PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan
suatu bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan.
Keperawatan merupakan profesi dalam bidang kesehatan yang memiliki andil
besar dalam proses pemulihan sehat-sakit atau pun proses peningkatan kesehatan.
Keperawatan termasuk ke dalam profesi karena keperawatan memenuhi syarat
sebagi suatu profesi. Keperawatan mengubah paradigm yang dahulu menyatakan
bahwa perawat bekerja secara vokasional menjadi perawat professional.
Maksudnya adalah perawat menjadi mitra dokter dalam setiap kegiatan yang
dilkukan tidak lagi dianggap “ pembantu” dokter.
Sebelum mengetahui lebih lanjut keperawatan transkultural, perlu kita
ketahui apa arti kebudayaan terlebih dahulu. Kebudayaan adalah suatu system
gagasan, tindakan, hasil karya manusia yang diperoleh dengan cara belajar dalam
rangka kehidupan masyarakat. (koentjoroningrat, 1986). Wujud-wujud
kebudayaan antara lain : Kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma dan peraturan,
Kompleks aktivitas atau tindakan, Benda-benda hasil karya manusia.
Keperawatan sebagai profesi memiliki landasan body of knowledge yang
dapat dikembangkan dan diaplikasikan dalam praktek keperawatan. Teori
transkultural dari keperawatan berasal dari disiplin ilmu antropologi dan
dikembangkan dalam konteks keperawatan. Teori ini menjabarkan konteks atau
konsep keperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan
nilai-nilai cultural yang melekat dalam masyarakat. Menurut Leinenger, sangat
penting memperhatikan keragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapan
asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut diabaikan oleh perawat, akan
mengakibatkan terjadinya cultural shock. Cultural shock akan dialami oleh klien
pada suatu kondisi dimana perawat tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan
nilai budaya.
Keperawatan transkultural adalah ilmu dengan kiat yang humanis yang
difokuskan pada perilaku individu/kelompok serta proses untuk mempertahankan
atau meningkatkan perilaku sehat atau sakit secara fisik dan psikokultural sesuai
latar belakang budaya. Sedangkan menurut Leinenger (1978), keperawatan
transkultural adalah suatu pelayanan keperawatan yang berfokus pada analisa dan
studi perbandingan tentang perbedaan budaya.
Tujuan dari transkultural nursing adalah untuk mengidentifikasi, menguji,
mengerti dan menggunakan norma pemahaman keperawatan transcultural dalam
meningkatkan kebudayaan spesifik dalam asuhan keperawatan. Asumsinya adalah
berdasarkan teori caring, caring adalah esensi dari, membedakan, mendominasi
serta mempersatukan tindakan keperawatan. Perilaku caring diberikan kepada
manusia sejak lahir hingga meninggal dunia. Human caring merupakan fenomena
universal dimana,ekspresi, struktur polanya bervariasi diantara kultur satu tempat
dengan tempat lainnya
1.3 Tujuan
a) Mengetahui Tentang Transcultural Nursing Pada Masa Bayi/Balita
b) Mengetahui Tentang Transcultural Nursing Pada Masa Anak
c) Mengetahui Tentang Transcultural Nursing Pada Masa Remaja
d) Mengetahui Tentang Transcultural Nursing Pada Masa Dewasa
e) Mengetahui Tentang Transcultural Nursing Pada Masa Lanjut Usia
BAB II
ISI
a. Budaya
Norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari,
dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan
mengambil keputusan.
b. Cultural
Seseorang yang memiliki pertentangan antara dua individu dari
budaya, gaya hidup, dan hukum hidup. Contohnya, Didin adalah anak
yang dilahirkan dari pasangan suku sunda dan batak.
c. Diversity
Diversity atau keragaman budaya adalah suatu bentuk yang ideal dari
asuhan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan
budaya individu, kepercayaan, dan tindakan.
d. Etnosentris
Prsepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa
budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki
oleh orang lain.
e. Ras
Perbedaan manusia didasarkan pada asal muasal manusia.
f. Cultural shock
Suatu keadaan yang dialami klien pada suatu kondisi dimana perawat
tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan
kepercayaan. Hal ini dapat menyebabkan munculnya rasa
ketidaknyamanan, ketidakberdayaan dan beberapa mengalami
disorientasi.
g. Diskriminasi
Perbedaan perlakuan individu atau kelompok berdasarkan ras, etnik,
jenis kelamin, sosial, dan lain sebagainya.
h. Sterotyping
Anggapan suatu individu atau kelompok bahwa semua anggota dari
kelompok budaya adalah sama. Seperti, perawat beranggapan bahwa
semua orang Indonesia menyukai nasi.
i. Assimilation
Suatu proses individu untuk membangun identitas kebudayaannya,
sehingga akan menghilangkan budaya kelompoknya dan memperoleh
budaya baru.
j. Perjudice
Adalah prasangka buruk atau beranggapan bahwa para pemimpin lebih
suka untuk menghukum terlebih dahulu suatu anggota.
3.2 Saran
Sebagai calon perawat profesional hendaklah nantinya mengaplikasikan teori-
teori Leininger dalam setiap melakukan proses keperawatan, tanpa membeda-
bedakan pasien, baik itu dari segi agama, budaya, dan sebagainya sehingga
pelayanan kesehatan dapat dilakukan secara optimal.
Selain itu, dengan adanya makalah ini, para mahasiswa keperawatan dapat
mengetahui konsep keperawatan transkultural sehingga mulai sekarang
mempersiapkan diri menghadapi beragam perbedaan dengan pasien yang
nantinya akan didapatkan di pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Andrew . M & Boyle. J.S, (1995), Transcultural Concepts in Nursing Care, 2nd
Ed,Philadelphia, JB Lippincot Company
Fitzpatrick. J.J & Whall. A.L, (1989), Conceptual Models of Nursing : Analysis
and Application, USA, Appleton & Lange
Giger. J.J & Davidhizar. R.E, (1995), Transcultural Nursing : Assessment and
Intervention, 2nd Ed, Missouri , Mosby Year Book Inc
Iyer. P.W, Taptich. B.J, & Bernochi-Losey. D, (1996), Nursing Process and
Nursing Diagnosis, W.B Saunders Company, Philadelphia
Swasono. M.F, (1997), Kehamilan, kelahiran, Perawatan Ibu dan Bayi dalam
Konteks Budaya, Jakarta, UI Press