Oleh
MUH NASEKUN, S.Pd
NIM. MI. 12.038
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2015
i
ii
iii
MOTTO
اى َح ِدَثًا َُ ْفتَ َس ٰي َو ٰلَ ِك ْي ِ ص ِه ْن ِعث َْسجٌ ِِلُولٍِ ْاِلَ ْلثَا
َ ب ۗ َها َك ِ ص َ َاى فٍِ ق َ لَقَ ْد َك
َ ُصُ َل ُك ِّل َش ٍْ ٍء َوهُدًي َو َزحْ َوحً لِقَ ْى ٍم َ ُْؤ ِهن
ىى ِ ق الَّ ِرٌ تَُ َْي ََ َد َْ ِه َوتَ ْف
َ َتَصْ ِد
Artinya : “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi
orang-orang yang mempunyai akal. Al-Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat,
akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala
sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”.
(QS. Yusuf : 111)1
1
al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta : Departemen Agama Republik Indonesia, 1971, 366.
2
Ibnu Abbas. Hadist tentang Kewajiban Mencari Ilmu. Melalui https://www. facebook.com/
kurmamotivation/posts/558822584159570(20-02-15) 2010.
iv
PERSEMBAHAN
memberi suport.
v
ABSTRAK
Integrasi Nilai-Nilai Islam Dalam Pembelajaran IPS Sejarah di Kelas VIII MTs
Ma‟arif Wadas Kandangan Temanggung oleh Muh Nasekun, S.Pd.
Kata Kunci : Integrasi, Nilai-Nilai Islam, Pembelajaran IPS Sejarah.
Latar belakang penelitian ini adalah adanya kontradiksi antara tujuan
pengajaran sejarah dengan materi pembelajaran sejarah. Agama dijadikan tujuan,
tapi sumber-sumber yang berasal dari agama seperti wahyu tidak dipercayai sebagai
azas pengetahuan. Pelajaran sejarah terlanjur diapersepsi secara sekular, sehingga
harus ada upaya untuk meluruskan kontradiksi tersebut dengan pengintegrasian nilai-
nilai Islam dalam pembelajaran IPS Sejarah apalagi di madrasah yang nyata-nyata
merupakan lembaga pendidikan Islam.
Tujuan penelitian : (1) Untuk mengetahui implementasi integrasi nilai agama
Islam pada pembelajaran IPS Sejarah di kelas VIII MTs Ma‟arif Wadas Kandangan
Temanggung; (2) Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan pembelajaran IPS
Sejarah di Kelas VIII MTs Ma‟arif Wadas Kandangan Temanggung yang
diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam; (3) Untuk mengetahui perangkat sistem
pembelajaran IPS Sejarah di kelas VIII MTs Ma‟arif Wadas Kandangan Temanggung
yang diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam.
Penelitian ini termasuk dalam deskriptif eksploratif dengan menggunakan
metode naturalistik karena penelitiaannya dilakukan pada kondisi yang alamiah
(natural setting). Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Subyek penelitian adalah semua fihak yang terkait
dengan penanaman nilai agama Islam di MTs Ma‟arif Wadas. Obyek penelitian
adalah proses pembelajaran IPS Sejarah di kelas VIII yang terintegrasi dengan nilai-
nilai Islam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi integrasi nilai-nilai agama
Islam dalam pembelajaran IPS Sejarah dilakukan dengan menetapkan bidang kajian
yang akan dipadukan antara mata pelajaran IPS Sejarah dengan Pendidikan Agama
Islam. Kemudian mempelajari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS
Sejarah dengan Pendidikan Agama Islam. Berikutnya mengidentifikasi beberapa
Kompetensi Dasar dalam berbagai Standar Kompetensi yang memiliki potensi untuk
diintegrasikan. Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
serta menyajikan di kelas. Keunggulan pembelajaran ini dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa dan meningkatkan kerjasama antar guru mata pelajaran.
Sedang kelemahannya keterbatasan guru IPS Sejarah tentang pemahaman dalil-dalil
al-Qur‟an dan Hadist karena memang bukan berlatar belakang pendidikan agama
Islam, serta belum ada buku ajar yang mengintegrasikan materi pelajaran dengan
nilai-nilai Islam. Perangkat sistem pembelajarannya disusun dengan menetapkan
bidang kajian yang akan diitegrasikan antara mata pelajaran IPS Sejarah dengan
Pendidikan Agama Islam yang memiliki potensi untuk diintegrasikan.
vi
PRAKATA
يم
ِ مه ال َّر ِح
ِ س ِم هللاِ ال َّر ْح
ْ ِب
Alhamdulillah, atas limpahan rahmat dan hidayah Allah SWT penulis dapat
menyelesaikan tesis dengan judul “Integrasi nili-nilai Islam dalam pembelajaran IPS
Sejarah di kelas VIII MTs Ma’arif Wadas Kandangan Temanggung” yang menjadi
Tesis ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagi fihak. Oleh karena itu
Salatiga.
3. Bapak Dr. Phil. Widiyanto, M.A. selaku Ketua Program Study Pendidikan Agama Islam
4. Bapak Dr. H. Sa‟adi, M.Ag. dan Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. atas bimbingannya
5. Bapak Drs. Yusuf Purwanto, M.Ag. selaku Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kantor
6. Keluarga besar MTs Ma‟arif Wadas Kandangan Temanggung atas izin penelitian dan
vii
7. Semua fihak yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan tesis ini.
Semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang berlipat ganda
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, maka kritik dan saran
dari pembaca sangat kami harapkan. Semoga tesis ini barokah dan banyak manfaatnya.
Penulis,
viii
DAFTAR ISI
PENGESAHAN ……………………………………………………………...... ii
MOTTO……………………………………………………………………...........iv
PERSEMBAHAN ……………………………………………………………… v
ABSTRAK ……………………………………………………………………... vi
PRAKAT………………………………………………………………………..viii
BAB I : PENDAHULUAN
E. Metode Penelitian……………………………………………… 19
ix
1. Pengertian Pembelajaran Integrasi ……………...……........... 29
x
BAB III : PRESENTASI DATA / LAPORAN HASIL PENELITIAN……….81
xi
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 152
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.9 Struktur Kurikulum 2013 untuk kelas VII ……………………. … .101
Tabel 4.1 Point Pelanggaran Tata Tertib pada MTs Ma‟arif Wadas ..………. 126
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
cita-cita yang sangat mulia dan luhur, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
adalah suatu keharusan bagi setiap muslimin dan muslimah, sebab pendidikan
1
2
berada di peringkat ke-64 untuk pendidikan di seluruh dunia dari 120 negara.
dilakukan lembaga PISA yang digelar setiap tiga tahun sekali. Dengan kata
Development,oecd.org.
3
Rachmad Faisal Harahap, Astaga RI Peringkat ke 64 untuk Pendidikan, http://kampus.
okezone.com/Red/2013/06/01/373/816065. diakses pada hari Jum‟at, 17 Oktober 2014 ; 21.00
2
3
memperoleh skor 375 dan skor 382 untuk ilmu pengetahuan. Bila
Indonesia juga tak kalah lebih baik dari Malaysia. Negara Jiran menempati
posisi 52 dari seluruh negara anggota PISA dengan perolehan 421 untuk
Sepanjang bulan April sampai Juni 2014 saja banyak kasus kenakalan
pelajar Indonesia yang sangat memprihatinan. Mulai dari kasus transaksi jual
yang dilakukan oleh Febri Gunawan pelajar kelas III sebuah SMK di
Makasar Jakarta Timur karena dianiaya oleh kakak kelasnya hanya masalah
4
Ari Purwanto, Wajah Pendidikan Indonesia, https://www.google.ae/search? diakses pada
hari Jum‟at, 17 0ktober 2014; 21.09.
5
Tribun Jateng, Selasa 8 April 2014, 9.
6
Tribun Jateng, Sabtu,28 Juni 2014, 15.
7
Tribun Jateng, Senin, 5 Mei 2014, 9.
8
Tribun Jateng, Senin, 26 Mei 2014,7.
3
4
seniornya.9
sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat yang sehat dan cerdas
dengan (1) kepribadian yang kuat dan relegius serta mampu menjunjung
Pendidikan tidak hanya menjadikan orang sekedar mengenal atau paham akan
hanya sekedar transfer of knowledge tetapi juga transfer of values dalam arti
lebih berarti dibandingkan hanya sekedar hafal atau tahu tentang ilmu
pengetahuan.
9
Tribun Jateng, Rabu, 25 Juni 2014, 13.
10
Jalal F & Supriyadi D, Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah, Yogyakarta:
Adi Citra Karya Nusa, 2001, 67.
4
5
putra-putri bangsa tidak kehilangan ruh dan hakikat tujuan yang sebenarnya,
undang11.
siri, penyalahgunaan obat terlarang dan korupsi yang telah membudaya dalam
dengan VCD porno, pelecehan seksual, narkoba, geng motor, dan perjudian.
11
Haryanto, Tujuan Pendidikan Nasional dalam UUD 1945 versi Amandemen, melalui http://
belajarpsikologi.com/tujuan-pendidikan-nasional/html, diakses selasa, 28 Oktober 2014; 21.00.
5
6
Tampak jelas bahwa negeri ini telah berubah menjadi negara dagelan
atau republik sandiwara, yang dipimpin oleh para pejabat negara yang seperti
tanpa beban menjadi terdakwa korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Dalam
malu, dan budaya kerja baik di kalangan para pemimpin maupun di kalangan
rakyat pada umumnya, sehingga sulit untuk mencari tokoh atau figur yang
maupun di kalangan para ahli pendidikan dan para guru, “ Apa yang salah
seperti Qur‟an Hadist, Akidah akhlak, Fiqih, dan sebagainya, di samping itu
12
Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2013, 14.
13
Aditya Mukti, Kualitas Pendidikan Indonesia, melalui http://edukasi. kompasiana.
com/2012/04/13/makalah-kualitas-pendidikan-di-indonesia-saat-ini-454680.html, diakses hari Senin, 8
Desember 2014 ; 11.30.
6
7
Fokus dalam penelitian ini adalah integrasi pada mata pelajaran IPS
Sejarah. Kenapa IPS Sejarah ?, karena mata pelajaran IPS Sejarah merupakan
IPS Sejarah mempunyai tugas mulia dan menjadi pondasi penting bagi
warga dunia.
rahmat, dan huda-petunjuk bagi orang-orang yang mengerti dan beriman (QS
12.111). Sejarah sebagai landasan dasar penuturan wahyu yang diterima oleh
Rasulullah SAW berdampak akbar dalam mengubah karsa, rasa, dan cipta
14
Suryanegara, AM, Api Sejarah 2, Bandung: Salamadani Pustaka Semesta, 2010, vii.
7
8
yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak dan
dengan tegas dituliskan ada empat domain utama tujuan mata pelajaran
sejarah. Bila diringkas empat inti tujuan pelajaran sejarah ini adalah: 1)
15
Rudi Gunawan, Pendidikan IPS Filosofi, Konsep dan Aplikasi, Bandung: Alfabeta, 2013,
196.
16
Sapriya, Pendidikan IPS Filosofi, Konsep dan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2012, 209.
17
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 tahun 2013
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
8
9
Menarik bahwa dua di antara empat tujuan inti pelajaran sejarah ini
adalah ingin mengarahkan peserta didik untuk beragama dan berkarakter baik.
dasar yang juga telah dirumuskan. Agar beragama dengan baik, materi-materi
sejarah yang berisi berbagai cerita tokoh diharapkan bisa dihayati dalam
baik, perilaku baik para tokoh sejarah seperti cinta damai, responsif, semangat
diteladani juga oleh peserta didik. Karakter baik ini pun diusahakan tercapai
peninggalan sejarah. Demikian juga dengan sikap dan perilaku jujur dalam
masih mengadopsi hal-hal yang justru bertolak belakang dengan tujuan yang
sifatnya agamis di atas. Penghayatan sikap beragama para tokoh sejarah pun
akan sangat sulit terwujud jika tokoh-tokoh sejarah Islam tidak digambarkan
memiliki ikatan kuat dengan agamanya. Padahal, motif agama (dakwah dan
Agama dijadikan tujuan, tapi sumber-sumber yang berasal dari agama seperti
9
10
wahyu tidak dipercayai sebagai azas pengetahuan. Sehingga harus ada upaya
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
Fungsi dan tujuan dari pendidikan tersebut akan sulit terwujud tanpa
adanya pemahaman integral antara materi satu dengan materi lain. Tujuan dari
masalah keimanan dan ketaqwaan. Maka akan sangat penting untuk dapat
18
Depdiknas, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, 5.
10
11
dan laku sosial yang baik. Pembelajaran IPS Sejarah di Madrasah Tsanawiyah
mujahid.
misalnya belum adanya modul yang secara tertulis yang dijadikan sumber
19
Pendapat guru-guru IPS MTs Kabupaten Temanggung dalam pertemuan MGMP IPS hari
kamis, tanggal 6 Februari 2014 di MTsN Parakan Temanggung
20
Kurtubi, Sudut Bumi IPS Terpadu untuk SMP/MTs Kelas VIII, Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional, 2009 : 65.
21
Helmihakim, Mata Pelajaran Sejarah dalam Kurikulum 2013, melalui http://catatan-guru
sejarah.blogspot.com/2013/09/implementasi-kurikulum-2013-pada-mata.html, diakses pada hari sabtu,
15 Maret 2014, 21.00.
11
12
belajar IPS Sejarah dan telah terintegrasi dengan nilai-nilai Islam.22. Hal ini
menjadi suatu fenomena yang menarik untuk dikaji lebih jauh melalui
penelitian ini, disaat pembelajaran IPS Sejarah di sekolah atau madrasah lain
dalam hal ini berperan besar untuk menjembatani dikotomis antara mata
G. Rumusan Masalah
22
Fitri Susanti, Integrasi IPS Sejarah dengan Aqidah Ahklak di MTs Ma’arif Wadas,
Wawancara, Sabtu, 15 November 2014, 10.00, di ruang guru.
12
13
nilai Islam?
nilai-nilai Islam?
H. Signifikansi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
integrasi nilai agama Islam dalam proses pembelajaran IPS Sejarah dengan
13
14
a. Manfaat teoritis
sekolah / madrasah.
b. Manfaat praktis :
14
15
I. Kajian Pustaka
ini berangkat dari kesan bahwa Pendidikan Agama Islam sebagai mata
ada hubungan antara agama dan sains yang dipahami siswa. Masing-
terdapat dua model yang berbeda karena faktor guru : (1) Model
15
16
guru.23
PAI dengan sains dengan obyek penelitian pada siswa SMA, sedangkan
Tsanawiyah.
memiliki sistem nilai sikap minat maupun apresiasi secara positif terhadap
23
Mustopa, Pendidikan Integratif Interkonektif Pendidikan Agama Islam dan Saint di SMA 1
Ngantang Malang, Tesis Pascasarjana: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010.
16
17
adalah belum adanya buku standar yang dapat dijadikan pegangan guru
24
M.Ngali Zaenal Makmun, Pembelajaran IPA dan IPS Berbasis Integrasi Interkoneksi,Studi
Kasus di MIN Sumberrejo Mertoyudan Magelang,Tesis PPs UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2011.
25
Rahmat Kamal, Pendidikan Nilai Karakter di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Malang 1,
Yogyakarta: Tesis PPs UIN-Suka, 2012, vi.
17
18
tahun 2010, antara lain : nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,
luas sebagai bagian dari ciri khas madrasah, dan nilai istiqomah atau
Kendala yang dihadapi antara lain: (a) Faktor eksternal yang meliputi
lain guru yang terkadang belum seratus persen bisa disiplin, sarana
18
19
dengan fokus utamanya pada nilai regius. Bahwa didalam sejarah terdapat
warga dunia.
J. Metode Penelitian
19
20
wawancara sendiri.26
nilai agama Islam di MTs Ma‟arif Wadas antara lain kepala madrasah, wakil
kepala bidang kurikulum, guru IPS Sejarah dan guru Aqidah Ahklak serta
guru PAI dan Siswa. Sedangkan obyek penelitian adalah proses pembelajaran
yang terdiri atas tiga elemen yaitu tempat (place) di MTs Ma‟arif Wadas,
pelaku (actors) adalah guru mata pelajaran IPS Sejarah, dan aktivitas
(activity) yaitu interaksi antara guru dan siswa dalam pembelajaran IPS
Sejarah.
Agama Islam kelas VIII sebagai sumber data awal untuk mengetahui bisa
26
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
Bandung: Alfabeta, 2013, 14-15.
20
21
dengan guru mata pelajaran IPS Sejarah dan Pendidikan Agama Islam kelas
mendalam (in depth interview) terhadap guru IPS Sejarah untuk memperoleh
tertulis tentang kebijakan, bahan pelajaran, silabus dan RPP IPS Sejarah yang
dibuat oleh guru yang bersangkutan. Instrumen dalam penelitian ini adalah
27
Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT Gramedia, 1986, 129.
21
22
panduan observasi.
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu.28 Fokus pada penelitian ini adalah bedah
silabus dan RPP mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dicari tema dan
Sejarah.
data melalui ringkasan penting dari data yang telah direduksi sehingga
28
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ,Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D
Bandung: Alfabeta, 2013, 338.
29
Imam Suparyogo, dan Tobroni, Metode Penelitian Sosial Agama, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001, 194.
22
23
kategori antara silabus dan RPP mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali
Islam dalam pembelajaran IPS Sejarah di kelas VIII MTs Ma‟arif Wadas
Kandangan Temanggung.
Uji keabsahan data sangat diperlukan agar data yang tersusun dapat
30
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ,Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D
Bandung: Alfabeta , 345.
23
24
penelitian.
31
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2013, 324.
32
Sugiyono, Memahami Penelitian Kulitatif : Dilengkapi dengan Contoh Proposal dan
Laporan Penelitian, Bandung : Alfabeta, 2005, 72.
24
25
penelitian.
focus penelitian.
33
Rexy J.Moleong, Metodologi…., 330
34
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ,Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D
Bandung: Alfabeta, 2013, 330.
25
26
penelitian.
dan neutrality.
K. Sistematika Penulisan
Secara detailnya penulisan hasil penelitian ini akan disusun dalam bab-
bab sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan satu dengan lainnya.
26
27
penulisan.
terdiri dari empat sub bab. Pada sub bab pertama adalah tentang konsep
sumber nilai, Pendidikan nilai, dan tujuan pendidikan nilai. Sub bab ketiga
Pada sub bab keempat mengenai Pendidikan IPS Sejarah yang berisi
27
28
4. Bab Keempat, akan dibahas tentang analisis data hasil penelitian yang
pembahasan tesis ini yang diharapkan dapat menarik benang merah dari
28
BAB II
LANDASAN TEORI
kesatuan yang utuh atau bulat.35 Istilah integrasi sendiri berasal dari
kurikulum sekolah dengan dunia yang lebih luas. Integrasi ini akan
1. Menuk Hardaniyati dkk, Kamus Pelajar Sekolah Lanjutan Pertama, Jakarta : Pusat Bahasa,
2003, 251-252.
29
30
relationships).36
kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk melihat dan membangun
dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan
pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain yang
dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi
atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar peserta didik maka
36
Hartono, Pendidikan Integratif, Purwokerto : STAIN Press, 2011, 7.
37
Koswara Yudaamijaya, Konsep dasar pembelajaran Terpadu, melalui http://ncosyuda.
blogspot.com /2012/11/.html; diakses senin 27 Oktober 2014 : 22.01.
38
Tim Penulis PGMI, Pembelajaran Tematik, Surabaya : Lapis-PGMI, 2009, 6.
30
31
dengan tema atau peristiwa otentik (alami). Dalam pembelajaran semacam itu,
sesuai dengan aspirasi dan minatnya, dimana dalam pembelajaran terpadu sangat
39
Nasution, Asas-Asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara, 2008,196.
40
Koswara Yudaamijaya, Konsep dasar pembelajaran Terpadu, melalui http://ncosyuda.
blogspot.com /2012/11/.html; diakses senin 27 Oktober 2014 : 22.09.
31
32
didik.
pembelajaran.
a. Landasan filosofis
sebagai berikut:
32
33
b. Landasan Psikologis
sendiri.
berkembang.
c. Landasan Praktis
33
34
mampu berfikir teoritis dan pada saat yang sama mampu berpikir
praktis.41
meliputi:42
pemeran utama yang dituntut untuk aktif dalam berbagai hal terkait
41
Koswara Yudaamijaya, Konsep dasar pembelajaran Terpadu, melalui http://ncosyuda.
blogspot.com /2012/11/.html; diakses senin 27 Oktober 2014 : 22.32.
42
Andrean Perdana, Pengertian, Ciri, Kelebihan, dan Kekurangan Pembelajaran Terpadu,
melalui http://www.andreanperdana.com/2013/04/.html, diakses selasa, 28 Oktober 2014 : 20.57.
34
35
perkembangannya.
b. Otentik
bahwa tidak adanya batasan yang jelas antar mata pelajaran sebagai
35
36
Pembelajaran.
e. Bersikap luwes
mengaitkan bahan ajar dari satu bahan ajar dengan mata pelajaran
36
37
kebutuhan anak.
1) Holistik
nanti, hal ini akan membuat siswa lebih arif dan bijak di dalam
2) Bermakna.
43
Fida Khairunn, Karakteristik Pembelajaran Terpadu, dalam http://surgailmu-kitapunya.
blogspot. ch/2012/10/.html, diakses, selasa 28 Oktober 2014; 22.46.
37
38
3) Otentik
4) Aktif
38
39
dapat :
bermakna.
memanfaatkan informasi.
44
Sukayati, Materi Diklat, Pembelajaran Tematik di SD Merupakan Terapan dari
Pembelajaran Terpadu, Yogyakarta: PPPG, 2004, 4.
39
40
antara lain :
c. Peserta didik terlatih untuk semakin banyak membuat hubungan inter dan
45
Sukayati, Materi Diklat, Pembelajaran Tematik di SD Merupakan Terapan dari
Pembelajaran Terpadu, Yogyakarta: PPPG, 2004, 5.
40
41
Model ini ditandai oleh ciri pemaduan yang hanya terbatas pada satu
berfikir logis, menentukan ciri bentuk dan makna kata-kata dalam puisi,
41
42
antar mata pelajaran yang berbeda secara pararel. Isi cerita dalam
kata.
akibat adanya overlapping konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau
42
43
mata pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah topik
misalnya IPA.
kegiatan pembelajaran.
43
44
berbeda.46
model ini kunci utamanya adalah adanya satu usaha secara sadar untuk
matematika tentang uang dengan konsep jual beli, untung rugi, simpan
46
Kukuh Andri Aka, Model-Model Pembelajaran Terpadu, http://belajarpendidikanku.
blogspot. com/2013/04/ , diakses pada hari Kamis, 4 Desember 2014 ; 22.35.
47
Novi Resmini, Makalah Model-model Pembelajaran Terpadu, Bandung: UPI.tt.
48
Sukayati, Materi Diklat, Pembelajaran Tematik di SD Merupakan Terapan dari
Pembelajaran Terpadu, Yogyakarta: PPPG, 2004, 5.
44
45
Paksa.
masalah.
2. Tidak mendorong guru untuk bekerja secara rutin sacara tim, sehingga
3. Dalam memadukan ide-ide pada satu mata pelajaran, maka usaha untuk
terabaikan.49
49
Sutrisno Widodo, Materi Diklat, Evaluasi dalam pembelajaran terpadu di Sekolah Dasar,
Surabaya : tt, 10-11.
45
46
yang terkait. Dari sub tema tersebut diharapkan aktivitas peserta didk
tema air tersebut pada sub-sub tema, misalnya siklus air, kincir air,
waduk, air sungai, bisnis air mineral, yang terkabung dalam mata
50
Novi Resmini, Makalah, Model………., 7.
51
Sukayati, Materi Diklat; Pembelajaran…….., 5.
46
47
kurikulum
3. Dalam proses pembelajaran guru lebih fokus pada kegiatan dari pada
pengembangan konsep.52
dan sikap yang saling tumpah tindih di dalam beberapa mata pelajaran.
merupakan hal yang terakhir yang ingin dicari dan dipilih oleh guru
52
Novi Resmini, Makalah Model……, 8.
47
48
B. Pendidikan Nilai
1. Pengertian Nilai
antara lain harga dalam arti taksiran harga; harga uang (dibandingkan dng
harga uang yg lain), angka kepandaian, kadar; mutu, banyak sedikitnya isi.54
Nilai juga diartikan sebagai sifat-sifat (hal-hal) yg penting atau berguna bagi
53
Novi Resmini, Makalah Model……, 8-9.
54
Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Lux, Semarang : CV
Widya Karya, 2005, 337.
48
49
etika.55 Dari pengertian ini dapat didefinisikan bahwa Nilai adalah sesuatu
Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan
manusia.
berikut :
b. Nilai ditinjau dari segi harkat adalah kualitas suatu hal yang menjadikan
hal itu dapat disukai, diinginkan, berguna, atau dapat menjadi objek
kepentingan.
c. Nilai ditinjau dari segi Keistimewaan adalah apa yang dihargai, dinilai
tinggi atau dihargai sebagai sesuatu kebaikan. Lawan dari suatu nilai
positif adalah “tidak bernilai” atau “nilai negative”. Baik akan menjadi
suatu nilai dan lawannya (jelek, buruk) akan menjadi suatu “nilai
55
Kamus Bahasa Indonesia Online melalui http://kamusbahasaindonesia.org/nilai, diakses
pada hari Jum‟at, 5 Desember 2014; 19.00.
49
50
d. Nilai ditinjau dari seudut Ilmu Ekonomi yang bergelut dengan kegunaan
dan nilai tukar benda benda material, pertama kali mengunakan secara
perasaan yang diyakini sebagai satu identitas yang memberikan corak khusus
bahwa nilai itu adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan.
Sejalan dengan definisi itu maka hakikat dan makna nilai adalah berupa
rujukan lainnya yang memiliki harga dan dirasakan berharga bagi seseorang.
Untuk menanamkan sebuah nilai atau sesuatu yang bernilai agar menjadi
56
Dudung Rahmat Hidayat, Hakikat dan Makna Nilai, melalui http://file.upi.edu/ Direktori/
FPBS/jur._pend._bhs_arab/195204141980021..pdf, diakses pada hari Jum‟at, 5 Desember 2014; 19.49.
57
Zakiyah Darajat dkk, Dasar-Dasar Agama Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1989, 260.
58
Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, Bandung: Alfabeta, 2004, 11.
59
Dudung Rahmat Hidayat, Hakikat dan Makna Nilai, melalui http://file.upi.edu/ Direktori/
FPBS/jur._pend._bhs_arab/195204141980021..pdf, diakses pada hari Jum‟at, 5 Desember 2014; 20.11.
50
51
sebuah kesadaran dan pedoman tingkah laku serta dapat menjadi sebuah
2. Macam-Macam Nilai
local.
c) temporal.
Metafisik.60
bagi kehidupan manusia selaku pribadi dan selaku anggota masyarakat, serta
individual.61 Nilai ini meliputi nilai ubudiyah dan amaliyah. Sedangkan nilai
insaniyah adalah nilai yang bersumber dari manusia, yakni yang tumbuh atas
60
runzzzz , Macam-macam nilai, melalui http://runzzzz.wordpress.com/2011/05/30/macam-
macam-nilai-menurut-prof-notonegoro-dan-waber-g-everet. diakses pada hari Jum‟at, 5 Desember
2014; 24.46.
61
Muhaimin dkk, Dimensi-dimensi Studi Islam, Surabaya: Karya Abditama, 1993,111.
51
52
oleh ruang dan waktu. Termasuk dalam nilai insaniyah ini adalah nilai
keberlakuannya oleh ruang, ia berlaku dimana saja tanpa ada sekat sedikitpun
Nilai abadi, pasang surut dan temporer sebagai hasil pemilahan nilai
difahami sebagai nilai yang keberlakuannya tidak terbatas oleh waktu, situasi,
dan kondisi. Ia berlaku sampai kapanpun dan tidak terpengaruh oleh situasi
maupun kondisi yang ada. Nilai pasang surut adalah nilai yang
nilai yang keberlakuannya hanya sesaat, berlaku untuk saat tertentu dan tidak
nilai yang merupakan reaksi subyek terhadap obyek, hal ini tergantung kepada
52
53
nilai yang merupakan esensi dari obyek secara logis yang dapat diketahui
melalui akal sehat. Sedangkan nilai obyektif metafisik adalah nilai yang
dari dua kategori nilai, yaitu nilai hakiki dan nilai instrumental. Nilai hakiki
adalah nilai yang bersifat universal dan abadi. Nilai temporal bersifat lokal,
pasang surut dan temporal. Atas dasar kategori nilai diatas, maka nilai agama
3. Sumber-Sumber Nilai.
Dalam kajian etika sebagai salah satu cabang filsafat dijelaskan bahwa
a. Nilai Normatif yang bersumber dari buah pikiran manusia dalam menata
abstrak yang disifatkan pada muatan hokum positif, adat kebiasaan, adat
b. Nilai Preskiptif yang bersumber dari wahyu. Pada nilai preskiptif ini,
62
Muhaimin dkk, Dimensi…………………, 21-22
53
54
Dari kedua sumber nilai diatas, akan mudah difahami bila dilihat
Gambar 2.1
Sumber nilai dari segi filsafat
ETIKA
Salah satu cabang filsafat
(Ilmu yang mempelajari antara baik dan buruk)
Sumbernya
NILAI
63
Maksudin, Pendidikan Nilai Komprehensif; Teori dan Praktek, Yogyakarta: UNY Press
cetakan I, 2009, 21.
54
55
perkembangan manusia dan melahirkan produk the real thing of man atau
b. Norma Acuan Hidup, yakni : norma agama, budaya agama, budaya adat
atau tradisi, hukum positif atau Negara, norma keilmuan, dan norma
4. Pendidikan Nilai
55
56
yang diajarkan melalui sejumlah mata pelajaran, akan tetapi mencakup keseluruhan
suatu aktivitas pendidikan yang penting bagi orang dewasa dan remaja, baik di
dalam sekolah maupun di luar sekolah, karena “penentuan nilai” merupakan suatu
aktivitas penting yang harus kita pikirkan dengan cermat dan mendalam. Maka hal
Dari tiga definisi di atas, dapat dimaknai bahwa Pendidikan Nilai adalah
etika, dan estetika menuju pembentukan pribadi peserta didik yang memiliki
negara.
64
Kaswardi EK, Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000, Jakarta : PT Gramedia Widia
Sarana Indonesia, 1993, 21.
65
Mardiatmaja BS, Tantangan Dunia Pendidikan, Yogyakarta : Kanisius, 1986, 7.
66
http://suksespend.blogspot.com/2009/06/konsep-dasar-dan-filosofi-pendidikan.html. diakses
pada hari Senin, 8 Desember 2014 ; 01.30.
56
57
afektual (affective component & experiences) atau “jati diri” atau hati nurani
manusia (the consiense of man) atau suara hati (al-qolb) manusia dengan perangkat
control).67
dengan tiga dimensi, yakni: identification of a core of personal & social values,
philosopy and rational inquiry into the core, and decision making related to the
core based on inquiry and response. Pendidikan Nilai adalah pendidikan yang
mempertimbangkan objek dari sudut pandang moral yang meliputi etika dan
norma-norma yang meliputi estetika, yaitu menilai objek dari sudut pandang
keindahan dan selera pribadi, serta etika yaitu menilai benar/salahnya dalam
67
http://suksespend.blogspot.com/2009/06/konsep-dasar-dan-filosofi-pendidikan.html. diakses
pada hari Senin, 8 Desember 2014 ; 01.39.
68
http://suksespend.blogspot.com/2009/06/konsep-dasar-dan-filosofi-pendidikan.html. diakses
pada hari Senin, 8 Desember 2014 ; 01.45.
57
58
Dari bebarapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Nilai
kualitas kognitif dan afektif peserta didik. Harapan kedepan perserta didik dapat
yang esensial, karena pada hakekatnya manusia adalah makhluk yang memiliki
69
Mulyana R, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, Bandung : Alfabeta, 2004, 119.
70
Mulyana R, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, Bandung : Alfabeta, 2004. 119.
58
59
untuk mencapai tujuan yang lebih khusus. Seperti dikemukakan komite APEID
nilai kepada anak, (b) menghasilkan sikap yang mencerminkan nilai-nilai yang
yang berlangsung mulai dari usaha penyadaran nilai sampai pada perwujudan
terhadap sebuah konsep lain sehingga menjadi suatu kesatuan yang koheren dan tidak
bisa dipisahkan, atau juga proses pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang utuh
dan bulat. Implementasi konsep integrasi pendidikan nilai dalam pembelajaran dapat
dibagi dalam empat tataran yaitu ; tataran konseptual, institusional, operasional, dan
arsitektural.72
melalui perumusan visi, misi, tujuan dan program sekolah. Secara institusional,
71
http://suksespend.blogspot.com/2009/06/konsep-dasar-dan-filosofi-pendidikan.html. diakses
pada hari Senin, 8 Desember 2014 ; 11.11.
72
Sauri S, Integrasi Imtak dan imtek dalam pembelajaran, Makalah tidak diterbitkan, tt, 3.
59
60
nilai-nilai fundamental agama dan ilmu umum terpadu secara koheren. Sedangkan
lingkungan fisik yang berbasis iptek dan imtak, seperti sarana ibadah yang lengkap,
Beberapa strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran nilai antara lain ;
transinternal.73
dengan memberikan nasehat atau indroktrinasi. Dalam strategi ini memberikan secara
langsung nilai-nilai mana yang baik dan mana yang buruk. Guru memiliki peran yang
menentukan, karena kebaikan/kebenaran datang dari atas dan siswa tinggal menerima
Kelemahan dari strategi ini adalah menjadikan siswa hanya mengetahui atau
menghafal jenis-jenis nilai tertentu yang baik dan yang kurang baik, dan belum tentu
terhadap nilai itu sendiri yang bersifat paksaan, dan paksaan akan efektif apabila
73
Muhaimin dkk, Dimensi-dimensi Studi Islam, Surabaya : Karya Abditama, 1993, 131.
60
61
desertai dengan hukuman dan pujian yang bersifat material. Hal ini jelas tidak
kebalikan dari strategi tradisional. Guru tidak memberitahukan kepada siswa tentang
nilai-nilai yang baik dan buruk, tetapi siswa justru diberi kebebasan sepenuhnya
untuk memilih dan menentukan nilai mana yang akan diambilnya, karena nilai yang
baik bagi orang lain belum tentu baik pula bagi diri siswa sendiri. Dengan demikian
siswa memiliki kesempatan yang seluas-luasnya untuk memilih dan menentukan nilai
yang baik dan tidak baik, peran siswa dan guru sama-sama terlibat aktif.
Strategi yang kedua ini juga ada kelemahannya, antara lain siswa belum tentu
mampu memilih nilai-nilai mana saja yang baik dan kurang baik bagi mereka, karena
itu bimbingan dan arahan dari guru diperlukan. Strategi ini lebih cocok digunakan
penggunaan strategi ini dituntut adanya konsistensi dalam penerapan kriteria untuk
sebagai dasar deduksi untuk menjabarkan konsep teoritik ke dalam terapan pada
61
62
merupakan cara untuk membelajarkan nilai dengan cara melakukan transformasi nilai
terlibat dalam proses komunikasi aktif, yang tidak hanya melibatkan komunikasi
verbal dan fisik, tetapi juga melibatkan komunikasi batin (kepribadian) antar
keduanya.
informasi, pemberi contoh/teladan, serta sumber nilai yang melekat dalam pribadinya.
Siswa menerima informasi dan merespons stimulus guru secara fisik, serta
sesuai dengan kepribadian guru tersebut. Strategi ini yang dianggap sesuai dengan
nilai secara lugas dan jelas tetapi tersamar dan tersirat (kecuali pendidikan agama
dan PPKn). Pada kondisi yang demikian, pengajarlah yang harus memiliki daya
74
Suwarna, Strategi Integrasi Pendidikan Budi Pekerti dalam Pembelajaran berbasis
Kompetensi, Jurnal Cakrawala Pendidikan vol 12, 33-37,
http;//eprints.uny.ac.id/482/1/strategi_integrasi.pdf., 2 juni 2010.
62
63
pendidikan nilai itu tidak disajikan secara tersurat. Pengajar bersama murid harus
mencari nilai-nilai apa sajakah yang terdapat dalam bacaan, contoh, soal, jawaban
dan sebagainya. Pengajar dan pembelajar harus mencari sendiri nilai-nilai yang
dengan kontek.
beberapa hal. Pembelajaran dapat lebih hidup dan interaktif. Materi pembelajaran
Berbeda dengan strategi implisit, pada strategi eksplisit ini semua nilai
disajikan secara jelas, tegas, dan tersurat. Cara eksplisit ini oleh Hurlock dalam
Suwarna disebut metode pengajaran nilai atau budi pekerti luhur secara
langsung.75 Hal ini dapat dilihat pada bacaan, contoh materi, soal yang secara
menyajikan tata karma orang bertamu, hak, tugas, dan kewajiban warga negara,
cinta tanah air, dan sebagainya. Contoh materi langsung mengacu pada kewajiban
75
Suwarna, Strategi Integrasi, ……………………… ……………., 26
63
64
menjadi monoton karena semua materi sudah tersedia di dalam buku pelajaran.
mengembangkan bahan ajar dengan berbagai teknik antara lain tugas yang analog
fenomena budi pekerti yang terjadi di kalangan anak-anak remaja dan masyarakat.
c. Strategi Deduktif
terlebih dahulu, baru kemudian dicari dalam materi (bahan bacaan, contoh, soal,
Tehnik ini cocok untuk diterapkan kelas-kelas rendah. Semakin rendah kelas,
76
Suwarna, Strategi Integrasi ……………………………………………………………………….27
64
65
semakin rendah pula tuntutan untuk berfikir analitis. Taraf apresiasi atau
Apabila pendidikan ini belum disajikan secara tersurat, pengajar tetap bisa
sebagai berikut :
1. Pengajar mencari atau menentukan nilai-nilai yang ada dalam satu bacaan,
kasus, cerita fiksi dan nonfiksi, berita di televise, CD, dan sebagainya. Ini
menjadi acuan.
pembelajaran.
65
66
d. Strategi Induktif
Strategi induktif ini adalah kebalikan dari strategi deduktif. Dalam strategi
and error). Coba-coba ini akan membawa anak pada ketajaman analitis dan
akhirnya berhasil dalam mengidentifikasi nilai-nilai luhur (trial and error and
sucses).
Strategi ini lebih cocok untuk kelas atas (dewasa) dari pada kelas bawah.
untuk orang dewasa. Meraka tidak suka lagi menghafal. Akan tetapi,
suatu fenomena pendidikan nilai. Dengan strategi ini mereka juga merasa diakui
nilai dari berbagai kasus, majalah, surat kabar, rekaman, dan sebagainya.
66
67
tersebut
untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa
ditetapkan.77
belajar siswa lebih lanjut, baik keseluruhan kelas maupun masing-masing kelas.
(perbaikan).
67
68
e. Memberikan informasi tentang semua aspek tingkah laku siswa sehingga guru
yang berkualitas.
tugas terstruktur, project bersifat wajib. Hal ini biasanya terkait dengan fenomena
pendidikan nilai yang harus dikaji, dianalisis, dan dilaporkan oleh pembelajar.
cerita pendek, karikatur atau membuat puisi yang memuat budi pekerti.
bekerja, dan berkarya. Singkatnya adalah cipta, rasa, dan karsa dalam kehidupan
68
69
sehari-hari. Jika pembelajar telah dapat menampilkan budi pekerti luhur, berarti
Pendidikan IPS adalah seleksi dari sisiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta
manusia sebagai individu maupun kelompok dalam konteks waktu dan ruang.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia sejarah artinya : silsilah; asal usul
keturunan; kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.81
Kata sejarah dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Melayu
mengambil-alihnya dari kata Arab, syajarah. Kata itu masuk ke dalam bahasa
78
Suwarna, Strategi Integrasi Pendidikan……………… 33-37.
79
Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, Bandun; PT Remaja Rosdakarya, 2012,
11.
80
Kuswoyo, Arti Sejarah, melalui https://sites.google.com/site/sketsadamai/ home/sej
/metode /artisej,diakses pada hari Rabu, 17 Desember 2014, 20.05.
81
Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Lux, Semarang : CV
Widya Karya, 2005, 464.
69
70
yaitu : pohon, keturunan, asal-usul, dan juga diidentikkan dengan silsilah, riwayat,
babad, tambo, dan tarikh. Lidah Melayu mengucapkan kata itu menjadi sejarah.82
Kata “sejarah” yang berasal dari bahasa Arab “sajaratun” yang berarti
pohon. Hal itu karena pada awalnya kata sejarah digunakan untuk menyebut ilmu
yang mempelajari asal usul keturunan (genealogi) seseorang. Akan tetapi ketika
obyek perhatiannya berkembang menjadi asal usul sebuah peristiwa, maka ilmu
sejarah berubah menjadi ilmu yang mempelajari asal usul peristiwa yang pernah
terjadi.
(Belanda), history (Inggris) yang pengertiaanya sama. Dalam kata history yang
harfiah :83
82
Sidi Gazalba, Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu, Jakarta : Bhratara Karya Aksara, 1981, 1.
83
Sidi Gazalba, Pengantar Sejarah………………………………………………………… 2.
70
71
berikut: “Sejarah adalah gambaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya
sebagai makhluk sosial, yang disusun secara ilmiah dan lengkap, meliputi urutan
fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan, yang memberi pengertian
Sejarah adalah ilmu tentang asal usul dan perkembangan masyarakat dan
bangsa yang berkelanjutan dalam kehidupan masyarakat dan bangsa di masa kini.
landasan dasar penuturan wahyu yang diterima oleh Rasulullah SAW berdampak
akbar dalam mengubah karsa, rasa, dan cipta umat yang mengimaninya. Tanpa
Dalam masa pembangunan dewasa ini, salah satu fungsi pendidikan adalah
84
Sidi Gazalba, Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu, Jakarta : Bhratara Karya Aksara, 1981,, 13.
85
Suryanegara, AM, Api Sejarah 2, Bandung: Salamadani Pustaka Semesta, 2010, vii.
71
72
center for excellence, tetapi juga menjadi wahana dalam upaya memperbaiki
kehidupan social, budaya, politik, dan ekonomi. Sejarah juga memiliki nilai
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah. Bangsa yang
lampau, tidak akan dapat mencapai tujuan. Karena sejarah merupakan saksi
sekaligus sekaligus bukti yang tidak saja menggambarkan realitas dan kenangan-
kenangan indah, tapi juga menyuguhkan kebenaran peristiwa yang bisa dijadikan
pedoman hidup bagi masa kini dan masa yang akan datang. Dengan kata lain,
rencana sebagai alat. Dalam hubungan inilah, kita melihat bahwa pembangunan
yang kita hadapi dewasa ini, mempunyai hubungan dengan sejarah. Apabila kita
hendak melakukan pembangunan, kita harus sadar tentang apa yang akan kita
lakukan. Tujuan kita harus pasti. Dalam merencanakan pembangunan, kita harus
benar- benar paham akan keadaan masyarakat dan negara kita sekarang. Tanpa
86
Rudi Gunawan, Pendidikan IPS, Filosofi, Konsep dan Aplikasi, Bandung: Alfabeta, 2013,
177-178
87
Dudung Abdurahman, Metodologi Penelitian Sejarah, Yogyakarta; Ar-ruzz Media, 2007,
5.
72
73
keliru atau meleset. Untuk betul-betul memahami keadaan sekarang, kita harus
mengerti keadaan masa lalu. Masa lalu adalah sebab dari masa kini. Dengan
sesungguhnya adalah masa kini, dan tujuannya adalah masa datang. Sejarah adalah
politik masa datang. Yacob Burckhardt menyebut sejarah sebagai historia vitae
magistra. Apa yang pernah merupakan suka dan duka, haruslah menjadi
pengetahuan dan kebijaksanaan. Dari pengalaman, kita tidak saja ingin arif untuk
lain kali, tetapi bijaksana untuk selanjutnya. Karena untuk memahami masa kini,
kita harus mengerti masa lalu, karena masa lalu adalah pangkal masa lalu, dan
masac kini adalah ujung masa lalu. Hanya dengan mengerti masa lalu, dan
memahami sepenuhnya masa kini, kita dapat merencanakan masa depan (yang
lebih baik) yang merupakan muara dari masa lalu dan masa kini.89
lingkungannya.
88
Sidi Gazalba, Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu, Jakarta : Bhratara Karya Aksara, 1981, viii-
ix.
89
Wiyono, Metode Penulisan Sejarah, Semarang : IKIP Pres, 1990, 9.
73
74
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
kurikulum 2013 dengan tegas dituliskan ada empat domain utama tujuan mata
pelajaran Sejarah. Bila diringkas empat inti tujuan pelajaran sejarah ini adalah: 1)
sejarah secara detail, maka pelajaran sejarah menjadi menarik dan dapat memberi
pengaruh kepada peserta didik. Pengajaran sejarah dapat juga berfungsi dalam
suatu kesatuan komunitas. Tentu saja dalam kesatuan komunitas realitas tidak
90
Tim Redaksi Ma‟arif Press, Himpunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan MTs/SMP,
Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, Semarang, PW. LP Ma‟arif Jawa Tengah,
2006. 71.
91
Permendikbud Nomor 64 tahun 2013 tentang standar isi pendidikan dasar dan menengah.
92
Tuan guru, fungsi pembelajaran sejarah melalui http://www.tuanguru.com/2012/07/fungsi-
pembelajaran-sejarah.html, diakses pada hari sabtu, 20 Desember 2014 ; 23.00.
74
75
berjalan serasi, selaras dan seimbang begitu saja, melainkan ada ketegangan,
sosio-kultural.
d. Tidak mungkin terjebak pada opini, karena dalam berpikir lebih kritis dan
dibedakan atas sejarah empiris dan sejarah normatif. Sejarah empiris menyajikan
subtansi kesejarahan yang bersifat akademis (untuk tujuan yang bersifat ilmiah).
75
76
nilai dan makna yang sesuai dengan tujuan yang bersifat normatif, sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional. Berkait dengan itu pelajaran sejarah di sekolah paling
tidak mengandung dua misi, yakni; (1), untuk pendidikan intelektual dan (2),
halnya dengan mata pelajaran IPS Sejarah. Adapun karakteristik mata pelajaran
a. Sejarah terkait dengan masa lampau. Masa lampau berisi peristiwa, dan setiap
peristiwa sejarah hanya terjadi sekali. Jadi pembelajaran IPS sejarah adalah
terjadi. Sementara materi pokok pembelajaran sejarah adalah produk masa kini
93
http://www.pustakasekolah.com/karakteristik-mata-pelajaran-sejarah.html, diakses pada
hari ahad, 21 Desember 2014, 09.05.
94
http://www.pustakasekolah.com/karakteristik-mata-pelajaran-sejarah.html, diakses pada
hari ahad, 21 Desember 2014, 10.00.
76
77
peristiwa sejarah.
c. Sejarah ada tiga unsur penting, yakni manusia, ruang dan waktu. Dengan
Sekalipun sejarah itu erat kaitannya dengan waktu lampau, tetapi waktu lampau
waktu lampau, kini dan yang akan datang. Dalam mendesain materi pokok
pembelajaran sejarah dapat dikaitkan dengan persoalan masa kini dan masa
depan. Terutama dalam menyisipkan iman dan taqwa kepada sang khaliq,
e. Sejarah ada prinsip sebab-akibat. Dalam merangkai fakta yang satu dengan fakta
yang lain, dalam menjelaskan peristiwa sejarah yang satu dengan peristiwa
sejarah yang lain perlu mengingat prinsip sebab-akibat, dimana peristiwa yang
satu diakibatkan oleh peristiwa sejarah yang lain dan peristiwa sejarah yang
keyakinan, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan oleh karena dalam memahami
77
78
pengembangan materi pokok dan uraian materi pokok untuk setiap topik/pokok
bukan hanya sekedar sebagai bahan dialog, melainkan lebih dari itu, yaitu agar
peserta didik mampu memahami dan mengerti masa kini atas dasar perspektif
masa lampau.
sejarah akan memberikan nilai lebih, karena tidak hanya sekedar mengetahui
fakta-fakta saja, melainkan juga memahami sebab akibat serta makna yang
pengertian seperti itu, kiranya tidak berlebihan apabila kita menaruh harapan besar
Mengenal diri sendiri berarti mengetahui apa yang dilakukannya, dan nilai sejarah
78
79
terletak pada kenyataan bahwa ia mengajarkan apa yang telah dilakukan oleh
kesadaran sejarah, dan memberi pola pikiran kearah cara berfikir rasional dan
kritis dengan dasar faktual, juga akan mengembangkan fikiran dan penghargaan
dapat diwujudkan dalam kegiatan belajar melalui kegiatan mental yang berbentuk
orang tua, orang lemah, toleransi pada orang lain dan sebagainya.
tertentu bagi siswa, baik positif maupun negatif. Sebab dalam beberapa hal, sikap
lebih merupakan sesuatu yang dikembangkan daripada sesuatu bawaan sejak lahir
95
Cahyo Budi Utomo, Peran Afektif Pengajaran Sejarah di Sekolah, Makalah, IKIP
Semarang, tidak diterbitkan, 2.
79
80
dan “sikap seseorang itu dapat dibentuk melalui pemberian informasi yang
persuasif”.96
pembelajaran IPS Sejarah bagi pembentukan sikap dan karakter peserta didik.
Suka duka perjuangan para pendahulu akan membawa sikap peserta didik
mencintai tanah airnya. Keshalihan para suhada akan membawa sikap siswa yang
agamis. Kegagalan masa lampau akan membawa sikap peserta didik untuk
bijaksana di masa depan, sebaliknya keberhasilan dan kejayaan masa lampau akan
menjadi motivasi bagi peserta didik untuk giat belajar, bekerja, dan berusaha.
96
Cahyo Budi Utomo, Peran Afektif Pengajaran Sejarah ………………., 3.
80
BAB III
PRESENTASI DATA /
wawancara dengan kepala tata usaha maka didapatkan data sebagai berikut :
Jawa Tengah.
( PAIKEM ).
97
Sumanto, Profil Madrasah, Observasi dan Wawancara, Selasa 9 Desember 2014, 09.00 di
ruang tata usaha.
81
82
JUMLAH
NO KELAS KETERANGAN
SISWA
1 VII 65 3 rombongan belajar
2 VIII 78 3 rombongan belajar
3 IX 82 2 rombongan belajar
JUMLAH 225 8 rombongan belajar ( 7 kelas )
1 kelas menggunakan ruang lab. IPA
Keterangan : Jumlah siswa kurang mampu = 51 anak
c. Juara II, Band Favorit, Best Bassis Festival Band PeIajar SMP/MTs
82
83
Temanggung 2014
83
84
100
Data Ruang, Observasi, Selasa 9 Desember 2014, 11.00.
101
Wahyu Hidayat, Daftar Inventaris barang, Wawancara, Selasa 9 Desember 2014, 09.30 di
ruang tata usaha.
84
85
Kuantitas : Baik
85
86
b. LCD : 3 buah
d. Sarana Olah Raga ( Bola Voley, Bola Sepak (3 buah) dan Matras 1 sett
f. Alat Musik Band masih kurang 1 buah gitar dan 1 buah bass
e. Penjaga : 1 Orang
Jumlah : 21 Orang
86
87
Jengkeling desa Wadas kecamatan Kandangan. Berada pada jalur jalan raya
Sedang arah timur laut terdapat SMP Negeri 2 Kandangan, MTs Muallimin
2. Arah timur dan masih satu wilayah pemerintahan desa Wadas ada SMP
87
88
Temanggung.
wilayah pemerintahn desa terutama dalam penjaringan peserta didik dan mutu
kelulusan.102
102
Mahlubin, letak geografi dan peta siswa, wawancara, Selasa 9 Desember 2014, 09.30 di
ruang guru.
88
89
Temanggung.103
bangunan bekas lumbung desa. Pada tahun kedua dan ketiga jumlah siswa
besar dengan semakin banyaknya jumlah siswa akhirnya mengetuk hati fihak
milik desa untuk didirikan sebuah gedung Madrasah. Pada tanggal 10 Oktober
menempati gedung baru yang terdiri dari 4 lokal yang dugunakan 3 lokal
untuk ruang kelas / ruang KBM dan 1 ruang untuk kantor dibagi dalam ruang
103
Sumanto, Data pendirian Madrasah, wawancara, selasa 9 Desember 2014, 10.00 di ruang
tata usaha.
89
90
swadaya wali murid dan bantuan berbagai fihak antara lain kementrian agama
dan Pemerintah Daerah pada tahun ajaran 1994-1995 Madrasah ini telah
ruang tata usaha yang digunakan juga sebagai ruang perpustakaan. Sejak saat
itu MTs Ma‟arif Wadas ini bisa dikatakan sudah kondusif melaksanakan
Perkembangan pesat terjadi pada periode tahun 2007 s.d 2012 ketika
MTs Ma‟arif Wadas mendapat hampir dalam tiap tahun anggaran selalu
mendapat bantuan dana pemerintah. Tahun 2007 dari Bansos APBD 1 Jawa
rehabilitasi 2 ruang kelas, 4 toilet / kamar mandi, dapur, dan ruang kepala
yang digunakan untuk rehab 1 ruang kelas. Tahun 2009 dapat Bansos APBD
1 lewat Dinas Pendidikan yang digunakan untuk rehab 2 ruang kelas. Tahun
104
H. Imam Suwarso, Selayang Pandang MTs Ma’arif Wada Kandangans, Makalah, 1988.
105
H. Irwan, Perkembangan MTs Ma’arif Wadas, Wawancara, Sabtu, 20 Desember 2014,
09.45, di ruang Kepala Madrasah.
90
91
Suatu hal yang tidak bisa ditinggalkan adalah swadaya/infaq dari wali
murid juga sangat besar karena bisa mendampingi APBD 1 tahun 2007 untuk
rehabilitasi dapur dan kamar mandi, Bansos 2009 untuk kekurangan rehab 2
ruang kelas, bantuan Kanwil Kemenag tahun 2011 untuk menutup kekurangan
karena harus membangun 2 ruang kelas di lantai 2, dan swadaya tahun 2012
revolusi bagi kami, ini semua adalah anugrah yang begitu besar dari Allah
SWT.107
organisasi MTs Ma‟arif Wadas dapat dilihat skemanya pada data dinding
106
Dwi Hidayati, Laporan Bendahara Komite, Observasi dan Wawancara, Selasa, 9 Desember
2014, 11.35 di ruang tata usaha.
107
Dwi Hidayati, Laporan Bendahara Komite, Observasi dan Wawancara, Selasa, 9 Desember
2014, 11.45 di ruang tata usaha.
91
92
Ka. TU
M. Sumanto
Guru
Keterangan :
Garis Koordinatif/Konsultatif
Garis Instruktif
Wakil Kepala Madrasah, Wali Kelas, dan Guru antara lain sebagai berikut :109
108
Sumanto, Struktur Organisasi MTs Ma’arif Wadas, Observasi dan Wawancara, Selasa
9 Desember 2014, 10.10 di ruang tata usaha.
92
93
109
Agus Wijatmiko, Rincian tugas pegawai, wawancara, selasa, 9 Desember 2014, 11.00 di
ruang guru.
93
94
secara berkala.
kelulusan dan laporan kemajuan belajar siswa serta pembagian rapor dan
STTB
k. menyusun laporan.
94
95
e. Mengatur pembakuannya
g. Menyusun laporan
madrasah
95
96
madrasah
(SD/MI)
g. Menyusun laporan
8. Wali Kelas
sebagai berikut
a. Pengelolaan kelas
dan lain-lain)
96
97
9. G u r u
2. Prota / promes
5. LKS
97
98
tanggungjawabnya.
usaha peserta didik MTs Ma‟arif Wadas dari tahun ke tahun bila dilihat dari
jumlah pendaftar dalam penerimaan siswa baru mengalami pasang surut. Kadang
siswa baru SMP Negeri 1 Kandangan. Dari data Induk 7 tahun terakhir bisa
110
Sumanto, buku induk MTs Ma’arif Wadas 2008-2014, Observasi dan Wawancara, selasa,
9 Desember 2014, 11.00. di ruang tata usaha.
98
99
2011/
4 20 24 44 16 26 42 30 37 67 153
2012
2012/
5 40 43 83 20 24 44 16 24 40 167
2013
2013/
6 36 45 81 40 43 83 20 24 44 208
2014
2014/
7 31 33 64 35 44 79 39 43 82 225
2015
PNGKT/ TUGAS
NO NAMA/NIP IJAZAH
GOL MENGAJAR
Pembina/
1 H. Muhamad Nasekun,S.Pd S-1 UNNES IPS
IVA
2 H. Djauhari, Amd - D-3 IAIN Bhs. Inggris
Pembina/
3 Drs. Agus Wijatmiko S-1 UNDIP SKI
IVA
4 Sumanto, Amd - D-2 IKIP Penjaskes
5 Dwi Hidayati, S.Pd - S-1 Univet BK
6 Ichwanudin, S.Ag. - S1 STAINU Matematika
7 Wahyu Hidayat, S.Pd.I - S1 STAINU Matematika
8 Kurniati Wulandari, S.Ag - S-1 IAIN Bhs & Sas Ind.
9 Suciwanti, S.Ag. - S1 STAINU A.Akhlak
10 Ernawati, S.Ag. - S-1 IIQ A. Hdst, Fiqih
11 K. Zaenul Arifin - Penpes Bhs. Arab
12 Ana Isnainingrum, SE - S-1 UNY Geografi
13 C. Reni Liana, S.Hum - S-1 IAIN B. Jawa+Aswj
14 Mahlubin, S.Pd.I - S1 STAINU PKn
15 Esti Rachmawati, S.Pd. - S-1/UMS Bhs. Inggris
16 Dwi Andriyani, S.PT. - S-1 Unsud IPA
17 Eko Yuni Kusumawti, S.Pd - S-1 UNY IPA
18 Anita Nurhayati, S.Pd - S-1 UNS Matematika
19 Haryatun S. Kom - S-1 Udinus T I K / Admin
20 Fitri Susanti, S,Pd - S-1 UNY IPS Sejarah
21 Rifka A. Faizah, S.Pd.I - IAIN WS Bhs Arab
111
Sumanto, Data Kepegawaian, Observasi dan Wawancara, selasa, 9 Desember 2014; 11.10.
di ruang tata usaha.
99
100
memberlakukan kurikulum 2013 untuk kelas 7 MTs, maka pada MTs Ma‟arif
Wadas pada tahun pelajaran 2014/2015 ini terdapat dua macam struktur
kurikulum, yaitu kurikulum 2013 untuk kelas VII dan kurikulum 2006 untuk kelas
VIII - IX :
100
101
Tabel 3.9. Struktur kurikulum 2013 untuk kelas VII MTs Ma‟arif Wadas
Dari hasil survey lapangan dan wawancara dengan melihat kondisi riil
112
Agus Wijatmiko, Struktur Kurikulum, Observasi dan Wawancara, Jum‟at 19 Desember
2014. 09.00 di ruang guru.
101
102
1. Menurut wawancara dengan salah satu tokoh pendiri, bahwa MTs Ma‟arif
berdiri tahun 1964, sehingga punya jaringan alumnus yang besar dan banyak
yang bisa diberdayakan untuk penjaringan calon siswa baru pada tiap
4. Menurut pengamatan penulis team work cukup solid dan komunikasi internal
cukup baik, karena dengan tenaga pendidik yang hanya 21 orang, sedang DPK
kebersamaan.
seluruh guru telah memiliki laptop. Madrasah juga memiliki LCD meskipun
baru 5 buah dan sedang diupayakan semua kelas terpasang alat ini. Jaringan
113
H. Khumaedi, Sejarah Berdirinya Madrasah, Wawancara, Senin, 8 Desember 2014 di
tempat tinggalnya RT. 02 RW.06 desa Wadas kecamatan Kandangan
102
103
informasi bahkan sudah membuka hotspot, sehingga di semua ruang dan kelas
mengalami kerusakan.114
6. Lokasi cukup strategis jalur utama kota kecamatan Kandangan ke pusat kota
komite dan pembahasan RAPBM antusias wali murid begitu besar, 98%
undangan bisa hadir. Dalam setiap kali mendapat bantuan dana dari
pemerintah wali murid selalu siap mendampingi bila masih harus ada dana
APBD/BANSOS wali murid ikut ambil bagian yang cukup besar. Pertemuan
yaitu dalam forum mujahadah setiap malam selasa kliwon yang dihadiri
114
Wahyu Hidayat, Sarana Prasarana Madrasah, Wawancara, selasa, 9 Desember 2014,
11.45 di ruang guru.
115
H. Abu Madyan, Daya Dukung Wali Murid, Wawancara, hari Sabtu, 20 Desember 2014;
10.30. di ruang kepala Madrasah
103
104
sekarang madrasah ini telah membeli areal tanah di samping kanan dan
Dua ratus sepuluh juta rupiah ) dari swadaya guru dan karyawan serta wakaf
dari wali murid dan donator. Pengembangan areal tanah ini kedepan
Kandangan ini akan menjadi MTs Plus ( Madrasah dan pesantren ) atau
bahwa pada madrasah ini telah menjalin hubungan yang baik dengan beberapa
kebaradaan madrasah ini. Terbukti dalam even tertentu dihadiri juga oleh
desa yang tentunya juga ingin menjadi sekolah/madrasah terbaik dan menjadi
Wadas Kandangan ingin punya prospek cerah harus bisa mengatasi dan
116
H. Djauhari, Prospek perkembangan Madrasah, wawancara, Sabtu, 20 Desember 2014;
09.00. di ruang guru.
117
H. Irwan, Membangun Jaringan Madrasah, wawancara, Sabtu, 20 Desember 2014; 10.00.
di ruang kepala madrasah.
104
105
105
BAB IV
sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang
kalangan anak muda, bahkan orang tua yang menunjukkan bahwa mereka
mengabaikan nilai dan moral dalam tata krama pergaulan yang sangat diperlukan
dalam menanamkan nilai-nilai agama, karakter dan lain-lain secara benar, tepat,
aturan tingkah laku peserta didik sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas
hasil belajar sebagai salah satu indikator strategi bagi keberhasilan pendidikan
sudut pandang moral yang meliputi etika dan norma-norma yang meliputi estetika,
yaitu menilai objek dari sudut pandang keindahan dan selera pribadi, serta etika
106
107
Pendidikan nilai adalah suatu proses kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis
merupakan program khusus yang diajarkan melalui sejumlah mata pelajaran, tetapi
mencakup pula keseluruhan proses pendidikan. Dalam hal ini, yang menanamkan
nilai kepada peserta didik bukan saja guru pendidikan nilai dan moral serta bukan
saja pada saat mengajarkannya, melainkan kapan dan di manapun, nilai harus
118
Firman Robiansyah dkk, Pengertian tujuan dan filosofi pendidikan nilai dalam
http://groups .yahoo. com /group/pakguruonline/message/131. [11 November 2008) diakses pada hari
jum‟at, 2 Januari 2015; 11.04
119
Sumantri, Pendidikan Nilai Kontemporer. Bandung: Program studi PU UPI, 2007, 134.
120
Mulyana, R. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, Bandung: Alfabeta, 2014, 119.
107
108
Integrasi menurut Sanusi adalah suatu kesatuan yang utuh, tidak terpecah
belah dan bercerai berai. Integrasi meliputi kebutuhan atau kelengkapan anggota-
anggota yang membentuk suatu kesatuan dengan jalinan hubungan yang erat,
harmonis dan mesra antara anggota kesatuan itu. Sedangkan yang dimaksud
terhadap sebuah konsep lain sehingga menjadi suatu kesatuan yang koheren dan
tidak bisa dipisahkan atau proses pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang
arsitektural.123
121
Depdiknas, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Jakarta: CV Eka Jaya, 2003, 4.
122
Sanusi, Integrasi Umat Islam. Bandung: Iqomatuddin, 1987, 11.
123
Agus Wijatmiko, Dokumen KTSP, Observasi dan wawancara, kamis, 18 Desember 2014,
10.30, di ruang guru.
108
109
pembelajaran dapat diwujudkan melalui perumusan visi, misi, tujuan dan program
wawancara penulis dengan wakil kepala bidang kurikulum Agus Wijatmiko bahwa
sejak diberlakukannya kurikulum 2006 (KTSP) kemudian tersusun visi dan misi
madrasah yang ingin mewujudkan peserta didik yang islami, maka upaya yang
dalam visi dan misi madrasah, mengupayakan sarana pembelajaran yang memadai,
karimah.
a. Standar Isi
124
Agus Wijatmiko, Penanaman nilai-nilai Islam dalam KTSP MTs Ma’arif Wadas,
Wawancara, hari senin tanggal 17 November 2014 jam 09.40 di ruang guru.
109
110
b. Standar Proses
(pembelajaran tuntas).
hari.
c. Standar Kelulusan
secara berkala.
110
111
f. Standar Pengelolaan
transparan.
baik.
g. Standar Pembiayaan
h. Standar Penilaian
efisien.
a. Standar Isi
berkarakter Islam.
b. Standar Proses
111
112
masyarakat.
SWT serta berakhlaq mulia. Membentuk peserta didik yang kreatif dan
pengetahuan Agama Islam yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan
sekitarnya.
f. Standar Pengelolaan
112
113
madrasah.
g. Standar Pembiayaan
h. Standar Penilaian
efisien.
4. Sasaran Program
a. Standar Isi
b. Standar Proses
aktif di masyarakat.
113
114
nyaman.
f. Standar Pengelolaan
g. Standar Pembiayaan
pembangunan madrasah.
114
115
h. Standar Penilaian
Lingkungan madrasah dengan peserta didik, guru dan pegawai yang semua beragama
sekolah pada umumnya. Suasana pesantren juga masih banyak kita temui di
hafalan ayat qur‟an dan hadits-hadits; pembelajaran bahasa arab; dan lomba-lomba
kelebihan madrasah.
Kultur madrasah yang sering juga disebut sebagai “hidden curriculum” akan
memberikan pengaruh yang besar pada pembentukan karakter peserta didik. “Hidden
maupun tidak langsung dengan tujuan untuk mewujudkan visi dan misi madrasah.
Menurut H. Djauhari sesepuh dan guru senior MTs Ma‟arif Wadas kegiatan
115
116
pembiasaan inilah yang melahirkan kultur madrasah. Maka MTs Ma‟arif Wadas
berupaya dengan keras menciptakan lingkungan budaya madrasah yang Islami bagi
1. Budaya Guru
Guru ideal adalah dambaan peserta didik. Guru ideal adalah sosok guru yang
mampu untuk menjadi panutan dan selalu memberikan contoh atau keteladanan.
Ilmunya seperti mata air yang tak pernah habis. Semakin diambil semakin jernih
airnya. Mengalir bening dan menghilangkan rasa dahaga bagi siapa saja yang
meminumnya. Guru ideal adalah guru yang mengusai ilmunya dengan baik.
Mampu menjelaskan dengan baik apa yang diajarkannya. Disukai oleh peserta
didiknya karena cara mengajarnya yang enak didengar dan mudah dipahami.
Ilmunya mengalir deras dan terus bersemi di hati para anak didiknya. Tapi, dia pun
harus bisa menerima kritikan dari peserta didiknya. Dari kritik itulah dia dapat
belajar dari para peserta didiknya. Guru ideal justru harus belajar dari peserta
didiknya. Dari mereka guru dapat mengetahui kekurangan cara mengajarnya, dan
2013 tanggal 27-28 Juni 2014 di MTs Ma‟arif Wadas mengatakan bahwa terdapat
pendapat yang beragam namun mengerucut pada dua pendapat tentang guru ideal.
125
Djauhari, budaya madrasah, wawancara , tanggal 15 Desember 2014, 09.15 di ruang
Kepala Madrasah.
116
117
Guru ideal yang diperlukan saat ini adalah pertama, guru yang memahami benar
akan profesinya. Profesi guru adalah profesi yang mulia. Dia adalah sosok yang
selalu memberi dengan tulus dan tak mengharapkan imbalan apapun, kecuali ridho
dari Tuhan pemilik bumi. Falsafah hidupnya adalah tangan di atas lebih mulia
daripada tangan di bawah. Hanya memberi tak harap kembali. Dia mendidik
Sapa, Syukur, dan Sabar). Kedua, Guru yang ideal adalah guru yang memiliki
sifat selalu berkata benar, penyampai yang baik, kredibel, dan cerdas.126
Guru yang memiliki keempat sifat itu adalah guru yang mampu
luhur. Selalu berkata benar, mengajarkan kebaikan, dapat dipercaya, dan memiliki
kecerdasan yang luar biasa. Sifat tersebut di atas harus dimiliki oleh guru dalam
mendidik anak didiknya karena memiliki motto iman, ilmu, dan amal. Memiliki
iman yang kuat, menguasai ilmunya dengan baik, dan mengamalkan ilmu yang
dimilikinya kepada orang lain. Selain itu, Guru yang ideal adalah guru yang
dan perilakunya sehari-hari. Baik ketika mengajar, ataupun dalam hidup ditengah-
126
Hery Setyo Wibowo, Kurikulum 2013 dan tantangan guru, wawancara, 27 Juni 2014,
10.00
di ruang kepala madrasah.
117
118
motorik.127
senyum, sapa) lalu melaksanakan tugas secara optimal. Hal ini memberikan
tauladan atau uswah kepada siswa-siswinya untuk selalu didsiplin tidak datang
diwujudkan dengan berbusana muslim, bertutur kata dengan baik dan sopan,
tadharus pagi sebelum KBM, sholat dhuha dan dzuhur berjamaah menunjukkan
kesungguhan untuk menempatkan guru sebagai sosok yang bisa “digugu dan
ditiru”.128
2. Budaya Siswa
Sebuah proses pendidikan tidak akan berhasil jika tidak ada penerapan disiplin kepada
para siswa. Disiplin adalah kemampuan memanfaatkan waktu untuk melakukan hal-hal yang
positif guna mencapai sebuah prestasi. Disiplin juga berarti kemampuan berbuat hanya yang
memberikan manfaat bagi diri, orang lain, dan lingkungan.. Saatnya pengelola sekolah
memprioritaskan tegaknya budaya disiplin di kalangan para siswa, sehingga perilaku dan
127
Kurniawan, Peran Guru melalui http://kurniawanrestupambudi.blogspot.com/2012/11/
peran-guru.html, diakses pada hari Selasa, 20 Januari 2015; 21.53
128
Hasil Observasi dan Dokumentasi selama penelitian berlangsung, tanggal 1 Desember
2014 s/d 31 Januari 2015.
118
119
prestasi siswa makin membanggakan. Disiplin terkait dengan tata tertib dan ketertiban.
Ketertiban berarti kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan karena didorong oleh
sesuatu yang datang dari luar dirinya. Disiplin adalah kepatuhan yang muncul karena
kesadaran dan dorongan dari dalam diri orang itu. Sedangkan tata tertib berarti perangkat
peraturan yang berlaku untuk menciptakan kondisi yang tertib dan teratur.129
MTs Ma‟arif Wadas hal-hal yang dilakukan oleh fihak Madrasah antara lain :
Datang tepat waktu sebagai upaya menanamkan nilai kedisiplinan siswa agar
untuk saling tebar salam, senyum, sapa dengan berjabat tangan dan mengucap
sudah saling mendoakan. Setiap pagi terdapat guru piket yang mencatat keterlambatan
siswa. Setiap terlambat sekali siswa akan mendapat poin pelanggaran dengan skor 5.
Disamping itu siswa yang terlambat juga akan diberi sanksi membersihkan halaman
129
Jejen Musfah, Budaya_Disiplin_di_Sekolah melalui http://www.academia.edu/4105198/
diakses pada hari Selasa, 20 Januari 2015; 23.37.
130
Hasil Observasi dan dokumentasi MTs Ma‟arif Wadas Kandangan Temanggung, tanggal
3 Desember 2014
119
120
Pembiasaan tiap pagi adalah tadarus Alqur‟an sebelum memulai kegiatan belajar
mengajar antara pukul 06.45 – 07.00 WIB. Hal ini dimaksudkan untuk menanamkan nilai
pada siswa agar membiasakan memulai segala kegiatan dengan membaca wahyu Illahi
karena akan menambah keberkahan. Pada jam istirahat pertama pukul 09.40 – 09.55 WIB
para siswa melaksanakan sholat dhuha berjamaah. Tujuannya untuk menanamkan nilai
pada siswa agar terbiasa mohon kemudahan pada Allah SWT dalam setiap usaha yang
dikerjakan sehari-hari. Pada jam istirahat kedua antara pukul 11.55 – 12.15 siswa
membimbing, dan melatih peserta didik untuk menjadi generasi penerus yang
dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh nilai pada mata pelajaran
tertentu, yaitu ketentuan hafal sekian surah dan hadits pada mata pelajaran
131
Agus Wijatmiko, Kriteria Kenaikan Kelas, Wawancara, pada hari senin, 15 Desember
2014, 09.45 di ruang guru.
120
121
antara lain berupa pendalaman baca tulis Alqur‟an (BTQ), Qiroah dan
kegiatan posistif.132
c. Pembiasaan-pembiasaan lainnya
Pengertian tata tertib sekolah adalah aturan atau peraturan yang baik
dan merupakan hasil pelaksanaan yang konsisten (tatap azas) dari peraturan
yang ada. Tata tertib adalah kumpulan aturan–aturan yang dibuat secara tertulis
larangan.134
132
Agus Wijatmiko, Kriteria Kenaikan Kelas, Wawancara, pada hari senin, 15 Desember
2014, 10.00 di ruang guru.
133
Mahlubin, Dokumen Kegiatan Kesiswaan, Wawancara, Senin, 15 Desember 2014, 10.00 di
ruang guru.
134
Uswatun Khasanah, Pengertian Tata Tertib Sekolah, http://www.psychologymania.com/
2013/02/pengertian-tata-tertib-sekolah.html, diakses pada hari kamis, 22 Januari 2015; 13.30.
121
122
keseimbangan dalam tata hidup bersama makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
ketentuan tata tertib di MTs Ma‟arif Wadas yang telah disosialisasi dan
disepakati dalam rapat pleno wali murid tahun pelajaran 2014-2015 pada
1. Umum
a. Setiap hari senin dan hari besar nasional, siswa wajib mengikuti
lengkap.
135
Muh Kharisma, Peranan Tertib Sekolah melalui http://kharismati.blogspot.com /2012/03/
peranan-tata-tertib-sekolah.html, diakses pada hari Kamis, 22 Januari 2015; 13.50
136
Dwi Hidayati, Tata Tertib Siswa, Observasi dan wawancara, Senin 15 Desember 2014,
11,00 di ruang BP/BK.
122
123
berakhir harus minta ijin kepada guru piket atau wali kelas.
d. jika ada jam pelajaran kosong, ketua kelas wajib melaporkan kepada
guru piket.
2. Pakaian
a) Pakaian seragam OSIS (putih biru) dipakai setiap hari senin dan
putih.
d) Seragam olah raga wajib dikenakan pada saat pelajaran olah raga, dan
e. Bagi siswa laki-laki rambut pendek dan rapi. Panjang rambut muka
123
124
3. Kebersihan
tempatnya.
tidak disengaja rusak karena ulah siswa tanggung jawab siswa yang
4. Organisasi
oleh Madrasah.
5. Larangan
124
125
senonoh
6. Sanksi-sanksi
7. Lain-lain
125
126
Tabel 4.1. Point Pelanggaran Tata Tertib pada MTs Ma‟arif Wadas
1 2 3 4
1 Terlambat datang 5 Diperingatkan, ditindak
2 Memakai gelang/kalung (laki-laki) 5 Disita
3 Memakai perhiasan (wanita) 5 Diperingatkan
4 Tidur di kelas 5 Diperingatkan
5 Terlambat/ tidak mengikuti upacara 5 Diperingatkan, ditindak
6 Terlambat masuk kelas 5 Diperingatkan, ditindak
7 Tidak membawa buku pelajaran 5 Diperingatkan, ditindak
8 Pakaian tidak dimasukkan 5 Diperingatkan, ditindak
9 Tidak memakai atribut 5 Diperingatkan, ditindak
10 Bicara kotor 5 Diperingatkan, ditindak
11 Tidak memakai sepatu 5 Diperingatkan
12 Mengganggu PBM dikelas 5 Diperingatkan, ditindak
13 Menggangu kelas lain 5 Diperingatkan, ditindak
14 Tidak memakai seragam Madrasah 10 Diperingatkan, ditindak
15 Membolos 10 Pernyataan,ditindak
16 Alpa 4X 10 Pernyataan,ditindak
17 Tidak mengikuti satu/beberapa 5 Diperingatkan, ditindak
pelajaran
18 Tidak mengikuti kegiatan 5 Pernyataan, ditindak
keagamaam/kegiatan Madrasah
19 Merokok 5 Pernyataan,ditindak
20 Rambut Gondrong/ disemir 5 Diperingatkan, ditindak
21 Membaca bacaan jorok 5 Disita
22 Merendahkan martabat orang lain 10 Pernyataan,ditindak
23 Merusak sarana/prasarana 10 Membenahi,mengganti
Madrasah
24 Asusila 100 Dikeluarkan
25 Mengompas 75 Ditindak, dikembalikan orang tua
26 Berkelahi 50 Pernyataan,ditindak,dikeluarkan
27 Minuman keras 100 Dikeluarkan
28 Penggunaan obat terlarang 100 Dikeluarkan
29 Mencuri 25 Mengganti, Panggilan orang tua
30 Pelanggaran yang belum ada Melihat situasi /kondisi
126
127
3. Skor pelanggaran mencapai 75 poin, pemanggilan wali murid dan membuat surat
Madrasah.
integrasi nilai-nilai Islam dalam pembelajaran ini telah disosialisasikan kepada wali
murid melalui rapat pleno wali murid pada awal tahun pelajaran. Dalam rapat pleno
madrasah dan juga di rumah agar tetap menjaga kultur madrasah yang Islami.137
pelanggaran berat hampir tidak ditemukan. Pelanggaran yang masih terjadi antara lain
siswa datang terlambat, kemudian ditangani oleh guru piket dicatat dalam buku
madrasah. Peserta didik yang rambutnya masih terkesan panjang langsung dicukur
oleh kesiswaan. Peserta didik yang sragamnya tidak rapi tidak diperkenankan masuk
kelas. Peserta didik yang sragamnya tidak lengkap maka akan ditangani oleh BP dan
137
Agus Wijatmiko, Program Integrasi Nilai-Nilai Islam dalam Pembelajaran, wawancara,
Kamis, 18 Desember 2014 jam 09.40 di ruang guru.
127
128
ditindaklanjuti dengan konfirmasi pada wali murid atau orang tua siswa.
Kesimpulannya bahwa peserta didik pada MTs Ma‟arif Wadas telah mempunyai
tingkat kedisiplinan yang cukup tinggi, dengan kata lain budaya tertib siswa cukup
fundamental agama dan ilmu terpadu secara koheren. Berdasarkan hasil wawancara
penulis dengan guru IPS Sejarah kelas VIII langkah-langkah yang dilakukan dalam
lain dengan menetapkan bidang kajian yang akan diitegrasikan. Mempelajari standar
kompetensi dan kompetensi dasar dari bidang kajian yang akan diitegrasikan,
138
Observasi dan dokumentasi tanggal 1 s.d 19 Desember 2014.
139
Fitri Susanti, Integrasi nilai-nilai Islam dalam pembelajaran IPS Sejarah, Wawancara, hari
Jum‟at tanggal 9 Januari 2015 jam 10.00 di ruang guru.
128
129
laboratorium komputer dengan hotspot area sehingga di semua ruang bisa mengakses
umum.140
kelas VIII MTs Ma‟arif Wadas Kandangan Temanggung yang diintegrasikan dengan
nilai-nilai Islam ini dilakukan dengan observasi di dalam kelas pada semester dua
tahun pelajaran 2014/2015. Bahan ajar yang digunakan oleh guru IPS Sejarah kelas
VIII MTs Ma‟arif Wadas adalah buku-buku terbitan Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional. Ada referensi juga dari penerbit Yudhistira, Aneka Ilmu,
Buku-buku yang dijadikan rujukan tidak berbeda dengan buku-buku yang dijadikan
rujukan dalam pembelajaran IPS di Madrasah/Sekolah lain pada umumnya. Tapi pada
MTs Ma‟arif Wadas ini guru juga menggunakan buku dan referensi dari mata
dasar yang merupakan target nasional. Artinya bahwa pengintegrasian tidak boleh
140
Agus Wijatmiko, Integrasi nilai-nilai Islam dalam pembelajaran, Wawancara, hari Jum‟at
tanggal 9 Januari 2015 jam 09.45 di ruang guru.
129
130
dipaksakan atau keluar dari konteks yang telah ditetapkan dalam standar kompetensi
Tahapan yang dilakukan oleh guru IPS Sejarah MTs Ma‟arif Wadas dalam
1. Tahap Perencanaan
bidang kajian yang akan dipadukan antara mata pelajaran IPS Sejarah dengan
141
Fitri Susanti, Integrasi nilai-nilai islam dalam pembelajaran IPS Sejarah, Wawancara, hari
Jum‟at tanggal 9 Januari 2015 jam 10.10 di ruang guru.
130
131
Sejarah Kelas VIII dan Silabus Asli Aqidah Ahklak kelas VIII. Kemudian
diintegrasikan lalu dijabarkan dalam Indikator. Silabus asli IPS Sejarah Kelas
VIII, Silabus Asli Aqidah Ahklak kelas VIII, memetakan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang dijabarkan dalam indikator dapat dilihat pada lampiran
penelitian ini.
2. Tahap Pelaksanaan
131
132
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.142
adalah suatu alur pikir yang saling terkait tidak dapat dipisahkan. Indikator
Islam yang terdapat pada salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI). Untuk materi pelajaran IPS Sejarah kelas VIII materi yang berpotensi
142
Agus Wijatmiko, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Wawancara, Jum‟at 9 Januari
2015, 10.30 di ruang guru.
143
Fitri Susanti, Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPS Sejarah, Wawancara,
hari Jum‟at tanggal 9 Januari 2015 jam 10.20 di ruang guru.
132
133
untuk diintegrasikan adalah mata pelajaran Aqidah Ahklak kelas VIII. Namun
yaitu :
Ihktiyar, Sabar, dan Qona‟ah yang dimiliki dan dicontohkan oleh tokoh
Peserta didik dapat menemukan sikap Ihktiyar, Sabar, dan Qonaah yang
adalah :
didik dapat menunjukkan sikap tawadlu’ yang dimiliki para pemuda dalam
peristiwa Rengasdengklok.
144
Fitri Susanti, Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPS Sejarah, Wawancara,
hari Jum‟at tanggal 9 Januari 2015 jam 10.25 di ruang guru.
133
134
proklamasi.
tasamuh dan ta’awun. Peserta didik dapat menunjukkan sikap tasamuh dan
Indonesia.
merupakan output (hasil langsung) dari satu paket kegiatan pembelajaran dan
mengacu pada indikator. Maka pada bagian ini telah disusun juga tujuan
134
135
pelajaran 2014/2015 metode yang kami gunakan adalah kombinasi dari model
saintifik.145
pendahuluan, kami menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti
nilai islam dengan materi yang akan dipelajari; Menjelaskan tujuan pembelajaran
atau kompetensi dasar yang akan dicapai; Menyampaikan cakupan materi dan
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi yaitu 75% dari total alokasi waktu.
pada pertemuan berikutnya. Untuk lebih jelas dapat periksa lampiran Rencana
145
Fitri Susanti, Metode Integrasi Pembelajaran IPS Sejarah, Wawancara, Senin, 12 Januari
2015 di ruang guru.
135
136
di kelas VIII-a Materi IPS Sejarah Kelas VIII Semester 2 tanggal 13 Januari 2015
136
137
paket, tayangan slide, lks dsb. Dengan dibimbing oleh Ibu Fitri Susanti siswa
atau tanggapan dari peserta didik dengan kegiatan yang telah dilaksanakan. Guru
Wassalamualaikum.
B. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran IPS Sejarah di Kelas VIII MTs Ma‟arif
1. Pengalaman dan kegiatan belajar anak akan selalu relevan dengan tingkat
pengambilan tema. Guru dalam memilih tema yang akan dipelajari oleh siswa
146
Nurfadhillah, Pembelajaran Terpadu, melalui http://nurfadlillah.wordpress. Com /
2010/03/06/ diakses pada hari, senin, 22 Desember 2014, 21.05
137
138
mendukung visi dan misi madrasah karena akan menambah khasanah siswa dalam
integrasi ini dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, karena dapat
di dalamnya.148
4. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak sehingga hasil belajar akan
karena peserta didik dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang lebih luas dan
147
Agus Wijatmiko, Keunggulan Integrasi Pembelajaran, Wawancara, tanggal 12 Januari
2015 di ruang guru, 12.00.
148
Fitri Susanti, Keunggulan Integrasi Pembelajaran , Wawancara, tanggal 12 Januari 2015
di ruang guru, 12.10.
138
139
tenaga dan sarana serta biaya karena beberapa bidang kajian dapat dibelajarkan
yang terkait, sehingga pemahaman menjadi lebih terorganisasi dan mendalam, dan
9. Akan terjadi peningkatan kerja sama antar guru bidang kajian terkait, guru dengan
peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, peserta didik/guru dengan nara
sumber; sehingga belajar lebih menyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dan
dalam konteks yang lebih bermakna, seperti yang diungkapkan oleh Siti
Mutaharoh kelas 8-A Tyana Sinta Wulandari kelas 8-C dalam wawancara dengan
penulis.
10. Mempermudah dan memotivasi siswa untuk mengenal, menerima, menyerap dan
tindakan yang terdapat dalam beberapa pokok bahasan atau bidang studi.149
juga memiliki kelemahan. Perlu disadari, bahwa sebenarnya tidak ada model
pembelajaran yang cocok untuk semua konsep, oleh karena itu model pembelajaran
149
Andrea Perdana, Pengertian ciri pembelajaran terpadu, melalui http://www. Andrean
perdana.com /2013/04/.html, diakses pada 28 Desember 2014, 21.00
139
140
harus disesuaikan dengan konsep yang akan diajarkan. Begitu pula dengan
1. Aspek Guru
metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan
informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan
dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang
kajian tertentu saja. guru tidak sekedar mengajar, tetapi ia harus mempersiapkan
berbagai karakterstiknya. Tanpa kondisi ini, maka pembelajaran terpadu akan sulit
terwujud.150
Seperti yang penulis dapatkan dari hasil wawancara dengan Ibu Fitri
Susanti S.Pd, keterbatasan yang dihadapi oleh guru mata pelajaran di MTs
Ma‟arif Wadas adalah tentang pemahaman dalam dalil-dalil Alqur‟an dan Hadist
karena memang bukan dari basic berlatar belakang pendidikan agama Islam.
relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini
150
Andrea Perdana, Pengertian Pembelajaran Terpadu, melalui http://www. andreanperdana.
com/2013/04/p, diakses selasa, 23 Desember 2014, 22.10.
140
141
eksploratif dan elaboratif (menemukan dan menggali). Bila kondisi ini tidak
dilaksanakan.151
Dari hasil wawancara penulis dengan siswa/siswi MTs Ma‟arif Wadas antara
lain mengalami kesulitan ketika harus mencari dalil alqur‟an atau hadistnya dan
belum ada buku paket yang mengintegrasikan materi pelajaran dengan nilai-nilai
yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan
sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu juga akan
terhambat. Dari wawancara penulis dengan wakil kepala bidang kurikulum bapak
Agus Wijatmiko dan juga guru mata pelajaran IPS Sejarah Ibu Fitri Susanti pada
aspek ini MTs Ma‟arif Wadas terkendala dengan keterbatasan buku dan referensi.
151
Andrea Perdana, Pengertian Pembelajaran Terpadu, melalui http://www. andreanperdana.
com/2013/04/p, diakses selasa, 23 Desember 2014, 22.15
152
Wawancara dengan ketua OSIS Irsyad Machali kelas VIII-A dan Tiyana Sinta Wulandari
kelas VIII-C MTs Ma‟arif Wadas pada hari senin, 12 Januari 2015 jam 09.40 di Ruang Kelas VIII-
A.
141
142
4. Aspek kurikulum
keberhasilan pembelajaran peserta didik. Kelemahan yang dihadapi oleh guru IPS
Sejarah di MTs Ma‟arif Wadas adalah tidak semua pokok bahasan bisa
5. Aspek Penilaian
bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain dituntut untuk
komprehensif, juga dituntut untuk berkoordinasi dengan guru lain, bila materi
6. Suasana pembelajaran
kajian dan „tenggelam‟nya bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat
153
Fitri Susanti, Kelemahan Pembelajaran Integrasi, Wawancara, pada hari Senin tanggal 15
Desember 2014 di ruang guru.
142
143
7. Aspek Kultural
harus membentur berbagai regulasi. Seperti yang dirasakan oleh guru-guru pada
MTs Ma‟arif Wadas adalah keterbatasan waktu / jam pelajaran yang diatur oleh
pengambil kebijakan.155
C. Perangkat Sistem Pembelajaran IPS Sejarah di Kelas VIII MTs Ma‟arif Wadas
nilai-nilai Islam disusun dengan merancang konsep pembelajaran antara lain : (1)
kompetensi dan kompetensi dasar dari bidang kajian yang akan diitegrasikan. (3)
154
http://surgailmu-kitapunya.blogspot.ch/2012/10/karakteristik-pembelajaran-terpadu.html,
diakses, selasa 23 Desember 2014; 22.46.
155
Agus Wijatmiko, Kebijakan yang membatasi, wawancara, pada tanggal 12 Januari 2015,
di ruang guru.
156
Budiono Saputro, Pembelajaran IPA Terpadu, Pendekatan Pratikum, Salatiga : STAIN
Salatiga Press, 2014, 13-14.
143
144
144
145
145
146
146
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
kelas VIII MTs Ma‟arif Wadas Kandangan Temanggung” maka dapat penulis
dengan dua tahap yaitu tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan. Pada
147
148
Islam.
terkandung di dalamnya.
3) Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak sehingga hasil belajar
5) Akan terjadi peningkatan kerja sama antar guru bidang kajian terkait, guru
belajar dalam situasi nyata, dan dalam konteks yang lebih bermakna.
antara lain :
148
149
2) Siswa di MTs Ma‟arif Wadas mengalami kesulitan ketika harus mencari dalil
al-Qur‟an atau hadis karena belum ada buku ajar yang mengintegrasikan
3. Perangkat sistem pembelajaran IPS Sejarah di kelas VIII MTs Ma‟arif Wadas
lain :
149
150
B. Saran
1. Bagi Guru
dengan maksimal.
c. Perlu untuk terus sharing dengan guru yang mengajar pendidikan agama
tersebut.
150
151
a. Hasil penelitian ini masih dalam taraf kontektual dan belum maksimal,
lagi.
b. Kritik dan syaran dari peneliti selanjutnya demi sempurnanya tesis ini akan
151
152
DAFTAR PUSTAKA
Drajat, Zakiyah dkk. Dasar-Dasar Agama Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1989.
Gazalba, Sidi. Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu. Jakarta: Bhratara Karya Aksara,
1981.
Gunawan, Rudi. Pendidikan IPS Filosofi, Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta,
2013.
Hadi, Nor. Integrasi Nilai Agama Islam dalam Pembelajaran IPS di SD Nasima Kota
Semarang.Tesis PPs UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013.
Haryanto, Tujuan Pendidikan Nasional dalam UUD 1945 versi Amandemen. Melalui
http://belajarpsikologi.com/tujuan-pendidikan-nasional/html(28-10-14),
2012.
Hardaniyati, Menuk dkk. Kamus Pelajar Sekolah Lanjutan Pertama. Jakarta : Pusat
Bahasa, 2003.
152
153
Kaswardi EK. Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000. Jakarta : PT Gramedia Widia
Sarana Indonesia, 1993.
Kurnia, Anwar. Sejarah Untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Yudhistira, 2007.
Kurtubi. Sudut Bumi IPS Terpadu untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
153
154
Robiansyah, Firman dkk. Pengertian tujuan dan filosofi pendidikan nilai. Melalui
http://groups.yahoo. com /group/pakguruonline/message/131(11/11/14),
2008.
154
155
Sardiman AM. Khasanah Ilmu Pengetahuan Sosial untuk kelas VIII SMP/MTs.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
Suprayogo, Imam dan Tobroni. Metode Penelitian Sosial Agama. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001.
Suwanto dkk. Sejarah Nasional dan Umum. Semarang : Aneka Ilmu, 1997.
155
156
Sutarto dkk. IPS untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta : BSE Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
Suharso dan Ana Retnoningsih. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Lux.
Semarang: CV. Widya Karya, 2005.
Tim Penyusun MGMP IPS Temanggung. Inovasi Ilmu Pengetahuan Sosial, 2014.
Tribun Jateng. Senin, 5 Mei 2014, Kakak Kelas Sumpal Mulut Renggo Hingga
Berdarah.
Tribun Jateng. Rabu, 25 Juni 2014, Siswa SUPM Negeri Tegal Tewas Setelah
Dianiaya Kakak Kelas.
Tribun Jateng. Sabtu, 28 Juni 2014, Korban Febri Ternyata Adik Kelasnya.
Utomo, Cahyo Budi. Peran Afektif Pengajaran Sejarah di Sekolah. Makalah, IKIP
Semarang, tidak diterbitlkan.
156
157
Lampiran 1 :
157
158
membaca
referensi dan
mengamati
gambar
158
159
159
160
Lampiran 2
Silabus Asli Aqidah Ahklak kelas VIII
Standar Kompetensi: 1. Meningkatkan keimanan kepada kitab-kitab Allah SWT.
Kompetensi Materi Nilai Budaya & Kegiatan
Indikator
Dasar Pembelajaran Karakter Bangsa Pembelajaran
1.1.
Menjelaskan Iman kepada Cinta ilmu Menjelaskan Membaca dan
pengertian kitab-kitab Gemar pengertian menelaah
beriman Allah SWT. Membaca beriman kepada berbagai
kepada Kreatif kitab-kitab Allah literatur
kitab-kitab Disiplin SWT. untuk dapat
Allah SWT. Mandiri Menunjukkan menjelaskan
Ingin tahu dalil naqli pengertian
Kerja sama tentang beriman beriman
kepada kitab- kepada kitab-
kitab Allah kitab Allah
SWT. SWT dengan
benar.
1.2.
Menunjukk Bukti/dalil Cinta ilmu Menyebutkan Membaca dan
n bukti/dalil kebenaran Gemar bukti/dalil menelaah
kebenaran adanya Membaca adanya berbagai
adanya kitab-kitab Kreatif kebenaran literatur
kitab-kitab Allah SWT. Disiplin adanya kitab- untuk
Allah SWT Mandiri kitab Allah SWT menemukan
Ingin tahu melalui berbagai bukti/dalil
Kerja sama literatur kebenaran
Menyebutkan adanya kitab-
bukti/dalil kitab Allah
adanya SWT.
kebenaran
adanya kitab-
kitab Allah SWT
melalui dalil
naqli.
1.3.
Menjelaskan Macam, Cinta ilmu Menunjukkan Membaca dan
macam, fungsi dan Gemar nama-nama kitab menelaah
fungsi dan isi kitab Membaca Allah SWT berbagai
isi kitabAllah Allah Kreatif beserta rasul literatur
160
161
1.4.
Menampilkn Perilaku Cinta ilmu Menampikan Menunjukkan
perilaku yang Gemar sikap mencintai sikap yang
yang mencermink Membaca Al-Quran mencerminka
mencermin an beriman Kreatif sebagai kitab n beriman
kan beriman kepada Disiplin Allah SWT kepada Kitab
kepada Kitab Allah Mandiri Menjadikan al- Allah SWT
Kitab Allah SWT. Ingin tahu Quran sebagai
SWT. Kerja sama sumber hukum
dan pedoman
dalam kehidupan
sehari-hari.
161
162
pengertian dan
pentingnya
qana‟ah
2.3.
Menunjukan Nilai-nilai Cinta ilmu Menyebutkan Mengamati
nilai-nilai positif dari Gemar nilai-nilai positif lingkungan
positif dari tawakkal, Membaca dari tawakkal sekitar untuk
tawakkal, ikhtiyar, Kreatif dalam fenomena menunjukkan
ikhtiyar, sabar, Disiplin kehidupan nilai-nilai
sabar, syukur dan Mandiri Menyebutkan positif dari
syukur dan qana‟ah Ingin tahu nilai-nilai positif tawakkal,
qana‟ah Kerja sama dari ikhtiyar ikhtiyar,
dalam dalam fenomena sabar, syukur
fenomena kehidupan dan qana‟ah
kehidupan Menyebutkan dalam
nilai-nilai positif fenomena
dari sabar dalam kehidupan
fenomena
kehidupan
Menyebutkan
nilai-nilai positif
dari syukur
dalam fenomena
kehidupan
Menyebutkan
nilai-nilai positif
dari qana‟ah
162
163
dalam fenomena
kehidupan
2.4.
Membiasa- Perilaku Cinta ilmu Menunjukkan Mempraktikk
kan perilaku tawakkal, Gemar contoh sikap an perilaku
tawakkal, ikhtiyar, Membaca tawakkal, terpuji
ikhtiyar, sabar, Kreatif ikhtiyar, sabar, (tawakkal,
sabar, syukur dan Disiplin syukur dan ikhtiyar,
syukur dan qana‟ah Mandiri qana‟ah dalam sabar, syukur
qana‟ah. Ingin tahu lingkungan dan qana‟ah)
Kerja sama keluarga. bersama
Menunjukkan teman-teman
contoh sikap dan Bpk/Ibu
tawakkal, gurunya di
ikhtiyar, sabar, sekolah.
syukur dan
qana‟ah dalam
lingkungan
sekolah.
Menunjukkan
contoh sikap
tawakkal,
ikhtiyar, sabar,
syukur dan
qana‟ah dalam
lingkungan
masyarakat
163
164
164
165
165
166
166
167
167
168
Lampiran 3
Pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang memiliki potensi untuk
diintegrasikan
Nilai-nilai Agama Islam
IPS Sejarah Aqidah Akhlak yang dapat
diintegrasikan
168
169
169
170
Lampiran 4
Penjabaran dalam indikator
Nilai-nilai Agama
IPS Sejarah Aqidah Akhlak Islam yang dapat
diintegrasikan
170
171
Perang Aceh
1. Menyebutkan sebab
terjadinya perang Aceh.
2. Menunjukkan sikap
ihktiyar tokoh pemimpin 1. Sikap Ihktiyar untuk
Aceh dalam memimpin mempertahankan hak
perlawanan kemerdekaan.
terhadap penjajah
Belanda.
3. Menyebutkan 3 tokoh
pemimpin dalam perang
Aceh.
4. Menemukan sikap sabar 2. Sikap sabar dan
yang telah dicontohkan oleh menghadapi
para tokoh pemimpin Kedholiman.
perang Aceh.
5. Menjelaskan faktor yang
menyebabkan Perang
Aceh berlangsung lama
4. Sikap qonaah
6. Menemukan sikap Qonaah
Menghadapi
yang telah dicontohkan oleh Kedholiman
para tokoh pemimpin
perang Aceh.
7. Menjelaskan strategi
Belanda menundukkan
perlawanan Aceh
8. Menemukan sikap syukur 3. Sikap syukur kepada
Kepada Allah SWT atas Allah atas perjuangan
perjuangan para para syuhada‟
syuhada.
171
172
172
173
173
174
Lampiran 5
perang paderi.
A. Tujuan Pembelajaran
157
Fitri Susanti, Perangkat Pembelajaran IPS Sejarah Kelas VIII MTs Ma’arif Wadas,
Wawancara, Senin, 12 Januari 2015, 10.00 di ruang guru
174
175
B Materi Pelajaran.
Islam.158
2. Sikap tawakal yang telah ditunjukkan oleh para tokoh gerakan paderi.
158
Suwanto dkk, Sejarah Nasional dan Umum, Semarang : Aneka Ilmu, 1997, 32
159
T. Ibrahin, Membangun Aqidah dan Akhlak 2, Solo, PT Tiga Serangkai, 1997, 29.
175
176
Sikap Tawakal para tokoh gerakan paderi dapat dilihat dari awal
gerakan ini dilakukan sudah mendapatkan reaksi tidak hanya dari penjajah
Belanda tapi juga kaum adat di Minangkabau. Namun kaum paderi tetap
Islam, misalnya kebiasaan berjudi, minum tuak dan sabung ayam. Akhirnya
perang tak bisa dihindari antara kaum paderi dengan kaum adat yang
tahap II (1830-1870) perang anatar kaum adat dan kaum paderi melawan
lalu ke Minahasa.
160
Tim MGMP IPS Kabupaten Temanggung, Inovasi Ilmu Pengetahuan Sosial, 2014, 37.
176
177
5. Sikap sabar dalam menerima hasil perjuangan yang telah dicontohkan oleh
Sabar berarti tahan menderita sesuatu, tidak lekas patah hati, tidak
Sikap sabar pemimpin paderi terlihat ketika diadu domba oleh Belanda
Prawirodirjo), mereka tetap sabar. Bahkan ketika akhirnya kalah dan Imam
C Metode Pembelajaran
1. Ceramah bervariasi
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Observasi / pengamatan
161
Tim MGMP IPS Kabupaten Temanggung, ………….34
177
178
Intgra
Perte Waktu
Langkah-langkah EEK si
muan (menit )
Nilai
1 a. Pendahuluan 10‟
Berdoa, memeriksa kehadiran siswa dan
kerapihan kelas
Motivasi : Menceritakan semangat para Ekplo Tawa
tokoh perlawanan dan menghubungkan rasi kal
dengan nilai-nilai agama Islam yang
terdapat dalam setiap peristiwa
perlawanan terhadap penjajah Belanda.
Apersepsi : Memperlihatkan gambar
tokoh perlawanan dan ditanyakan kepada
siswa tentang nama tokoh dan daerah Sabar
perlawanannya.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai agar siswa menguasai
materi pelajaran yang akan dipelajari.
b. Kegiatan Inti 20
Guru membagi siswa ke dalam 3 Elabo
kelompok. rasi
Tiap kelompok membaca buku referensi,
mengamati gambar-gambar pahlawan,
dan mencari nilai-nilai Islam yang
terkandung didalamnya.
Tiap kelompok mendiskusikan tentang
proses Perang Paderi dan mencari nilai-
nilai agama Islam yang terdapat dalam
peristiwa tsb.
Setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusi
Guru memberi penilaian dari pengamatan
selama diskusi berlangsung
Tanya jawab tentang hasil diskusi
Guru memberikan penguatan dan umpan Konfi
178
179
1. Anwar Kurnia, Sejarah Untuk SMP Kelas VIII, Jakarta, Yudhistira, 2007.
3. Sutarto dkk, IPS untuk SMP/MTs Kelas VIII, Jakarta : BSE Pusat Perbukuan,
4. Suwanto dkk, Sejarah Nasional dan Umum, Semarang : Aneka Ilmu, 1997
5. Sardiman AM, Khasanah Ilmu Pengetahuan Sosial untuk kelas VIII SMP MTs,
8. Peta
9. Globe
10. LCD
1. Teknik Penilaian
179
180
1. Tes lisan
2. Tes tertulis
3. Penugasan
4. Observasi
2. Bentuk Instrumen
1. Tes uraian
gerakan paderi.
Skor Penilaian :
Nilai ( 2 x 5 ) = 10
180
181
Keterangan :
Skor Maksimum
…………………..
Fitri Susanti, S.Pd
181
182
( RPP )
Diponegoro
182
183
A. Tujuan Pembelajaran
4. Siswa dapat menunjukkan sikap sabar yang dimiliki oleh para pemimpin
Perang Diponegoro.
6. Siswa dapat menemukan sikap Qonaah yang telah dicontohkan oleh para
B. Materi Pelajaran
Sebab umum :
Sebab khusus : Pembuatan jalan raya yang melewati makam leluhur Diponegoro.162
Belanda.
162
Kurtubi, IPS Untuk SMP/MTs Kelas VIII, Jakarta ; Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, 2009, 65.
183
184
ْ yang berarti
Ikhtiar secara bahasa berasal dari bahasa Arab إختَُِا ٌز
orang yang berusaha berarti memilih. Secara istilah ikhtiar berarti melakukan
dikehendaki.
seperti gaya berpakaian dan minuman keras, campur tangan Belanda dalam
184
185
Belanda yang akan memberikan hadiah sebesar 50.000 Gulden kepada siapa
berjihad membela yang lemah P. Diponegoro rela keluar dari istana dan
dengan Qonaah.
D Metode Pembelajaran
163
Sutarto dkk, IPS untuk SMP/MTs Kelas VIII, Jakarta : BSE Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2008. 77.
185
186
1. Ceramah bervariasi
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Observasi / pengamatan
Perte Waktu
Langkah-langkah EEK Karakter
muan (menit )
1 a. Pendahuluan 10
Berdoa, memeriksa kehadiran siswa Ikhtiar
dan kerapihan kelas
Motivasi : Menceritakan semangat Eksplo-
para tokoh perlawanan dan rasi
menghubungkan dengan nilai-nilai Sabar
agama Islam yang terdapat dalam
setiap peristiwa perlawanan terhadap
penjajah Belanda.
Apersepsi : Memperlihatkan gambar Qanaah
tokoh perlawanan dan ditanyakan
kepada siswa tentang nama tokoh
dan peranannya.
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai agar
siswa menguasai materi pelajaran
yang akan dipelajari.
b. Kegiatan Inti 30
Guru membagi siswa ke dalam 3
kelompok.
Tiap kelompok membaca buku Elabo-
referensi, mengamati gambar- Rasi
gambar pahlawan, dan mencari nilai-
nilai Islam yang terkandung
didalamnya.
Tiap kelompok mendiskusikan
186
187
1. Anwar Kurnia, Sejarah Untuk SMP Kelas VIII, Jakarta, Yudhistira, 2007.
3. Sutarto dkk, IPS untuk SMP/MTs Kelas VIII, Jakarta : BSE Pusat Perbukuan,
4. Suwanto dkk, Sejarah Nasional dan Umum, Semarang : Aneka Ilmu, 1997
5. Sardiman AM, Khasanah Ilmu Pengetahuan Sosial untuk kelas VII SMP MTs,
187
188
8. Peta
9. Globe
10. LCD
1. Teknik Penilaian
1. Tes lisan
2. Tes tertulis
3. Penugasan
4. Observasi
Skor Penilaian:
188
189
Soal Nomor
1 1
2 2
3 2
4 1
5 2
Nilai 10
2.
3.
4.
Keterangan :
189
190
Skor Maksimum
( RPP )
Aceh.
190
191
A. Tujuan Pembelajaran :
4. Menemukan sikap sabar yang telah dicontohkan oleh para tokoh pemimpin
perang Aceh.
B. Materi Pelajaran
Sebab khusus: Belanda menuntut agar Aceh tunduk pada kerajaan Belanda.
penjajah Belanda.
191
192
Inggris dan Belanda tahun 1871 yang membuka kesempatan Belanda untuk
Belanda.
Panglima Polim, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Umar, Cut Nyak Din, Cut
Mutia.164
2. Sikap sabar yang telah dicontohkan oleh para tokoh pemimpin perang Aceh.
ketika pada tahun 1899, Belanda mulai menerapkan siasat kekerasan dengan
penduduk daerah yang menjadi targetnya. Satu per satu para pemimpin
perlawanan rakyat Aceh terbunuh, namun para pemimpin Aceh tetap sabar
Aceh. Dr. Snouck Hurgronje memberi saran dan masukan kepada pemerintah
164
Tim MGMP IPS………………. 40
192
193
Ulebalang.
seluruh Aceh.
Sikap ini ditunjukkan dengan sikap rakyat Aceh ketika para pemimpin
satu persatu gugur, tertangkap dan diasingkan Belanda, rakyat tetap qanaah
ke Indonesia.
C. Metode Pembelajaran
1. Ceramah bervariasi
2. Diskusi
3. Tanya jawab
165
Suwanto dkk, Sejarah Nasional dan Umum, Semarang : Aneka Ilmu, 1997, 41.
193
194
4. Observasi / pengamatan
1 a. Pendahuluan 10
Berdoa, memeriksa kehadiran siswa
dan kerapihan kelas Ikhtiar
Motivasi : Menceritakan semangat Eksplo-
para tokoh perlawanan dan Rasi
menghubungkan dengan nilai-nilai
agama Islam yang terdapat dalam Sabar
setiap peristiwa perlawanan terhadap
penjajah Belanda.
Apersepsi : Memperlihatkan gambar
tokoh dan ditanyakan kepada siswa
tentang nama tokoh tersebut berikut Tawaka
peranannya. l
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai agar
siswa menguasai materi pelajaran
yang akan dipelajari.
b. Kegiatan Inti 20
Guru membagi siswa ke dalam Elabo-
beberapa kelompok. rasi
Tiap kelompok membaca buku
referensi, mengamati gambar-gambar
tokoh, dan mencari nilai-nilai Islam
yang terkandung didalamnya.
Tiap kelompok mendiskusikan tentang
proses dan perkembangan Perang
Aceh lalu mencari nilai-nilai agama
194
195
c. Penutup 10
Membuat kesimpulan hasil diskusi
bersama-sama
Memberikan tes / pertanyaan
memberikan tugas tiap individu
dikerjakan di rumah.
Menginformasikan materi yang akan
disampaikan pertemuan berikutnya
1. Anwar Kurnia, Sejarah Untuk SMP Kelas VIII, Jakarta, Yudhistira, 2007.
3. Sutarto skk, IPS untuk SMP/MTs Kelas VIII, Jakarta : BSE Pusat Perbukuan,
4. Suwanto dkk, Sejarah Nasional dan Umum, Semarang : Aneka Ilmu, 1997
5. Sardiman AM, Khasanah Ilmu Pengetahuan Sosial untuk kelas VII SMP MTs,
195
196
8. Peta
9. Globe
10. LCD
1. Teknik Penilaian
a. Tes lisan
b. Tes tertulis
c. Penugasan
d. Observasi
Skor penilaian :
196
197
1 1
2 2
3 1
4 2
5 2
Nilai 10
“Snouck Hourgronje”
Aspek yang dinilai/ Skor
NO. Nama Siswa Latar Peran Tujuan Jml skor
belakang penting yang
tokoh dilakukan
Keterangan :
197
198
(R P P)
Indonesia.
kemerdekaan Indonesia.
198
199
daerah.
Indonesia.
199
200
A Tujuan Pembelajaran
kemerdekaan Indonesia.
Rengasdengklok.
Indonesia.
10. Memberi contoh sikap husnudz-dzon yang terdapat dalam dukungan spontan
B Materi Pembelajaran
200
201
Indonesia
b. Kelompok tua yang dimotori Bung Karno dan Bung Hatta menghendaki
Tawadlu‟ berarti rendah hati. Orang yang tawadlu‟ adalah orang yang
Artinya :
166
Kurtubi, IPS Untuk SMP/MTs Kelas VIII, Jakarta ;Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, 2009, 143.
167
T. Ibrahim H. Darsono, Membangun Akidah dan Akhlak, Solo; PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, 2007, 105.
201
202
membantu. Taawun juga dapat diartikan sebagai sikap kebersamaan dan rasa
saling memiliki dan saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya.
Islam membimbing umatnya agar mau bekerja sama, tolong menolong atas
168
Materi Pelatihan Terintegrasi IPS Sejarah, Proklamasi Kemerdekaan dan Proses
Terbentuknya Negara RI, Jakarta: Dirjenddiknasmen, 2005, 14.
202
203
dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-
Nya. (Qs Al maidah : 2)169
Dalam kronologi proklamasi kemerdekaan Indonesia naskah
proklamasi tersusun karena adanya sikap ta’awun para tokoh golongan tua
berbagai daerah.
adanya sikap ta’awun para pemuda yang bekerja di kantor berita Domei
169
T. Ibrahim H. Darsono, Membangun Akidah dan Akhlak, Solo; PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, 2007, 110.
170
Anwar Kurnia, Sejarah Untuk SMP Kelas VIII, Jakarta, Yudhistira, 2007, 92.
203
204
dengan para pemuda yang bekerja di stasiun radio milik jepang (Hoso kanri
Wujud ta‟awun juga terlihat dari sikap rakyat di berbagai daerah, sikap
kebersamaan dan rasa saling memiliki dan saling membutuhkan antara satu
204
205
10. Memberi contoh sikap husnudz-dzon yang terdapat dalam dukungan spontan
dengan sesama anggota masyarakat dan warga negara. Salah satu caranya
ْ
َااَها الرَي ءاهنىا اجتنثىا كثُسا هي الظي إى تعض الظي إثن
Artinya :
menyatakan bagian dari Republik Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa Sri
205
206
C Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Bermain Peran
4. Tanya jawab
5. Observasi
6. Tugas
Pertemuan 1
No Kegiatan Waktu
1. Pendahuluan 10
1.1.Guru membuka atau memulai pelajaran dengan salam menit
dan berdo‟a bersama yang dipimpin oleh seorang
peserta didik dengan khusuk.
1.2. Guru melakukan presensi dan melihat kerapian siswa
1.3. Guru memimpin pelaksanaan tadarus (jika masuk jam
pertama).
1.4.Guru menyapa peserta didik dengan memberikan
motivasi guna menumbuhkan semangat belajar.
1.5.Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif yang
berkenaan dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
serta menggali nilai-nilai Islam yang terdapat dalam
peristiwa tersebut.
1.6. Guru menjelaskan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
1.7. Guru menyampaikan tahapan kegiatan pembelajaran
206
207
No Kegiatan Waktu
yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan
data (eksplorasi), menegosiasi serta
mengkomunikasikan tentang perbedaan perspektif
antar kelompok sekitar proklamasi kemerdekaan
Indonesia dan menggali kandungan nilai Islam dalm
peristiwa tersebut dengan referensi dan sumber lain
yang relevan.
2. Kegiatan Inti 20
2.1. Mengamati menit
a. Mencermati bacaan peristiwa sekitar proklamasi
kemerdekaan
b. Menyimak penjelasan materi tersebut di atas melalui
tayangan video atau media lainnya.
2.2.Menanya (memberi stimulus agar peserta didik bertanya)
Mengapa terjadi perbedaan perspektif antar
kelompok sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia
dan nilai-nilai Islam apakah yang dapat diambil dari
kajian peristiwa tersebut.
2.3.Mengumpulkan data / eksplorasi
a. Melalui pendekatan metode diskusi peserta didik
dapat menemukan adanya perbedaan perspektif antar
kelompok sekitar proklamasi kemerdekaan
Indonesia, dan menemukan nilai-nilai Islam yang
terdapat dalam peristiwa tersebut.
2.4.Mengasosiasi
a. Membuat kesimpulan adanya perbedaan perspektif
antar kelompok sekitar proklamasi kemerdekaan
Indonesia.
b. Menunjukkan sikap tawadu‟ yang dimiliki para pemuda
dalam peristiwa Rengasdengklok.
2.5.Mengkomunikasikan
Mempresentasikan/menyampaikan hasil diskusi tentang
adanya perbedaan perspektif antar kelompok sekitar
proklamasi kemerdekaan Indonesia dan kandungan
nilai-nilai Islam di dalamnya.
3. Penutup
a. Guru melaksanakan penilaian dan refleksi dengan 10
mengajukan atau tanggapan dari peserta didik dari menit
207
208
No Kegiatan Waktu
kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai bahan masukan
untuk langkah perbaikan selanjutnya
b. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberi
tugas individu ataupun kelompok bagi peserta didik yang
menguasai.
c. Menyampaikan rencana tindak lanjut pada pertemuan
berikutnya
d. Menutup kegiatan pembalajaran dengan hamdalah dan
do‟a penutup / Wassalamualaikum
Pertemuan 2
No Kegiatan Waktu
1. Pendahuluan 10
3.1. Guru membuka atau memulai pelajaran dengan Menit
salam dan berdo‟a bersama.
3.2. Guru melakukan presensi dan melihat kerapian siswa
3.3. Guru memimpin pelaksanaan tadarus (bila masuk
pada jam pertama)
3.4. Guru menyapa peserta didik dengan memberikan
motivasi, guna menumbuhkan semangat nasionalisme
bersama-sama menyanyikan lagu ”17 Agustus”
3.5.Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif yang
berkenaan dengan kronologi Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia dan menganalisa kandungan nilai-nilai
Islam didalamnya.
3.6. Guru menjelaskan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
3.7.Guru menyampaikan tahapan kegiatan pembelajaran
yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan
data (eksplorasi), mengasosiasi serta
mengkomunikasikan tentang kronologi proklamasi
kemerdekaan Indonesia dengan referensi dan sumber
208
209
No Kegiatan Waktu
lain yang relevan.
2. Kegiatan Inti 20
2.1. Mengamati menit
a. Mencermati bacaan dan gambar kronologi
proklamasi kemerdekaan Indonesia
b. Menyimak penjelasan materi tersebut di atas
melalui tayangan video atau media lainnya.
2.2.Menanya (memberi stimulus agar peserta didik
bertanya)
Bagaimana kronologi proklamasi kemerdekaan
Indonesia.
2.3. Mengumpulkan data / eksplorasi
Melalui pendekatan metode sosiodrama peserta
didik dapat menyusun kronologi proklamasi
kemerdekaan Indonesia dan menemukan kandungan nilai
Islam dalam kajian peristiwa tersebut.
2.4. Mengasosiasi
a. Membuat kesimpulan tentang kronologi
proklamasi kemerdekaan Indonesia.
b. Menemutunjukkan sikap taawun dalam
kronologi proklamasi kemerdekaan Indonesia.
2.5. Mengkomunikasikan
Bermain peran tentang kronologi proklamasi
kemerdekaan RI dan menyampaikan nilai Islam di
dalamnya.
3. Penutup
a. Guru melaksanakan penilaian dan refleksi dengan 10
mengajukan atau tanggapan dari peserta didik dari Menit
kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai bahan masukan
untuk langkah perbaikan selanjutnya
b. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberi
tugas individu ataupun kelompok bagi peserta didik yang
209
210
No Kegiatan Waktu
menguasai.
c. Menyampaikan rencana tindak lanjut pada pertemuan
berikutnya
d. Menutup kegiatan pembalajaran dengan hamdalah dan do‟a
penutup / Wassalamualaikum
Pertemuan 3
No Kegiatan Waktu
1. Pendahuluan
1.1. Guru membuka atau memulai pelajaran dengan 10
salam dan berdo‟a bersama yang dipimpin oleh menit
seorang peserta didik dengan khusuk.
1.2. Guru melakukan presensi dan melihat kerapian siswa
1.3. Guru memimpin pelaksanaan tadarus (bila jam
pertama).
1.4. Guru menyapa peserta didik dengan memberikan
motivasi, guna menumbuhkan semangat nasionalisme
bersama sama menyanyikan lagu ” Bangun Pemuda-
Pemudi”
1.5. Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif yang
berkenaan dengan penyebarluasan berita proklamasi
kemerdekaan Indonesia dan sikap bangsa Indonesia
dalam merespon berita proklamasi kemerdekaan.
1.6. Guru menjelaskan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
1.7. Guru menyampaikan tahapan kegiatan pembelajaran
yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan
data (eksplorasi), mengasosiasi serta
mengkomunikasikan tentang penyebarluasan berita
proklamasi kemerdekaan dan sikap bangsa Indonesia
dalam merespon berita proklamasi dan menggali nilai-
nilai Islam yang terkandung didalamnya dengan
referensi dan sumber lain yang relevan.
2. Kegiatan Inti 20
2.1. Mengamati menit
a. Mencermati bacaan tentang penyebarluasan berita
proklamasi kemerdekaan Indonesia dan sikap
bangsa Indonesia dalam merespon berita proklamasi
serta menggali nilai-nilai Islam yang terkandung
didalamnya.
210
211
No Kegiatan Waktu
b. Meyimak penjelasan materi tersebut di atas melalui
tayangan video atau media lainnya.
2.2. Menanya (memberi stimulus agar peserta didik
bertanya)
Bagaimana kegiatan pemuda dalam penyebarluasan
berita proklamasi kemerdekaan dan sikap bangsa
Indonesia dalam merespon berita proklamsi
kemerdekaan Indonesia.
2.3.Mengumpulkan data / eksplorasi
Melalui pendekatan metode diskusi peserta didik dapat
menemukan kegiatan pemuda dalam penyebarluasan
berita proklamasi kemerdekaan dan sikap bangsa
Indonesia dalam merespon berita proklamsi
kemerdekaan Indonesia serta kandungan nilai-nilai
Islam yang terdapat dalam kajian peristiwa tersebut.
2.4. Mengasosiasi
a. Membuat kesimpulan kegiatan pemuda dalam
penyebarluasan berita proklamasi kemerdekaan dan
sikap bangsa Indonesia dalam merespon berita
proklamsi kemerdekaan Indonesia.
b. Menunjukkan sikap ta’awun dalam penyebarluasan
berita proklamasi kemerdekaan Indonesia.
2.5. Mengkomunikasikan
Mempresentasikan/menyampaikan hasil diskusi
tentang kegiatan pemuda dalam penyebarluasan berita
proklamasi kemerdekaan Indonesia dan sikap bangsa
Indonesia dalam merespon berita proklamsi serta
kandungan nilai Islam yang terdapat dalam kajian
peristiwa tersebut.
3. Penutup
a. Guru melaksanakan penilaian dan refleksi dengan 10
mengajukan atau tanggapan dari peserta didik dari menit
kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai bahan masukan
untuk langkah perbaikan selanjutnya
b. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberi
tugas individu ataupun kelompok bagi peserta didik yang
menguasai.
c. Menyampaikan rencana tindak lanjut pada pertemuan
berikutnya
d. Menutup kegiatan pembalajaran dengan hamdalah dan
do‟a penutup / Wassalamualaikum
211
212
Pertemuan 4
No Kegiatan Waktu
1. Pendahuluan 10
a. Guru membuka atau memulai pelajaran dengan menit
salam dan berdo‟a bersama yang dipimpin oleh
seorang peserta didik dengan khusuk.
b. Guru melakukan presensi dan melihat kerapian siswa
c. Guru memimpin pelaksanaan tadarus (bila jam
pertama).
d. Guru menyapa peserta didik dengan memberikan
motivasi guna menumbuhkan semangat belajar.
e. Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif yang
berkenaan dengan proses terbentuknya negara dan
pemerintah Republik Indonesia beserta kelengkapan
dengan sidang PPKI
dan menggali nilai-nilai Islam yang terkandung
didalamnya.
f. Guru menjelaskan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
g. Guru menyampaikan tahapan kegiatan pembelajaran
yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan
data (eksplorasi), menegosiasi serta
mengkomunikasikan tentang proses terbentuknya
negara dan pemerintah Republik Indonesia beserta
kelengkapan dengan sidang PPKI dan menggali nilai-
nilai Islam yang terkandung didalamnya dengan
referensi dan sumber lain yang relevan.
2. Kegiatan Inti 20
2.1. Mengamati menit
a. Mencermati bacaan tentang Proses terbentuknya
negara dan pemerintah Republik Indonesia beserta
kelengkapan dengan sidang PPKI dan menggali nilai-
nilai Islam yang terkandung didalamnya.
b. Meyimak penjelasan materi tersebut di atas melalui
tayangan video atau media lainnya.
2.2. Menanya (memberi stimulus agar peserta didik
bertanya)
Bagaimana proses terbentuknya negara dan
pemerintah Republik Indonesia beserta kelengkapan
dengan sidang PPKI serta nilai Islam apakah yang
bisa ditemukan dalam peristiwa tersebut.
212
213
No Kegiatan Waktu
2.3.Mengumpulkan data / eksplorasi
Melalui pendekatan metode diskusi peserta didik
dapat menemukan proses terbentuknya negara dan
pemerintah Republik Indonesia beserta kelengkapan
dengan sidang PPKI serta menggali nilai-nilai Islam
didalam peristiwa tersebut.
2.4.Mengasosiasi
a. Membuat kesimpulan proses terbentuknya negara
dan pemerintah Republik Indonesia beserta
kelengkapan dengan sidang PPKI
b. Menunjukkan sikap tasamuh dalam Proses
terbentuknya negara dan pemerintah Republik
Indonesia beserta kelengkapan dengan sidang
PPKI
2.5. Mengkomunikasikan
Mempresentasikan/menyampaikan hasil diskusi
tentang kegiatan pemuda dalam proses
terbentuknya negara dan pemerintah Republik
Indonesia beserta kelengkapan dengan sidang
PPKI serta kandungan nilai Islam yang terdapat
dalam kajian peristiwa tersebut.
3. Penutup
a. Guru melaksanakan penilaian dan refleksi dengan 10
mengajukan atau tanggapan dari peserta didik dari menit
kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai bahan masukan
untuk langkah perbaikan selanjutnya
b. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberi
tugas individu ataupun kelompok bagi peserta didik yang
menguasai.
c. Menyampaikan rencana tindak lanjut pada pertemuan
berikutnya
d. Menutup kegiatan pembalajaran dengan hamdalah dan
do‟a penutup / Wassalamualaikum
Pertemuan 5
No Kegiatan Waktu
1. Pendahuluan 10
a. Guru membuka atau memulai pelajaran dengan menit
salam dan berdo‟a bersama yang dipimpin oleh
seorang peserta didik dengan khusuk.
213
214
No Kegiatan Waktu
b. Guru melakukan presensi dan melihat kerapian siswa
c. Guru memimpin pelaksanaan tadarus (bila jam
pertama).
d. Guru menyapa peserta didik dengan memberikan
motivasi agar semangat belajar meningkat. Untuk
menumbuhkan rasa nasionalisme bersama sama
menyanyikan lagu ”Maju Tak Gentar”
e. Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif yang
berkenaan dengan dukungan spontan dan tindakan
heroik dari berbagai daerah terhadap pembentukan
negara dan pemerintah RI serta menggali nilai-nilai
Islam yang terkandung didalamnya.
h. Guru menjelaskan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
i. Guru menyampaikan tahapan kegiatan pembelajaran
yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan
data (eksplorasi), mengasosiasi serta
mengkomunikasikan tentang dukungan spontan dan
tindakan heroik dari berbagai daerah terhadap
pembentukan negara dan pemerintah RI dan menggali
nilai-nilai Islam yang terkandung didalamnya dengan
referensi dan sumber lain yang relevan.
2. Kegiatan Inti 20
2.1. Mengamati menit
1. Mencermati bacaan tentang Dukungan spontan dan
tindakan heroik dari berbagai daerah terhadap
pembentukan negara dan pemerintah RI dan menggali
nilai-nilai Islam yang terkandung didalamnya.
b. Meyimak penjelasan materi tersebut di atas melalui
tayangan video atau media lainnya.
2.2. Menanya (memberi stimulus agar peserta didik
bertanya)
Dukungan spontan dan tindakan heroik dari berbagai
daerah terhadap pembentukan negara dan pemerintah
RI serta nilai Islam apakah yang bisa ditemukan dalam
peristiwa tersebut.
2.4. Mengumpulkan data / eksplorasi
Dukungan spontan dan tindakan heroik dari berbagai
daerah terhadap pembentukan negara dan pemerintah
RI serta menggali nilai-nilai Islam didalam peristiwa
tersebut.
214
215
No Kegiatan Waktu
2.5. Mengasosiasi
a. Membuat kesimpulan dukungan spontan dan tindakan
heroik dari berbagai daerah terhadap pembentukan
negara dan pemerintah RI.
b. Memberi contoh sikap husnudz-dzon yang terdapat
dalam dukungan spontan terhadap pembentukan
negara dan pemerintah Republik Indonesia.
2.6. Mengkomunikasikan
Mempresentasikan/menyampaikan hasil diskusi tentang
dukungan spontan dan tindakan heroik terhadap
pembentukan negara dan pemerintah RI serta kandungan
nilai Islam yang terdapat dalam kajian peristiwa tersebut.
3. Penutup
a. Guru melaksanakan penilaian dan refleksi dengan 10
mengajukan atau tanggapan dari peserta didik dari menit
kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai bahan masukan
untuk langkah perbaikan selanjutnya
b. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberi
tugas individu ataupun kelompok bagi peserta didik yang
menguasai.
c. Menyampaikan rencana tindak lanjut pada pertemuan
berikutnya
d. Menutup kegiatan pembalajaran dengan hamdalah dan
do‟a penutup / Wassalamualaikum
1. Sumber Pembelajaran
a. Anwar Kurnia, Sejarah Untuk SMP Kelas VIII, Jakarta, Yudhistira, 2007.
c. Sutarto dkk, IPS untuk SMP/MTs Kelas VIII, Jakarta : BSE Pusat
215
216
1997
e. Sardiman AM, Khasanah Ilmu Pengetahuan Sosial untuk kelas VII SMP
2007.
2. Media Pembelajaran
F. Penilaian
Penugasan
Observasi
216
217
kemerdekaan Indonesia.
Rengasdengklok.
kemerdekaan Indonesia.
10. Berilah contoh sikap husnudz-dzon yang terdapat dalam dukungan spontan
217
218
Kelompok : ………………………………….
218
219
Noni 5 5 5 5 5 5 30/3 10
Nina 5 4 5 4 4 4 26/3 8,5
Nona 3 3 3 3 3 3 21/3 7
Nano Dst
Nini
Lampiran 6
DAFTAR PERTANYAAN
UNTUK GURU MATA PELAJARAN IPS SEJARAH
A. Petunjuk Pengerjaan
219
220
2. Judul Tesis yang ditulis adalah : Integrasi nilai-nilai agama Islam dalam
pembelajaran IPS Sejarah di kelas VIII MTs Ma‟arif Wadas Kandangan
Temanggung.
3. Kepada Yth Bapak/Ibu/Sdr/Sdri, dimohon utuk dapat memberikan
tanggapan terhadap pernyataan ini, dengan cara menjawab pertanyaan
yang penulis sampaikan di bawah ini sesuai kenyataan yang sebenarnya.
4. Atas partisipasi dan bantuannya, penulis ucapkan banyak terima kasih.
B. Identitas Responden
1. Nama : ……………………………………………………
2. N I P : ……………………………………………………
3. Jabatan : ……………………………………………………
5. Alamat : ……………………………………………………
……………………………………………………
DAFTAR PERTANYAAN
220
221
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
4. Nilai-nilai Islam apa saja yang bisa diintegrasikan ke dalam pembelajaran IPS
Sejarah?
221
222
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
222
223
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………
9. Persiapan apa saja yang Bapak/Ibu lakukan sebelum mengajar dengan model
223
224
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………
11. Media pembelajaran apa yang Bapak/Ibu gunakan untuk mengajar dengan
Sejarah ?
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………..
224
225
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
225
226
IPS Sejarah?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………
DAFTAR PERTANYAAN
UNTUK WAKIL KEPALA BIDANG KURIKULUM
A. Petunjuk Pengerjaan
226
227
B. Identitas Responden
1. Nama : ………………………………………………………
2. N I P : ………………………………………………………
3. Jabatan : ………………………………………………………
5. Alamat : ………………………………………………………
………………………………………………………
DAFTAR PERTANYAAN
227
228
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
228
229
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
229
230
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
10. Strategi apa yang dilakukan MTs Ma‟arif Wadas Kandangan untuk
Sejarah?
230
231
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
DAFTAR PERTANYAAN
Untuk peserta didik kelas VIII MTs Ma’arif Wadas Kandangan
A. Petunjuk Pengerjaan
231
232
B. Identitas Responden
1. Nama : ………………………………………………………
2. Kelas : ……………………………………………………...
DAFTAR PERTANYAAN
232
233
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Bagaimana tingkat penguasaan materi kalian dari pelajaran IPS Sejarah yang
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
4. Apa kelebihannya pengajaran IPS Sejarah yang diintegrasikan dengan nilai -nilai
Islam ?
233
234
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
5. Bagaimana sumber belajar yang kalian gunakan dalam pembelajaran IPS Sejarah
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
6. Bagaimana dengan hasil ulangan / tes kalian dalam mata pelajaran IPS Sejarah
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………..
234
235
235
236
236
237
Lampiran 8
Wawancara dan observasi perangkat mengajar dengan Ibu Fitri Susanti, S.Pd.
Guru Mata Pelajaran IPS Sejarah MTs Ma‟arif Wadas Kandangan Temanggung.
237
238
Wawancara dengan H. Djauhari sesepuh dan guru senior MTs Ma‟arif Wadas.
238
239
239
240
240
241
Observasi kegiatan pembelajaran IPS sejarah Fitri Susanti, S.Pd di kelas 8-A
241
242
BIOGRAFI PENULIS
Temanggung
Riwayat Pendidikan :
MI Ma‟arif Tembarak : Lulus tahun 1979
SMP Negeri Tembarak : Lulus tahun 1982
SMA Negeri 3 Temanggung : Lulus tahun 1986
Diploma 3 IKIP Negeri Semarang : Lulus Tahun 1989
S-1 UNNES Semarang : Lulus tahun 2000
S-2 IAIN Salatiga : Masuk tahun 2012
Riwayat Mengajar :
242