Anda di halaman 1dari 95

PERSEPSI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM
(Studi kasus di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan)

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi)

Oleh

RAHMAH
NIM: 105011000113

Di Bawah Bimbingan:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi Dr. Sururin, MA


( 19690206 1995032001) (19710319 1998032001)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H / 2010 M
PERSEPSI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
( Di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan)

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi)

Oleh

RAHMAH
NIM : 105011000113

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H / 2010 M
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Rahmah
Nim : 105011000113
Fakultas/Jurusan : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan/ PAI
Judul Skripsi : Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Di
SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan)
Dosen Pembimbing : Pembimbing I : Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi
Pembimbing II : Dr. Sururin, MA

Dengan ini menyatakan bahwa :


1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya dengan sebenar-benarnya untuk diajukan
kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar Sarjana (S.Pdi) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skrispsi telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya, maka saya pun
bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.

Jakarta, 18 Maret 2010

Rahmah
105011000113
ABSTRAK

Rahmah
105011000113

“Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, (Studi Kasus di SMA
Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan)”.

Lingkungan sekolah merupakan tempat berkumpulnya siswa yang berlatar belakang


berbeda-beda. Ditinjau dari segi psikologis, setiap siswa akan mempunyai persepsi yang berbeda,
hal ini disebakan karena beberapa factor yang mempengaruhinya. Proses persepsi ini berkaitan
erat dengan panca indera karena persepsi terjadi setelah siswa melihat, mendengar atau
merasakan kemudian di organisasi serta diinterpretasikan. Setiap siswa akan mempunyai
persepsi yang berbeda terhadap setiap mata pelajaran. Persepsi siswa terhadap mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam perlu diketahui dengan pertimbangan bahwa siswa adalah sasaran
utama dari proses belajar mengajar di sekolah, sehingga dapat dilakukan upaya agar Pendidikan
Agama Islam mendapat apresiasi yang menarik oleh siswa.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dan
persepsi siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini memakai metode
deskriptif analisis yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan keadaan sebenarnya, dan
menggunakan instrument kuesioner serta wawancara sebagai sumber datanya. Dari penelitian
yang telah dilakukan kepada sejumlah siswa yang menjadi sampel, maka dilakukan analisa data
yang merupakan bagian penting dalam metode ilmiah untuk menjawab masalah penelitian.
Dalam menganalisa data, maka dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi siswa terhadap
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terlihat baik. Selain itu pelaksanaan PAI di sekolahpun
juga mendukung segala kegiatan yang berkaitan dengan PAI, diantaranya kegiatan rohis,
keputriaan, shalat zuhur berjamaah, dll. Ini merupakan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuh
kembangkan agama siswa. Hal ini dapat dilihatdari hasil wawancara yang dilakukan oleh pihak
guru agama dan kepala sekolah.
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Segala puji bagi Allah SWT, Dzat Yang Maha Penyayang diantara penyayang, yang
menanamkan cinta dan kasih sayang-Nya kepada seluruh hambanya, sehingga penulis pun dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam tetap terukir indah atas Nabiullah
tercinta, Nabi Muhammad SAW, teladan bagi seluruh umat hingga akhir zaman. Begitu pula
kepada keluarga, sahabat-sahabatnya serta umatnya, semoga kelak kita mendapatkan syafaat di
hari pembalasan.
Sungguh suatu karunia terbesar yang telah Allah titipkan. Kendala, ujian dan cobaan tak
menyurutkan penulis pada kehendak Tuhan. Bila kita telah berusaha dan berdo'a, Allah pasti
akan menyediakan jalan yang baik. Dalam waktu yang cukup lama penulis menyelesaikan
skripsi yang berjudul “ PERSEPSI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”. Do’a dan dorongan dari berbagai pihak banyak
memberikan kontribusi dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi Sebagai Pembimbing I, dan Dr. Sururin, MA Sebagai
Pembimbing II yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini dan telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan fikirannya untuk memberikan petunjuk dan
pengarahan kepada penulis.
4. Pimpinan seluruh Staff Akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu penulis sehingga terselesaikannya penulisan
skripsi ini.
5. Pimpinan dan seluruh staff karyawan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah membantu dengan meminjamkan buku-buku yang penulis butuhkan selama penyusunan
skripsi ini.
6. Kepala SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan beserta jajaran yang telah membantu penulis
dengan memberikan izin untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut.
7. Ayahanda H.Niman dan Ibunda Hj. Maghfurah, serta nenek yang penulis sayangi dan cintai
Hj. Zaenab Hanafi, yang selalu memberikan dukungan baik dari segi moril maupun materiil.
8. Kakak serta adik-adikku yang aku sayangi dan telah memberikan bantuan dan semangat
kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.
9. Ka Sadat, sahabat hati yang memberikan semangat dan kontribusinya kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
10. Abang Anto yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis. Semoga kita meraih
kesuksesan bersama. Amin.
11. Sahabat-sahabat terbaikku Via, Awalina, Rani, Isti, May, Yona, Eer, Mahsun, Oli, dan
seluruh sahabatku PAI-C/2005 yang tiada hentinya memberikan motivasi, Semoga Allah
melindungi kalian semua.
12. Teman-Teman PPKT angkatan 2005, Okti, Sartika, Sony, Agus, Amar, yang telah
memberikan motivasi dan bantuannya kepada penulis.
13. Ka Wawan, teman terbaikku yang selalu siap sedia meluangkan waktu dan tenaga kepada
penulis di sela-sela kesibukannya. Semoga Allah membalas segala kebaikan kakak.
Akhirnya penulis hanya bisa memanjatkan doa kepada Allah SWT semoga budi baik dan
bantuan-bantuan yang tak ternilai dibalas olehNya sebagai amal kebaikan. Amin yaa
rabbal’alamin.
Penulis juga menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Besar harapan penulis, semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak yang membacanya. amin

Jakarta, Maret 2010


Penulis

Rahmah
DAFTAR ISI

ABSTRAK......................................................................................................i
KATA PENGANTAR ....................................................................................ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................iii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Permasalahan ...................................................................... 6
1. Identifikasi Masalah ...................................................... 6
2. Pembatasan Masalah ..................................................... 7
3. Perumusan Masalah....................................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 7
1. Tujuan Penelitian........................................................... 7
2. Manfaat Penelitian......................................................... 8
BAB II DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Deskripsi Teoritis
1. Hakikat Persepsi
a. Pengertian Persepsi..................................................... 9
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi .............. 12
c. Proses Terjadinya Persepsi ......................................... 15
2. Hakikat Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam........................... 18
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam ................................ 23
c. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ................... 27
d. Faktor-Faktor Penghambat dan Penunjang Pendidikan Agama Islam
...................................................................................... 32
B. Kerangka Berpikir ............................................................... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Metode Penelitian................................................................ 37
B. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................. 37
C. Populasi dan Sampel ........................................................... 37
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 38
E. Instrument Penelitian........................................................... 39
F. Teknik Pengolahan Data...................................................... 43
G. Teknik Analisis Data ........................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Profil SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan ..................... 45
1. Sejarah Berdiri dan Letak SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
......................................................................................45
2. Visi, Misi, dan Tujuan SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
......................................................................................46
3. Struktur Organisasi SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan 48
4. Sumber Daya................................................................. 50
5. Bidang Pelayanan .......................................................... 55
6. Kegiatan Ekstra Kurikuler ............................................. 56
B. Pelaksanaan PAI di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan 57
1. Kurikulum yang digunakan di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang
Selatan........................................................................... 57
2. Faktor-faktor penghambat dan penunjang pelaksanaan PAI di SMA
Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan. ............................... 57
C. Analisa dan Interpretasi Data............................................... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................... 76
B. Saran-saran ......................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 79
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-kisi Instrument Penelitian ( Sebelum divalidasi) ...................... 40


Tabel 2 Kisi-kisi Instrument Penelitian (Sesudah divalidasi)........................ 41
Tabel 3 Ketentuan Skala Prosentase ............................................................ 44
Table 4 Keterangan Struktur Organisasi SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
.......................................................................................................49
Tabel 5 Keadaan Guru SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan ................. 50
Tabel 6 Keadaan Staf Tata Usaha ............................................................... 53
Tabel 7 Keadaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan menurut
jumlah dan kondisi.......................................................................... 54
Tabel 8 Keadaan siswa-siswi SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan ....... 56
Tabel. 9 Siswa mengikuti pelajaran PAI dengan baik.................................... 58
Tabel 10 Saya suka membaca materi PAI sebelum diterangkan guru ............. 59
Tabel 11 Apabila tidak mengerti, saya bertanya pada guru PAI ..................... 59
Tabel 12 Saya melihat, mendengarkan serta memahami penjelasan guru PAI 60
Tabel 13 Saya yakin mampu mengerjakan tugas PAI, walaupun dianggap sukar oleh
.......................................................................................................61
Tabel 14 Aktif bertanya ketika pelajaran PAI ............................................... 61
Tabel 15 Sebagai orang Islam saya meyakini akan adanya hari akhir oleh karena itu saya
selalu beribadah dengan sungguh-sungguh...................................... 62
Tabel 16 Saya meyakini bahwa setiap musibah adalah cobaan oleh karena itu saya bersabar
dalam menghadapinya dan berusaha keluar dari masalah dan musibah itu.
.......................................................................................................63
Tabel 17 Saya yakin Allah akan merubah nasib saya, jika saya berusaha. ...... 64
Tabel 18 Sebagai orang Islam saya yakin bahwa Allah mendengar segala doa-doa
.......................................................................................................64
Tabel 19 Sebagai orang Islam saya meyakini akan adanya malaikat Rakib oleh karena itu
saya selalu berbuat baik .................................................................. 65
Tabel 20 Al-Qur’an adalah kitab suci orang Islam, oleh karena itu saya wajib membacanya.
....................................................................................................... 66
Tabel 21 Shalat lima waktu wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang sudah
baligh/dewasa ................................................................................. 66
Tabel 22 Puasa di bulan Ramadhan adalah wajib, oleh karena itu saya berusaha
menjalankannya walaupun berat untuk dilaksanakan....................... 67
Tabel 23 Saya melakukan shalat karena kesadaran saya sendiri. .................... 68
Tabel 24 Pergi haji merupakan kewajiban bagi orang yang mampu ............... 69
Tabel 25 Zakat fitrah pada bulan ramadhan wajib dikeluarkan bagi orang yang mampu
.......................................................................................................69
Tabel 26 Shalat merupakan kewajiban umat Islam, maka saya melaksanakan shalat tanpa
keterpaksaan. .................................................................................. 70
Tabel 27 Saya selalu memberi salam jika bertamu di rumah orang lain.......... 71
Tabel 28 Menjawab salam adalah wajib hukumnya oleh karena itu saya wajib
menjawabnya apabila ada orang yang memberi salam..................... 71
Tabel 29 Saya berusaha menolong teman yang sedang dalam kesulitan, karena tolong
menolong adalah kewajiban sesama manusia. ................................. 72
Tabel 30 Sesama teman tidak boleh saling bermusuhan. ................................ 73
Tabel 31 Sikap bergotong royong adalah sikap yang terpuji........................... 73
Tabel 32 Jika teman kamu bersalah, maka kamu akan memaafkannya ........... 74
Tabel 33 Terhadap orang tua dan guru saya harus hormat.............................. 75

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Instrumen Penelitian Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Untuk Uji Validasi Instrument
Lampiran 2 : Analisis Item Uji Coba Validitas (Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam )
Lampiran 3 : Data Hasil Uji Coba Validitas Item Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam
Lampiran 4 : Analisis Item Untuk Perhitungan Reliabilitas Instrument Persepsi Siswa
Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Lampiran 5 : Data Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrument Persepsi Siswa Terhadap Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Lampiran 6 : Instrument Penelitian Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Setelah Uji Coba Validitas Instrument
Lampiran 7 : Data Hasil Penelitian Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam
Lampiran 8 : Berita Wawancara Kepala Sekolah
Lampiran 9 : Berita Wawancara Guru Bidang Study Pendidikan Agama Islam
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-Nya yaitu Muhammad
SAW, untuk disampaikan kepada umat manusia. Agama Islam memberikan pedoman yang
menyeluruh, mencakup segala aspek kehidupan.
Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia. Dengan bimbingan
agama ini diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti dan benar dalam menjalani
hidupnya dan membangun peradabannya. Dengan kata lain agama diwahyukan untuk
manusia, bukan manusia tercipta untuk kepentingan agama. Agama merupakan sebuah jalan,
dengan bimbingan agama itulah manusia berjalan mendekati Tuhan dan mengharap ridha-
Nya melalui amal kebajikan yang berdimensi vertical (ritual keagamaan) dan horizontal
(pengabdian sosial).
Islam merupakan syariat Allah yang diturunkan kepada umat manusia di muka bumi
agar mereka beribadah kepada-Nya. Penanaman keyakinan terhadap Tuhan hanya bisa
dilakukan melalui proses pendidikan baik di rumah, sekolah maupun lingkungan. Pendidikan
Agama Islam merupakan kebutuhan manusia, karena sebagai makhluk pedagogis manusia
dilahirkan dengan membawa potensi dapat dididik dan mendidik sehingga mampu menjadi
khalifah di bumi, serta pendukung dan pemegang kebudayaan.1
Pendidikan agama mempunyai kedudukan yang tinggi dan paling utama karena
pendidikan agama menjamin untuk memperbaiki akhlak anak-anak dan mengangkat mereka
ke derajat yang tinggi, serta berbahagia dalam hidup dan kehidupannya. 2
Pendidikan Agama Islam harus ditanamkan sejak kecil, sebab pendidikan pada masa
kanak-kanak merupakan dasar yang menentukan pendidikan selanjutnya. Oleh sebab itu,
seharusnyalah Pendidikan Agama Islam ditanamkan dalam pribadi anak sejak ia lahir bahkan
sejak ia dalam kandungan dan dilanjutkan pembinaan pendidikan ini di sekolah.
Dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional, Pendidikan Agama Islam di sekolah
memegang peranan yang sangat penting. Oleh karena itu Pendidikan Agama Islam di

1
Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h.
130
2
Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1983),Cet. Ke-11, h. 7
Indonesia dimasukkan ke dalam kurikulum nasional yang wajib diikuti oleh semua anak
didik mulai dari SD sampai dengan perguruan tinggi.
Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah umum
mempunyai peranan yang sangat strategis, dan signifikan dalam pembentukan moral, akhlak,
dan etika peserta didik.3
Bagi umat Islam tentunya pendidikan agama yang wajib diikutinya adalah Pendidikan
Agama Islam.4 Dalam hal ini Pendidikan Agama Islam mempunyai tujuan kurikuler yang
merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang termaktub dalam
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, yaitu:
“ Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.5
Dalam Pendidikan Agama Islam di sekolah, terdapat beberapa factor pelemah,
misalnya: soal keterbatasan waktu dan metode pembelajaran. Bagaimana membelajarkan
agama dengan durasi waktu 2 jam perminggu. Siswa yang hanya memperoleh Pendidikan
Agama hanya dari bangku sekolah kemungkinan siswa akan mengabaikan ajaran agama yang
diterimanya sama sekali, karena kalah dengan lingkungan. Oleh karena itu mereka perlu
diberi pelajaran Pendidikan Agama Islam sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan,
serta keluarga harus mendukung, membantu, dan melengkapi pendidikan agama yang
diperoleh di sekolah.6 Jika siswa tidak diberikan pelajaran Pendidikan Agama Islam di
sekolah dan di dalam keluarga niscaya siswa tersebut jiwanya akan kosong dengan
pengetahuan agama, tidak tahu tentang baik dan buruk atau tidak mengerti norma-norma
agama dan susila yang kemungkinan nantinya akan cenderung menjadi orang yang tidak taat
menjalankan agama dan bahkan acuh tak acuh terhadap ajaran agama.
Mengingat pentingnya Pendidikan Agama Islam dalam mewujudkan harapan setiap
orang tua, masyarakat, dan membantu terwujudnya tujuan pendidikan nasional, maka

3
Departemen Agama RI, Kendali Mutu pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Derektorat Jend Pembinaan
Kelembagaan Islam, 2001), h. 1
4 Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi…..h. 140
5 UU SISDIKNAS, h. 9
6
Departemen Agama, Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional, (Jakarta: 2005),h. 41
Pendidikan Agama Islam harus diberikan dan dilaksanakan di sekolah dengan sebaik-
baiknya. 7
Setiap orang tua berkeinginan mempunyai anak yang berkepribadian baik, dan setiap
orang tua bercita-cita mempunyai anak yang shaleh yang senantiasa membawa harum nama
orang tuanya, karena baik buruknya kelakuan akan mempengaruhi nama baik orang tuanya.
Anak yang saleh yang senantiasa mendoakan orang tuanya merupakan amal baik bagi orang
tua yang akan mengalir terus menerus pahalanya walaupun orang itu sudah meninggal dunia,
sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW :

‫َتَ اْ!ِﻥَُْن‬# ‫ اِذَا‬:‫م‬.‫ اَِ هََُْةَ رَِ اُ َُْ اَن رَ ُ ْلَ اِ ص‬
ْ ََ‫و‬
ٍ.ِ‫َﻝ‬0 ٍ1َ‫ُ ِِ اَوْ وَﻝ‬+َ2َ3َْ ٍ4ْ)ِ ْ‫ٍ اَو‬5َِ‫َر‬6 ٍ5َ7َ1َ0 :ٍ‫ِْ (َ'َث‬# !ِ‫َ َ*َ)ُُ ا‬+َ,َ-ْ‫اِﻥ‬
(4)# 9‫ )روا‬.َُ‫ُْ ْﻝ‬1َ
Artinya : Dari Abu Hurairah ra. Bahwasanya Rasulullah saw, bersabda: “Jikalau manusia
itu sudah meninggal dunia, maka putuslah semua amalnya, kecuali tiga macam :
yaitu shadaqah jariyah (yang mengalir kemanfaatannya), ilmu yang bermanfaat,
dan anak yang soleh (yang baik kelakuannya) yang senantiasa mendoakan
terhadap orang tuanya”.8

Untuk mendukung suksesnya Pendidikan Agama Islam di sekolah, peran guru agama
pun sangat penting dalam membina dan mendidik siswa agar menjadi manusia yang taat
dalam beragama. Bagi guru Pendidikan Agama Islam tugas dan kewajiban merupakan
amanat yang diterima oleh guru atas dasar pilihannya untuk memangku jabatan guru.9
Amanat tersebut wajib dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Allah menjelaskan :
 ⌧ 
   
()*+, %&'  !" #$
 7"8 4+56 .#0☺2(3 -!
 ? <=0>(;86  9:☺ 2;

7
Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi…..h. 137
8
Al-Imam Abi Zakariah Yahya bin Syarof An-Nawawi, Riyadhus Shalihin, Penerjemah Achmat Sunarto,
(Jakarta: Pustaka Amani, 1996), h. 89
9
Suparta, MA, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Amissco, 2003), cet ke-2, h. 3
 2 EF36 6 2CD @AB 
MNO "JKL6 ☺HE⌧I G⌧ 
Artinya: “ Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (meyuruh kamu) apabila menetapkan hokum
diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya
Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS.
Al-Nisa’, 4:58)10

Oleh sebab itu guru seharusnya mengamalkan ilmu yang diajarkannya dan berpegang
teguh dengan ajaran agama. Guru agama pun sebagai contoh dan teladan bagi peserta didik
dalam akhlak, kelakuan adat kebiasaan, perkataan, perbuatan dan semua gerak-geriknya.
Maka jelaslah bahwa pegaruh guru agama besar sekali dalam pendidikan agama di sekolah.
Sekolah merupakan tempat berkumpulnya siswa yang berlatar belakang berbeda-beda
antara satu dengan yang lainnya, baik dari segi keadaan keluarga, ekonomi, adat istiadat,
agama maupun dari segi psikologis seperti persepsi, bakat dan minatnya. Maka akan
memunculkan persepsi yang berbeda-beda terhadap pelajaran yang diterima.
Dilihat dari segi psikologis, menurut penulis perbedaan persepsi pada siswa merupakan
hal yang menarik, karena setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap objek
yang sama. Hal ini dikarenakan berbagai macam factor yang mempengaruhinya.
Persepsi merupakan proses awal dari interaksi manusia dengan lingkungan sekitarnya.
Persepsi merupakan proses subjektif pengolahan bagaimana manusia dapat menilai suatu
objek. Dalam arti luasnya persepsi merupakan pandangan atau pengertian bagaimana
seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.11 Persepsi merupakan hal yang penting
karena pandangan seseorang berperilaku terhadap suatu objek atau individu lain tidaklah
sama. Persepsi siswa terhadap pendidikan agama Islam ini perlu diketahui dengan
pertimbangan bahwa siswa adalah sasaran utama dari proses belajar mengajar di sekolah,
sehingga dengan demikian dapat dilakukan beberapa penyesuaian yang tepat agar Pendidikan
Agama Islam ini mendapat apresiasi yang menarik oleh siswa.
Berkaitan dengan Pendidikan Agama Islam banyak persepsi negatif yang berkembang
di kalangan sebagian siswa, berdasarkan pengamatan penulis, persepsi tersebut antara lain:

10
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, ( Bandung: Syaamil Cipta Media), h. 87
11 Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: pustaka Setia, 2003), h. 445
Pendidikan Agama Islam tidak menarik, tidak menyenangkan, membosankan, dan lebih
memperhatikan pelajaran umum lainnya. Meski demikian, terdapat pula sebagian siswa yang
mempunyai persepsi positif bahwa Pendidikan Agama Islam itu sangat penting, bahkan
pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah telah diaplikasikan
dikehidupan sehari-hari. Seharusnya agama bukan hanya sekedar ritualitas atau hanya
memenuhi kewajiban akademis saja bagi siswa, namun Pendidikan Agama Islam
pelaksanaannya harus benar-benar dirasakan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengetahui persepsi siswa
terhadap Pendidikan Agama Islam, yang akan diuji kebenarannya melalui penelitian. Adapun
judul penelitian ini adalah:
“PERSEPSI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM”. (Studi Kasus di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan).

B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan
beberapa masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam di sekolah?
b. Apakah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam penting untuk dipelajari di
sekolah?
c. Apakah tujuan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam diadakan di sekolah?
d. Apa sajakah yang menjadi faktor pelemah dalam mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam?
e. Bagaimana Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah?
f. Bagaimana Persepsi siswa di sekolah terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam?

2. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah dan operasional, penulis
membatasi masalah kepada :
a. Persepsi siswa di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan terhadap pelajaran
Pendidikan Agama Islam, Persepsi disini yaitu tanggapan atau penerimaan siswa
terhadap sesuatu melalui panca indera.
b. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang
Selatan, kelas XI tahun ajaran 2008/2009, yang meliputi:
1. Kurikulum yang digunakan di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan.
2. Faktor-faktor penghambat dan penunjang pelajaran Pendidikan Agama Islam
di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan.

3. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan
masalahnya sebagai berikut :
a. Bagaimana pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang
Selatan?
b. Bagaimana persepsi siswa di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan terhadap
pelajaran Pendidikan Agama Islam?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 3 Kota
Tanggerang Selatan.
b. Untuk mengetahui persepsi siswa di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan terhadap
pelajaran Pendidikan Agama Islam.

2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang berkenaan dengan persepsi siswa terhadap pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan, ini diharapkan
memberikan manfaat antara lain:
a. Teoritis
Diharapkan dapat memperkaya khazanah kepustakaan kependidikan, khususnya
mengenai persepsi siswa terhadap Pendidikan Agama Islam, serta dapat menjadi
bahan masukan bagi mereka yang berminat untuk menindak lanjuti hasil penelitian
yang berbeda dan dengan sample penelitian yang lebih banyak.
b. Praktis
Hasil penelitian ini diharapkaan memberikan masukan bagi kepala sekolah dan
guru untuk dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam guna
meningkatkan mutu lembaga pendidikan.
Bagi siswa manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan sikap dan
pandangan positif terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam, karena begitu
pentingnya pelajaran Pendidikan Agama Islam sehingga dapat diaplikasikan di dalam
kehidupan sehari-hari.
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Deskripsi Teoritis
1. Hakikat Persepsi
a. Pengertian Persepsi
Kata persepsi berasal dari kata “perception” yang berarti “penglihatan, tanggapan,
daya memahami atau menanggapi sesuatu yang diawali dengan penginderaan kemudian
di transfer ke otak”.12
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia persepsi adalah “Proses seseorang
mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya”.13
Persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat
sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana
seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.14
Sedangkan menurut para ahli mendefinisikan persepsi yang bermacam ragam
diantaranya menurut Alisuf Sabri, persepsi adalah “proses dimana individu dapat
mengenali objek, dan fakta-fakta objektif dengan menggunakan alat-alat indera”.15
Jalaludin Rahmat memaknai bahwa persepsi merupakan pengalaman tentang
objek, peristiwa, pengalaman atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan”.16
Persepsi menurut Abdul Rachman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab adalah “proses
yang menggabungkan dan mengorganisasikan data-data indera seseorang (penginderaan)
untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat menyadari di sekelilingnya
termasuk sadar akan dirinya sendiri. Definisi lain menyebutkan bahwa persepsi adalah
kemampuan membedakan, mengelompokkan, memfokuskan perhatian terhadap satu

12 Jhon M. Echols dan Hasan Sadily, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1995),
h.105.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
13

Pustaka, 2002), h.863.


14 Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2003) h. 445
15 Alisuf Sabri, Psikologi Umum dan Perkembangan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1999),

h.46.
16 Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000), h.51.
objek rangsang, dalam proses pengelompokkan dan membedakan ini persepsi melibatkan
interpretasi berdasarkan pengalaman terhadap satu peristiwa atau objek”.17
Di dalam buku Psikologi Umum yang dikarang oleh Alex Sobur, banyak pengertian
persepsi menurut para ahli, diantaranya :
Menurut DeVito, persepsi adalah proses ketika seorang menjadi sadar akan
banyaknya stimulus yang memengaruhi indra orang tersebut.
Yusuf menyebut persepsi sebagai pemaknaan hasil pengamatan. Berbeda dengan
Gulo yang menyebut persepsi sebagai proses seseorang menjadi sadar akan segala
sesuatu dalam lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya.
Bagi Atkinson, persepsi adalah proses saat seseorang mengorganisasikan dan
menafsirkan pola stimulus dalam lingkungan.
Menurut Rudolph F. Verderber persepsi adalah proses menafsirkan informasi
indrawi. Menurut Jhon R. Wenburg, persepsi dapat didefinisikan sebagai cara organisme
memberi makna.18
Persepsi menurut Matlin yang dikutip oleh Prof.Dr, Suharnan,M.S di dalam
bukunya yang berjudul Psikologi Kognitif, merupakan suatu proses penggunaan
pengetahuan yang telah dimiliki (yang disimpan didalam ingatan) untuk mendeteksi atau
memperoleh dan menginterpretasi stimulus (rangsangan) yang diterima oleh alat indera
seperti mata, telinga, dan hidung.19 Melalui persepsi inilah manusia terus menerus
mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya,
yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa dan pencium.20Aktifitas jiwa manusia
mengenali rangsangan-rangsangan yang sampai melalui alat-alat indera dengan
kemampuan manusia mengenali lingkungan hidupnya disebut persepsi.21

17 Abdul Rachman Shaleh, Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam
Perspektif Islam (Jakarta: Kencana,2004), cet. Ke-1, Ed, Ke-1, h. 88-89
18 Alex Sobur, Psikologi Umum, h. 446
19 Suharnan, M. S, Psikologi Kognitif (Surabaya: Srikandi, 2005), h. 23.
20 Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta,

2003), cet. Ke-4, h. 102.


21 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan (Jakarta: Kizi

Brother, 2008), h. 66.


Dalam perspektif ilmu komunikasi, persepsi bisa dikatakan sebagai inti komunikasi,
sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti dari persepsi, yang identik dengan
penyandian balik (decoding) dalam proses komunikasi.22
Seseorang menangkap berbagai gejala di luar dirinya melalui lima indera yang
dimiliki. Proses penerimaan rangsang ini disebut penginderaan (sensation). Tetapi
pengertian akan lingkungan atau dunia disekitarnya bukan sekedar hasil penginderaan
saja. Ada unsur interpretasi terhadap rangsang-rangsang yang diterima. Interpretasi ini
menyebabkan seseorang menjadi subjek dari pengalamannya sendiri. Rangsang-rangsang
yang diterima dan inilah yang menyebabkan seseorang mempunyai suatu pengertian
terhadap lingkungan. Proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar
gejala, maupun peristiwa) sampai rangsang itu disadari dan dimengerti disebut persepsi.
Persepsi bukan sekedar penginderaan, karena persepsi terjadi setelah suatu
penginderaan.23
Dari beberapa perspektif mengenai persepsi, maka penulis dapat menyimpulkan
bahwasanya persepsi bukan sekedar proses penginderaan saja, tetapi ada unsur
interpretasi di dalamnya. Persepsi juga merupakan sebuah proses pengamatan individu
terhadap segala sesuatu yang ada dilingkungan dengan menggunakan indera yang
dimilikinya. Hasil proses pengamatan tersebut menjadikan individu sadar terhadap segala
sesuatu yang ada didalam lingkungannya. Disamping itu persepsi individu muncul karena
adanya aktivitas mengindera, menginterpretasikan dan memberi penilaian terhadap
objek-objek fisik maupun sosial yang ada dilingkungannya. Secara singkat persepsi
merupakan proses menginterpretasi atau menafsirkan informasi yang diperoleh melalui
system alat indera manusia.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi


Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan persepsi seseorang terhadap suatu
objek yang sama diantaranya menurut Dirga Gunarsa yaitu:

22 Alex Sobur, Psikologi Umum, h. 446

23 Irwanto, dkk., Psikologi Umum Buku Panduan Mahasiswa (Jakarta: Gramedia, 1989), h.
71.
a. Motif, adalah faktor internal yang dapat merangsang perhatian. Adanya motif
menyebabkan munculnya keinginan individu melakukan sesuatu dan sebaliknya.
b. Kesediaan dan Harapan, hal ini akan menentukan pesan yang mana, yang akan dipilih
untuk diterima selanjutnya sebagaimana pesan yang dipilih itu akan ditata dan
diinterpretasi.
c. Intensitas rangsang, kuat lemah rangsang yang diterima, akan sangat berpengaruh
bagi individu.
d. Pengulangan suatu rangsang yang muncul atau terjadi secara berulang-ulang akan
menarik perhatian sebelum mencapai titik jenuh.24
Sedangkan menurut Bimo Walgito mengemukakan tiga faktor yang berpengaruh
terhadap persepsi yaitu :
a. Stimulus yang cukup kuat, stimulus yang melampaui lambang stimulus kejelasan
akan banyak berpengaruh terhadap persepsi.
b. Fisiologis dan Psikologis, jika sistem fisiologisnya terganggu hal ini akan
berpengaruh dalam persepsi seseorang. Segi psikologis yang mencakup pengalaman,
perasaan kemampuan berpikir dan sebagainya. Juga akan berpengaruh bagi seseorang
dalam mempersepsi.
c. Faktor Lingkungan, situasi yang melatarbelakangi stimulus juga akan mempengaruhi
persepsi.25
Menurut Zikri Neni, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai
berikut :
a. Perhatian yang Selektif
Dalam kehidupan manusia setiap saat kita akan banyak menerima banyak sekali
rangsang dari lingkungan. Meskipun demikian ia tidak harus menanggapi semua
rangsang yang diterimanya untuk itu, individualnya memusatkan perhatian pada
rangsang-rangsang tertentu saja, dengan demikian objek-objek atau gejala lain tidak
akan tampil kemuka sebagai objek pengamatan.
b. Ciri-ciri Rangsang

24 Singgih Dirga Gunarsa, Pengantar Psikologi (Jakarta: Sumber Widya, 1992), cet. Ke-4,
h.107.
25 Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Yogyakarta: Andi Offset, 1991), h.54
Rangsang yang bergerak diantara rangsang yang diam akan lebih menarik perhatian.
Demikian juga rangsang yang paling besar diantaranya yang kecil, yang kontras
dengan latar belakangnya dan intensitas rangsangnya paling kuat.
c. Nilai dan Kebutuhan Individu
Seorang seniman tentu punya pola dan cita rasa yang berbeda dalam pengamatannya
dibanding seorang yang bukan seniman.
d. Pengalaman Dahulu
Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang
mempersepsi dunianya.26
Prof. Dr. Suharnan menyebutkan beberapa factor yang mempengaruhi persepsi,
yaitu :
a. Familiaritas, Objek-objek yang sudah dikenal akrab akan lebih mudah dipersepsi dari
pada objek-objek yang baru atau masih asing.
b. Ukuran, Objek-objek yang ditampilkan dengan ukuran besar akan lebih mudah
dipersepsi atau dikenali daripada yang berukuran kecil.
c. Intensitas, Objek-objek yang memiliki warna tajam atau mencolok akan lebih mudah
dikenali.
d. Konteks Objek (gerak), Objek-objek yang bergerak cenderung lebih mudah
dipersepsi daripada objek yang pasif.27

Menurut Sarlito Wirawan Sarwono, persepsi disebabkan oleh :


a. Perhatian : Biasanya seseorang tidak menangkap seluruh rangsang yang ada
disekitarnya sekaligus, tetapi memfokuskan perhatian pada satu objek saja atau dua
objek. Perbedaan focus antara satu orang dengan orang lainnya, menyebabkan
perbedaan persepsi antara mereka.
b. Set : adalah harapan seseorang akan rangsang yang akan timbul. Misalnya, pada
seorang pelari yang siap di garis “start” terdapat set bahwa akan terdengar bunyi
pistol da saat mana ia harus mulai berlari.

26 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan ... h.68
27 Suharnan, M. S, Psikologi Kognitif,…h. 56
c. Kebutuhan : Kebutuhan-kebutuhan sesaat maupun yang menetap pada diri
seseorang, akan mempengaruhi persepsi orang tersebut. Kebutuhan-kebutuhan yang
berbeda akan menyebabkan pula perbedaan persepsi. Misalnya, A dan B berjalan-
jalan di pertokoan. A yang kebetulan sedang lapar, mempersepsikan kompleks itu
sebagai penuh dengan restoran, sedangkan B yang sedang ingin membeli arloji,
mengamati kompleks itu sebgai deretan toko kelontong.
d. Sistem Nilai : Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh
terhadap persepsi. Contohnya: bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga miskin
mempersepsi mata uang logam lebih besar dari pada ukuran yang sebenarnya. Gejala
ini tidak terdapat pada anak-anak yang berasal dari keluarga kaya.
e. Ciri Kepribadian : Ciri kepribadian akan mempengaruhi persepsi. Misalnya, A dan B
bekerja disatu kantor yang sama di bawah pengawasan satu orang atasan. A yang
pemalu dan penakut, akan mempersepsi atasannya sebagai tokoh yang menakutkan
dan perlu dijauhi, sedangkan B yang punya lebih banyak kepercayaan diri,
menganggap atasannya sebagai tokoh yang dapat diajak bergaul seperti orang biasa
lainnya.
f. Gangguan Kejiwaan : Gangguan kejiwaan dapat menimbulkan kesalahan persepsi
yang disebut halusinasi.28

c. Proses Terjadinya Persepsi


Tahap awal dari proses persepsi ini adalah sensasi. Sensasi adalah kesadaran akan
adanya suatu rangsang. Sensasi sama dengan penginderaan. Semua rangsang masuk
dalam diri seseorang melalui panca indera, yang kemudian diteruskan ke otak yang
menjadikan sadar akan adanya rangsang tersebut. Rangsang yang sekedar masuk dalam
diri seseorang tetapi hanya menyadarinya tanpa mengerti atau memahami rangsang
tersebut disebut sensasi. Tetapi jika disertai dengan pemahaman atau pengertian tentang
rangsang tersebut dinamakan persepsi. 29

28 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), h.
43
29 MIF Baihaqi, Dkk, Psikiatri (Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan), (Bandung:
RefikaAditama, 2005), h. 63
Proses terjadinya persepsi yaitu objek yang menimbulkan stimulus, dan stimulus
mengenai alat indera atau reseptor. Proses stimulus mengenai alat indera merupakan
proses kealaman atau proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan
oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini disebut proses fisiologis. Kemudian terjadilah
proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat,
atau apa yang didengar, atau apa yang diraba, yaitu stimulus yang diterima melalui alat
indera.
Dalam proses persepsi perlu adanya perhatian sebagai langkah persiapan dalam
persepsi. Hal tersebut karena keadaan menunjukan bahwa individu tidak hanya dikenai
oleh satu stimulus saja, tetapi individu dikenai berbagai macam stimulus yang
ditimbulkan oleh keadaan sekitarnya. Namun tidak semua stimulus mendapat respon
individu untuk dipersepsi. Stimulus mana yang akan dipersepsi atau mendapat respon
dari individu tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan. 30
Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponen utama, yaitu:
1. Seleksi, adalah proses penyaringan oleh indera terhadap
rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau
sedikit.
2. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga
mempunyai arti bagi seseorang.
3. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk
jadi tingkah laku sebagai reaksi. Proses persepsi adalah melakukan
seleksi, interpretasi, dan pembulatan terhadap informasi yang
sampai.
Bagi hampir semua orang, sangatlah mudah untuk melakukan perbuatan melihat,
mendengar, membau, merasakan, dan menyentuh, yakni proses-proses yang sudah ada
semestinya ada. Namun, informasi yang datang dari organ-organ indera, perlu terlebih
dahulu diorganisasikan dan diinterpretasikan sebelum dapat dimengerti, dan proses ini
dinamakan persepsi.

Menurut Pareek proses persepsi terbagi menjadi 5, sebagai berikut :

30 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta: Andi Offset), h. 71


1. Proses menerima rangsangan, menerima rangsangan atau data dari berbagai
sumber. Kebanyakan data diterima melalui pancaindera.
2. Proses menyeleksi rangsangan, setelah diterima rangsangan atau data diseleksi.
Tidaklah mungkin untuk memperhatikan semua rangsangan yang telah diterima.
Rangsangan-rangsangan itu disaring dan diseleksi untuk diproses lebih lanjut.
3. Proses mengorganisasian, rangsangan yang diterima selanjutnya diorganisasikan
dalam bentuk pengelompokan.
4. Proses penafsiran, setelah rangsangan atau data diterima, si penerima lalu
menafsirkan data itu. Dikatakan bahwa telah terjadi persepsi setelah data itu
ditafsirkan. Pada dasarnya persepsi memberikan arti pada berbagai data dan
informasi yang diterima.
5. Proses pengecekan, setelah data ditafsirkan, si penerima mengambil beberapa
tindakan untuk mengecek, artinya bahwa data atau kesan-kesan itu dapat dicek
denngan menanyakan kepada orang lain mengenai persepsi mereka. 31

Jadi dapat disimpulkan proses persepsi dari berbagai pendapat, bahwa persepsi
merupakan komponen pengamatan yang di dalam proses ini melibatkan pemahaman dan
penginterpretasian sekaligus.
Adapun Indikator persepsi yang diukur ada tiga:
1.Seleksi(selection)
Seleksi adalah tindakan memperhatikan rangsangan tertentu dalam lingkungan. Hal ini
merujuk pada pesan yang dikirimkan ke otak lewat penglihatan, pendengaran, pada saat
proses pembelajaran pendidikan agama Islam.

2.Organisasi(organization)
Setelah menyeleksi informasi dari lingkungan, kita mengorganisasikannya dengan
merangkainya sehingga menjadi bermakna.

3.Interpretasi(interpretation)
Interpretasi adalah proses subjektif dari menjelaskan persepsi ke dalam cara yang

31 Alex Sobur, Psikologi Umum,…h. 451


dimengerti. Dalam hal ini bisa berupa tindakan atau reaksi yang muncul berupa
tindakan-tindakan yang menunjang kearah tercapainya kemampuan dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, seperti mudah menghafal, menguasai materi,
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari apabila seorang siswa mempunyai
persepsi positif, akan tetapi jika siswa itu mempunyai persepsi negative terhadap
Pendidikan Agama Islam muncul berupa tindakan acuh dan tidak peduli terhadap
pelajaran Pendidikan Agama Islam, dll.

2. Hakikat Pendidikan Agama Islam


a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Secara alamiah, manusia tumbuh dan berkembang sejak dalam kandungan sampai
meninggal dunia, mengalami proses tahap demi tahap.
Pola perkembangan manusia yang berproses demikian adalah berlangsung di atas hukum
Allah yang ditetapkan oleh Allah SWT sebagai sunatullah.
Pendidikan sebagai usaha dalam membina dan mengembangkan pribadi manusia
dari aspek-aspek rohaniah dan jasmaniah juga harus berlangsung secara bertahap. Tidak
ada satupun makhluk ciptaan Tuhan di muka bumi ini yang dapat mencapai
kesempurnaan atau kematangan hidup tanpa melalui proses.
Pendidikan yang berlangsung melalui proses bagi pertumbuhan dan perkembangan
manusia, dilihat dari prinsip pandangan Islam adalah bersifat tabi’iyah artinya sesuai
dengan tabiat hidup manusia, oleh karena itu tidak bertentangan dengan sunatullah yang
ditetapkan Allah atas manusia.
Akan tetapi suatu proses yang diinginkan dalam usaha kependidikan adalah proses
yang terarah dan bertujuan mengarahkan anak didik (manusia) kepada titik optimal
kemampuannya agar terbukti kepribadian yang utuh sebagai manusia.
Untuk mencapai titik optimal perkembangan dan pertumbuhan, manusia harus
menempuh proses kependidikan yang berlangsung secara progresif diatas kemampuan
dasar masing-masing yang dipelancar dan dipengaruhi factor lingkungan, baik yang
disengaja seperti alam sekitar atau pergaulan sosialnya.
Untuk mendapatkan pemahaman yang jelas tentang pengertian pendidikan agama
Islam, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan arti pendidikan itu sendiri agar
pembahasan mengenai arti Pendidikan Agama Islam bisa lebih terarah.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pendidikan adalah
“Proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses, perbuatan, cara
mendidik”.32 Kedewasaan yang dimaksud adalah ia harus dapat menentukan diri sendiri
dan bertanggung jawab sendiri.33
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 bab 1 Pasal
1 Ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah “Usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.34
Dalam arti luas makna pendidikan adalah suatu usaha yang sadar yang teratur dan
sistematis, yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk
mempengarui anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.
Sedangkan definisi yang kiranya lebih tegas yaitu pendidikan merupakan bantuan yang
diberikan dengan sengaja kepada anak dalam pertumbuhan jasmani mapun rohaninya
untuk mencapai tingkat dewasa.35
Kenyataannya, pengertian pendidikan ini selalu mengalami perkembangan,
meskipun secara esensial tidak jauh berbeda. Berikut ini dikemukakan sejumlah
pengertian pendidikan yang diberikan oleh para ahli, menurut Langeveld, pendidikan
adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak
tertuju kepada pendewasaan anak itu. Pengaruh datangnya dari orang dewasa seperti
sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, yang ditujukan kepada orang yang belum
dewasa.

32 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai


Pustaka, 2002), cet. Ke-2. h.263.
33 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (Bandung: Remaja Rosda Karya,

2000), cet. Ke-13, h.19.


34 Undang-Undang SISDIKNAS NO. 20 Tahun 2003
35 Amir Daien Indrakusuma, Ilmu pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1973), h.27
Ahmad D. Marimba mendefinisikan pendidikan yang dikutip oleh Hasbullah
merupakan bimbingan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan
rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Ada beberapa unsur
yang terdapat dalam pendidikan antara lain yaitu, usaha yang dilakukan secara sadar, ada
pendidik, ada yang dididik, mempunyai dasar dan tujuan, dan ada alat-alat yang
dipergunakan. 36
Pendidikan menurut Prof. S. Brojonegoro yang dikutip oleh Uyoh Sadulloh, adalah
memberi tuntutan kepada manusia yang belum dewasa dalam pertumbuhan dan
perkembangan, sampai tercapainya kedewasaan dalam arti rohani dan jasmani.37
Dari beberapa pengertian pendidikan yang diberikan para ahli tersebut, meskipun
berbeda secara redaksional, namun secara essensial terdapat kesatuan unsur-unsur atau
faktor-faktor yang terdapat di dalamnya, yaitu bahwa pengertian pendidikan tersebut
menunjukan suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang didalamnya
mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan, dan sebagainya.
Penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang di lakukan
manusia untuk membantu perkembangan jasmani dan rohani anak didik dalam rangka
membentuk kepribadian yang berkualitas menuju arah pendewasaan.
Setelah penulis uraikan pengertian di atas tentang pendidikan secara umum, langkah
selanjutnya di bawah ini penulis uraikan pengertian Pendidikan Agama Islam menurut
para ahli.
Menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama Islam “Suatu usaha untuk
membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam
secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan
serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup”.38
Ahmad D. Marimba menjelaskan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah suatu
bimbingan baik jasmani maupun rohani yang berdasarkan hukum-hukum agama Islam
menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran dalam Islam.

36 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Raja Grafindo Persada: Jakarta, 1999), Cet
ke- 1, h. 2
37 Uyoh Sadulloh, Mpd, Pengantar Filsafat Pendidikan (Alfabeta: Bandung, 2006), Cet ke-

3, h.54.
38 Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Bandung: Remaja rosda

Karya, 2006), Cet ke- 3, h. 130.


Prof. H.M. Arifin mengatakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha orang
dewasa Muslim yang bertakwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan
serta perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke arah
titik maksimal pertumbuhan dan perkembangan. 39
Tayar Yusuf mengartikan Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar generasi
tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada
generasi muda agar kelak menjadi manusia bertakwa kepada Allah SWT, sedangkan
menurut A. Tafsir pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang
kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.40
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa berakhlak
mulia, mengamalkan ajaran Agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-qur’an dan
Al-hadis melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan
pengalaman.41
Sedangkan pengertian Pendidikan Agama Islam secara formal dalam kurikulum
berbasis kompetensi dikatakan bahwa
“Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani,
bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Agama Islam dari
sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Hadis melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntutan untuk
menghormati penganut agama lain dalam masyarakat hingga terwujudnya kesatuan
dan persatuan bangsa.”42

Dari sekian banyak pengertian Pendidikan Agama Islam di atas pada dasarnya
saling melengkapi dan memiliki tujuan yang tidak berbeda, yakni agar siswa dalam
aktivitas kehidupannya tidak lepas dari pengamalan agama, berakhlak mulia dan
berkepribadian utama, berwatak sesuai dengan ajaran agama Islam. Dengan demikian

39 Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama & Pembangunan Watak Bangsa,


(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2005), h. 6
40 Abdul Majid, S.Ag, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi ....h. 130.
41 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), h. 21
42 Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama & Pembangunan Watak Bangsa, ….h. 7
bahwa penididkan Agama Islam yang diselenggarakan pada semua jalur, jenjang dan
jenis pendidikan menekankan bukan hanya pada pengetahuan tehadap Islam, tetapi juga
terutama pada pelaksanaan dan pengamalan agama peserta didik dalam seluruh
kehidupannya.
Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa pendidikan agama Islam
merupakan bimbingan terhadap anak didik agar berkembang fitrah keberagamaannya
melalui pengajaran Agama Islam sehingga anak didik dapat memahami, menghayati dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari dan ajaran agama tersebut dijadikannya
sebagai pedoman hidupnya atau pandangan hidupnya.
Dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam, yaitu:
a. Usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai
pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta
menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life)
b. Pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan ajaran Islam.

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam


Sebelum lebih jauh menjelaskan tujuan pendidikan Islam terlebih dahulu dijelaskan
apa sebenarnya makna dari tujuan tersebut. Secara etimologi, tujuan adalah “Arah,
maksud atau haluan,” Dalam Bahasa Arab “tujuan” diistilahkan dengan “ahdaf ”.
Sementara dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan “ purpose ”. Secara terminology
tujuan berarti sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sebuah usaha atau kegiatan
selesai.43
Dalam melakukan suatu kegiatan dan baiknya selalu terarah dan tertuju. Apa yang
dicita-citakan membuahkan tujuan. Tujuan adalah sesuatu yang diharapkan akan dicapai
setelah sesuatu usaha atau kegiatan telah selesai dilaksanakan. Tujuan Pendidikan Agama
Islam berisi nilai-nilai ideal yaitu nilai-nilai keislaman. Artinya tertanamnya nilai-nilai
Islam ke dalam diri manusia kemudian terwujud dalam tingkah laku.
Tujuan pendidikan di Indonesia di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No.20 Tahun 2003, yaitu :

43 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pres,
2002), cet ke- 1. h, 15
“Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab” 44
Indikator-indikator tujuan pendidikan diatas dapat dikelompokan menjadi empat,
yaitu :
a. Hubungan dengan Tuhan, ialah beriman dan bertkwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Pembentuk pribadi, mencakup berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju,
tangguh, cerdas, kreatif.
c. Bidang usaha, mencakup terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional,
bertanggung jawab, produktif.
d. Kesehatan, yang mencakup kesehatan jasmani dan rohani.45
Tujuan pendidikan berfungsi memberikan arah terhadap pelaksanaan pendidikan,
sehingga diharapkan terhindar dari segala bentuk penyimpangan, dan tindakan yang
kurang efektif dalam pelaksanaan pendidikan. Tujuan pendidikan juga merupakan faktor
yang sangat penting, karena merupakan arah yang hendak dituju oleh pendidikan itu.
Demikian pula halnya dalam pendidikan agama, maka tujuan pendidikan agama itu lah
yang hendak dicapai dalam kegiatan atau pelaksanaan pendidikan agama.
Secara umum Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan,
pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga
menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak
mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dari tujuan tersebut dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak ditingkatkan dan
dituju oleh kegiatan pembelajaran PAI, yaitu (1) dimensi keimanan peserta terhadap
ajaran agama Islam; (2) dimensi pemahaman atau penalaran (intelektual) serta keilmuan
peserta didik terhadap ajaran agama Islam; (3) dimensi penghayatan atau pengalaman
batin yang dirasakan peserta didik dalam menjalankan ajaran Islam; dan (4) dimensi
pengamalannya, dalam arti bagaimana ajaran Islam yang telah diimani, dipahami dan
dihayati atau diinternalisasi oleh pesrta didik itu mampu menumbuhkan motivasi dalam

44 Undang-Undang SISDIKNAS, h. 9
45 Made Pidarta, Landasan Kependidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), cet.ke-1, h. 11
dirinya untuk menggerakkan, mengamalkan, dan menaati ajaran agama dan nilai-nilainya
dalam kehidupan pribadi, sebagai manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah
SWT serta mengaktualisasikan dan merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat,
bernegara.46
Ahmad Tafsir menyatakan bahwa, tujuan Pendidikan Agama Islam itu harus
meliputi tiga aspek (daerah binaan, domain), yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.47
Untuk aspek kognitif, tujuannya adalah mengembangkan atau membina pemahaman
agama Islam agar siswa paham akan ajaran Islam, mengembangkan kemampuan baca
tulis al-Qur’an dan tarikh Islam. Pada aspek afektif, tujuan yang ingin dicapai adalah agar
siswa menerima ajaran Islam tersebut. Sedangkan pada aspek psikomotorik, tujuan yang
ingin dicapai adalah agar siswa terampil melakukan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-
hari.48
Pendidikan Agama Islam di sekolah bertujuan untuk meningkatkan keyakinan,
pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.49
Pendidikan Agama Islam sebagai mata pelajaran yang diajarkan di sekolah umum
adalah segala upaya penyampaian ilmu pengetahuan agama Islam tidak hanya untuk
dipahami dan dihayati, tetapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya
kemapuan siswa dalam melaksanakan wudhu, shalat, puasa, dan ibadah-ibadah lain yang
sifatnya hubungan dengan Allah dan juga kemampuan siswa dalam beribadah yang
sifatnya hubungan antara sesama manusia, misalnya zakat, shadaqah, dan lain-lain yang
termasuk ibadah dalam arti luas.50
Adapun tujuan Pendidikan Agama Islam di SMA yaitu untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,

46 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan PAI di Sekolah,


(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), cet ke-3. h. 78
47 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

1997), cet. Ke-3, h. 86


48 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam,...h. 86
49 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam ....h. 22
50 Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama & Pembangunan Watak Bangsa, ….h. 38
pengamalan, serta pengalaman peserta didik tentang agama islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, kepada
Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.51
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam
adalah meningkatkan keimanan, pemahaman, pengetahuan, pengalaman peserta didik
tentang agama Islam sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Allah serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat dan bernegara.
Dengan kata lain dapat dikatakan juga bahwa tujuan akhir dari pendidikan agama Islam
adalah membentuk manusia muslim yang bertaqwa kepada Allah yang selalu
mengerjakan perinyah-Nya dan meninggalkan segala larangannya.

c. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam


Ruang lingkup bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam meliputi lima unsur
pokok, yaitu : Al-qur’an, aqidah, syariah, akhlak, dan tarikh. 52
Pada tingkat Sekolah Dasar (SD) penekanan diberikan kepada empat unsur pokok,
yaitu: Keimanan, ibadah, Al-Qur’an. Sedangkan pada Sekolah Lanjut Tingkat Pertama
(SLTP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) disamping keempat unsur pokok diatas
maka unsur pokok syariah semakin dikembangkan. Unsur pokok tarikh diberikan secara
seimbang pada setiap satuan pendidikan.53
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam di SMA meliputi keserasian, keselarasan
dan keseimbangan antara :
a. Hubungan manusia dengan Allah SWT
b. Hubungan manusia dengan sesama manusia
c. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri
d. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya

51 Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama & Pembangunan Watak Bangsa, ….h. 92
52 Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama & Pembangunan Watak Bangsa, ….h.
53 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam ....h. 22
Dalam mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam maka ruang lingkup materi PAI
(kurikulum 1994) pada dasarnya mancakup tujuh unsur pokok, yaitu, Al-Qur’an Hadist,
keimanan, syariah, ibadah, muamalah, akhlak, dan tarikh (sejarah Islam) yang
menekankan pada perkembangan politik. Pada kurikulum tahun 1999 dipadatkan menjadi
lima unsur pokok, yaitu Al-qur’an, keimanan, akhlak, fiqh dan bimbingan ibadah, serta
tarikh/sejarah yang lebih menekankan pada perkembangan ajaran agama, ilmu
pengetahuan dan kebudayaan.54
Didalam KTSP ruang lingkup Pendidikan agama Islam dan akhlak mulia yaitu
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk
peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral
sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
Standar kompetensi kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia bertujuan
membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Tujuan tersebut dicapai melalui muatan atau
kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi,
estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan.
Adapun Standar kompetensi kelompok mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
untuk tingkat SMA adalah :
1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan
perkembangan remaja.
2. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, golongan social ekonomi,
dan budayadalam tatanan global
3. Berpartisipasi dalam penegakkan aturan-aturan social
4. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di
masyarakat.
5. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain.
6. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui berbagai
cara termasuk pemanfaatan teknologi informasi yang mencerminkan harkat
dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.

54 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan PAI di Sekolah....h. 79


7. Menjaga kebersihan, kesehatan, ketahanan dan kebugaran jasmani dlam
kehidupan sesuai dengan tuntunan agama.
8. Memanfaatkan lingkungan sebagai makhluk ciptaan Tuhan secara
55
bertanggung jawab.
Agama Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada rasul Muhammad SAW
untuk disampaikan kepada seluruh manusia, yang mengandung ketentuan-ketentuan
(akidah), ibadah dan muamalah (Interaksi Sosial) dan akhlak yang menentukan proses
berpikir, merasa, berbuat dan terbentuknya kata hati.
Dengan demikian, secara sistematis bahwa dalam Islam terdapat ajaran yang
disebut dengan pokok-pokok ajaran Islam. Yaitu 3 pokok ajaran yang telah disyariatkan
Allah kepada rasul Muhammad SAW adalah sebagai berikut, yaitu : akidah/tauhid,
syariat dan akhlak (moral).56

a. Akidah
Akidah secara bahasa berarti ikatan, secara terminology berarti landasan yang
mengikat, yaitu keimanan. Ajaran Islam sebagaimana dicantumkan dalam Al-Qur’an
dan Sunnah adalah merupakan ketentuan-ketentuan dan pedoman keimanan.
Keimanan adalah suatu sikap jiwa yang diperoleh karena pengetahuan yang berproses
demikian rupa sehingga membentuk tata nilai (norma) maupun pola perilaku
seseorang.57
Pengertian akidah dari segi istilah sering disamakan dengan pengertian keimanan.
Sayyid Sabiq ketika mendefinisikan keimanan atau akidah mengatakan bahwa akidah
itu terdiri dari enam perkara, yaitu:
1) Ma’rifat kepada Allah, Ma’rifat dengan nama-nama-Nya yang mulia dan sefat-
sifat-Nya yang tinggi.
2) Ma’rifat terhadap alam dan yang ada dibalik alam ini.
3) Ma’rifat terhadap kitab-kitab Allah.

55 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007,
h. 20 dan 97
56 Supriadi, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Grafika Karya Utama, 2001), cet. Ke-2,

h.89
57 Abu Ahmadi, Noor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi

aksara, 2004)Ed.1.Cet.4, h. 255


4) Ma’rifat dengan nabi-nabi dan Rasul-rasul.
5) Ma’rifat terhadap hari akhir dan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan itu.
6) Ma’rifat kepada takdir.58
Aqidah adalah awal dan akhir seruan Islam. Ia merupakan kepercayaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai konsekuensi dari keyakinan ini, maka hanya Allah
satu-satunya zat yang wajib disembah, dimohon petunjuk dan pertolongan, dan harus
dipatuhi. Aqidah merupakan ajaran yang berlaku sepanjang sejarah manusia, yang
dibawa oleh setiap Nabi dan Rasul Allah.

b. Syari’at
Secara harfiah syariat adalah jalan yang harus dilalui oleh setiap muslim. Selain
aqidah (pegangan hidup), akhlak (sikap hidup), syariat (jalan hidup) adalah salah satu
bagian agama Islam. Menurut ajaran Islam syariat ditetapkan Allah menjadi patokan
jidup setiap muslim. Sebagai jalan hidup, ia merupakan the way of life umat Islam.
Menurut imam Syafii dalam kitab ar-Risalah, syariat adalah peraturan-peraturan lahir
yang bersumber dari wahyu itu mengenai tingkah laku manusia. Dalam rumusan
Imam Syafii ada dua hal yang disatukan. Bagian pertama “peraturan-peraturan yang
bersumber pada wahyu Allah” menunjuk kepada syariah, sedang bagian kedua “
kesimpulan-kesimpulan yang berasal dari wahyu itu”menunjuk pada fikih. Sebagai
ketetapan Allah baik berupa larangan maupun dalam bentuk suruhan, syariat
mengatur jalan hidup dan kehidupan manusia.
Dilihat dari segi ilmu hukum, syariat adalah norma hukum dasar yang
diwahyukan Allah, yang wajib diikuti oleh orang Islam, baik dalam berhubungan
dengan Allah maupun dalam berhubungan dengan sesama manusia dan benda dalam
masyarakat. 59
Dalam syari’at ini terdapat ketentuan-ketentuan Agama yang merupakan suatu
fasilitas untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dalam rangka mencapai

58 Sayyid sabiq, Aqidah Islam Pola Hidup Manusia Beriman, (Penterjemah A. Faqih),
(Bandung: CV Diponegoro, 1987), cet.I, h. 16-17
59 Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajagrafindo Persada,

1998), h. 235
kebahagiaan di dunia dan di akhirat dengan jalan melaksanakan dan berpegang di
bidang ubudiyah dan muamalah.
Ibadah dalam Islam merupakan puncak segala kepatuhan dan inti dari perasaan
tentang keagungan zat yang wajib disembah. Ibadah adalah media komunikasi
langsung dan integral antara makhluk dan khaliqnya.ibadah juga merupakan sarana
konsultatif yang memberi pengaruh sangat dalam antara manusia dengan Tuhan, alam
sekitar dan sesama manusia.60
Dalam sejarah Islam ibadah juga memberikan latihan rohani yang diperlukan
manusia. Semua ibadah dalam Islam seperti sholat, puasa, haji dan zakat bertujuan
membuat roh manusia agar senantiasa tidak lupa kepada Tuhan, bahkan senantiasa
dekat pada-Nya, karena dengan demikian dapat mempertajam rasa kesucian yang
kuat akan menjadi pengendali hawa nafsu sehingga tidak melanggar nilai-nilai moral,
peraturan dan hukum yang berlaku dalam hukum Islam.

c. Akhlak
Akhlak secara etimologi (arti bahasa) berasal dari kata khalaqa, yang kata
asalnya khuluqun, yang berarti : perangai, tabiat, adat atau khalqun yang berarti
kejadian, buatan, ciptaan. Jadi secara etimologi akhlak itu berarti perangai, adat,
tabiat atau system perilaku yang dibuat.61 Secara terminologis ( arti istilah) yang
didefinisikan oleh imam Ghazali, akhlak sebagai sifat yang tertanam di dalam jiwa
yang menimbulkan bermacam-macam perbuatan dengan gampang/mudah tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Setiap perbuatan manusia yang muncul dari kesadaran jiwa seseorang
merupakan akhlak, tanpa pengecualian perbuatan baik maupun perbuatan buruk. Jadi
akhlak mencakup semua perbuatan manusia. Perbuatan manusia yang berniali baik
disebut akhlak yang mulia/ akhlak terpuji, sedangkan perbuatan manusia yang
bernilai buruk disebut akhlak jelek/ akhlak tercela.

60 Fathi Yakan, Sifat dan Sikap Seorang Muslim, (Penterjemah: Jamaludin Kafi),
(Surabaya: PT Bina Ilmu, 1982), cet. I, h. 13
61 Abu Ahmadi, Noor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam…h. 198
Akhlak diartikan sebagai sikap yang melahirkan perbuatan (perilaku, tingkah
laku) mungkin baik, mungkin buruk.
Akhlak adalah suatu bentuk dari keadaan jiwa yang benar-benar telah meresap.
Dari sini timbul keadaan jiwa berbagai perbuatan secara spontan, mudah, terus
menerus, tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran suatu perenungan dan
angan-angan.62

d. Faktor-Faktor Penghambat dan Penunjang Pendidikan Agama Islam


Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam yang berlangsung di sekolah masih
mengalami banyak kelemahan. Mengutip dari Maftuh Basyuni bahwa Pendidikan
Agama Islam yang berlansung saat ini cenderung lebih mengedepankan aspek kognisi
(pemikiran) dari pada afeksi (rasa) dan psikomotorik (tingkah laku).
Menurut Towaf yang dikutip oleh Muhaimin bahwa adanya factor penghambat
dalam Pendidikan Agama Islam di sekolah, antara lain: (1). Pendekatan masih
cenderung normative, dalam arti pendidikan agama menyajikan norma-norma yang
sering kali tanpa ilustrasi konteks social budaya, sehingga peserta didik kurang
menghayati nilai-nilai agama sebagai nilai yang hidup dalam keseharian; (2)
Kurikulum Pendidikan Agama Islam yang dirancang di sekolah sebenarnya lebih
menawarkan minimum kompetensi atau minimum informasi, tetapi pihak guru PAI
sering kali terpaku padanya, sehingga semangat untuk memperkaya kurikulum
dengan pengalaman belajar yang bervariasi kurang tumbuh; (3) Sebagai dampak yang
menyertai situasi tersebut di atas, maka guru PAI kurang berupaya menggali berbagai
metode yang mungkin bisa dipakai untuk pendidikan agama, sehingga pelaksanaan
pembelajaran cenderung monoton; (4) Keterbatasan sarana/prasarana, sehingga
pengelolaan cenderung seadanya. Pendidikan agama yang diklaim sebagai aspek yang
penting sering kali kurang diberi prioritas dalam urusan fasilitas.63
Faktor pelemah lainnya misalnya masalah keterbatasan waktu dan metode
64
pembelajaran. Mengingat pendidikan agama yang diberikan sekolah hanya dua jam

62Supriadi,
Pendidikan Agama Islam....h. 95-96
63Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah,
Madrasah dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada) , 2007, h. 23
64 Departemen Agama, Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional,…….h. 41
pelajaran dalam satu minggu, yang sesungguhnya merupakan hambatan, tetapi ini
dapat diatasi oleh semua penanggung jawab pendidikan, antara lain melalui keluasan,
kedalaman atau penambahan jumlah jam pelajaran oleh sekolah atau juga degan dasar
integrasi tanggung jawab pendidikan agama, yaitu bukan hanya oleh guru agama,
tetapi juga oleh kepala sekolah, dan semua guru di sekolah yang bersangkutan.
Demikian pula perlunya kerja sama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam
rangka melaksanakan prinsip keterpaduan. 65
Telah dipaparkan beberapa factor pelemah atau penghambat dalam pelajaran
Pendidikan Agama Islam di sekolah, selain factor penghambat terdapat pula factor
penunjang. Artinya bahwa hal-hal yang berhubungan dengan unsur-unsur yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan keberhasilan Pendidikan Agama Islam.
Faktor-faktor penunjang itu diantaranya adalah:
1. Hasil yang diharapkan
Kompetensi dasar pendidikan agama sebagai hasil yang diharapkan secara
eksplisit terhadap dalam rumusan-rumusan yang tercantum dalam kurikulum
persekolahan, yaitu kompetensi dasar, hasil belajar, indikator, dan materi pokok.
2. Materi dan Alokasi Waktu
Materi dan alokasi waktu yang disediakan untuk mencapai kompetensi
diperlukan materi. Makin jelas kompetensi pendidikan agama itu, maka makin
jelas pula materi yang diperlukan.
3. Metode
Salah satu factor yang berkaitan dengan hasil belajar materi adalah metode
dan teknik pengajaran yang dipilih secara tepat dan strategis.
4. Siswa sebagai peserta didik
Pengalaman empirik menunjukan bahwa kondisi awal siswa dalam proses
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah sangat beragam, terutama
dilatarbelakangi oleh asal sekolah dan pendidikan orang tua di lingkungan
keluarga, serta dari pengalaman keagamaan yang dijalaninya.
5. Orang tua siswa

65 AbdulRahmah Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa,….h. 41


Orang tua atau dewasa lainnya merupakan pendidik di dalam keluarga.
Pendidikan di sekolah juga memerlukan bantuan keluarga, apalagi untuk
pendidikan agama.
6. Lingkungan Pendidikan
Pendidikan agama secara langsung menyentuh esensi yang sangat
mendasar pada diri anak, terutama dari segi nilai, sikap, dan pengamalan
agamanya. Dapat dipastikan sekolah akan memberikan nilai, sikap, dan tuntutan
perilaku serta contoh keagamaan yang positif. Dengan demikian, keberhasilan
pendidikan agama atau juga bahkan sebaliknya, kegagalannya akan dipengaruhi
berbagai factor lingkungannya, antara lain kontribusi dari teman sejawat,
keluarga, media massa dan lainnya. Namun sekarang bagaimana menciptakan
agar lingkungan dapat diwujudkan sebagai lingkungan yang menunjang secara
positif bagi pendidikan agama.
7. Guru Agama
Keberhasilan atau kegagalan pendidikan agama sering dialamatkan kepada
guru agama sebagai sumber utama. Serta guru agama menjalankan tugasnya
secara professional dan menjadi panutan bagi peserta didik.66

Jadi dapat disimpulkan bahwa kelemahan dari pelaksanaan pendidikan agama


Islam lebih banyak bermuara pada aspek metodologi pembelajaran PAI dan
orientasinya yang lebih bersifat normative, teoritis, dan kognitif, termasuk di
dalamnya aspek gurunya yang kurang mampu mengaitkan dan berinteraksi dengan
mata pelajaran dan guru non-pendidikan agama. Aspek lainnya yang banyak disoroti
adalah menyangkut aspek muatan kurikulum atau materi pendidikan agama, sarana
pendidikan agama, termasuk di dalamnya buku-buku dan bahan-bahan ajar
pendidikan agama.
Adapun factor penunjang Pendidikan Agama Islam diantaranya: Hasil yang
diharapkan, materi dan alokasi waktu, metode, siswa sebagai peserta didik, orang tua
siswa, lingkungan pendidikan, dan guru agama.

66 Abdulrahman Saleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa,…h. 61


B. Kerangka Berfikir
Persepsi merupakan aktifitas mengindera, mengorganisasi, dan
menginterprestasikan serta menilai stimulus yang ada dalam lingkungan. Dalam hal
ini stimulus yang sama belum tentu membuat seseorang mempunyai persepsi yang
sama terhadap suatu hal. Berdasarkan pengertian persepsi di atas dapat diketahui
bahwa persepsi terkait erat dengan panca indera karena persepsi terjadi setelah objek
yang bersangkutan melihat, mendengar atau merasakan sesuatu dan kemudian
mengorganisasi serta menginterpretasi sehingga timbullah persepsi. Proses yang sama
juga terjadi pada persepsi siswa terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Siswa akan membuat persepsi mengenai pelajaran Pendidikan Agama Islam dari
apa yang ditangkap oleh inderanya, kemudian dari hasil persepsinya itu siswa akan
bereaksi. Reaksi yang muncul dapat berupa tindakan-tindakan yang menunjang
kearah tercapainya kemampuan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
seperti mudah menghafal, menguasai materi, mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari, dll. Oleh karena itulah persepsi siswa mempunyai hubungan dengan
pelajaran Pendidikan Agama Islam, karena persepsi yang berbeda-beda untuk setiap
individu, maka pembelajaran pendidikan agama Islam sangat tergantung kepada
persepsinya, sehingga dapat dikatakan ada persepsi yang positif dan persepsi yang
negative terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskkriptif analitis,
yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan keadaan sebenarnya. Untuk memperoleh
data yang obyektif, maka dapat diperoleh melalui penelitian lapangan (Field research), yakni
pengumpulan data dengan cara langsung turun ke lapangan dengan melakukan wawancara
dengan kepala sekolah dan guru Pendidikan Agama Islam, observasi serta penyebaran
kuesioner atau angket kepada siswa-siswi SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan yang terletak
di Jl. Benda timur 11. Pamulang 2.
Adapun penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2010 sampai dengan Februari
2010, dengan tahapan sebagai berikut : Melihat keadaan sekolah, membuat proposal
penelitian, studi pustaka, penyusunan instrument, dan mengadakan penelitian.

C. Populasi dan Sampel


Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik
tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Sampel adalah bagian dari populasi yang
diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan
lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi.67
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 3 Kota
Tanggerang Selatan yang berjumlah 325 orang. Dalam penelitian ini penulis mengambil
sampel sebanyak 15 % dari populasi yang ada, dengan demikian populasinya berjumlah 50
orang.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara random sampling,
yang dalam hal ini peneliti tidak mengendalikan salah satu variabel tersebut dan setiap

67 Ir. M. Iqbal Hasan,M.M, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian & Aplikasinya,


(Bogor: Ghalia Indonesia), h. 58
responden akan diberikan kesempatan yang sama. Dengan perincian bahwa sampel tersebut
telah mewakili dan sesuai dengan perbandingan frekuensi di dalam populasi secara
keseluruhan.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik yang peneliti gunakan dalam memperoleh data adalah dengan dua cara yaitu:
1. Observasi, sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan dengan pengamatan dan
pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. Melalui observasi ini
maka penulis memperoleh data mengenai kondisi sekolah, guru, karyawan, sarana dan
prasarana di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan.
2. Wawancara (Interview), yaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi dari terwawancara. 68 Dalam hal ini penulis mengadakan
komunikasi langsung dengan kepala sekolah, guru bidang studi Pendidikan Agama Islam,
untuk mendapatkan data mengenai masalah yang menjadi objek penelitian.
3. Study Dokumentasi, adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada
subyek penelitian, namun melalui dokumen.69 Melalui dokumen-dokumen tersebut
peneliti mengambil data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, seperti dokumen sekolah,
daftar inventaris, daftar jumlah siswa.
4. Angket (Questionaire), yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal
yang ia ketahui.70 Cara angket, angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
tertutup, yakni angket yang ada pada setiap itemnya telah tersedia alternatif-alternatif
jawaban sehingga responden dapat dengan mudah memilih salah satu jawaban dari
jawaban alternatif yang telah tersedia.
Urutan penyusunan angket terdiri dari beberapa aspek. Aspek yang pertama adalah
aspek identitas. Aspek yang kedua adalah aspek petunjuk pengisian, dan aspek yang ketiga
aspek daftar pernyataan, yang peneliti gunakan untuk mengetahui tentang Persepsi siswa
terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam pada aspek aqidah, akhlak, dan syariat.

68 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),cet.12,
h.132
69 Hasan, Pokok-pokok Materi..., h.87.
70 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, … h.128
E. Instrument Penelitian
Insrtument penelitian yang digunakan berupa kuesioner (angket). Angket yang
digunakan dalam pengambilan data yaitu angket persepsi siswa terhadap mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam.
Tabel berikut memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai penyebaran butir-
butir item dari tiap-tiap variabel penelitian.

Tabel 1
Kisi-kisi Instrument Penelitian (sebelum divalidasi)
Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah
item
Persepsi Persepsi 1. Menyeleksi stimulus 1,2,3,4,5,6 8
siswa siswa lewat panca indera ,7,8,
terhadap 2. Mengorganisasi 9,10,11,12
8
mata informasi sehingga ,13,14,15,
pelajaran bermakna bagi siswa 16
Pendidikan 3. Menginterpretasikan 17,18,19, 8
Agama Islam dalam bentuk tindakan 20,21,22,
23,24
Pelaksanaan 1. Dimensi Akidah 25,26,27,2 8
Pendidikan (Keyakinan) 8,29,30,31
Agama ,32
Islam 2. Dimensi Syariat 33,34,35, 6
(Peribadatan) 36,37,38

3. Dimensi Akhlak 39,40,41,


7
(Pengamalan) 42,43,44,
45

Untuk mengetahui apakah item yang digunakan dalam penelitian ini telah mengukur
apa yang seharusnya diukur dan dapat diandalkan konsistensinya, maka harus dilakukan uji
Validitas dan Reliabilitas terlebih dahulu, untuk memenuhi persyaratan seperti dikemukakan
oleh Suharsimi Arikunto bahwa : instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan
penting yaitu valid dan reliabel.71

1. Validitas
Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa
yang seharusnya di ukur. Untuk menganalisis validitas butir angket mengenai Persepsi
Siswa Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, maka digunakan rumus72:
N (ΣXY ) − (ΣX ) (ΣY )
rxy =
( NΣX 2 − (ΣX ) 2 ( NΣY 2 ) − (ΣY ) 2 )

Berdasarkan data hasil uji coba validitas butir angket persepsi siswa terhadap
pelajaran Pendidikan Agama Islam yang terdiri dari 45 item yang disebarkan kepada
responden try out sebanyak 30 orang siswa diketahui 25 butir pernyataan yang valid
yaitu nomor 1,4,5,7,14,24,26,27, 28,29,30,31,33,34,35,36,37,38,39,40,41,42,43,44,45,
sisanya sebanyak 20 butir pernyataan yang tidak valid.
Selanjutnya disusun kembali instrumen yang digunakan, sehingga kisi-kisi
instrumen sesudah di validasi adalah sebagai berikut:
Tabel 2
Kisi-kisi Instrument Penelitian (sesudah divalidasi)
Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah
item
Persepsi Persepsi 1. Menyeleksi stimulus 1,4,5,7 4

71 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik( Jakarta: Rineka


Cipta), 2006. h. 102
72 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi), (Jakarta, Bumi Aksara,

2005), Cet 5, h. 72
siswa siswa lewat panca indera
terhadap 2. Mengorganisasi 14 1
mata informasi sehingga
pelajaran bermakna bagi siswa
Pendidikan 3. Menginterpretasikan 24 1
Agama Islam dalam bentuk tindakan
Pelaksanaan 1. Dimensi Akidah 26,27,28,2 6
Pendidikan (Keyakinan) 9,30,31
Agama
Islam 2. Dimensi Syariat 33,34,35, 6
(Peribadatan) 36,37,38

3. Dimensi Akhlak 39,40,41, 7


(Pengamalan) 2,43,44, 45

2. Reliabel
Suatu instrumen penelitian disebut reliabel apabila instrumen tersebut konsisten
dalam memberikan penilaian atas apa yang diukur. Dalam instrumen penelitian ini untuk
mengetahui reliabilitas butir soal mengenai persepsi siswa terhadap mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam, penulis menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut73
:

 K   Σσ b2 
α =  1 − 2 
 (k − 1)   σt 
Ket:
α = Koefisien alpha
k = Banyaknya butir pernyataan
Σσ b2 = Jumlah varians butir

σ t2 = Varians total

73 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik…, h. 196


Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas pada
umumnya digunakan patokan sebagai berikut:
Apabila α sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 maka instrumen yang sedang
diuji reliabilitansya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (reliabel). Tetapi
apabila α lebih kecil daripada 0,70 maka instrumen yang sedang diuji reliabilitasnya
dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (unreliabel).
Berdasarkan perhitungan reliabilitas, penulis mendapatkan angka koefisien (α)
sebesar 0,926 untuk angket persepsi siswa terhadap mata pelajaran pendidikan Agama
Islam dengan demikian angket ini reliabel, karena α lebih besar daripada 0,70.

F. Teknik Pengolahan Data


Setelah semua data selesai dikumpulkan dengan lengkap, maka tahap selanjutnya
adalah tahap pengolahan data. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Editing, semua angket harus diteliti satu persatu tentang kelengkapan dan kebenaran
pengisian sehingga terhindar dari kekeliruan dan kesalahan.
2. Scoring, setelah melalui tahap editing, maka selanjutnya adalah memberikan skor
terhadap item-item pernyataan yang terdapat pada angket dalam bentuk pilihan ganda.
Untuk memudahkan perhitungan masing-masing diberi bobot nilai yang bergerak dari 4
sampai 1 sesuai dengan kualitas jawabannya yang disusun sebagai berikut :
a. Alternatif jawaban A, dengan bobot nilai 4
b. Alternatif jawaban B, dengan bobot nilai 3
c. Alternatif jawaban C, dengan bobot nilai 2
d. Alternatif jawaban D, dengan bobot nilai 1
3. Tabulating yaitu mentabulasi data jawaban yang telah diberikan ke dalam bentuk tabel
selanjutnya dinyatakan dalam bentuk frekuensi dan prosentase

G. Teknik Analisis Data


Data-data yang telah terkumpul, selanjutnya dilakukan penyeleksian dan untuk
kemudian disusun. Dalam hal ini data yang dikumpulkan peneliti adalah data yang bersifat
kualitatif yang kemudian diubah menjadi data kuantitatif. Untuk mengambil kesimpulan.
Pelaksanaannya menggunakan model prosentase dengan rumus sebagai berikut:
F
P= x 100%
N

Keterangan:
P : Prosentase
F : Frekuensi jawaban responden
N : Jumlah responden

Data yang didapat dari setiap item pernyataan akan dibuatkan satu tabel yang di
dalamnya terdapat frekuensi dan prosentase, kemudian peneliti menganalisa dan
menginterpretasikan data-data tersebut.

Dengan ketentuan skala prosentase sebagai sebagai berikut:

Tabel 3
Ketentuan Skala Prosentase
No Prosentase Penafsiran
1 60-99% Sebagian besar
2 51-59% Lebih dari setengahnya
3 50% Setengahnya
4 40% - 49% Hampir setengahnya
5 1% - 39% Sebagian kecilnya
BAB IV
HASIL PENELITIAN

D. Profil SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan


7. Sejarah Berdiri dan Letak SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
Pada sekitar tahun 1987-an wilayah Pamulang masih termasuk bagian wilayah
kecamatan Ciputat (belum merupakan suatu kecamatan tersendiri). Saat itu pula sedang
dibangun pemukiman penduduk berskala luas yaitu perumahan pamulang permai II.
Pertambahan kepadatan penduduk kecamatan Ciputat khususnya di sekitar wilayah
Pamulang menuntut bertambahnya pula sarana pendidikan khususnya Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas. Atas bantuan berbagai pihak dan rekomendasi dari pemerintah kabupaten
Tangerang (surat Persetujuan Penggunaan Tanah Fasilitas Sosial No. 593.3/1515_UM/
1988 tertanggal 2 Juli 1988 ) akhirnya pihak pengembang perumahan pamulang permai II
menyetujui sebagian tanahnya untuk dibangun sebuah sekolah. Di atas tanah seluas 4870
m2 mulailah dibangun sebuah sekolah dan pada tanggal 17 Oktober 1991 bernama SMA
Negeri 2 Ciputat filial (kelas jauh) dipimpin oleh Ibu Hj.Siti Aisyah, BA (alm) dengan
pelaksana hariannya adalah Bapak Drs. A.Rifaie' Sirath. Waktu itu baru berjumlah 12
kelas yaitu 4 kelas I, 4 Kelas II dan 4 kelas III.
Pada sekitar tahun 1991-1992 terjadi pemekaran wilayah dimana wilayah
Pamulang telah menjadi kecamatan tersendiri yaitu kecamatan Pamulang. Nama SMA
Negeri 2 Ciputat filial menjadi tidak cocok lagi karena berada di wilayah kecamatan
Pamulang. Berkat bantuan berbagai pihak akhirnya berdasarkan SK Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan No. 0216/O/1992 tertanggal 5 Mei 1992, SMA Negeri 2 Ciputat filial
berubah namanya menjadi SMA Negeri 1 Pamulang, namun SK ini ditandatangani baru
pada bulan Juni 1992 dan dijadikan landasan berdirinya SMA Negeri 1 Pamulang yaitu
bulan Juni 1992, dan kembali mengalami perubahan pada juni 2009 menjadi SMA Negeri
3 Kota Tangerang Selatan. Berstatus akreditasi "A" (94,9), BAS-Banten No.
02/BAS/MN/IV/2005 dan Menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000,
Sertifikat TUV Rheinland No. 01 100 086096, sejak 26 Februari 2009.
Para kepala sekolah yang pernah bertugas di SMA Negeri 3 Kota Tangerang
Selatan mulai tahun 1991 adalah sebagai berikut:
- Dra. Hj. Aisyah, BA (1987 s.d 1992)
- Saeran. BA (1992 s.d 1995)
- Dra. Sudarsih, MM (1996 s.d 1998)
- Drs. Suhaya, MM (1998 s.d 2001)
- Drs. Suparjo (2001 s.d 2003)
- Drs. Dedi Rafidi (2003 s.d 2008)
- Drs. H. Sudjana, M.Pd (Nopember 2008 s.d sekarang)

8. Visi, Misi, dan Tujuan SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan


a. Visi SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
Sekolah terunggul berwawasan nasional dan bersaing secara internasional.
b. Misi SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
1) Menumbuhkan proses internalisasi ajaran agama dan budaya bangsa serta
implementasinya dalam kehidupan nyata.
2) Menumbuhkan semangat prestasi kepada semua warga sekolah.
3) Menumbuhkan sikap belajar sepanjang hayat bagi warga sekolah.
4) Melaksanakan rasa aman dan menyenangkan dalam lingkungan sekolah.
5) Melaksanakan proses pembelajaran secara efektif dan efisien yang berbasis global
(berbasis ICT) yang berpijak pada budaya bangsa.
6) Menumbuhkan pribadi yang berkualitas, mandiri dan bertanggung jawab terhadap
tugas.
7) Menumbuhkan semangat kepedulian terhadap lingkungan sosial, fisik, dan
kultural budaya nasional.
8) Mengembangkan potensi dan kreativitas warga sekolah yang unggul dan mampu
bersaing baik di tingkat regional, nasional maupun internasional.
9) Mengembangkan kurikulum berbasis lingkungan.
10) Menumbuhkan kebiasaan membaca, menulis dan menghasilkan karya.
11) Menerapkan Information and Communication Technology (ICT) dan Bahasa
Internasional dalam proses pembelajaran dan pengelolaan sekolah.
12) Menyediakan sarana prasarana yang berstandar internasional.
13) Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah
dan lembaga terkait.
c. Tujuan SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
Menjadi pusat pendidikan yang berorientasi mutu pada semua persyaratan untuk
menyiapkan lulusan yang mampu bersaing secara global.

9. Struktur Organisasi SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan


Struktur organisasi SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan dapat dilihat dalam
bagan sebagai berikut:

STRUKTUR ORGANISASI SMA NEGERI 3

KOTA TANGERANG SELATAN

TAHUN AJARAN 2009-2010

1
2

3
4

5 6 7 8

9 10

11 12 13 14 15 16

17 18
: Garis Komando

: Garis Koordinasi

Table 4
KETERANGAN STRUKTUR ORGANISASI
SMA NEGERI 3 KOTA TANGERANG SELATAN
NO BIDANG TUGAS DAN NAMA
Kepala Sekolah
1.
Drs. H. Sudjana, M.Pd
Komite Sekolah
2.
H. Wahyu Wibisana
Wakil Manajemen Mutu
3.
Eny Suryani M.Pd
Kaur Tata Usaha
4.
Syamlani
Wakasek Bidang Kurikulum
5.
Wiwin Purwi, M.Pd
Wakasek Bidang Sarana Prasarana
6.
Lina Nurlina S, Pd
Wakasek Bidang Kesiswaan
7.
Suherman, M.Pd
Wakasek Bidang Humas
8.
Dra. Aan Sri Analia
Ketua Program Pengembangan Pendidikan
9.
Dra. Yuniati
Ketua Program Pengembangan ICT
10.
Uswatun Hasanah
Koordinator Lab. Bahasa
11.
Ahmad. H, S. Pd.
Koordinator Olimpiyade
12.
Rani Anggraeni, S.Si
Koordinator Perpustakaan
13.
Dra. K. Henilawati
Koordinator BP/BK
14.
Dra. Evi Rosita
Pembina OSIS
15.
Liman, S.Pd
Koordinator Radio
16.
Beni Tresnadi
Wali Kelas
17.
26 Guru
Guru Pamong
18.
Guru
19.
Sumber: Dokumen SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
2008-2009
10. Sumber Daya
SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan memiliki sumber daya manusia sebanyak
86 orang yang terdiri dari 68 tenaga Educatif dan 18 orang tenaga Tata Usaha yang
profesional. Dari tenaga educatif terdiri dari 65 orang guru mata pelajaran, dan 3 orang
guru BP.
Latar belakang pendidikan tenaga educatif terdiri dari 2 orang S2, dan 66 orang
S1 yang telah mendapat pelatihan sesuai dengan mata pelajarannya, 17orang telah lulus
sertifikasi pada tahun 2007. Tenaga tata usaha terdiri dari 5 orang S1, dan 13 orang
SLTA.
Fasilitas yang dimiliki antara lain lahan seluas 0,5 Ha dengan gedung 2 lantai
yang terdiri dari 28 ruang teori, 2 ruang lab. IPA, 1 ruang lab. Komputer, 1 ruang TRRC,
1 ruang perpustakaan, 3 ruang ketua bidang, 1 ruang kepsek, 1 ruang pembina OSIS, 1
ruang BP, 1 ruang koperasi, 1 ruang UKS/PMR, 1 ruang manajemen mutu, 1 ruang
SATPAM, 1 ruang Tata Usaha, 1 ruang bendahara, dan 1 ruang guru. 1 ruang MCK
Kepala Sekolah, 2 ruang MCK guru, 1 ruang MCK TU, 8 ruang MCK siswa, 1 bangunan
kantin, 1 ruang musholah, 1 rumah penjaga, 2 ruang pos satpam, 1 gudang, 1 lapangan
parkiran.Sedangkan sarana olah raga yang dimiliki antara lain lapangan voli, bulu
tangkis, dan basket.
Tenaga pengajar di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan berjumlah 68 orang
sebagai berikut :
Tabel 5
Keadaan Guru SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan
No Nama Guru Pendidikan Mata Pelajarann
Terakhir
1. Drs. H. Sudjana S2 Bahasa Indonesia
2. Dra. K. Henilawati S1 Bahasa Indonesia
3. Dra. Mardiati S1 Matematika
4. Dra. Lia Ribawati S1 Bahasa Inggris
5. Dra.Laela Rochayati S1 Ekonomi
6. Dra. Hartati S1 Pkn
7. Dra. Emma R. S1 Ekonomi
8. Dra. Yuniati S1 Matemetika
9. Juriah, S.Pd S1 Biologi
10. Dra. Suwarti S1 Geografi
11. Dra. Eny Suryani, M.Pd S2 Matematika
12. Dra. Aan Sri Analia S1 Sejarah
13. Aisyah, S.Pd S1 Matematika
14. Wiwin P. I. M.Pd S2 Kimia
15. Lina Nurlina, S.Pd S1 Matematika
16. Sri Hermin N, S.Pd S1 Fisika
17. Ratih, S.Pd S1 Fisika
18. Junaedi, S.Ag S1 Pend. Agama Islam
19. Dra. Harsining S1 Bahasa Inggris
20. Dra. Unayah S1 Sosiologi
21. Siti M, S.Pd S1 Matematika
22. Tati Erayati, S.Pd S1 Bahasa Inggris
23. Ir. Shanty Chaerani S1 Biologi
24. Emin Salimin, S.Pd S1 Sosilogi
25. Sularno, S.Pd S1 Penjaskes
26. Maulana Panuju, S.Pd S1 Bahasa Inggris
27. Dra. Sri Haryatmi S1 BP/BK
28. Dra. Evi Rosita S1 BP/BK
29. Suherman, S.Pd S1 BP/BK
30. Dra. Ellia Doniati S1 Sejarah
31. Sri Mulyati, S.Pd S1 Bahasa Indonesia
32. Siti Umayah, S.Pd S1 Bahasa Inggris
33. Sri Wahyuni, S.Pd S1 Bahasa Inggris
34. Susi Rosita, S.Pd S1 Bahasa Indonesia
35. Nimrah, S.Pd S1 Bahasa Inggris
36. Dra. Dyah Katiyuwati S1 Pkn
37. Wahyu Kumalawati, S.Pd S1 Pkn
38. Dra. Wara Gawatiningsiah S1 Kimia
39. Rani Anggraini, S.Si S1 Biologi
40. Nellyta Basri, S.Pd S1 Biologi
41. Dra. Wiwi Widaningsih S1 Bahasa Indonesia
42. Arie Budiningsih, S.Pd S1 Kimia
43. Adi Ruchyadi, S.Pd S1 Mulok
44. Sri Redjeki, S.Pd S1 Ekonomi
45. Bambang Setiabudi S1 Penjaskes
46. M. Muhjidin, S.Ag S1 Pend. Agama Islam
47. Abdul Aziz, S.Ag S1 Pend. Agama Islam
48. Tri Wuryanti, SE S1 Ekonomi
49. Siti Nursyamsiah, S.Pd S1 Sejarah
50. Tarsiah, S.Ag S1 Pend. Agama Islam
51. Rusmanelly S1 Pend. Seni
52. Dedi Suryaman, ST S1 Mulok
53. Nawang, S.Pd S1 Bahasa Jepang
54. Drs. Amin Faris Pane S1 Bahasa Jepang
55. Drs. Digi Susandi S1 Penjaskes
56. Siti Amaliza, S.Ps S1 Pend. Seni
57. Ainul Wardah, M.Pd S2 Pend. Seni
58. Uswatun Hasanah, S.Kom S1 Tek. Informasi
59. Deni Tresnadi D3 Tek. Informasi
60. Fuad Ahmad Jawari D3 Tek. Informasi
61. Budi Sudarsono D3 Tek. Informasi
62. Liman, S.Pd S1 Bahasa Indonesia
63. Afand Kartawinata, S. Kom S1 Tek. Informasi
64. Dewi Marhelly S1 Kimia
65. Ahmad Syukron S1 Fisika
66. Ahmad Hasanudin, S.Pd S1 Bahasa Inggris
67. Roni Purwansyah, S.Thi S1 Bahasa Arab
68. Gunadi, S.Pd S1 Geografi
Sumber: Dokumen SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan 2008-2009

Karyawan SMA Negeri 3 Kota tangerang Selatan berjumlah 18 orang yang


meliputi :
Tabel 6
Keadaan Staf Tata Usaha
No NAMA JABATAN
1. Syamlani Staf TU
2. Riza Asfahani Staf TU
3. Misna Mirwahati Staf TU
4. Rodiyah Staf TU
5. Suyati Staf TU
6. Maryanah Staf TU
7. Dinar Purbasari Staf TU
8. Hayu Citra H. Staf TU
9. Rahmawati Basri Staf TU
10. P. Joko Pamungkas SATPAM
11. Ono Suryono Petugas kebersihan
12. Erdy Bahrudin Petugas kebersihan
13. Wahir Petugas kebersihan
14. Namin Enju Petugas kebersihan
15. Andy Chandra SATPAM
16. Mulyati Petugas kebersihan
17. Ayi Mustari Petugas kebersihan
18. Ali Naca SATPAM
Sumber: Dokumen SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan 2008-2009

Tabel 7
Keadaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan menurut jumlah dan
kondisi
No Jenis Jumlah Kondisi
1. Ruang belajar 28 ruang Baik
2 Ruang kepala sekolah 1 ruang Baik
3 Ruang Tata Usaha 1 ruang Baik
4 Ruang Guru 1 ruang Baik
5 Ruang BP/BK 1 ruang Baik
6 Ruang Perpustakaan 1 ruang Baik
7 Ruang Laboratorium Komputer 1 ruang Baik
8. Ruang Laboratorium IPA 2 ruang Baik
8 Ruang Osis dan Ekstrakurikuler 1 ruang Baik
(Paskibra, PMR, Kesenian dll) Baik
9 Ruang Koperasi 1 ruang Baik
10 Ruang Ketua Bidang 3 ruang Baik
11 Ruang Manajemen Mutu 1 ruang Baik
11 Ruang TRRC 1 ruang Baik
12 Ruang UKS 1 ruang Baik
10 MCK Kepala Sekolah 1 ruang Baik
11 MCK Guru 2 ruang Baik
12 MCK Tata Usaha 1 ruang Baik
13 MCK Siswa 8 ruang Baik
14 Bangunan Kantin 1 ruang Baik
15 Mushollah 1 bangunan Baik
16 Rumah penjaga 1 bangunan Baik
17 Pos Satpam 2 ruang Baik
18 Gudang 1 ruang Baik
19 Pemarkiran 1 bangunan Baik
20 Lapangan Bola Volley 1 buah Baik
21 Lapangan Basket 1 buah Baik
22 Lapangan Futsal 1 buah Baik

11. Bidang Pelayanan


SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan memberikan layanan jasa pendidikan,
pelaksanaan kegiatan pendidikan berdasarkan kurikulum 2006 (KTSP) dan kurikulum
adaptasi Cambridge dalam hal pemenfaatan internet untuk memperoleh informasi dan
komunikasi, secara global.
Jasa pendidikan yang diberikan yang diberikan di SMA Negeri 3 Kota Tangerang
Selatan kepada siswa terdiri dari 3 (tiga) jenis kelas layanan:
a. Kelas Reguler, kelas yang pembelajarannya dilaksanakan sesuai dengan kurikulum
tingkat satuan pendidikan tahun 2006.
b. Kelas Inovasi Akselerasi, Program layanan belajar yang diperuntukkan bagi siswa
yang diidentifikasikan memiliki ciri-ciri keberbakatan intelektual tinggi melalui
program yang dirancang khusus, kelas yang khusus menampung anak-anak Cerdas
Istimewa dan Berbakat Istimewa (CIBI) yang masa pendidikannya dipercepat dari 3
tahun manjadi 2 tahun namun tetap menggunakan kurikulum tingkat satuan
pendidikan tahun 2006.
c. Kelas Inovasi R SMA BI yang berstandar internasional yang menggunakan
kurikulum adaptasi antara kurikulum tingkat satuan pendidikan dengan kurikulum
Cambridge. Yang terdiri dari dua program:
Program layanan belajar yang dirancang guna menghasilkan profil lulusan siswa
yang memiliki kompetensi dan ijazah sederajat dengan lulusan sekolah luar negeri,
sehingga tidak memerlukan kembali program matrikulasi jika ingin melanjutkan studi ke
luar negeri. Proses pembelajaran menggunakan bahasa Inggris (bilingual).
Program layanan belajar yang dirancang guna menghasilkan profil lulusan siswa
yang memiliki ijazah SMA program plus memiliki ijazah dan kompetensi di bidang IT
Support, Database dan Programming.

Dengan rincian jumlah siswa sebagai berikut:


Tabel 8
Keadaan siswa-siswi SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan
Tingkat Rincian Jumlah Siswa
Kelas X 165 Siswa Laki-laki 300 Siswa
135 Siswa Perempuan
Kelas XI 179 Siswa Laki-laki 325 Siswa
146 Siswa Perempuan
Kelas XII 171 Siswa Laki-laki 323 Siswa
152 Siswa Perempuan
Jumlah Siswa 948 Siswa
Sumber: Dokumen SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan 2008-2009

12. Kegiatan Ekstra Kurikuler


SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan memiliki berbagai kegiatan ekstra
kurikuler yang diadakan untuk menyalurkan dan mengembangkan bakat, potensi, dan
kreativitas siswa.
Adapun kegiatan ekstra kurikuler ini berada langsung dibawah koordinator
pembina OSIS dan koordinator Radio. Kegiatan ekstrakurikuler tersebut meliputi:
- Rohis
- Paskibraka
- Nepala
- Olahraga
- Koperasi Siswa
- English Club
- Seni Budaya
- Sablon
- Keputeriaan

E. Pelaksanaan PAI di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan


3. Kurikulum yang digunakan di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan
Kurikulum yang digunakan di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan adalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang berdasarkan kurikulum SMA Negeri 3 Kota
Tanggerang Selatan. Maksudnya kurikulumnya dibuat oleh guru sendiri dimana datanya
dari KTSP nasional melalui MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), Dengan
mengacu pada kurikulum nasional.

4. Faktor-faktor penghambat dan penunjang pelaksanaan PAI di SMA Negeri 3 Kota


Tanggerang Selatan.
Faktor-Faktor Penghambat Pelajaran PAI ketika siswa tersebut tidak punya dasar
baca Al-Qur’an, dan tidak memperhatikan penjelasan guru ketika di dalam kelas.
Kemudian factor penghambat lainnya dari pihak sekolah yaitu alat praktek yang tidak
tersedia, seperti halnya ketika materi perawatan jenazah, pihak sekolah tidak
menyediakan perlengkapan yang menunjang praktek tersebut.
Faktor Penunjang keberhasilan PAI di SMA Negeri 3 kota Tanggerang Selatan
adalah guru memberikan tugas kepada siswa baik tugas individu ataupun kelompok, agar
siswa lebih memahami pelajaran PAI. Kemudian adanya kerja sama antara orang tua dan
pihak sekolah, artinya bahwa siswa tidak hanya memperoleh PAI hanya dari lingkungan
sekolah, tetapi dari pihak orang tua dan lingkungan pun juga harus mendukung. Selain itu
juga untuk melengkapi kelengkapan alat-alat praktek, siswa diperintahkan untuk masing-
masing membawa alat praktek dari rumah, baik perindividu ataupun perkelompok.
F. Analisa dan Interpretasi Data
Data yang akan disajikan dalam skripsi ini adalah data hasil penyebaran angket
tentang persepsi siswa tehadap mata pelajaran pendidikan Agama Islam kelas XI SMA
Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan yang disebarkan kepada 50 siswa-siswi. Setiap angket
terdiri dari 25 pernyataan yang terbentuk pilihan dan harus dijawab siswa dengan memberi
tanda (√). Data yang dikumpulkan dari hasil angket yang disebarkan diolah dengan
menggunakan rumus analisis ststistik deskriptif dengan rumus :
F
P= x 100%
N

Maksud dari pengolahan tersebut agar data yang diperoleh dapat memberikan arti dan
penjelasan. Untuk memudahkan menganalisa dari hasil penelitian tersebut, maka setiap item
dibuatkan satu tabulasi sehingga dengan demikian lebih focus penjelasannya.

Tabel. 9
Siswa mengikuti pelajaran PAI dengan baik
N= 50
No Alternatif Jawaban F % (P)
1 Sangat setuju 19 38%
2 Setuju 28 56%
3 Tidak Setuju 2 4%
4 Sangat Tidak Setuju 1 2%
Jumlah 50 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil siswa menyatakan sangat setuju
mereka mengikuti pelajaran PAI dengan baik (38%), Sedangkan lebih dari setengah siswa
menyatakan sangat setuju mereka mengikuti pelajaran PAI dengan baik (56%), sebagian
kecil lainnya menyatakan tidak setuju (4%) dan sangat tidak setuju (2%) yang meyatakan
bahwa mereka mengikuti pelajaran PAI dengan baik. Dengan demikian, mereka setuju
banwa mereka mengikuti pelajaran PAI dengan baik.

Tabel 10
Saya suka membaca materi PAI sebelum diterangkan guru
N= 50
No Alternatif Jawaban F % (P)
1 Sangat setuju 7 14%
2 Setuju 24 48%
3 Tidak Setuju 18 36%
4 Sangat Tidak Setuju 1 2%
Jumlah 50 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil siswa menyatakan sangat setuju
mereka membaca materi PAI sebelum diterangkan guru (14%), Sedangkan hampir setengah
dari mereka menyatakan setuju mereka membaca materi PAI sebelum diterangkan guru
(48%), sebagian kecil lainnya menyatakan tidak setuju (36%) dan sangat tidak setuju (2%)
yang meyatakan bahwa mereka membaca materi PAI sebelum diterangkan guru. Dengan
demikian, mereka setuju bahwa mereka membaca materi PAI sebelum diterangkan guru.
Tabel 11
Apabila tidak mengerti, saya bertanya pada guru PAI
N= 50
No Alternatif Jawaban F % (P)
1 Sangat setuju 13 26%
2 Setuju 33 66%
3 Tidak Setuju 4 8%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 50 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil siswa menyatakan sangat setuju
apabila mereka tidak mengerti, mereka bertanya pada guru PAI (26%), Sedangkan sebagian
besar dari mereka menyatakan setuju apabila mereka tidak mengerti, mereka bertanya pada
guru PAI (66%), sebagian kecil lainnya menyatakan tidak setuju apabila mereka tidak
mengerti, mereka bertanya pada guru PAI (8%) dan tidak ada seorang pun menyatakan
sangat tidak setuju apabila mereka tidak mengerti, mereka bertanya pada guru PAI (0%),
Dengan demikian mereka setuju bahwa apabila mereka tidak mengerti, mereka bertanya pada
guru PAI.

Tabel 12
Saya melihat, mendengarkan serta memahami penjelasan guru PAI
N= 50
No Alternatif Jawaban F % (P)
1 Sangat setuju 10 20%
2 Setuju 38 56%
3 Tidak Setuju 2 4%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 50 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil siswa menyatakan sangat setuju
bahwa mereka melihat, mendengarkan serta memahami penjelasan guru PAI (20%),
Sedangkan lebih dari setengahnya menyatakan setuju bahwa mereka melihat, mendengarkan
serta memahami penjelasan guru PAI (56%), sebagian kecil lainnya menyatakan tidak
setuju bahwa mereka melihat, mendengarkan serta memahami penjelasan guru PAI (4%) dan
tidak ada seorang pun menyatakan sangat tidak setuju bahwa mereka melihat, mendengarkan
serta memahami penjelasan guru PAI (0%), Dengan demikian mereka setuju bahwa mereka
melihat, mendengarkan serta memahami penjelasan guru PAI.

Tabel 13
Saya yakin mampu mengerjakan tugas PAI, walaupun dianggap sukar oleh teman-teman
N= 50
No Alternatif Jawaban F % (P)
1 Sangat setuju 13 26%
2 Setuju 28 56%
3 Tidak Setuju 8 16%
4 Sangat Tidak Setuju 1 2%
Jumlah 50 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil siswa menyatakan sangat setuju
bahwa mereka mampu mengerjakan tugas PAI, walaupun dianggap sukar oleh teman-teman
(26%), Sedangkan lebih dari setengahnya menyatakan setuju bahwa mereka mampu
mengerjakan tugas PAI, walaupun dianggap sukar oleh teman-teman (56%), sebagian kecil
lainnya menyatakan tidak setuju bahwa mereka mampu mengerjakan tugas PAI, walaupun
dianggap sukar oleh teman-teman (16%) dan sebagian kecil lainnya menyatakan sangat tidak
setuju bahwa mereka mampu mengerjakan tugas PAI, walaupun dianggap sukar oleh teman-
teman (2%), Dengan demikian mereka setuju bahwa mereka mampu mengerjakan tugas PAI,
walaupun dianggap sukar oleh teman-teman.

Tabel 14
Aktif bertanya ketika pelajaran PAI
N= 50
No Alternatif Jawaban F % (P)
1 Sangat setuju 12 24%
2 Setuju 30 60%
3 Tidak Setuju 7 14%
4 Sangat Tidak Setuju 1 2%
Jumlah 50 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil siswa menyatakan sangat setuju
bahwa mereka Aktif bertanya ketika pelajaran PAI (24%), Sedangkan sebagian besar dari
mereka menyatakan setuju bahwa mereka Aktif bertanya ketika pelajaran PAI (60%),
sebagian kecil lainnya menyatakan tidak setuju bahwa mereka Aktif bertanya ketika
pelajaran PAI (14%) dan sebagian kecil lainnya menyatakan sangat tidak setuju bahwa
mereka Aktif bertanya ketika pelajaran PAI (2%), Dengan demikian mereka setuju bahwa
mereka Aktif bertanya ketika pelajaran PAI.

Tabel 15
Sebagai orang Islam saya meyakini akan adanya hari akhir oleh karena itu saya selalu
beribadah dengan sungguh-sungguh
N= 50
No Alternatif Jawaban F % (P)
1 Sangat setuju 26 52%
2 Setuju 23 46%
3 Tidak Setuju 1 2%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 50 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa lebih dari setengah siswa menyatakan sangat setuju
bahwa mereka meyakini akan adanya hari akhir oleh karena itu mereka selalu beribadah
dengan sungguh-sungguh (52%), Sedangkan hampir setengah dari mereka menyatakan setuju
bahwa mereka meyakini akan adanya hari akhir oleh karena itu mereka selalu beribadah
dengan sungguh-sungguh (46%), sebagian kecil lainnya menyatakan tidak setuju bahwa
mereka meyakini akan adanya hari akhir oleh karena itu mereka selalu beribadah dengan
sungguh-sungguh (2%) dan tidak ada satu orang pun yang menyatakan bahwa mereka tidak
meyakini akan adanya hari akhir oleh karena itu mereka tidak beribadah dengan sungguh-
sungguh (0%), Dengan demikian mereka sangat setuju bahwa mereka meyakini akan adanya
hari akhir oleh karena itu mereka selalu beribadah dengan sungguh-sungguh

Tabel 16
Saya meyakini bahwa setiap musibah adalah cobaan oleh karena itu saya bersabar dalam
menghadapinya dan berusaha keluar dari masalah dan musibah itu.
N= 50
No Alternatif Jawaban F % (P)
1 Sangat setuju 32 64%
2 Setuju 17 34%
3 Tidak Setuju 1 2%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 50 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan sangat setuju
bahwa setiap musibah adalah cobaan oleh karena itu mereka bersabar dalam menghadapinya
dan berusaha keluar dari masalah dan musibah itu. (64%), Sedangkan hampir setengah dari
mereka menyatakan setuju bahwa setiap musibah adalah cobaan oleh karena itu mereka
bersabar dalam menghadapinya dan berusaha keluar dari masalah dan musibah itu. (34%),
sebagian kecil lainnya menyatakan tidak setuju bahwa setiap musibah adalah cobaan oleh
karena itu mereka bersabar dalam menghadapinya dan berusaha keluar dari masalah dan
musibah itu. (2%) dan tidak ada satu orang pun yang menyatakan sangat tidak setuju bahwa
setiap musibah adalah cobaan oleh karena itu mereka bersabar dalam menghadapinya dan
berusaha keluar dari masalah dan musibah itu (0%). Dengan demikian siswa sangat setuju
bahwa setiap musibah adalah cobaan oleh karena itu mereka bersabar dalam menghadapinya
dan berusaha keluar dari masalah dan musibah itu.

Tabel 17
Saya yakin Allah akan merubah nasib saya, jika saya berusaha.
N=50
No Alternatif Jawaban F % (P)
1 Sangat setuju 37 74%
2 Setuju 10 20%
3 Tidak Setuju 3 6%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 50 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan sangat setuju
bahwa Allah akan merubah nasib saya, jika saya berusaha. (74%), Sedangkan sebagian kecil
dari mereka menyatakan setuju bahwa Allah akan merubah nasib saya, jika saya berusaha.
(20%), sebagian kecil lainnya menyatakan tidak setuju bahwa Allah akan merubah nasib
saya, jika saya berusaha (6%) dan tidak ada satu orang pun yang menyatakan sangat tidak
setuju bahwa Allah akan merubah nasib saya, jika saya berusaha (0%). Dengan demikian
siswa sangat setuju bahwa Allah akan merubah nasib saya, jika saya berusaha.
Tabel 18
Sebagai orang Islam saya yakin bahwa Allah mendengar segala doa-doa saya.
No Alternatif Jawaban F % (P)
1 Sangat setuju 33 66%
2 Setuju 12 24%
3 Tidak Setuju 5 10%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 50 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan sebagian besar
sangat setuju bahwa Allah mendengar segala doa-doa saya.. (74%), Sedangkan sebagian
kecil dari mereka menyatakan setuju bahwa Allah mendengar segala doa-doa saya (24%),
sebagian kecil lainnya menyatakan tidak setuju bahwa Allah mendengar segala doa-doa
saya.. (10%) dan tidak ada satu orang pun yang menyatakan sangat tidak setuju bahwa Allah
mendengar segala doa-doa saya (0%). Dengan demikian siswa sangat setuju bahwa Allah
akan merubah nasib saya, jika saya berusaha.

Tabel 19
Sebagai orang Islam saya meyakini akan adanya malaikat Rakib oleh karena itu saya
selalu berbuat baik
N= 50
No Alternatif Jawaban F % (P)
1 Sangat setuju 24 48%
2 Setuju 24 48%
3 Tidak Setuju 2 4%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 50 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir setengah siswa menyatakan sebagian besar
sangat setuju bahwa saya meyakini akan adanya malaikat Rakib oleh karena itu saya selalu
berbuat baik (48%), Sedangkan hampir setengah dari mereka menyatakan setuju bahwa saya
meyakini akan adanya malaikat Rakib oleh karena itu saya selalu berbuat baik (48%),
sebagian kecil lainnya menyatakan tidak setuju bahwa saya meyakini akan adanya malaikat
Rakib oleh karena itu saya selalu berbuat baik (4%) dan tidak ada satu orang pun yang
menyatakan sangat tidak setuju bahwa saya meyakini akan adanya malaikat Rakib oleh
karena itu saya selalu berbuat baik (0%). Dengan demikian siswa sangat setuju bahwa saya
meyakini akan adanya malaikat Rakib oleh karena itu saya selalu berbuat baik.

Tabel 20
Al-Qur’an adalah kitab suci orang Islam, oleh karena itu saya wajib membacanya.
N= 50
No Alternatif Jawaban F % (P)
1 Sangat setuju 30 60%
2 Setuju 20 40%
3 Tidak Setuju 0 0%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 50 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan sangat setuju
bahwa Al-Qur’an adalah kitab suci orang Islam, oleh karena itu saya wajib
membacanya.(60%), Sedangkan hampir setengah dari mereka menyatakan setuju bahwa Al-
Qur’an adalah kitab suci orang Islam, oleh karena itu saya wajib membacanya. (40%), dan
tidak ada satu orang pun yang menyatakan tidak setuju (0%) dan sangat tidak setuju (0%)
bahwa Al-Qur’an adalah kitab suci orang Islam, oleh karena itu saya wajib membacanya.
Dengan demikian siswa sangat setuju bahwa Al-Qur’an adalah kitab suci orang Islam, oleh
karena itu saya wajib membacanya.
Tabel 21
Shalat lima waktu wajib dilaksanakan oleh
setiap muslim yang sudah baligh/dewasa
N= 50
No Alternatif Jawaban F % (P)
1 Sangat setuju 34 68%
2 Setuju 15 30%
3 Tidak Setuju 1 2%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 50 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan sangat setuju
bahwa Shalat lima waktu wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang sudah
baligh/dewasa.(68%), Sedangkan sebagian kecil dari mereka menyatakan setuju bahwa
Shalat lima waktu wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang sudah baligh/dewasa (30%),
dan sebagian kecil lainnya menyatakan tidak setuju bahwa Shalat lima waktu wajib
dilaksanakan oleh setiap muslim yang sudah baligh/dewasa.(2%), Dan tidak ada seorang pun
yang menyatakan sangat tidak setuju bahwa Shalat lima waktu wajib dilaksanakan oleh
setiap muslim yang sudah baligh/dewasa.(0%). Dengan demikian siswa sangat setuju bahwa
Shalat lima waktu wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang sudah baligh/dewasa.

Tabel 22
Puasa di bulan Ramadhan adalah wajib, oleh karena itu saya berusaha menjalankannya
walaupun berat untuk dilaksanakan
N= 50
No Alternatif Jawaban F % (P)
1 Sangat setuju 32 64%
2 Setuju 14 28%
3 Tidak Setuju 3 6%
4 Sangat Tidak Setuju 1 2%
Jumlah 50 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan sangat setuju
bahwa Puasa di bulan Ramadhan adalah wajib, oleh karena itu saya berusaha
menjalankannya walaupun berat untuk dilaksanakan (64%), Sedangkan hampir setengah dari
mereka menyatakan setuju bahwa Puasa di bulan Ramadhan adalah wajib, oleh karena itu
saya berusaha menjalankannya walaupun berat untuk dilaksanakan (28%), sebagian kecil
siswa menyatakan tidak setuju bahwa Puasa di bulan Ramadhan adalah wajib, oleh karena itu
saya berusaha menjalankannya walaupun berat untuk dilaksanakan (6%),dan sebagian kecil
lainnya menyatakan sangat tidak setuju bahwa Puasa di bulan Ramadhan adalah wajib, oleh
karena itu saya berusaha menjalankannya walaupun berat untuk dilaksanakan (2%). Dengan
demikian siswa sangat setuju bahwa Puasa di bulan Ramadhan adalah wajib, oleh karena itu
saya berusaha menjalankannya walaupun berat untuk dilaksanakan.

Tabel 23
Saya melakukan shalat karena kesadaran saya sendiri.
N= 50
No Alternatif Jawaban F % (P)
1 Sangat setuju 26 52%
2 Setuju 23 46%
3 Tidak Setuju 1 2%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 50 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa lebih dari setengah siswa menyatakan sangat setuju
bahwa mereka melakukan shalat karena kesadaran mereka sendiri. (52%), Sedangkan hampir
setengah dari mereka menyatakan setuju bahwa mereka melakukan shalat karena kesadaran
mereka sendiri. (46%), dan sebagian kecil lainnya menyatakan tidak setuju bahwa mereka
melakukan shalat karena kesadaran mereka sendiri. (2%) dan tidak ada satu orang pun yang
menyatakan sangat tidak setuju bahwa mereka melakukan shalat karena kesadaran mereka
sendiri. (0%) Dengan demikian siswa sangat setuju bahwa mereka melakukan shalat karena
kesadaran mereka sendiri.
Tabel 24
Pergi haji merupakan kewajiban bagi orang yang mampu
N= 50
No Alternatif Jawaban F % (P)
1 Sangat setuju 28 56%
2 Setuju 21 42%
3 Tidak Setuju 1 2%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 50 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa lebih dari setengah siswa menyatakan sangat setuju
bahwa Pergi haji merupakan kewajiban bagi orang yang mampu(56%), Sedangkan hampir
setengah dari mereka menyatakan setuju bahwa Pergi haji merupakan kewajiban bagi orang
yang mampu (42%), dan sebagian kecil lainnya menyatakan tidak setuju bahwa Pergi haji
merupakan kewajiban bagi orang yang mampu. (2%) dan tidak ada satu orang pun yang
menyatakan sangat tidak setuju bahwa Pergi haji merupakan kewajiban bagi orang yang
mampu.(0%) Dengan demikian siswa sangat setuju bahwa Pergi haji merupakan kewajiban
bagi orang yang mampu.

Tabel 25
Zakat fitrah pada bulan ramadhan wajib dikeluarkan
bagi orang yang mampu
N= 50
No Alternatif Jawaban F % (P)
1 Sangat setuju 30 60%
2 Setuju 18 36%
3 Tidak Setuju 2 4%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 50 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan sangat setuju
bahwa Zakat fitrah pada bulan ramadhan wajib dikeluarkan bagi orang yang mampu (60%),
Sedangkan sebagian kecil dari mereka menyatakan setuju bahwa siswa menyatakan sangat
setuju Zakat fitrah pada bulan ramadhan wajib dikeluarkan bagi orang yang mampu (36%),
dan sebagian kecil lainnya menyatakan tidak setuju bahwa Zakat fitrah pada bulan ramadhan
wajib dikeluarkan bagi orang yang mampu (4%) dan tidak ada satu orang pun yang
menyatakan sangat tidak setuju bahwa Zakat fitrah pada bulan ramadhan wajib dikeluarkan
bagi orang yang mampu.(0%) Dengan demikian siswa sangat setuju bahwa. Zakat fitrah pada
bulan ramadhan wajib dikeluarkan bagi orang yang mampu.

Tabel 26
Shalat merupakan kewajiban umat Islam, maka saya
melaksanakan shalat tanpa keterpaksaan.
N= 50
No Alternatif Jawaban F % (P)
1 Sangat setuju 28 56%
2 Setuju 22 44%
3 Tidak Setuju 0 0%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 50 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa lebih dari setengah siswa menyatakan sangat setuju
Shalat merupakan kewajiban umat Islam, maka saya melaksanakan shalat tanpa keterpaksaan
(56%), Sedangkan hampir setengah dari mereka menyatakan setuju bahwa Shalat merupakan
kewajiban umat Islam, maka saya melaksanakan shalat tanpa keterpaksaan (44%), Dan tidak
ada satu orang pun yang menyatakan tidak setuju (0%) dan sangat tidak setuju (0%) bahwa
Shalat merupakan kewajiban umat Islam, maka saya melaksanakan shalat tanpa keterpaksaan
Dengan demikian siswa sangat setuju bahwa. Zakat fitrah pada bulan ramadhan wajib
dikeluarkan bagi orang yang mampu.

Tabel 27
Saya selalu memberi salam jika bertamu di rumah orang lain.
N= 50
No Alternatif Jawaban F % (P)
1 Sangat setuju 24 48%
2 Setuju 24 48%
3 Tidak Setuju 2 4%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 50 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir setengah siswa menyatakan sangat setuju
bahwa selalu memberi salam jika bertamu di rumah orang lain.(48%), Sedangkan hampir
setengah dari mereka menyatakan setuju bahwa selalu memberi salam jika bertamu di rumah
orang lain. (48%), sebagian kecil lainnya menyatakan tidak setuju bahwa selalu memberi
salam jika bertamu di rumah orang lain (4%) dan tidak ada satu orang pun yang menyatakan
sangat tidak setuju bahwa selalu memberi salam jika bertamu di rumah orang lain (0%).
Dengan demikian siswa sangat setuju bahwa selalu memberi salam jika bertamu di rumah
orang lain.

Tabel 28
Menjawab salam adalah wajib hukumnya oleh karena itu saya wajib menjawabnya
apabila ada orang yang memberi salam.
N= 50
No Alternatif Jawaban F % (P)
1 Sangat setuju 30 60%
2 Setuju 20 40%
3 Tidak Setuju 0 0%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 50 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan sangat setuju
bahwa Menjawab salam adalah wajib hukumnya oleh karena itu saya wajib menjawabnya
apabila ada orang yang memberi salam (60%), Sedangkan hampir setengah dari mereka
menyatakan setuju bahwa Menjawab salam adalah wajib hukumnya oleh karena itu saya
wajib menjawabnya apabila ada orang yang memberi salam (40%), dan tidak ada satu orang
pun yang menyatakan tidak setuju (0%) dan sangat tidak setuju (0%) bahwa Menjawab
salam adalah wajib hukumnya oleh karena itu saya wajib menjawabnya apabila ada orang
yang memberi salam. Dengan demikian siswa sangat setuju Menjawab salam adalah wajib
hukumnya oleh karena itu saya wajib menjawabnya apabila ada orang yang memberi salam.

Tabel 29
Saya berusaha menolong teman yang sedang dalam kesulitan,
karena tolong menolong adalah kewajiban sesama manusia.
N= 50
No Alternatif Jawaban F % (P)
1 Sangat setuju 24 48%
2 Setuju 26 52%
3 Tidak Setuju 0 0%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 50 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir setengah dari siswa menyatakan sangat
setuju bahwa menolong teman yang sedang dalam kesulitan, karena tolong menolong adalah
kewajiban sesama manusia (48%), Sedangkan lebih dari setengahnya mereka menyatakan
setuju bahwa menolong teman yang sedang dalam kesulitan, karena tolong menolong adalah
kewajiban sesama manusia (52%), dan tidak ada satu orang pun yang menyatakan tidak
setuju (0%) dan sangat tidak setuju (0%) bahwa menolong teman yang sedang dalam
kesulitan, karena tolong menolong adalah kewajiban sesama manusia Dengan demikian
siswa setuju menolong teman yang sedang dalam kesulitan, karena tolong menolong adalah
kewajiban sesama manusia
Tabel 30
Sesama teman tidak boleh saling bermusuhan.
N= 50
No Alternatif Jawaban F % (P)
1 Sangat setuju 20 40%
2 Setuju 30 60%
3 Tidak Setuju 0 0%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 50 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir setengah siswa menyatakan sangat setuju
bahwa Sesama teman tidak boleh saling bermusuhan (40%), Sedangkan sebagian besar dari
mereka menyatakan setuju bahwa Sesama teman tidak boleh saling bermusuhan (60%), dan
tidak ada satu orang pun yang menyatakan tidak setuju (0%) dan sangat tidak setuju (0%)
bahwa Sesama teman tidak boleh saling bermusuhan. Dengan demikian siswa setuju Sesama
teman tidak boleh saling bermusuhan.

Tabel 31
Sikap bergotong royong adalah sikap yang terpuji.
N= 50
No Alternatif Jawaban F % (P)
1 Sangat setuju 24 48%
2 Setuju 26 52%
3 Tidak Setuju 0 0%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 50 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir setengah siswa menyatakan sangat setuju
bahwa Sikap bergotong royong adalah sikap yang terpuji (48%), Sedangkan lebih dari
setenga mereka menyatakan setuju bahwa Sikap bergotong royong adalah sikap yang terpuji
(52%), dan tidak ada satu orang pun yang menyatakan tidak setuju (0%) dan sangat tidak
setuju (0%) bahwa Sikap bergotong royong adalah sikap yang terpuji. Dengan demikian
siswa setuju Sikap bergotong royong adalah sikap yang terpuji.

Tabel 32
Jika teman kamu bersalah, maka kamu akan memaafkannya
N=50
No Alternatif Jawaban F % (P)
1 Sangat setuju 19 38%
2 Setuju 30 60%
3 Tidak Setuju 1 2%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 50 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil siswa menyatakan sangat setuju
bahwa Jika teman kamu bersalah, maka kamu akan memaafkannya (38%), Sedangkan
sebagian besar menyatakan setuju bahwa Jika teman kamu bersalah, maka kamu akan
memaafkannya (60%), sebagian kecil lainnya menyatakan tidak setuju bahwa Jika teman
kamu bersalah, maka kamu akan memaafkannya (2%) dan tidak ada seorang pun menyatakan
sangat tidak setuju bahwa Jika teman kamu bersalah, maka kamu akan memaafkannya (0%),
Dengan demikian mereka setuju bahwa Jika teman kamu bersalah, maka kamu akan
memaafkannya.

Tabel 33
Terhadap orang tua dan guru saya harus hormat.
N= 50
No Alternatif Jawaban F % (P)
1 Sangat setuju 34 68%
2 Setuju 15 30%
3 Tidak Setuju 1 2%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 50 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan sangat setuju
bahwa Terhadap orang tua dan guru saya harus hormat. (68%), Sedangkan sebagian kecil
dari mereka menyatakan setuju bahwa Terhadap orang tua dan guru saya harus hormat.
(30%), sebagian kecil lainnya menyatakan tidak setuju bahwa Terhadap orang tua dan guru
saya harus hormat.. (2%) dan tidak ada satu orang pun yang menyatakan sangat tidak setuju
bahwa (0%) bahwa Terhadap orang tua dan guru saya harus hormat. Dengan demikian siswa
sangat setuju bahwa Terhadap orang tua dan guru saya harus hormat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan penelitian terhadap siswa/siswi kelas XI SMA Negeri 3
Kota Tanggerang Selatan tentang “ Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam”, maka dari hasil data yang diperoleh melalui penyebaran angket, observasi,
dan wawancara dapat di ambil kesimpulan bahwa :
1. Pelaksanaan PAI di SMA Negeri 3 Kota Tanggerang selatan dilaksanakan dengan baik
dan dilaksanakan dengan durasi 2 jam dalam seminggu, dan tidak ada penambahan jam
mata pelajaran PAI bagi siswa yang tidak mengikuti atau tidak hadir dalam 2 jam mata
pelajaran PAI tersebut. Untuk pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di luar jam sekolah
SMA Negeri 3 Kota Tanggerang Selatan mengadakan kegitan Rohis, keputerian, shalat
Zhuhur berjamaah, shalat Jum’at berjamaah, baca tulis Al-qur’an serta tajuwidnya,
pengetahuan kajian keIslaman sejarah perkembangan Islam. Namun terdapat kekurangan
dalam pelaksanaan PAI di sekolah ini seperti siswa tidak mempunyai dasar baca tulis Al-
Qur’an serta tidak tersedianya alat-alat praktek, namun hal ini dapat diatasi oleh guru PAI
dengan cara memberikan tugas-tugas kepada siswa baik individu maupun kelompok
khususnya dalam hal baca tulis Al-Qur’an. Kemudian untuk kelengkapan alat praktek
guru PAI memerintahkan setiap siswa untuk membawa alat-alat praktek baik secara
individu ataupun kelompok.
2. Persepsi siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada garis besarnya
para siswa mempunyai persepsi yang baik. Hal ini Nampak pada hasil angket yakni
mereka mengikuti pelajaran PAI dengan baik. Pelajaran PAI terutama di SMA negeri 3
Kota Tanggerang Selatan perlu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti shalat
lima waktu wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang sudah baligh, zakat fitrah wajib
dikeluarkan bagi orang muslim yang mampu, memberi salam ketika bertamu ke rumah
orang lain, serta berbuat baik dan hormat kepada orang tua, guru dan tetangga.

B. Saran-saran
Berdasarkan pengamatan penulis secara langsung terjun ke lapangan maka ada
beberapa saran-saran yang penulis sampaikan, berikut diantaranya:
1. Bagi para orang tua hendaknya membantu serta mendukung anak dalam pembelajaran
PAI baik di rumah ataupun di sekolah. Artinya bahwa tidak menyerahkan anak seutuhnya
pada pihak sekolah saja, tetapi para orang tua di rumah mengarahkan anaknya dalam
bidang agama.
2. Bagi para guru hendaknya lebih ditingkatkan lagi kreatifitasnya dalam menyampaikan
pelajaran agama sehingga anak berminat dan mau belajar agama serta mereka dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Guru juga harus bisa menjadi tauladan
bagi siswa-siswinya sehingga sikap tauladan tersebut ditiru oleh siswa-siswinya.
3. Guru PAI hendaknya menyampaikan materi dengan berbagai macam metode, agar tidak
monoton. Manfaatkan media yang menunjang pembelajaran PAI agar daya serap siswa
lebih tinggi.
4. Bagi pihak sekolah, pelajaran PAI di sekolah perlu dipertinggi mutunya, dengan
disediakan kelengkapan alat-alat praktek ibadah, guna mempermudah proses belajar
mengajar.
5. Hendaknya pemerintah memperhatikan status guru PAI di sekolah SMA Negeri 3 Kota
Tanggerang Selatan, karena dari empat guru PAI yang ada di sekolah tersebut hanya ada
satu yang PNS, dari ketiga guru PAI tersebut salah satu yang sudah hampir mengabdi 10
tahun di sekolah itu, namun statusnya masih honorer.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, Noor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi aksara, 2004,
Ed.1.Cet.4, h. 255

Ali, Muhammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1998

Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pres, 2002, cet
ke- 1

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek, Jakarta: Rineka Cipta,
2002, cet.12

________, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi), (Jakarta, Bumi Aksara, 2005), Cet 5

Baihaqi, MIF, Dkk, Psikiatri (Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan), Bandung:


RefikaAditama, 2005

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: Syaamil Cipta Media

Departemen Agama RI, Kendali Mutu pendidikan Agama Islam, Jakarta: Derektorat Jend
Pembinaan Kelembagaan Islam, 2001

Departemen Agama, Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional, Jakarta: 2005

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002,
cet. Ke-2

Echols, Jhon M. dan Sadily, Hasan, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: Gramedia, 1995

Gunarsa, Singgih Dirga, Pengantar Psikologi, Jakarta: Sumber Widya, 1992, cet. Ke-4

Hasan, M. Iqbal, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian & Aplikasinya, Bogor: Ghalia
Indonesia

Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Raja Grafindo Persada: Jakarta, 1999), Cet ke- 1

Indrakusuma, Amir Daien, Ilmu pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1973

Irwanto, dkk., Psikologi Umum Buku Panduan Mahasiswa, Jakarta: Gramedia, 1989

Iska, Zikri Neni, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta: Kizi Brother,
2008

Majid, Abdul, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi ; Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004

_______, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja rosda Karya, 2006,
Cet ke- 3
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan PAI di Sekolah, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2004, cet ke-3

_______, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan


Perguruan Tinggi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada) , 2007

Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007

Pidarta, Made, Landasan Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997, cet.ke-1

Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000,
cet. Ke-13

Rahmat, Jalaludin, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2005

Sabiq, Sayyid, Aqidah Islam Pola Hidup Manusia Beriman, (Penterjemah A. Faqih), Bandung:
CV Diponegoro, 1987, cet.I

Sabri, Alisuf, Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1999

Sadulloh, Uyoh, Pengantar Filsafat Pendidikan, Alfabeta: Bandung, 2006, Cet ke-3

Sarwono, Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, 1976

Shaleh, Abdul Rachman, Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif
Islam, Jakarta: Kencana,2004, cet. Ke-1, Ed, Ke-1

Shaleh, Abdul Rachman, Pendidikan Agama & Pembangunan Watak Bangsa, Jakarta:
Rajagrafindo Persada, 2005

Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003), cet.
Ke-4

Sobur, Alex, Psikologi Umum, Bandung: pustaka Setia, 2003

Suharnan, M. S, Psikologi Kognitif, Surabaya: Srikandi, 2005

Suparta, Muhammad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Amissco, 2003, cet ke-2

Supriadi, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Grafika Karya Utama, 2001, cet. Ke-2

Tafsir, Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1997,
cet. Ke-3

Undang-Undang SISDIKNAS NO. 20 Tahun 2003

Walgito, Bimo, Psikologi Sosial, Yogyakarta: Andi Offset, 1991


Yahya, Al-Imam Abi Zakariah bin Syarof An-Nawawi, Riyadhus Shalihin, Penerjemah Achmat
Sunarto, Jakarta: Pustaka Amani, 1996

Yakan, Fathi, Sifat dan Sikap Seorang Muslim, Penterjemah: Jamaludin Kafi), Surabaya: PT
Bina Ilmu, 1982, cet. I

Yunus, Mahmud, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Jakarta: Hidakarya Agung, 1983,Cet. Ke-
11
Lampiran 1

ANGKET UNTUK SISWA MENGENAI PERSEPSI SISWA TERHADAP MATA


PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Kasus di SMA Negeri 3 Kota
Tanggerang Selatan)

Nama :
Kelas :
Asal Sekolah :
Jenis Kelamin : P / L

PETUNJUK PENGISIAN :
a. Tulislah identitas anda pada tempat yang sudah disediakan.

b. Bacalah dengan teliti seluruh pernyataan di bawah ini.

c. Berilah tanda check list (√) pada kolom jawaban yang tersedia dengan alternative
jawaban yaitu :

SS : Untuk jawaban Sangat Setuju.

S : Untuk jawaban Setuju.

TS : Untuk jawaban Tidak Setuju.

STS : Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju.

d. Jawablah dengan sejujur-jujurnya

KETERANGAN: Jawaban anda pada daftar isian ini tidak mempengaruhi nilai, ujian atau
kenaikan kelas
NO. PERNYATAAN SS S TS STS
1. Saya selalu mengikuti pelajaran PAI dengan baik.
2. Pelajaran PAI bagi saya mudah dipahami.
3. Saya senang membaca buku pelajaran PAI
4. Saya suka membaca materi PAI sebelum
diterangkan guru.
5. Apabila tidak mengerti, saya bertanya pada guru
PAI
6. Saya senang mendengar nasihat-nasihat guru PAI
7. Saya melihat, mendengarkan serta memahami
penjelasan guru PAI.
8. Saya memperhatikan penjelasan guru PAI
9. Dalam belajar PAI, apabila tidak mengerti bagi saya
sebuah masalah
10. Bila saya mempunyai masalah keagamaan, saya
curhat dengan guru PAI.
11. Berprestasi baik pada pelajaran PAI suatu cita-cita
bagi saya.
12. Saya tidak merasa kesulitan mengerjakan tugas PAI
13. Setelah belajar PAI saya merasa ilmu agama saya
bertambah.
14. Saya yakin mampu mengerjakan tugas PAI,
walaupun dianggap sukar oleh teman-teman.
15. PAI sangat bermanfaat bagi saya.
16. Pelajaran PAI tidak membosankan
17. Saya selalu mempelajari PAI di rumah walaupun
tidak ada ulangan/ ujian.
18. Pelajaran PAI perlu diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari.
19. Mengamalkan pelajaran PAI dalam kehidupan
sehari-hari dapat mencapai kebahagiaan hidup dunia
dan akhirat.
20. Belajar PAI kegiatan yang menyenangkan bagi saya.
21. Datang tepat waktu pada saat mengikuti pelajaran
PAI
22. Mampu menguasai materi dalam pelajaran PAI
23. Saya berkeinginan kuat untuk mencapai prestasi
belajar PAI yang tinggi demi masa depan saya
sendiri.
24. Aktif bertanya ketika pelajaran PAI
25. Allah Maha melihat akan segala perbuatan yang
saya lakukan.
26. Sebagai orang Islam saya meyakini akan adanya
hari akhir oleh karena itu saya selalu beribadah
dengan sungguh-sungguh.
27. Saya meyakini bahwa setiap musibah adalah cobaan
oleh karena itu saya bersabar dalam meghadapinya
dan berusaha keluar dari masalah dan musibah itu.
28. Saya yakin Allah akan merubah nasib saya, jika
saya berusaha.
29. Sebagai orang Islam saya yakin bahwa Allah
mendengar segala doa-doa saya.
30. Sebagai orang Islam saya meyakini akan adanya
malaikat Rakib oleh karena itu saya selalu berbuat
baik.
31. Al-Qur’an adalah kitab suci orang Islam, oleh
karena itu saya wajib membacanya.
32. Saya selalu berdoa kepada Allah ketika saya
menghadapi kesulitan agar saya mendapat
petunjukNya.
33. Shalat lima waktu wajib dilaksanakan oleh setiap
muslim yang sudah baligh/dewasa

34. Puasa di bulan Ramadhan adalah wajib, oleh karena


itu saya berusaha menjalankannya walaupun berat
untuk dilaksanakan.
35. Saya melakukan shalat karena kesadaran saya
sendiri.
36. Pergi haji merupakan kewajiban bagi orang yang
mampu

37. Zakat fitrah pada bulan ramadhan wajib dikeluarkan


bagi orang yang mampu

38. Shalat merupakan kewajiban umat Islam, maka saya


melaksanakan shalat tanpa keterpaksaan.
39. Saya selalu memberi salam jika bertamu di rumah
orang lain.
40. Menjawab salam adalah wajib hukumnya oleh
karena itu saya wajib menjawabnya apabila ada
orang yang memberi salam.
41. Saya berusaha menolong teman yang sedang dalam
kesulitan, karena tolong menolong adalah kewajiban
sesama manusia.
42. Sesama teman tidak boleh saling bermusuhan.
43. Sikap bergotong royong adalah sikap yang terpuji.
44. Jika teman kamu bersalah, maka kamu akan
memaafkannya
45. Terhadap orang tua dan guru saya harus hormat.

Lampiran 2
Lampiran 3

ANALISISITEM UJI COBA INSTRUMENT


PERSEPSI SISWA TERHADAP PAI

No. Item
NO RESPONDEN Σy
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
1 A 4 3 3 2 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 166
2 B 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 163
3 C 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 151
4 D 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 149
5 E 3 3 2 2 3 4 3 2 3 2 3 3 3 2 4 2 2 4 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 140
6 F 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 133
7 G 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 4 2 2 4 3 4 2 3 4 2 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 143
8 H 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 4 2 4 4 3 4 4 4 2 4 4 2 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 146
9 I 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 4 4 3 2 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 146
10 J 4 3 3 1 4 3 3 3 2 1 3 3 2 3 3 1 4 4 4 3 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 147
11 K 3 3 2 2 2 4 3 3 3 2 3 4 4 4 4 3 1 4 3 3 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 152
12 L 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 150
13 M 3 3 3 2 3 4 2 2 2 2 3 3 4 1 4 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 136
14 N 4 3 2 2 4 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 1 1 4 3 3 3 3 3 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 148
15 O 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 4 2 4 2 1 4 3 3 3 3 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 147
16 P 3 2 2 2 3 3 3 2 2 1 3 3 4 3 4 1 4 4 3 2 2 3 3 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 143
17 Q 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 4 3 3 2 1 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 143
18 R 3 1 2 3 4 4 3 2 2 1 4 2 3 3 4 3 3 4 4 2 3 1 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 150
19 S 3 3 2 2 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2 3 2 2 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 141
20 T 3 3 2 2 3 3 3 3 1 2 3 3 4 2 3 3 2 4 4 3 3 3 3 1 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 139
21 U 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 4 3 2 4 4 2 3 1 4 1 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 136
22 V 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 4 3 2 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 128
23 W 3 3 2 2 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 2 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 143
24 X 3 3 1 1 3 3 2 3 2 2 3 3 4 1 3 1 2 3 3 2 2 2 3 1 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 2 3 3 3 3 3 2 4 119
25 Y 3 2 2 2 2 3 3 3 3 1 3 4 4 3 3 1 2 4 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 126
26 Z 3 3 3 2 2 3 2 2 3 1 4 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 2 4 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 134
27 AA 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 3 2 4 3 4 1 2 4 4 3 3 1 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 149
28 AB 3 3 2 2 2 3 2 3 2 1 3 2 3 3 4 3 1 4 4 2 3 2 3 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 137
29 AC 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 4 2 4 3 3 4 4 3 3 2 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 134
30 AD 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 150
Jumlah 4289
DATA VALIDITAS PERSEPSI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN PAI

NO ΣX ΣX² ΣY ΣY² ΣX.Y thitung ttabel Status


1 96 312 4289 616067 13785 0,511 0,361 valid
2 85 253 12199 0,250
3 75 199 10786 0,344
4 66 156 9506 0,397 valid
5 89 279 12831 0,514 valid
6 99 333 14195 0,306
7 86 252 12371 0,604 valid
8 84 242 12038 0,205
9 78 216 11192 0,208
10 58 122 8339 0,278
11 91 283 13022 0,084
12 87 265 12452 0,072
13 103 363 14679 -0,823
14 78 218 11280 0,614 valid
15 105 375 15059 0,323
16 70 184 10068 0,247
17 69 181 9923 0,229
18 113 431 16190 0,279
19 108 396 15445 0,031
20 87 259 12471 0,092
21 77 205 11024 0,106
22 76 210 10939 0,327
23 100 342 14319 0,141
24 65 157 9395 0,473 valid
25 114 438 16340 0,355
26 106 382 15237 0,562 valid
27 106 384 15263 0,656 valid
28 109 403 15672 0,625 valid
29 111 417 15955 0,635 valid
30 104 368 14958 0,609 valid
31 108 396 15536 0,663 valid
32 110 410 15815 0,355
33 108 396 15529 0,614 valid
34 112 424 16098 0,659 valid
35 107 391 15397 0,605 valid
36 108 396 15495 0,378 valid
37 106 382 15214 0,405 valid
38 101 349 14510 0,437 valid
39 103 361 14789 0,435 valid
40 107 389 15380 0,566 valid
41 104 368 14957 0,602 valid
42 102 356 14665 0,505 valid
43 107 389 15393 0,655 valid
44 101 351 14561 0,682 valid
45 110 410 15795 0,495 valid

Lampiran 4
210208
9216
9025
8100
8464
6561
5476
6241
6400
7744
7744
8100
8281
6241
8100
7056
7569
7921
8836
6241
6400
5625
5041
7056
4489
5041
5329
7921
6561
5329
8100
ΣY²
Lampiran 5

DATA RELIABILITAS PERSEPSI SISWA TERHADAP MATA


PELAJARAN PAI

N0 ΣX ΣX² ΣY ΣY²
1 96 312 2500 210208
4 66 156
5 89 279
7 86 252
14 78 218
24 65 157
26 106 382
27 106 384
28 109 403
29 111 417
30 104 368
31 108 396
33 108 396
34 112 424
35 107 391
36 108 396
37 106 382
38 101 349
39 103 361
40 107 389
41 104 368
42 102 356
43 107 389
44 101 351
45 110 410

96 2 108 2
312 − 396 −
σ (21) = 30 = 0,16 σ (231) = 30 = 0,24
30 30

66 2 108 2
156 − 396 −
σ (24 ) = 30 = 0,36 σ (233 ) = 30 = 0,24
30 30
89 2 112 2
279 − 424 −
σ (25 ) = 30 = 0,49 σ (234 ) = 30 = 0,19
30 30

86 2 107 2
252 − 391 −
σ (27 ) = 30 = 0,18 σ (235 ) = 30 = 031
30 30
78 2 108 2
218 − 396 −
σ (214 ) = 30 = 0,50 σ (236 ) = 30 = 0,24
30 30

65 2 106 2
157 − 382 −
σ 242 = 30 = 0,54 σ (237 ) = 30 = 0,25
30 30

106 2 1012
382 − 349 −
σ (226 ) = 30 = 0,25 σ (238 ) = 30 = 0,29
30 30

106 2 103 2
384 − 361 −
σ (227 ) = 30 = 0,31 σ (239 ) = 30 = 0,24
30 30

109 2 107 2
403 389 −
σ (228 ) = 30 = 0,23 σ (240 ) = 30 = 0,24
30 30

1112 104 2
417 − 368 −
σ (229 ) = 30 = 0,21 σ (241) = 30 = 0,25
30 30

104 2 102 2
368 − 356 −
σ (230 ) = 30 = 0,25 σ (242 ) = 30 = 0,30
30 30

107 2 1012
389 − 351 −
σ (243 ) = 30 = 0,24 σ (244 ) = 30 = 0,36
30 30

110 2
410 −
σ (245 ) = 30 = 0,22
30
∑σ 2
b = 0,16 + 0,36 + 0,49 + 0,18 + 0,50 + 0,54 + 0,25 + 0,31 + 0, 23 + 0, 21 + 0,25 + 0,24 +
0,24 + 0,19 + 0,31 + 0,24 + 0,25 + 0,29 + 0, 24 + 0,24 + 0,25 + 0,30 + 0,24 + 0,36 + 0, 22 = 7,09
2 2
( skor total ) (2500)
∑ kuadratskor −
N
210208 −
30 210208 − 208333,3
σ c2 = = = = 62, 4
N 30 30
 K   ∑σ   25   7,09  25
2
b
α=   1 − σ 2 =  1 − = × 1 − 0,11 = 1,041 × 0,89 = 0,926
 (k − 1)   t   25 − 1  62,4  24
Lampiran 7
DATA HASIL PENELITIAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN PAI

NO BUTIR ANGKET
NO RESPONDEN Σ
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 A 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 94
2 B 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 91
3 C 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 89
4 D 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 92
5 E 4 2 3 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 86
6 F 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 82
7 G 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 76
8 H 2 2 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 2 3 4 4 3 4 3 3 4 84
9 I 3 2 2 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 85
10 J 3 2 3 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 86
11 K 3 2 3 3 2 2 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 79
12 L 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 86
13 M 3 2 3 3 2 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 81
14 N 3 1 2 3 3 1 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 81
15 O 4 4 4 2 2 3 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 87
16 P 4 3 4 3 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 90
17 Q 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 89
18 R 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 91
19 S 3 3 2 4 3 3 4 4 4 2 2 4 3 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 84
20 T 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 89
21 U 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 88
22 V 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 71
23 W 3 2 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 88
24 X 4 2 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 88
25 Y 3 3 2 3 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 78
26 Z 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 89
27 AA 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 94
28 AB 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 92
29 AC 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 91
30 AD 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 87
31 AE 3 3 3 3 2 2 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 78
32 AF 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 84
33 AG 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 2 3 4 4 4 4 3 3 2 83
34 AH 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 88
35 AI 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 83
36 AJ 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 2 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 84
37 AK 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 85
38 AL 4 3 3 3 4 3 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 86
39 AM 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 4 4 85
40 AN 4 4 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 86
41 AO 4 4 4 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 85
42 AP 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 86
43 AQ 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 88
44 AR 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 81
45 AS 2 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 82
46 AT 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 88
47 AU 1 2 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 85
48 AV 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 84
49 AW 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 89
50 AX 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 88
4286

Anda mungkin juga menyukai