Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Didalam sistem pelayanan kesehatan terdapat serangkaian perangkat yang mengambil

peran dalam meningkatkan status kesehatan bagi kliennya. Setiap tenaga kesehatn memiliki peran

masing-masing dan memiliki tujuan yang sama yaitu untuk penyembuhan klien atau pasien. Untuk

meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan, tenaga kesehatan harus mengikuti setiap

perkembangan dan perubahan proses pelayanan kesehatan. Salah satu tenaga kesehatan yang

sangat berpengaruh dan banyak dibutuhkan adalah profesi keperawatan. Kita tahu bahwa profesi

keperawatan adalah tenaga kesehatan yang lebih banyak berinteraksi langsung dengan klien.

Selain untuk membantu penyembuhan klien, perawat juga berperan dalam memberikan asuhan

keperawatan.

Namun, beberapa hal yang harus diperhatikan oleh profesi keperawatan adalah ilmunya.

Sesuai dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sering kita dengar dengan

sebutan Globalisasi, maka perlunya pemahaman perawat tentang perkebangan profesi

keperawatan yang sesungguhnya. Dalam proses globalisasi, perawat dituntut untuk mampu

meningkatkan status kesehatan bagi kliennya. Ada banyak hal yang harus dipelajari oleh seorang

perawat diantaranya pemahaman tentang konsep transcultural. Hal ini merupakan salah satu acuan

yang digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan.

Untuk itu perlunya pendidikan tentang perkembangan dan konsep transcultural yang di

pergunakan sebaagai pedoman dalam melakukan pelayanan kesehatan.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan globalisasi ?

2. Aapakah globalisasi mempengaruhi pelayanan kesehatan?

3. Apakah yang dimaksud dengan transculture keperawatan?

4. Apakah tujuan dan konsep transcultural keperawatan?

A. Tujuan Penulisan

1. Mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan globalisasi.

2. Mampu mengetahui globalisasi mempengaruhi pelayanan kesehatan.

3. Mampu memahami apa yg dimaksud dengan transcultural keperawatan.

4. Mampu menyebutkan tujuan dan konsep transcultural keperawatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Globalisasi Pelayanan Kesehatan

Pada masa kini terdapat banyak faktor yang mempengaruhi dan membentuk system

penyampain pelayanan kesehatan. Kemajuan dalam komunikasi terutama melalui internet

memungkinkan perawat, klien, dan pelayanan kesehatan lainnya untuk berbicara dengan rekan

sepropesi di seluruh dunia mengenai masalah pelayanan kesehatan. Namun, masih terdapat daerah

didunia yang belum tersentuh oleh kemajuan ini (Simson, 2004).

Perawat harus memahami cara berkomunikasi dunia dan globalisasi pelayanan kesehatan

mempengaruhi praktek keperawatan. Konsumen kesehatan menuntut pelayanan berkualitas dan

memiliki lebih banyak pengetahuan. Mereka telah mencari tahu dari internet mengenai masalah

kesehatan dan kondisi medisnya. Mereka juga menggunakan internet untuk memilih

penyelenggara pelayan kesehatannya. Akibat dari globalisasi, dokter dan penyelenggara

pelayanan kesehatan harus membuat akses terhadap pelayananannya lebih mudah. Dengan

kemajuan komunikas, perawat dan penyelenggara pelayanan kesehatan melakukan praktik

disepanjang negara bagian dan perbatasan. Selain itu, institusi pelayanan kesehatan di amerika

saat ini mengalami kekurangan tenaga keperawatan. Untuk mengusahakan pelayanan kesehatan

berkualitas, institutsi pelayanan kesehatan merekrut perawat dari seluruh dunia untuk bekerja di

amerika serikat. Hal ini mengharuskan rumah sakit di amerika serikat untuk memahami dan

3
bekerjasama dengan perawat dari berbagai latar budaya dan kebutuhan (Nash dan Gremillion,

2004).

Status kesehatan diseluruh dunia dipengaruhu banyak masalah sebagai contoh,

kemiskinan masih menjadi masalah yang lebih utama dibandingkan penyakit dan merupakan

penyebab kematian terbanyak didunia masa kini. Negara dan komunitas miskin memiliki akses

yang terbatas terhadap vaksin, air bersih, dan pelayanan kesehatan standar. Pertumbuhan

urbanisasi juga mempengaruhi kesehatn diseluruh dunia. Dengan semakin padatnya populasi di

kota, masalahnya seperti polusi, kebisingan, kepadatan penduduk, kekurangan air, system

pembuangan yang buruk, dan bahaya lainnya menjadi semakin banyak. Anak-anak, wanita, dan

para lansia merupakan populasi rentan yang terancam denagn adanya urbanisasi. Walaupun

globalisasi perdagangan, perjalanan, dan budaya meningkatkan ketersediaan pelayanan kesehatan,

penyebaran penyakit menular seperti tuberculosis dan server acute respiratori syndrome (SARS)

menjadi semakin banyak. Akhirnya perubahan lingkungan global dan bencana memengaruhi

kesehatan. Perubahan iklim dan bencana alam mengancam persediaan makanan dan sering

memungkinkan penyebaran penyakit menular yang lebih cepat (Simpson, 2004).

Sebagai pemimpin dalam pelayanan kesehatan, kita harus tetap waspada tehadap

peristiwa yang terjadi dalam masyarakat, negara, dan seluruh dunia (Simpson, 2004). Focus unik

keperawatan terhadap pelayanan membantu perawat mengatasi masalah yang timbul akibat

globalisasi. Perawat dan propesi keperawatan mampu mengatasi masalah ini dengan bekerjasama

untuk meningkatkan pendidikan keperawatan seluruh dunia, merekrut individu untuk menjadi

perawat, dan dengan mendukung perubahan yang akan meningkatkan penyampaian pelayanan

kesehatan (Simpson, 2004). Kita harus bersiap untuk datangnya masalah pelayanan kesehatn masa

depan. Globalisasi telah memengaruhi banyak industry yang juga memengaruhi penyampaian
4
pelayanan kesehatan. Sebagai pemimpin, keperawatan memegang kendali dan bersikap proaktif

dalam membuat solusi sebelum diambil alih oleh pihak luar (Nash dan Gremillion, 2004).

2.2 Perspektif Transkultural

Salah satu teori keperawatan yang berhubungan dengan pengaruh budaya diyakini

terhadap pemberian asuhan keperawatan adalah transcultural nursing atau keperawatan

transkultural yang dipelopori oleh Madeleine Leininger dengan model Matahari Terbit.

Keperawatan transkultural adalah suatu disiplin ilmu dan kiat yang berfokus pada proses serta

perilaku individu dan kelompok,yang bertujuan untuk mempertahankan maupun meningkatkan

perilaku sehat atau perilaku sakit secara fisik dan psikokultural sesuai dengan latar belakang

budaya klien. Antara konsep keperawatan transkultural dan proses pemberian asuhan keperawatan

transkultural saling berkaitan satu sama lain. Keberhasilan konsep dan proses keperawatanini

dapat dilihat dari beberapa parameter pilihan asuhan keperawatan budaya.

2.2.1 Definisi Transcultural Nursing

Transcultural nursingatau keperawatan transkultural merupakan perpaduan teori serta

praktik antropologi dan keperawatan (Lipson dan Bauwens, 1988), dimana antropologi merujuk

pada studi tentang manusia termasuk asal, perilaku, interaksi sosial, karakteristik fisik dan mental,

pakaian, serta perkembangan zaman. Sedangkan, keperawatan berhubungan dengan seni dan

sains.

Dengan demikian, keperawatan transkultural adalah suatu disiplinilmu dan kiat yang

berfokus pada proses serta perilaku individu dan kelompok untuk mempertahankan maupun

meningkatkan perilaku sehat atau perilaku sakit secara fisik dan psikokultural yang disesuaikan

5
dengan latar belakang budaya klien. Sehingga dapat disimpulkan, pelayanan keperawatan yang

diberikan sesuai dengan latar belakang budaya klien (Leininger,1984).

MenurutLeininger (dalam Efendi dan Makhfudli, 2009, p.16), transcultural nursingatau

keperawatan transkultural adalah suatu pelayanan keperawatan yang berfokus pada analisis dan

studi perbandingan tentang perbedaan budaya.

Namun, keperawatan transkultural ini tidak hanya berfokus pada perbedaan budaya

melainkan juga persamaan antarbudaya dimana transcultural nursinglebih lanjut diartikan sebagai

suatu area/wilayah keilmuan budaya pada proses belajar dan praktik keperawatan yang berfokus

pada perbedaan serta kesamaan antarbudaya dengan tetap menghargai nilai budaya manusia,

kepercayaan maupun tindakan yang digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan sehingga

dapat diterima secara spesifikdan universal.

2.2.2 Tujuan Transcultural Nursing

Tujuan utama dari keperawatan transkultural adalah mengembangkan sains dan pohon

pengetahuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kebudayaan yang spesifik

dan universal bagi individu, keluarga, kelompok, dan komunitas dari latar belakang yang berbeda

(Leininger, 1978). Kebudayaan yang spesifik ini merujuk pada nilai, kepercayaan, pola tingkah

laku tertentu yang menjadi keunikan suatu kelompok dan tidak memiliki kelompok lain.

Sedangkan kebudayaan yang universal merujuk pada nilai, norma, dan pola hidup yang dapat

diterima secara umum (Leininger, 1978, 1991, 1995; Leininger dan McFarland, 2002).

Dengan adanya keperawatan transkultural, perawat dapat membantu klien dalam

memilih budaya tertentu yang mendukung peningkatan status kesehatannya sehingga klien dapat

mudah beradaptasi dengan budaya tersebut.

6
2.2.3 Konsep Transcultural Nursing

Konsep keperawatan transkultural menurut teori M.Leininger, adalah sebagai berikut:

a) Care mengacu pada suatu fenomena yang berhubungan dengan pemberian buatan,

dukungan, pengalaman maupun perilaku pada individu, keluarga, kelompok, serta

komunitas untuk memperbaiki kondisi maupun cara kualitas hidupnya.

b) Caring mengacu kepada tindakan dan aktivitas langsung dalam membimbing,

mendukung, dan mengarhakan individu, keluarga, serta kelompok untuk meningkatkan

kondisi kehidupannya.

c) Kebudayaan merupakan suatu pembelajaran, pembagian dan transmisis

nilai,keyakinan norma-norma, dan gaya hidup dalam suatu kelompok tertentu yang

memberikan arahan kepada cara berfikir mereka, pengambilan keputusan, serta pola

hidup.

d) Perawatan kultural mengacu kepada pembelajaran subjektif dan objektif dan

transmisi nilai, keyakinan,pola hidup yang membantu, mendukung,memfasilitasi atau

memungkinan individu lain maupun kelompok untuk mempertahankan kesejahtraan

mereka, kesehatan, serta untuk memperbaiki kondisi kehidupannya.

e) Cultural care diversity (perbedaan perawatan kultural) mengacu kepada variable-

variabel, perbedaan-perbedaan, pola, nilai, gaya hidup, ataupun simbol perawatan

berhubungan dengan pemberian bantuan dan dukungan dalam melakukan suatu

perawatan.

f) Cultural care universality ( kesatuan perawatan kultural) mengacu kepada suatu

pengertian umum yang memiliki kesamaan ataupun pemahaman yang paling dominan

mengenai pola-pola, nilai-nilai, gaya hidup, atau simbol-simbol yang dimanifestasikan

7
dan direfleksikan dalam pemberian bantuan, dukungan, fasilitas ataupun cara yang

memungkinkan untuk menolong orang lain .

g) Pandangan dunia mengacu pada cara pandang manusia dalam memelihara dunia atau

alam semesta.

h) Dimensi struktur social dan budaya mengacu pada suatu pola dinamis, gambaran

hubungan structural, dan faktor-faktor dari suatu bentuk kebudayaan serta hubungan

antarfaktoryang berfungsi untuk mempengaruhi perilaku manusia dalam lingkungan

yang berbeda.

i) Lingkungan mengacu pada totalitas dari suatu keadaan, situasi, atau pengalaman yang

memberikan arti bagi perilaku manusia, interpretasi, dan interaksi sosial dalam

lingkungan fisik, ekologi, sosial politik, dan atau susunan kebudayaan.

j) Etnohistori mengacu pada keseluruhan fakta- fakta pada waktu lampaudan

pengalaman individu, kelompok, kebudayaan serta suatu institusi yang difokuskan

kepada masyarakat untuk menggambarkan, menjelaskan dan menginterpretasikan cara

hidup manusia dalam suatu bentuk kebudayaan dalam jangka pendek maupun panjang.

k) Sistem perawatan pada masyarakat tradisional mengacu pada pembelajaran kultural

dan transmisi dalam masyarakat tradisional dengan menggunakan pengetahuan dan

keterampilan tradisional untuk memberikan bantuan, dukungan atau memfasilitasi

tindakan untuk individu lain, kelompok maupun suatu institusi untuk memperbaiki cara

hidup manusia atau kondisi kesehatan.

l) Perawatan kultural yang kongruen mengacu kepada kemampuan kognitif untuk

membantu, mendukung, memfasilitas atau membuat suatu keputusan dan tindakan

8
yang tepat untuk memperbaiki kondisi individu atau kelompok sehingga memperoleh

kesejahetraan dan kesehatan.

Selain konsep-konsep tersebut terdapat konsep lain yang terkait dengan spiritual dimana

keyakinan agama dan spiritual adalah bagian integral kebudayaan seseorang yang dapat

mempengaruhi keyakinan klien mengenai penyebab penyakit, praktik penyembuhan, dan pilihan

tabib atau pemberi perawatan kesehatan. Keyakinan spiritual dan agama ini dapat menjadi sumber

kekuatan dan kenyamanan bagi klien yang menderita penyakit kritis atau menjelang ajal.

Spiritualitas, agama, dan kepercayaan merupakan hal yang berbeda meskipun seringkali

tertukar penggunaannya.Perawat harus menyadari perbedaannya untuk memahami kedalaman

perasaan yang dimiliki klien mengenai keyakinan mereka. Spiritualitas adalah keyakinan atau

hubungan dengan kekuatan yang lebih tinggi, kekuatan pencipta, ilahiah, atau sumber energi yang

tidak terbatas. Adapun aspek-aspek spiritualitas yang digambarkan oleh (Burkhardt, 1993),

sebagai berikut :

a) Menghadapi sesuatu yang tidak diketahui atau tidak pasti dalam kehidupan

b) Pencarian makna dan tujuan hidup

c) Menyadari dan mampu menarik sumber dan kekuatan dari dalam diri sendiri

d) Memiliki perasaan keterkaitan dengan diri sendiri dan dengan Tuhan atau Sang

Maha Tinggi.

Sedangkan agama didefinisikan sebagai cara dalam mengekspresikan spiritual yang

memandu manusia dalam berespons terhadap pertanyaan dan krisis hidup (Dossey, Keegan, dan

Guzzetta, 2000

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Untuk menghadapi perubahan perubahan yang disebabkan oleh globalisasi, perawat

harus memahami konsep konsep yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan. Salah

satu konsep yang digunakan adalah konsep trankultural keperawatan.

Perspektif kesehatan dalam keperawatan transkultural diartikan sebagai pandangan

masyarakat tentang kesehatan spesifik bergantung pada kelompok kebudayaannya teknologi dan

non-teknologi pelayanan kesehatan yang diterima bergantung pada budaya nilai dan kepercayaan

yang dianutnya.

Globalisasi juga akan mempengaruhi setiap kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat

sehingga proses pemberian asuhan keperawatan akan berbeda. Hal ini mendidik perawat menjadi

perawat yang professional

3.2 Saran

Sebagai mahasiswa keperawatan yang kelak akan menjadi perawat professional,

hendaknya perlu mengetahui dasar-dasar dalam pemberian asuhan keperawatan kepada klien

terutama yang menyangkut budaya klien itu sendiri secara mendalam. Perawat akan dihadapkan

dengan berbagai klien yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda, baik itu budaya

yang bertentangan maupun tidak bertentangan dengan kesehatan. Oleh karena itu, perawat perlu

memahami materi transcultural nursing ini sehingga masalah-masalah yang mungkin akan timbul

nantinya dapat diselesaikan dengan baik dan telah dipertimbangkan secara matang.
10

Anda mungkin juga menyukai