Anda di halaman 1dari 25

MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

MENDIDIK KARAKTER RELIGIUS SISWA


DI SD ALAM PURWAKARTA

(Studi lapangan di Sekolah Alam Purwakarta Kec. Campaka Kab. Purwakarta)

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Program Studi : S1 – Pendidikan Agama Islam

Oleh :
Tri Hastuti Hasyim
NIM. 0101.1801.026

Pembimbing I : Dr. Imam Tabroni, M.Pd


Pembimbing II : Arif Maulana, M.Pd

PROGRAM SARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
DR. KHEZ. MUTTAQIEN PURWAKARTA
2022 M/1444 H
SKRIPSI

MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM


MENDIDIK KARAKTER RELIGIUS SISWA
DI SD ALAM PURWAKARTA

(Studi lapangan di Sekolah Alam Purwakarta Kec. Campaka Kab. Purwakarta)

Oleh :
Tri Hastuti Hasyim
NIM. 0101.1801.026

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Imam Tabroni, M.Pd Arif Maulana, M.Pd

Ketua STAI Ketua Program Studi

Dr. Imam Tabroni, M.Pd H. Abdurrahman Saleh, Lc., M.M.Pd


SKRIPSI

MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM


MENDIDIK KARAKTER RELIGIUS SISWA
DI SD ALAM PURWAKARTA

(Studi lapangan di Sekolah Alam Purwakarta Kec. Campaka Kab. Purwakarta)

Oleh :
Tri Hastuti Hasyim
NIM. 0101.1801.026

Dinyatakan Lulus Sidang Munaqosah Skripsi oleh Tim Penguji


Pada Tanggal ................................

Tim Penguji,

Penguji 1

Penguji 2

Penguji 3

Mengetahui,

Ketua STAI Ketua Program Studi

Dr. Imam Tabroni, M.Pd H. Abdurrahman Saleh, Lc., M.M.Pd


LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Model Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dalam Mendidik Karakter Religius Siswa di SD
Purwakarta” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak
melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung
risiko/sanksi apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau
ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya tulis ilmiah ini.

Purwakarta, 11 Agustus 2022

Penyusun,

Tri Hastuti Hasyim


NIM. 0101.1801.026

PEDOMAN TRANSLITERASI
I. Konsonan Tunggal
‫ا‬ =a ‫ز‬ =z ‫ق‬ =q
‫= ب‬b ‫س‬ =s ‫ك‬ =k
‫= ت‬t ‫ش‬ = sy ‫ل‬ =l
‫ = ث‬ts ‫ص‬ = sh ‫م‬ =m
‫= ج‬j ‫ض‬ = dh ‫ن‬ =n
‫= ح‬h ‫ط‬ = th ‫و‬ =w
‫ = خ‬kh ‫ظ‬ = zh ‫ه‬ =h
‫د‬ =d ‫ع‬ =‘ ‫ء‬ = ‘(Apostrof)
‫ذ‬ =dz ‫غ‬ = gh ‫ي‬ =y
‫= ر‬r ‫ف‬ =f

II. Konsonan Rangkap karena Syaddah Ditulis Rangkap

Contoh :

‫ﺍﻷﻢ‬ = al –‘Umm

W‫ﻣﺗﻗﺩﻣﻴﻦ‬ =mutaqaddimin

III. Vokal Pendek

(‫)ﻓﺗﺤﻪ‬ Ditulis =a

(‫)كسره‬ Ditulis =i

(‫)ضمه‬ Ditulis = u

IV. Vokal Panjang

Vokal panjang untuk (‫ )ﻓﺗﺤﻪ‬ditulis = â

Contoh : ‫ﺍﻠﺴﻼﻡ‬menjadi = as-salâm

Vokal panjang untuk (‫ )كسره‬ditulis = î

Contoh : ‫ﻣﺗﺄﺨﺮﻴﻦ‬menjadi = mutakhirîn

Vokal panjang untuk (‫ )ضمه‬ditulis = û

Contoh : ‫ﻣﻓﻗﺆﺪ‬menjadi = mafqûd

V. Kata Sandang Alif + Lam (‫)ﺍﻞ‬


Kata sandang dalam bahasa Arab dilambangkan dengan huruf (‫ )ال‬kata sandang
ini dibedakan atas kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah dan kata sandang
yang diikuti huruf qamariyah.
1. Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah di transliterasi sesuai dengan
tulisannya.
Contoh:‫ الرﺠﺎﻞ‬ditulisal-rajulu
2. Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah di transliterasi sesuai aturan
yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya.
Contoh:‫ ﺍﻟﻗﻟﻡ‬ditulisal-qalamu

VI. Vokal Rangkap


1. Fathah dan ya mati ditulis = ai
Contoh:‫ ﺍﻟﺼﺤﻴﺤﻴﻦ‬ditulis =al-shahîhain
2. Fathah dan wau mati ditulis = au
Contoh : ‫ أؤجز‬ditulis = aujizu
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohiim.
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa dengan
rahmat dan karunia-Nya penyusun dimampukan dan diberi kesehatan dalam menjalankan
aktifitas sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Model Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dalam Mendidik Karakter Religius Siswa di SD Alam
Purwakarta”. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW yang mana melalui jerih payahnya Alhamdulillah Agama Islam
menjadi sempurna dan menjadi rahmat bagi semesta alam.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Agama Islam di STAI DR. KHEZ. Muttaqien yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan
menganalisis model pembelajaran PAI untuk mendidik karakter religius siswa di SD Alam
Purwakarta.
Penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Dr.Imam Tabroni, M.Pd
selaku ketua STAI DR. KHEZ Muttaqien serta Dosen Pembimbing 1, dan Bapak Arif
Maulana, M.Pd selaku Dosen Pembimbing 2, atas bimbingan, arahan dan saran yang
membangun sehingga penyusunan skripsi ini dapat selesai. Pada kesempatan ini pula
penyusun berterimakasih kepada:
1. Bapak H. Abdurrahman Saleh, Lc.M.M.Pd selaku Ketua Program Studi PAI
(Pendidikan Agama Islam).
2. Bapak Narkum, S.Ag, M.Pd selaku Dosen Wali yang sudah mendukung dalam
penyelesaian skripsiini.
3. Kedua orang tua saya yang tercinta Ibu Mami Rosidah dan Bapak Muhammad
Nur Hasyim Shodiq serta kepada kakak-kakak dan adik tersayang Muhammad
Jafar Hasyim, Anastasyia Hasyim dan Retno Ayu Mawarti.
4. Direktur Sekolah Alam Purwakarta Ibu Lilaning Sosisalsih, S.Si yang sudah
memberi izin serta dukungan dalam penelitian ini.
5. Kepala HRD Sekolah Alam Purwakarta Bapak Aditya Anwar, M.Si yang sudah
memberi izin serta dukungan dalam penelitian ini.
6. Seluruh Dosen dan para staff STAI DR. KHEZ. Muttaqien yang telah membekali
ilmu, keterampilan serta pengalaman yang sangat bermanfaat kepada
Mahasiswa/inya.
7. Teman – teman seperjuangan yang selalu berbagi informasi dan saling
mensupport satu sama lain demi lancarnya penyusunan skripsi kita semua.
8. Semua pihak yang telah turut memberikan informasi, motivasi, dukungan dan
bantuan hingga selesainya penyusunan skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, penyususn menyadari masih banyak segala kekurangan
dan masih jauh dari sempurna, oleh karena itu semua saran dan kritik dari pembaca akan
diterima sehingga bisa lebih baik lagi dalam penyusunan skripsi ini. Penyusun berharap
skripsi ini dapat memberi manfaat dan menambah ilmu pengetahuan untuk kita semua.
Semoga setiap apa yang kita lakukan ini menjadi investasi pahala di akhirat nanti dan
mendapat balasan baik yang berlipat ganda dari Allah. Aamiin.

Purwakarta, 11 Agustus 2022

Penyusun,
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK

Tri Hastuti Hasyim (0101.1801.026), 2022, dengan judul skripsi “Model


Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Mendidik Karakter Religius Siswa di
SD Alam Purwakarta”. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah. STAI
DR. KHEZ. Muttaqien. Pembimbing I: Dr. Imam Tabroni, M.Pd. Pembimbing II: Arief
Maulana, M.Pd.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan agama adalah salah satu dari tiga subyek pelajaran yang harus
dimasukkan dalam kurikulum setiap lembaga formal di Indonesia. Hal ini dikarenakan
kehidupan beragama merupakan salah satu dimensi kehidupan yang diharapkan dapat
terwujud secara terpadu.1
Islam dari segi bahasa berasal dari kata asla-ma, yuslimu, islaman, yang berarti
submission (ketundukan), resignation (pengunduran), reconcilliation (perdamaian)
dan to the will of God (tunduk kepada kehendak Allah). Kata aslama ini berasal dari
kata salima berarti peace, yaitu: damai, aman dan sentosa. Pengertian Islam yang
demikian itu sejalan dengan tujuan ajaran Islam, yaitu untuk mendorong manusia agar
patuh dan tunduk kepada Tuhan, sehingga terwujud keselamatan, kedamaian, aman
dan sentosa serta sejalan pula dengan misi ajaran Islam, yaitu menciptakan kedamaian
di muka bumi.
Pengertian Islam sebagai agama adalah yang ajaran-ajarannya diwahyukan
Tuhan untuk manusia, melalui Rasul-Nya, Muhammad SAW. Agama Islam yang
dibawa oleh Nabi Muhammad SAW ialah agama yang telah mencakup semua ajaran
yang dibawa oleh para Nabi terdahulu, yaitu untuk memelihara jiwa, agama, akal,
harta dan keturunan manusia.2 Ajaran Islam mengajarkan kepada setiap umatnya agar
bersikap seimbang, yakni memperhatikan kebutuhan hidup di dunia dan akhirat,
jasmani dan rohani, spiritual dan material, dan seterusnya; bersikap demokratis,
toleransi (tasamuh), manusiawi (memperlakukan manusia sesuai batas-batas
kesanggupannya, egaliter (kesederajatan umat manusia di hadapan Tuhan), jujur, adil,
solider, berorientasi ke masa depan tanpa melupakan masa lalu, berorientasi pada
mutu yang unggul, terbuka menerima pendapat secara selektif, menghargai waktu,
kerja keras, produktif danpositif, bekerja dengan perencanaan dan pada hasil
penelitian, modern, inovatif, kreatif, menerima perubahan, mengutamakan

1
(Chabib Thoha, dkk. 1999. Metodologi Pengajaran Agama. Yogyakarta : Pustaka Pelajar).
2
(Hawa, Said. 1993. “Al-Islam” (terj. Abdul Hayyie al-Kattani, dari judul asli al-Islam).
Jakarta: Gema Insani).
persaudaraan dan persahabatan dengan sesama manusia, amanah dan bertanggung
jawab.3Pendidikan khususnya pendidikan agama Islam merupakan pembelajaran yang
menanamkan nilai-nilai religius dan spiritual pada peserta didik agar menjadi manusia
yang berakhlak, beretika dan berbudaya sebagai bagian dari tujuan pendidikan
nasional, sedangkan pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama di sekolah dapat
diinternalisasikan dalam kegiatan intra maupun ekstra sekolah dan lebih
mengutamakan pengaplikasian ajaran agama pada kehidupan sehari-hari.4
Dalam sejarah Islam, Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa misi utamanya
dalam mendidik manusia adalah untuk menyempurnakan akhlak dan pembentukan
karakter yang baik.5
Menurut Kemendiknas (2010), karakter merupakan sifat, tabiat, akhlak atau
kepribadian seseorang yang terbentuk dari perpaduan dari kebaikan yang diyakini dan
digunakan sebagai pedoman untuk berpikir, bersikap dan bertindak serta cara pandang.
Sedangkan pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai
karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga memiliki nilai dan karakter, kemudian
mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya sebagai anggota
masyarakat yang memiliki sikap agamis, nilai dan sikap nasionalis, serta nilai
produktif dan nilai kreatif.
Karakter dalam Islam merupakan sasaran utama dalam pendidikan. Hal ini dapat
dilihat dari beberapa hadits Nabi yang menjabarkan tentang keutamaan pendidikan
karakter. Salah satunya hadits berikut ini : “ajarilah anak-anakmu kebaikan, dan
didiklah mereka”.6
Pembentukan karakter adalah hal yang sangat penting, apalagi di zaman
sekarang ini, banyak siswa-siswa yang disetiap harinya berkata kotor atau hal-hal yang
tidak pantas untuk dikatakan oleh para siswa. Kemajuan teknologi yang tidak
dibarengi dengan karakter yang religius menyebabkan siswamasih lalai dalam
melaksanakan sholat, ada yang terlihat malas mengikuti pembelajaran,kurang
konsentrasi dalam belajar dan mengantuk, , bermain game online atau mengakses
video melalui media internetsaat jam pelajaran berlangsung,
Dengan demikian, pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan
ajaran agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan. Pendidikan

3
(Nata, Abuddin.2017. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana)
4
(Ainiyah, Nur.2013.”Pembentukan Karakter Melalui Pendidikan Agama Islam” : Jurnal Al-
Ulum Vol. 13 No.1 (hlm. 25-38). IAIN Gorontalo.)
5
(Djamas, Nurhayati. 2009. Pendidikan Islam di Indonesia Pasca Kemerdekaan. Jakarta:
Raja Grafindo).
6
(Ulwan, Abdullah Nasih. Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam, Terj. Sefullah Kamalie
dan Hery Noer Ali. Jilid 2. Semarang : Asy Syifa. Hlm.44).
Agama Islam diharapkan mampu menghasilkan manusia yang selalu berupaya
menyempurnakan iman, takwa, dan berakhlak mulia sehingga tangguh dalam
menghadapi tantangan, hambatan dan perubahan yang muncul dalam pergaulan
masyarakat baik dalam lingkup sosial, nasional, regional maupun global.
Tujuan akhir dari pendidikan diarahkan pada upaya merealisasikan pengabdian
manusia kepada Allah, baik pada tingkat individual maupun masyarakat dan
kemanusiaan secara luas.7
Pembelajaran PAI di sekolah merupakan pembelajaran yang efektif untuk
menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik karena di dalamnya terdapat
pendidikan akhlak dan berisi aturan-aturan agama dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi
pembelajaran PAI di sekolah pada umumnya hanya mendapatkan porsi yang terbatas
dalam satu pekannya dan terkesan hanya mengejar aspek kognitifnya saja. Muatan
pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah pada umumnya dan kegiatan
pembelajaran di kelas yang berpusat pada guru dirasa kurang maksimal dalam
menginternalisasikan nilai-nilai kebaikan, spiritual dan akhlakul karimah. Selain itu,
pentingnya penggunaan media pada saat pembelajaran di kelas juga mempengaruhi
daya tarik siswa dalam belajar sehingga pembelajaran tidak monoton.
Pada saat ini, pembentukan karakter menjadi sorotan yang sangat mendasar dari
proses pendidikan. Hal ini karena adanya berbagai kasus dekadensi moral yang marak
terjadi oleh para peserta didik seperti tawuran, narkoba dan seks bebas. Di Indonesia
yang mayoritas beragama Muslim mestinya sudah ditanamkan karakter religius sejak
dini agar setiap orang memiliki benteng pertahanan untuk menjauhi perilaku dosa
ataupun amoral dalam pribadinya. Oleh karena itu, sosialisasi pembentukan karakter
bagi peserta didik kembali disuarakan agar masyarakat bekerjasama dengan lembaga
pendidikan untuk bersama-sama berperan dalam membentuk insan yang berkarater
dan memiliki moralitas baik.
Institusi pendidikan merupakan salah satu pusat pendidikan karakter yang harus
menjadi teladan bagi peserta didik, karena sejatinya pendidikan bukan sekadar usaha
sadar dalam mengembangkan nalar peserta didik akan tetapi membentuk insan-insan
yang berkepribadian dan berakhlak mulia. Oleh karena itu di lingkungan institusi
pendidikan perlu diterapkan pendidikan agama dengan mengandalkan penciptaan
lingkungan, keteladanan dan pembiasaan hal-hal baik melalui tugas dan kegiatan agar
terbentuknya peserta didik yang berakhlak atau berkarakter mulia. Saat ini telah
banyak bermunculan sekolah-sekolah formal yang memiliki ciri khas tertentu dengan
menjanjikan pendidikan yang lebih baik dan manusiawi.

7
(Rosyadi, Khoiron. 2004. Pendidikan Profetik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar)
Di antara bentuk pendidikan formal tersebut terdapat sebuah sekolah yang
menamakan dirinya Sekolah Alam. Kelahiran format sekolah yang dianggap nyeleneh
tersebut bukanlah datang tanpa alasan. Ide tersebut datang dari dalam benak seorang
Lendo Novo, penggagas awal konsep Sekolah Alam yang memiliki ide bahwa proses
belajar haruslah menjadi kreatif yang membebaskan anak didik dari pengapnya ruang
kelas yang dibatasi sekat-sekat tembok. Penggunaan alam sebagai media dan sumber
pembelajaran dirasa efektif untuk menginternalisasikan nilai-nilai kebaikan dan
religius karena manusia dapat berinteraksi secara intens dengan alam ciptaan Allah.
Alam sebagai sumber pembelajaran yang tidak terbatas, manusia dapat berkontemplasi
untuk merenungi alam ciptaan Allah.
Sekolah Alam pertama kali beroperasi sejak Agustus tahun 1998 di daerah
Ciganjur, data tersebut peneliti dapatkan dari buku yang diterbitkan Komunitas
Sekolah Alam pada saat pencarian literatur di Perpustakaan Sekolah Alam Purwakarta.
Sekolah Alam telah hadir di beberapa kota di Indonesia. Di daerah yang tidak jauh
dari tempat asal peneliti, sekitar Kecamatan Panongan Kabupaten Purwakarta Provinsi
Jawa Barat terdapat sebuah Sekolah Alam yang bernama Sekolah Alam Purwakarta.
Selama satu minggu peneliti melakukan observasi di Sekolah Alam Prwakarta untuk
melihat kegiatan di sana. Hal yang pertama kali peneliti lihat adalah suasana sekolah
yang asri ditumbuhi pohon-pohon dan rumput hijau, terdapat kelas yang berupa saung-
saung, kolam, dan kebun. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Alam
lebih banyak menggunakan alam sebagai media dan sumber belajar. Perilaku peserta
didik di Sekolah Alam Purwakarta secara kasat mata cenderung memiliki perilaku : 1)
Religius, 2) Santun, 3) Disiplin, dan 4) Peduli Lingkungan.
Berdasarkan latar belakang masalah dan fenomena Sekolah Alam tersebut,
peneliti tertarik untuk meneliti mengenai Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) Berbasis Alam untuk Membentuk Karakter Religius di Sekolah Alam
Purwakarta.
B. Identifkasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, peneliti
mengidentifikasinya menjadi : Pembelajaran PAI di Sekolah umumnya mendapatkan
porsi waktu yang terbatas dalam satu pekannya dan terkesan hanya mengejar aspek
kognitifnya saja sementara di Sekolah Alam pembelajaran PAI tidak terbatas dan
menyeimbangkan aspek afektif dan psikomotorik.
Pembelajaran PAI di sekolah pada umumnya yang berpusat pada guru dirasa kurang
maksimal dalam menginternalisasikan nilai-nilai kebaikan, religius dan akhlakul
karimah, sementara di Sekolah Alam pembelajaran PAI hampir setiap hari, 30% di
kelas dan 70% di alam serta berpusat pada murid (student center).
Sekolah formal pada umumnya lebih ketat, legal, struktural dan textbook sementara
pada sekolah alam lebih naturalis dan religius.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Alam lebih banyak menggunakan
alam sebagai media dan sumber belajar.
C. Fokus Masalah
Penelitian ini dibatasi pada: Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
untuk Membentuk Karakter Religius di Sekolah Alam Purwakarta.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, dirumuskan pertanyaan penelitian:
Bagaimana Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk Membentuk
Karakter Religius di Sekolah Alam Purwakarta?
Pertanyaan di atas dapat diturunkan menjadi beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran PAI untuk membentuk karakter religius di
Sekolah Alam Purwakarta?
2. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran PAI untuk membentuk karakter
religius di Sekolah Alam Purwakarta?
3. Bagaimna Bagaimana hasil evaluasi dan peningkatan pembelajaran PAI untuk
mendidik karakter religius siswa di Sekolah Alam Purwakarta?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) untuk membentuk karakter religius di
Sekolah Alam Purwakarta.
Tujuan tersebut dapat diturunkan menjadi tujuan sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan dan menganalisis perencanaan pembelajaran PAI untuk
membentuk karakter religius di Sekolah Alam Purwakarta.
2. Mendeskripsikan dan menganalisis proses pelaksanaan pembelajaran PAI untuk
membentuk karakter religius di Sekolah Alam Purwakarta.
F. Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Secara Teoritis: memberikan kontribusi kepada para praktisi pendidikan
mengenai pengembangan pembelajaran PAI dalam membentuk karakter religius
peserta didik,
2. Secara praktis penelitian ini bermanfaat bagi beberapa pihak, yaitu sebagai
berikut:
a. Bagi Guru: Sebagai masukan atau motivasi untuk meningkatkan dan
mengevaluasi pembelajaran PAI di Sekolah Alam Purwakarta.
b. Bagi Sekolah: Sebagai masukan atau motivasi untuk meningkatkan kualitas
pelaksanaan program pembelajaran, sehingga tidak hanya menggunakan alam
sebagai tempat atau laboratorium belajar PAI tetapi menjadikan alam sebagai
media, metode dan sumber pembelajaran.
c. Bagi Pemerintah: Diharapkan menjadi masukan bagi pemerintah terkait
penerapan program dan kebijakan Sekolah Alam.
G. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif yang mana data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar,
sehingga tidak menekankan pada angka.8 Yang dimaksud dengan penelitian
deskriptif kualitatif adalah salah satu jenis penelitian kualitatif, dimana peneliti
melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap program, kejadian, proses,
aktivitas, terhadap satu atau lebih orang.9 Sedangkan metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode
penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis
data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna daripada generalisasi.10
Penelitian kualitatif yang dilakukan berupaya mendeskripsikan secara jelas
mengenai Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Mendidik
Karakter Religius Siswa du Sekolah Alam Purwakarta agar mengetahui
bagaimana pmebelajaran dan peran guru Sekolah alam dalam mengembangkan
dan mengimplementasikan nilai-nilai keislaman dalam kehidupannya sehari-hari
khususnya dalam aspek mendidik karakter religius siswa.
Penelitian ini dijelaskan dalam bentuk kata bukan angka, sehingga hasil
penelitian yang penyusun lakukan dapat dipertanggungjawabkan serta dapat
dipergunakan untuk menjawab masalah yang akan diteliti. Dalam
pelaksanaannya, penelitian ini diperoleh dari data-data yang dikumpulkan dari
hasil observasi, wawancara juga diperoleh dari dokumen, buku, audio (rekaman)
dan video.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di lingkungan SD Alam
Purwakata Kampung Sindang Reret RT 04 RW 02 Desa Benteng Kecamatan
Campaka Kabupaten Purwakarta Provinsi Jawa Barat.
b. Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei.
Dalam hal ini dilakukan pengumpulan data yakni observasi, wawancara, dan
dokumen lainnya.
3. Responden
Dalam penelitian ini responden yang diteliti berjumlah 5 orang diambil dari
Direktur SD Alam Purwakarta, Kepala HRD SD Alam Purwakarta, Kepala
sekolah, guru dan siswa SD alam Purwakarta .
4. Jenis dan Sumber Data
a. Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data langsung kepada pengumpul data. Data primer dalam penelitian ini
bersumber dari Direktur SD Alam Purwakarta, Kepala HRD SD Alam
Purwakarta, Kepala sekolah, guru dan siswa SD alam Purwakarta. Data yang
8
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, (Bandung : Penerbit
Alfabeta, 2017) hlm. 13
9
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, (Bandung : Penerbit
Alfabeta, 2017) hlm. 15
10

Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, (Bandung : Penerbit


Alfabeta, 2017) hlm. 9
penyusun kumpulkan yaitu mengenai “Model Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam untuk Mendidik Karakter Religius Siswa di SD Alam
Purwakarta”.
b. Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder dapat diperoleh dari
berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan
lain-lain. Data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari kepustakaan,
yakni jurnal ilmilah, buku-buku, arsip, ensiklopedi, data siswa SD Alam
Purwakarta, data sekolah dan data lainnya yang relevan dengan masalah
dalam penelitian ini.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapat data
yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Adapun untuk penelitian ini,
dilakukan beberapa teknik pengumpulan data, yakni:

Tabel 1.1 Teknik Triangulasi

Observasi

Sumber data yang sama


Wawancara

Dokumentasi

a. Observasi
Nasution (1988) menyatakan bahwa , observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta
mengenai dunia kenyataan yag diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan
dan sering dengan bantuan berbagai alat yang canggih, sehingga benda-benda yang
sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa)
dapat diobservasi denganjelas.
Dalam penelitian ini penyusun melakukan observasi partisipatif yang pasif yang
mana peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat
dalam kegiatan tersebut.11
a. Wawancara/Interview
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang terus
diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam.12
11
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, (Bandung : Penerbit
Alfabeta, 2017) hlm. 227
12
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, (Bandung : Penerbit
Alfabeta, 2017) hlm.231
Dalam penelitian ini, penyusun menggunakan teknik wawancara terstruktur
dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur yakni peyusun telah
menyiapkan instrumen berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini,setiap responden
diberi pertanyaan yang sama dan penyusun mencatatnya. Sedangkan wawancara
tidak terstruktur digunakan untuk pendahuluan yang mana agar penyususn
mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau permasalah yang ada pada
objek.
b. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berupa gambar, tulisan atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen
merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitiankualitatif.
Dalam penelitian ini hasil dari dokumentasinya berupa foto, audio, dan
dokumen atau catatan lainnya.
6. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah
peneliti itu sendiri.13
Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun
selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan
dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data
dan embandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan
wawancara. 14
Dalam penelitian ini, penyusun membuat beberapa kisi-kisi instrumen penelitian
yang tercantum dalam tabel di bawah ini :

Tabel 2.2

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

Nomo
Aspek Indikator Metode r
Item
Model Model pembelajaran pendidikan Islam Wawancara,
pembelajaran dalam mendidik karakter religius siswa Observasi 1
Pendidikan dan
Dokumentasi

Langkah guru dalam penerapan model


pembelajaran mendidik karakter religius 2
siswa

Pemenuhan hak-hak anak agar mereka


termotivasi dalam beribadah khususnya 3
dalam aspek mendidik karakter religius

13
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, (Bandung : Penerbit
Alfabeta, 2017) hlm.222
14
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, (Bandung : Penerbit
Alfabeta, 2017) hlm. 223
Faktor Alasan dan tujuan guru dalam melakukan Wawancara,
kegiatan upaya pembelajaran pendididkan observasi dn 4
Islam dalam mendidik karakter religius dokumentasi
siswa

7. Teknik AnalisisData
Analisis data adalah proses mecari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan diperlajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri maupun orang lain.15
Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan bahwa “Data analysis is
the process of systematically searching and arranging the interview transcripts,
field notes, and other materials that you accumulate to increase your own
understanding of them and to enable you to present whats you have discovered to
others”. Analisis data adalah proses mencari dan meyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan lain-lain,
sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada
orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,
mejabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
yang dapat diceritakan kepada orang lain.16
Dalam penelitian ini penyusun menggunakan analisis data di lapangan model
Miles dan Huberman. Miles dan Huberman (1984) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
Aktivitas analisis data, yaitu : data reduction, data display, dan conclusion
drawing/verification.
a. Data reduction (Reduksi data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.17
b. Data display (Penyajiandata)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
Dalam hal ini Miles and Huberman (1984) menyatakan “the most frekuent
from of display data for qualitative research data in the past has been

15
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, (Bandung : Penerbit
Alfabeta, 2017) hlm.244
16
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, (Bandung : Penerbit
Alfabeta, 2017) hlm.244
17
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, (Bandung : Penerbit
Alfabeta, 2017) hlm. 247
narrative text”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifatnaratif.18
c. Conclusion/Verification
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman
adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. kesimpulan dalam penelitian
kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah
ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang
sebelumya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi
jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori. Data
display yang dikemukakan bila telah didukung oleh data-data yang mantap,
maka dapat dijadikan kesimpulan yang kredibel.19
8. Pengujian KeabsahanData
Dalam penelitian kualitatif, pengujian keabsahan data meliputi credibility
(validitas interval), transferability (validitas eksternal), dependability
(reliabilitas), dan confirmability (obyektifitas).
a. Uji Kredibilitas
1) Perpanjangan Pengamatan
Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas
data penelitian ini,sebaiknya difokuskan pada pengujian terhadap data
yang diperoleh, apakah data yang diperoleh itu setelah dicek kembali
ke lapangan benar atau tidak, berubah atau tidak. Bila setelah dicek
kembali ke lapangan data sudah benar berarti kredibel, maka waktu
perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.
2) Meningkatkan Ketekunan
Meningkatan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara
lebih cermat dan berkesinambugan, dengan cara tersebut maka
kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti
dan sistematis.
3) Triangulasi
a) Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa
sumber.
b) Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara megecek data kepada sumber yang sama dengan
teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara,
lalu di cek dengan observasi atau dokumentasi apakah data
nyasama atau berbeda. Jika berbeda, peneliti melakukan diskusi
lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain,
data mana yang dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar,
hanya sudut pandangnya yang berbeda.
c) Triangulasi Waktu
Waktu mempengaruhi kredibilitas data. Misalnya wawancara
dilakukan pagi hari pada saat narasumber masih segar akan
18
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, (Bandung : Penerbit
Alfabeta, 2017) hlm.249
19
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, (Bandung : Penerbit
Alfabeta, 2017) hlm.253
menghasilka data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk
menguji nya, peneliti bisa melakukan pengumpulan data dalam
waktu dan situasi yang berbeda. Lakukan hingga menghasilkan
kepastian data.
4) Analisis Kasus Negatif
Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data
yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah
ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan
dengan temuan berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.
5) Menggunakan Bahan Referensi
Bahan referensi disini adalah pendukung yang menunjang
untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Misal
wawancara didukung oleh rekaman wawancara, interaksi manusia
atau suatu keadaan didukung olehfoto-foto.
6) Mengadakan Membercheck
Tujuan membercheck adalah agar informasi yang diperoleh
dan akan digunakan dalam penulisan laporan/skripsi sesuai dengan
apa yang dimaksud sumber data atau informan.
b. Pengujian Tranferability
Supaya orang lain dapat memahami hasil penelitiaan kualitatif
sehingga ada kemungkinan menerapkan hasil penelitian tersebut, maka
peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci,
jelas, sistematis dan dapat dipercaya.
Bila pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran yang sedemikian
jelasnya, “semacam apa” suatu hasil penelitian dapat diberlakukan
(transferability), maka laporan tersebut memenuhi standar transferabilitas
(Sanafiah Faisal, 1990).
c. Pengujian Depenability
Dalam penelitian kualitatif, uji depenability dilakukan dilakukan
dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian.
d. Pengujian Konfirmability
Menguji konfirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan
dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi
dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah
memenuhi standar konfirmability. 20

Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, (Bandung : Penerbit


20

Alfabeta, 2017) hlm.249

Anda mungkin juga menyukai