Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

GLOBALISASI DAN PERSPEKTIF TRANSCULTURAL

Dosen Pengampu : Ns.Rista Nora, S.Kep.M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 1 :

Helen Arina Putri


Yossiana Dalimunthe
Dhiyaul Aulia Ariq
Angel Angeli
Tasya Amanda

FAKULTAS KESEHATAN PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT

2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, yang atas rahmat dan
bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Makalah ini merupakan hasil dari tugas kelompok bagi para mahasiswa, untuk belajar dan
mempelajari lebih lanjut tentang topik globalisasi dan perspektif transcultural. Penyusunan
makalah ini bertujuan untuk menumbuhkan proses belajar mandiri kepada mahasiswa, agar
kreativitas dan penguasaan materi kuliah dapat optimal sesuai dengan yang diharapkan.

Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam mengetahui
tentang berbagai globalisasi dan perspektif transcultural tersebut.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa menjadi sahabat dalam belajar untuk
meraih prestasi yang gemilang.Kritik dan saran dari dosen pengampu mata kuliah dan juga teman-
teman sangat kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan dalam belajar pada masa
mendatang.

Bukittinggi, 18 Desember 2023

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................6
2.1 Globalisasi Pelayanan Kesehatan...........................................................................................6
2.2 Perspektif Transcultural.........................................................................................................7
2.3 Definisi Transcultural Nursing..............................................................................................8
2.4 Tujuan dan Konsep Transcultural Keperawatan.................................................................10
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................................12
3.1Kesimpulan...........................................................................................................................12
3.2Saran......................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Didalam sistem pelayanan kesehatan terdapat serangkaian perangkat yang mengambil
peran dalam meningkatkan status kesehatan bagi kliennya. Setiap tenaga kesehatan memiliki
peran masing-masing dan memiliki tujuan yang sama yaitu untuk penyembuhan klien atau pasien.
Untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan, tenaga kesehatan harus mengikuti setiap
perkembangan dan perubahan proses pelayanan kesehatan. Salah satu tenaga kesehatan yang
sangat berpengaruh dan banyak dibutuhkan adalah profesi keperawatan. Kita tahu bahwa profesi
keperawatan adalah tenaga kesehatan yang lebih banyak berinteraksi langsung dengan klien.
Selain untuk membantu penyembuhan klien, perawat juga berperan dalam memberikan asuhan
keperawatan.
Namun, beberapa hal yang harus diperhatikan oleh profesi keperawatan adalah ilmunya.
Sesuai dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sering kita dengar dengan
sebutan Globalisasi, maka perlunya pemahaman perawat tentang perkebangan profesi
keperawatan yang sesungguhnya. Dalam proses globalisasi, perawat dituntut untuk mampu
meningkatkan status kesehatan bagi kliennya. Ada banyak hal yang harus dipelajari oleh seorang
perawat diantaranya pemahaman tentang konsep transcultural. Hal ini merupakan salah satu acuan
yang digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan.
Untuk itu perlunya pendidikan tentang perkembangan dan konsep transcultural yang di
pergunakan sebaagai pedoman dalam melakukan pelayanan kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan globalisasi ?

2. Aapakah globalisasi mempengaruhi pelayanan kesehatan?

3. Apakah yang dimaksud dengan transculture keperawatan?

4. Apakah tujuan dan konsep transcultural keperawatan?

4
A. Tujuan Penulisan

1. Mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan globalisasi.

2. Mampu mengetahui globalisasi mempengaruhi pelayanan kesehatan.

3. Mampu memahami apa yg dimaksud dengan transcultural keperawatan.

4. Mampu menyebutkan tujuan dan konsep transcultural keperawatan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Globalisasi Pelayanan Kesehatan

Pada masa kini terdapat banyak faktor yang mempengaruhi dan membentuk system
penyampain pelayanan kesehatan. Kemajuan dalam komunikasi terutama melalui internet
memungkinkan perawat, klien, dan pelayanan kesehatan lainnya untuk berbicara dengan rekan
sepropesi di seluruh dunia mengenai masalah pelayanan kesehatan. Namun, masih terdapat daerah
didunia yang belum tersentuh oleh kemajuan ini (Simson, 2004).

Perawat harus memahami cara berkomunikasi dunia dan globalisasi pelayanan kesehatan
mempengaruhi praktek keperawatan. Konsumen kesehatan menuntut pelayanan berkualitas dan
memiliki lebih banyak pengetahuan. Mereka telah mencari tahu dari internet mengenai masalah
kesehatan dan kondisi medisnya. Mereka juga menggunakan internet untuk memilih
penyelenggara pelayan kesehatannya. Akibat dari globalisasi, dokter dan penyelenggara
pelayanan kesehatan harus membuat akses terhadap pelayananannya lebih mudah. Dengan
kemajuan komunikas, perawat dan penyelenggara pelayanan kesehatan melakukan praktik
disepanjang negara bagian dan perbatasan. Selain itu, institusi pelayanan kesehatan di amerika
saat ini mengalami kekurangan tenaga keperawatan. Untuk mengusahakan pelayanan kesehatan
berkualitas, institutsi pelayanan kesehatan merekrut perawat dari seluruh dunia untuk bekerja di
amerika serikat. Hal ini mengharuskan rumah sakit di amerika serikat untuk memahami dan
bekerjasama dengan perawat dari berbagai latar budaya dan kebutuhan (Nash dan Gremillion,
2004).

Status kesehatan diseluruh dunia dipengaruhu banyak masalah sebagai contoh,


kemiskinan masih menjadi masalah yang lebih utama dibandingkan penyakit dan merupakan
penyebab kematian terbanyak didunia masa kini. Negara dan komunitas miskin memiliki akses
yang terbatas terhadap vaksin, air bersih, dan pelayanan kesehatan standar. Pertumbuhan
urbanisasi juga mempengaruhi kesehatn diseluruh dunia. Dengan semakin padatnya populasi di
kota, masalahnya seperti polusi, kebisingan, kepadatan penduduk, kekurangan air, system

6
pembuangan yang buruk, dan bahaya lainnya menjadi semakin banyak. Anak-anak, wanita, dan
para lansia merupakan populasi rentan yang terancam denagn adanya urbanisasi. Walaupun
globalisasi perdagangan, perjalanan, dan budaya meningkatkan ketersediaan pelayanan kesehatan,
penyebaran penyakit menular seperti tuberculosis dan server acute respiratori syndrome (SARS)
menjadi semakin banyak. Akhirnya perubahan lingkungan global dan bencana memengaruhi
kesehatan. Perubahan iklim dan bencana alam mengancam persediaan makanan dan sering
memungkinkan penyebaran penyakit menular yang lebih cepat (Simpson, 2004).

Sebagai pemimpin dalam pelayanan kesehatan, kita harus tetap waspada tehadap
peristiwa yang terjadi dalam masyarakat, negara, dan seluruh dunia (Simpson, 2004). Focus unik
keperawatan terhadap pelayanan membantu perawat mengatasi masalah yang timbul akibat
globalisasi. Perawat dan propesi keperawatan mampu mengatasi masalah ini dengan bekerjasama
untuk meningkatkan pendidikan keperawatan seluruh dunia, merekrut individu untuk menjadi
perawat, dan dengan mendukung perubahan yang akan meningkatkan penyampaian pelayanan
kesehatan (Simpson, 2004). Kita harus bersiap untuk datangnya masalah pelayanan kesehatn masa
depan. Globalisasi telah memengaruhi banyak industry yang juga memengaruhi penyampaian
pelayanan kesehatan. Sebagai pemimpin, keperawatan memegang kendali dan bersikap proaktif
dalam membuat solusi sebelum diambil alih oleh pihak luar (Nash dan Gremillion, 2004).

2.2 Perspektif Transkultural

Salah satu teori keperawatan yang berhubungan dengan pengaruh budaya diyakini
terhadap pemberian asuhan keperawatan adalah transcultural nursing atau keperawatan
transkultural yang dipelopori oleh Madeleine Leininger dengan model Matahari Terbit.
Keperawatan transkultural adalah suatu disiplin ilmu dan kiat yang berfokus pada proses serta
perilaku individu dan kelompok,yang bertujuan untuk mempertahankan maupun meningkatkan
perilaku sehat atau perilaku sakit secara fisik dan psikokultural sesuai dengan latar belakang
budaya klien. Antara konsep keperawatan transkultural dan proses pemberian asuhan keperawatan
transkultural saling berkaitan satu sama lain. Keberhasilan konsep dan proses keperawatanini
dapat dilihat dari beberapa parameter pilihan asuhan keperawatan budaya.

7
2.3 Definisi Transcultural Nursing
Transcultural nursingatau keperawatan transkultural merupakan perpaduan teori serta
praktik antropologi dan keperawatan (Lipson dan Bauwens, 1988), dimana antropologi merujuk
pada studi tentang manusia termasuk asal, perilaku, interaksi sosial, karakteristik fisik dan mental,
pakaian, serta perkembangan zaman. Sedangkan, keperawatan berhubungan dengan seni dan
sains.
Dengan demikian, keperawatan transkultural adalah suatu disiplinilmu dan kiat yang
berfokus pada proses serta perilaku individu dan kelompok untuk mempertahankan maupun
meningkatkan perilaku sehat atau perilaku sakit secara fisik dan psikokultural yang disesuaikan
dengan latar belakang budaya klien. Sehingga dapat disimpulkan, pelayanan keperawatan yang
diberikan sesuai dengan latar belakang budaya klien (Leininger,1984).
MenurutLeininger (dalam Efendi dan Makhfudli, 2009, p.16), transcultural nursingatau
keperawatan transkultural adalah suatu pelayanan keperawatan yang berfokus pada analisis dan
studi perbandingan tentang perbedaan budaya.
Namun, keperawatan transkultural ini tidak hanya berfokus pada perbedaan budaya
melainkan juga persamaan antarbudaya dimana transcultural nursinglebih lanjut diartikan sebagai
suatu area/wilayah keilmuan budaya pada proses belajar dan praktik keperawatan yang berfokus
pada perbedaan serta kesamaan antarbudaya dengan tetap menghargai nilai budaya manusia,
kepercayaan maupun tindakan yang digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan sehingga
dapat diterima secara spesifikdan universal.

2.4 Tujuan Transcultural Nursing

Tujuan utama dari keperawatan transkultural adalah mengembangkan sains dan pohon

pengetahuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kebudayaan yang spesifik

dan universal bagi individu, keluarga, kelompok, dan komunitas dari latar belakang yang berbeda

(Leininger, 1978). Kebudayaan yang spesifik ini merujuk pada nilai, kepercayaan, pola tingkah

laku tertentu yang menjadi keunikan suatu kelompok dan tidak memiliki kelompok lain.

Sedangkan kebudayaan yang universal merujuk pada nilai, norma, dan pola hidup yang dapat

diterima secara umum (Leininger, 1978, 1991, 1995; Leininger dan McFarland, 2002).
8
Dengan adanya keperawatan transkultural, perawat dapat membantu klien dalam

memilih budaya tertentu yang mendukung peningkatan status kesehatannya sehingga klien dapat

mudah beradaptasi dengan budaya tersebut.

2.4 Konsep Transcultural Nursing


Konsep keperawatan transkultural menurut teori M.Leininger, adalah sebagai berikut:
a) Care mengacu pada suatu fenomena yang berhubungan dengan pemberian buatan,
dukungan, pengalaman maupun perilaku pada individu, keluarga, kelompok, serta
komunitas untuk memperbaiki kondisi maupun cara kualitas hidupnya.
b) Caring mengacu kepada tindakan dan aktivitas langsung dalam membimbing,
mendukung, dan mengarhakan individu, keluarga, serta kelompok untuk meningkatkan
kondisi kehidupannya.
c) Kebudayaan merupakan suatu pembelajaran, pembagian dan transmisis
nilai,keyakinan norma-norma, dan gaya hidup dalam suatu kelompok tertentu yang
memberikan arahan kepada cara berfikir mereka, pengambilan keputusan, serta pola
hidup.
d) Perawatan kultural mengacu kepada pembelajaran subjektif dan objektif dan
transmisi nilai, keyakinan,pola hidup yang membantu, mendukung,memfasilitasi atau
memungkinan individu lain maupun kelompok untuk mempertahankan kesejahtraan
mereka, kesehatan, serta untuk memperbaiki kondisi kehidupannya.
e) Cultural care diversity (perbedaan perawatan kultural) mengacu kepada variable-
variabel, perbedaan-perbedaan, pola, nilai, gaya hidup, ataupun simbol perawatan
berhubungan dengan pemberian bantuan dan dukungan dalam melakukan suatu
perawatan.
f) Cultural care universality ( kesatuan perawatan kultural) mengacu kepada suatu
pengertian umum yang memiliki kesamaan ataupun pemahaman yang paling dominan
mengenai pola-pola, nilai-nilai, gaya hidup, atau simbol-simbol yang dimanifestasikan
dan direfleksikan dalam pemberian bantuan, dukungan, fasilitas ataupun cara yang
memungkinkan untuk menolong orang lain .
g) Pandangan dunia mengacu pada cara pandang manusia dalam memelihara dunia atau

alam semesta.
9
h) Dimensi struktur social dan budaya mengacu pada suatu pola dinamis, gambaran
hubungan structural, dan faktor-faktor dari suatu bentuk kebudayaan serta hubungan
antarfaktoryang berfungsi untuk mempengaruhi perilaku manusia dalam lingkungan
yang berbeda.
i) Lingkungan mengacu pada totalitas dari suatu keadaan, situasi, atau pengalaman yang
memberikan arti bagi perilaku manusia, interpretasi, dan interaksi sosial dalam
lingkungan fisik, ekologi, sosial politik, dan atau susunan kebudayaan.
j) Etnohistori mengacu pada keseluruhan fakta- fakta pada waktu lampaudan
pengalaman individu, kelompok, kebudayaan serta suatu institusi yang difokuskan
kepada masyarakat untuk menggambarkan, menjelaskan dan menginterpretasikan cara
hidup manusia dalam suatu bentuk kebudayaan dalam jangka pendek maupun panjang.
k) Sistem perawatan pada masyarakat tradisional mengacu pada pembelajaran kultural
dan transmisi dalam masyarakat tradisional dengan menggunakan pengetahuan dan
keterampilan tradisional untuk memberikan bantuan, dukungan atau memfasilitasi
tindakan untuk individu lain, kelompok maupun suatu institusi untuk memperbaiki cara
hidup manusia atau kondisi kesehatan.
l) Perawatan kultural yang kongruen mengacu kepada kemampuan kognitif untuk
membantu, mendukung, memfasilitas atau membuat suatu keputusan dan tindakan
yang tepat untuk memperbaiki kondisi individu atau kelompok sehingga memperoleh
kesejahetraan dan kesehatan.

Selain konsep-konsep tersebut terdapat konsep lain yang terkait dengan spiritual dimana
keyakinan agama dan spiritual adalah bagian integral kebudayaan seseorang yang dapat
mempengaruhi keyakinan klien mengenai penyebab penyakit, praktik penyembuhan, dan pilihan
tabib atau pemberi perawatan kesehatan. Keyakinan spiritual dan agama ini dapat menjadi sumber
kekuatan dan kenyamanan bagi klien yang menderita penyakit kritis atau menjelang ajal.

Spiritualitas, agama, dan kepercayaan merupakan hal yang berbeda meskipun seringkali
tertukar penggunaannya.Perawat harus menyadari perbedaannya untuk memahami kedalaman
perasaan yang dimiliki klien mengenai keyakinan mereka. Spiritualitas adalah keyakinan atau
hubungan dengan kekuatan yang lebih tinggi, kekuatan pencipta, ilahiah, atau sumber energi yang

10
tidak terbatas. Adapun aspek-aspek spiritualitas yang digambarkan oleh (Burkhardt, 1993),
sebagai berikut :
a) Menghadapi sesuatu yang tidak diketahui atau tidak pasti dalam kehidupan
b) Pencarian makna dan tujuan hidup
c) Menyadari dan mampu menarik sumber dan kekuatan dari dalam diri sendiri
d) Memiliki perasaan keterkaitan dengan diri sendiri dan dengan Tuhan atau Sang
Maha Tinggi.

Sedangkan agama didefinisikan sebagai cara dalam mengekspresikan spiritual yang


memandu manusia dalam berespons terhadap pertanyaan dan krisis hidup (Dossey, Keegan, dan
Guzzetta, 2000

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Untuk menghadapi perubahan – perubahan yang disebabkan oleh globalisasi, perawat
harus memahami konsep – konsep yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan. Salah
satu konsep yang digunakan adalah konsep trankultural keperawatan.
Perspektif kesehatan dalam keperawatan transkultural diartikan sebagai pandangan
masyarakat tentang kesehatan spesifik bergantung pada kelompok kebudayaannya teknologi dan
non-teknologi pelayanan kesehatan yang diterima bergantung pada budaya nilai dan kepercayaan
yang dianutnya.
Globalisasi juga akan mempengaruhi setiap kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat
sehingga proses pemberian asuhan keperawatan akan berbeda. Hal ini mendidik perawat menjadi
perawat yang professional

3.2 Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan yang kelak akan menjadi perawat professional,
hendaknya perlu mengetahui dasar-dasar dalam pemberian asuhan keperawatan kepada klien
terutama yang menyangkut budaya klien itu sendiri secara mendalam. Perawat akan dihadapkan
dengan berbagai klien yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda, baik itu budaya
yang bertentangan maupun tidak bertentangan dengan kesehatan. Oleh karena itu, perawat perlu
memahami materi transcultural nursing ini sehingga masalah-masalah yang mungkin akan timbul
nantinya dapat diselesaikan dengan baik dan telah dipertimbangkan secara matang.

12
Daftar Pustaka

HighBeam.Article:The clinical management of diabetic ketoacidosis in adults.


(Clinical).www.highbeam.com .

Journal Watch Specialities. Diabetic Ketoacidosis Protocol — Is It Beneficial?.

www.emergency-medicine.jwatch.org.

Jurnal Kedokteran. Ketoasidosis Diabetik Ancam Kehidupan.www.jurnal-


ilmiahkedokteran.blogspot.com.

Jurnal Kedokteran Media Medika Indonesia FK UNDIP. Patofisiologi Komplikasi Vaskuler


Diabetes Melitus.www.mediamedika.net

13

Anda mungkin juga menyukai