok wanita penjaja seks
kecenderungan meningkat di beberapa propinsi misalnya Papua, Riau dan
Jawa Barat angka infeksi sudah diatas 5%. Di kota besar seperti Jakarta,
Surabaya walaupun masih dibawah 5% tetapi terlihat meningkat pula pada
dua tahun terakhir ini.
4
1.2.2 Tujuan khusus
1.2.2.1Memahami konsep family centred care
1.2.2.2 Memahami konsep family centred care pasien HIV AIDS
5
BAB 2
KONSEP TEORI
6
merupakan dasar pemikiran dalam keperawatan anak yang
digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada anak
dengan melibatkan keluarga sebagai fokus utama perawatan.
Kutipan defenisi dari para ahli diatas memberikan bahwa
dalampenerepan Family Centered Care sebagai suatu pendekatan
holistik dan filisofi dalam keperawatan anak. Perawat sebagai
tenaga professional perlu melibatkan orangtua dalam perawatan
anak. Adapun peran perawat dalam menerapkan Family Centered
Care adalah sebagai mitra dan pasilitator dalam perawatan anak
dirumah sakit.
7
Berbagi informasi. Praktisi keperawatan berkomunikasi dan
memberitahukan informasi yang berguna bagi pasien dan
keluarga dengan benar dan tidak memihak kepada pasien dan
keluarga. Pasien dan keluarga menerima informasi setiap waktu,
lengkap, akurat agar dapat berpartisipasi dalam perawatan dan
pengambilan keputusan pada ODHA.
Partisipasi. Pasien pada ODHA dan keluarga termotivasi
berpartisipasi dalam perawatan dan pengambilan keputusan
sesuai dengan kesepakatan yang telah mereka buat.
Kolaborasi. Pasien pada ODHA dan keluarga juga termasuk ke
dalam komponen dasar kolaborasi. Perawat berkolaborasi dengan
pasien pada ODHA dan keluarga dalam pengambilan kebijakan
dan pengembangan program, implementasi dan evaluasi, desain
8
Keluarga dipandang sebagai unsur yang konstan sementara
kehadiran profesi kesehatan fluktuatif
Memfasilitasi kolaborasi keluarga professional pada semua level
perawatan kesehatan.
Meningkatkan kekuatan keluarga, dan mempertimbangkan
metode-metode alternative dalam koping.
Memperjelas hal-hal yang kurang jelas dan informasi lebih
komplit oleh keluarga tentang perawatan pada ODHA( orang
dengan HIV AIDS) yang tepat.
Menimbulkan kelompok support antara orang tua dengan
ODHA( orang dengan HIV AIDS).
Mengerti dan memanfaatkan sistem pelayanan kesehatan
dalam memenuhi kebutuhan pelayanan pada ODHA (orang
dengan HIV AIDS)
melaksanakan kebijakan dan program yang tepat,
komprehensif meliputi dukungan emosional dan finansial
dalam memenuhi kebutuhan kesehatan keluarganya.
Menunjukkan desain transportasi perawatan kesehatan
fleksibel, accessible, dan responsive ODHA( orang dengan HIV
AIDS) terhadap kebtuhan pasien pada
Implementasi kebijakan dan program yang tepat komprehensif
meliputi dukunga nemosional dengan staff. Element Family
Centered Care
9
4. Perntingnya family centred cara pada ODHA
1. Membangun sistem kolaborasi dari kontrol atau penyembuhan
pada ODHA
2. Berfokus pada kekuatan dan sumber keluarga daripada
kelemahan keluarga
3. Mengakui keahlian keluarga dalam merawat ODHA seperti
sebagaimana professional
4. Membangun pemberdayaan daripada ketergantungan
5. Meningkatkan lebih banyak sharing informasi dengan pasien
ODHA, keluarga, dan pemberi pelayanan informasi professional
6. Menciptakan program yang fleksibel dan tidak kaku
5. Intervensi Family Centre Care pada ODHA
1. Orientasi keluarga
2.Terbentuknya Family Care Specialist (FCS)
3.Visitasi terbuka
4. Mengijinkan keluarga untuk ada didekat pasien selama pasien
dilakukan tindakan/prosedur.
5.Dibentuk dan dijalankannya family support group.
6.Mendorong keterlibatan keluarga dalam perawatan
10
DAFTAR PUSTAKA
Allison L, et. al. 2015. FAmily CEntered (FACE) advance care planning: Study
design and methods for a patient-centered communication and
decisionmaking intervention for patients with HIV/AIDS and their
surrogate decision-makers. Contemporary ClinicalTrials 43 (2015)
172–178.
11
12