Anda di halaman 1dari 168

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM

KEGIATAN EKSTRAKULIKULER PRAMUKA


DI SMP NEGERI 7 RAWA BUNTU

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh:
APLIANA TAMO INYA
NIM 181011550018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAMULANG
2023
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM
KEGIATAN EKSTRAKULIKULER PRAMUKA DI
SMP NEGERI 7 RAWA BUNTU

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
APLIANA TAMO INYA
NIM 181011550018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAMULANG
2023

i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan Judul “Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kegiatan


Ekstrakulikuler Pramuka Di Smp Negeri 7 Rawa Buntu” yang disusun oleh:
Nama : Apliana Tamo Inya
NIM : 181011550018
Program Studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Telah dipergunakan dalam sidang Ujian Skripsi, Program Studi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Pamulang, pada tanggal 17 Agustus 2023.

Tangerang Selatan, 16 September 2023

Panitia Ujian
Ketua Penguji

Nurdiyana, S.Pd., M.H


NIDN. 0416018202

Penguji I Penguji II

Nama Dosen Nama Dosen


NIDN NIDN

Mengetahui Mengesahkan
Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila Dekan Fakultas Keguruan dan
dan Kewarganegaraan Ilmu Pendidikan

Ichwani Siti Utami, S.Pd. MH Drs. H. Alinurdin, M. Pd


NIDN. 0413018901 NIDN. 0429095704

iii
PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Karya tulis skripsi ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik sarjana di Universitas Pamulang maupun di
perguruan tinggi lain.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak orang lain, kecuali arahan dari dosen pembimbing dan
masukan dari Tim Penelaah/Tim Penguji.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian
hari terdapat penyimpanan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka
saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang
telah diperoleh karna karya ini, serta sanksi lainnya sesuai ketentuan yang
berlaku di lingkungan Univeristas Pamulang.

Tangerang Selatan, 16 September 2023


Yang membuat pernyataan,

Apliana Tamo Inya


NIM. 181011550018

iv
LEMBAR PERSEMBAHAN

Puji Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Dengan mengucap rasa syukur
saya kupersembahkan sebuah karya yang sederhana ini kepada orang-orang yang
sangat berarti dalam perjalanan hidupku.
1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak dan Ibu (Alm. Petrus Rangga Muda dan
Paulina Hemba Leko) Terimakasih atas doa dan kasih sayang yang
berlimpah tiada henti, Sungguh kasih sayang dari kalianlah yang memberi
suntikan energi luar biasa untuk keberhasilanku dalam menggapai cita-cita,
meskipun engkau jauh disampingku tapi Doa dan Restu tiada henti aku pinta
kepada engkau.
2. Kepada orang tercintaku suami dan anakku (Marinus Moto Kaka dan
Kresensia Juwitha Kaka) Terimakasih atas doa, dukungan dan kasih sayang
yang berlimpah tiada henti-hentinya yang sungguh luar biasa dalam
hidupku,
3. Guru serta Dosenku yang mulia yang dengan rela dan ikhlas memberikan
ilmunya kepada saya, sehingga berkat jasa kalianlah saya bisa menjadi
pribadi yang berakhlak dan bertambah ilmu. Semoga imu yang engkau
berikan bermanfaat dan barokah khususnya bagi saya dan umumnya untuk
orang lain, Aamiin.
4. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan dukungan kepadaku dalam
mengerjakan karya ilmiah ini.
5. Serta seluruh rekan dan semua yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini
saya ucapkan terimakasih atas dukungan, kebaikan, perhatian, dan
kebijaksanaannya sehingga saya tahu cara untuk tetap semangat dan
pantang menyerah.

v
ABSTRAK

Apliana Tamo Inya. 2023. “Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kegiatan


Ekstrakulikuler Pramuka Di Smp Negeri 7 Rawa Buntu ". Skripsi. Program Studi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Pamulang. Pembimbing Nurdiyana, S.Pd., M.H
Penggunaan penunjang pembelajaran seperti nilai-nilai pancasila sangat
diperlukan agar dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Berdasarkan
observasi di sekolah menengah pertama di Rawa buntu menujukkan bahwa nilai-
nilai pancasila hanya berisi soal-soal saja untuk dikerjakan siswa sehingga
mengakibatkan aktivitas cenderung pasif dan pemahaman konsep kurang baik.
Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan nilai-nilai pancasila Dalam Kegiatan
Ekstrakulikuler Pramuka Di Smp Negeri 7 Rawa Buntu yang valid, praktis, dan
efetif. Pendekatan dalam Penelitian ini menggunakan metode studi kualitatif, yaitu
suatu penelitian yang ditunjukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang
secara individual maupun kelompok. Subjek uji coba dalam penelitian ini pembina
Pramuka SMP Negeri 7 Rawa Buntu dan Anggota ektrakulikuler Pramuka SMP
Negeri 7 Rawa Buntu Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Provinsi
Banten yang aktif berorganisasi dengan jumlah siswa sebanyak 865 siswa.
Instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen
angket validasi, instrumen angket respons guru, dan instrumen tes pemahaman
konsep. Sebelum digunakan, ketiga instrumen tersebut harus valid dan reliabel
dengan dihitung uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya bedanya.
Teknik analisis data terdiri dari analisis data kevalidan, analisis data kepraktisan,
dan analisis data pemahaman konsep dengan paired sample t test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa validasi ahli materi pada
Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kegiatan Ekstrakulikuler Pramuka Di
Smp Negeri 7 Rawa Buntu sebesar 99 % berkriteria sangat baik dan hasil validasi
ahli S2 sebesar 2 % berkriteria sangat baik.

Kata Kunci: Nilai-Nilai Pancasila, Kegiatan Ekstrakulikuler Pramuka.

vi
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur hanya bagi Tuhan Yesus Kristus, oleh karena
Anugera-Nya yang melimpah, kemurahan dan kasih setia besar sehingga penyunan
skripsi inidapat menyelesaikan dengan berjudul “IMPLEMENTASI NILAI-
NILAI PANCASILA DALAM KEGIATAN EKSTRAKULIKULER PRAMUKA
DI SMP NEGERI 7 RAWA BUNTU” dapat diselesaikan dengan baik.
Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-
tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini.
Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
selama proses penyelesaian studi, diantaranya:
1. Bapak Dr. Pranoto, S.E., M.M., Dr. (HC) Drs. H. Darsono selaku Ketua
Yayasan Sasmita Jaya yang telah mewujudkan mimpi-mimpi anak bangsa
dengan mempelopori adanya pendidikan dengan biaya terjangkau dan
berkualitas.
2. Bapak Dr. E. Nurzaman AM., M.M, M. Si, Selaku Rektor Univeristas selaku
Rektor Universitas Pamulang yang telah berupaya keras menjadikan
Universitas Pamulang semakin berkualitas.
3. Drs. Alinurdin, M. Pd, Selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan menjadi semakin baik
4. Ibu Nurdiyana, S.Pd., M.H, Sebagai Dosen Pembimbimbing yang telah
memberikan pengarahan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
5. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program
Studi Pendidikan Pancasila dan Kewaganegaraan.
6. Kepala Sekolah Ibu Lely Yuliana, M. Pd yang telah mempermudah dan
mengizinkan saya untuk melakukan penelitian dalam penyusunan skripsi.
7. Berbagai pihak yang telah memberikan bantuan untuk karya tulis ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.

vii
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan
ilmu pengetahuan dan para praktisi yang membutuhkan.

Tangerang Selatan, 16 September 2023


Penulis,

Apliana Tamo Inya

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i


PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN..................................................................................... iv
LEMBAR PERSEMBAHAN ...................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL......................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR.................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ........................................... Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang Masalah .......................................... Error! Bookmark not defined.
B. Fokus Penelitian ....................................................... Error! Bookmark not defined.
C. Rumusan Masalah .................................................... Error! Bookmark not defined.
D. Tujuan Penelitian ..................................................... Error! Bookmark not defined.
E. Manfaat Penelitian ................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II LANDASAN TEORI .................................... Error! Bookmark not defined.
A. Landasan Teoretis .................................................... Error! Bookmark not defined.
1. Pengertian Implementasi ......................................... Error! Bookmark not defined.
2. Definisi Nilai ............................................................ Error! Bookmark not defined.
3. Pancasila Sebagai Dasar Negara ............................ Error! Bookmark not defined.
4. Nilai-Nilai Pancasila dan Indikator Kaidah ImplementasinyaError! Bookmark
not defined.
5. Ekstrakurikuler ......................................................... Error! Bookmark not defined.
6. Gerakan Pramuka Sebagai Salah Satu Kegiatan Yang Mengimplementasikan
Nilai Pancasila ................................................................ Error! Bookmark not defined.
B. Penelitian Terdahulu ................................................ Error! Bookmark not defined.
C. Kerangka Berpikir Penelitian ................................. Error! Bookmark not defined.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............... Error! Bookmark not defined.
A. Pendekatan dan Metodologi Penelitian ................. Error! Bookmark not defined.
B. Latar Penelitian ........................................................ Error! Bookmark not defined.
C. Data dan Sumber Data ............................................. Error! Bookmark not defined.

ix
D. Teknik dan Instrumen Pengumpul Data ................ Error! Bookmark not defined.
1. Teknik Wawancara .................................................. Error! Bookmark not defined.
2. Teknik Observasi ..................................................... Error! Bookmark not defined.
3. Teknik Dokumentasi................................................ Error! Bookmark not defined.
E. Keabsahan Data........................................................ Error! Bookmark not defined.
F. Teknik Analisis Data ............................................... Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................. Error! Bookmark not defined.
A. Hasil Penelitian ........................................................ Error! Bookmark not defined.
1. Profil Sekolah ............................................................ Error! Bookmark not defined.
2. Visi Misi Sekolah ....................................................... Error! Bookmark not defined.
1. Sarana dan Prasarana Sekolah ................................ Error! Bookmark not defined.
2. Potensi Siswa ............................................................ Error! Bookmark not defined.
3. Potensi Guru dan Karyawan ................................... Error! Bookmark not defined.
4. Ekstrakulikuler ......................................................... Error! Bookmark not defined.
B. Deskripsi Khusus Hasil Penelitian ......................... Error! Bookmark not defined.
1. Nilai Pancasila yang dikembangkan dalam kegiatan ekstrakulikuler Pramuka di
SMPN 7 Rawa Buntu ..................................................... Error! Bookmark not defined.
2. Kendala yang dihadapi dalam implementasi nilai-nilai Pancasila di kegiatan
kepramukaan SMPN 7 Rawa Buntu............................. Error! Bookmark not defined.
3. Solusi untuk mengatasi kendala dalam implementasi nilai-nilai Pancasila di
kegiatan ekstrakurikuler Pramuka SMPN 7 Rawa BuntuError! Bookmark not
defined.
C. Pembahasan................................................................ Error! Bookmark not defined.
1. Proses implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan ekstrakurikuler
Pramuka di SMPN 7 Rawa Buntu ............................ Error! Bookmark not defined.
2. Nilai Pancasila yang dikembangkan dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di
SMPN 7 Rawa Buntu ..................................................... Error! Bookmark not defined.
3. Kendala-kendala yang dihadapi dalam mengimplimentasikan nilai-nilai
Pancasila dalam kegiatan kepramukaan di SMPN 7 Rawa Buntu ...........Error!
Bookmark not defined.

x
4. Solusi untuk mengatasi kendala dalam implementasi nilai-nilai Pancasila di
kegiatan ekstrakurikuler Pramuka SMPN 7 Rawa BuntuError! Bookmark not
defined.

BAB V PENUTUP....................................................... Error! Bookmark not defined.


A. Kesimpulan ................................................................ Error! Bookmark not defined.
B. Saran ........................................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA................................................... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN .................................................................. Error! Bookmark not defined.

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Kaidah Implementasi Nilai-Nilai Pancasila...................... 31

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian ............................................................ 55

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia menjadi bagian yang penting

dalam kehidupan pemerintah dan masyarakat. Penerapan atau implementasi sila-

sila dalam Pancasila merupakan hal yang wajib dilakukan bagi tiap-tiap warga

negara. Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang terlahir dari

kebudayaan dan sejarah masyarakat Indonesia yang telah ada jauh sebelum bangsa

Indonesia merdeka. Pancasila sebagai suatu realita, artinya ada dalam diri manusia

Indonesia dan masyarakatnya, sebagai suatu kenyataan hidup bangsa, yang tumbuh,

hidup dan berkembang dalam kehidupan sehari-hari. Diterimanya Pancasila

sebagai pandangan hidup dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa

nilai-nilai Pancasila harus selalu dijadikan landasan pokok bagi pengaturan serta

penyelenggaraan Negara.

Menurut Susanti (2013:1) Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan

sebagai dasar negara seperti tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa yang telah diuji

kebenaran, kemampuan dan kesaktianya, sehingga tidak ada satu kekuatan

manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dengan kehidupan bangsa

Indonesia.

Tokoh perjuangan politik pendidian yaitu Ki Hajar Dewantara (1889-1959)

meletakkan aliran pendidikannya pada jiwa merdeka di kalangan rakyat. Aliran ini

1
2

didasarkan atas jiwa dan semangat bangsa Indonesia waktu itu yang relatif lemah

dalam meraih kemerdekaan. Inilah yang dikembangkan hingga kini dalam filosofi

pendidikan Taman Siswa. Atas dasar pemahaman di atas, maka konsep pendidikan

dikembangkan melalui mekanisme proses belajar mengajar yang disebut sekolah,

dimana peran sekolah sebagai mata rantai perantara dan media pengembangan diri,

intelegensi, imajinasi kreatif, dan pembentukan watak atau karakter dari anak didik.

Pendidikan nasional merupakan aspek pokok harus berlandaskan Pancasila.

Pendidikan merupakan salah satu asset terbesar negara dimana pendidikan

berkontribusi dalam upaya pengembangan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa. Pendidikan sebagai wadah untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan

keterampilan demi meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber

daya manusia yang baik dapat didukung oleh pendidikan yang baik pula.

Pendidikan Nasional berdasarkan UU. No 20 Tahun 2003 Pasal 3 yaitu “Pendidikan

nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab”.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional diperlukan strategi dan usaha

serta dukungan dari segala aspek baik secara materi maupun fisik. Sebagai ideologi

dan dasar negara, Pancasila harusnya bukan cuma dihafal dan dipahami saja. Tapi,

juga harus mengalir dalam perilaku sehari-hari Warga Negara Indonesia.


3

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyurvei persepsi terhadap

Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia. Hasilnya mengejutkan, pada segmen

pendidikan menurunnya pro Pancasila terjadi di semua level. Pada 2018 angka

tersebut dibawah 80%. Segmen lulusan SD 2005 86,5% menjadi 76,3% pada 2018.

Segmen lulusan SLTP/sederajat 84,5% 2005 menjadi 76,5% 2018. Untuk segmen

lulusan SMA/seserajat pada 2005 83,3% turun menjadi 74% pada 2018. Kemudian

pendidikan kuliah ke atasnya juga mengalami penurunan dari 82,2% pada 2005

menjadi 72,8% pada 2018. Survei tersebut dilakukan pada 28 Juni 2015 - 5 Juli

2018 dengan jumlah responden 1.200 orang diambil secara acak di 34 provinsi di

Indonesia. Survei menggunakan kuisioner dengan wawancara tatap muka (face to

face). Survei dengan metode multistage random sampling itu atau margin of eror

lebih kurang sebesar 2,9%. Berdasarkan hasil survei Lingkaran Survei Indonesia

(LSI) JA yang digelar hingga Agustus 2018, pendukung Pancasila sebagai ideologi

bangsa terus menurun. Penurunan itu terjadi mulai tahun 2005 hingga 2018. Selama

13 tahun pendukung Pancasila menurun mencapai 10 persen, yakni dari 85,2 persen

pada 2005 menjadi 75,3 persen pada 2018. Tren menurun ini terjadi permanen. Pada

waktunya jika tak ada counter culture (budaya kontra), pendukung Pancasila bisa

ke angka di bawah 50 persen. Gerakan masyarakat sangat dibutuhkan agar

Pancasila tetap menjadi ideologi bangsa.

Idealitas sebuah nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai falsafah

bangsa serta ideologi negara, yang notabene sebagai landasan sekaligus menjadi

orientasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, wujud nyatanya tidak

sepenuhnya dapat dilihat dalam realitas kehidupan berbangsa dan bernegara bahkan
4

Pancasila semakin memudar dari waktu ke waktu. Banyaknya pengaruh negative

terhadap suatu negara salah satunya adalah lunturnya nilai-nilai luhur yang melekat

disuatu negara, inipun yang sedang terjadi di Indonesia saat ini, dengan banyaknya

pengaruh Globalisasi salah satunya adanya pengaruh dari budaya luar yang tidak

sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, permasalahan tersebut dikhawatirkan

masyarakat Indonesia lupa akan jati diri bangsanya sendiri yang menjunjung tinggi

nilai-nilai Pancasila sebagai bentuk mengimplimentasikan karakter kebangsaan.

Implementasi Pancasila juga bisa dilakukan di lingkungan sekolah. Sekolah

berfungsi untuk menjalankan proses mempelajari nilai dan norma masyarakat yang

bertumpu pada aktifitas yang dilakukan di sekolah. Sekolah tidak hanya

menawarkan program studi dengan kurikulum tertentu, akan tetapi sekolah harus

menyediakan sarana dan fasilitas belajar yang memadai, berkualitas sesuai dengan

perkembangan teknologi dan perubahannya. Selain itu perlu disertai atau didukung

dengan iklim sekolah yang kondusif, yang dipandang akan memberikan kontribusi

positif bagi mutu proses dan mutu produk sekolah. Penanaman nilai-nilai Pancasila

dikalangan remaja mesti ditumbuhkan dan dipraktekkan, sehingga mereka nantinya

memiliki karakter yang terpuji dan menjadi generasi penerus bangsa yang bijak.

Dalam menyikapi permasalahan pada remaja ini dibutuhkan wadah yang tepat

untuk mengembangkan potensi yang dimilikinnya, sekaligus menjadi sarana

pengembangan bakat yang lengkap, dengan penanaman nilai-nilai Pancasila dan

moral yang terkandung di dalamnya. Salah satunya melalui pendidikan yang bisa

mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila pada kehidupan sehari-hari melalui

kegiatan ekstrakulikuler Pramuka.


5

Gerakan Pramuka sebagai bagian dari pendidikan nasional memiliki tujuan

membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa,

berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai

nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam

menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan

Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup. Berlandaskan UU No. 12 Tahun

2010 menjadi dasar atau acuan bagi semua komponen bangsa untuk secara mandiri

terlibat dalam Gerakan Pramuka dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika

menjadikan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya yang memiliki kewenangan

menyelenggarakan pendidikan non formal, melalui pendidikan kepramukaan

sebagai bagian pendidikan nasional yang dilandasi sistem among, prinsip dasar dan

metode kepramukaan. Pelaksanaan nilai-nilai Pancasila merupakan suatu

kewajiban bagi masyarakat Indonesia khususnya anggota Pramuka. Nilai-nilai

Pancasila tercermin pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan

Pramuka. Berdasarkan BAB IV Pasal 8 Ayat (1), (2), (3), dan 4 tentang Prinsip

Dasar Kepramukaan (Zainul, 2016:43), menyebutkan :

1. Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya.

3. Peduli terhadap diri pribadinya.

4. Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka

Menurut Hudiyono (2012:86) dipandang dari sudut pandang kesehatan

psikologis, kegiatan Pramuka bermanfaat dalam merangsang pertumbuhan dan

perkembangan remaja. Gerakan Pramuka juga dijadikan alat guna menumbuhkan


6

rasa percaya diri remaja. Dalam merangsang pertumbuhan remaja, program-

program kegiatan Pramuka relevan dan disesuaikan dengan minat bakat remaja.

Dalam Pramuka siswa akan mendapatkan dua hal, yaitu belajar berorganisasi dan

melakukan beragam kegiatan, baik di dalam ruangan maupun diluar ruangan.

Kegiatan ini bisa merangsang kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.

Dengan demikian, pertumbuhan otak kanan dan otak kiri siswa semakin pesat.

Kegiatan Pramuka juga membentuk siswa menjadi pribadi yang disiplin. Ini dapat

diterapkan didalam kehidupan sehari-hari. Sehingga mereka mampu menyaring

mana yang baik dan mana yang buruk bagi dirinya.

Gerakan Pramuka tetap relevan dengan perkembangan zaman karena

disesuaikan dengan keadaan, kepentingan serta perkembangan masyarakat dan

bangsa Indonesia. Walaupun teknologi berkembang pesat. Gerakan Pramuka

mampu membangun manusia yang berkarakter, dan mampu membangun bangsa

yang memiliki kepribadian yang tangguh dan karakter yang kuat, hingga menjadi

pemuda cerdas yang mampu menguasai ilmu pengetahuan, yang luhur budi

pekertinya, serta pemuda yang kompak dan rukun terhadap sesama. Karena pemuda

yang demikianlah yang akan sanggup menghadapi persoalan di negeri ini, juga

mampu menghadapi tantangan serta sanggup untuk menatap masa depan yang lebih

baik.

Penggalang adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 11-15

tahun. Secara umum usia tersebut disebut masa sosial (Kohnstam) atau disebut juga

masa remaja awal yaitu masa pencarian jati diri, memiliki semangat yang kuat, suka

berdebat, kemauannya kuat, agak sulit dicegah kemauannya apabila tidak melalui
7

kesadaran rasionalnya, ada kecendurungan agresif, sudah mengenal cinta dengan

lain jenis kelamin. Kepenggalangan adalah latihan ke arah kemandirian dan tidak

menjadi beban orang lain, persaudaraan bakti, mendidik diri sendiri dengan

menambah kecakapan sebagai pengabdian yang berguna bagi masyarakat, memilih

cara hidup dengan berpedoman Trisatya dan Dasa Dharma. Penggalang dianggap

sudah berani meluaskan sayapnya sendiri, membuka lingkaran dunia nyalebar-lebar

serta mandiri (2011:17).

Gerakan Pramuka mampu melahirkan generasi-generasi muda atau

tunastunas bangsa yang tangguh dan bertanggung jawab, karena Gerakan Pramuka

menitik beratkan pada pembinaan mental dan disiplin yang tinggi kepada para

anggotanya. Maka dari itu, Gerakan Pramuka harus terus menerus ditumbuhkan dan

dikembangkan anak dan kaum muda dengan dukungan lingkungan sekitar.

Pendidikan kepramukaan dikemas dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan,

sehat menarik, teratur, praktis dan terarah dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan

Metode Kepramukaan.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di dalam atau luar ruangan lingkungan

sekolah dalam rangka meningkatkan keterampilan, memperluas pengetahuan dan

menginternalisasikan nilai-nilai atau aturan agama serta norma sosial, baik lokal

maupun nasional, ataupun global untuk membentuk insan yang tangguh, sehingga

remaja mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan terdapat pendidikan sikap

terpuji, yang sasaran akhirnya adalah watak, akhlak dan budi pekerti luhur serta

memilki kecakapan hidup yang bermanfaat bagi remaja tersebut. Dengan kata lain

kegiatan yang dilaksanakan oleh ekstrakurikuler ditujukan untuk membantu


8

perkembangan peserta didik, sesuai dengan potensi, bakat, kebutuhan, dan minat

mereka, melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau

kependidikan yang berkemampuan dan berwenang di sekolah, sehingga anak

diharap memiliki karakter terpuji. Dalam rangka menerapkan implementasi nilai-

nilai Pancasila dikalangan remaja adalah melalui pendidikan kepramukaan. Salah

satu usaha pemerintah untuk memperbaiki karakter generasi bangsa dan

mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila adalah dengan menjadikan pendidikan

kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014

tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib pada

pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Pendidikan Kepramukaan

dilaksanakan untuk mengimplementasikan nilai Ketuhanan, kebudayaan,

kepemimpinan, kebersamaan, sosial, kecintaan alam, dan kemandirian pada peserta

didik. Diharapkan nilai-nilai Pancasila yang diimplementasikan dalam pendidikan

Kepramukaan sebagai muatan Kurikulum 2013 dan muatan pendidikan

Kepramukaan dapat bersinergi secara baik sehingga dapat membuat sikap dan

keterampilan peserta didik menjadi terpuji. Dalam menanamkan dan

mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila, didalam kepramukaan memiliki kode

kehormatan, yaitu kode etik dan kode moral. Kodeetik dalam Pramuka yaitu Tri

Satya artinya tiga janji, yang isinya adalah : “Demi kehormatanku aku berjanji akan

bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila, menolong

sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat, menepati Dasa Dharma”.
9

Pramuka memiliki Kode Moral yang harus diamalkan oleh anggota

Pramuka. Kode Moral di Pramuka adalah Dasa Dharma yang artinya 10 butir sikap

dan norma tindakan yang harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari baik

dilingkungan kepramukaan maupun luarnya. Adapun bunyi Dasa Dharma untuk

Pramuka Penggalang (dalam Andri, 2006:9) adalah sebagai berikut :

1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.

3. Patriot yang sopan dan kesatria.

4. Patuh dan suka bermusyawarah.

5. Rela menolong dan tabah.

6. Rajin, terampil, dan gembira.

7. Hemat, cermat, dan bersahaja.

8. Disiplin, berani, dan setia.

9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.

10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Untuk pengimplementasian 10 Pilar Dasa Dharma tersebut, antara anggota

Penggalang, Penegak dan Pandega hingga anggota dewasa, disesuaikan dengan

perkembangan jasmani maupun rohani. Sehingga angora Pramuka mampu

mengikuti nilai-nilai yang terkandung didalamya. Setiap poin dalam 10 pilar

dijelaskan dalam Satuan Kecakapan Khusus (SKK) yang menjadi alat untuk

mengetahui perkembangan kemampuan dan keterampilan dalam menerapkan

norma-norma yang ada. Anggota Pramuka usia 11 sampai dengan 15 tahun mampu
10

menerapkan didalam kehidupan sehari-hari dan tentu akan menjadi kebanggaan

tersendiri bagi peserta didik.

Gerakan Pramuka Gugus Depan SMP Negeri 7 Rawa Buntu dinamakan

ambalan Dewa Ruci dan Dewi Arimbi. Kegiatan Pramuka yang dilakukan

membentuk peserta didik menjadi pribadi yang disiplin. Contoh seperti ini dapat

diterapkan didalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka mampu memilih antara

yang baik dengan yang buruk bagi dirinya. Di dalam Gerakan Pramuka SMP Negeri

7 Rawa Buntu ada beberapa permasalahan seperti halnya sebagian orang tua ada

yang beranggapan bahwa pendidikan Pramuka hanyalah kegiatan yang bersifat

main-main saja sehingga orang tua tidak mempercayai anaknya mengikuti kegiatan

Pramuka, ditambah sarana dan prasarana yang masih kurang mendukung dalam

melaksanakan kegiatan Pramuka secara rutin.

Dengan permasalahan tersebut, Gerakan Pramuka SMP Negeri 7 Rawa

Buntu selalu berupaya untuk melakukan perbaikan. Pada akhirnya segala usaha

GerakanPramuka mampu mengarah kepada tujuan Gerakan Pramuka. Tujuan itu

berupa pembinaan watak, mental, emosional, jasmani dan bakat, serta dapat

meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, ilmu pengetahuan,

teknologi, keterampilan dan kecakapan, melalui berbagai kegiatan kegiatan

kepramukaan, yaitu pertemuan, perkemahan, bakti masyarakat, peduli masyarakat,

kegiatan kemitraan dan masih banyak lagi kegiatan yang diadakan oleh Gerakan

Pramuka berskala lokal, nasional dan internasional. Karakter kepribadian yang ada

dalam pendidikan kepramukaan inilah yang diharapkan menjadi bekal remaja agar
11

menjadi pribadi yang tangguh jasmani maupun rohani sehingga memiliki karakter

terpuji sesuai norma yang berlaku di masyarakat.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Kegiatan

Ekstrakurikuler Pramuka (Studi Deskriptif Analitis di SMP Negeri 7 Rawa

Buntu Tahun Pelajaran 2022/2023)”.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini meliputi implementasi nilai-nilai Pancasila dalam

kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di SMP Negeri 7 Rawa Buntu. Faktor pendukung

dan kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila pada

kegiatan ekstrakurikuler Pramuka. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala

dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila pada kegiatan ekstrakurikuler

Pramuka di SMP Negeri 7 Rawa Buntu.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian tersebut, maka dapat dirumuskan

permasalahannya sebagai berikut :

1. Apa saja nilai Pancasila yang diimplementasikan dalam kegiatan

ekstrakulikuler Pramuka di SMP Negeri 7 Rawa Buntu?

2. Kendala dan solusi apa saja yang dihadapi dalam mengimplementasikan

nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan Pramuka di SMP Negeri 7 Rawa

Buntu?
12

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan hendak dicapai dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui nilai Pancasila yang dikembangkan dalam kegiatan

ekstrakulikuler Pramuka di SMP Negeri 7 Rawa Buntu.

2. Untuk mengetahui kendala dan solusi apa saja yang dihadapi dalam

mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila di kegiatan ekstrakulikuler

Pramuka SMP Negeri 7 Rawa Buntu.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tentang implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan

ekstrakurikuler pramuka di SMP Negeri 7 Rawa Buntu diharapkan dapat

memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat penelitian secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan khazana

intelektual serta dapat dijadikan sumber informasi atau masukan bagi

kegiatan ekstrakurikuler osis dalam mengimplementasikan nilai-nilai

Pancasila. Dalam hal ini agar dapat secara konsisten mampu mewujudkan

nilai-nilai dasar Pancasila.

2. Manfaat secara praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai

pihak, terutama pihak-pihak yang berada dalam lingkungan dunia

pendidikan:
13

a. Bagi Guru

Memberikan informasi baru mengenai nilai-nilai pancasila yang

diimplementasikan oleh kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di sekolah

serta memberikan gambaran dan motivasi kepada guru untuk

meningkatkan dan mengembangkan ide kreatif guru dalam

mengimplimentasikan nilai-nilai Pancasila di sekolah.

b. Bagi Siswa

Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan osis dengan

melakukan kegiatan yang berkaitan dengan implementasi nilai-nilai

Pancasila dan diharapkan menjadi referensi untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa.

c. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

pihak sekolah untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas

ekstrakurikuler Pramuka SMP Negeri 7 Rawa Buntu dalam

mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.


BAB II
LANDASAN TEORI

A. Landasan Teoretis

1. Pengertian Implementasi

Pendapat dari Mulyasa (2009:178), menyatakan bahwa implementasi

adalah suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu

tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan

pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap. Sedangkan implementasi menurut

Kamus Oxford Advanced Learners Dictionary (dalam Mulyasa, 2009:178)

adalah “put something into effect” (penerapan sesuatu yang memberikan efek

atau dampak). Pendapat lainnya dikemukakan oleh Nurdin Usman (2002:70),

menyatakan bahwa implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan

atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas,

tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan.

Menurut Van Meter dan Var Horn (dalam Wahab, 2008:65),

implementasi adalah tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau

kelompok- kelompok yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah

digariskan dalam keputusan. Sebaliknya keseluruhan proses implementasi

dapat dievaluasi dengan cara mengukur atau membandingkan antara hasil akhir

dari program- program tersebut dengan tujuan-tujuan yang telah digariskan

dalam keputusan. Secara sederhana implementasi bisa

14
15

diartikan pelaksanaan atau penerapan. Dari beberapa pengertian di atas maka

dapat disimpulkan bahwa implementasi merupakan tindakan pelaksanaan dari

suatu rencana yang telah disusun dengan matang. Implementasi nilai-nilai

Pancasila di dalam kegiatan ekstrakurikuler OSIS tidak hanya aktivitas, tetapi

juga kepada suatu kegiatan yang direncanakan dengan serius mengacu kepada

norma-norma untuk bisa mencapai tujuan kegiatan.

2. Definisi Nilai

Menurut Mustari Mustafa (dalam Najib,2014:14), nilai secara etimologi

merupakan pandangan kata value (Bahasa Inggris) (moral value). Dalam

kehidupan sehari-hari, nilai merupakan sesuatu yang berharga, bermutu,

menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Dalam pembahasan ini nilai

merupakan kualitas yang berbasis moral. Dalam filsafat, istilah ini digunakan

untuk menunjukkan kata benda abstrak yang artinya keberhargaan yang setara

dengan berarti atau kebaikan. Ngalim Purwanto (dalam Najib, 2014:14),

menyatakan bahwa nilai yang ada pada seseorang dipengaruhi oleh adanya adat

istiadat, etika, kepercayaan, dan agama yang dianutnya. Semua itu

memengaruhi sikap, pendapat, dan pandangan individu yang selanjutnya

tercermin dalam cara bertindak dan bertingkah laku dalam memberikan

penilaian. Sedangkan menurut Mulyana (dalam Najib, 2014:15),

mendefinisikan nilai sebagai keyakinan dalam menentukan pilihan.

Dari semua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa nilai adalah

segala hal yang berhubungan dengan tingkah laku manusia mengenai baik atau
16

buruk yang diukur oleh agama, tradisi, etika, moral, dan kebudayaan yang

berlaku dalam masyarakat.

3. Pancasila Sebagai Dasar Negara

a. Pancasila Secara Etimologis

Secara etimologis Istilah “Pancasila” berasal dari Sansekerta dari India

(Bahasa kasta Brahmana) adapun Bahasa rakyat biasa adalah Bahasa

Prakerta. Menurut Yamin (dalam Kaelan, 2014:12), dalam Bahasa

Sansekerta perkataan Pancasila memiliki dua macam arti secara leksikal

yaitu :

“panca” artinya “lima” “syila” vokal i pendek artinya “batu sendi”,


“alas”, atau “dasar” “syiila” vocal i panjang artinya “peraturan tingkah
laku yang baik, yang penting atau yang senonoh”.
Kata-kata tersebut kemudian dalam Bahasa Indonesia terutama Bahasa

Jawa diartikan “susila” yang memiliki hubungan dengan moralitas. Oleh

karena itu secara etimologis kata “Pancasila” yang dimaksudkan adalah

istilah “Panca Syila” dengan vocal i pendek yang memiliki makna leksikal

“berbatu sendi lima” atau secara harfiah “dasar yang memiliki lima

unsur”. Adapun istilah “Panca Syiila” dengan huruf Dewanagari I

bermakna 5 aturan tingkah laku yang penting. Ajaran Pancasyiila menurut

Budha adalah lima aturan (larangan) atau five moral principles, yang harus

ditaati dan dilaksanakan oleh para penganut biasa atau awam.

b. Pancasila Secara Historis

Proses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI

pertama Dr.Radjiman Widyodiningrat. Mengajukan suatu masalah,


17

khusunya akan dibahas pada sidang tersebut. Masalah tersebut adalah

tentang suatu calon rumusan dasar negara Indonesia yang akan dibentuk.

Kemudian tampilah pada sidang tersebut tiga orang pembicara yaitu

Mohammad Yamin, Soepomo dan Soekarno.

Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam sidang tersebut Ir.Soekarno

berpidato secara lisan (tanpa teks) mengenai calon rumusan dasar negara

Indonesia dihadapan sidang Badan Penyelidik yang rumusannya adalah

sebagai berikut :

1. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia.

2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan.

3. Mufakat atau Demokrasi.

4. Kesejahteraan Sosial.

5. Ketuhanan yang berkebudayaan.

Selanjutnya beliau menusulkan bahwa kelima sila tersebut dapat

diperas menjadi “Tri Sila” yang rumusannya :

1. Sosio Nasional yaitu “Nasionalisme dan Internasional”.

2. Sosio Demokrasi yaitu “Demokrasi dengan Kesejahteraan rakyat”.

3. Ketuhanan Yang Maha Esa.

Adapun “Tri Sila” tersebut masih bisa diperas lagi menjadi “Eka Sila”

atau satu sila yang intinya adalah “gotong royong”. Kemudian untuk

memberi nama istilah dasar negara tersebut Soekarno memberikan nama

“Pancasila” yang artinya lima dasar, hal ini menurut Soekarno atas saran

dari salah seorang temannya yaitu seorang ahli Bahasa (Muhammad Yamin)
18

dan secara bulat diterima oleh sidang BPUPKI. Pada tanggal 17 Agustus

1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, kemudian keesokan

harinya tangggal 18 Agustus 1945 disahkanlah Undang-Undang Dasar 1945

termasuk pembukaan UUD 1945 di mana termuat isi rumusan lima prinsip

sebagai satu dasar negara yang diberi nama Pancasila. Sejak saat itulah

perkataan Pancasila telah menjadi bahasa Indonesia dan merupakan istilah

umum. Pada tahun 1947 pidato Ir.Soekarno tersebut diterbitkan dan

dipublikasikan dan diberi judul “Lahirnya Pancasila”, sehingga dahulu

pernah popular bahwa tanggal 1 Juni adalah hari lahirnya Pancasila.

Menurut Notonegoro (dalam Kaelan, 2008:104), mengatakan bahwa

Pancasila adalah dasar falsafah negara Indonesia, sehingga dapat diartikan

kesimpulan bahwa Pancasila merupakan dasar fasafah dan ideologi negara

yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia, sebagai dasar

pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan, serta bagian pertahanan bangsa

dan Negara. Sedangkan menurut Muh.Yamin (dalam Kaelan, 2008:22),

dalam bahasa sansekerta perkataan “Pancasila” memiliki dua macam arti

secara leksikal yaitu “Panca” artinya “Lima” dan “Syila” artinya “Dasar”.

Kemudian diartikan secara harfiah “dasar yang memiliki unsur”. Dengan

démikian, Pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan

tentang tingkah laku yang penting dan baik. Selanjutnya menurut Ir.

Soekarno (dalam Kaelan, 2008:24). Pancasila adalah isi jiwa bangsa

Indonesia secara turun-temurun yang sekian abad lamanya terpendam bisu


19

oleh kebudayaan Barat. Dengan demikian, Pancasila tidak saja sebagai

falsafah negara, tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa Indonesia.

Dari beberapa definisi di atas maka dapat ditegaskan bahwa

Pancasila adalah dasar Negara yang menjadi pedoman dan pandangan

bangsa Indonesia. Pancasila dapat dikatakan sebagai dasar (falsafah)

negara, pandangan hidup, ideologi nasional, dan ligatur (pemersatu) dalam

peri kehidupan kebangsaan dan kenegaraan Indonesia. Singkat kata,

Pancasila adalah dasar statis yang mempersatukan sekaligus bintang

penuturan (Leitstar) yang dinamis, yang mengarahkan bangsa dalam

mencapai tujuannya. Dalam posisi seperti itu, Pancasila merupakan sumber

jati diri, kepribadian, moralitas, dan haluan keselamatan bangsa.

4. Nilai-Nilai Pancasila dan Indikator Kaidah Implementasinya

a. Makna Sila Pancasila

Pancasila menjadi sumber etika dalam bersikap dan berperilaku dalam

kehidupan sehari-hari. Dalam pembicaraan mengenai nilai, maka nilai-nilai

yang terkandung dalam Pancasila memiliki arti yang penting dan mendalam

baik itu secara historis maupun pengamalannya dalam kehidupan

bermasyarakat. Nilai- nilai Pancasila ini bagi masyarakat bangsa Indonesia

merupakan landasan dan dasar negara, serta cita-cita dalam melakukan

segala sesuatu, baik dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat maupun

dalam kehidupan kenegaraan. Dalam sila-sila Pancasila mengandung nilai-

nilai yang memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya, tetapi nilai-nilai

tersebut merupakan suatu kesatuan yang sistematis. Nilai-nilai sila


20

Pancasila tidak dapat dilepaskan keterkaitannya dengan nilai-nilai pada sila

Pancasila yang lain. Nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila

adalah sebagai berikut :

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung nilai-nilai yang

menjiwai keempat sila lainnya. Negara didirikan sebagai penjawantahan

tujuan manusia sebagai Makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Segala hal

yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara harus dijiwai oleh nilai-

nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Rukiyaki, dkk (2008:66) menjelaskan

arti dan makna sila Ketuhanan Yang Maha Esa antara lain sebagai

berikut :

a. Mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan pencipta

seluruh apa yang ada di alam semesta.

b. Menjamin penduduk untuk dapat memeluk suatu agama dan dapat

menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing.

c. Warga negara wajib mempunyai agama dan tidak diperbolehkan

atheis.

d. Menjamin tumbuh dan berkembangnya agama dan saling toleransi

antar umat beragama.

e. Negara menjadi fasilitator tumbuh dan berkembangnya agama serta

menjadi moderator jika terjadi konflik antar agama.

Manusia ada di dunia ini diciptakan oleh sang pencipta yaitu Tuhan.

Sebagai makhluk ciptaan Tuhan manusia wajib menjalankan perintah


21

Tuhan dan menjauhi segala larangan Tuhan. Masyarakat Indonesia

sudah mengenal kepercayaan terhadap Tuhan sejak dahulu dengan

berkembangnya ajaran animisme, dinamisme dan paham politheisme.

Masa selanjutnya, masuklah agama-agama Hindu, Budha, Islam, dan

Nasrani ke Indonesia. Dalam konteks bernegara, maka dalam

masyarakat yang berasasksan Pancasila, dengan sendiirinya dijamin

kebebasan memeluk agama masing-masing.

Dengan adanya payung Ketuhanan Yang Maha Esa itu maka

bangsa Indonesia mempunyai satu asas yang dipegang teguh yaitu bebas

untuk memeluk agama dan beribadah menurut agama masing-masing.

Sehubungan dengan agama itu perintah dari Tuhan dan merupakan

sesuatu yang harus dilaksanakan oleh manusia sebagai makhluk yang

diciptakan oleh Tuhan, maka untuk menjamin kebebabsan tersebut di

dalam alam Pancasila seperti sekarang ini tidak ada pemaksaan

beragama, atau orang dapat memeluk agama dalam suasana yang bebas,

yang mandiri. Oleh karena itu dalam masyarakat Pancasila dengan

sendirinya agama dijamin berkembang dan tumbuh subur dan

konsekuensinya diwajibkan adanya toleansi beragama.

Menurut Kaelan dan Zubaidi (dalam Ambiro, 443:2016), dalam

bernegara berdasarkan Pancasila, maka negara menjamin hak-hak

warga negara untuk dapat menjalankan keyakinan yang dianutnya.

Dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjamin setiap warga negara

untuk dapat memeluk agama sesuai yang diinginkannya dan dapat


22

menjalankan peribadatan agamanya dengan baik. Dalam sila Ketuhanan

yang Maha Esa terkandung nilai bahwa Negara yang didirikan adalah

sebagai pengejawantahan tujuan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang

Maha Esa. Oleh karena itu segala hal yang berkaitan dengan pelaksaan

dan penyelenggaraan Negara bahkan moral Negara, moral

penyelenggara Negara, politik Negara, pemerintahan Negara, hukum

dan peraturan perundang-undangan Negara, kebebasan dan hak asasi

warga Negara harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.

Dapat disimpulkan bahwa dalam Sila Ketuhanan Yang Maha

Esa menjiwai silai-sila lainnya, yang menjadikan lengkap dan harmonis.

Dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjamin setiap warga negara

untuk dapat memeluk agama sesuai yang diinginkannya sesuai dengan

hukum yang berlaku dan dapat menjalankan peribadatan agamanya

dengan baik.

2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab mengandung arti

kesadaran sikap dan perilaku manusia sesuai nilai-nilai moral dengan

memperlakukan sesuatu dengan semestinya. Dalam sila Kemanusiaan

Yang Adil dan Beradab terkandung nilai-nilai bahwa negara harus dapat

menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Dalam peraturan

perundang-undangan di Indonesia harus dapat mewujudkan tujuan

tercapainya harkat dan martabat manusia, terutama hak-hak kodrat

manusia sebagai hak dasar (hak asasi) harus dijamin dalam peratuuran
23

perundang-undangan negara. Hak asasi manusia adalah hal yang paling

dasar yang harus dijamin dalam pemerintahan di Indonesia. Nilai

kemanusiaan yang adil dan beradab merupakan perwujudan manusia

yang bermoral, berbudaya dan beragama.

Menurut Darmodiharjo (dalam Kaelan, 2010:80) kehidupan

berbangsa dan bernegara harus dilandasi oleh sifat adil karena hakikat

manusia sebagai makhluk yang beradab dan berbudaya harus mempunyai

sifat adil. Dalam hukum di Indonesia manusia mempunyai kedudukan

yang sama serta mempunyai hak yang sama sebagai warga negara

Indonesia. Manusia harus bersikap adil terhadap diri sendiri, sesama

manusia, masyarakat bangsa dan negara, lingkungan serta kepada Tuhan

Yang Maha Esa. Darmodiharjo (dalam Kaelan,2010: 81) menambahkan

bahwa konsekuensi nilai yang terkandung dalam Kemanusiaan Yang

Adil dan Beradab adalah menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia

sebagai makhluk Tuhan, menjunjung tinggi hak asasi manusia,

menghargai kesamaan hak dan derajat tanpa membedakan suku, agama,

ras keturunan, dan status sosial. Mengembangkan sikap saling mencintai

sesama manusia, saling meghormati, serta menjunjung tinggi nilai-nilai

kemanusiaan. Nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab dan

beradab pada hakikatnya memberikan pemahaman terhadap manusia

sebagai makhluk sosial, oleh karena itu pengimplementasian nilai-nilai

kemanusiaan yang adil dan beradab sebagai pedoman dalam berperilaku

harus benar-benar dilaksanakan sesuai dengan norma dan peraturan yang


24

berlaku sehingga pelaksanaan nilai-nilai tersebut tidak menyimpang dari

makna sesungguhnya. Menurut Hadi (2016:84), pengimplementasian

nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab dapat diuraikan sebagai

berikut :

a. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan

martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

b. Mengakui persamaan derajat, persamaan Hak, persamaan kewajiban

antara sesama manusia.

c. Saling mencintai sesama manusia.

d. Mengembangkan sikap tenggang rasa.

e. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

f. Menjungjung tinggi nilai kemanusiaan.

g. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

h. Berani membela kebenaran dan keadilan.

i. Merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.

j. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama

dengan yang lain.

Makna dalam hal ini nilai kemanusiaan yang adil mengandung suatu

makna bahwa hakikat manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan

beradab harus berkodrat adil. Baik harus adil dalam hubungan dengan

diri sendiri, adil terhadap manusia lain, adil terhadap masyarakat bangsa

dan negara serta adil terhadap lingkungannya. Pengamalan sila

kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai kesamaan derajat


25

maupun kewajiban dan hak, cinta mencintai, hormat menghormati,

keberanian membela kebenaran dan keadilan, toleransi dan gotong

royong.

3. Sila Persatuan Indonesia

Makna persatuan artinya menjadi satu dan tidak terpecah atau

terpisah- pisah. Makna Persatuan Indonesia sering dikaitkan degan rasa

Nasionalisme. Nasionalisme merupakan rasa cinta tanah air dan adanya

perasaan bersatu sebagai suatu bangsa atau negara. Nilai-nilai

nasionalisme harus tercermin dalam segala aspek kehidupan berbangsa

dan bernegara. Rukiyati dkk (2008: 69) menyatakan bahwa pokok-pokok

pikiran yang terkandung dalam sila Persatuan Indonesia adalah

nasionalisme, cinta bangsa dan tanah air, menggalang persatuan dan

kesatuan bangsa, menghilangkan penonjolan atau kekuasaan keturunan

dan perbedaan warna kulit serta menumbuhkan rasa senasib dan

seperjuangan. Menurut Joesoef (dalam Hadi, 2007:32) mengemukakan

bahwa Kepramukaan merupakan tempat bagi pemuda guna melatih dalam

hal berorganisasi, gerak organisasi baik ke dalam maupun ke luar.

Berdasarkan berbagai keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa

sila Persatuan Indonesia mengandung nilai-nilai yang dapat menjadikan

Indonesia bersatu, tidak terpecah belah dan menumbuhkan sikap rasa

nasionalisme serta kebersamaan sebagai suatu bangsa. Persatuan

Indonesia menghendaki warga masyarakat bersatu padu demi mencapai

tujuan bersama sebagai bangsa dan negara yang berdaulat.


26

4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawatan/ Perwakilan.

Nilai filosofis yang terkandung dalam sila Kerakyatan yang

Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/Perwakilan adalah bahwa hakikat negara adalah

perwujudan dari sifat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk

sosial. Rakyat merupakan sekelompok manusia yang hidup bersama di

suatu wilayah negara untuk mencapai tujuan bersama. Rakyat adalah

kekuatan terbesar negara. Negara adalah oleh rakyat, dari rakyat, dan untuk

rakyat. Dalam sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan

dalam Permusyawaratan/Perwakilan terkandung nilai demokrasi.

Demokrasi dalam negara harus dijamin secara bebas, namun demokrasi

juga harus disertai dengan rasa tanggung jawab oleh warga negara. Sila

Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan /Perwakilan juga mengandung pokok pikiran tentang

permusyawatan yang artinya mengusahakan keputusan bersama secara

bulat yang dilakukan dengan pengambilan keputusan secara bersama.

Dalam menjalankan keputusan bersama harus disertai dengan rasa

kejujuran dan tanggung jawab bersama. Menurut Joesoef (dalam Hadi,

2007:32) mengemukakan bahwa kepramukaan merupakan tempat bagi

pemuda berlatih hidup demokratis seperti segala sesuatu dirundingkan

secara bersama, dipecahkan bersama dan diputuskan bersama.


27

Menurut Rochamdi (dalam Meidi,2013:15), nilai-nilai demokrasi

Pancasila adalah sebagai berikut :

a. Sebagai warga negara dan waga masyarakat, setiap manusia Indonesia

mempunya kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.

b. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk

kepentingan bersama.

d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi dengan semangat

kekeluargaan.

e. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai

sebagai hasil musyawarah.

f. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan

melaksanakan hasil keputusan musyawarah.

g. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama diatas

kepentingan pribadi atau golongan.

h. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dnegan hati nurani

yang luhur.

i. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara

moral kepada TuhanYang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan

martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan, mengutamakan

persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.

j. Memberikan keperayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk

melaksanakan permusyawaratan.
28

Dapat disimpulkan dalam sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh

Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan mengandung

nilai demokrasi yang bertanggung jawab bagi warga negara, penjaminan

hak warga negara untuk berpendapat dimuka umum, dan pengambilan suatu

keputusan secara bulat dan bijaksana serta dilaksanakan dengan penuh rasa

kejujuran dan tanggung jawab. Pada dasarnya nilai demokrasi yang paling

hakiki adalah bahwa aspirasi rakyat menjadi titik sentral dalam kehidupan

masyarakat. Demikian halnya dalam demokrasi Pancasila, aspirasi dan

kepentingan rakyat merupakan acuan di dalam hidup dan kehidupan.

5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Keadilan artinya dalah memberikan sesuatu hal kepada seseorang

sesuai dengan haknya. Dalam sila kelima nilai keadilan harus terwujud

dalam kehidupan bersama (kehidupan sosial). Keadilan tersebut harus

dijiwai oleh hakikat keadilan yaitu adil terhadap diri sendiri, sesama

manusia, lingkungan, dan kepada Tuhan yang Maha Esa. Rukiyati dkk

(2008: 72) menyatakan pokok pikiran yang perlu dipahami dalam sila

kelima ini adalah kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti

dinamis dan meningkat, seluruh kekayaan alam dan sebagainya

dipergunakan bagi kebahagiaan bersama menurut potensi masing-masing,

serta melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat

bekerja sesuai bidangnya. Kaelan (2010: 83) menjelaskan bahwa

konsekuensi nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam hidup bersama

adalah keadilan distributif, keadilan legal, dan keadilan komutatif.


29

Keadilan distributif adalah suatu hubungan keadilan antara negara

terhadap warganya, dalam arti pihak negaralah yang wajib memenuhi

keadilan dalam bentuk keadilan membagi, dalam bentuk kesejahteraan,

bantuan, subsidi, serta kesempatan dalam hidup bersama yang didasarkan

pada hak dan kewajiban. Keadilan legal adalah yaitu suatu keadilan

hubungan antara warga negara dengan negara dan dalam masalah ini pihak

wargalah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk mentaati peraturan

perundang-undangan yang berlaku dalam negara. Keadilan komutatif, yaitu

suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan lainnya secara timbal

balik. Menurut Joesoef (dalam Hadi,2007:32), mengemukakan bahwa

kepramukaan pemuda merupakan tempat bagi pemuda guna melatih jiwa

toleransi (berjiwa terbuka) seperti belajar menerima kenyataan, bahwa

dalam menghadapi masalah banyak timbul perbedaan pendapat atau

pertentangan, belajar menerima kritik dan belajar menguasai emosi.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai

keadilan harus diwujudkan dalam kehidupan sosial atau kehidupan bersama

warga negara. Negara juga harus memberikan keadilan kepada setiap warga

negara sesuai dengan hak dan kewajibannya. Nilai-nilai keadilan juga harus

dapat dijadikan dasar oleh negara untuk mewujudkan tujuan negara yaitu

mensejahterakan seluruh rakyat, melindungi seluruh rakyat, dan juga

mencerdaskan seluruh rakyat Indonesia.


30

b. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila

Untuk memudahkan pengamalan nilai-nilai Pancasila dan menilai

diri sendiri, di bawah ini disajikan inti nilai-nilai Pancasila beserta kaidah

pengamalannya. Contoh : Salah satu inti nilai Ketuhanan Yang Maha Esa

adalah ketakwaan personal. Dapat menilai diri sendiri apakah sudah

sembahyang atau berdoa, mengakui kebebasan beragama dan

berkepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa. Kalau telah melakukannya

bagus, tetapi hal itu belum cukup karena masih ada nilai dan indikator kaidah

implementasi yang lain. Inti nilai-nilai Pancasila beserta indikator kaidah

implementasinya menurut Rindjin (2012:192- 193) sebagai berikut :

Tabel 2.1 Indikator Kaidah Implementasi Nilai-Nilai Pancasila

Pancasila Nilai-Nilai Kaidah Implementasi


1.Ketuhanan Yang 1. Ketaqwaan 1. Sembahyang, berdoa,
Maha Esa Personal membaca buku suci,
berguru pada tokoh
agama.
2. Mengakui kebebasan
beragama/berkepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha
Esa.

2. Ketaqwaan 1. Menyayangi semua


Sosial/Publik makhluk ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa.
31

2. Mengakui keberagaman
agama/ kepercayaan pada
Tuhan Yang Maha Esa.
3. Mempunyai toleransi
agama/ kepercayaan pada
Tuhan Yang Maha Esa.
4. Membantu yang lemah,
menderita dan miskin.
2.Kemanusiaan 1. Kemanusiaan 1. Mengakui kesamaan
Yang Adil dan derajat manusia.
Beradab 2. Menyayangi, menolong,
kerjasama sesama
manusia.
3. Mengakui kebutuhan
rohani-jasmani dan
individu- sosial.
4. Memegang teguh dan
menerapkan kejujuran,
kebenaran dan keadilan.

1. Memberlakukan semua
2. Keadilan dan manusia
Keberadaban 2. Memberlakukan aturan
emas.
3. Menaati semua norma
yang berlaku.
4. Mengakui hak atas
perlindungan dari
kekerasan,
32

mengembangkan diri dan


memperoleh pendidikan.
5. Berlaku sopan, santun,
ramah, tamah dan rendah
hati.
3.Persatuan 1. Persatuan 1. Mengakui negara
Indonesia persatuan.
2. Menyatupadukan semua
unsur yang berbeda.
3. Mengakui manfaat
persatuan.
4. Mengutamakan
kepentingan masyarakat
dan bangsa di atas
kepentingan pribadi dan
golongan.

1. ACBI (Aku Cinta Bangsa


Indonesia).
2.Kecintaan Pada 2. ACTAI (Aku Cinta Tanah
Indonesia Air Indonesia).
3. ACBI & BI (Aku Cinta
Budaya Indonesia Bahasa
Indonesia).
4. ACPI (Aku Cinta Produk
Indonesia).
5. ABNKRI (Aku Bela
NKRI).
4.Kerakyatan yang 1.Kerakyatan 1. Mengakui Daulat Rakyat.
Dipimpin oleh
33

Hikmat 2. Kekuasaan berasal dari


Kebijaksanaan rakyat dan untuk rakyat.
dalam 3. Kebebasan
Permusyawaran berserikat,berkumpul dan
/Perwakilan menyatakan pendapat.
4. Mengambil keputusan
berdasarkan pikiran yang
rasional dan bijaksana.
5. Mengutamakan
pengambilan keputusan
berdasarkan musyawarah
mufakat.
6. Mengikutsertakan
anggota/rakyat dalam
kehidupan berorganisasi,
bernegara dan berbangsa
5.Keadilan Sosial 1.Pengakuan hak 1. Menciptakan pekerjaan
Bagi Seluruh hidup manusia sesuai sendiri, tetapi pemerintah
Rakyat Indonesia dengan harkat dan menciptakan lapangan
martabatnya pekerjaan serta
2.Pengakuan hukum memberikan jaminan
kerja dan etos kerja sosial.
3.Menganjurkan kerja 2. Mereka yang nganggur
gotong royong diberi pelatihan kerja.
4.Pengakuan Justitia 3. Menerapkan kerja gotong
distributive dan royong dan kuat
Creative membantu yang lemah.
4. Memberi
imbalan/penghargaan
dengan peran dan
34

kontribusinya serta
kreativitas yang inovatif.

Maka dari pernyataan Rindjin, jika seseorang sudah bisa menanamkan nilai-

nilai Pancasila itu maka seseorang akan bisa menjiwai dari Pancasila itu sendiri.

Penanaman nilai-nilai Pancasila ini bisa membangkitkan kesadaran akan

dirinya atas tanggung jawab pribadi dan masyarakat. Pancasila sebagai dasar

negara dan pandangan hidup bangsa memiliki nilai-nilai yang bersifat khusus

membedakan antara negara Indonesia dengan negara lain. Nilai-nilai ini yaitu

nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai

keadilan. Nilai ini perlu diwujudkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Dimana dalam mewujudkannya harus disertai dengan kesadaran warga

Indonesia akan tanggung jawabnya sebagai warga negara Indonesia.

Berdasarkan definisi implementasi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

implementasi nilai-nilai Pancasila adalah pelaksanaan atau pengamalan nilai-

nilai Pancasila yang dilaksanakan dalam suatu kegiatan atau aktivitas. Pancasila

sangat penting untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari untuk kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila harus dilaksanakan secara

konsisten dalam kehidupan agar cita-cita dan harapan bangsa Indonesia dapat

tercapai.

5. Ekstrakurikuler
Menurut Yudha (dalam Afnani, 2017:11), mengatakan bahwa kegiatan

ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran sekolah biasa, yang


35

dilakukan di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas

pengetahuan siswa, mengenai hubungan antar mata pelajaran, menyalurkan

bakat dan minat, serta melengkapi pembinaan manusia seutuhnya. Kegiatan

ekstrakurikuler merupakan pengembangan dari kegiatan intrakurikuler atau

merupakan aktivitas tambahan, pelengkap bagi pelajaran yang wajib. Kegiatan

ekstrakurikuler dapat memberikan peluang pada anak untuk melakukan

berbagai macam kegiatan di hadapan orang lain tentang kegiatan apa yang

sedang mereka pelajari. Sedangkan orientasi kegiatan ekstra kurikuler ini

adalah untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan keilmuan dan

kepribadian serta meningkatkan kemampuan tentang sesuatu yang telah

dipelajari dalam satu bidang studi.

Kemudian menurut Subroto (dalam Ulfa 2017:13), mengatakan bahwa

ekstrakurikuler adalah merupakan kegiatan belajar yang dilakukan di luar jam

pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah untuk

memperluas wawasan atau kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata

pelajaran. Selanjutnya menurut Syarief (dalam Ulfa, 2017:14), berpendapat

bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang di selenggarakan di luar

jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai keadaan dan

kebutuhan sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan pengayaan dan

perbaikan yang berkaitan dengan program intrakurikuler. Kegiatan

ekstrakurikuler di arahkan untuk memantapkan pembentukan kepribadian dan

juga untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh dalam program

intrakurikuler dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan. Kegiatan


36

ekstrakurikuler menjadi wadah yang tepat dalam pembentukan dan

pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila.

Dari beberapa definisi di atas maka dapat ditegaskan bahwa kegiatan

ekstrakurikuler kegiatan tambahan di luar struktur program sekolah yang

dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas

wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa. Kegiatan ekstrakurikuler ini

dimaksudkan untuk mengembangkan potensi siswa dalam salah satu bidang

pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa. OSIS sebagai organisasi

ekstrakurikuler dalam dunia pendidikan yang bersifat non formal berusaha

membantu pemerintah dan masyarakat dalam membangun masyarakat dan

bangsa yang berkepribadian sesuai dengan falsafah dan tujuan hidup bangsa

Indonesia yaitu Pancasila.

6. Gerakan Pramuka Sebagai Salah Satu Kegiatan Yang

Mengimplementasikan Nilai Pancasila

a. Pengertian Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan di

luar sekolah dan di luar keluarga yang menggunakan kepanduan Prinsip

Dasar Pendidikan Kepramukan dan Metode Pendidikan Kepramukaan.

Berfungsi sebagai suplemen yang ada pada pendidikan formal. Berperan

sebagai ekstrakurikuler yang menjadi wadah yang tepat dalam pembentukan

dan pengembangan karakter. Tim Perumus Materi Pendidikan dan Pelatihan

KMD (2011:20).
37

Selama ini penggunaan istilah Pramuka, Gerakan Pramuka dan

Kepramukaan masih digunakan secara rancu, sehingga mengaburkan

pengertian sebenarnya. Gerakan Pramuka adalah nama organisasi

pendidikan di luar sekolah dan di luar keluarga yang menggunakan Prinsip

Dasar Pendidikan Kepramukaan dan Metode Pendidikan Kepramukaan.

Pendidikan Kepramukaan adalah nama kegiatan anggota Gerakan Pramuka.

Pramuka adalah anggota Gerakan Pramuka yang terdiri dari anggota muda

yaitu peserta didik siaga, Penggalang, Penegak, Pandega dan Anggota

Dewasa yaitu Pembina Pramuka, Pembantu Pembina, Pelatih, Pembina

Profesional, Pamong SAKA (Satuan Karya) dan Instruktur Saka, Pimpinan

Saka, Andalan, Pembantu Andalan, Anggota MABI, Staf karyawan kwartir.

Tim Perumus Materi Pendidikan dan Pelatihan KMD (2011:20).

Kata “Pramuka” merupakan singkatan dari Praja Muda Karana,

yang memiliki arti orang muda yang suka karya. Gerakan Pramuka

berdasarkan UU No.12 Tahun 2010 Pasal 1 menyebutkan :

“Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh


pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan kepramukaan”.

Pendidikan Kepramukaan yang dimaksud yakni proses

pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka

melalui penghayatan dan pengamalan nilai- nilai kepramukaan. Menurut

Mursitho (2010:50), mengatakan bahwa Pramuka merupakan proses

pendidikan luar lingkungan sekolah dan di luar keluarga dalam bentuk

kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang


38

dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode

kepramukaan yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi

pekerti luhur. Sedangkan menurut Sulhi, berpendapat bahwa Pramuka

adalah anak muda yang penuh karya kreatif dan mandiri serta memiliki

keberanian tinggi dan menurut Ardes (2015:69) Pramuka adalah

sekumpulan anak muda yang memiliki karya atau sedang berkarya.

Sedangkan menurut Azwar (2012:50), Gerakan pramuka adalah suatu

gerakan pembinaan pemuda yang memiliki pengaruh mendunia. Gerakan

kepanduan terdiri atas berbagai organisasi kepemudaan yang bertujuan

untuk melatih fisik, mental dan spiritual para pesertanya serta mendorong

mereka untuk melakukan kegiatan positif di masyarakat. Tujuan ini dicapai

melalui program latihan dan pendidikan kepramukaan yang mengutamakan

aktivitas praktis di lapangan. Pramuka memiliki kode kehormatan yang

terdiri atas Satya Pramuka dan Dharma pramuka. Satya Pramuka (janji)

disebut sebagai ‘Trisatya’ yang terdiri atas tiga butir janji. Sedangkan

Dharma Pramuka (ketentuan moral) penegak disebut sebagai ‘Dasadharma’

yang terdiri atas sepuluh butir sikap dan norma tindakan yang harus

dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan kepramukaan

maupun di luarnya. Ada keterkaitan antara kegiatan Pramuka dengan

Pancasila yaitu didalam Dasa Dharma Pramuka. DasaDharma merupakan

perwujudan dari nilai-nilai yang ada dalam Pancasila disinilah pendidikan

kepramukaan dianggap salah satu segi pendidikan nasional yang penting,

dan merupakan bagian dari perjuangan bangsa Indonesia. Adapun bunyi


39

Trisatya dan Dasa Dharma untuk Pramuka Penegak (dalam Zainul,

2016:140) adalah sebagai berikut :

a. Trisatya

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :

1) Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa,Negara

Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila

2) Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat

3) Menepati DasaDharma

b. Dasa Dharma

1) Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2) Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia

3) Patriot yang sopan dan kesatria

4) Patuh dan suka bermusyawarah

5) Rela menolong dan tabah

6) Rajin, terampil, dan gembira

7) Hemat, cermat, dan bersahaja

8) Disiplin, berani, dan setia

9) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya

10) Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan

Adapun nilai kepramukaan berdasarkan AD/ART Gerakan Pramuka

Hasil Musyawarah Nasional 2013 Pasal 7 (dalam Zainul, 2016:42),

menyebutkan :
40

a) Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

b) Kecintaan pada alam dan sesama manusia

c) Kecintaan pada tanah air dan bangsa

d) Kedisiplinan, keberanian, dan kesetiaan

e) Tolong menolong

f) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya

g) Jernih dalam berpikir, berkata dan berbuat

h) Hemat, cermat dan bersahaja

i) Rajin, terampil dan gembira

j) Patuh dan suka bermusyawarah

Berdasarkan Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka

2013 Nomor : 11/Munas/2013, tentang Anggaran Dasar dan Anggaran

Rumah Tangga (AD ART) Gerakan Pramuka, Pasal 14 tentang Kode

kehormatan Pramuka diamalkan dalam bentuk :

a) Beribadah menurut keyakinan agama dan kepercayaan masing-

masing

b) Menjalankan hidup sehat secara rohani dan jasmani

c) Memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara

d) Melestarikan lingkungan beserta alam seisinya

e) Membangun kebersamaan, kepedulian, baik dalam lingkungan

keluarga maupun dalam kehidupan bermasyarakat

f) Membina persaudaraan dengan Pramuka sedunia


41

g) Mendengarkan, menghargai dan menerima pendapat atau gagasan

orang lain, mengendalikan diri, bersikap terbuka, mematuhi

kesepatan dan memperhatikan kepentingan bersama,

mengutamakan kesatuan dan persatuan serta bertutur kata dan

tingkah laku sopan santun, ramah dan sabar

h) Memberikan pertolongan dan berpartisipasi dalam kegiatan bakti

maupun kegiatan sosial, membina kesukarelaan dan kesetia

kawanan, membina ketabahan dan kesabaran dalam mengatasi

rintangan dan tantangan tanpa mengenal sikap putus asa

i) Menerima tugas dengan kata ikhlas, sebagai upaya persiapan pribadi

menghadapi masa depan, berupaya melatih keterampilan dan

pengetahuan sesuai kemampuan, riang gembira dalam menjalankan

tugas dan menghadapi kesulitan maupun tantangan.

j) Membiasakan diri hidup hemat, cermat dan bersahaja agar mampu

mengatasi tantangan yang dihadapi

k) Mengendalikan diri dalam menghadapi tantangan dan kenyataan

dengan berarti dan setia

l) Menaati norma dan aturan

m) Menepati janji, bertanggung jawab atas tindakan dan perbuatan

n) Memiliki daya pikir dan daya nalar yang baik pada saat

merencanakan kegiatan maupun pada saat pelaksanaan kegiatan,

serta berhati-hati dalam bertindak, bersikap dan berbicara


42

Berdasarkan pernyataan diatas, kesimpulannya bahwa Pramuka

adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekumpulan anak muda

dilakukan di luar ruangan dengan dimaksudkan membentuk karakter dan

melatih fisik, mental dan spritual para pesertanya serta mendorong mereka

melakukan kegiatan positif di masyarakat.

b. Tujuan Gerakan Pramuka

Tujuan Gerakan Pramuka adalah mendidik dan membina kaum

muda Indonesia guna mengembangkan keimanan dan ketaqwaan kepada

Tuhan Yang Maha Esa, sehingga menjadi :

1) Manusia berwatak, berkepribadian, dan berbudi pekerti luhur, yang :

a) Tinggi moral, spriritual, kuat, mental, sosial, intelektual, emosional

dan fisiknya

b) Tinggi kecerdasaan dan mutu keterampilannya

c) Kuat dan sehat jasmaninya

2) Warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan

patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi

anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun

dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab

atas pembangunan bangsa dan negara, memilki kepedulian terhadap

sesama hidup dan alam lingkungan, baik lokal, nasional maupun

internasional (Pasal 4 AD Gerakan Pramuka ) dalam Tim Perumus

Materi Pendidikan dan Pelatihan KMD (2011:17).


43

Dengan demikian Gerakan Pramuka merupakan wadah pembinaan

bagi anak-anak dan pemuda Indonesia agar menjadi manusia yang

berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi mental, pantang

menyerah, moral bekerti luhur, dan kuat keberagaman, sehat jasmani

dan rohani serta mempunyai tanggung jawab kemasyarakatan dan

kebangsaan.

c. Manfaat Pendidikan Kepramukaan Dalam Implementasi Nilai-Nilai

Pancasila

Gerakan pramuka mempunyai tugas pokok menyelenggarakan

pendidikan kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas

bangsa agar bermanfaat dan menjadi generasi yang lebih baik, bertanggung

jawab, mampu membina dan mengisi kemerdekaan serta membangun dunia

yang lebih baik. Pemahaman nilainilai Pancasila dimulai sejak usia dini

karena masa usia dini adalah masa keemasan, artinya masa tersebut

merupakan masa terbaik dalam proses belajar, yang hanya sekali dan tidak

pernah akan kembali. Pendidikan dalam pramuka harus terencana namun

juga menyenangkan, sehingga tidak membuat kaum muda menjadi jenuh

dan bosan. Itulah upaya dari Gerakan Pramuka kepanduan dalam membantu

memberikan pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan

keluarga.
44

d. Sifat dan Fungsi Pendidikan Pramuka

Sifat-sifat pendidikan kepramukaan dalam buku Kursus Pembina

Pramuka Mahir Tingkat Dasar. Tim Perumus Materi Pendidikan dan

Pelatihan KMD (2011:21) yaitu :

1) Terbuka, artinya dapat didirikan seluruh Indonesia dan diikuti oleh

warga Negara Indonesia tanpa membedakan suku, ras dan agama

2) Universal, artinya tidak terlepas dari idealism prinsip dasar dan metode

pendidikan kepramukaan dunia

3) Sukarela, yaitu tidak ada unsur paksaan, kewajiban dan keharusan untuk

menjadi anggota Gerakan Pramuka

4) Patuh dan taat terhadap semua peraturan dan Perundang-Undangan

Negara Kesatuan Republik Indonesia

5) Non politik

a) Bukan organisasi kekuatan sosial politik dan bukan kegiatan dari

salah satu kekuatan organisasi sosial politik

b) Seluruh jajaran Gerakan Pramuka tidak dibenarkan ikut serta dalam

kegiatan politik praktis

c) Secara pribadi anggota Gerakan Pramuka dapat menjadi anggota

organisasi sosial politik

e. Tugas Pokok Gerakan Pramuka

Tugas pokok dari Gerakan Pramuka ialah menyelenggarakan

kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar

menjadi generasi yang lebih baik, yang sanggup bertanggung jawab dan
45

mampu membina serta mengisi kemerdekaan (Pasal 5 AD Gerakan

Pramuka) dalam Tim Perumus Materi Pendidikan dan Pelatihan KMD

(2011:18).

f. Metode Kepramukaan

Metode kepramukaan adalah cara memberikan pendidikan kepada

peserta didik melalui kegiatan menarik, menyenangkan dan menantang

yang disesuaikan kondisi, situasi dan kegiatan peserta didik dalam Tim

Perumus Materi Pendidikan dan Pelatihan KMD (2011:31). Metode

kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui:

1) Pengamalan kode kehormatan Pramuka

2) Belajar sambil melakukan (learning by doing)

3) Sistem beregu (patrol system)

4) Kegiatan yang menarik dan menantang di alam terbuka yang

memngandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan

rohani dan jasmani anggota muda

5) Kegiatan di alam terbuka

6) Kemitraan dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan

7) Sistem tanda kecakapan

8) Sistem satuan terpisah untuk putra dan putri

9) Kiasan dasar
46

g. Program Kegiatan Peserta Didik Dalam Pramuka

Program peserta didik remaja atau dalam Gerakan Pramuka disebut

Penegak berkisar antara umur 12 sampai 20 tahun. Pada usia tersebut,

remaja memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, semangat yang kuat, sangat

aktif, dan suka berkelompok. Oleh karena itu titik berat dari latihan Pasukan

Penegak terletak pada kegiatan regu yang didasari oleh sistem beregu dalam

seluruh pelaksanaan kegiatan pasukan penegak.

Kegiatan dalam program kepramukaan yang selalu berkarakter,

dinamis, progresif dan menantang. Pembina menjadi kunci utama dalam

mengemas bahan latihan dan kreativitas Pembina sangat diperlukan.

Semakin akrab hubungan antar Pembina dengan anggota Penegak maka

akan semakin tinggi tingkat ketertarikan anggota Penegak untuk berlatih.

Kegiatan penegak dalam Prodik diantaranya adalah :

1) Kegiatan Mingguan

a) Kegiatan Latihan Rutin

b) Bakti Kampus

2) Kegiatan Tahunan

a) Latihan Gabungan

b) Raimuna

c) Perkemahan Wirakarya

d) Perkemahan Bakti (Perti)

e) Peran Saka (Perkemahan Antar Saka)

f) Pengembaraan
47

g) Latihan Pengembangan Kepemimpinan

h) Pelatihan Pengelola Dewan Kerja (PPDK)

i) Penataran, Seminar dan lokakarya

j) Sidang Paripurna

k) Musyawarah Ambalan

l) Hiking

m) Musppanitera

n) Ulang Janji

3) Kegiatan Insidental

Mengikuti pencanangan say no to drug yang diselenggarakan Badan

Narkotika Nasional (BNN) atau Departemen Kesehatan, Kegiatan

Penghijauan yang dilakukan oleh Departemen Pertanian dan kegiatan

bakti karena bencana alam.

h. Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Gerakan Pramuka

Nilai-nilai Pancasila yang terdapat dalam kegiatan Pramuka (dalam

Zainul, 2016:43) adalah sebagai berikut :

1) Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2) Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia

3) Patriot yang sopan dan kesatria

4) Patuh dan suka bermusyawarah

5) Rela menolong dan tabah

6) Rajin, terampil, dan gembira

7) Hemat, cermat, dan bersahaja


48

8) Disiplin, berani, dan setia

9) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya

10) Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan

Nilai-nilai kepramukaan dalam Dasa Dharma Pramuka telah

mencakup seluruh nilai-nilai Pancasila yang wajib ditanamkan kepada

siswa. Adapun seluruh nilai Pancasila tersebut adalah :

a) Nilai Ketuhanan

Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antar

pemeluk agama dengan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa serta tidak adanya upaya pemaksaan atau pelarangan oleh

siapapun juga berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan keagamaan dan

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, baik dilakukan secara

individual maupun kelompok.

Contoh : Di dalam latihan rutin yang diadakan setiap hari Sabtu, ketika

memasuki waktu Shalat Dhuhur maka mereka akan saling

mengingatkan untuk berhenti latihan sejenak untuk melaksanakan shalat

dhuhur wajib berjamaah bagi penganut agama Islam dan juga membina

kerukunan hidup di antara sesama umat beragama.

b) Nilai Kemanusiaan

Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi

setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,

kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan

sebagainya.
49

Contoh : Peserta didik dapat menunjukkan sikap saling hormat

menghormati, toleransi dan tenggang rasa dengan tindakan yang saling

menghargai perbedaan suku, etnis dan tidak membeda-bedakan juga

tidak semena-mena terhadap orang lain ataupun anggota satu dengan

lainnya.

c) Nilai Persatuan

Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan

keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas

kepentingan pribadi dan golongan.

Contoh : Peserta didik dapat menunjukan sikap tidak mementingkan diri

sendiri dan selalu ingin memberi bantuan kepada orang lainya yang

membutuhkan pertolongan. Dalam latihan tali temali dikala ada anggota

yang membutuhkan bantuan dan tidak mengerti, pasti anggota lain turut

membantu menyelesaikan dan menjelaskan apablia tidak ada yang

dimengerti.

d) Nilai Kerakyatan

Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk

kepentingan bersama diliputi oleh semangat kekeluargaan.

Contoh : Dalam rapat kerja tahunan, anggota melakukan musyawarah

untuk menetapkan program kerja 1 tahun kedepan yang dihadiri oleh

anggota Pramuka, dewan ambalan, dan Pembina Pramuka. Setiap

anggota berhak mengajukan pendapatnya, nantinya akan


50

dimusyawarahkan dan diputuskan program kerja yang sesuai dengan

kebutuhan ambalan.

e) Nilai Keadilan

Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

Contoh : Didalam kegiatan musyawarah dalam menetapkan Dewan

Ambalan, tidak membatasi anggota yang ingin mencalonkan dan tidak

mengharuskan menjadi Bantara untuk menjadi Dewan Ambalan.

B. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian yang relevan digunakan sebagai bahan perbandingan

terhadap penelitian yang ada, baik mengenai kekurangan dan kelebihan yang ada

sebelumnya. Selain itu juga andil dalam rangka mendapatkan suatu informasi yang

ada sebelum teori-teori yang ada kaitannya dengan judul yang digunakan untuk

mendapatkan landasan teori ilmiah.

1. Skripsi karya Fani Pradana Jurusan PPKn FKIP Universitas Muhammadiyah

Surakarta yang berjudul “Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Sila

Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab Dalam Kehidupan Santri di Pondok

Pesantren (Studi Kasus Pondok Pesantren Muhammadiyah Desa Lemah

Gunung Kecamatan Kota Kabupaten Kudus Tahun 2014)”. Dengan latar

belakang masalah bahwa Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan

tingkat keanekaragaman yang sangat kompleks dan menyadari melihat kondisi

masyarakat Indonesia saat ini faktanya telah jauh dari makhluk Tuhan yang di

katakanan adil, beradab dan berbuat sesuai kodrat hakikat manusia yang sopan

dan susila nilai. Masyarakat Indonesia saat ini cenderung bersifat individu, acuh
51

tak acuh atau masa bodoh dengan keadaan di sekitarnya. Yang kemudian

peneliti mengungkap bagaimana perilaku santri pondok pesantren terhadap

Toleransi, Gotong royong, Hormat-menghormati, Nasionalisme, Keadilan, dan

Demokrasi.

2. Skripsi karya Meidi Saputra Jurusan Politik dan Kewarganegaraan Universitas

Negeri Semarang yang berjudul “Implementasi Nilai-Nilai Demokrasi

Pancasila Dalam Pengelolaan Kinerja OSIS SMA Negeri 3 Semarang Tahun

2013”. Dengan latar belakang masalah bahwa seiring perubahan global dengan

akselerasi keluar masuknya berbagai kultur dan peradaban baru dari berbagai

bangsa di dunia diperlukan untuk menyiapkan generasi muda yang demokratis

yang bermutu dan profesional agar mereka memiliki karakter daya tahan yang

kokoh ditengah-tengah konflik peradaban. Yang kemudian peneliti

mengungkap nilai-nilaidemokrasi Pancasila telah diimplentasikan oleh

pengurus OSIS SMA Negeri 3 Semarang tanpa terkecuali.

3. Skripsi karya Khurotul A’yun, Jurusan PAI FTK Universitas Islam Negeri

Sunan Ampel Surabaya berjudul “Korelasi Kegiatan Ekstrakulikuer Paskibra

Dengan Pembentukan Kedisiplinan Peserta Didik Di SMA YPM 2

Sukodono”. Dengan latar belakang masalah bahwa kurangnya kepatuhan

peserta didik yang terlambat datang kesekolah sebanyak kurang lebih 5-10

orang setiap harinya dan peserta didik yang tidak masuk mencapai 5 orang

dalam 1 hari, minimnya kesadaran terhadap disiplin walaupun sudah

diterapkannya system denda serta point d sekolah, tidak menggunakan atribut

lengkap saat pelaksanaan upacara di SMK YPM 2 Sukodono Sidoarjo.


52

Hasil penelitian tersebut peneliti jadikan pijakan, perbedaan penelitian

tersebut dengan penelitian ini yaitu penelitian Fani Pradana melakukan

penelitian pada Nilai-Nilai Pancasila Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

dalam Kehidupan Santri di Pondok Pesantren dan penelitian Meidi Saputra

melakukan penelitian pada Implementasi Nilai-Nilai Demokrasi Pancasila

Dalam Pengelolaan Kinerja OSIS SMA Negeri 3 Semarang, adapun penelitian

Khurotul A’yun melakukan penelitian pada Korelasi Kegiatan Ekstrakulikuer

Paskibra Dengan Pembentukan Kedisiplinan Peserta Didik Di SMA YPM 2

Sukodono. Sedangkan dalam penelitian ini meneliti tentang Implementasi

Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Di SMP Negeri

7 Rawa Buntu, penelitian ini akan diperinci lagi membahas nilai-nilai Pancasila

sehingga dalam proses menanamkan nilai-nilai Pancasila tersebut kegiatan

ekstrakurikuler pramuka dapat sesuai harapan.


53

C. Kerangka Berpikir Penelitian


Kerangka berfikir merupakan konsep mengenai hubungan teori dengan
faktor-faktor yang dikaji yang merupakan permasalahan dalam penelitian.

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

INPUT:
Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kegiatan
Ekstrakulikuler Pramuka Di Smp Negeri 7 Rawa Buntu

PERMASALAHAN:
1. Pancasila sebagai ideologi bangsa yang memiliki nilai-nilai luhur.
Akan tetapi generasi muda belum mengamalkan nilai-nilai Pancasila
secara baik dan benar.
2. Dalam prinsipnya kegiatan Pramuka berupaya mewujudkan nilai-
nilai Pancasila, namun belum sepenuhnya bisa terwujud khususnya di
SMP Negeri 7 Rawa Buntu.
3. Untuk menunjang kegiatan Pramuka dalam mengimplementasikan
nilai-nilai Pancasila dibutuhkan faktor pendukung pelaksanaannya,
namun ada saja hambatan yang membuat belum sepenuhnya
terlaksana.
4. Dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila di kegiatan
Pramuka terdapat hambatan namun belum sepenuhnya dapat diatasi
dengan baik

ALAT ANALISIS:
Nilai-nilai Implementasi Pancasila menurut Rindjin (2012:192- 193)

OUTPUT:
1. Untuk menjelaskan proses implementasi nilai-nilai Pancasila dalam
kegiatan ekstrakulikuler Pramuka di SMP Negeri 7 Rawa Buntu.
2. Untuk mengetahui nilai Pancasila yang dikembangkan dalam kegiatan
ekstrakulikuler Pramuka di SMP Negeri 7 Rawa Buntu.
3. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi dalam
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila di kegiatan ekstrakulikuler
Pramuka SMP Negeri 7 Rawa Buntu.
4. Untuk mengetahui solusi dalam mengatasi kendala implementasi nilai-
nilai di kegiatan Pramuka SMP Negeri 7 Rawa Buntu.

(Sumber: Penulis 2022)


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode studi kualitatif, yaitu suatu penelitian

yang ditunjukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa,

aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual

maupun kelompok dalam penelitian ini. Selanjutnya menurut Bogdan & Taylor

(dalam Moleong, 2013:4), menyatakan bahwa metode kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sedangkan menurut Patton

(dalam Ahmadi, 2014:15), berpendapat bahwa metode kualitatif adalah untuk

memahami fenomena yang sedang terjadi secara alamiah (natural). Sukmadinata

(2010:52) menjelaskan bahwa metode penelitian merupakan rangkaian cara atau

kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasarkan oleh asumsi-asumsi dasar,

pandangan filosofi dan ideologis pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi .

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi

analisis. Menurut Moleong (2017:247), metode deskriptif dapat diartikan sebagai

prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan

subyek atau obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat) pada saat sekarang

berdasarkan fakta - fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Data yang

dikumpulkan berupa kata - kata, gambar, dan bukan angka- angka. Data tersebut

mungkin berasal dari naskah wawancara,

54
55

catatan lapangan, foto, video tape, dokumen pribadi, atau memo, dan dokumen

resmi lainnya. Yang dirumuskan dengan kata-kata dan informasi yang diperoleh

melalui penelitian secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama di lapangan,

mencatat secara hati- hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap

berbagai dokumen yang ditemukan di lapangan dan membuat laporan secara

mendetail. Penelitian deskripsi sudah cukup memadai dalam penelitian sebagai

evaluasi untuk menemukan kekuatan dan kelemahan dari berbagai macam unsur

yang terlibat dengan analisis keberkaitan yang mengarah pada berbagai kelemahan

dan kesesuaian serta ketidak tepatan antar unitnya. Metode deskripsi ini digunakan

secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu

dalam hal ini bidang secara aktual dan cermat. Oleh karenanya penelitian ini

berusaha untuk memperoleh gambaran yang nyata mengenai implementasi nilai-

nilai Pancasila dalam kegiatan Pramuka di SMP Negeri 7 Rawa Buntu.

B. Latar Penelitian

Latar penelitian adalah tempat dimana peneliti melakukan penelitian.

Tempatnya berlokasi di Jalan Cicentang Kulo, RT/RW 006/001, Kelurahan Rawa

Buntu, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Penelitian

ini dilakukan pada Bulan Maret-Mei 2023. Adapun subjek utama dalam penelitian

ini adalah Pembina Pramuka SMP Negeri 7 Rawa Buntu dan Anggota

ektrakulikuler Pramuka SMP Negeri 7 Rawa Buntu yang aktif berorganisasi.

C. Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini menggunakan data dan sumber data. Data yang

dibutuhkan peneliti adalah data langsung yaitu melalui teknik wawancara langsung
56

kepada pembina pramuka dan anggota ekstrakulikuler pramuka. Sumber data dalam

penelitian ini mengguakan dua sumber data yaitu primer dan data sekunder. Berikut

penjelasan kedua sumber data yang digunakan dalam penelitian ini :

1) Data Primer

Menurut Umar (2011:82) data primer adalah data yang diperoleh atau

dikumpulkan langsung dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian

atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer ini disebut juga

data asli atau data baru. Data primer dalam penelitian ini merupakan data

utama yang diambil langsung dari lokasi penelitian. Data yang dikumpulkan

dalam data primer berupa data hasil wawancara dengan guru dan siswa.

2) Data Sekunder

Data sekunder yakni sumber yang tidak langsung memberikan data, dalam

hal ini melalui dokumen atau data dan buku-buku lainnya yang

berhubungan dengan permasalahan yang diteliti, yang berfungsi sebagai

pelengkap data primer. Data sekunder disebut juga data seperti dokumen-

dokumen profil sekolah Dan arsip-arsip lain yang relevan yang sesuai dengan

topik kajian dalam penelitian ini.


57

D. Teknik dan Instrumen Pengumpul Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai

berikut :

1. Teknik Wawancara

Menurut Esterberg (dalam Sugiyono, 2017:231) mendefinisikan bahwa

wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu

topik tertentu. Dan menurut Stainback (dalam Sugiyono, 2017:232)

mengemukakan bahwa dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-

hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam mengiterprestasikan situasi

dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui

observasi. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang

harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam. Dalam penelitian ini, peneliiti menggunakan

teknik wawancara mendalam untuk memperoleh data yang tidak bisa ditemukan

melalui observasi. Instrumen disusun berdasarkan tujuan penelitian yang telah

dikemukakan sebelumnya, sedangkan yang menjadi

2. Teknik Observasi

Menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2017:226) menyatakan bahwa,

observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat

bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh

melalui observasi. Data itu dikumpulkan sehingga dapat diobservasi dengan


58

jelas. Kemudian menurut Marshall (dalam Sugiyono, 2017:226) menyatakan

bahwa melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari

perilaku tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi

partisipatif pasif, dalam observasi ini peneliti datang di tempat kegiatan orang

yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Observer

mengamati bagaimana kegiatan Pramuka yang dilaksanakan di SMP Negeri 7

Rawa Buntu, bagaimana semangat siswa berorganisasi, bagaimana hubungan

antara Pembina dan siswa, hubungan siswa dengan siswa lainnya, kendala yang

ada serta solusi dalam melaksanakan implementasi nilai-nilai Pancasila di

kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di SMP Negeri 7 Rawa Buntu.

3. Teknik Dokumentasi

Menurut Bogdan (dalam Sugiyono,2017:240) menyatakan bahwa hasil

penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih kredibel/dapat dipercaya

kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, di

tempat kerja, dan autobiografi. Hasil penelitian juga semakin kredibel apabila

didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode

observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif untuk mendapatkan hasil

penelitian yang lebih kredibel/dapat dipercaya. Dengan mendokumentasikan

kegiatan-kegiatan osis yang terselenggara di SMP Negeri 7 Rawa Buntu dalam

implementasi nilai- nilai Pancasila dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka.


59

E. Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dikatakan valid apabila tidak

ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya

terjadi pada obyek yang diteliti. Hasil penelitian kualitatif sering kali diragukan

karena dianggap tidak memenuhi syarat validitas dan reabilitas, oleh sebab itu ada

cara-cara memperoleh tingkat kepercayaan yang dapat digunakan untuk memenuhi

kredibilitas (validitas internal). Menurut Sugiyono (2017:270) cara yang dapat

dilakukan untuk mengusahakan kepercayaan terhadap hasil penelitian kualitatif

yaitu:

a. Perpanjangan Pengamatan atau Observasi

Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan,

melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah

ditemui maupun yang baru berkaitan dengan imlementasi nilai-nilai pancasila

dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di SMP Negeri 7 Rawa Buntu. Dengan

perpanjangan pengamatan ini hubungan peneliti dengan narasumber akan

semakin terbentuk, semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling

mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Dengan

perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek kembali apakah data yang

telah diberikan selama ini merupakan data yang sudah benar atau tidak. Bila

data yang diperoleh selama ini setelah dicek kembali pada sumber data asli atau

sumber data lain ternyata tidak benar, maka peneliti melakukan pengamatan lagi

yang lebih luas dan mendalam mengenai imlementasi nilai-nilai Pancasila


60

dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka ini sehingga diperoleh data yang pasti

kebenarannya.

b. Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih

cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan

urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Dengan

meningkatkan ketekunan juga, maka peneliti dapat melakukan pengecekan

kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak, demikian juga

dengan meningkatkan ketekunan maka peneliti dapat memberikan deskripsi

data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamatai. Melalui pengamatan

yang kontinue peneliti akan dapat memberikan deskripsi yang tepat dan

terperinci mengenai apa yang sedang diamatinya, yang berkaitan dengan

implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan ekstrakurikuler. Sebagai

bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca

berbagai referensi buku mengenai Pramuka maupun hasil penelitian dan

dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan

membaca maka wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat

digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan dalam penelitian

implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan ekstrakurikuler Osis di SMP

Negeri 7 Rawa Buntu itu benar/ dipercaya atau tidak.

c. Triangulasi

Definisi Triangulasi menurut Moleong (2013:330) yaitu teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk
61

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik

triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber

lainya. Dimana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan

hasil wawancara terhadap objek penelitian. Triangulasi dapat dilakukan dengan

menggunakan teknik yang berbeda yaitu wawancara, observasi dan dokumen.

Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan

untuk memperkaya data dengan berbagai cara dan berbagai waktu. William

Wiersma (dalam Sugiyono,2017:273), membedakan tiga macam triangulasi

diantaranya dengan memanfaatkan penggunaan triangulasi sumber, teknik, dan

waktu. Pada penelitian ini, dari ketiga macam triangulasi tersebut, npeneliti

hanya menggunakan triangulasi teknik pengumpulan data dibantu

menggunakan bahan referensi sebagai pendukung untuk membuktikan data

yang telah ditemukan oleh peneliti.

F. Teknik Analisis Data

Pada penelitian kualitatif, analisis data dilakukan melalui pengaturan data

secara logis dan sistematis. Teknik analisis ini dimulai dari peneliti sejak awal

terjun ke lapangan berinteraksi dengan latar dan orang (subjek) dalam rangka

pengumpulan data kemudian menelaah data yang diperoleh dari beberapa sumber

yang telah terkumpul, dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari

berbagai sumber. Pada penelitian ini menggunakan analisis data yang dikemukakan

oleh Miles dan Huberman sebagai berikut :


62

1. Analisis Data Menurut Miles dan Huberman

Pada prinsipnya analisis data kualitatif dilakukan bersamaan dengan proses

pengumpulan data. Teknis analisis yang dilakukan dengan menggunakan teknik

analisis data yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (dalam Ahmadi,

2014:231) mencakup tiga kegiatan yang bersamaan sebagai berikut :

a. Data Reduction (reduksi data), merupakan proses pemilihan,

pengabstraksian dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Proses ini

berlangsung selama penelitian dilakukan, dari awal sampai akhir penelitian.

Dalam proses reduksi ini peneliti benar-benar mencari data yang benar-

benar mencari data yang valid berkaitan dengan implementasi nilai-nilai

Pancasila dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di SMP Negeri 7 Rawa

Buntu. Ketika peneliti menyaksikan kebenaran data yang diperoleh akan

dicek ulang dengan informan lain yang dirasa peneliti lebih mengetahui.

b. Data Display (penyajian data), yaitu sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Bentuk penyajianya antara lain berupa teks naratif, matriks,

grafik, jaringan dan bagan. Tujuanya adalah untuk memudahkan memahami

apa yang terjadi, juga untuk merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan

apa yang telah dipahami dan menarik kesimpulan dari implementasi nilai-

nilai Pancasila dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di SMP Negeri 7

Rawa Buntu. Oleh karena itu, sajianya harus tertata secara rapih.

c. Conclusion Drawing (verifikasi), penarikan kesimpulan hanyalah sebagian

dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga


63

diverifikasi selama penelitian berlangsung. Kesimpulan-kesimpulan juga

diverifikasi selama penelitian berlangsung mengenai implementasi nilai-

nilai Pancasila dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di SMP Negeri 7

Rawa Buntu. Makna-makna yang muncul dari data harus selalu diuji

kebenaran dan kesesuaiannya sehingga validitasnya terjamin. Dengan

demikian kesimpulan dalam penelitian ini dapat menjawab rumusan

masalah yang dirumuskan sejak awal. Peneliti memilih teknik pengolahan

data terdiri dari Reduksi Data, Penyajian Data dan Menarik

Kesimpulan/Verifikasi dikarenakan teknik pengolahan data inilah yang

dinilai paling tepat dan akurat dalam proses pengolahan data berlangsung.

Dan juga ketiga teknik ini yang banyak direkomendasikan oleh para ahli

dan peneliti dalam bidang studi deskriptif.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab hasil penelitian ini akan dituliskan secara deskriptif hasil

penelitian mengenai profil sekolah, implementasi nilai-nilai Pancasila dalam

kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di serta faktor pendukung dan penghambat

dalam implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan ekstrakurikuler

Pramuka di SMP Negeri 7 Rawa Buntu. Hasil penelitian ini diperoleh dengan

berpedoman pada triangulasi sumber dan dan triangulasi teknik.

1. Profil Sekolah
a) Nama Sekolah : SMP NEGERI 7 RAWA BUNTU

b) NPSN : 20613591

c) No. Statistik Sekolah : 201280308002

d) Status Sekolah : Negeri

e) Akreditasi :A

f) Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah

g) Luas Tanah : 6000 m2

h) Alamat Sekolah : Jl. Cilentung Pulo Rt. 06/01, Kecamatan

Serpong, Kota Tangerang Selatan Provinsi

Banten

i) No Telp : 02175685895

j) E-mail : info.smpn7tangsel@gmail.com

64
65

2. Visi Misi Sekolah

SMPN 7 Rawa Buntu mempunyai Visi dan Misi sebagai berikut :

a) Visi Sekolah

“Terbentuknya Peserta Didik Berakhlak Mulia, Dan Kompetitifdalam

Iptek, Serta Peduli Terhadap Lingkungan”

b) Misi Sekolah

Untuk mencapai visi tersebut, SMP Negeri 7 Kota Tangerang Selatan

mengembangkanmisi sebagai berikut:

1. Mewujudkan pribadi yang berakhlak mulia berlandaskan IMTAQ.

2. Mewujudkan pribadi yang berkompetitif bersikap kreatif, dan

inovatif

3. Mewujudkan lingkungan sebagai Media Pembelajaran Alam

berbasis Teknologi Informasi.

3. Sarana dan Prasarana Sekolah


Luas Tanah SMP N 7 Rawa Buntu mencapai 6000 m2, yang

didalamnya terdapat 24 bangunan Kelas, 2 ruang lab computer, 1 ruang

perpustakaan, 1 ruang pelayanan BK, 2 ruangguru, 1 ruang dapur, 1 ruang

TU, 1 ruang Kepala Sekolah. Sekolah dilengkapi dengan wifi yang

memudahkan akses untuk jaringan informasi.

4. Potensi Siswa
Jumlah siswa SMPN 7 Rawa Buntu begitu banyak. Sekolah sudah

memfasilitasi potensi yang dimiliki siswa dengan beberapa ekstrakurikuler

seperti Pramuka, Rohis, PMR, Karate, Futsal, Taekwondo, Silat, Basket


66

dan Voli. Dengan adanya berbagai kegaitan ekstra diharapkan potensi

siswa dapat lebih dikembangankan.

Tabel 4.1. Jumlah Siswa SMKN 2 Kota Serang Tahun Ajaran


2022/2023

No Kelas Jumlah Siswa Total Siswa


Laki-laki Perempuan
1 VII (Tujuh) 152 140 292

2 VIII (Delapan) 129 165 294

3 IX (Sembilan) 139 140 279

865

Sumber : Profil Sekolah SMPN 7 Rawa Buntu


5. Potensi Guru dan Karyawan
Pendidik di SMP N 7 Kota Tangerang Selatan rata-rata usia

produktif dengankualifikasi Sarjana (S1) sudah mencapai 99 %, Pasca

Sarjana (S2) mencapai 2 % Pendidik yang sudah tersertifikasi 75 % dan

85% sudah gol IVB. Berikut adalah daftar jumah guru dan karyawan di

SMPN 7 Rawa Buntu :

Tabel 4.2. Daftar Guru dan Tenaga Pendidik Tahun Ajaran


2022/2023
Data Guru dan Tendik
Uraian Guru PNS Honorer PPPK
Laki-Laki 14 7 2 5
Perempuan 28 17 10 1
Total 42 24 12 6
Sumber : Data Sekolah SMPN 7 Rawa Buntu
67

6. Ekstrakulikuler
SMPN 7 Rawa Buntu menyediakan kegiatan ekstrakurikuler yang

berkualitas mendidik serta mampu membina dan melatih jiwa

kepemimpinan peserta didiknya. Peserta didik dapat memilih dari beragam

kegiatan ekstrakurikuler yang tersedia sesuai dengan arah minat masing-

masing peserta didik. Adapun esktrakulikuler yabg ada di SMP & Rawa

Buntu antara lain sebgai berikut: Pramuka, Rohis, PMR, Karate, Futsal,

Taekwondo, Silat, Basket dan Voli.

B. Deskripsi Khusus Hasil Penelitian

Sebagaimana yang telah peneliti jelaskan di BAB III pada Metodologi

penelitian, bahwa dalam penelitian mengenai Implementasi Nilai-Nilai

Pancasila dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di SMP Negeri 7 Rawa

Buntu. Pengambilan sumber data yang dilakukan oleh peneliti ini adalah untuk

mengetahui implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan ekstrakurikuler

Pramuka di SMP Negeri 7 Rawa Buntu dengan mengamati sampai data yang

diperoleh berada di titik jenuh. Responden dalam penelitian ini adalah Wakil

Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Koordimator Pramuka SMP Negeri 7 Rawa

Buntu, Pembina Pramuka SMP 7 Rawa Buntu dan anggota Pramuka SMP

Negeri 7 Rawa Buntu. Untuk dapat menjawab rumusan masalah yang terdapat

pada BAB I, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data wawancara,

observasi, dan dokumentasi sebagai data pendukung. Dalam penyusunan

jawaban penelitian ini.


68

Tabel 4.3 Data Responden

No. Nama Responden Status Responden Jenis Kelamin

1. Suyoto, S.Pd. Wakil Kepala Laki-Laki

Sekolah SMP Negeri

7 Rawa Buntu

2. Wawan Gunawan, Koordinator Laki-Laki

S.Pd. Pramuka SMP

Negeri 7 Rawa

Buntu

3. Entus Jaya S.Pd Pembina Pramuka Laki-Laki

SMP Negeri 7 Rawa

Buntu

4. - Fakhry Nur Anggota Pramuka Laki-Laki &

Rahmansyah SMP Negeri 7 Rawa Perempuan

- Soleha Timariyah Buntu

- Nesha Pranaporamita

Sumber : Data Sekolah SMPN 7 Rawa Buntu


Pada poin ini peneliti memaparkan temuan-temuan yang diperoleh dari hasil

penelitian implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan ekstrakurikuler

Pramuka SMP Negeri 7 Rawa Buntu. Pada penelitian ini peneliti memperoleh

informasi berdasarkan hasil wawancara dari Wakil Kepala Sekolah Bidang

Kesiswaan, Koordinator Pramuka SMP Negeri 7 Rawa Buntu, dan Pembina


69

Pramuka SMP Negeri 7 Rawa Buntu. Kemudian peneliti memperoleh data

berdasarkan hasil observasi (dilakukan pada tanggal 1 Maret- 3 Mei 2023).

Temuan pada penelitian ini merupakan jawaban atas pertanyaan penelitian

berdasarkan rumusan masalah yang ada pada BAB I. Agar penelitian dapat

menjawab permasalahan penelitian dan agar penelitian ini tidak keluar dari

tujuan penelitian, maka penelitian ini difokuskan ke dalam tiga hal yaitu : Untuk

mengetahui nilai Pancasila yang dikembangkan dalam kegiatan ekstrakurikuler

Pramuka di SMP Negeri 7 Rawa Buntu. Untuk mengetahui kendala apa saja

yang dihadapi dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila di kegiatan

ekstrakurikuler Pramuka SMP Negeri 7 Rawa Buntu. Untuk mengetahui solusi

dalam mengatasi kendala implementasi nilai-nilai Pancasila di kegiatan

ekstrakurikuler Pramuka SMP Negeri 7 Rawa Buntu.

1. Nilai Pancasila yang dikembangkan dalam kegiatan ekstrakulikuler


Pramuka di SMPN 7 Rawa Buntu
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan Pembina Pramuka,

Koordinator Pramuka serta anggota Pramuka Gugus Depan SMPN 7 Rawa

Buntu ada nilai-nilai Pancasila yang dikembangkan dalam kegiatan

ekstrakurikuler Pramuka di SMPN 7 Rawa Buntu yaitu :

a) Nilai Ketuhanan

Berdasarkan hasil observasi (dilakukan pada tanggal 1 Maret- 3

Mei 2023) serta wawancara dengan Pembina Pramuka dan Koordinator

Pramuka juga anggota Pramuka Gugus Depan SMPN 7 Rawa Buntu

bahwa anggota Pramuka SMPN 7 Rawa Buntu menganut agama yang


70

berbeda-beda, ada yang beragama Islam, Kristen, dan Katolik.

Sebagian besar siswa beragama Islam. Kebiasaan mengucapkan salam

sudah diterapkan dalam berbagai kegiatan seperti diadakannya salam

pagi, sebelum memulai dan mengakhiri pembelajaran dan dalam

berbagai akivitas pramuka lainnya. Dalam pembelajaran dan kegiatan

kepramukaan, Pembina juga mengawali dan mengakhiri kegiatan

dengan berdoa bersama. Latihan dimulai pukul 09.00 WIB, sebelum

latihan diadakan shalat dhuha di masjid bagi yang muslim. Kegiatan

sholat dan kegiatan keagamaan yang lain juga dibiasakan di kegiatan

ekstrakurikuler Pramuka SMPN 7 Rawa Buntu. Siswa dan Pembina

setiap hari melaksanakan sholat dhuhur secara berjamaah di masjid.

Dalam kegiatan sholat ini siswa berbaur antara siswa satu dengan siswa

lainnya, namun dalam kegiatan sholat ini masih banyak siswa yang

kurang tertib sehingga harus selalu diingatkan oleh Pembina. Pada

kegiatan sholat dhuhur juga dilaksanakan kegiatan berdzikir dan

membaca doa-doa. Siswa yang beragama nonmuslim diminta untuk

membaca kitab sucinya masing-masing, namun untuk kegiatan ini

kurang begitu terawasi oleh Pembina. Sesuai dengan pernyataan

informan sebagai berikut:

“Menurut Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Rawa Buntu Iya,


sangat penting sekali karena itu juga diwajibkan untuk menanamkan
18 karakter sehingga 18 karakter tersebut harus diwujudkan bukan
hanya dalam pelajaran PPKn, tapi di semua mata pelajaran harus
diisi dengan karakter itu tadi.” (Wawancara pada tanggal 1 Maret
2023 pada pukul 09.00 WIB).
71

Penerapan nilai ketuhanan tampak terlihat dari ketaatan anggota

Pramuka dalam mengamalkan ajaran-ajaran agama. Dapat juga dilihat

melalui programprogram yang dibentuk oleh Gugus Depan SMPN 7

Rawa Buntu, dengan diselenggarakannya ekstrakurikuler yang

mengandung nilai religi seperti program-program menyambut hari

besar keagamaan seperti hari raya Idul Fitri & dan hari Natal. Selain itu

pelaksanakan implimentasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan

ekstrakurikuler Pramuka yakni sila Ketuhanan Yang Maha Esa sudah

berjalan dengan baik, ditambah adanya data pendukung yang

menunjukkan bahwa siswa sudah mengimplementasikan nilai-nilai Sila

Ketuhanan Yang Maha Esa.

Implementasi nilai-nilai sila pertama Pancasila yaitu dengan

membiasakan budaya mengucapkan salam, berdoa sebelum dan

sesudah pembelajaran, sholat dhuha, sholat dhuhur berjamaah serta

kegiatan keagaamaan untuk non muslim dan siswa Pramuka SMPN 7

Rawa Buntu seluruhnya senang membantu yang lemah, menderita dan

miskin. Kegiatan tersebut sudah menjadi kebiasaan dan menjadi budaya

di Pramuka SMPN 7 Rawa Buntu Mengakui kebebasan beragama/

berkepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengandung nilai-nilai

yang akan dicapai yaitu mewujudkan kepercayaan dan ketaqwaan

kepada Tuhan Yang Maha Esa, saling menghormati kebebasan

menjalankan dan memeluk agama sesuai dengan keyakinan, dan saling

menghormati dan bekerja sama antar umat beragama.


72

b) Nilai Kemanusiaan

Berdasarkan hasil observasi (dilakukan pada tanggal 1 Maret- 3

Mei 2023) serta wawancara dengan Pembina Pramuka dan Koordinator

Pramuka serta anggota Pramuka Gugus Depan SMPN 7 Rawa Buntu

dapat dilihat bahwa implimentasi nilai-nilai Kemanusiaan Yang Adil

dan Beradab dengan membiasakan siswa untuk mengembangkan

budaya senyum, salam, sapa dan menghormati kepada yang lebih tua

juga menghargai yang lebih muda. Kegiatan senyum salam sapa

dibiasakan dalam kegiatan Pramuka maupun kegiatan sehari-hari siswa

di sekolah. Budaya untuk menghormati orang yang lebih tua dan

menghargai hak-hak orang lain dibiasakan ketika dalam kegiatan

Pramuka lainnya maupun dalam kehidupan sehari-hari dan Pembina

akan menegur siswa apabila ada yang tidak bersikap sopan. Sesuai

dengan pernyataan informan sebagai berikut :

“Menurut Wakil Kepala Sekolah Khususnya pembiasaan,


pembiasaan itu, kemudian untuk ketaqwaan pembiasaaan dalam
sholat, tegur sapa, menjaga kebersihan, dalam pembiasaan juga ada
disitu.” (Wawancara pada tanggal 1 Maret 2023 pada pukul 09.00
WIB).
Dalam pembelajaran Pramuka, Pembina memberikan

kesempatan yang sama kepada siswa tanpa memandang latar belakang

siswa, jenis kelamin dan lain sebagainya. Hal itu terlihat ketika

Pembina memberikan kesempatan kepada semua siswa dalam

berpendapat, metode yang digunakan yakni teori, praktek, tutorial, juga

ada sistem lebah yang dipakai. Sistem lebah yakni dimana ada materi

semua anggota harus menjawab walaupun jawaban itu salah ataupun


73

benar semua diterima, lalu dicarikan jawaban yang mempunyai korelasi

dengan pertanyaan. Karena di Pramuka tidak boleh mengkerdilkan

orang lain dan tidak boleh menjatuhkan sesama anggota serta bisa

menghargai pendapat orang lain.

Dalam kepramukaan juga mengajarkan siswa untuk

membiasakan menjenguk temannya yang sedang sakit, hal ini akan

dapat menumbuhkan rasa saling menyayangi antar sesama manusia.

Namun jika rumahnya jauh hanya perwakilan beberapa siswa saja yang

menjenguk. Implementasi nilai kemanusiaan dapat dilihat dari usaha

anggota Pramuka untuk melakukan kegiatan bakti masyarakat seperti

membantu korban bencana alam dan lainnya juga tampak dari rasa

kasih sayang antar anggota Pramuka. Pelaksanaan implementasi nilai-

nilai sila Kemanusiaan Yang Adil dan beradab pada kegiatan Gerakan

Pramuka di Gugus Depan SMPN 7 Rawa Buntu sudah berjalan dengan

baik. Implementasi nilai sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab yang

paling dirasakan dalam kegiatan Gerakan Pramuka Gugus Depan

SMPN 7 Rawa Buntu yakni menyayangi, menolong, kerja sama sesama

manusia, hal ini juga sesuai dengan hakikat sila kedua yaitu menjunjung

tinggi nilai-nilai kemanusiaan, mengembangkan rasa saling mencintai

dan rasa saling menghormati.


74

c) Nilai Persatuan

Berdasarkan hasil observasi (dilakukan pada tanggal 1 Maret- 3

Mei 2023) serta wawancara dengan Pembina Pramuka dan Koordinator

Pramuka serta anggota Pramuka Gugus Depan SMPN 7 Rawa Buntu

bahwa implementasi nilai-nilai sila Persatuan Indonesia dilaksanakan

dengan berbagai cara. Menanamkan rasa cinta bangsa dan tanah air,

Pembina memulainya dengan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar

yaitu dengan mengadakan piket, merawat tanaman di sekolah, menjaga

kebersihan lingkungan. Siswa dilibatkan dalam merawat tanaman yang

ada di halaman sekolah, biasanya setelah latihan. Kegiatan tersebut

dilakukan karena untuk menumbuhkan kesadaran mengenai kebersihan

lingkungan sekolah dengan berkontribusi menata tanaman yang ada di

halaman sekolah dilakukan dengan bergotong royong sesama anggota

Pramuka. Sesuai dengan pernyataan informan sebagai berikut :

“Sudah diterapkan, yang jelas itumah awal dari mulai SD itu sudah
ada karena Pramuka itu ada kode kehormatan ada janji, kode
kehormatan itu tri satya dan dasa dharma, tri satya itu diantaranya
poin yang kedua itu menolong sesama hidup dan menjalankan,
mengamalkan Pancasila dan negara kesatuan republik Indonesia
kemudian poin ketiganya adalah menepati Dharma pramuka
semuanya dari Pancasila. 1 Taqwa kepada ketuhanan yang Maha
Esa mengacu kepada Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, 2 Cinta alam
dan kasih sayang sesama manusia mengacu kepada Sila Kedua
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Hasil Pancasila dikemas dan
dikembangkan menjadi dasa dharma.” .” (Wawancara pada tanggal
1 Maret 2023 pada pukul 09.00 WIB).

Contoh lainnya terjadi saat latihan baris berbaris (latihan ini dapat

meningkatkan kerjasama dan kekompakan antar anggota Pramuka

Gugus Depan SMPN 7 Rawa Buntu serta menyanyikan lagu wajib


75

nasional dan lagu daerah di dalam pelaksanaan kegiatan Pramuka

berlangsung karena untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme. Penerapan

nilai persatuan tampak terlihat pada kegiatan Pramuka yang dilakukan

selalu mengedepankan kekompakan anggota untuk memupuk rasa

kebersamaan Pramuka dilakukan dengan cara merekatkan hubungan

antara Pembina dengan siswa dan siswa dengan siswa supaya bisa

mewujudkan nilai Persatuan dalam kegiatan Pramuka SMPN 7 Rawa

Buntu. Implementasi nilai sila Persatuan Indonesia yang paling

dirasakan dalam kegiatan Gerakan Pramuka Gugus Depan SMPN 7

Rawa Buntu yakni menyatupadukan semua unsur yang berbeda untuk

menjadikan persatuan di Pramuka dengan bekerja sama dan

membiasakan gotong royong dalam kegiatan kepramukaan.

d) Nilai Kerakyatan

Berdasarkan hasil observasi (dilakukan pada tanggal 1 Maret- 3

Mei 2023 ) serta wawancara dengan Pembina Pramuka dan

Koordinator Pramuka serta anggota Pramuka Gugus Depan SMPN 7

Rawa Buntu bahwa implementasi nilai-nilai sila Kerakyatan Yang

Dipimpin Oleh Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.

dilaksanakan dengan berbagai cara. Implementasi nilai kerakyatan

tampak dari terjaganya demokrasi dalam kegiatan kepramukaan dengan

mengedepankan kepentingan bersama dibandingkan kepentingan

individu. Juga menghargai pendapat anggota lain di dalam musyawarah

untuk mencapai mufakat. Dalam kegiatan kepramukaan Gugus Depan


76

SMPN 7 Rawa Buntu mengajarkan demokrasi serta menyelesaikan

masalah dengan mengedepankan musyawarah mufakat dan dalam

kegiatan pembelajaran Pembina memberikan kesempatan yang sama

kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya juga diperbolehkan

bertanya. Pelaksanaan implementasi nilai-nilai sila Kemanusiaan Yang

Adil dan beradab pada kegiatan Gerakan Pramuka di Gugus Depan

SMPN 7 Rawa Buntu sudah berjalan dengan baik dengan didukung

hasil bahwa nilai sila Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat

Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan yang paling

dirasakan dalam kegiatan Gerakan Pramuka Gugus Depan SMPN 7

Rawa Bntu yakni demokrasi dan musyawarah mufakat dengan

mengutamakan pengambilan keputusan yang adil dan bijaksana

berdasarkan musrawarah mufakat. Sesuai dengan pernyataan informan

sebagai berikut :

“Menurut Wakil Kepala Sekolah yaitu Jelas sudah pasti, sudah nyerap
banget. Karena membuat program kerja harus memahami
kegiatannya, makanya kita sebagai Pembina hanya memberikan
masukan. Di dalam program kerja atihan gabungan utnuk tahun ini
ditambahi jadi pertiga bulan, kemudian ada kegiatan keluar
misalkan jelajah alam, rutenya Cuma 3 KM untuk penegak kurang
harus 15 KM, ditambahin 15 KM. Oh ini dananya darimana gede
banget diganti, itu semua dari hasil anak tidak lepas dari konsultasi
ke kita kami para Pembina. Dalam tulisan sederhana ya, kak kita ada
program keluar dari biasanya ini dituangkan gak kak dalam promes
atau protanya, oh silahkan asalkan tidak mengganggu yang lain. Ada
yang namanya binaan mental, istirahat sebentar doank kasih the
manis suruh ngerayap lagi, setelah ngerayap bangun suruh baca dasa
Dharma kalau gak hapal dasa Dharma suruh ngerayap balik lagi
sepanjang merayap itu menghapalkan dasa Dharma jadi sistem
seperti itu apa yang dihapalkan menyerap banget.” (Wawancara
pada tanggal 1 Maret 2023 pada pukul 09.00 WIB).
77

e) Nilai Keadilan

Berdasarkan hasil observasi (dilakukan pada tanggal 1 Maret- 3

Mei 2023) serta wawancara dengan Pembina Pramuka dan Koordinator

Pramuka serta anggota Pramuka Gugus Depan SMPN 7 Rawa Buntu

bahwa implementasi sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat

Indonesia dengan memberikan kesempatan yang sama kepada siswa

untuk berpendapat dan berlaku adil terhadap sesama tanpa membeda-

bedakan satu sama lain. Penerapan nilai keadilan tampak dari tingkat

toleransi anggota Pramuka, serta Pembina Pramuka yang bersikap adil

kepada setiap anggota Pramuka tanpa memandang latar belakang

agama, ras dan budaya. Sesuai dengan pernyataan informan sebagai

berikut :

“Menurut Wakil Kepala Sekolah yaitu Ya, pernah ada, biasanya


perbedaan pendapat mereka, tapi tidak sampai menjurus ke hal-hal
yang lebih parah hanya sampai sebatas berbeda pendapat ya kita
selesaikan. Kita selesaikan secara musyawarah juga
penyelesaiannya. Kita rembug bareng-bareng mana yang kurang pas
kita paskan biar mereka juga terus tidak ada kesalahpahaman lagi
tidak ada masalah lagi.” (Wawancara pada tanggal 1 Maret 2023
pada pukul 09.00 WIB).

Hal ini diharapkan akan menjadikan siswa merasa sama

walaupun memiliki kondisi latar belakang ekonomi yang berbeda.

Dalam kegiatan kepramukaan Gugus Depan SMPN 7 Rawa Buntu

mengajarkan keadilan terhadap sesama dengan memberikan pujian

kepada siswa yang rajin serta menegur atau memberikan motivasi

kepada beberapa siswa yang malas. Pelaksanaan implementasi nilai-


78

nilai sila Kemanusiaan Yang Adil dan beradab pada kegiatan Gerakan

Pramuka di Gugus Depan SMPN 7 Rawa Buntu sudah berjalan dengan

baik yaitu : Implementasi nilai sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh

Rakyat Indonesia yang paling dirasakan dalam kegiatan Gerakan

Pramuka Gugus Depan SMPN 7 Rawa Buntu yakni setiap siswa

mendapat perlakuan yang sama dan adil, muncul sikap peduli dengan

mau berbagi, dan menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat

bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama. Siswa dapat

mengimplimentasikan nilai-nilai Pancasila dengan baik melalui

pemahaman sejauh mana ia telah mengamalkannya dan telah

melakukannya dengan bagus dalam kehidupan sehari-hari, sehingga

dapat bermanfaat bagi diri sendiri juga orang lain. Dalam penelitian

mengenai Nilai Pancasila yang dikembangkan dalam kegiatan

ekstrakurikuler Pramuka di SMPN 7 Rawa Buntu bahwa sudah berjalan

dengan baik didukung dengan adanya data dari Triangulasi Teknik

sebagai berikut:
79

Tabel 4.4 Triangulasi Teknik Nilai Pancasila yang dikembangkan


dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di SMPN 7 Rawa Buntu

Rumusan Observasi Wawancara Dokumentasi


Masalah
Proses Berdasarkan Berdasarkan
Implementas observasi wawancara
i nilai-nilai yang telah dengan
pancasila dilakukan Pembina
yang selama Pramuka dan
dikembangk penelitian Koordinator
an dalam berlangsung Pramuka,
kegiatan (observasi 1 nilai
ekstrakuriku Maret – 3 Pancasila
ler Pramuka Mei 2023), yang
di SMPN 7 nilai dikembangka
Rawa Buntu Pancasila n sesuai
yang dengan Dasa
dikembangk Dharma
an dalam Pramuka
kegiatan yakni ada
ekstrakuriku Nilai
ler Pramuka Ketuhanan
SMPN 7 pada sila
Rawa Buntu pertama dan
yaitu Nilai Dasa Dharma
Ketuhanan, Taqwa
Nilai kepada Tuhan
Kemanusiaa Yang Maha
n, Nilai Esa, Nilai
Persatuan, Kemanusiaan
Nilai pada sila
80

Kerakyatan kedua dan


dan Nilai Dasa Dharma
Keadilan Cinta Alam
dan Kasih
Sayang
sesama
manusia,
Nilai
Persatuan
pada Dasa
Dharma
Patriot yang
sopan dan
kesatria, Sila
Kerakyatan
pada Dasa
Dharma
Patuh dan
suka
bermusyawar
ah, Sila
Keadilan
pada Dasa
Dharma Rela
menolong
dan Tabah.
81

2. Kendala yang dihadapi dalam implementasi nilai-nilai Pancasila di


kegiatan kepramukaan SMPN 7 Rawa Buntu
Berdasarkan hasil observasi (dilakukan pada tanggal 1 Maret- 3 Mei

2023) serta wawancara yang dilakukan terhadap Wakil Kepala Sekolah Bidang

Kesiswaan, Koordinator Pramuka dan Pembina Pramuka mengenai kendala

yang dihadapi dalam implementasi nilai-nilai Pancasila di kegiatan

ekstrakurikuler Pramuka SMPN 7 Rawa Buntu yaitu :

a. Kurangnya dukungan orang tua Orang tua kurang mendukung anaknya

mengikuti kegatan Pramuka karena melihat kondisi fisik anak yang lemah,

orang tua tidak sepenuhnya percaya bahwa anaknya mengikuti kegiatan

Pramuka.

b. Tenaga Pengajar Tidak adanya tenaga pengajar yang menjadi salah satu

kendala dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka SMPN 7 Rawa Buntu,

karena dalam hal ini terkadang siswa mengalami kesulitan untuk

mempelajari materi pada latihan yang diadakan setiap minggunya.

c. Sarana dan prasarana Sarana dan prasarana yang ada dalam Pramuka Gugus

Depan SMPN 7 Rawa Buntu masih kurang baik, karena beberapa sarana

yang ada tidak layak pakai.

d. Motivasi Diri Motivasi diri dari beberapa siswa yang mentalnya masih

lemah sehingga menjadikan mereka enggan untuk mengikuti kegiatan

kepramukaan dan akibat munculnya perbedaan tingkat kesadaran siswa

untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila.

e. Lingkungan di luar sekolah yang kurang mendukung , lingkungan siswa di

rumah yang kurang baik dan kebiasaan di rumah yang kurang baik, hal itu
82

akan menyulitkan dalam upaya implementasi nilainilai Pancasila.

Contohnya setelah liburan, kebiasaan anak yang sudah dibentuk di sekolah

seperti dilupakan.

Dalam penelitian mengenai implementasi Nilai Pancasila dalam

kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di SMPN 7 Rawa Buntu bahwa ada

kendala yang menjadi penghambat didalam pelaksanaan kegiatan Pramuka

didukung dengan adanya data dari Triangulasi Teknik sebagai berikut :


83

Tabel 4.5 Triangulasi Teknik Kendala Implementasi Nilai Pancasila


dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di SMPN 7 Rawa Buntu
Rumusan Observasi Wawancara Dokumentasi
Masalah
Kendala yang Berdasarkan Berdasarkan
dihadapi dalam observasi yang wawancara
implementasi telah dilakukan dengan
nilai-nilai selama Pembina
Pancasila di penelitian Pramuka dan
kegiatan berlangsung Koordinator
kepramukaan (observasi 1 Pramuka,
SMPN 7 Rawa Maret- 3 Mei kendala yang
Buntu 2023), kendala paling sering
yang dihadapi timbul yakni
berupa motivasi
kurangnya beberapa anak
dukungan yang lemah
orang sehingga
tua,tenaga terkadang
pengajar, jarang untuk
sarana dan mengikuti
prasarana yang latihan rutin
kurang dan dipengaruhi
mendukung dan oleh lingkungan
juga motivasi di luar sekolah
diri beberapa yang kurang
siswa yang mendukung.
mentalnya Juga alat untuk
masih lemah. latihan masih
kurang.
84

3. Solusi untuk mengatasi kendala dalam implementasi nilai-nilai


Pancasila di kegiatan ekstrakurikuler Pramuka SMPN 7 Rawa Buntu
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan Pembina

Pramuka dan Koordinator Pramuka serta anggota Pramuka Gugus Depan

SMPN 7 Rawa Buntu ada beberapa solusi yang dilakukan diantaranya yaitu:

1) Penerapan metode dan prinsip dasar kepramukaan

Metode kepramukaan adalah cara memberikan pendidikan kepada

peserta didik melalui kegiatan menarik, menyenangkan dan menantang

yang disesuaikan dengan kondisi, situasi dan kegiatan peserta didik.

Metode ini diaplikasikan melalui :

a) Pengamalan kode kehormatan Pramuka

b) Belajar sambil melakukan

c) Sistem berkelompok

Tujuan dari metode ini dibuat agar anak lebih mudah memahami

pendidikan kepramukaan namun tetap gembira, sesuai slogan

kepramukaan yaitu “bermain sambil belajar”. Dilakukan melalui

praktek secara praktis sebanyak mungkin dan mengarahkan perhatian

peserta didik untuk melakukan kegiatan nyata, sehingga siswa mudah

dalam memahami materi yang sedang dipelajarai serta mampu

merangsang rasa keingintahuan terhadap hal-hal yang baru dan

keinginan untuk berpartisipasi dalam segala kegiatan. Selanjutnya isi

dari prinsip dasar kepramukaan yaitu :


85

a) Iman dan Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

b) Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam

seisinya

c) Peduli terhadap diri pribadinya

d) Taat kepada kode kehormatan Pramuka

e) Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung

pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan

jasmani anggota muda dan anggota dewasa

f) Kegiatan di dalam terbuka

g) Sistem tanda kecakapan

h) Sistem satuan putra dan putri

i) Kiasan dasar

2) Penerapan Tujuan Gerakan Pramuka

Penerapan tujuan gerakan pramuka adalah sebagai berikut :

a) Mendidik dan membina anak muda Indonesia dengan tujuan agar

menjadi manusia berkarakter

b) Berwatak dan berbudi pekerti yang luhur

c) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

d) Kuat Mental

e) Tinggi Moral

f) Tinggi kecerdasan

g) Terampil

h) Kuat, sehat jasmani dan rohani


86

i) Anggota Pramuka berjiwa Pancasila, setia dan patuh pada Negara

Kesatuan Republik Indonesia

j) Menjadi anggota yang baik dan berguna

k) Dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri

l) Serta bertanggung jawab atas pembangunnan bangsa dan negara

m) Memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan,

baik lokal, nasional maupun internasional

n) Mampu mengamalkan Trisatya dan Dasadharma

3) Menanamkan kode etik dan kode moral

Kode etik dalam Pramuka adalah Tri Satya yang isinya yaitu :

a) Akan bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku terhadap

Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan

Pancasila

b) Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat.

c) Menepati DasaDharma

Sedangkan kode moral dalam Gerakan Pramuka adalah

Dasadharma yang isinya yaitu :

a) Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b) Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.

c) Patriot yang sopan dan kesatria.

d) Patuh dan suka bermusyawarah.

e) Rela menolong dan tabah.

f) Rajin, terampil, dan gembira.


87

g) Hemat, cermat, dan bersahaja.

h) Disiplin, berani, dan setia.

i) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.

j) Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan

Penanaman kode etik dan kode moral pada anggota Pramuka

dilakukan sejak masa Orientasi Pramuka Penegak. Nilai dari kode

etik dan kode moral adalah ketaatan kepada Tuhan, cinta kepada

alam, kesopanan, kerelaan saat menolong, kerajinan, kedisiplinan,

kejujuran, keceriaan dan rasa tanggung jawab.

Cara menanamkan kode etik dan kode moral adalah praktek

langsung ketika proses pembelajaran kepramukaan dan saat kegiatan

Pramuka. Penerapan ini bertujuan agar peserta didik dapat terbiasa

dan mampu mengimplimentasikan nilai-nilai Pancasila pada

kehidupan sehari-hari.

4) Sistem Kaderisasi

Salah satu cara mengatasi tidak adanya pelatih yaitu dengan sistem

kaderisasi atau senioritas, sehingga anggota Pramuka mendapatkan

sosok yang dapat dicontoh dan mendapatkan perhatian. Sistem

kaderisasi juga dapat mengatasi permasalahan kesadaran siswa dan hal

tersebut dirasa efektif karena nantinya akan memunculkan motivasi

siswa untuk lebih rutin dalam mengikuti latihan dan kegiatan

kepramukaan.
88

5) Membiasakan siswa

Upaya yang dilakukan untuk meminimalisir adanya kendala dalam

mengimplementasikan nilai—nilai Pancasila dalam kegiatan Gerakan

Pramuka Gugus Depan SMPN 7 Rawa Buntu adalah dengan

membiasakan siswa untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila

baik itu dalam kegiatan kepramukaan maupun di kehidupan sehari-hari

dengan selalu mengingatkan siswa jika ada yang kurang baik agar tidak

melakukannya kembali.

Dalam penelitian mengenai implementasi Nilai Pancasila dalam

kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di SMPN 7 Rawa Buntu Serang bahwa

ada solusi untuk mengatasi kendala yang ada didukung dengan adanya

data dari Triangulasi Teknik sebagai berikut :


89

Tabel 4.6 Triangulasi Teknik Solusi Mengatasi Kendala Dalam


Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di SMPN 7 Rawa Buntu
Rumusan Observasi Wawancara Dokumentasi
Masalah
Solusi untuk Berdasarkan Berdasarkan
mengatasi observasi yang wawancara
kendala dalam telah dilakukan dengan Pembina
implementasi selama Pramuka dan
nilai-nilai penelitian Koordinator
Pancasila di berlangsung Pramuka, hal
kegiatan (observasi 1 yang dilakukan
ekstrakurikuler Maret – 3 Mei untuk mengatasi
Pramuka di 2023) dengan kendala yang ada
SMPN 7 Rawa terus dengan selalu
Buntu membiasakan mengingatkan
siswa dalam siswa jika ada
menerapkan perilaku yang
Dasa Dharma kurang baik dan
di kegiatan mencontohkan
Pramuka kepada siswa
maupun perilaku yang
dikehidupan baik supaya
sehari-hari, siswa dapat
saling meniru dan
mengingatkan membiasakan
satu sama lain untuk
dan menegur menerapkannya
jika ada yang di kehidupan
kurang baik. sehari-hari.
90

C. Pembahasan
Gerakan Pramuka adalah nama organisasi pendidikan luar sekolah dan

di luar keluarga yang menggunakan Prinsip Dasar Pendidikan Kepramukaan dan

Metode Pendidikan Kepramukaan. Berfungsi sebagai suplemen yang ada pada

pendidikan formal. Berperan sebagai ekstrakurikuler yang menjadi wadah yang

tepat dalam implementasi nilai-nilai Pancasila.

Dalam konteks dengan nilai-nilai Pancasila di SMPN 7 Rawa Buntu,

Gerakan Pramuka menjadi wadah yang tepat untuk membantu pihak sekolah

dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila agar lebih baik.

1. Proses implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan

ekstrakurikuler Pramuka di SMPN 7 Rawa Buntu

Hasil dari data yang didapat bahwa Gerakan Pramuka memiliki

peran dan fungsi sebagai wadah pengembangan bakat peserta didik, yang

dilaksanakan menggunakan metode bermain yang menarik, menyenangkan,

menantang bagi peserta didik dan sebagai wadah pengabdian bagi anggota

dewasa, serta sebagai alat pembinaan dan pengembangan generasi muda

bagi masyarakat, yang diselenggarakan melalui program Mingguan dan

Tahunan yang terlibat dalam pembuatan program tersebut adalah Pembina

Pramuka, Dewan Ambalan dan Anggota Pramuka dalam musyawarah.

Program kerja tersebut dibuat untuk menyelenggarakan implementasi

nilainilai Pancasila pada kegiatan Gerakan Pramuka SMPN 7 Rawa Buntu

dengan dibuat sesuai kebutuhan peserta didik serta sudah berjalan cukup

baik. Program yang dibuat ini sebelumnya sudah melalui analisis yang
91

disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Sehingga anggota Pramuka

memiliki sikap nilai-nilai Pancasila diantaranya taat beragama, mempunya

rasa toleransi yang tinggi, membantu terhadap sesama, rasa tolong

menolong, kejujuran, mengutamakan kepentingan bersama, cinta tanah air,

menghargai pendapat orang lain dan sikap gotong royong. Hal ini sesuai

dengan Dasa Dharma Pramuka (dalam Andri, 2006:9) yaitu :

a) Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b) Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.

c) Patriot yang sopan dan kesatria.

d) Patuh dan suka bermusyawarah.

e) Rela menolong dan tabah.

f) Rajin, terampil, dan gembira.

g) Hemat, cermat, dan bersahaja.

h) Disiplin, berani, dan setia.

i) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.

j) Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Dari Dasa Dharma dijabarkan menjadi banyak sikap hidup (pola

tingkah laku) yang diterapkan peserta didik di kehidupan sehari-hari

seperti sebagai berikut :


92

Tabel 4.7
Sikap Hidup Dasa Dharma Pramuka
No. Dasa Dharma Sikap Hidup
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Beribadah menurut agama
Maha Esa masingmasing dengan sebaik-baiknya,
dengan menjalankan semua perintah-
perintah Nya serta meninggalkan segala
larangan-larangan-Nya. Patuh dan
berbakti kepada orang tua dan sayang
kepada saudara
2. Cinta alam dan kasih sayang Menjaga kebersihan sanggar dan
lingkungan sekolah, ikut menjaga
kelestarian alam, membantu fakir
miskin dan mengunjungi yang sakit.
3. Patriot yang sopan dan kesatria Mengikuti upacara sekolah dan upacara
latihan dengan baik, ikut serta dalam
pertahanan bela negara, melindungi
kaum yang lemah, belajar di sekolah
dengan baik dan ikut serta dalam
kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.
4. Patuh dan suka Mengerjakan tugas-tugas dari guru,
bermusyawarah Pembina atau orang tua dengan
sebaikbaiknya. Patuh kepada orang tua,
guru dan Pembina. Berusaha mufakat
dalam setiap musyawarah. Tidak
mengambil keputusan yang tergesa-
gesa, yang didapatkan melalui
musyawarah.
5. Rela menolong dan taba Berusaha menolong orang yang sedang
mengalami musibah atau kesusahan.
93

Setiap menolong tidak meminta pamrih


atau mengharapkan imbalan. Tabah
dalam menghadapi kesulitan. Tidak
banyak mengeluh dan putus asa.
Bersedia menolong tanpa diminta.
6. Rajin, terampil, dan gembira Selalu hadir dalam setiap latihan atau
pertemuan Pramuka. Dapat membuat
kerajinan atau hasta karya yang berguna
dan selalu riang gembira dalam setiap
melakukan kegiatan atau pekerjaan.
7. Hemat, cermat, dan bersahaja Tidak boros dan bersikap mewah. Rajin
menabung. Teliti dalam melakukan
sesuatu. Besikap hidup sederhana, tidak
berlebih-lebihan dan bisa membuat
perencanaan setiap akan melakukan
tindakan.
8. Disiplin, berani, dan setia Selalu menepati waktu yang ditentukan.
Mendahulukan kewajiban terlebih
dahulu dibanding haknya. Berani
mengambil keputusan dan tidak pernah
ragu dalam setiap tindakan.
9. Bertanggung jawab dan dapat Menjalankan segala sesuatu dengan
dipercaya sikap bersungguh-sungguh dan
bertanggung jawab dalam setiap
tindakan.
10. Suci dalam pikiran, perkataan Berusaha untuk berkata baik dan benar
dan perbuatan dan tidak pernah berkata bohong.
Berbuat baik kepada semua orang.
94

Sesuai hasil wawancara yang dilakukan terhadap Wakasek

Kesiswaan, Koordinator Pramuka dan Pembina Pramuka bahwa fungsi dan

tugas pokok dari Gerakan Pramuka dalam pelaksanaanya sudah baik, namun

ada beberapa program yang masih perlu diperbaiki dikarenakan tidak sesuai

dengan kebutuhan peserta didik, selain itu ada beberapa program yang

belum terlaksana karena persiapan yang kurang matang.

Tugas pokok dan fungsi Gerakan Pramuka yang diselenggarakan

melalui proram mingguan dan tahunan yang dibuat oleh Pembina Pramuka,

Dewan Ambalan dan Anggota Pramuka dalam musyawarah ini berperan

penting dalam mendukung pihak sekolah untuk mengimplimentasikan nilai-

nilai Pancasila, contoh program yang sudah dilaksanakan adalah program

tahunan yaitu MOP (Masa Orientasi Pramuka) kepada seluruh peserta didik

SMPN 7 Rawa Buntu, Latihan Gabungan (LatGab) yang bertempat di

SMPN 7 Rawa Buntu, Pelantikan Penegak Bantara dan Laksana di Pantai

Berok, Anyer, juga ada program mingguan yaitu latihan rutin dan bakti

kampus yang diadakan setiap hari Sabtu yang didalamnya mengandung

penerapan nilai-nilai Pancasila yang bermanfaat bagi anggota Pramuka.

Hasil dari Gerakan Pramuka didapat melalui kegiatan Perkemahan.

Didalam perkemahan peserta didik diajarkan mengimplementasikan

nilainilai Pancasila melalui kegiatan memasak, mengatur tenda, mengambil

air, memperhatikan kebersihan yang mencerminkan nilai kemanusiaan

dalam kebutuhan rohani- jasmani dan individu-sosial. Selain itu juga

anggota pramuka diajarkan untuk berbagi, baik itu makanan, tempat tidur
95

dan lain sebagainya yang menggambarkan arti dari nilai keadilan dan

keberadaban yakni memberlakukan semua manusia sama.

Peraturan baris berbaris (PBB), setiap anggota Pramuka diwajibkan

untuk bisa baris-berbaris, karena dalam baris-berbaris anggota Pramuka

dilatih disiplin dan kompak sehingga memunculkan rasa persatuan di dalam

Ambalan, selain itu anggota Pramuka diajarkan menjadi pemimpin baik dan

bijak. Selain itu permainan di dalam ruangan / luar ruangan memiliki

manfaat dan nilai kerja sama yang kuat, kekompakan dan kecerdikan agar

mampu memecahkan permainan tersebut.

Selanjutnya adalah Upacara, di dalam upacara anggota Pramuka

diajarkan untuk memilki sikap cekatan, kesabaran dan disiplin yang tinggi.

Upacara dilaksanakan sebagai pembuka atau penutup latiihan serta acara

lain seperti upacara pelantikan dan upacara pemberian penghargaan atas

prestasi dan lainnya.

Pendidikan tali temali dalam kepramukaan dipraktekkan dalam

bentuk menyambung tongkat untuk tiang bendera, membuat tandu,

membuat rak sepatu dan lainnya, hal tersebut membutuhkan kekompakan,

ketelitian, kesabaran, konsentrasi, ketangkasan, kerapihan dan koordinasi

antara pemimpin dan anggota tim.

Pendidikan tersebut tidak didapat dalam pendidikan formal, untuk itu

pendidikan kepramukaan menjadi wadah yang tepat bagi peserta didik

untuk mengimplimentasikan nilai-nilai Pancasila di dalam kehidupan


96

sehari-hari selain itu juga dengan mengikuti pendidikan kepramukaan

peserta didik mendapat keterampilan dan ilmu secara menyenangkan, serta

mampu mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari, yang tentunya

bermanfaat untuk dirinya dan orang lain di sekitar. Didukung oleh pendapat

menurut Yudha (dalam Afnani, 2017:11), mengatakan bahwa kegiatan

ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran sekolah biasa, yang

dilakukan di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas

pengetahuan siswa, mengenai hubungan antar mata pelajaran, menyalurkan

bakat dan minat, serta melengkapi pembinaan manusia seutuhnya.

Dengan pelaksanaan kegiatan kepramukaan dalam

pengimplementasian nilai-nilai Pancasila di kegiatan ekstrakurikuler

Pramuka SMPN 7 Rawa Buntu Serang melalui program yang telah

direncanakan sebelumnya sudah berjalan dengan baik, senada dengan

pendapat dari Mulyasa (2009:178), menyatakan bahwa implementasi adalah

suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu

tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan

pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap. Juga didukung oleh pendapat

Van Meter dan Var Horn (dalam Wahab, 2008:65) Implementasi adalah

tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau kelompok-

kelompok yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah

digariskan dalam keputusan.

Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa

proses pengimplementasian nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan


97

ekstrakurikuler Pramuka di SMPN 7 Rawa Buntu dilaksanakan dalam

berbagai macam kegiatan berupa latihan rutin yang dilaksanakan pada hari

Sabtu dan kegiatan Tahunan dengan berpedoman kepada Dasa Dharma

Pramuka yang dikemas melalui metode belajar sambil melakukan sehingga

siswa mudah memahami materi yang sedang dipelajari. Pendidikan

kepramukaan SMPN 7 Rawa Buntu dikemas dalam bentuk kegiatan yang

menyenangkan, sehat menarik, teratur, praktis dan terarah dengan Prinsip

Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di dalam atau luar ruangan lingkungan

sekolah dalam rangka meningkatkan keterampilan, memperluas

pengetahuan dan menginternalisasikan nilai-nilai atau aturan agama serta

norma sosial, baik lokal maupun nasional, ataupun global untuk membentuk

insan yang tangguh, sehingga remaja mendapatkan pengetahuan,

keterampilan, dan terdapat pendidikan sikap terpuji, yang sasaran akhirnya

adalah watak, akhlak dan budi pekerti luhur serta memilki kecakapan hidup

yang bermanfaat bagi siswa tersebut.

2. Nilai Pancasila yang dikembangkan dalam kegiatan ekstrakurikuler


Pramuka di SMPN 7 Rawa Buntu
Sesuai hasil penelitian bahwa ada nilai-nilai Pancasila yang

dikembangkan dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di Gugus Depan

SMPN 7 Rawa Buntu yang pertama adalah:

a. Nilai Ketuhanan
98

Salah satu penerapan Nilai Ketuhanan yaitu dengan kebiasaan

mengucapkan salam sudah diterapkan dalam berbagai kegiatan seperti

diadakannya salam pagi, sebelum memulai dan mengakhiri pembelajaran

dan dalam berbagai akivitas pramuka lainnya. Dalam pembelajaran dan

kegiatan kepramukaan, kegiatan diawali dan diakhiri dengan berdoa

bersama serta sebelum latihan diadakan shalat dhuha di masjid bagi yang

muslim. Kegiatan sholat dan kegiatan keagamaan yang lain juga

dibiasakan di kegiatan ekstrakurikuler Pramuka SMPN 7 Rawa Buntu.

Siswa dan Pembina setiap hari melaksanakan sholat dhuhur secara

berjamaah di masjid. Dalam kegiatan sholat ini siswa berbaur antara

siswa satu dengan siswa lainnya. Pada kegiatan sholat dhuhur juga

dilaksanakan kegiatan berdzikir dan membaca doa-doa. Siswa yang

beragama nonmuslim diminta untuk membaca kitab sucinya masing-

masing. Penerapan nilai ketuhanan tampak terlihat dari ketaatan anggota

Pramuka dalam mengamalkan ajaran-ajaran agama, kondisi tersebut

sesuai dengan pendapat Rukiyaki, dkk (2008:66) menjelaskan arti dan

makna sila Ketuhanan Yang Maha Esa antara lain sebagai berikut :

1) Mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan pencipta

seluruh apa yang ada di alam semesta

2) Menjamin penduduk untuk dapat memeluk suatu agama dan dapat

menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing.

3) Warga negara wajib mempunyai agama dan tidak diperbolehkan

atheis.
99

4) Menjamin tumbuh dan berkembangnya agama dan saling toleransi

antar umat beragama

5) Negara menjadi fasilitator tumbuh dan berkembangnya agama serta

menjadi moderator jika terjadi konflik antar agama.

Implementasi Nilai-Nilai Pancasila sila I (Ketuhanan Yang

Maha Esa) dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka SMPN 7 Rawa

Buntu diwujudkan siswa dengan kepercayaan dan ketaqwaan kepada

Tuhan Yang Maha Esa, saling menghormati kebebasan dalam

menjalankan dan memeluk agama sesuai dengan keyakinan dan

saling menghormati dan bekerja sama antar umat beragama. Hal ini

sesuai dengan pendapat Kaelan dan Zubaidi (dalam Ambiro,

443:2016), dalam bernegara berdasarkan Pancasila, maka negara

menjamin hak-hak warga negara untuk dapat menjalankan

keyakinan yang dianutnya. Dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa

menjamin setiap warga negara untuk dapat memeluk agama sesuai

yang diinginkannya dan dapat menjalankan peribadatan agamanya

dengan baik. Dalam sila Ketuhanan yang Maha Esa terkandung nilai

bahwa Negara yang didirikan adalah sebagai pengejawantahan

tujuan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Oleh

karena itu segala hal yang berkaitan dengan pelaksaan dan

penyelenggaraan Negara bahkan moral Negara, moral

penyelenggara Negara, politik Negara, pemerintahan Negara,

hukum dan peraturan perundang-undangan Negara, kebebasan dan


100

hak asasi warga Negara harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang

Maha Esa.

b. Nilai Kemanusiaan

Implementasi Nilai Kemanusiaan pada kegiatan Gerakan Pramuka

Gugus Depan SMPN 7 Rawa Buntu dapat dilihat dari kebiasaaan siswa

untuk mengembangkan budaya senyum, salam, sapa dan menghormati

kepada yang lebih tua juga menghargai yang lebih muda. Kegiatan

senyum salam sapa dibiasakan dalam kegiatan Pramuka maupun

kegiatan sehari-hari siswa di sekolah. Budaya untuk menghormati orang

yang lebih tua dan menghargai hak-hak orang lain dibiasakan ketika

dalam kegiatan Pramuka lainnya maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam pembelajaran Pramuka, semua siswa diberikan kesempatan

yang sama tanpa memandang latar belakang siswa, jenis kelamin dan lain

sebagainya. Metode yang digunakan yakni teori, praktek, tutorial, juga

ada sistem lebah yang dipakai. Sistem lebah yakni dimana ada materi

semua anggota harus menjawab walaupun jawaban itu salah ataupun

benar semua diterima, lalu dicarikan jawaban yang mempunyai korelasi

dengan pertanyaan. Karena di Pramuka tidak boleh mengkerdilkan orang

lain dan tidak boleh menjatuhkan sesama anggota serta bisa menghargai

pendapat orang lain. Perilaku yang ditunjukkan siswa selama kegiatan

Pramuka berlangsung sependapat dengan teori yang dikemukakan oleh

Wiyono (dalam Ambiro, 2016:444) memuat nilai-nilai/ karakter bangsa


101

Indonesia yang tercermin dalam nilai – nilai Kemanusiaan yang Adil dan

Beradab, terkandung di dalamnya prinsip asasi (1) Kecintaan kepada

sesama manusia sesuai dengan prinsip bahwa kemanusiaan adalah satu

adanya, (2) Kejujuran, (3) Kesamaderajatan manusia, (4) Keadilan, dan

(5) Keadaban.

Dalam kepramukaan juga mengajarkan siswa untuk membiasakan

menjenguk temannya yang sedang sakit, hal ini akan dapat

menumbuhkan rasa saling menyayangi antar sesama manusia. Namun

jika rumahnya jauh hanya perwakilan beberapa siswa saja yang

menjenguk, dengan kegiatan yang dilakukan seperti ini maka siswa dapat

mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, saling

meghormati, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Dalam hal

ini Joeseof (dalam Hadi, 2007:32), berpendapat bahwa Kepramukaan

merupakan tempat bagi pemuda guna berlatih kerja sama. Mereka belajar

merelakan kepentingan perseorangan demi kepentingan bersama

(kelompok) bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

Implementasi nilai kemanusiaan dapat dilihat dari usaha anggota

Pramuka untuk melakukan kegiatan bakti masyarakat seperti membantu

korban bencana alam dan lainnya juga tampak dari rasa kasih sayang

antar anggota Pramuka. Dalam hal ini sesuai dengan pernyataan menurut

Darmodiharjo (dalam Kaelan, 2010:80) bahwa “Kehidupan berbangsa

dan bernegara harus dilandasi oleh sifat adil karena hakikat manusia

sebagai makhluk yang beradab dan berbudaya harus mempunyai sifat


102

adil. Dalam hukum di Indonesia manusia mempunyai kedudukan yang

sama serta mempunyai hak yang sama sebagai warga negara Indonesia.

Manusia harus bersikap adil terhadap diri sendiri, sesama manusia,

masyarakat bangsa dan negara, lingkungan serta kepada Tuhan Yang

Maha Esa”.

Darmodiharjo (dalam Kaelan, 2010:81) menambahkan bahwa

“Konsekuensi nilai yang terkandung dalam Kemanusiaan Yang Adil dan

Beradab adalah menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai

makhluk Tuhan, menjunjung tinggi hak asasi manusia, menghargai

kesamaan hak dan derajat tanpa membedakan suku, agama, ras

keturunan, dan status sosial. Mengembangkan sikap saling mencintai

sesama manusia, saling meghormati, serta menjunjung tinggi nilai-nilai

kemanusiaan”. Makna dalam hal ini nilai kemanusiaan yang adil

mengandung suatu makna bahwa hakikat manusia sebagai makhluk yang

berbudaya dan beradab harus berkodrat adil. Baik harus adil dalam

hubungan dengan diri sendiri, adil terhadap manusia lain, adil terhadap

masyarakat bangsa dan negara serta adil terhadap lingkungannya. Sesuai

pendapat menurut Hadi (2016:84), pengimplementasian nilai-nilai

kemanusiaan yang adil dan beradab dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan

martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, persamaan kewajiban

antara sesama manusia.


103

3) Saling mencintai sesama manusia.

4) Mengembangkan sikap tenggang rasa.

5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

6) Menjungjung tinggi nilai kemanusiaan.

7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

8) Berani membela kebenaran dan keadilan.

9) Merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.

10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama

dengan yang lain.

Pengamalan sila kemanusiaan yang adil dan beradab dalam

kegiatan ekstrakurikuler Pramuka SMPN 7 Rawa Buntu

mengandung nilai kesamaan derajat maupun kewajiban dan hak,

cinta mencintai, hormat menghormati, keberanian membela

kebenaran dan keadilan, toleransi, gotong royong, memperlakukan

manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk

Tuhan dan siswa diharapkan selalu mampu menerapkan nilai

kemanusiaan dengan baik. Siswa juga mengembangkan sikap

tenggang rasa, sikap tidak semenamena terhadap orang lain,

menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, senang melakukan kegiatan

kemanusiaan, berani membela kebenaran keadilan dan bangga

menjadi warga negara Indonesia.

c. Nilai Persatuan
104

Implementasi nilai persatuan di dalam kegiatan ekstrakurikuler

Pramuka dapat diwujudkan dengan menanamkan rasa cinta bangsa dan

tanah air, bisa memulainya dengan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar

yaitu dengan mengadakan piket, merawat tanaman di sekolah, menjaga

kebersihan lingkungan. Siswa dilibatkan dalam merawat tanaman yang

ada di halaman sekolah, biasanya setelah latihan. Kegiatan tersebut

dilakukan karena untuk menumbuhkan kesadaran mengenai kebersihan

lingkungan sekolah dengan berkontribusi menata tanaman yang ada di

halaman sekolah dilakukan dengan bergotong royong sesama anggota

Pramuka.

Contoh lainnya terjadi saat latihan baris berbaris (PBB), latihan ini

dapat meningkatkan kerjasama dan kekompakan antar anggota Pramuka

Gugus Depan SMPN 7 Rawa Buntu serta menyanyikan lagu wajib

nasional dan lagu daerah di dalam pelaksanaan kegiatan Pramuka

berlangsung karena untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme.

Implementasi nilai-nilai sila Persatuan dalam kegiatan kepramukaan

berlangsung dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari sikap anggota

pramuka dimana setiap kegiatan mampu menempatkan persatuan,

kesatuan, serta kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi, kondisi

tersebut sesuai dengan TAP MPR Nomor I/MPR/2003 tentang

perwujudan pengamalan Pancasila yakni:


105

1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan

keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas

kepentingan pribadi dan golongan.

2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa

apabila diperlukan.

3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.

4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air

Indonesia.

5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal

Ika.

7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Penerapan nilai persatuan tampak terlihat pada kegiatan

Pramuka yang dilakukan selalu mengedepankan kekompakan

anggota untuk memupuk rasa kebersamaan Pramuka dilakukan

dengan cara merekatkan hubungan antara Pembina dengan siswa dan

siswa dengan siswa supaya bisa mewujudkan nilai Persatuan dalam

kegiatan Pramuka SMPN 7 Rawa Buntu. Kegiatan tersebut

sependapat dengan teori yang dikemukakan oleh Rukiyati (2008: 69)

menyatakan bahwa “Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam

sila Persatuan Indonesia adalah nasionalisme, cinta bangsa dan tanah

air, menggalang persatuan dan kesatuan bangsa, menghilangkan


106

penonjolan atau kekuasaan keturunan dan perbedaan warna kulit

serta menumbuhkan rasa senasib dan seperjuangan”. Pokok

menanamkan nilai persatuan memulainya dengan dengan hal-hal

yang ada di lingkungan sekitar diantaranya siswa Pramuka SMPN 7

Rawa Buntu membudayakan kegiatan gotong royong dan menjaga

kebersihan lingkungan bersama.

d. Nilai Kerakyatan

Implementasi nilai kerakyatan nampak dari terjaganya demokrasi

dalam kegiatan kepramukaan dengan mengedepankan kepentingan

bersama dibandingkan kepentingan individu. Juga menghargai pendapat

anggota lain di dalam musyawarah untuk mencapai mufakat. Dalam

kegiatan kepramukaan Gugus Depan SMPN 7 Rawa Buntu mengajarkan

demokrasi serta menyelesaikan masalah dengan mengedepankan

musyawarah mufakat dan dalam kegiatan pembelajaran serta

memberikan kesempatan yang sama kepada siswa untuk menyampaikan

pendapatnya juga diperbolehkan bertanya. Hal ini senada dengan

pendapat Joesoef (dalam Hadi, 2007:32) mengemukakan bahwa

kepramukaan merupakan tempat bagi pemuda berlatih hidup demokratis

seperti segala sesuatu dirundingkan secara bersama, dipecahkan bersama

dan diputuskan bersama.

Setiap siswa Pramuka SMPN 7 Rawa Buntu mempunyai

kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama dalam musyawarah. Artinya,


107

dalam musyawarah tersebut tidak ada individu-individu yang ingin

menonjolkan dirinya dalam musyawarah. Setiap pendapatpendapat dari

para anggota Pramuka akan ditampung terlebih dahulu, kemudian

pendapat-pendapat tadi akan dipertimbangkan untuk dijadikan keputusan

dalam musyawarah. Namun, apabila dalam musyawarah itu terjadi

perbedaan pendapat, maka akan dilakukan voting. Voting ini diambil

sebagai langkah apabila anggota Pramuka tidak menemukan solusi untuk

menyelesaikan permasalahan yang dibahas. Dan tentunya voting ini

dilakukan setelah melewati berbagai macam pertimbangan yang telah

dipikirkan sebelumnya. Implementasi nilai Demokrasi tersebut senada

dengan pendapat dari Rochamdi (dalam Meidi,2013:15), nilai-nilai

demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut :

1) Sebagai warga negara dan waga masyarakat, setiap manusia

Indonesia mempunya kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.

2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk

kepentingan bersama.

4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi dengan semangat

kekeluargaan.

5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai

sebagai hasil musyawarah.

6) Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan

melaksanakan hasil keputusan musyawarah.


108

7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama diatas

kepentingan pribadi atau golongan.

8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dnegan hati

nurani yang luhur.

9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara

moral kepada TuhanYang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan

martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan,

mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.

10) Memberikan keperayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk

melaksanakan permusyawaratan.

Dalam implementasi nilai sila Kerakyatan yang dipimpin

oleh kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan di kegiatan

ekstrakurikuler Pramuka SMPN 7 Rawa Buntu perwujudannya

yakni mengambil keputusan untuk mengatasi setiap masalah salah

satunya dengan cara musyawarah mufakat, anggota Pramuka SMPN

7 Rawa Buntu juga mampu mendengarkan pendapat orang lain serta

menghargainya dan dapat dilaksanakan secara bijak sebagai wujud

melaksanakan apa yang telah disepakati bersama dan keputusan

tersebut dapat dipertanggung jawabkan.

e. Nilai Keadilan

Implementasi nilai keadilan bisa dilakukan dengan memberikan

kesempatan yang sama kepada siswa untuk berpendapat dan berlaku adil

terhadap sesama tanpa membeda-bedakan satu sama lain serta tidak pilah
109

pilih dalam berteman. Penerapan nilai keadilan tampak dari tingkat

toleransi anggota Pramuka, serta Pembina Pramuka yang bersikap adil

kepada setiap anggota Pramuka tanpa memandang latar belakang agama,

ras dan budaya. Hal ini diharapkan akan menjadikan siswa merasa sama

walaupun memiliki kondisi latar belakang ekonomi yang berbeda.

Seperti yang dikemukakan oleh Joesoef (dalam Hadi,2007:32), bahwa

kepramukaan pemuda merupakan tempat bagi pemuda guna melatih jiwa

toleransi (berjiwa terbuka) seperti belajar menerima kenyataan, bahwa

dalam menghadapi masalah banyak timbul perbedaan pendapat atau

pertentangan, belajar menerima kritik dan belajar menguasai emosi.

Dalam kegiatan kepramukaan Gugus Depan SMPN 7 Rawa Buntu

mengajarkan keadilan terhadap sesama dengan memberikan pujian

kepada siswa yang rajin serta menegur atau memberikan motivasi kepada

beberapa siswa yang malas. Kegiatan yang dilakukan sependapat dengan

teori yang dikemukakan oleh Rukiyati dkk (2008: 72) menyatakan

“Pokok pikiran yang perlu dipahami dalam sila kelima ini adalah

kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan

meningkat, seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi

kebahagiaan bersama menurut potensi masingmasing, serta melindungi

yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat bekerja sesuai

bidangnya”.

Implementasi nilai keadilan dalam kegiatan ekstrakurikuler

Pramuka SMPN 7 Rawa Buntu diwujudkan oleh siswa dengan


110

melakukan perbuatan yang mencerminkan sikap dan suasana

kekeluargaan dan gotong royong, menjaga keseimbangan antara hak dan

kewajiban, menghormati hak-hak orang lain, suka memberikan

pertolongan kepada orang lain dan bersama – sama mewujudkan

mejauan yang merata dan berkeadilan sosial.

Nilai-nilai Pancasila secara umum telah diimplementasikan dalam

kehidupan sehari-hari anggota Pramuka SMPN 7 Rawa Buntu, meskipun

belum semua nilai dapat terimplimentasikan dengan baik. Hal ini dapat

dilihat dari sikap anggota SMPN 7 Rawa Buntu di setiap latihan dan

kegiatan Pramuka yang selalu berusaha mengamalkan nilai-nilai

Pancasila. Penerapan nilai ketuhanan tampak terlihat dari ketaatan

anggota Pramuka dalam mengamalkan ajaran-ajaran Agama. Penerapan

nilai kemanusiaan tampak dari rasa kasih sayang antar anggota Pramuka.

Penerapan nilai persatuan tampak kegiatan yang dilakukan selalu

mengedepankan untuk memupuk rasa kebersamaan. Penerapan nilai

kerakyatan tampak dari terjaganya demokrasi dalam kegiatan

kepramukaan hal ini dapat terlihat dari kebebasan anggota Pramuka

untuk melakukan musyawarah dalam memutuskan permasalahan. Nilai

Keadilan tampak dari tingkat toleransi anggota Pramuka, serta Pembina

Pramuka yang bersikap adil tanpa membeda- bedakan anggota Pramuka.


111

3. Kendala-kendala yang dihadapi dalam mengimplimentasikan nilai-nilai


Pancasila dalam kegiatan kepramukaan di SMPN 7 Rawa Buntu

Sesuai hasil penelitian bahwa ada beberapa faktor yang menghambat

implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan Pramuka di Gugus Depan

SMPN 7 Rawa Buntu, yang pertama orang tua kurang mendukung anaknya

mengikuti kegiatan Pramuka, hal ini mengarah pada pemikiran orang tua

yang beranggapan bahwa pendidikan kepramukaan kegiatanya hanya

sekedar bermain tanpa mengetahui makna yang terkandung didalamnya,

tidak adanya tenaga pengajar yang menjadi salah satu kendala dalam

kegiatan ekstrakurikuler Pramuka SMPN 7 Rawa Buntu, karena dalam hal

ini terkadang siswa mengalami kesulitan untuk mempelajari materi pada

latihan yang diadakan setiap minggunya, sarana dan prasarana yang ada

dalam Gerakan Pramuka masih kurang baik dikarenakan beberapa sarana

yang ada tidak layak pakai, motivasi diri dari beberapa siswa yang

mentalnya masih lemah sehingga menjadikan mereka enggan untuk

mengikuti kegiatan kepramukaan, lingkungan siswa di rumah yang kurang

baik dan kebiasaan di rumah yang kurang baik, hal itu akan menyulitkan

dalam upaya implementasi nilai-nilai Pancasila.

Sesuai hasil wawancara terhadap Pembina Pramuka dan

Koordinator Pramuka Gugus Depan SMPN 7 Rawa Buntu bahwa ada

beberapa faktor yang menghambat terselenggaranya pendidikan

kepramukaan di Gugus Depan SMPN 7 Rawa Buntu, yang pertama orang

tua yang kurang mendukung anaknya mengikuti pendidikan Pramuka,


112

karena pemikiran orang tua yang menganggap bahwa pendidikan

kepramukaan itu tidak begitu penting, sehingga orang tua kurang begitu

mendukung, alasan berikutnya adalah melihat kondisi fisik anak yang

lemah, sehingga orang tua sangat khawatir dan akhirnya tidak mengijinkan,

kepercayaan orang tua terhadap anaknya masih lemah sehingga mereka

tidak mengijinkan anaknya mengikuti kegiatan Pramuka.

Faktor penghambat lainnya adalah tidak adanya tenaga pengajar

(Pelatih), karena dalam hal ini terkadang siswa mengalami kesulitan untuk

mempelajari materi serta praktek pada kegiatan latihan rutin yang diadakan

setiap minggunya. Padahal seharusnya minimal ada Pelatih yang

mendampingi ketika latihan ataupun kegiatan Pramuka dilaksanakan

sehingga peserta didik dapat menanyakan materi yang sedang dipelajari

agar paham.

Selain itu sarana dan prasarana yang ada dalam Gerakan Pramuka

masih terbilang kurang baik, karena ada beberapa sarana yang tidak layak

untuk digunakan pada latihan maupun kegiatan Gerakan Pramuka. Faktor

pengahambat lainnya yaitu motivasi dalam diri dari beberapa anggota

Gerakan Pramuka yang mentalnya masih lemah sehingga menjadikan

mereka enggan untuk mengikuti kegiatan kepramukaan.

Faktor penghambat selanjutnya yaitu lingkungan siswa di rumah

yang kurang baik dan kebiasaan di rumah yang kurang baik, sehingga
113

kebiasaan yang sudah baik dilakukan di sekolah bisa terpengaruh oleh

lingkungan peserta didik di rumah.

4. Solusi untuk mengatasi kendala dalam implementasi nilai-nilai Pancasila

di kegiatan ekstrakurikuler Pramuka SMPN 7 Rawa Buntu

Sesuai hasil observasi bahwa solusi untuk mengatasi kendala dalam

implementasi nilai-nilai Pancasila di kegiatan Gerakan Pramuka Gugus

Depan SMPN 7 Rawa Buntu adalah penerapan metode belajar sambil

melakukan (Learning by doing) yang dilakukan melalui praktek secara

praktis sebanyak mungkin dan mengarahkan perhatian peserta didik untuk

melakukan kegiatan nyata, sehingga siswa mudah dalam memahami materi

yang sedang dipelajarai serta mampu merangsang rasa keingin tahuan

terhadap hal-hal yang baru dan keinginan untuk berpartisipasi dalam segala

kegiatan. Selain itu Pembina memberikan kesempatan kepada semua siswa

dalam berpendapat dan bertanya, bisa juga dengan menggunakan metode

sistem lebah yang dipakai. Sistem lebah yakni dimana ada materi semua

anggota harus menjawab walaupun jawaban itu salah ataupun benar semua

diterima, lalu dicarikan jawaban yang mempunyai korelasi dengan

pertanyaan.

Karena di Pramuka tidak boleh mengkerdilkan orang lain dan tidak

boleh menjatuhkan sesama anggota serta bisa menghargai pendapat orang

lain. Selanjutnya menggunakan metode diskusi dimana anggota Pramuka

dibagi beberapa kelompok sehingga mereka mampu berbicara dan

menyampaikan pendapat dengan baik, metode demonstrasi yaitu mengajar


114

dengan cara memperagakan barang, kejadian, baik secara langsung atau

mempraktekkan menggunakan media pembelajaran, seperti praktek tali

temali dalam pembuatan tandu untuk menolong korban kecelakaan dan

praktek membuat tiang bendera dari tongkat maupun membuat rak sepatu.

Selanjutnya menggunakan metode karya wisata yaitu praktek langsung di

lapangan terbuka seperti kegiatan hiking. Tujuan dari metode ini dibuat

adalah agar peserta didik lebih mudah memahami pendidikan kepramukaan

namun tetap gembira sesuai slogan kepramukaan yaitu “bermain sambal

belajar”.

Penerapan tujuan dari Gerakan Pramuka (dalam Tim Perumus

Materi Pendidikan dan Pelatihan KMD, 2011:17) adalah mendidik dan

membina anak muda Indonesia dengan tujuan agar menjadi manusia

berkarakter, berwatak dan berbudi pekerti luhur, beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, kuat mental, tinggi moral, tinggi kecerdasan,

terampil, kuat, sehat jasmani dan rohani, anngota Pramuka yang berjiwa

Pancasila, setia dan patuh pada Negara Kesatuan Republik Indonesia,

menjadi anggota yang baik dan berguna, dapat membangun dirinya sendiri

secara mandiri, serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan

negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan,

baik lokal, nasional maupun internasional, mampu mengamalkan trisatya

dan dasadharma.

Selain itu anggota Pramuka perlu ditanamkan pengenalan kode etik

dan kode moral, kode etik merupakan tiga janji yang dipegang teguh oleh
115

seseorang anggota Pramuka sedangkan kode moral adalah sepuluh bukti

yang haru diamalkan oleh anggota Pramuka. Penanaman kode etik dan kode

moral pada anggota Pramuka dimulai sejak masa orientasi Pramuka

Penegak. Nilai dari kode etik dan kode moral adalah nilai ketaatan kepada

Tuhan, Cinta kepada alam, kesopanan, kerelaan saat menolong, kerajinan,

kedisiplinan, kejujuran, keceriaan dan rasa bertangggung jawab. Cara

menanamkann kode etik dan kode moral adalah praktek langsung ketika

proses pembelajaran kepramukaan dan saat kegiatan Pramuka, diharapkan

peserta didk dapat terbiasa dan mampu mengimplimentasikan nilai-nilai

Pancasila pada kehidupan sehari-hari karena kode etik dan kode moral

adalah dasar dan ciri dari Pramuka sejati.

Cara mengatasi tidak adanya pelatih dan kurangnya Pembina yang

aktif dalam mengikuti kegiatan latihan Pramuka yaitu dengan sistem

kaderisasi atau senioritas, yaitu mengajak para alumni yang semasa sekolah

aktif dalam kegiatan kepramukaan SMPN 7 Rawa Buntu untuk ikut

berperan dalam terselenggaranya kegiatan dan pelatihan Gerakan Pramuka

seperti ikut mengajarkan materi dan melakukan pendampingan terhadap

peserta didik sehingga anggota Pramuka mendapatkan sosok yang dapat

dicontoh dan mendapatkan perhatian. Sistem kaderisasi juga dapat

mengatasi permasalahan kesadaran siswa dan hal tersebut dirasa efektif

karena nantinya akan memunculkan motivasi siswa untuk lebih rutin dalam

mengikuti latihan dan kegiatan kepramukaan. Cara kaderisasi ini sesuai

dengan pendapat Muslihah (dalam Siti, 2016:32), yang mengatakan bahwa


116

kaderisasi yaitu suatu proses penurunan dan pemberian nilai-nilai, baik

nilai-nilai umum maupun khusus, oleh institusi bersangkutan. Proses

kaderisasi sering mengandung materi-materi kepemimpinan, manajemen,

dan sebagainya, karena yang masuk dalam institusi tersebut nantinya kaan

menjadi penerus tongkat estafet kepemimpinan, terlebih lagi pada institusi

dan organisasi dinamis.

Selain dari hal diatas, juga dilakukan pembiasaan kepada siswa

untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila baik itu dalam kegiatan

kepramukaan maupun di kehidupan sehari-hari dengan selalu mengingatkan

siswa jika ada yang kurang baik agar tidak melakukannya kembali.

Sehingga nantinya diharapkan siswa dapat mengimplimentasikan nilai-nilai

Pancasila dalam kehidupan sehari dan dapat berguna bagi diri sendiri serta

orang lain.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terkait judul Implementasi nilai-

nilai Pancasila dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka SMPN 7 Rawa Buntu

maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Proses implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan ekstrakurikuler

Pramuka di SMPN 7 Rawa Buntu dapat dilihat melalui program-program

yang ada yaitu program Mingguan dan Tahunan, yang terlibat dalam

pembuatan program tersebut adalah Pembina Pramuka, Dewan Penggalang

dan Anggota Pramuka dalam musyawarah. Program kerja tersebut dibuat

untuk menyelenggarakan implementasi nilai-nilai Pancasila pada kegiatan

Gerakan Pramuka SMPN 7 Rawa Buntu dengan dibuat sesuai kebutuhan

peserta didik serta sudah berjalan cukup baik. Program yang dibuat ini

sebelumnya sudah melalui analisis yang disesuaikan dengan kebutuhan

peserta didik. Sehingga anggota Pramuka memiliki sikap nilai-nilai

Pancasila diantaranya taat beragama, mempunya rasa toleransi yang tinggi,

membantu terhadap sesama, rasa tolong menolong, kejujuran,

mengutamakan kepentingan bersama, cinta tanah air, menghargai pendapat

orang lain dan sikap gotong royong.

2. Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan kepramukaan di Gugus

Depan SMPN 7 Rawa Buntu memiliki kendala yakni kendala yang berasal

117
118

dari individu dan kendala yang berasal dari lingkungan penunjang. Kendala

pertama yakni orang tua yang kurang mendukung anaknya mengikuti

kegiatan Pramuka karena mereka masih belum memahami betul manfaat

dari pendidikan Pramuka teersebut dan beranggapan bahwa pendidikan

kepramukaan kegiatanya hanya sekedar bermain tanpa mengetahui makna

yang terkandung didalamnya, selanjutnya tenaga pengajar yang tidak

tersedia, sarana dan prasarana yang kurang memadai menjadi salah satu

kendala dalam proses belajar mengajar di lapangan, karena sarana sebagai

salah satu alat bantu yang mendukung anak memahami materi, faktor

penghambat selanjutnya adalah motivasi dalam diri dari beberapa anggota

Gerakan Pramuka yang mentalnya masih lemah sehingga menjadikan

mereka enggan untuk mengikuti kegiatan kepramukaan dan kendala

selanjutnya yaitu lingkungan siswa di rumah yang kurang baik dan

kebiasaan di rumah yang kurang baik, sehingga kebiasaan yang sudah baik

dilakukan di sekolah bisa terpengaruh oleh lingkungan peserta didik di

rumah.

3. Solusi untuk mengatasi kendala dalam implementasi nilai-nilai Pancasila di

kegiatan kepramukaan Gugus Depan SMPN 7 Rawa Buntu yaitu melalui

metode Sistem lebah yakni dimana ada materi semua anggota harus

menjawab walaupun jawaban itu salah ataupun benar semua diterima, lalu

dicarikan jawaban yang mempunyai korelasi dengan pertanyaan dan peserta

didik diberi kesempatan untuk bertanya, selanjutnya menggunakan metode

diskusi dimana anggota Pramuka dibagi beberapa kelompok sehingga


119

mereka mampu berbicara dan menyampaikan pendapat dengan baik.

Selanjutnya metode demonstrasi yaitu mengajar dengan cara

memperagakan barang, kejadian, baik secara langsung atau mempraktekkan

menggunakan media pembelajaran, seperti praktek tali temali dalam

pembuatan tandu untuk menolong korban kecelakaan dan praktek membuat

tiang bendera dari tongkat maupun membuat rak sepatu. Selanjutnya

menggunakan metode karya wisata yaitu praktek langsung di lapangan

terbuka seperti kegiatan hiking. Cara mengatasi tidak adanya pelatih dalam

kegiatan latihan Pramuka yaitu dengan sistem kaderisasi atau senioritas,

yaitu mengajak para alumni yang semasa sekolah aktif dalam kegiatan

kepramukaan SMPN 7 Rawa Buntu untuk ikut berperan dalam

terselenggaranya kegiatan dan pelatihan Gerakan Pramuka seperti ikut

mengajarkan materi dan melakukan pendampingan terhadap peserta didik

sehingga anggota Pramuka mendapatkan sosok yang dapat dicontoh dan

mendapatkan perhatian dan selalu membiasakan siswa untuk

mengimplimentasikan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan , peneliti dapat memberikan

saran yaitu sebagai berikut:

1. Proses implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan kepramukaan di

Gugus Depan SMPN 7 Rawa Buntu disarankan untuk lebih mempersiapkan

dengan matang program yang akan dijalankan dan memperhatikan kondisi

peserta didik, menerapkan tugas pokok dan fungsi Gerakan Pramuka


120

dengan baik. Selanjutnya peserta didik diarahkan untuk mempraktekkan

hasil dari pendidikan kepramukaan dalam kehidupan sehari-hari dan terus

meningkatkan upaya dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila

dalam kegiatan kepramukaan.

2. Kendala-kendala yang menyebabkan terhambatnya implementasi nilai-nilai

Pancaila dalam kegiatan kepramukaan di Gugus Depan SMPN 7 Rawa

Buntu agar lebih diperhatikan lagi supaya nantinya tidak menjadi

penghambat dalam pengimplimentasian nilai Pancasila.

3. Solusi untuk mengatasi kendala dalam implementasi nilai-nilai Pancasila di

kegitaan kepramukaan Gugus Depan SMPN 7 Rawa Buntu melalui metode

yang semenarik mungkin dan menyenangkan supaya peserta didik tidak

jenuh dalam mengikuti kegiatan Pramuka.


DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku
Ahmadi, Ruslam.2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.

Azwar, Azrul.2012. Mengenal Gerakan Pramuka. Jakarta: Erlangga

Basrowi & Suwandi.2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rineka


Cipta.

Djam’an & Aan.2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Kaelan.2008. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.

Moeleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Mursitho, Joko. 2010. Upaya Menumbuhkan Karakter Bangsa Melalui Kegiatan


Kepramukaan di Sekolah. Jakarta : Lemdiknas.

Mulyasa.2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian


Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Najib, Moh. 2014. Pendidikan Nilai Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung:
CV. Pustaka Setia

Rindjin, Ketut.2012. Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama

Rukiyati, Purwastuti, L.A., Dwikurniani,D., et al. (2008). Pendidikan


Pancasila.Yogyakarta: UNY Press.

Rully & Poppy.2016.Metode Penelitian:Kuantitatif,Kualitatif,dan Campuran


untuk Manajemen, Pembangunan, dan Pendidikan.Bandung:PT. Refika
Aditama.

Sugiyono.2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.


Sumber Karya Ilmiah

Afnani, Mushtofa Fajar. 2017. “Pengaruh ekstrakurikuler tapak suci dalam


meningkatkan pendidikan karakter siswa di SMA Muhammadiyah 3
Surabaya”. Skripsi, UIN Sunan Ampel Surabaya.
(http://digilib.uinsby.ac.id/18617/, diakses 12 Desember 2017 )

Hadi, Senen Prasetyo. 2007. “Peranan Pembina Pramuka Dalam rangka


Penanaman Nilai-nilai Moral Pancasila Siswa Kelas VII Sekolah
Menengah Pertama Negeri 2 Kartasura Kabupaten Sukoharjo Tahun
Pelajaran 2006/2007”. (Skripsi Sarjana S-1 FKIP).Sukoharjo:UNIVET.
(http://eprints.ums.ac.id/23143/9/, diakses pada tanggal 28 September
2017).

Lorenza, Dina Ade. Dkk. 2017. Implementasi Smart Government Dalam Upaya
Reformasi Birokrasi Di Kota Bandung. Serang.
LAMPIRAN
Lampiran 1

PEDOMAN MEMPEROLEH DATA


IMPLEMENTASI NILAI-NILAI SILA PANCASILA DALAM KEGIATAN
EKSTRAKULIKULER PRAMUKA SMPN 7 RAWA BUNTU

A. Kegiatan Observasi mencari informasi tentang :


1. Pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler Pramuka SMPN 7 Rawa
Buntu
2. Implementasi nilai-nilai Pancasila di dalam kegiatan
ekstrakulikuler
3. Metode yang digunakan Pembina Pramuka
4. Interaksi antara Pembina dengan Siswa
5. Respon siswa dalam kegiatan
6. Faktor pendukung
7. Faktor penghambat dan cara mengatasi hambatannya

B. Kegiatan Mengumpulkan Dokumen tentang :


1. Profil Sekolah
2. Visi dan Misi Sekolah
3. Sarana dan Prasarana Sekolah
4. Program Kerja Pramuka SMPN 7 Rawa Buntu
5. Catatan kegiatan
6. Foto-foto kegiatan
7. Dokumen pendukung lainnya yang dianggap perlu dan mendukung
penelitian

C. Pedoman Wawancara diajukan kepada :


1. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMPN 7 Rawa Buntu
2. Koordinator Pramuka SMPN 7 Rawa Buntu
3. Pembina Pramuka SMPN 7 Rawa Buntu
4. Anggota Pramuka Kelas VII, VIII, IX SMPN 7 Rawa Buntu
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA

A. Nama Responden : Wakasek Bidang Kesiswaan SMPN 7 Rawa Buntu


B. Pelaksanaan :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :

1. Bagaimana sejarah perkembangan SMP Negeri 7 Rawa Buntu?


2. Apa saja yang menjadi visi dan misis SMP Negeri 7 Rawa Buntu?
3. Kurikulum apa yang digunakan di SMP Negeri 7 Rawa Buntu?
4. Menurut Bapak, apakah penting untuk dilakukan penanaman nilai-nilai
Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di sekolah?
5. Bagaimana strategi sekolah dalam mengimplementasikan pengamalan sila
Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di sekolah ?
6. Bagaimana peran Kepala Sekolah dan Guru dalam mengimplementasikan
pengamalan sila Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di sekolah ?
7. Apa saja wujud konkrit yang telah dilakukan sekolah dalam
mengimplementasikan pengamalan nilai sila Pancasila dalam pembelajaran
di sekolah ?
8. Bagaimana dengan sarana dan prasarana yang ada di sekolah yang
mendukung implementasi pengamalan nilai-nilai sila Pancasila?
9. Apakah lingkungan yang ada di sekolah sudah mendukung dalam
pengamalan nilai sila Pancasila di Sekolah?
10. Menurut Bapak, apakah Bapak Ibu Guru di SMP Negeri 7 Rawa Buntu
sudah memanfaatkan lingkungan sekolah dan sarana prasarana yang ada di
sekolah untuk mengimplementasikan pengamalan sila Pancasila dengan
baik ?
11. Menurut Bapak, apakah teladan dari Guru penting dan sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan pengamalan nilai-nilai sila Pancasila pada anak?
12. Apakah sekolah pernah mengadakan suatu kegiatan khusus yang dapat
menanamkan pengamalan nilai-nilai Pancasila pada anak ?
13. Apa saja faktor-faktor pendukung dalam implementasi pengamalan sila
Pancasila di sekolah ?
14. Apa hambatan yang dialami sekolah dalam mengimplementasikan
pengamalan nilai-nilai Pancasila di Sekolah ?
15. Apa upaya yang dilakukan sekolah untuk mengatasi hambatan-hambatan
tersebut?
PEDOMAN WAWANCARA

A. Nama Responden : Koordinator Pramuka SMPN 7 Rawa Buntu


B. Pelaksanaan :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :

1. Bagaimana implementasi Pancasila dalam kegiatan ekstrakurikuler


Pramuka di SMP Negeri 7 Rawa Buntu ?
2. Metode yang diterapkan untuk menciptakan nilai-nilai Pancasila yang
dilakukan oleh para anggota Pramuka di SMP Negeri 7 Rawa Buntu ?
3. Apakah ada kegiatan yang dilakukan siswa dan guru sebelum pembelajaran
dimulai ? Jika ada kegiatan apa ?
4. Apakah Kakak selalu memulai dan mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan berdoa bersama ?
5. Apakah Kakak memberikan kesempatan siswa untuk mengajukan
pertanyaan atau berpendapat ? Jika iya, biasanya pada saat apa hal itu
dilakukan ?
6. Apakah Kakak memberikan kesempatan yang sama kepada siswa jika ingin
menyampaikan pendapat?
7. Bagaimana dengan susunan kepengurusan Pramuka Kak ? Apakah
menerapkan musyawarah mufakat ?
8. Apakah sering ada konflik antar siswa ? Jika ada bagaimana biasanya
masalah tersebut diselesaikan Kak ?
9. Bagaimana sikap Kakak dalam menghadapi siswa siswi yang melanggar
nilai-nilai Pancasila ?
10. Menurut Kakak, apakah sarana dan prasarana yang ada di sekolah sudah
mendukung dalam pengamalan nilai-nilai sila Pancasila pada anak ?
PEDOMAN WAWANCARA

A. Nama Responden : Pembina Pramuka SMPN 7 Rawa Buntu


B. Pelaksanaan :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :

1. Menurut Kakak apakah penting untuk dilakukan penanaman nilai-nilai


Pancasila dalam kegiatan kepramukaan ?
2. Apa strategi pembelajaran atau metode yang sering digunakan di dalam
pembelajaran ?
3. Bagaimana Implementasi nilai-nilai Pancasila di kegiatan ekstrakurikuler
Pramuka SMP Negeri 7 Rawa Buntu ?
4. Apakah Kakak selalu memulai dan mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan berdoa bersama ?
5. Apakah Kakak memberikan kesempatan siswa untuk mengajukan
pertanyaan atau berpendapat? Jika iya, biasanya pada saat apa hal itu
dilakukan?
6. Apakah Kakak memberikan kesempatan yang sama kepada siswa jika ingin
menyampaikan pendapat?
7. Jika ada siswa yang sakit, apakah siswa biasanya diajak menjenguk
kerumah?
8. Siapa sajakah yang ikut di dalam musyawarah pembuatan Program Kerja ?
9. Apakah sering ada konflik antar siswa? Jika ada bagaimana biasanya
masalah tersebut diselesaikan?
10. Bentuk kegiatan seperti apa yang mencerminkan nilai Pancasila pada
kegiatan ekstrakurikuler Pramuka ? Atau kegiatan di dalam program kerja
11. Kalau untuk kegiatan dalam implementasi program kerja apakah anak-anak
sudah memahami ?
12. Bagaimana mekanisme pemilihan pradana putra dan pradana putri ?
13. Apakah ada faktor pendukung dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila di
kegiatan ekstrakurikuler Pramuka SMP Negeri 7 Rawa Buntu ?
14. Apakah ada faktor penghambat dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila di
kegiatan ekstrakurikuler Pramuka SMP Negeri 7 Rawa Buntu ?
15. Upaya yang dilakukan ada untuk mengatasi adanya Faktor Penghambat
tersebut ?
PEDOMAN WAWANCARA

A. Nama Responden : Anggota Pramuka Kelas VII, VIII, IX SMPN 7


Rawa Buntu
B. Pelaksanaan :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :
1. Apakah kamu selalu berdoa sebelum memulai mengikuti kegiatan?
2. Apakah merasa sudah terwujudnya toleransi antar agama selama mengikuti
kegiatan ?
3. Apakah kamu suka bekerja sama dengan temanmu?
4. Apakah kamu suka menyampaikan pendapat ?
5. Jika ada yang berbeda pendapat denganmu, bagaimana sikapmu terhadap
perbedaan itu?
6. Jika ada temanmu yang sakit, apa yang akan kamu lakukan?
7. Apakah kamu memilih-milih orang dalam berteman?
8. Apakah kamu mau meminta maaf jika punya salah terhadap teman?
9. Apakah kamu selalu mengikuti upacara bendera dengan tertib ?
10. Apakah kamu selalu mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah seperti
sholat dhuha di masjid sekolah ?
11. Apakah kamu menaati peraturan yang ada ?
12. Apa program yang terdapat dalam Gerakan Pramuka ?
13. Apa saja pendidikan kepramukaan yang pernah diikuti ?
14. Hasil apa yang didapat setelah mengikuti pendidikan kepramukaan ?
15. Apa ada hambatan dalam kegiatan kepramukaan ?
16. Bagaimana cara untuk mengimplimentasikan nilai nilai Pancasila di dalam
kegiatan Pramuka SMP Negeri 7 Rawa Buntu ataupun di kehidupan sehari-
hari?
Lampiran 3

HASIL OBSERVASI
(Observasi 1)
Hari Sabtu pada tanggal 01 Maret 2023, pukul 09.20 WIB. Peneliti datang ke
sekolah untuk melakukan observasi awal dalam kegiatan latihan rutin Pramuka
SMPN 7 Rawa Buntu. Disabut siswa anggota Pramuka dengan menyapa salam dan
berjabat tangan. Pada hari ini, siswa belajar baris – berbaris karena ada agenda
terdekat untuk mengikuti Lomba dalam acara Badn Powell Day yang salah satu
lomba yang diikuti adalah baris-berbaris. Sebelum memulai kegiatan, para anggota
Pramuka dan Pembina Pramuka berdoa bersama sesuai agama dan kepercayaannya
masing-masing. Setelah berdoa selesai, dilanjutkan dengan memilih seorang
Danton (Pemimpin Regu) untuk menyiapkan pasukan dan memberikan instruksi
baris-berbaris, pertama secara sukarela siapa yang ingin menjadi Danton untuk
memimpin pasukan, tetapi setelah beberapa menit berselang tidak ada yang
mengajukan diri sebagai Danton secara sukarela maka ditunjuk oleh Pembina
Pramuka yaitu Bapak Entus. Siswa bernama Yusril ditunjuk menjadi Danton untuk
memimpin rekan-rekannya baris-berbaris yang baik dan benar juga agar terlihat
kompak dan rapih. Selama latihan baris-berbaris berlangsung memberikan arahan
dan masukan untuk mengevaluasi kesalahan yang terdapat ketika latihan
berlangsung. Pak Entus mengamati siswa dalam baris-berbaris dan ketika ada siswa
yang terlihat banyak melakukan kesalahan, maka digantikan oleh siswa lainnya
agar baris-berbaris terlihat bagus dari segi kekompakan dan keserasian. Siswa
anggota SMPN 7 Rawa Buntu tampak antusias dalam latihan hari ini dan terlihat
banyak siswa yang hadir, hanya beberapa yang tidak hadir dikarenakan sakit dan
tidak bisa mengikuti latihan hari ini. Jam mendekati pukul 12.00 WIB pertanda
latihan hari ini selesai dan akan dilanjutkan minggu depan. Sebelum mengakhiri
kegiatan latihan hari ini, berdoa terlebih dahulu menurut agama dan kepercayaan
masing-masing yang dipimpin oleh Pak Entus. Sebelum pulang ke rumah masing-
masing, anggota yang beragama Islam melakukan shalat dzuhur berjamaah di
masjid sekolah yang terletak di sebelah ruang guru SMPN 7 Rawa Buntu.
HASIL OBSERVASI
(Observasi 2)

Observasi kedua dilakukan pada tanggal 08 Maret 2023, dimulai sejak pagi hari
yaitu pukul 08.00 WIB. Pada pagi hari kegiatan dimulai dengan diadakannya salam
pagi yang berlangsung di halaman sekolah. Salam pagi merupakan kegiatan rutin
yang dilakukan setiap pagi sebelum memulai latihan. Kegiatan salam pagi
dilakukan dengan siswa berjabat tangan dengan Bapak Pembina di halaman
sekolah. Siswa berjabat tangan dan biasanya mengucapkan selamat pagi atau
Assalamualaikum. Pada kesempatan ini Kakak Pembina menanyakan kabar siswa
dan menyapanya sambil tersenyum. Kegiatan salam pagi ini merupakan salah satu
cara untuk mewujudkan kebiasaan senyum, salam sapa. Pada pagi hari juga terlihat
aktivitas siswa anggota Pramuka melakukan kegiatan bersih-bersih di halaman
sekolah sebelum memulai latihan. Pada pagi ini siswa terlihat sangat rajin
membersihkan halaman sekolah yang tampak sampah dari daun-daun pepohonan
berguguran. Terlihat siswa saling bergotong royong menyapu dan membuang
sampah yang ada ke tempat pembuangan sampah yang tersedia di halaman sekolah.
Setelah jam menunjukkan pukul 09.00 WIB, siswa bersiap-siap untuk memulai
latihan rutin. Agenda hari ini melanjutkan latihan minggu kemarin yaitu baris-
berbaris dan tali-temali. Sebelum memulai kegiatan latihan pada hari ini, diawali
dengan berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Setelah berdoa
selesai, Danton yang ditunjuk kemarin menyiapkan pasukan baris-berbaris yang
telah di pilih. Aba-aba siap gerak di lantangkan dengan keras oleh Danton agar
terdengar hingga penjuru pasukan baris-berbaris. Latihan kali ini berjalan lebih baik
dibandingkan hari pertama latihan baris-berbaris. Di lain sisi lapangan terdapat
siswa anggota Pramuka yang sedang berlatih tali-temali untuk membuat suatu karya
yang dapat digunakan dalam waktu yang telah ditentukan, terlihat kekompakan
kerja sama tim dalam tali temali ini, membantu satu sama lain sehingga pekerjaan
pun cepat selesai. Di awasi juga oleh Pak Entus dan dievaluasi jika terdapat
kesalahan pada latihan kali ini. Latihan hari ini berlangsung selama 3 Jam. Setelah
jam menunjukkan pukul 12.00 WIB dan terdengar suara adzan dari masjid pertanda
latihan hari ini selesai, sebelum mengakhiri latihan diadakan doa terlebih dahulu
menurut agama dan keyakinan masing-masing. Sebelum pulang menuju rumah
masing-masing, anggota pramuka beserta Bapak Pembina melalukan shalat dzuhur
berjamaah di masjid sekolah.
HASIL OBSERVASI
(Observasi 3)

Observasi tanggal 15 Maret 2023, dimulai pukul 08.00 pagi. Pada pagi hari seperti
biasa kegiatan di sekolah dimulai dengan kegiatan salam pagi di halaman sekolah.
Pada kesempatan ini Bapak Pembina yaitu Pak Entus tidak bisa mendampingi
latihan dikarenakan sedang ada acara. Pada kegiatan salam pagi ini siswa berjabat
tangan dan mengucapkan salam atau hanya sekedar tersenyum. Pada pagi ini juga
terlihat beberapa aktivitas siswa yang sedang bersih-bersih, ada juga siswa yang
baru saja membuang sampah dari tong sampah ke pembuangan sampah bersama di
sekolah. Setelah siswa bersih-bersih, ada beberapa siswa terlihat duduk-duduk dan
mengobrol tentang suatu hal serta ada yang bermain bersama teman-teman. Pada
latihan hari ini agendanya adalah diskusi kelompok mengenai pemakaian atribut.
Dilaksanakan di ruang kelas 02 berdekatan dengan ruang kurikulum sekolah.
Sebelum memulai diskusi hari ini tidak lupa berdoa terlebih dahulu menurut agama
dan keyakinan masing-masing. Setelah berdoa selesai, Pradana Putra bernama
Fakhry memimpin diskusi kali ini, dimulai dengan pembagian kelompok yakni
kelompok Pro dan Kontra serta kelompok Netral. Setelah dibagi menjadi 3
kelompok, setiap kelompok diisi oleh 5 orang siswa. Pada diskusi kali ini
membahas mengenai pemakaian atribut yang digunakan oleh anggota Pramuka di
seragam Pramukanya. Diskusi berjalan dengan tertib dan aman dengan tata krama
peserta diskusi dengan bergantian menyampaikan pendapatnya dan mengacungkan
jari ketika ingin menyampaikan pendapat, ketika diberi kesempatan oleh moderator
diskusi barulah mereka boleh menyampaikan pendapatnya. Kegitan diskusi ini
menunjukkan sikap berdemokrasi dan mengajarkan sikap menghargai pendapat
serta tidak membeda-bedakan satu sama.
Lampiran 4
TRANSKRIP WAWANCARA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG
KESISWAAN SMP NEGERI 7 RAWA BUNTU

A. Nama Responden : Suyoto, S.Pd. (Wakil Kepala Sekolah SMPN 7


Rawa Buntu)
B. Pelaksanaan :
Hari/Tanggal : 29 Maret 2023
Waktu : 09.00-11.10 WIB
Tempat : Ruang Wakasek Kesiswaan SMP Negeri 7 Rawa Buntu

1. Bagaimana sejarah perkembangan SMP Negeri 7 Rawa Buntu?


Jawab : Perkembangannya, Alhamdulilah untuk dari tahun ke tahun
perkembangannya ya ada.

2. Apa saja yang menjadi visi dan misis SMP Negeri 7 Rawa Buntu?
Jawab : Visi sekolah yaitu Terbentuknya Peserta Didik Berakhlak Mulia,
Dan Kompetitif dalam Iptek, Serta Peduli Terhadap Lingkungan” dan Misi
Sekolah yaitu Untuk mencapai visi tersebut, SMP Negeri 7 Kota Tangerang
Selatan mengembangkan misi sebagai berikut: Mewujudkan pribadi yang
berakhlak mulia berlandaskan IMTAQ. Mewujudkan pribadi yang
berkompetitif bersikap kreatif, dan inovatif Mewujudkan lingkungan
sebagai Media Pembelajaran Alam berbasis Teknologi Informasi.
3. Kurikulum apa yang digunakan di SMP Negeri 7 Rawa Buntu?
Jawab : Kurikulum 2013

4. Menurut Bapak, apakah penting untuk dilakukan penanaman nilai-nilai


Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di sekolah?
Jawab : Iya, sangat penting sekali karena ini juga diwajibkan untuk
menanamkan 18 karakter sehingga 18 karakter tersebut harus diwujudkan
bukan hanya dengan pelajaran PPKn, tapi semua mata pelajaran harus diisi
dengan karakter itu tadi.

5. Bagaimana strategi sekolah dalam mengimplementasikan pengamalan sila


Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di sekolah ?
Jawab : Dalam Pembiasaan, maupun dimasukkan dalam pembelajaran.
Dalam penyampaian materi itu juga ada dan dimasukkan dalam metode-
metode itu. Misalnya metode diskusi kelompok, sudah termasuk dalam situ.

6. Bagaimana peran Kepala Sekolah dan Guru dalam mengimplementasikan


pengamalan sila Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di sekolah ?
Jawab : Otomatis kita selalu berkaitan, dalam mengajar kita langsung ikut
penanaman di situ. Kita secara tidak langsung sudah menanamkan itu sudah
tercover dalam pembelajaran, terutama dimasukikan dalam metode.
Misalnya mau menyampaikan diskusi itu sudah ada karakter yang
ditanamkan, kerjasama dalam kelompok, mandiri, rela berkorban kalau
dalam kelompok itu kalau tidak ada yang mau maju otomatis anak harus ada
yang rela untuk maju kedepan.

7. Apa saja wujud konkrit yang telah dilakukan sekolah dalam


mengimplementasikan pengamalan nilai sila Pancasila dalam
pembelajaran di sekolah ?
Jawab : Khususnya pembiasaan, pembiasaan itu, kemudian untuk
ketaqwaan pembiasaaan dalam sholat, tegur sapa, menjaga kebersihan,
dalam pembiasaan juga ada disitu.

8. Bagaimana dengan sarana dan prasarana yang ada di sekolah yang


mendukung implementasi pengamalan nilai-nilai sila Pancasila?
Jawab : Ya, kalau prasarananya alhamdulilah sudah memadai, seperti
contohnya Masjid yang sudah di renovasi dan Aula juga yang luas sehingga
bisa digunakan oleh warga SMPN 7 Rawa Buntu. Begitu juga dengan
perpustakaan, akan tetapi budaya membaca anak-anak masih kurang.
Karena mereka biasanya menggunakan waktu istirahat utnuk bermain dan
jajan di kantin.

9. Apakah lingkungan yang ada di sekolah sudah mendukung dalam


pengamalan nilai sila Pancasila di Sekolah?
Jawab : Ya, Sudah lumayan

10. Menurut Bapak, apakah Bapak Ibu Guru di SMP Negeri 7 Rawa Buntu
sudah memanfaatkan lingkungan sekolah dan sarana prasarana yang ada di
sekolah untuk mengimplementasikan pengamalan sila Pancasila dengan
baik ?
Jawab : Sudah, meskipun belum 100%.
11. Menurut Bapak, apakah teladan dari Guru penting dan sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan pengamalan nilai-nilai sila Pancasila pada anak?
Jawab : Iya jelas, memang keteladanan dari guru sangat penting sekali
kalau tidak anak-anak tidak akan melaksanakan kalau tidak dicontohkan.

12. Apakah sekolah pernah mengadakan suatu kegiatan khusus yang dapat
menanamkan pengamalan nilai-nilai Pancasila pada anak ?
Jawab : Iya pastinya ada, seperti di pagi hari kamis kita mengadakan
kultum sebelum pembelajaran dimulai dengan menghadirkan ustadz untuk
mengisi ceramah kepada anak-anak, agar anak-anak mendapatkan ilmu
agama dan pelajaran hidup yang baik.

13. Apa saja faktor-faktor pendukung dalam implementasi pengamalan sila


Pancasila di sekolah ?
Jawab : Dari guru, lingkungan, orangtua, dan diri anak sendiri.

14. Apa hambatan yang dialami sekolah dalam mengimplementasikan


pengamalan nilai-nilai Pancasila di Sekolah ?
Jawab : Hambatannya kalau lingkungan anak kalau tidak dominan
otomatis untuk penanaman disini agak sulit, misalnya menghormati guru,
mengolok-olok teman itu karena sudah biasa di rumah jadi agak sulit,
tergantung lingkungannya juga.

15. Apa upaya yang dilakukan sekolah untuk mengatasi hambatan-hambatan


tersebut?
Jawab : Ada pembinaan dari pihak sekolah. Jadi misal ada anak-anak
yang melanggar itu harus langsung dibina agar tidak melakukannya
sendiri.

Narasumber Pewawancara

Suyoto, S.Pd Apliana Tamo Inya


TRANSKRIP WAWANCARA PEMBINA PRAMUKA SMP NEGERI 7
RAWA BUNTU

A. Nama Responden : Entus Jaya, S.Pd. (Pembina Pramuka SMPN 7


Rawa Buntu)
B. Pelaksanaan :
Hari/Tanggal : 29 Maret 2023
Waktu : 13:00-14.00 WIB
Tempat : Ruang Olahraga

1. Menurut Kakak apakah penting untuk dilakukan penanaman nilai-nilai


Pancasila dalam kegiatan kepramukaan ?
Jawab : Ya, harus memang untuk penanaman Pancasila itu penting sekali,
terutama untuk anak-anak SMP ya, itu sangat penting. Karena usia remaja
masih mencari jati dirinya. Kalau anak itu yang aktif , kita bisa membedakan
antara anak yang ikut pramuka dan yang tidak ikut, saya tanya kamu ikut
pramuka dari kapan ? Dari SD kak, kalau dimulai sejak dini kesininya it
uterus ikut bahkan sampai Pandega, kalau anak yang aktif didalam kegiatan
Pramuka kita masih bisa membedakan apalagi kalau kelihatan melihat
pembinanya udah berbeda tingkah lakunya.

2. Apa strategi pembelajaran atau metode yang sering digunakan di dalam


pembelajaran ?
Jawab : Kalau metode itu di Pramuka ada banyak, ada seratus sekian lebih,
tapi yang sering kita lakukan itu adalah metode komando juga ada, yang
sering dilakukan adalah metode permainan dalam kemasan materi adalah
metode yang paling anak-anak sukai. Jika di penegak belajar dari teman ke
teman, atau teman sebaya. Ilmu dari teman si A, ditularkan ke Si B dan
ditularkan ke yang laiinnya, kalau di penegak begitu, jadi tidak mutlak dari
Pembina karena peranan Pembina hanya 20 %. Yang 80 % nya itu adalah
dari peserta didiknya sendiri. Mulai dari menyusun program, menyusun
proker, menyusun anggaran, melaksanakan kegiatan. Dari Pembina hanya
20 %, mengetahui, mengoreksi, mengevaluasi udah itu aja. Beda kalau di
penggalang, kalau di ppenggalang 80 % Pembina, 20% Peserta didik.
Kenapa di pramuka tidak bapak memanggilnya, hanya kakak dan adik
karena itu agar bersifat seperti saudara, dan tidak ada jenjang antara kakak
dan adik. Metode kalau di rinci adalah 140 sekian, banyak tapi tidak hapal
karena harus buka buku sejarah dan buku pintar. Tapi metode yang
diterapkan materi dikemas dalam permainan agar menarik dan menantang
kepada peserta didik.

3. Bagaimana Implementasi nilai-nilai Pancasila di kegiatan ekstrakurikuler


Pramuka SMP Negeri 7 Rawa Buntu ?
Jawab : Sudah diterapkan, yang jelas itumah awal dari mulai SD itu sudah
ada karena Pramuka itu ada kode kehormatan ada janji, kode kehormatan
itu tri satya dan dasa dharma, tri satya itu diantaranya poin yang kedua itu
menolong sesama hidup dan menjalankan, mengamalkan Pancasila dan
negara kesatuan republik Indonesia kemudian poin ketiganya adalah
menepati Dharma pramuka semuanya dari Pancasila. 1 Taqwa kepada
ketuhanan yang Maha Esa mengacu kepada Sila Ketuhanan Yang Maha Esa,
2 Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia mengacu kepada Sila Kedua
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Hasil Pancasila dikemas dan
dikembangkan menjadi dasa dharma.

4. Apakah Kakak selalu memulai dan mengakhiri pembelajaran dengan


mengucapkan salam dan berdoa bersama ?
Jawab : Ya, itu kebiasaan yang dilakukan sebelum dan sesudah
mengadakan kegiatan.

5. Apakah Kakak memberikan kesempatan siswa untuk mengajukan


pertanyaan atau berpendapat? Jika iya, biasanya pada saat apa hal itu
dilakukan?
Jawab : Ya, biasanya saat pelajaran, akhir pelajaran atau pada saat
pelajaran berlangsung.

6. Apakah Kakak memberikan kesempatan yang sama kepada siswa jika ingin
menyampaikan pendapat?
Jawab : Ya, karena kita tidak membeda-bedakan.

7. Jika ada siswa yang sakit, apakah siswa biasanya diajak menjenguk
kerumah?
Jawab : Ya, kalau dekat, kalau jauh biasanya perwakilan.

8. Siapa sajakah yang ikut di dalam musyawarah pembuatan Program Kerja ?


Jawab : Dari mulai dewan ambalan, ketua sangga dan wakil sangga,
Pembina yang mengarahkan dan mengevaluasi dan yang menambahkan.
9. Apakah sering ada konflik antar siswa? Jika ada bagaimana biasanya
masalah tersebut diselesaikan?
Jawab : Ada saja biasanya, kalau cuma konflik kan anak biasa ya, kita
menyelesaikannya ya gimana ya kita lihat kesalahannya gitu lho. Ya kita
lihat kesalahannya lalu kita akhiri dengan minta maaf.

10. Bentuk kegiatan seperti apa yang mencerminkan nilai Pancasila pada
kegiatan ekstrakurikuler Pramuka ? Atau kegiatan di dalam program kerja ?
Jawab : Program minggunan setiap latihan dilaksanakan hari sabtu itu
mingguan, bulanan dan tahunan. Karena di pramuka ada haling rintang,
cebur ke kali, cebur ke lumpur, tetapi karena kita memberikan metode yang
sifatnya menantang dan menyenangkan anak itu senang aja walaupn kotor-
kotoran atau guling-gulingan diantaranya metodenya itu dinamakan system
among jadi kalau dulu sistem komando, kamu harus lakukan ini, kamu harus
lakukan itu nggak sekarang mah betul-betul kita itu harus merangkul anak
itu , betul-betul anak ini sebagai adik, jadi ada metode system among
(mengasuh, memberikan kasih sayang, melindungi).

11. Kalau untuk kegiatan dalam implementasi program kerja apakah anak-anak
sudah memahami ?
Jawab : Jelas sudah pasti, sudah nyerap banget. Karena membuat program
kerja harus memahami kegiatannya, makanya kita sebagai Pembina hanya
memberikan masukan. Di dalam program kerja atihan gabungan utnuk
tahun ini ditambahi jadi pertiga bulan, kemudian ada kegiatan keluar
misalkan jelajah alam, rutenya Cuma 3 KM untuk penegak kurang harus 15
KM, ditambahin 15 KM. Oh ini dananya darimana gede banget diganti, itu
semua dari hasil anak tidak lepas dari konsultasi ke kita kami para Pembina.
Dalam tulisan sederhana ya, kak kita ada program keluar dari biasanya ini
dituangkan gak kak dalam promes atau protanya, oh silahkan asalkan tidak
mengganggu yang lain. Ada yang namanya binaan mental, istirahat sebentar
doank kasih the manis suruh ngerayap lagi, setelah ngerayap bangun suruh
baca dasa Dharma kalau gak hapal dasa Dharma suruh ngerayap balik lagi
sepanjang merayap itu menghapalkan dasa Dharma jadi
sistem seperti itu apa yang dihapalkan menyerap banget.

12. Bagaimana mekanisme pemilihan pradana putra dan pradana putri ?


Jawab : Itu tadi dari dewan ambalan pesertanya dari perwakilan sangga.
Sangga terdiri dari 4 dan setiap perwakilan memilih sebagai Pradana dan
peserta ini atau ketua sangga ini berhak menjadi kandidat, dan para pengurus
purna yang nantinya juga ikut memilih. Hasil pemilihan itu nantinya setelah
proses sidang dewan ambalan yang lama, karena dewan ambalan sebelum
lengser harus ada sidang dulu. Kita Pembina tidak boleh usul, harus dari
peserta .

13. Apakah ada faktor pendukung dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila di


kegiatan ekstrakurikuler Pramuka SMP Negeri 7 Rawa Buntu ?
Jawab : Kita ada yang namanya Juru Adat, yang memberikan sangsi juru
adat ada sangsinya karena didalam pelantikan dia sebagai anggota ambalan
itu disana ada yang namanya baiat anak-anak tuh, jadi ada adat punya
kebiasaan sudah di dokrin kalau melanggar pasti disidang oleh juru adat
dengan pertimbangan orang banyak bisa sidang tertutup atau sidang terbuka.
Tapi kalau anak tersebut keluar dengan baik-baik bertuliskan surat
pengunduran diri melaluui kebijakan pengurus. Kalau misalkan anak itu
masih bisa ikut siilahkan lanjutkan, kalau tidak ya keluarkan. Karena adat
ambalan kita itu lumayan keras.

14. Apakah ada faktor penghambat dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila di


kegiatan ekstrakurikuler Pramuka SMP Negeri 7 Rawa Buntu ?
Jawab : Faktor pendukung (stake holder ) dikita itu diantara lainnya ya 1.
Mabigus, Mabigus 99 % yang mempunyai pendukung ke kita bermuara
kepada Mabigus. Yang kedua dari Pembina, yang ketiga nya dari semua
guru-guru yang diisini termasuk para pegawai yang ada disini, sebetulnya
itu masuk kedalam struktur kepengurusan Gugus Depan. Pramuka dibaca
dalam kurikulum dan sejarahnya Pramuka itu adalah organisasi yang ada di
lembaga itu adalah induk organisasinya dari semua organisasi karena
Pramuka itu mencakup keseluruhan organisasi yang ada, dari
kemasyarakatannya dari keagamaannya dari kesehatannya, dari PBB segala
macam itu ada di dalam Pramuka. Makanya kenapa Pramuka itu harus wajib
dilaksanakan di sekolah karena Pramuka biangnya organisasi atau induknya
organisasi.

15. Upaya yang dilakukan ada untuk mengatasi adanya Faktor Penghambat
tersebut ?
Jawab : Faktor kesiapan fisik, yang saya katakan di pertama kalau anak itu
ikutnya dari bawah SD kemudian naik ke penggalang terus ke penegak terus
continue bersambung bahkan ketika sudah lulus pun dia sudah tetap. Ada
beberapa alumni yang sampai sekarang masih ikut latihan dan melatih adik-
adiknya. Walaupun dia sudah kerja dan sudah berkeluarga, makanya saya
di hari Sabtu iitu Cuma memantau saja ada alumninya 4 sampai 5 orang
yang sudah berkeluarga dan sudah bekerja masih ikut berkontribusi karena
di Pramuka kalau jiwanya sudah melekat dan disana dia itu mengamalkan
tri satya maka akan selalu teringat saya ini sudah berjanji dalam diri saya
bahwa saya melakukan ini. Kalau anak yang malasmalasan jiwa trisatya dan
dasa Dharma belum melekat dan belum menyerap. Kalau di Pramuka itu
kalau mau ngucap dan berkata itu mohon maaf kak usul, izin walaupun itu
anak SD, SMP atau SMA sudah menerapkan sopan santun.

Narasumber Pewawancara

Entus Jaya, S.Pd Apliana Tamo Inya


PEDOMAN WAWANCARA

A. Nama Responden : Wawan Gunawan, S.Pd (Koordinator Pramuka SMPN 7


Rawa Buntu)
B. Pelaksanaan :
Hari/Tanggal : 3 Mei 2023
Waktu : 08.00-09.00 WIB
Tempat : Ruang Guru

1. Bagaimana implementasi Pancasila dalam kegiatan ekstrakurikuler


Pramuka di SMP Negeri 7 Rawa Buntu ?
Jawab : Implementasi Pancasila sudah jelas dari yang pertama
dengan melakukan Dharma pertama takwa kepada tuhan yang maha esa
yaitu salahsatu contohnya ketika latihan sedang berlangsung terdengar
suaraadzan waktunya shalat, latihan diberhentikan dan
melaksanakanshalat, diharapkan dia bisa melakukan kewajiban shalat kita
juga sering melakukan bakti sosial karena didalam agama dikenal dengan
istilah sodaqoh. Kepedulian terhadap sesama kita dengan tidak melihat ras
dan agama, kemudian disamping bakti sosial yang kaitanya dengan kita
ada salah satunya dengan rasa tanggung jawab. Dalam pelaksanaan selama
ini kita tidak pernah mebeda-bedakan. Cuma kita disini saling
mengingatkan kepada rekan-rekan yang islam untuk ibadah, demikian
halnya anggota yang muslim dengan yang non muslim minimal
mengingatkan contohnya pas kegiatan pada hari minggu. Pramuka pernah
melakukan kegiatan persis dibulan desember jatuh di hari natal,anggota
pramuka yang beragama islam yang ikut memeriahkan natal teman
seregunya padahal lagi kegiatan yang non muslim tersebut. Menunjukkan
toleransi agama dikalangan anggota sangat tinggi, dan tidak dibatasi
karena berkaitan dengan kegiatan sosial yang tidak melihat perbedaan ras
agama dan budaya.

2. Metode yang diterapkan untuk menciptakan nilai-nilai Pancasila yang


dilakukan oleh para anggota Pramuka di SMP Negeri 7 Rawa Buntu ?
Jawab : Metode yang dilakukan yakni teori, praktek, tutorial juga
ada sistem lebah yang dipakai. Sistem lebah yakni dimana ada materi
semua anggota harus menjawab, walaupun jawaban itu salah ataupun
benar semua diterima dan setelah mendapatkan jawaban sebanyak-
banyaknya, lalu dicarikan jawaban yang mempunyai korelasi dengan
pertanyaan,kalau ada kita kasih tanda lingkaran dan jangan lupa kasih
apresiasi berupa tepuk tangan keseluruhan dan ucapan terima kasih.kita
tidak boleh menjatuhkan peserta didik, Karena di Pramuka tidak boleh
mengkerdilkan orang lain dan tidak boleh menjatuhkan sesama anggota
serta menghargai pendapat orang lain. Sehingga tidak ada anggota
pramuka yang tidk berani
ngomong, yang malu-malu, tidak mempunyai ide dan inisiatif.

3. Apakah ada kegiatan yang dilakukan siswa dan guru sebelum


pembelajaran dimulai ? Jika ada kegiatan apa ?
Jawab : Ada, kita ada apa namanya implementasi itu lho. Doa,
kemudian
tadarus, dan membaca bersama, terus menyanyikan lagu Indonesia Raya
Jadi sebelum pembelajaran dimulai kita berdoa, setelah berdoa kita
menyanyikan lagu Indonesia Raya, kemudian baru memulai latihan.

4. Apakah Kakak selalu memulai dan mengakhiri pembelajaran dengan


mengucapkan salam dan berdoa bersama ?
Jawab : Ya, dari pagi kalau kita pagi mengucapkan selamat pagi
berdoa. Kalau siang kita berdoa dulu, baru selamat siang.

5. Apakah Kakak memberikan kesempatan siswa untuk mengajukan


pertanyaan atau berpendapat ? Jika iya, biasanya pada saat apa hal itu
dilakukan ?
Jawab : Banyak, iya kita memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya dalam banyak hal ini mas dalam pelajaran ada dalam
musyawarah juga ada. Jadi kalau dalam pelajaran misalnya setelah kita
selesai memberi penjelasan, kita memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya jika ada yang kurang jelas atau memberi pendapat.

6. Apakah Kakak memberikan kesempatan yang sama kepada siswa jika


ingin menyampaikan pendapat?
Jawab : Ya, kita beri kesempatan yang sama. Baik laki-laki maupun
perempuan kita beri kesempatan yang sama. Kita selalu menawarkan
waktu, monggo yang belum jelas, atau mau berpendapat atau yang
maumengusulkan idenya dipersilahkan.
7. Bagaimana dengan susunan kepengurusan Pramuka Kak ? Apakah
menerapkan musyawarah mufakat ?
Jawab : Kita pilihnya secara musyawarah. Musyawarah satu
ambalan menentukan yang menjadi Pradana Putra, Pradana Putri,
sekretaris, bendahara dan seksi bidang kita melalui musyawarah. Ya,
dengan musyawarah sesuai pilihan anak-anak. Kita hanya sebagai
fasilitator.

8. Apakah sering ada konflik antar siswa ? Jika ada bagaimana biasanya
masalah tersebut diselesaikan Kak ?
Jawab : Ya, pernah ada, biasanya perbedaan pendapat mereka, tapi
tidak
sampai menjurus ke hal-hal yang lebih parah hanya sampai sebatas
berbeda pendapat ya kita selesaikan. Kita selesaikan secara musyawarah
juga penyelesaiannya. Kita rembug bareng-bareng mana yang kurang pas
kita paskan biar mereka juga terus tidak ada kesalahpahaman lagi tidak ada
masalah lagi.

9. Bagaimana sikap Kakak dalam menghadapi siswa siswi yang melanggar


nilai-nilai Pancasila ?
Jawab : Kalau saya kita panggil dulu, kita beri penjelasan nasihat.
Kita beri Pandangan bahwa sikap itu kurang baik harus berubah menjadi
yang
baik dan tidak diulangi lagi.

10. Menurut Kakak, apakah sarana dan prasarana yang ada di sekolah sudah
mendukung dalam pengamalan nilai-nilai sila Pancasila pada anak ?
Jawab : Kalau mendukung atau tidaknya ya tergantung dari kita.
Kalau kita hanya untuk apa ya sudah mendukung tetapi kalau untuk lebih
luasnya ya mungkin belum, tergantung dari kita sendiri. Kalau kita untuk
mempaskan ya sudah pas sudah ada, ya tapi kalau kita ingin lebih luas lagi
ya mungkin belum.

Narasumber Pewawancara

Wawan Gunawan, S.Pd Apliana Tamo Inya


TRANSKRIP WAWANCARA SISWA

A. Nama Responden : Fakhry Nur Rahmansyah (Anggota Pramuka Kelas VII


SMPN 7 Rawa Buntu)
B. Pelaksanaan :
Hari/Tanggal : 3 Mei 2023
Waktu : 11.00-11.30 WIB
Tempat : Ruang Kelas VII

1. Apakah kamu selalu berdoa sebelum memulai mengikuti kegiatan?


Jawab : Iya kak, sebelum dan setelah kegiatan.

2. Apakah merasa sudah terwujudnya toleransi antar agama selama mengikuti


kegiatan ?
Jawab : Iya

3. Apakah kamu suka bekerja sama dengan temanmu?


Jawab : Iya, pada saat kerja kelompok

4. Apakah kamu suka menyampaikan pendapat ?


Jawab : Suka, dengan mengacungkan tangan

5. Jika ada yang berbeda pendapat denganmu, bagaimana sikapmu terhadap


perbedaan itu?
Jawab : Menghargainya

6. Jika ada temanmu yang sakit, apa yang akan kamu lakukan?
Jawab : Menjenguknya kerumah

7. Apakah kamu memilih-milih orang dalam berteman?


Jawab : Tidak

8. Apakah kamu mau meminta maaf jika punya salah terhadap teman?
Jawab : Mau

9. Apakah kamu selalu mengikuti upacara bendera dengan tertib ?


Jawab : Selalu Kak
10. Apakah kamu selalu mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah seperti
sholat dhuha di masjid sekolah ?
Jawab : Iya kak, biasanya sebelum memulai latihan pramuka

11. Apakah kamu menaati peraturan yang ada ?


Jawab : Iya kak

12. Apa program yang terdapat dalam Gerakan Pramuka ?


Jawab : Program mingguan dan tahunan

13. Apa saja pendidikan kepramukaan yang pernah diikuti ?


Jawab : Berkemah, menjelajah, PBB, Tali temali

14. Hasil apa yang didapat setelah mengikuti pendidikan kepramukaan ?


Jawab : Disiplin, jujur, sabar, kerja sama yang kuat, gembira, tangguh dan
kuat.

15. Apa ada hambatan dalam kegiatan kepramukaan ?


Jawab : Ada kak, peralatan untuk latihan yang kurang banyak dan kadang
ada alat yang rusak.

16. Bagaimana cara untuk mengimplimentasikan nilai nilai Pancasila di dalam


kegiatan Pramuka SMP Negeri 7 Rawa Buntu ataupun di kehidupan sehari-
hari?
Jawab : Menerapkan dalam aktivitas apapun dan praktek langsung dalam
kehidupan sehari-hari

Narasumber Pewawancara

Fakhry Nur Rahmansyah Apliana Tamo Inya


TRANSKRIP WAWANCARA SISWA

A. Nama Responden : Soleha Timariyah (Anggota Pramuka Kelas VIII SMPN 7


Rawa Buntu)
B. Pelaksanaan :
Hari/Tanggal : 3 Mei 2023
Waktu : 12.30-13.00 WIB
Tempat : Ruang Kelas VIII

1. Apakah kamu selalu berdoa sebelum memulai mengikuti kegiatan?


Jawab : Iya Kak, itu udah menjadi kebiasaan saya.

2. Apakah merasa sudah terwujudnya toleransi antar agama selama mengikuti


kegiatan ?
Jawab : Iya Kak, Alhamdulilah di pangkalan kita menjaga kerukunan
beragama

3. Apakah kamu suka bekerja sama dengan temanmu?


Jawab : Iya, Kerja sama karena terasa lebih menyenangkan daripada
bekerja sendiri Kak.

4. Apakah kamu suka menyampaikan pendapat ?


Jawab : Iya

5. Jika ada yang berbeda pendapat denganmu, bagaimana sikapmu terhadap


perbedaan itu?
Jawab : Menghargai pendapatnya

6. Jika ada temanmu yang sakit, apa yang akan kamu lakukan?
Jawab : Menjenguk dan mendoakannya supaya cepat sembuh

7. Apakah kamu memilih-milih orang dalam berteman?


Jawab : Tidak Kak, karena semua manusia diciptakan sama

8. Apakah kamu mau meminta maaf jika punya salah terhadap teman?
Jawab : Iya Kak, karena tidak baik kalau bermusuhan hanya karena
kesalahan yang dianggap sepele.
9. Apakah kamu selalu mengikuti upacara bendera dengan tertib ?
Jawab : Iya Kak

10. Apakah kamu selalu mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah seperti


sholat dhuha di masjid sekolah ?
Jawab : Iya, misalnya shalat Dzhuhur berjamaah

11. Apakah kamu menaati peraturan yang ada ?


Jawab : ya, contohnya tidak terlambat sekolah, mengikuti upacara dengan
tertib, disiplin

12. Apa program yang terdapat dalam Gerakan Pramuka ?


Jawab : Program Mingguan dan Tahunan Kak

13. Apa saja pendidikan kepramukaan yang pernah diikuti ?


Jawab : PBB, perkemahan, penjelajahan dan latihan gabungan.

14. Hasil apa yang didapat setelah mengikuti pendidikan kepramukaan ?


Jawab : Merasa disiplin dalam keseharian, kreatif, taat, menyayangi teman,
sabar dan memiliki jiwa penolong

15. Apa ada hambatan dalam kegiatan kepramukaan ?


Jawab : Ada kak, dari peralatan latihan yang kurang banyak juga teman-
teman yang gak jarang hadir ngajak untuk ikut gak latihan juga.

16. Bagaimana cara untuk mengimplimentasikan nilai nilai Pancasila di dalam


kegiatan Pramuka SMP Negeri 7 Rawa Buntu ataupun di kehidupan sehari-
hari?
Jawab : Menerapkan disetiap kegiatan kepramukaan Kak dan nantinya
kalau sering melakukan nanti akan menjadi kebiasaan

Narasumber Pewawancara

Soleha Timariyah Apliana Tamo Inya


TRANSKRIP WAWANCARA SISWA

A. Nama Responden : Nesha Pranaporamita (Anggota Pramuka Kelas IX SMPN


7 Rawa Buntu)
B. Pelaksanaan :
Hari/Tanggal : 3 Mei 2023
Waktu : 14.00-14.30 WIB
Tempat : Ruang Kelas IX

1. Apakah kamu selalu berdoa sebelum memulai mengikuti kegiatan?


Jawab : Iya kak

2. Apakah merasa sudah terwujudnya toleransi antar agama selama mengikuti


kegiatan ?
Jawab : Iya Kak, saya sudah merasakan hal itu

3. Apakah kamu suka bekerja sama dengan temanmu?


Jawab : Suka, pas latihan Pramuka biasanya banyak yang mengandalkan
kerja sama.

4. Apakah kamu suka menyampaikan pendapat ?


Jawab : Kadang-kadang kak

5. Jika ada yang berbeda pendapat denganmu, bagaimana sikapmu terhadap


perbedaan itu?
Jawab : Menghormati pendapatnya

6. Jika ada temanmu yang sakit, apa yang akan kamu lakukan?
Jawab : Menjenguknya

7. Apakah kamu memilih-milih orang dalam berteman?


Jawab : Tidak Kak, saya kalau berteman dengan siapa saja asalkan itu
baik.

8. Apakah kamu mau meminta maaf jika punya salah terhadap teman?
Jawab : Mau
9. Apakah kamu selalu mengikuti upacara bendera dengan tertib ?
Jawab : Selalu

10. Apakah kamu selalu mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah seperti


sholat dhuha di masjid sekolah ?
Jawab : Ikut Kak

11. Apakah kamu menaati peraturan yang ada ?


Jawab : Iya Kak, berusaha untuk mematuhi peraturan yang ada

12. Apa program yang terdapat dalam Gerakan Pramuka ?


Jawab : Program mingguan juga ada Program Tahunan

13. Apa saja pendidikan kepramukaan yang pernah diikuti ?


Jawab : Menjelajah, berkemah, PBB, memasak, tali temali dan latihan
gabungan

14. Hasil apa yang didapat setelah mengikuti pendidikan kepramukaan ?


Jawab : Menjadi disiplin, taat, berani dan kreativ

15. Apa ada hambatan dalam kegiatan kepramukaan ?


Jawab : Orang tua saya khawatir jika saya terlalu capek

16. Bagaimana cara untuk mengimplimentasikan nilai nilai Pancasila di dalam


kegiatan Pramuka SMP Negeri 7 Rawa Buntu ataupun di kehidupan sehari-
hari?
Jawab : Menerapkan di kegiatan sehari-hari

Narasumber Pewawancara

Nesha Pranaporamita Apliana Tamo Inya


Lampiran 5
DOKUMENTASI

Gambar 1
Wawancara Bersama Wakil Kepala
Sekolah SMPN 7 Rawa Buntu

Gambar 2
Wawancara Bersama Koordinator
Pramuka SMPN 7 Rawa Buntu
Gambar 3
Wawancara Bersama Pembina
Pramuka SMPN 7 Rawa Buntu

Gambar 4
Wawancara Bersama Perwakilan
Anggota Pramuka Kelas VII
Gambar 5
Wawancara Bersama Perwakilan
Anggota Pramuka Kelas VIII

Gambar 6
Wawancara Bersama Perwakilan
Anggota Pramuka Kelas IX
Gambar 7
Foto Bersama Dengan
Anggota Pramuka Kelas VII,
VIII, IX

Gambar 8
Kegiatan Tali Temali

Gambar 9
Pembagian Materi Pada Saat
Kegiatan Pramuka

Anda mungkin juga menyukai