Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya.Kami selaku penyusun selalu berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi masyarakat dan para pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, baik dari segi materi
maupun keterpaduan antar kalimat.Oleh karena itu, kami membuka pintu selebarlebarnya untuk saran dan kritikan yang membangun, sehingga kami dapat
memperbaiki segala kekurangan yang terdapat dalam makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Populasi penduduk di dunia semakin meningkat setiap tahunnya, termasuk
di Negara Indonesia.Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas) yang dilakukan Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Indonesia
pada tahun 2010 sebesar 237,56 juta jiwa (BPS, 2010).Peningkatan populasi
penduduk tersebut memungkinkan terjadinya interaksi antarpenduduk dari satu
daerah ke daerah lain yang berbeda dalam hal kebudayaan yang diyakini. Hal ini
turut didukung oleh pesatnya perkembangan globalisasi di berbagai bidangjuga
salah satunya di bidang kesehatan.
Dalam bidang kesehatan, peningkatan populasi penduduk ini berpengaruh
terhadap semakin meningkatnya tuntutan akan pemenuhan kebutuhan hidup
termasuk tuntutan akan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan profesional
dari tenaga medis, salah satunya perawat. Perawat diharapkan dapat memberikan
asuhan keperawatan yang profesional dan sesuai dengan latar belakang budaya
klien yang tidak bertentangan dengan ilmu kesehatan. Sehingga, tidak terjadi
cultural shockyang merupakan suatu keadaan yang akan dialami oleh klien
ketika perawat tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya. Oleh
karena itu, perawat hendaknya memiliki pengetahuan akan budaya klien secara
lebih mendalam.
Salah satu teori keperawatan yang berhubungan dengan pengaruh budaya
diyakini terhadap pemberian asuhan keperawatan adalah transcultural nursing
atau keperawatan transkultural yang dipelopori oleh Madeleine Leininger dengan
model Matahari Terbit. Keperawatan transkultural adalah suatu disiplin ilmu dan
kiat yang berfokus pada proses serta perilaku individu dan kelompok,yang
bertujuan untuk mempertahankan maupun meningkatkan perilaku sehat atau
perilaku sakit secara fisik dan psikokultural sesuai dengan latar belakang budaya
klien. Antara konsep keperawatan transkultural dan proses pemberian asuhan
Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, rumusan masalahnya adalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan transcultural nursing?
2. Apa tujuan dari transcultural nursing?
3. Bagaimana sejarah transcultural nursing?
4. Bagaimana model matahari terbit dari Leininger?
5. Bagaimana konseptranscultural nursing?
6. Bagaimana paradigma transcultural nursing?
7. Apa saja yang menjadi parameter keperawatan budaya?
8. Bagaimana prosestranscultural nursing?
1.3.
Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah tersebut, tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Mahasiswa mampu mengetahui defenisi trancultural nursing.
2. Mahasiswa mampu mengetahui tujuan dari transcultural nursing.
3. Mahasiswa mampu mengetahui sejarah transcultural nursing.
4. Mahasiswa mengetahui model matahari terbit dari Leininger.
5. Mahasiswa mampu memahami konseptranscultural nursing.
6. Mahasiswa mampu memahami paradigma transcultural nursing.
7. Mahasiswa mampu mengetahui parameter dan fenomena asuhan budaya
keperawatan.
8. Mahasiswa mampu memahami proses transcultural nursing.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.DefinisiTranscultural Nursing
Transcultural nursing atau keperawatan transkultural merupakan perpaduan
teori serta praktik antropologi dan keperawatan (Lipson dan Bauwens, 1988),
dimana antropologi merujuk pada studi tentang manusia termasuk asal, perilaku,
interaksi sosial, karakteristik fisik dan mental, pakaian, serta perkembangan
zaman. Sedangkan, keperawatan berhubungan dengan seni dan sains.
seluruh dunia. Peningkatan jumlah perawat yang bekerja di negara lain dan
interaksi dengan berbagai orang dengan latar belakang budaya berbeda
memotivasi para perawat untuk menggunakan konsep, prinsip, penelitian, dan
mengikuti kursus keperawatan transkultural. Selain itu, juga diadakan
beberapa konferensi oleh Transcultural Nursing Society, penyelenggaraan
workshop, pengembangan kebijakan-kebijakan, serta publikasi jurnal yang
berkaitan dengan keperawatan transkultural. Salah satu jurnal yang
dipublikasikan adalah Journal of Transcultural Nursing.
2.4. Model Matahari Terbit Leininger (The Sunrise Model)
Model Matahari Terbit digunakan untuk menggambarkan teori Leininger
mengenai diversitas dan universalitas perawatan budaya. Matahari terbit menjadi
lambang atau simbol perawatan.
Model ini berpuncak pada pandangan dunia
dan
kebijakan
apapun
yang
dapatmempengaruhi jenis,
menemukan,
mengidentifikasi,
serta
memahamipenyembuhan
dan
bantuan,
dukungan,
fasilitas
ataupun
cara
yang
dalam
kebudayaan
berfungsi
serta
hubungan
antarfaktoryang
untuk
dan interaksi sosial dalam lingkungan fisik, ekologi, sosial politik, dan
atau susunan kebudayaan.
j. Etnohistori mengacu pada keseluruhan fakta- fakta pada waktu
lampaudan pengalaman individu, kelompok, kebudayaan serta suatu
institusi yang difokuskan kepada masyarakat untuk menggambarkan,
menjelaskan dan menginterpretasikan cara hidup manusia dalam suatu
bentuk kebudayaan dalam jangka pendek maupun panjang.
k. Sistem perawatan pada masyarakat tradisional mengacu
pada
pengetahuan
dan
keterampilan
tradisional
untuk
seringkali
tertukar
penggunaannya.Perawat
harus
menyadari
kehidupan
Pencarian makna dan tujuan hidup
Menyadari dan mampu menarik sumber dan kekuatan dari dalam diri
sendiri
Memiliki perasaan keterkaitan dengan diri sendiri dan dengan Tuhan
atau Sang Maha Tinggi.
diyakini klien.
Negosiasi budaya, dimana perawat membantu klien untuk dapat
memilih, menetapkan, dan beradaptasi dengan budaya lain yang
Menurut
Leininger,
sangat
penting
bagi
seorang
perawat
untuk
pil,
atau
pengobatan,
atau
pembedahan
untuk
kepercayaan
dan
praktik
yang
berkaitan
dengan
pencegahan
dan
penyembuhan penyakit yang berasal dari tradisi budaya bukan dari landasan
ilmiah pengobatan modern.Karena lebih berbasis budaya, pengobatan rakyat
sering kali lebih nyaman bagi klien.
Oleh karena itu, perawat harus tetap ingat bahwa strategi pengobatan yang
konsisten yang sesuai dengan kepercayaan kliencenderung lebih berhasil.
Sehingga penting bagi perawat
Orientasi Ruang
Ruang adalah konsep relatif yang mencakup individu,tubuh lingkungan
sekitar, dan benda-benda yang ada dalam lingkungan tersebut. Hubungan
antara tubuh individu dan benda-benda serta orang dalam ruang dipelajari dan
dipengaruhi oleh budaya.Sebagai contoh, klien yang tinggal di fasilitas
perawatan jangka panjang,atau yang dirawat inap di rumah sakit untuk waktu
yang lama, mungkin ingin mempersonalisasikan ruang mereka.Perawat harus
responsif terhadap kebutuhan klien untuk memiliki kendali terhadap ruang
mereka. Ketika tidak ada kontraindikasi medis,klien sebaiknya dibiarkan dan
dianjurkan membawa benda yang memiliki makna pribadi.
Orientasi Waktu
Budaya keperawatan dan layanan kesehatan menghargai waktu.Perjanjian
dijadwalkan dan pengobatan diprogramkan berdasarkan parameter waktu
(misalnya mengganti balutan sekali setiap hari).Program obat mencakup
frekuensi dan bilamana obat harus diminum.Perawat belum menyadari arti
waktu bagi klien. Ketika merawat klien yang berorientasi pada saat ini,
yang
sering
ditegakkan
transkultural, yaitu :
Gangguan komunikasi verbal yang
dalam
asuhan
keperawatan
kultur
Gangguan interaksi sosial yang berhubungan dengan disorientasi
sosisokultural
Ketidakpatuhan dalam pengobatan yang berhubungan dengan system
yang
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Proses keperawatan transkultural atau transcultural nursing merupakan salah
satu dasar teori keperawatan dimana pemberian asuhan keperawatandisesuaikan
dengan latar belakang budaya pasien. Keperawatan transkultural bertujuan untuk
mengurangi konflik
sebagai profesional dan pasien. Proses keperawatan transkultural ini terdiri atas tahap
pengkajian, diagnosa keperawatan ,perencanaan dan pelaksanaan
tindakan
sebagai
keperawatan kepada klien terutama yang menyangkut budaya klien itu sendiri secara
mendalam. Perawat akan dihadapkan dengan berbagai klien yang memiliki latar
belakang budaya yang berbeda-beda, baik itu budaya yang bertentangan maupun
tidak bertentangan dengan kesehatan. Oleh karena itu, perawat perlu memahami
materi transcultural nursing ini sehingga masalah-masalah yang mungkin akan
timbul nantinya dapat diselesaikan dengan baik dan telah dipertimbangkan secara
matang.
DAFTAR PUSTAKA
Andrew, M.M., dan Boyle, J.S. (2008). Transcultural Concepts in Nursing Care
(5thed). Philadelphia: Lippincott Company.
Blais, Kathleen koening.et al. 2002. Praktik Keperawatan Profesional Konsep dan
Perspektif. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Efendi, F., dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas:Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Fitzpatrick,J.J., dan McCarthy,G. (2014). Theories Guiding Nursing Research and
Practice :Making Nursing Knowledge Development Explicit. New York: Springer
Publishing Company
Kozier, Erb, Berman, dan Snyder. (2004). Fundamental Keperawatan. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Leininger,M.M., dan McFarland, M.R., (2006). Culture Care Diversity and
Universality : A Worldwide Nursing Theory (2nded). Amerika Serikat: Jones and
Bartlett Publishers
Leininger, Madeleine. (2008). Overview of Leiningers Theory of Culture Care
Diversity and Universality.Journal of Transcultural Nursing.2-32.
http://www.madeleine-leininger.com/cc/overview.pdf.
Leuning, Cheryl J. et al. 2002. Proposed Standards for Transcultural
Nursing.Journal of Transcultural Nursing.Vol
13;40.http://tcn.sagepub.com/cgi/content/abstract/13/1/40
Potter, P.A, dan Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktik. Edisi Keempat.Volume Pertama. Jakarta: EGC