Anda di halaman 1dari 61

TUGAS AKHIR

LITERATURE REVIEW

PENGARUH TERAPI BERMAIN FLASHCARD TERHADAP TINGKAT


KETERAMPILAN SOSIAL PADA ANAK AUTISME

BAYU AJIE SYAHPUTRA


16.321.0049

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2020

i
PENGARUH TERAPI BERMAIN FLASHCARD TERHADAP TINGKAT
KETERAMPILAN SOSIAL PADA ANAK AUTISME

LITERATURE REVIEW

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program
Studi S1 Ilmu Keperawatan Pada
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang

BAYU AJIE SYAHPUTRA


163210049

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2020

ii
iii
iv
v
vi
vii
MOTTO

“KUAT DILAKONI ORA KUAT DIRATAPI”


Kuat dilakukan, tidak kuat dipikirkan
“MAJU MING NGAREP, KESEL LEREN SING PENTING OJO MUNDUR”

viii
PERSEMBAHAN

Seiring dengan doa dan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

kemudahan, kelancaran, kesehatan sehingga dapat menyelesaikan karya ini. Saya

persembahkan karya ini kepada:

1. Orang tua saya Bapak Jaenal Arifin dan Ibu Nanik Kusmiati yang selalu tiada

henti dan lelah dalam mendampingi, mengasuh dan menjaga saya setiap saat.

Sekalipun jarak memisahkan bapak dan ibu selalu memberikan semangat, doa

dan pendidikan yang terbaik hingga saat ini.

2. Adik saya Bintang Dwi Syahputra serta keluarga besar saya yang mohon maaf

tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang selalu memberikan semangat,

mendoakan saya, menemani serta menghibur saya, meskipun kita berada

dikota yang berbeda.

3. Ibu Harnanik Nawangsari, SST., M.Keb, Ibu Inayatur Rosyidah, S.Kep., Ns.,

M.Kep, dan Bapak Baderi, S.Kom., MM yang telah sabar membimbing,

mengarahkan, memberikan ilmu serta semangat dalam menyelesaikan karya

ini. Saya sangat berterima kasih untuk semua ilmu pengalaman yang telah

diberikan kepada saya, sehingga karya ini dapat selesai.

4. Kekasih saya Devi Putriani yang selalu sabar menemani saya, selalu

memberikan semangat, membantu saya, menghibur serta sabar

mendengarkan keluh kesah saya selama menyelesaikan karya ini.

5. Teman-teman mengopi dikala saya sedang pusing memikirkan skripsi ini

bersedia meluangkam waktunya.

ix
6. Game Mobile Legend dan PUBG karena menjadi perantara untuk mengisi

kekosongan disela-sela waktu pembuatan skripsi.

7. Teman-teman seperjuangan angkatan 2016 prodi S1 keperawatan khususnya

kelas 8B dan 8A, terimakasih untuk kekompakan dan kerjasamanya, selalu

mendukung, menemani, menghibur dan memberikan banyak kebahagiaan.

x
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-NYA
sehingga Tugas Akhir Literature Review dengan judul “ PENGARUH TERAPI
BERMAIN FLASHCARD TERHADAP TINGKAT KETERAMPILAN SOSIAL
PADA ANAK AUTISME” ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Penyusunan Literature Review ini diajukan sebagai salah satu syarat
menyelesaikan pendidikan S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan
Cendekia Medika Jombang. Dalam penyusunan tugas akhir literature review ini
penulis banyak mendapat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, untuk itu saya
mengucapkan terimakasih kepada H. Imam Fatoni, SKM., M.M selaku ketua Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang. Harnanik Nawangsari,
SST., M.Keb Selaku Ketua Dewan Penguji. Ibu Inayatur Rosyidah,
S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Kaprodi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Insan Cendekia Medika Jombang, sekaligus pembimbing ketua yang telah banyak
memberi pengarahan, motivasi dan masukan dalam penyusunan literature review ini.
Bapak Baderi, S.Kom.,M,M selaku pembimbing anggota yang telah banyak memberi
motivasi, pengarahan dan ketelitian dalam penyusunan literature review ini. Beserta
seluruh civitas akademik program studi S1 Keperawatan. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada kedua orang tuaku yang selalu memberi do'a, dukungan dan
semangat tiada henti dan selalu memberi dukungan baik moral maupun material
dalam penyusunan tugas akhir literature review ini. Serta teman-teman S1
Keperawatan yang saya sayangi sudah menjadi teman yang luar biasa selama empat
tahun ini yang selalu membantu baik secara langsung maupun tidak langsung serta
memberikan saran dan dorongan sehingga terselesaikannya tugas akhir literature
review ini.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya dan semua pihak yang telah
memberikan kesempatan, dukungan dan bantuan menyelesaikan tugas akhir literature
review ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir literature review
ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan kemampuan penulis, namun

xi
peneliti berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan. Maka dengan
segala kerendahan hati penulis mengharap saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan Literature Review ini. Penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi profesi keperawatan amin.

Jombang, 25 Agustus 2020

Penulis

xii
ABSTRAK
PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT KETERAMPILAN
SOSIAL PADA ANAK AUTIS

Literature Review

Oleh: Bayu Ajie Syahputra

Anak autisme di dunia memiliki perbandingan 1 dari 160 anak dan autisme
telah muncul sejak lahir atau balita yang membuat penderita tidak dapat melakukan
keterampilan social dengan baik dan cenderung dijauhi oleh orang lain.
Metode dalam pencarian sumber data artikel dilakukan melalui database e-
resources Perpusnas, PMC, Ebsco, ProQuest dan Google scholar (2015-2020) untuk
mengambil artikel yang relevan yang diterbitkan dalam Bahasa inggris dan Bahasa
Indonesia. Istilah dan frasa kunci yang terkait dengan autism, keterampilan social dan
terapi bermain flashcard digunakan dalam pencarian subjek terkait. Inklusi study
design menggunakan Pra-eksperimental dan Systematica / Literature Review
Abstrak atau teks lengkap makalah penelitian ditinjau sebelum dimasukkan kedalam
ulasan sesuai dengan kriteria inklusi dan penelitian kualitas menggunakan pedoman
strobe.
Berdasarkan hasil literature review dari 10 jurnal yang terdiri dari karakteristik
6 jurnal jenis terapi bermain flashcard dan 4 jurnal jenis keterampilan sosial yang
dinyatakan bahwa Ha atau hipotesis alternatifnya diterima. Dengan adanya pengaruh
terapi bermain terhadap kemampuan berbicara dan interaksi sosial yang meningkat,
didapatkan hasil bahwa adanya pengaruh terapi bermain flashcard terhadap tingkat
keterampilan sosial pada anak autis karena kemampuan berbicara maupun interaksi
sosial merupakan indicator dari keterampilan sosial
Berdasarkan literature review dari 10 jurnal penelitian dapat diambil
kesimpulan bahwa terdapat pengaruh terapi bermain terhadap tingkat keterampilan
sosial pada anak autis dimana terapi bermain yang sangat beragam macamnya dapat
meningkatkan indicator - indikator keterampilan sosial seperti interaksi sosial,
komunikasi dan penerimaan teman sebaya.

Kata Kunci: Keterampilan social, Terapi Bermain, Autisme

xiii
ABSTRACT
THE EFFECT OF PLAY THERAPY ON SOCIAL SKILLS IN AUTISOR
CHILDREN

Literature Review

By: Bayu Ajie Syahputra

Children with autism in the world have a ratio of 1 in 160 children and autism
has appeared since birth or toddlers that make sufferers unable to perform social skills
properly and tend to be shunned by others.
The data source for article search was conducted through the e-resources
database of the National Library, PMC, Ebsco, ProQuest and Google scholar (2015-
2020) to retrieve relevant articles published in English and Indonesian. Key terms and
phrases related to autism, social skills and flashcard play therapy were used in the
search for related subjects. Abstracts or full text of research papers were reviewed
prior to inclusion in the review according to the inclusion criteria and research quality
using strobe guidelines.
Based on the results of a literature review of 6 journals on the type of flashcard
playing therapy and 4 journals on the types of social skills, it is stated that Ha or the
alternative hypothesis is accepted. With the effect of play therapy on speaking skills
and increased social interaction, the results show that there is the effect of playing
flashcard therapy on the level of social skills in autistic children because the ability to
speak and social interaction are indicators of social skills.
Based on a literature review of 10 research journals, it can be concluded that
there is an effect of playing flashcard therapy on the level of social skills in children
with autism where social skills are needed for the development of children with
autism, both for themselves and for their surroundings.

Keywords: Social skills, Playing Therapy, Autism

xiv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL LUAR ............................................................................ i
HALAMAN JUDUL DALAM ........................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................... iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ............................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ v
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. vi
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... vii
MOTTO ........................................................................................................... viii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... xi
ABSTRAK ....................................................................................................... xiii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xv
DAFTAR TABLE ............................................................................................ xvii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xx
DAFTAR LAMBANG .................................................................................... xxi

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 2
1.4. Manfaat ......................................................................................... 2
1.4.1. Manfaat teoritis ................................................................... 2
1.4.2. Manfaat Praktis ................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Autisme .......................................................................................... 4
2.1.1 Pengertian Autisme ............................................................... 4
2.1.2 Faktor – Faktor Penyebab Autisme ....................................... 4
2.1.3 Klasifikasi Autisme ............................................................... 5
2.1.4 Karakteristik Autisme ........................................................... 5
2.2 Ketrampilan Sosial ......................................................................... 7
2.2.1 Pengertian Keterampilan Sosial ............................................ 7
2.2.2 Tahap Perkembangan Keterampilan sosial pada anak .......... 7
2.2.3 Ciri-Ciri Keterampilan Sosial ............................................... 8
2.2.4 Indikator Keterampilan Sosial............................................... 8
2.2.5 Pengukuran Keterampilan Sosial .......................................... 10
2.2.6 Fungsi Keterampilan Sosial .................................................. 10
2.3 Terapi Bermain............................................................................... 11
2.3.1 Pengertian Terapi Bermain ................................................... 11
2.3.2 Manfaat Terapi Bermain ....................................................... 11
2.3.3 Terapi Bermain Flashcard ..................................................... 11

xv
2.3.4 Manfaat Terapi Bermain Flashcard....................................... 12
2.4 Penelitian Terkait ........................................................................... 12

BAB 3 METODE
3.1 Strategi Pencarian Literature .......................................................... 14
3.1.1 Framework yang digunakan .................................................. 14
3.1.2 Kata kunci ............................................................................. 14
3.1.3 Database atau Search engine ................................................. 14
3.2 Kriteria Inklusi dan Ekslusi ............................................................ 15
3.2.1 Hasil pencarian dan seleksi studi .......................................... 16
3.2.2 Daftar artikel hasil pencarian ................................................ 18

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS KESEHATAN


4.1 Hasil ............................................................................................... 25
4.1.1 Karakteristik Umum Literature ............................................. 25
4.1.2 Karakteristik Terapi Bermain Flashcard
Terhadap Tingkat Keterampilan Sosial ................................ 27
4.2. Analisis Terapi Bermain Flashcard Terhadap
Tingkat Keterampilan Sosial ........................................................ 27

BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Analisis Terapi Bermain Flashcard Terhadap
Tingkat Keterampilan Sosial ................................................................ 30

BAB 6 PENUTUP
6.1 Kesimpulan ................................................................................... 32
6.2 Saran .............................................................................................. 32

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xvi
DAFTAR TABEL

Nomor Tabel
Tabel 2.2.4 Indikator Keterampilan Sosial .................................................. 9
Tabel 3.1 Kriteria inklusi dan ekslusi dengan format PICOS .................. 15
Tabel 3.2 Daftar artikel hasil pencarian .................................................. 19
Tabel 4.1 Karakteristik umum dalam penelesaian studi........................... 25
Tabel 4.1.2 Karakteristik Terapi Bermain Flashcard terhadap Tingkat
Keterampilan Sosial ................................................................ 27
Tabel 4.2 Terapi Bermain flashcard Terhadap Tingkat
Keterampilan Sosial Pada Anak Autis ..................................... 27

xvii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar

Gambar 3.1 Diagram alur review jurnal .......................................................... 17

xviii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Surat Pernyataan Dari Perpustakaan ............................................. 36

2. Lembar Surat Pengantar Bimbingan .......................................................... 37

3. Lembar Bimbingan Skripsi Pembimbing 1 ................................................ 38

4. Lembar Bimbingan Skripsi Pembimbing 2 ................................................ 39

5. Lampiran Jadwal kegiatan .......................................................................... 40

xix
DAFTAR SINGKATAN

STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan


ASD : Autisme Spectrum Disorder
PDD-NOS : Pervasive Developmental Disorder Not
Otherwise Specified
ICME : Insan Cendekia Medika
WHO : World Health Organization
ADHD : Attention Deficit Hyperactivity Disorder
PMC : PubMed Central

xx
DAFTAR LAMBANG

% : Prosentase
: Alfa (tingkat signifikansi)
d : Tingkat kepercayaan atau ketetapan yang diinginkan
N : Jumlah populasi
n : Jumlah sampel
> : Lebih besar
< : Lebih kecil
H1 : Hipotesis alternative

xxi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Autisme merupakan kondisi yang terdapat pada seseorang sejak lahir atau
balita yang membuat penderita tidak bisa melakukan hubungan sosial atau
komunikasi secara normal, sehingga anak autis cenderung dijauhi dari manusia yang
normal dan terjerumus dalam dunia repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif
(Setyaningsih, 2015). Karakteristik dari anak penyandang autisme ada yang lain yaitu
cuek dengan sekitar, diam ketika dipanggil dan berbicara yang tidak diketahui orang
lain sehingga mempengaruhi masalah keterampilan social. Anak autis mengalami
gangguan yang kompleks pada keterampilan sosial yang meliputi gangguan
perkembangan komunikasi, gangguan sosial dan gangguan keterlambatan untuk
berimajinasi.
(WHO, 2019) Jumlah anak autism di dunia memiliki perbandingan 1 dari
160 anak, Estimasi ini mewaikili angka rata-rata dan pravalensi yang dilaporkan
bervariasi secara substansial diseluruh penelitian didunia. Sedangkan di Indonesia
diperkirakan penyandang autisme yaitu 2,4 juta orang dengan pertambahan
penyandang baru 500 orang/tahun (Kemenpppa, 2018). Menurut data dari
kemendikbud (2016) ada sekitar 13 ribu siswa anak autisme di jawa timur.
Penyebab autis sampai saat ini belum ditemukan, namun sudah dapat
dideteksi sejak masa kanak-kanak. Masa kanak-kanak seharusnya menjadi masa yang
menyenangkan dengan mampu melakukan perilaku sosial seperti berempati kepada
orang lain, berbagi denfan sebayanya, peduli dengan memberikan bantuan dan
melakukan kegiatan dengan teman sebayanya. Namun keadaan tersebut tidak ada
pada diri anak autis, sehingga masalah ini dapat mengganggu dan mempengaruhi
perkembangan sosial komunikasi dan minat sehingga anak autis cenderung
menyendiri. Dengan hal ini dapat mempengaruhi hubungan dan penerimaan teman
sebaya maupun kegagalan dalam penyesuaian di lingkungannya, sehingga berdampak
terhadap penurunan keterampilan sosial pada anak autis.

1
2

Bermain merupakan salah satu perangsang yang didapat dari lingkungan


untuk meningkatkan tumbuh kembang anak (Adimayanti, et al., 2019). Bermain
dapat dijadikan terapi yang sangat efektif dalam meningkatkan keterampilan sosial
pada anak autis (Suryati & Rahmawati, 2016)Salah satu terapi bermain yang dapat
dilakukan pada anak autis adalah terapi bermain flashcard. Menurut (Rapmauli &
Matulessy , 2015) dengan adanya terapi bermain flashcard, anak autis mengalami
peningkatan pada kontak mata, respon bahasa respektif dan kemampuan bahasa
ekspresif. Terapi ini dilakukan selama 4x dalam waktu 5 hari dalam seminggu sampai
anak benar-benar memahami instruksi dari terapis (Rapmauli & Matulessy , 2015).
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh terapi bermain
flashcard terhadap tingkat keterampilan sosial pada anak autis.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut “Apakah ada pengaruh terapi bermain flashcard terhadap peningkatan
keterampilan sosial pada ana autis?”

1.3 Tujuan Penelitian


Menganalisis pengaruh terapi bermain flashcard terhadap tingkat
keterampilan sosial anak autis.

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat teoritis
Secara teoritis hasil penelitian dengan judul “ Pengaruh terapi bermain
flashcard terhadap tingkat keterampilan sosial pada anak autis ” dalam menambah
ilmu dalam kemampuan keterampilan sosial pada anak autis.
3

1.4.2 Manfaat Praktis


Secara praktis diharapkan pengajar lebih aktif dalam menggunakan metode
terapi bermain flashcard untuk menstimulasi kemampuan keterampilan sosial
khususnya pada anak autis.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Autisme
2.1.1 Pengertian Autisme
Menurut Harris dalam (Jamaris, 2018)Autisme merupakan keadaan
yang adanya kelainan pada perkembangan otak, khususnya yang berkaitan pada
neurologika. Autisme berlangsung sepanjang hidup yang dapat mempengaruhi
interaksi dengan lingkungan dan orang – orang sekitarnya (Jamaris, 2018).
Kemampuan dalam berinteraksi sosial, Bahasa dan komunikasi serta kemampuan
akademik terhambat akibat dari keadaan tersebut, gejala tersebut dapat diketahui
pada usia kurang dari tiga tahun (Jamaris, 2018).
Secara umum anak autism dalam menirukan perilaku, keterampilan
dan cara bermain yang diajarkan kepadanya, keterampilan itu sendiri diajarkan
dan dipraktekkan sampai benar-benar anak autisme dapat melakukannya sendiri
(Jamaris, 2018)Maka dari itu, pengajar maupun orang tua perlu intens dalam
melatih anak autisme agar dapat mempraktikkan sampai benar-benar bisa
melakukannya sendiri (Jamaris, 2018).
2.1.2 Faktor – Faktor Penyebab Autisme
Sampai saat ini belum ada yang menjelaskan dengan tepat yang
melibatkan penyebab anak autisme dengan berbagai bagian otak dan bagaimana
keadaannya (Jamaris, 2018). Menurut hasil penelitian ahli terkait (Jamaris,
2018)bahwa autisme berkaitan dengan faktor keuturunan, perubahan dalam gen
merupakan faktor yang berhubungan dengan kromosom dapat menimbulkan
autisme (Jamaris, 2018) Walaupun orang tuanya tidak ada yang autis, perubahan
gen pada orang tua dapat menurunkan atas yang mengidap autisme dan kelainan
gen yang terjadi secara spontan pada waktu sel telur dan sel sperma bertemu dan
membentuk embrio (Jamaris, 2018).
Faktor lingkungan juga sebagai penyebab autisme dengan adanya
perubahan lingkungan seperti hal nya polusi yang bisa berakibat bayi menjadi
autisme pada saat di dalam kandungan ibu (Jamaris, 2018). Penelitian H.E. Cook

4
5

& W.S. Scherer dalam (Jamaris, 2018). Menjelaskan bahwa autisme bisa
disebabkan oleh mutasi kromosom dan penelitian tersebut diperkuat dengan
adanya penelitian yang dilakukan pada anak kembar yang menjelaskan hampir
90% autisme disebabkan oleh faktor genetik.
2.1.3 Klasifikasi Autisme
Menurut (Jamaris, 2018) autisme dibagi menjadi tiga jenis yaitu
autisme spectrum disorder (ASD), Asperger syndrome dan pervasive
developmental disorder not otherwise specified (PDD-NOS). Untuk jenis ASD
dan Asperger Syndrome ini mengakibatkan rendahnya dalam kognitif dan
perkembangan komunikasi pada anak autis, namun untuk PDD-NOS ini
diberikan jika karakteristik pada kedua jenis diatas tidak ditemukan pada anak
(Jamaris, 2018).
Autisme terjadi akibat adanya kelainan pada diri anak autis yang
disebut rare mutation (Jamaris, 2018). Anak autisme yang termasuk dalam
kelompok ASD menunjukan perilaku yang hyperaktif dan cenderung dapat
memberi ancaman bagi sekitar menurut laporan catatan anecdote (Jamaris, 2018).
Menurut (Handojo, 2003) Asperger syndrome memiliki tingkat
interaksi sosial yang rendah namun masih bisa berkomunikasi dengan cukup baik
dan anak sering melakukan tindakan tidak wajar, minat yang terbatas serta
mengalami kesulitan interaksi dengan teman sebaya. Autisme PDD-NOS masih
memiliki tingkat interaksi dan komunikasi yang rendah namun terkadang masih
dapat melakukan kontak mata dengan baik (Handojo, 2003).
2.1.4 Karakteristik Autisme
Anak autisme dapat ditandai dengan perilaku sangat tampak yaitu
berbeda dan adanya masalah pada anak (Jamaris, 2018). Autis dapat diketahui
dari umur dua tahun (Jamaris, 2018). Menurut (Jamaris, 2018) autisme muncul
beberapa tanda yang bervariasi namun masih dapat diklasifikasikan ke tiga
bagian yaitu :
a. Kelainan Dalam interaksi Sosial
6

Kelainan interaksi sosial ini dikenal pada autis ASD dan kondisinya
sudah dapat dilihat dari kecil. Dalam hal ini dapat ditemukan bahwa bayi
yang mengalami autisme tidak memperlihatkan perhatian terhadap stimulus
yang dikasih untuk anak autis seperti berbahagaia dengan orang tua dan acuh
terhadap orang yang memanggilnya.
Pada usia lima tahun, anak autis menampakkan kemampuan yang
kurang terhadap interaksi ke lingkungannya, misalnya menghampiri orang
secara tidak sopan, tanpa berkata, merespons dan berkomunikasi secara
nonverbal dan juga tidak dapat bersabar menunggu giliran. Meski anak
autisme tidak menyukai sentuhan lembut kasih saying tetapi dia dapat
membentuk suatu kedekatan dengan pengasuhnya.
b. Kemampuan Berkomunikasi
Menurut Braaten & Felopulus sudah banyak penelitian tentang anak
autisme dan semua itu menunjukan bahwa dua pertiga bahkan sampai
setengah dari jumlah anak autis tidak dapat berkembang secara normal
dalam hal bahasa dan berkomunikasi sehingga mengalami kesulitan.
Kelainan ini sudah tampak sejak anak lahir yang dilihat dalam terlambatnya
dalam meramban dan menunjukan isyarat-isyarat yang aneh, tidak merespon
sapaan dan ungkapan vocal yang tidak sesuai apa yang diajarkan. Pada
umumnya anak autis membisu, akan tetapi sewaktu mereka berbicara
mereka akan menirukan kata yang dibicarakan orang lain.
c. Perilaku Berulang
Anak autis selalu melakukan berbagai bentuk pengulangan perilaku yang
tetap dan tidak berubah. Keragaman pengulangan tersebut dapat terjadi
dalam beberapa kelompok menurut RBS-R yaitu :
1. Stereotype yaitu pengulangan gerakan seperti bertepuk tangan,
mengeluarkan suara tertentu dan menggoyangkan bagian tubuh.
2. Compulsive behavior yaitu perilaku yang mengikuti peraturan misalnya
membariskan sejumlah mainan dengan sama seperti awalnya.
3. Sameness yaitu melakukan perilaku yang berulang.
7

4. Ritualistic behavior yaitu bersifat monoton pada kehidupan sehari-


harinya.
5. Restricted behavior yaitu hanya melakukan aktifitas terbatas dan
tertentu pada minatnya.
6. Self-injured yaitu perilaku cenderung melukai diri sendiri dan dilakukan
secara berulang-ulang seperti menarik-narik tangan.

2.2 Keterampilan Sosial

2.2.1 Pengertian Keterampilan Sosial


Menurut David and Johnson dalam (Agusniatih & Monepa, 2019)
keterampilan sosial adalah pengetahuan tentang perilaku manusia dan proses
antar pribadi, kemampuan dalam memahami perasaan orang lain, sikap serta
motivasi orang lain semua yang ada pada orang lain baik perkataan maupun yang
dilakukannya, dan kemampuan untuk melakukan komunikasi dengan jelas dan
efektif serta kemampuan membangun hubungan yang baik dan kooperatif.
Menurut Osland dalam (Agusniatih & Monepa, 2019) keterampilan
sosial merupakan kemampuan menjalin dan memelihara hubungan dengan
membangung jaringan berdasarkan kemampuan untuk menemukan tujuan serta
membangun hubungan sesama manusia dengan baik.
Dari beberapa pendapat dari para ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa keterampalian sosial merupakan perilaku yang dapat dipelajari dan
digunakan individu dalam melakukan hubungan interpersonal guna memperoleh
pengukuhan dari lingkungan sekitarnya (Agusniatih & Monepa, 2019).

2.2.2 Tahap Perkembangan Keterampilan sosial pada anak


Dalam periode pra sekolah anak sudah harus mampu menyesuaikan
diri pada lingkungannya yang terdiri dari keluarga, sekolah dan teman sebayanya
(Agusniatih & Monepa, 2019). Anak melakukan perkembangan menjadi anggota
disuatu kelompok sosial ini dengan (Agusniatih & Monepa, 2019). Salah satunya
8

pada masa ini merupakan kemampuan anak untuk bersosialisasi dalam hal
meningkatkan keterampilan sosial. Menurut harlock pada (Agusniatih &
Monepa, 2019) ada tiga cara untuk melakukan sosiali dengan baik yaitu :
a. Belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial.
Anak harus belajar dengan lingkungannya, bagaimana caranya dia
bersosialisasi dengan baik di sekitarnya.
b. Memainkan peran sosial yang dapat diterima.
Agar dapat berinteraksi social dengan baik anak harus dapat bermain peran
social di lingkungannya
c. Perkembangan sikap sosial.
Agar dapat diterima di lingkungan masyarakat anak harus melakukan
perkembangan social yang baik.

2.2.3 Ciri-Ciri Keterampilan Sosial


Secara spesifik, keterampilan sosial dapat diidentifikasikan dengan
beberapa ciri, yaitu:
a. Perilaku interpersonal merupakan perilaku keterampilan yang
digunakan selama berinteraksi semisal dengan sahabat.
b. Perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri, merupakan
keterampilan yang dapat mengkoping diri sendiri semisal melawan
stress.
c. Peer acceptance, merupakan perilaku yang berhubugan dengan
penerimaan sebayanya
d. Keterampilan komunikasi, merupakan keterampilan yang diperlukan
untuk menjalin hubungan sosial yang baik dilingkungannya

2.2.4 Indikator Keterampilan Sosial


Menurut penelitian dari (Tri, 2019) keterampilan sosial pada anak
memiliki beberapa indikator, antara lain :
9

No Aspek Indikator
1 Keterampilan 1. Anak dapat berbicara lebih sopan pada
komunikasi orang yang lebih tua
2. Anak mampu berbicara lebih sopan
pada teman sebaya
3. Anak dapat mengutarakan opininya

2 Penerimaan 1. Anak dapat bermain dengan teman


teman sebaya 2. Adanya rasa empati sesama teman

3. Adanya rasa peduli sesama teman

3 Membina 1. Anak mampu bekerjasama dengan teman


hubungan 2. Anak ikut aktif bermain dengan teman
dengan sebaya
kelompok 3. Anak mau bermain dengan kelompok
lingkungannya
4 Mengatasi 1. Anak mau berdiskusi dengan teman
konflik saat dalam hal bermain
bermain 2. Anak dapat membuat peraturan
permainan
3. Anak mampu memberikan ide
5 Perilaku 1. Anak dapat mematuhi peraturan
berhubungan permainan yang ada
dengan diri 2. Anak mau memaafkan teman sebaya
sendiri
10

2.2.4 Pengukuran Keterampilan Sosial


Pengukuran keterampilan sosial menggunakan skala guttman untuk
pengisian lembar observasi. Adapun bobot skor penggunaan skala guttman
yaitu :
a. Ya =1
b. Tidak =0
Dengan interpretasi nilai yang diperoleh adalah :
a. <7 = Rendah
b. 7-14 = Sedang
c. >14 = Tinggi
2.2.6 Fungsi Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial mempunyai fungsi untuk sarana memperoleh
hubungan yang baik dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya
(Agusniatih & Monepa, 2019). Untuk itu adanya tujuan untuk
meningkatkan keterampilan sosial yang dilakukan penelitian oleh borba
dalam (Agusniatih & Monepa, 2019) yaitu:
a. Empati, merupakan kemampuan memahami dan merasakan
khawatir kepada orang lain. Hal ini dapat mencegah perbuatan
kejam dan mendorong anak untuk berbuat baik kepada orang lain.
Keterampilan sosial ini sangat diperlukan untuk menumbuhkan rasa
menghargai kepada sesame, menghindari kesalahpahaman kepada
orang lain, melatih rasa peduli dan kepekaan kepada lingkungan
sosial pada anak.
b. Bertanggung jawab, menuntun anak agar dapat menyelesaikan
tugasnya. Misalnya, menjaga kebersihan yakni membuang sampah
pada tempatnya, membiasakan anak meletakkan barang pada
tempatnya.
11

2.3 Terapi Bermain Flashcard

2.3.1 Pengertian Terapi Bermain


Bermain merupakan aktivitas alamiah dalam perkembangan dan
pertumbuhan pada manusia (Syamsiatin, 2018). Berdasarkan pandangan
dari ahli kegiatan bermain pada anak adalah bagian dari proses
perkembangan yang dilakukan oleh anak (Syamsiatin, 2018). Kegiatan
bermain pada anak selalu berubah sesuai dengan usia dan pengalaman pada
anak (Syamsiatin, 2018).
Terapi bermain merupakan suatu usaha untuk mengubah tingkah laku
yang salah, dengan membawa anak dalam kondisi bermain (Adriana,
2011). Kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial merupakan
cerminan dari bermain (Adriana, 2011).
2.3.2 Manfaat Terapi Bermain
Terapi bermain mempunyai banyak manfaat yaitu dapat membuang
energi ekstra dan mengoptimalkan seluruh bagian tubuh, terapi bermain
juga dapat mengembangkan berbagai keterampilan yang sangat berguna
sepanjang hidupnya, meningkatkan kreativitas dan menemukan arti dari
benda-benda yang ditemukan anak disekitarnya (Adriana, 2011). Terapi
bermain ini dapat mencegah anak untuk marah dan iri hati kepada orang
lain sehingga mempunyai kesempatan agar dapat bergaul dengan
lingkungan sekitarnya (Adriana, 2011).
2.3.3 Terapi Bermain Flashcard
Terapi bermain dapat menciptakan anak usia dini pada tahap
praoperasional dimana anak-anak menunjukan dengan kata-kata, imajinasi
dan gambar maka dari itu salah satu terapi yang sangat cocok adalah terapi
bermain flashcard karena dapat sebagai media pembelajaran yang dapat
diambil nilai-nilai pembelajarannya (Nurwidayati, 2015) Flashcard adalah
kartu kecil terdapat gambar, teks maupun tanda yang dapat menuntun anak
untuk mengingat dan menarik perhatian serta dapat mengungkapkan ide-
12

idenya saat melihat gambar tersebut. Hal ini sesuai dengan susilana dan
riyana dalam (Nurwidayati, 2015)flashcard merupakan media pembelajaran
yang berupa kartu berukuran 25x30cm. Gambar yang ada di flashcard
memiliki keterangan dan pesan yang dapat mengeluarkan ide-ide pada anak
tersebut (Nurwidayati, 2015).
2.3.4 Manfaat Terapi Bermain Flashcard
Ada beberapa manfaat terapi bermain flashcard yaitu :
a. Melatih kepekaan diri, rasa empati terhadap variasi perbedaan
pendapat dan tingkah laku selama permainan.
b. Untuk mengurangi kecemasan dan dapat menumbuhkan percaya
diri anak.
c. Dapat meningkatkan hubungan sosial anak kepada teman sebaya.
d. Meningkatkan sikap dan harga diri yang positif terhadap anak.

2.4 Penelitian Terkait


Kajian hasil penelitian terdahulu penting untuk disajikan sebagai bahan
pertimbangan. Peneliti mengambil jurnal sebelumnya yang mempunyai relevansi
dengan judul penelitian yang peneliti angkat dalam skripsi ini.
Menurut penelitian (Diahwati, et al., 2016) yang berjudul keterampilan sosial
siswa berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusi menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan hasil penelitian secara umum yaitu yaitu keterampilan
sosial siswa berkebutuhan khusus berbeda-beda. Siswa autis cenderung memiliki
keterampilan sosial yang rendah dan Siswa ADHD cenderung memiliki beberapa
aspek keterampilan sosial yang rendah sedangkan Siswa tunagrahita cenderung
memiliki keterampilan sosial yang sedang.
Menurut penelitian ( Susanti, et al., 2019)) yang berjudul pengaruh terapi
bermain flashcard terhadap perkembangan anak usia pra sekolah menggunakan
metode penelitian ini pre eksperimental dengan pendekatan one group pre-post
test design dengan maka H1 diterima dan disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi
bermain flashcard terhadap perkembangan anak usia pra sekolah.
13

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (WAHYUNI & MANGUNSONG, 2018)


dengan judul Peran Keterampilan Sosial dalam Meningkatkan Prestasi Akademik Siswa
Berkebutuhan Khusus di Sekolah Dasar Inklusif. Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dan korelasional dengan desain non eksperimental, serta menggunakan uji
statistik pearson correlation, independent t-test, dan one-way ANOVA. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa keterampilan sosial yang dimiliki siswa berkebutuhan khusus
berhubungan dengan prestasi akademik yang dimilikinya.
BAB 3

METODE

3.1 Strategi Pencarian Literature

3.1.1 Framework yang digunakan

PICOS framework digunakan dalam strategi mencari jurnal tersebut.

a. Population/problem : populasi yang akan menganalisis masalah.

b. Intervention : Tindakan intervensi atau penetalaksanaan pada kasus yang terjadi

serta penjelasannya.

c. Comparation : pembanding dari penatalaksanaan lain.

d. Outcome : suatu hasil dari penelitian.

e. Study design : model penelitian yang digunakan untuk di review.

3.1.2 Kata kunci

Dalam pencarian jurnal menggunakan kata kunci (AND, OR NOT or

AND NOT) yang dipakai untuk lebih detail lagi dalam pencairan jurnal dan dapat

mempermudah pencarian jurnal yang diinginkan. Kata kunci yang digunakan adalah

“Autism AND Social Skill AND Playing Therapy Flashcard”.

3.1.3 Database atau Search engine

Datasekunder merupakan data yang digunakan dalam melakukan penelitian

ini. Dimana data yang didapatkan tidak langsung terjun pengawasan, tetapi

mengambil dari data penelitian terdahulu yang telah dilaksanakan. Sumber data yang

digunakan menggunakan database e-resources Perpusnas, PMC, Ebsco, ProQuest dan

Google scholar yang berupa artikel atau jurnal.

14
15

3.2 Kriteria Inklusi dan Ekslusi

Tabel 3.1 Kriteria inklusi dan ekslusi dengan format PICOS

Kriteria Inklusi Eksklusi


Problem Jurnal nasional dan Jurnal nasional dan
internasional dari database yang internasional dari database
berbeda dan berkaitan dengan yang berbeda dan tidak
variabel penelitian yakni ada kaitan dengan variabel
keterampilan sosial penelitian
Intervention Pemberian terapi bermain Tidak ada intervensi
flashcard
Comparation Tidak ada faktor
Tidak ada faktor pembanding
pembanding
Outcome Tidak ada pengaruh terapi
Adanya pengaruh terapi
bermain flashcard
bermain flashcard terhadap
terhadap tingkat
tingkat keterampilan sosial pada
keterampilan sosial pada
anak autis
anak autis
Study design Selain Pra-eksperimental
Pra-eksperimental dan
dan Systematic/Literature
Systematic/Literature Review
Review
Tahun terbit Jurnal yang terbit pada tahun Jurnal yang terbit sebelum
2015 sampai 2020 tahun 2015
Bahasa Bahasa Indonesia dan Bahasa Bahasa Indonesia dan
Inggris Selain Bahasa Inggris
16

3.2.1 Hasil pencarian dan seleksi studi

Dari hasil pencarian literature review melalui database PMC, Perpusnas,

Ebsco, ProQuest dan Google scholar yang menggunakan keyword “Autism” AND

“Social Skill” AND “Playing Therapy Flashcard, dalam pencarian peneliti

menemukan 980 jurnal dan kemudian jurnal tersebut di seleksi, ada 640 jurnal di

ekslusi karena terbit dibawah tahun 2015 dan bahasanya tidak menggunakan bahasa

inggris atau bahasa Indonesia. Penilaian kelayakan dari 42 jurnal tersisa didapatkan

adanya tidak kelayakan inklusi sehingga dilakukannya ekslusi dan didapatkan 10

jurnal yang dilakukan review.


17

Pencarian menggunakan keyword


melalui database PMC,
Perpusnas, Ebsco, ProQuest dan
Google scholar

N = 940

Jurnal dari 5 tahun terakhir dan


menggunakan bahasa inggris Excluded (n=179)
maupun bahasa Indonesia
Problem/Populasi:
N= 640
-Tidak sesuai dengan topik (n=53)
Intervention:
Seleksi keterkaitan topic dan
judul N = 380 Tidak sesuai dengan intervensi (n=20)

Outcome :

-Tidak ada hubungan (n=21)


Study design:

- Systematic review (n=16)


Identifikasi abstark
- Literature review (n=22)
N = 219 - Book chapters (n=10)
- Conference abstrac (n=19)

Excluded (n=209)
- Rumusan masalah
(n=148)
Jurnal akhir yang dapat - Tujuan penelitian tidak
dianalisa sesuai rumusan sesuai (n=61)
masalah dan tujuan

N=10
Gambar 3.1 Diagram alur review jurnal
18

3.2.2 Daftar artikel hasil pencarian

Literature review yang digunakan dikelompokkan data – datanya yang

sejenis sesuai dengan hasil yang dinilai untuk menjawad tujuan dengan menggunakan

metode naratif. Jurnal yang sudah sesuai dengan inklusi dikumpulkan menjadi satu

dan diringkas meliputi nama peneliti, tahun terbit, judul, metode dan hasil penelitian

serta database.
19

Tabel 3.2 Daftar artikel hasil pencarian

Volume, Metode
Author Tah Angka Judul (Desain, Sampel, Variabel, Hasil Penelitian Database
No.
un Instrumen, Analisis)
1. Edo Lely 2017 Peningkatan D: model Kemmis & Hasil penelitian menunjukkan Google
Sagita Kemampuan Berbicara Taggart. bahwa adanya pengaruh media Scholar
Menggunakan Media S: totall sampling flashcard terhadap tingkat
Flash Card Bagi Anak V: Kemampuan Berbicara, kemampuan berbicara.
Autis Kelas Tk B Di Media Flash Card Peningkatan proses
Slb Citra Mulia Mandiri I: lembar observasi pembelajaran ditunjukkan
Yogyakarta A: analisis deskriptifdengan hasil observasi pada
kuantitatif partisipasi siswa yang tediri
dari sikap, pengetahuan dan
keterampilan siswa yang
meningkat. Kemampuan
berbicara dapat meningkat
sebesar 37% setelah diberikan
terapi.
2. Munadhoro 2015 Meningkatkan D: model PTK Kemmis S dan Hasil yang diperoleh adanya Google
h Septiany Kemampuan Berbicara Taggart R. ketuntasan peserta didik yang Scholar
Dengan Menggunakan S: total sampling telah tercapai. Kesimpulan dari
Media Kartu Gambar V: Kemampuan Berbicara, hasil penelitian ini adalah
Untuk Peserta Didik Media Kartu Gambar bahwa bermain peran dapat
Autis Kelas Iii I: tes lisan, observasi, dan meningkatkan kemampuan
wawancara berbicara.
A: analisis deskriptif
kuantitatif
20

3. Hiroko 2016 Simultaneous Training D: pre eksperimental design Perbaikan terlihat untuk PMC
Okuno, for Children with S: total sampling "Keterampilan Komunikasi"
Tomoka Autism Spectrum V: Simultaneous Training, pada skala SS anak-anak (p =
Yamamoto, Disorder and Their Social Skills Enhancement 0,029). Perbaikan yang
Aika Parents with a Focus on I: kuesioner signifikan terlihat pada skor
Tatsumi, Social Skills A: uji Wilcoxon FFFS ibu untuk "Faktor ke-4:
Ikuko Mohri Enhancement penyakit dan kekhawatiran" (p
and Masako = 0,016) dan pada skor CDQ
Taniike median untuk salah satu dari
18 item setelah STSSE (p =
0,01). Meskipun studi
tambahan dengan ukuran
sampel yang lebih besar akan
diperlukan sebelum temuan ini
dapat digeneralisasikan,
perubahan positif yang terlihat
pada orang tua dan anak-anak
sebagai akibat dari STSSE
cukup menjanjikan.
4. Citra Suraya 2020 vol. 12 Pengaruh Terapi D: Quasy Eksperimen Hasilnya adanya pengaruh Google
no. 1 Bermain Terhadap S: Total sampling setelah dilakukan pre test dan Scholar
Interaksi Sosial Anak V: Terapi Bermain, Interaksi post test didapatkan perbedaan
Autisme Di Sekolah Sosial secara bermakna dari adanya
Luar Biasa (Slb) I: kuesioner dan terapi bermain dengan
observasi. interaksi sosial
A: paired sample t-tes.
21

5. Jokthan 2017 Impact of an implicit D: A before-and-after study Enam pasien berusia 9 sampai
Guivarch, social skills training S: purposive sampling 10 tahun dievaluasi. PMC
Veena group in children with V: social skills, Impact of an Peningkatan signifikan dalam
Murdymoot autism spectrum implicit adaptasi keseluruhan dan
oo1, Sara- disorder without I: questionnaires keterampilan sosial (median 8
Nora intellectual disability: A A: Wilcoxon signed-rank tes dan 7,7 poin) di SEP
Elissalde, before-and-after stud ditunjukkan di samping
Xavier penurunan yang signifikan
SalleCollem dalam skor CARS (median: 4
iche, Sophie poin), termasuk di bidang
Tardieu, hubungan sosial. EQ
Elisabeth meningkat dua kali lipat.
Jouve,Franc
ois Poinso
6. Sutinah 2017 Vol. 6 Terapi Bermain D: one group pretest posttest adanya pengaruh terhadap Perpusnas
no. 1 Berpengaruh Terhadap S: Total sampling interaksi sosial setelah (Indonesia
Kemampuan Interaksi V:Terapi Bermain, diberikan terapi bermain. OneSearch)
Sosial Pada Anak Autis Kemampuan Interaksi
I: lembar observasi
A: Univariat Dan Bivariat
Dengan Uji T-Dependent.
7. Elodie 2018 Clinical outcomes of D: i3 method Setelah 2 tahun menggunakan PMC
Tilmont interactive, intensive S: total sampling metode 3i, 3 variabel hasil
Pittala, and individual (3i) play V: Clinical outcomes of utama kami meningkat secara
Yann Saint- therapy for children with interactive, intensive and signifikan (usia perkembangan
Georges- ASD: a two-year follow- individual, play therapy VABS sosialisasi meningkat
Chaumet, up study I: observational session and 83%, usia komunikasi 34%,
Claire a parental interview dan skor Nadel Imitasi 53%).
22

Favrot, A: Friedman test Hampir semua domain VABS


Antoine dan PEP-R meningkat secara
Tanet, signifikan. Selain itu,
David peningkatan skor sosialisasi
Cohen and VABS berkorelasi positif
Catherine dengan jumlah jam perawatan
Saint-Georg dan skor CARS; semua area
ADI-R menurun secara
signifikan; dan diagnosis telah
berubah pada 47,5% subjek
(37% untuk PDD-NOS dan
bahkan 10,5% untuk ID tanpa
PDD).
8. Sarah 2016 A Randomised D: randomized controlled Ketika data dari dua kelompok PMC
Wilkes- Controlled Trial of a trial (RCT) digabungkan, rata-rata skor
Gillan, Play Based Intervention S: convenience sampling ToP untuk anak-anak ADHD
Anita to Improve the Social V: A Randomised Controlled (n = 29) meningkat secara
Bundy,Reini Play Skills of Children Trial of a Play, the Social signifikan setelah intervensi,
eCordier, with Attention Deficit Play Skills dengan efek yang besar dari
Michelle Hyperactivity Disorder I: observational scoring pra hingga pasca intervensi
Lincoln, (ADHD) A: .Linear regression dan dari pra intervensi hingga
Yu-Wei analyses tindak lanjut. Anak-anak
Chen mempertahankan keuntungan
pengobatan saat tindak lanjut.
Semua item To Psocial
meningkat secara signifikan
setelah intervensi. Penemuan
ini mendukung penggunaan
23

permainan dalam melibatkan


orang tua dan komponen
peermediated untuk
meningkatkan keterampilan
bermain sosial anak-anak
dengan ADHD.
9. Keith C. 2017 Vol. 40 Effects of a Social Skills D: A multiple probe design Hasil menunjukkan ProQuest
Radley No. 2 Intervention on S: Total sampling peningkatan akurasi
Roderick D. Children with Autism V: Social Skills demonstrasi keterampilan
O’Handley Spectrum Disorder and I: observation target setelah pengenalan
Allison A. Peers with Shared A: Visual analy sis of level, intervensi. Laporan orang tua
Battaglia Deficits trend, and variability tentang fungsi sosial peserta
John D. K. dan stres orang tua
Lum Komila dikumpulkan sebagai ukuran
Dadakhodja dependen sekunder, dan juga
eva menyarankan perbaikan yang
William B. terkait dengan intervensi.
Ford and Keterbatasan dan arah masa
Melissa B. depan juga dibahas.
McHugh
10. Jemma Levy 2020 vol. 37 Lego Therapy: Building D: . A non-concurrent Hasil penelitian ini Ebsco
& Sandra no. 1 social skills for multiple baseline across menunjukkan bahwa
Dunsmuir adolescents with an participants design kelompok Terapi Lego dapat
autism spectrum S: total sampling menjadi intervensi
disorder V: social skills, Lego keterampilan sosial berbasis
Therapy sekolah yang efektif untuk
I: The questionnaire inquired remaja dengan ASD.
Game Addiction Scale
24

(GAS), Perceived Stress


Scale (PSS)
A: Visual analysis, PAND
effect sizes and Tau-U
statistical analyses
38

BAB 4

HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

4.1 Hasil

4.1.1 Karakteristik Umum Literature

Pada bagian ini terdapat literature yang keasliannya dapat

dipertanggungjawabkan dengan tujuan penelitian. Tampilan hasil literature dalam

tugas akhir literature review berisi tentang ringkasan dan pokok – pokok hasil dari

setiap artikel yang terpilih dalam bentuk tabel, kemudian dibawah bagian tabel

dijabarkan apa yang ada didalam tabel tersebut berupa makna dan trend dalam

bentuk paragraph (Hariyono, et al., 2020).

Tabel 4.1 Karakteristik umum dalam penelesaian studi

No. Kategori f %
A. Tahun Publikasi
1. 2015 1 10
2. 2016 2 20
3. 2017 4 40
4. 2018 1 10
5. 2020 2 20
Jumlah 10 100
B. Desain Penelitian
1. Model Kemmis & Taggart. 2 20
2. Pre eksperimental design 1 10
3. I3 Method 1 10
4. A non-concurrent multiple baseline across participants
1 10
design
5. A multiple probe design 1 10
6. Randomized controlled trial (RCT) 1 10

25
26

7. One group pretest posttest 1 10


8. A before-and-after study 1 10
9. Quasy Eksperimen 1 10
Jumlah 10 100
C. Sampling Penelitian
1. totall sampling 8 80
2. convenience sampling 1 10
3. Purposive sampling 1 10
Jumlah 10 100
E. Instrumen Penelitian
1. Lembar observasi 4 40
2. tes lisan, observasi, dan wawancara 1 10
3. The questionnaire inquired Game Addiction Scale
1 10
(GAS), Perceived Stress Scale (PSS)
4. observational session and a parental interview 1. 10
5. Kuesioner 2 20
6. kuesioner dan observasi 1 10

Jumlah 10 100
F. Analisis Statistik Penelitian
1. analisis deskriptif kuantitatif 2 20
2. uji Wilcoxon 2 20
3. Visual analysis, PAND effect sizes and Tau-U
1 10
statistical analyses
4. Visual analy sis of level, trend, and variability 1 10
5. Linear regression analyses 1 10
6. Friedman test 1 10
7. Univariat Dan Bivariat Dengan Uji T-Dependent. 1 10
8. paired sample t-tes. 1 10
Jumlah 10 100
27

Penelitian yang dilakukan literature review hampir setengahnya

sebesar 40% dipublikasikan pada tahun 2017 dengan sebagian kecil menggunakan

desain penelitian Model Kemmis & Taggart. Penelitian literature review ini

hamper seluruhnya (80%) menggunakan teknik total sampling, hampir

setengahnya (40%) menggunakan lembar observasi dengan sebagian kecil

menggunakan masing-masing analisis dekriptif kuantitatif 10% dan uji Wilcoxon

10%.

4.1.2 Karakteristik Terapi Bermain Flashcard Terhadap Tingkat Keterampilan

Sosial

No. Kategori f %
A. Jenis Terapi Bermain Flashcard
1. Peningkatan Kemampuan Berbicara 2 20
Menggunakan Media Flash Card
2. Pengaruh Terapi Bermain Terhadap 2 20
Interaksi Sosial
3. Play Based Intervention to Improve the 1 10
Social Play Skills
4. Clinical outcomes of interactive, intensive 1 10
and individual play therapy
B. Jenis Keterampilan Sosial
1. Simultaneous Training for Social Skills 1 10
Enhancement
2. Impact of an implicit social skills training 1 10
3. Effects of a Social Skills Intervention 1 10
4. Lego Therapy: Building social skills 1 20
Jumlah 10 100

Berdasarkan dilakukannya literature review dari 10 jurnal terdapat 6

jurnal yang termasuk dalam jenis terapi bermain flashcard dan 4 jurnal yang

termasuk dalam jenis keterampilan sosial dengan sebagian kecil jenis Peningkatan

Kemampuan Berbicara Menggunakan Media Flash Card sebesar 20% dan

Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Interaksi Sosial sebesar 20%.

4.2 Analisis Terapi Bermain Flashcard Terhadap Tingkat Keterampilan


28

Sosial

Tabel 4.2 Terapi Bermain flashcard Terhadap Tingkat Keterampilan Sosial Pada

Anak Autis

Jenis Terapi
Bermain flashcard
Sumber
No. Terhadap Tingkat Analisis Literature
Empiris
Keterampilan
Sosial
1. Peningkatan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Munadhoroh
Kemampuan adanya pengaruh media flashcard Septiany
Berbicara terhadap tingkat kemampuan (2015); Edo
Menggunakan berbicara. Peningkatan proses Lely Sagita
Media Flash Card pembelajaran ditunjukkan dengan (2018)
hasil observasi pada partisipasi siswa
yang tediri dari sikap, pengetahuan
dan keterampilan siswa yang
meningkat. Kemampuan berbicara
dapat meningkat sebesar 37% setelah
diberikan terapi.

2. Pengaruh Terapi Hasil yang diperoleh adanya Citra Suraya


Bermain Terhadap ketuntasan peserta didik yang telah (2020) vol.12
Interaksi Sosial tercapai. Kesimpulan dari hasil no.1; Sutinah
penelitian ini adalah bahwa bermain (2017)
peran dapat meningkatkan Vol.6 no.1
kemampuan berbicara.
3. A Randomised Hasil dari studi ini menunjukkan Wilkes-Gillan
Controlled Trial of a bahwa intervensi berbasis bermain dkk. (2016)
Play Based efektif untuk meningkatkan
Intervention to keterampilan bermain sosial anak-
Improve the Social anak dengan ADHD berusia 5
Play Skills hingga 11 tahun dalam interaksi
sesama rekan di lingkungan klinik
dan rumah.
4. Clinical outcomes of Anak-anak yang mengikuti metode Pittala, dkk
interactive, intensive 3i selama 2 tahun secara signifikan (2018)
and individual (3i) meningkatkan keterampilan perilaku
play therapy dan perkembangan dan
menunjukkan penurunan yang jelas
dalam keparahan autisme. Hasil ini
menunjukkan bahwa metode 3i
mungkin berguna untuk anak autis
dengan meningkatkan interaksi
sehari-hari dengan lingkungan
sosialnya.
29

5. Simultaneous Terdapat Perbaikan untuk Okuno, dkk


Training for Social Keterampilan Komunikasi pada (2016)
Skills Enhancement skala SS anak-anak autis

6. Impact of an implicit Kelompok implisit ini meningkatkan Guivarch


social skills training keterampilan sosial anak-anak. Akan (2017)
menarik untuk mengevaluasi
pemeliharaan keterampilan ini dari
waktu ke waktu.
7. Effects of a Social hasil penelitian saat ini menunjukkan Keith, dkk
Skills Intervention bahwa pelatihan keterampilan sosial (2017) Vol. 40
kelompok kecil menggunakan No. 2
program Keterampilan Sosial
Superheroes (Jenson et al., 2011)
dapat mewakili efisiensi sarana
untuk secara serentak menangani
kebutuhan keterampilan sosial anak-
anak dengan ASD dan teman sebaya
dengan defisit sosial bersama.

8. Lego Therapy: Hasil penelitian ini menunjukkan Jemma Levy


Building social skills bahwa kelompok Terapi Lego dapat & Sandra
menjadi intervensi keterampilan Dunsmuir
sosial berbasis sekolah yang efektif (2020)
untuk remaja dengan ASD. vol. 37
no. 1

Berdasarkan hasil analisis literature review terdapat 10 jurnal yang

dinyatakan Ha atau hipotesis alternatifnya diterima. Dengan adanya pengaruh

terapi bermain terhadap kemampuan berbicara dan interaksi sosial yang

meningkat, didapatkan hasil bahwa adanya pengaruh terapi bermain flashcard

terhadap tingkat keterampilan sosial pada anak autis karena kemampuan berbicara

maupun interaksi sosial merupakan indicator dari keterampilan sosial. terapi

bermain yang digunakan pun bermacam-macam tetapi itu tidak membedakan jauh

dengan terapi bermain flashcard karena masih terdapat unsur untuk meningkatkan

keterampilan sosial pada anak autis dan itu terbukti signifikan untuk

meningkatkan keterampilan sosial pada jurnal tersebut.


38

BAB 5

PEMBAHASAN

5.1 Analisis Terapi Bermain Flashcard Terhadap Tingkat Keterampilan

Sosial Pada Anak Autis

Berdasarkan 10 jurnal yang telah di review dikatagorikan 6 jenis terapi


bermain flashcard dan 4 jenis keterampilan sosial. berdasarkan dari hasil yang
ditemukan terdapat berbagai macam model terapi bermain seperti terapi bermain
peran menggunakan media flashcard yang dilakukan oleh peneliti (septiany, 2015)
dalam terapi ini anak melakukan permainan peran dari media bergambar tersebut
sehingga dalam bermain peran anak didapatkan adanya peningkatan dalam
kemampuan berbicara. Penilaian tingkat kemampuan berbicara ini menurut
peneliti (sagita, 2017) terdiri dari adanya kontak mata, kejelasan artikulasi dan
kelancaran dalam berbicara sehingga didapatkan hasil serupa yaitu adanya
pengaruh terhadap tingkat kemampuan bicara anak. Selain terapi bermain peran
ada bermacam lagi terapi bermain yang digunakan, seperti halnya penelitian
(suraya, 2020) yang melakukan terapi bermain menggunakan desain pre test post
test adanya perbedaan dari sebelum dilakukan terapi bermain dengan sesudah
dilakukan terapi bermain dalam hal tingkat interaksi sosial pada anak. Interaksi
sosial pada anak pun salah satu indicator dari keterampilan sosial, sehingga sesuai
dengan penelitian dari (sutinah, 2017) juga adanya perbedaan setelah dilakukan
intervensi terapi bermain. Kemampuan rata-rata interaksi sosial anak mengalami
peningkatan yang baik. Dalam terapi bermain bisa dilakukan secara bertahap
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dlingkungannya seperti penelitian dari
(Wilkes-Gillan,, et al., 2016) yang menunjukan bahwa intervensi berbasis bermain
sangat efektif untuk meningkatkan keterampilan bermain sosial pada anak baik
dilingkungan sekolah maupun rumah. Terapi bermain yang diterapkan di
kehidupan sehari-harinya juga dijelaskan oleh peneliti (Pittala, et al., 2018) yang
dilakukan observasi selama 2 tahun secara signifikan adanya peningkatan
keterampilan perilaku dan menunjukan penurunan keparahan pada anak autis
sehingga dapat meningkatkan interaksi sosial pada anak dalam kehidupan sehari-
hari.

30
Interaksi sosial maupun kemampuan berbicara diatas adalah sakah satu
indicator keterampilan sosial. penelitian dari (Guivarch, et al., 2017), (Roderick,
et al., 2017) dan (Levy & Dunsmuir, 2020) kelompok yang diberikan intervensi
sehingga didapatkan adanya peningkatan keterampilan sosial pada kelompok
tersebut. Dan peneliti (Okuno, et al., 2016) terdapat perbaikan juga dalam hal
keterampilan sosial yang me ggunakan intervensi dari skal SS.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori sebelumnya, menurut (Suryati,
2016) bahwa terapi bermain dapat meningkatkan interaksi sosial anak autis dan
sangat dianjurkan bahwa terapi bermain efektif untuk meningkatkan interaksi
sosial pada anak autis. Dan juga indicator lain dari keterampilan sosial yaitu
kemampuan komunikasi dapat diselaraskan dengan hasil penelitian (Fitriani,
2016) terdapat pengaruh yang signifikan pada peningkatan kemampuan
komunikasi setelah diberikan terapi bermain flashcard. Menurut penelitian dari
(Suharminir, et al., 2017) Indikator dari keterampilan sosial kemampuan
empati, komunikasi dan interaksi sosial, mengendalikan agresi, sikap terbuka,
perilaku membantu, kemampuan memahami diri dan perilaku mau
belajar.
Anak autism memiliki tingkat keterampilan sosial yang rendah,
seharusnya anak diusianya sudah dapat melakukan hal-hal yang dilakukan anak
normal sebayanya. Cara agar tidak memperburuk kondisi tersebut banyak cara
untuk meningkatkannya salah satunya adalah terapi bermain. Terapi bermain
disini memiliki banyak jenisnya dan salah satunya adalah terapi bermain
flashcard. Terapi ini dapat melatih komunikasi dan interaksi sosial di
lingkungannya. Anak autis mengalami peningkatan keterampilan sosial yang
signifikan sehingga dapat seperti teman-teman sebayanya.
BAB 6

PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan literature review dari 10 jurnal penelitian dapat diambil
kesimpulan bahwa terapi bermain memiliki berbagai macam model, bisa melalui
bermain peran dengan media flashcard, bermain lego dan terapi bermain yang
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, dalam terapi bermain ini terbukti
berpengaruh terhadap kemampuan berbicara maupun interaksi sosial dimana
semua itu termasuk dalam indicator keterampilan sosial pada anak autis.
6.2 Saran
1. Bagi pendidik/ guru
Diharapkan sebagai pendidik sesering mungkin memberikan terapi
yang berupa terapi bermain secara teratur karena terapi bermain sangat
efektif untuk meningkatkan keterampilan sosial pada anak autis. Tidak
hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga bisa dilakukan di rumah apalagi
pada saat pandemic covid-19 ini. Pendidik harus lebih mengawasi anak
dirumah dengan bekerja sama bersama orang tua agar anak terpantau
dalam menjalani terapi bermain.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Diperlukan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu
sumber data penelitian untuk penelitian selanjutnya dan dilakukan
penelitian lebih lanjut berdasarkan factor lainnya, variabel berbeda dan
juga lokasi yang berbeda.

32
33

DAFTAR PUSTAKA

Susanti, K. d., wijaya, a. & ike, h., 2019. pengaruh terapi bermain flashcard
terhadap perkembangan anak usia pra sekolah. jurnal kesehatan.

Adimayanti, E., Siyamti, D. & Susilo, T., 2019. Program Bimbingan Melalui
Terapi Bermain Untuk Mengembangkan Perilaku Adaptif Pada Anak
Berkebutuhan Khusus. Jurnal Pengabdian Kesehatan, 2(2).

Adriana, D., 2011. Tumbuh Kembang & Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta:
Salemba Medika.

Agusniatih, A. & Monepa, J. M., 2019. Keterampilan Sosial Anak Usia Dini
(Teori dan metode pengembangan). Tasikmalaya: EDU PUBLISHER.

Diahwati, R., Hariyono & Hanurawan, F., 2016. Keterampilan Sosial Siswa
Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Inklus. Jurnal Pendidikan, 1(8),
p. 1612—1620.

Fitriani, 2016. Pengaruh Terapi Bermain Flashcard Terhadap Kemampuan


Komunikasi.

Guivarch, J. et al., 2017. Impact of an implicit social skills training group in


children with autism spectrum disorder without intellectual disability: A
before-and-after stud. jurnal ilmiah.

Handojo, Y., 2003. Autisma. jakarta: PT Buana Ilmu Populer Kelompok


Gramedia.

Hariyono, Romli, L. Y. & Indrawati, U., 2020. Buku pedoman penyusunan


Literature Review. Jombang: s.n.

Jamaris, M., 2018. Anak Berkebutuhan Khusus. bogor: Ghalia Indonesia.

Kemenpppa, 2018. Hari Peduli Autis Sedunia : Kenali Gejalanya, Pahami


Keadaannya. [Online]
Available at: kemenpppa.go.id
[Accessed 08 maret 2020].
34

Levy , J. & Dunsmuir, S., 2020. Lego Therapy: Building social skills for
adolescents with an autism spectrum disorder. 37(1).

Nurwidayati, A., 2015. Peningkatan perkembangan kognitif anak usia dini melalui
permainan flashcard di pos PAUD catleya 60 di kabupaten jember.

Okuno, H. et al., 2016. Simultaneous Training for Children with Autism Spectrum
Disorder and Their Parents with a Focus on Social Skills Enhancement.

Pittala, E. T. et al., 2018. Clinical outcomes of interactive, intensive and


individual (3i) play therapy for children with ASD: a two-year follow-up
study. jurnal ilmiah.

Rapmauli, T. D. & Matulessy , A., 2015. Pengaruh Terapi Bermain Flash Card
Untuk Meningkatkan Interaksi Sosial Pada Anak Autis Di Miracle Center
Surabaya. Jurnal Psikologi Indonesia, 4(01), pp. 51-60.

Roderick, K. C. R. et al., 2017. Effects of a Social Skills Intervention on Children


with Autism Spectrum Disorder and Peers with Shared Deficits. jurnal
ilmiah, 40(2).

sagita, e. l., 2017. Peningkatan Kemampuan Berbicara Menggunakan Media Flash


Card Bagi Anak Autis Kelas Tk B Di Slb Citra Mulia Mandiri
Yogyakarta.

septiany, M., 2015. Meningkatkan Kemampuan Berbicara Dengan Menggunakan


Media.

Setyaningsih, W., 2015. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perkembangan
Sosial Anak Autisme Di Slb Harmoni Surakarta. Jurnal Kesehatan, VI(2),
pp. 123-129.

Suharminir, T., Purwandari, Mahabbati, A. M. & Purwanto, H., 2017.


11pengembangan Pengukuran Keterampilan Sosial Siswa Sekolah Dasar
Inklusif Berbasis Diversity Awareness. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan,
10(1).
35

suraya, c., 2020. Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Interaksi Sosial Anak
Autisme Di Sekolah Luar Biasa (Slb). Jurnal Ilmiah Multi Science
Kesehatan , 12(1).

SSuryati & Rahmawati, 2016. Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Interaksi


Sosial Anak Autis di SDLB PROF. DR. SRI SOEDEWI MASJHUN
SOFWAN, SH JAMBI TAHUN 2014. Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi, 16(1).

sutinah, 2017. Terapi bermain berpengaruh terhadap kemampuan interaksi sosial


pada anak autis. riset informasi kesehatan, 6(1).

Syamsiatin, E., 2018. Bermain dan Permainan AUD. Banten: Universitas


Terbuka.

Tri, H., 2019. Tingkat Keterampilan Sosial Siswa Sekolah Dasar Setelah
Menerima Pembelajaran Permainan Tradisional Di Sd Negeri Ngrancah
Bantul Tahun Ajaran 2018/2019. jurnal pendidikan.

Wahyuni, C. & Mangunsong, F. M., 2018. Peran Keterampilan Sosial dalam


Meningkatkan Prestasi Akademik SiswaBerkebutuhan Khusus di Sekolah
Dasar Inklusif. 9(2), p. 146 –164.

WHO, 2019. Autism Spectrum Disorders. [Online]


Available at: who.int
[Accessed 08 maret 2020].

Wilkes-Gillan,, S. et al., 2016. A Randomised Controlled Trial of a Play Based


Intervention to Improve the Social Play Skills of Children with Attention
Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). jurnal ilmiah.
36

Lampiran 1
37

Lampiran 2
Lampiran 3

32
39

Lampiran 4
40

Lampiran 3

JADWAL KEGIATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG
Bulan
Maret April Mei Juni Juli Agustus
No Jadwal Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pendaftaran Skripsi
2. Bimbingan Proposal
3. Pendaftaran Ujian Proposal
4. Ujian Proposal
5. Revisi Proposal
6. Bimbingan Skripsi Literature
Review
7. Pendaftaran Ujian Hasil
8. Ujian Hasil

Anda mungkin juga menyukai